You are on page 1of 48

PELATIHAN ONLINE 2018

KEBUMIAN – PAKET 3
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

PAKET 3:
PETROLOGI – BATUAN BEKU, SEDIMEN, DAN METAMORF

SIKLUS BATUAN
Siklus batuan merupakan sebuah diagram yang menjelaskan mengenai hubungan pembentukan
antara tiga jenis batuan: beku, sedimen, dan metamorf.

[1]

MAGMA
Magma merupakan cikal bakal dari batuan yang ada di bumi. Pada saat awal pembentukan bumi,
hanya ada lautan magma tanpa adanya daratan untuk dipijak. Lambat laun seiring dengan
penurunan suhu, magma akan membeku dan membentuk batuan. Oleh karena itu, batuan yang ada
pertama kali di muka bumi adalah batuan beku.
Magma setidaknya memiliki tiga fase di dalamnya: (1) Cairan/lelehan (melt): ion Si, O, + Al, K, Ca, Na,
Fe, Mg; (2) padatan (solid): mineral silikat yang mengkristal dari lelehan; dan (3) gas volatil (mudah
menguap): H2O, CO2, SO2.
Magma terbentuk sebagai bagian dari astenosfer, terbentuk sebagai respons dari 3 faktor:
1. Peran panas: umumnya batuan akan melebur sepenuhnya pada suhu sekitar 1200 o-1400oC
pada kedalaman sekitar 100 km, dimana mantel atas mendekati titik leburnya dan partial
melting dapat terjadi. Umumnya terjadi pada zona subduksi

2. Peran tekanan: tekanan bertambah seiring dengan semakin dalam menuju inti bumi.
Mengurangi tekanan menurunkan titik lebur batuan, sehingga ketika tekanan turun hingga
titik tertentu, maka decompression melting akan terjadi. Terjadi pada zona divergen dan
mantle plume (hot spot).

3. Peran gas volatil: terutama dikontrol oleh kandungan air. Semakin banyak air dan gas volatil
lainnya, batuan bisa meleleh pada suhu yang lebih rendah. Oleh karena itu, batuan yang
”basah” akan lebih mudah meleleh dibandingkan batuan ”kering”.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Partial Melting
Merupakan suatu fenomena pembentukan magma dari peleburan sebagian materi mantel. Hal ini
dikontrol oleh faktor gas volatil dan air (H2O). Ketika terjadi subduksi, lempeng samudera akan
menunjam ke dalam lempeng yang lain. Seiring dengan berjalannya waktu, panas dan tekanan akan
memaksa lempeng yang menunjam untuk mengeluarkan (memeras) gas volatil dan H 2O keluar dari
kerak samuderra. Volatil ini akan bergerak keluar dari kerak, masuk ke dalam mantel panas di
sekitarnya, sehingga terjadi pencampuran. Proses ini menyebabkan titik lebur mantel panas di
sekitarnya berkurang dan sebagian mulai meleleh. Karena pelelehan ini bersifat parsial (lokal)
tergantung seberapa banyak yang melebur, maka seakan-akan tercipta sebuah ”kantong” dengan
densitas yang lebih rendah dibanding sekitarnya. Kantong ini akan bergerak naik ke permukaan
karena lebih ringan, menembus baik kerak benua atau samudera di atasnya. Harap selalu ingat
”kantong” magma ini karena dia akan berperan penting dalam deret Bowen serta pembekuan
batuan beku.

[2]

