You are on page 1of 7

https://herirustamaji.wordpress.

com/2012/05/22/fasa-dan-aturan-fasa/#more-557

HERI RUSTAMAJI
Teknik Kimia Universitas Lampung

Fasa dan Aturan Fasa


MAY 22

Posted by Heri Rustamaji

Fasa adalah sejumlah zat yang homogen baik secara kimia


maupun fisika, atau dapat juga dikatakan bahwa sebuah sistem yang homogen adalah suatu
fasa. Secara umum telah dikenal tiga kelompok fasa yaitu; fasa gas, fasa cair dan fasa padat.
Sifat suatu fasa dinyatakan dengan properti-properti intensif, dan biasanya properti-properti
intensif yang diperhatikan adalah temperatur, tekanan, dan konsentrasi. Banyaknya properti
intensif yang harus ditetapkan atau harus dinyatakan agar keadaan setimbang tidak menjadi
samar-samar bisa dihitung dengan menggunakan aturan fasa (Phase Rule). Aturan fasa untuk
pertama kali diperkenalkan oleh J. Willard Gibbs (tahun 1875), tetapi baru dipublikasikan 20
tahun kemudian.

Misalkan pada sebuah sistem terdapat p buah fasa dan C buah komponen yang tersebar
ke dalam setiap fasa, maka derajat kebebasan (degree of Freedom) atau biasanya juga disebut
Varian (f). Derajat kebebasan (degree of Freedom) adalah banyaknya variabel intensif yang
dapat secara bebas divariasikan tanpa mengubah banyaknya fasa yang ada pada sistem, atau
banyaknya variabel intensif yang harus ditentukan agar nilai semua variabel yang tersisa dapat
diketahui, atau banyaknya variabel intensif yang digunakan untuk mencirikan suatu sistem,
dikurangi dengan banyaknya hubungan-hubungan atau batasan-batasan yang menghubungkan
setiap fasa. Dengan kata lain, sebuah sistem dengan p buah fasa dan C buah komponen hanya
dijelaskan atau di terangkan keadaan setimbangnya dengan lengkap apabila diberikan nilai
variabel intensif sebanyak f, dengan definisi :
F=C–p+2 (1)
Sebagai contoh; pertimbangkan sebuah sistem yang terdiri dari satu komponen dan
satu fasa, dan keadaannya hanya dinyatakan dengan satu variabel intensif saja, misalnya
temperatur 30 oC. hal seperti ini belum memberikan informasi yang cukup kepada kita tentang
keadaan sistem tersebut, karena temperatur sebesar 30 oC itu bisa saja berada pada tekanan
0.5 atm, 1 psi, 2 atm dab sebagainya. Agar sistem itu bisa dinyatakan dengan lengkap maka
harus ada variabel intensif lain yang harus diberikan misalkan tekanannya 1 atm. Dengan
adanya dua variabel intensif yang diketahui nilainya, maka sistem tersebut (1 fasa dan 1
komponen) dan telah dijelaskan dengan sempurna dan memenuhi aturan fasa, yaitu ;
f = 1- 1 +2 = 2
1. Proses Perubahan Fasa Sistem
Untuk Bahan murni (yaitu Bahan yang mempunyai komposisi kimia tetap), maka proses
perubahan fasa dapat di terangkan sebagai berikut ini. Ditinjau suatu bejana yang diisi air
(T=20 oC ; P = 1 atm) seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Perubahan Fasa dari Air

penjelasannya sebagai berikut :

1. Air pada suhu 20 oC dan tekanan 1 atm ingin didihkan, titik didih air pada 1 atm adalah
100 oC. oleh karena air pada (a) tersebut masih jauh dari titik didihnya, maka air tersebut
digolongkan ke dalam Subcooled Liquid atau Compressed Liquid.
2. Pada tekanan 1 atm dan suhu 100 oC air masih tetap dalam fasa cair (liquid), tetapi
siap/segera menguap. Air dengan kondisi demikian disebut Cairan Jenuh (Saturated Liquid).
3. Selanjutnya sebagian air dalam fasa cair sudah menjadi uap, berarti di dalam sistem
sekarang terdapat dua fasa (air dalam fasa cair dan air dalam fasa uap).
4. Tekanan dan temperatur dari dijaga konstan (tetap), sehingga sebagian uap siap/segera
akan mengembun, uap demikian disebut dengan uap jenuh (Saturated Vapor/Saturated
Steam).
5. Selanjutnya panas terus saja diberikan kepada sistem dan suhu uap akan naik melebihi suhu
didih air. Uap dengan kondisi demikian disebut uap lewat jenuh (Superheated
Vapor/Superheated Steam).
State-1 sampai dengan state-5 dapat di visualisasikan dalam bentuk grafik
hubungan T versus vseperti berikut ini.