Deret Bowen
Merupakan sebuah diagram hasil eksperimen laboratorium yang dilakukan oleh Bowen untuk
melihat mineral yang tumbuh seiring dengan pendinginan magma. Ia mengambil sebuah sampel
lava bersuhu >1200oC yang masih cair, kemudian didinginkan dan diamati kandungan mineral yang
terbentuk di dalam cairan lava (dalam kondisi alami adalah magma). Proses pembentukan kristal
mineral ini disebut dengan kristalisasi.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[3]
Selama kristalisasi, komposisi bagian cair dan kristal akan selalu berubah. Unsur-unsur berat seperti
Fe, Mg, dan Ca akan digunakan dulu untuk membentuk mineral ketimbang Al dan K. Si dan O yang
kaya di dalam mineral akan digunakan sepanjang pembentukan mineral, sehingga disebut sebagai
mineral silikat. Pada awalnya, anggap sebuah kantong magma memiliki 1000 Si, 1000 O, 50 Fe, 50
Mg, 50 Al, dan 50 K. Ketika kristal pertama terbentuk (misalnya olivin), maka akan diambil unsur Fe,
Mg, Si, dan O, sehingga sisa yang ada di cairannya adalah: 900 Si, 900 O, 40 Fe, 40 Mg, 50 Al, dan 50
K. Karena kompoisi Fe dan Mg semakin sedikit porsinya (persentasenya), maka magma sisa yang
masih cair dikatakan bersifat ”lebih asam”. Kemudian, ketika suhu menurun hingga piroksen dapat
terbentuk, sisa 40 Fe dan 40 Mg akan digunakan untuk membentuk piroksen. Sisanya, misal 700 Si,
700 O, 20 Fe, 20 Mg, 50 Al, dan 50 K akan ”semakin asam” pula. Nah, pembentukan ini akan
berlanjut demikian hingga Fe dan Mg habis. Mineral-mineral yang terbentuk ini disebut sebagai
mineral mafic (gelap). Apabila tersisa unsur terang dan kantong magma masih bisa naik ke
permukaan dan mendingin, maka akan membentuk mineral felsik (terang) seperti K-feldspar,
muskovit, dan kuarsa.
Deret Diskontinu: terletak pada bagian kiri deret Bowen. Ketika magma mendingin, olivin duluan
terbentuk. Setelah terbentuk, sebagian olivin dapat bereaksi kembali dengan magma sisa di
sekelilingnya membentuk piroksen. Dalam reaksi ini, olivin akan menambahkan Si, O dan unsur berat
lain ke dalam kristalnya sehingga semakin besar dan rigid. Struktur olivin yang sederhana (Si-O
tetrahedral) akan menjadi struktur piroksen yang lebih rumit (tetrahedral rantai) dan lebih stabil.
Apabila semakin mendingin, piroksen akan bereaksi pula dengan cairan magma sekitar (mengambil
Si, O, dan unsur lain) menjadi amfibol. Reaksi ini akan terus berlanjut sampai kepada biotit. Deret ini
disebut diskontinu karena menyebabkan struktur silikat yang berubah menjadi lebih kompleks.
Deret Kontinu: terletak pada bagian kanan. Hanya melibatkan pertukaran ion Ca dan Na saja tanpa
mengubah bentuk struktur kristal mineral. Pada bagian paling kanan atas, terbentuk mineral anortit
(kaya Ca). Semakin suhu menurun, maka ion Ca akan lepas dan ditukar dengan ion Na. Semakin suhu
mendingin, maka akan semakin banyak ion Ca yang keluar dan ion Na yang masuk, sehingga pada
ujung bawah deret kontinu, mineral yang terbentuk akan sangat kaya Na dan tidak ada Ca. Urutan
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

mineralnya adalah sebagai berikut: anortit  bitownit  labradorit  andesin  oligoklas 


oligoklas  albit. Semua mineral ini dikenal sebagai golongan feldspar plagioklas.
Pada akhir reaksi kontinu dan diskontinu akan hilang, sementara magma sisa yang sangat kaya akan
unsur ringan, atau bahkan hanya ada unsur ringan saja, bersama dengan Si dan O membentuk
mineral ortoklas feldspar (K-feldspar), muskovit, dan kuarsa. Asosiasi dari mineral-mineral inilah
yang akan membentuk berbagai jenis batuan beku: ultrabasa, basa, intermediet, dan asam.

Diferensiasi Magma, Asimilasi, dan Magma Mixing


Ketika kantong magma naik dari mantel ke dalam kerak, terjadi tiga hal berikut:
Diferensiasi magma: selama reaksi deret Bowen, mineral-mineral yang terbentuk (padatan) akan
jatuh ke bawah kantong magma, sehingga mengendap di bawah, persis seperti mengaduk pasir di
dalam air. Jatuhnya mineral ini dikenal sebagai crystal settling atau gravity settling. Sisa cairan
magmanya akan semakin asam, berbeda dengan kondisi asal yang semakin basa. Fenomena magma
yang berubah komposisi menjadi asam seiring dengan pendinginan dan pembentukan mineral
disebut sebagai diferensiasi magma.
Asimilasi magma: ketika magma menembus kerak bumi, maka kantong magma dapat bereaksi
dengan batuan kerak sekitarnya (batuan samping). Misalkan ada magma yang sifatnya sangat asam
naik menembus kerak yang sifatnya asam dan melelehkan batuan di sampingnya, maka kantong
magma tersebut akan bersifat intermediet.
Magma mixing: terjadi ketika satu buah kantong magma naik ke dalam kerak, sementara ada
kantong magma lain yang menyusul, sehingga kedua kandungannya bercampur membentuk
komposisi kantong magma yang baru.

BATUAN BEKU
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan ini
merupakan proses perubahan fase dari cair ke padat, menghasilkan kristal-kristal mineral primer
atau gelas (tergantung kepada kecepatan pendinginan).

 Kecepatan pembekuan magma  tekstur


 Komposisi magma asal dan proses sepanjang pendinginan  komposisi batuan
Pengaruh kecepatan pendinginan terhadap pembentukan mineral
Apabila kecepatan pendingan magma sangat lambat, maka kristal-kristal dapat tumbuh secara
sempurna dan berukuran besar, sedangkan apabila magma mendingin sangat cepat, kristal tidak
memiliki cukup waktu untuk menumbuhkan kristal, sehingga menjadi bentuk gelas.
Komposisi batuan beku
Batuan beku umumnya tersusun atas dua jenis mineral:

 Mineral felsik: berwarna cerah, tersusun dominan atas Si, Al. Contohnya adalah kuarsa,
muskovit, ortoklas, dan plagioklas. Mineral ini terletak pada bagian kanan dan bawah deret
Bowen.
 Mineral mafik: berwarna gelap, mengandung unsur berat seperti Fe, Mg, Ca. Contohnya
adalah olivin, piroksen, hornblende, biotit. Mineral ini terletak pada bagian kiri deret Bowen.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Klasifikasi batuan beku


1. Secara Genetik
Didasarkan pada tempat pembekuannya.
a. Intrusif: ketika membeku di bawah permukaan bumi.
b. Ekstrusif: ketika keluar dan membeku di permukaan bumi.
Selain itu, juga bisa digolongkan menjadi:
a. Volkanik: hasil proses volkanisme.
b. Plutonik: terbentuk jauh di dalam bumi.
c. Hipabisal: produk intrusi minor.

Batuan beku volkanik (dan ekstrusif) memiliki ukuran kristal yang halus, karena membeku cepat
di permukaan bumi. Apabila sangat cepat, tidak sempat membentuk kristal, namun gelas.
Batuan beku plutonik dan intrusif memiliki ukuran kristal yang besar (kasar) karena pendinginan
yang lama memberikan cukup waktu untuk menumbuhkan kristal secara sempurna. Batuan
hipabisal memiliki campuran mineral halus dan kasar.

2. Berdasarkan Komposisi Kimia


Berdasarkan kandungan silika:
Kandungan
Nama Batuan Contoh batuan
silika
Batuan beku asam >66% Granit, granodiorit, diorit
Batuan beku intermediet 52-66% Diorit, andesit, sienit
Batuan beku basa 45-52% Gabro, basalt, dolerit
Piroksenit, peridotit, dunit,
Batuan beku ultrabasa <45%
serpentinit

Berdasarkan kandungan mineral mafik:


Nama Kandungan mineral mafik
Leucocratic <30%
Mesocratic 30-60%
Melanocratic 60-90%
Hypermelanic >90%

SIFAT BATUAN BEKU


1. Warna batuan
Berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya yang dipengaruhi oleh komposisi
magma asal.
 Berwarna cerah: batuan beku asam yang mengandung mineral felsik kuarsa, K-feldspar,
muskovit.
 Berwarna abu-abu sampai gelap: batuan beku intermediet yang jumlah minerak felsik dan
mafiknya hampir sama banyak.
 Berwarna hitam kehijauan: batuan beku basa, penyusun dominan mineral mafik.
 Berwarna hijau kelam: batuan beku ultrabasa, hampir seluruhnya mineral mafik.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

2. Struktur batuan
Adalah kenampan hubungan antarbagian batuan yang berbeda. Biasanya skala besar di
lapangan.
 Masif: batuan pejal, tanpa retakan maupun lubang gas.
 Jointing: bila batuan tampak mempunyai retakan.
 Vesikuler: adanya lubang gas.
- Skoriaan: lubang gas tidak teratur dan tidak saling berhubungan.
- Pumissan: lubang gas halus, tubular, teratur, dan saling berhubungan
- Aliran: kenampakan aliran dari kristal maupun lubang gas.
 Amygdaloidal: bila lubang gas terisi oleh mineral sekunder.