Gambar 2. Diagram Perubahan Fasa hubungan Tv

Apabila percobaan tersebut dilakukan untuk berbagai nilai tekanan (mulai dari tekanan rendah
ke tekanan tinggi), maka suatu saat akan dijumpai suatu titik kritis, yaitu titik dimana antara
fasa cair dan fasa uap memiliki sifat-sifat fisis yang sama. Untuk air misalnya, titik kritisnya
dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Titik kritis air


Untuk mengetahui, apakah suatu zat yang berada pada P dan T tertentu termasuk ke dalam
superheated vapor atau termasuk ke dalam compressed liquid, maka dapat dilihat dari
karakter-karakter berikut.

Compressed Liquid

P>Psat (pada T tertentu)


T<Tsat (pada P tertentu)
V<Vf (pada P atau T tertentu)
u>uf (pada P atau T tertentu)
h>hf (pada P atau T tertentu)

Tidak adanya data untuk Compressed Liquid ini, sehingga secara umum pendekatannya adalah
dengan memperlakukan Compressed Liquid sebagai Saturated Liquid pada suhu tertentu.
Karena ketergantungan Compressed Liquid lebih besar terhadap suhu daripada terhadap
tekanan.
Maka: y == yf@T , dimana y disini adalah: v, u, atau h.
h == hf@T + v (P - P )
f sat

Saturated Liquid / vapor

P=Psat (pada T tertentu)


T=Tsat (pada P tertentu)
V=Vf (pada P atau T tertentu)
U=uf (pada P atau T tertentu)
H=hf (pada P atau T tertentu)

Superheated Vapor
P<Psat (pada T tertentu)
T>Tsat (pada P tertentu)
V>Vg (pada P atau T tertentu)
u>ug (pada P atau T tertentu)
h>hf (pada P atau T tertentu)

Saturated Liquid-Vapor Mixture

Pada region campuran jenuh cair-uap, perlu dipertimbangkan suatu parameter yang dinamakan
dengan Quality (x), yaitu perbandingan massa uap jenuh dengan massa total campuran jenuh.

Massa total = massa liquid + massa vapor

Massa Total = mf + mg
dari sini dapat dibuat suatu

hubungan antara properti cair jenuh dan properti uap jenuh seperti berikut ini.

y dapat berupa v, u, dan h tergantung kebutuhan. Misalnya u, maka persamaan (1-2)


menjadi:

keterangan : u = energi dalam rata-rata dalam campuran jenuh

uf = energi dalam cairan jenuh


ug = energi dalam uap jenuh.

Seperti kebanyakan soal dalam bidang Thermodinamika ini adalah sangat kompleks dan cukup
panjang, oleh karenanya dibutuhkan suatu metode analisis masalah secara sistematis agar
dapat dikerjakan dengan pemahaman yang mudah.

Perhatikan Ilustrasi berikut ini.

Sebuah tangki dengan volume 0.1 m3 mula-mula berisi steam dengan tekanan 500 kPa dan
temperatur 200 oC. Selanjutnya steam didinginkan sampai temperatur 50oC. Tentukan berapa
jumlah Panas yang dilepaskan selama proses pendinginan ini berlangsung dan tentukan juga
tekanan akhir tangki tersebut.
Penyelesaian :
Step-1: gambarkan atau sketsakan fisik dari sistem yang dimaksud, serta cantumkan nilai-nilai
yang diketahui pada gambar.

Step-2 : lakukan pengecekan terhadap proses yang berlangsung.


Sistem tertutup berarti massa sistem konstan. Dan diketahui bahwa selama proses berlangsung
tidak terjadi perubahan volume sistem, sehingga : v1 = v2 dan W = 0.
Step-3 : Buatlah beberapa Asumsi, jika dianggap perlu.
= 0, karena tidak disebutkan perbedaan ketinggian
= 0, karena tidak dicantumkan perbedaan kecepatan.
Step-4 : Gunakan Prinsip Konservasi Massa dan Energi
m2 = m1 = m massa
energi
Step-5 : gambarkan diagram Proses

Step-6vvvvvv : menentukan properti yang diperlukan untuk mendapat hasil yang diinginkan
Dari hk I termodinamika:

Delta U = Q + W
Karena proses pendinginan dilakukan pada volume konstan, maka W = 0
Delta U = Q
U2 – U1 = Q
288 kJ/kg – 2642,9 kJ/kg = - 2354,9 kJ/kg,
Maka jumlah panas yang dilepas selama proses pendinginan steam adalah sebesar,
Q = m.Q
= 0,235 kg. -2354,9 kJ/kg
= -553,4015 kJ.

You might also like