3. Tekstur Batuan
Mengacu pada kenampakan butir mineral di dalam batuan, mencerminkan rangkaian proses
sebelum, selama, dan sesudah kristalisasi.

a. Derajat kristalisasi
 Holokristalin: seluruh batuan tersusun atas kristal (biasanya batuan beku plutonik,
intrusif).
 Hipokristalin/hipohyalin/merokristalin: batuan sebagian tersusun dari kristal dan
sebagian gelas (biasanya batuan beku hypabisal).
 Holohyalin: seluruh batuan tersusun atas gelas (pada batuan beku ekstrusif/volkanik
yang sangat cepat).

b. Ukuran kristal
Dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan
Cox, Price, Harte WTG Heinric
Halus <1 mm <1 mm <1 mm
Sedang 1-5 mm 1-5 mm 1-10 mm
Kasar >5 mm 5-30 mm 10-30 mm
Sangat kasar >30 mm >30 mm

c. Granularitas
Menyangkut derajat kesamaan ukuran butir dari kristal penyusun mineral.
a. Ekuigranular: ketika ukuran kristal seragam.
 Fanerik granular: kristal dapat dilihat dengan mata telanjang dan berukuran
seragam, cth: granit, gabro.
 Afanitik: kristal sangat halus dan tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang,
cth: basalt.
b. Inequigranular: ketika ukuran kristal pembentuknya tidak seragam.
 Faneroporfiritik: kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi kristal yang lebih
kecil (massa dasar) dan dapat dikenali dengan mata telanjang, cth: diorit porfiri.
 Porfiroafanitik: fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik, cth: andesit
porfiri
c. Gelasan (glassy): apabila semuanya tersusun atas gelas, cth: obsidian.

d. Bentuk kristal
Mencerminkan proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan.
 Euhedral: bentuk kristal sempurna dan dibatasi bidang kristal yang jelas.
 Subhedral: kristal tidak sempurna, sebagian dibatasi bidang kristal yang jelas.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

 Anhedral: bidang batas tidak jelas.

e. Komposisi mineral
 Kelompok Granit-Riolit: berasal dari magma asam, penyusun: kuarsa, ortoklas, Na-
plagioklas, kadang sedikit hornblende, biotit, muskovit.
 Kelompok Diorit-Andesit: berasal dari magma intermedit, penyusun: plagioklas,
hornblende, piroksen, sedikit kuarsa, biotit, ortoklas.
 Kelompok Gabro-Basalt: berasal dari magma basa, penyusun: olivin, Ca-plagioklas,
piroksen, hornblende.
 Kelompok Ultrabasa (Piroksenit-Dunit-Peridotit-Serpentini): berasal dari magma
ultrabasa, penyusun: olivin, piroksen, sedikit Ca-plagioklas.

[4]
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[5]
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[6]
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[7] Klasifikasi batuan beku menurut IUGS berdasarkan persentase mineral kuarsa, alkali feldspar, dan
plagioklas

BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik juga kadang disebut sebagai batuan beku fragmental. Batuan ini terletak antara
batuan beku dan sedimen, karena bahan-bahannya merupakan batuan beku, namun proses
pengendapannya menyerupai batuan sedimen.
KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK SECARA GENETIK
1. Endapan Jatuhan Piroklastik (Pyroclastic Fall Deposits)
Dihasilkan dari erupsi eksplosif yang melemparkan material-material volkanik ke atmosfer
dan jatuh di sekitar pusat erupsi. Tumpukan jatuhan piroklastik (tephra) bila mengalami
litifikasi akan menjadi batuan beku fragmental.
Ciri: pemilahan (sortasi) baik, terdapat struktur gradasi normal pada pumis dan lithic
fragments.

2. Endapan Aliran Piroklastik (Pyroclastic Flow Deposits)


Dihasilkan dari gerakan material piroklastik ke arah lateral berupa aliran gas atau material
setengah padat berkonsentrasi tinggi di atas permukaan tanah. Proses pengendapannya
dikontrol sepenuhnya oleh topografi. Lembah dan depresi akan terisi endapan ini.
Ciri: pemilahan jelek, jika ada perlapisan maka lithic fragments dijumpai gradasi normal
(normal graded), pada pumis gradasi terbalik (reverse graded).

3. Endapan Rombakan Piroklastik (Pyroclastik Surge Deposits)


Pembentukannya mirip dengan flow deposit, namun materialnya berada dalam media gas
atau padatan berkonsentrasi rendah. Umumya menyebar dan menyelimuti area sekitar
pusat erupsi dan depresi/lembah. Struktur: perlapisan silang siur, dune, antidune, laminasi
planar, baji, dan bergelombang.

4. Lahar
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Adalah material piroklastik yang bercampur dengan air. Aliran ini terkonsentrasi di
lembahan.

[8]

TEKSTUR
1. Ukuran butir
Ukuran material piroklastik menurut Fisher (1961):

Ukuran (mm) Fragmen piroklastik


>256 Coarse bomb/block
64-256 Fine bomb/block
2-64 Lapili
1/16 – 2 Coarse ash
<1/16 Fine ash
Istilah bomb digunakan apabila bentuk fragmen membundar, block apabila menyudut.

2. Komposisi fragmen
Komponen dalam endapan piroklastik lebih mudah dikenali pada endapan muda, tak
terlitifikasi atau sedikit terlitifikasi. Pada material piroklastik berukuran halus dan telah
terlitifikasi, identifikasi komposisi sulit dilakukan.

3. Tingkatan dan tipe welding


Jika material piroklastik khususnya yang berbutir halus terdeposisikan saat masih panas,
maka seakan-akan melekat/terelaskan menjadi kompak dan keras, disebut dengan welding.

ISTILAH LAIN
1. Ash flow (tuffs) – fragmental flow
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

a. Breksi aliran piroklastik: bahan piroklastik yang tersusun atas fragmen runcing-runcing
akibat endapan piroklastik.
b. Ignimbrit: suatu batuan yang terbentuk dari aliran abu panas.
c. Welded tuff (tuf terelaskan): endapan aliran abu panas yang terelaskan akibat deposisi
pada saat masih panas.

2. Ash fall (primary pyroclastics): bahan yang belum mengalami pergerakan dari tempat semula
diendapkan oleh proses jatuhan selama belum mengalami litifikasi.
a. Agglomerate: batuan yang terbentuk dari hasil konsolidasi material yang mengandung
bomb (tuff agglomerate merupakan batuan yang kandungan bomb ≥ dari abu vulkanik).
b. Aglutinete: hasil akumulasi fragmen pipih yang terelaskan, berasal dari erupsi basaltik
yang sangat encer.
c. Breksi piroklastik: batuan yang mengandung block > 50%.
d. Tuff pyroclastic breccia: batuan yang mengandung block sebanding dengan abu volkanik
atau bisa juga lebih dominan abu volkanik.
e. Lapillistone: batuan yang penyusun utamanya berukuran lapili (2-64 mm).
f. Lapili tuff: batuan yang kandungan lapili dan abu volkaniknya sebanding atau lebih
dominan abu volkanik.
g. Tuff: batuan yang tersusun atas abu volkanik.

3. Breksi volkanik autoklastik: terbentuk sebagai akibat letusan gas yang terkandung di dalam
lava atau akibat pergerakan lava sebelum mengalami pembatuan.
a. Breksi aliran terbentuk pada bagian tepi lava aliran akibat pemadatan pada tepi kerak
dan gerakan mengalir setelah pendinginan.
b. Breksi letusan terbentuk akibat letusan gas yang terkandung di dalam lava sehingga
terjadi fragmentasi pada kerak bagian luar lava yang mulai membeku.

4. Breksi volkanik aloklastik: breksi yang terbentuk dari hasil fragmentasi batuan yang telah ada
sebelum mengalami pengerjaan oleh proses volkanisme.
a. Breksi intrusi: breksi yang mengandung fragmen batuan yang diterobos magma dalam
matriks batuan beku.
b. Explosion breccia: terbentuk dari hancuran batuan karena adanya ledakan volkanik yang
terjadi di bawah permukaan.
c. Tuffisite: material klastik yang dihasilkan dari pelarutan material tufaan oleh gas di
dalam pipa volkanik.
d. Tuffisite breccia: breksi yang tersusun atas fragmen batuan yang diintrusi magma
dengan tuff sebagai matriks dan mengandung bekas aliran gas di dalamnya.

5. Breksi volkanik epiklastik


a. Breksi laharik: breksi yang dihasilkan dari aliran lumpur pekat, berupa pancampuran
antara batuan volkanik berukuran beragam dengan bahan non-volkanik.
b. Batupasir tufaan/konglomerat tufaan: batuan sedimen epiklastik yang tersangkut juga di
dalamnya komponen piroklastik.
c. Batupasir/konglomerat volkanik: batuan epiklastik yang tersusun atas fragmen-fragmen
berupa batuan volkanik yang telah mengalami erosi dan pengangkutan yang kemudian
terendapkan.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

BATUAN SEDIMEN

[9]

Pembagian batuan sedimen yang paling umum dilakukan adalah dengan menggolongkan batuan
sedimen menjadi batuan sedimen klastik, kimiawi, dan organik. Namun dalam modul ini akan
dibahas dua buah kategori penyusun yang sangat dominan, yakni batuan sedimen silisiklastik (silikat-
klastik) dan golongan karbonat.

BATUAN SEDIMEN SILISIKLASTIK

Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk karena proses diagenesis dari material batuan
lain yang sudah mengalami sedimentasi (pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi). Batuan ini
menutupi 75% luas permukaan di bumi, namun menempati porsi paling kecil di seluruh kerak bumi.

Pelapukan dan Erosi

Bahan untuk membuat batuan sedimen klastik adalah batuan apapun, baik batuan beku, piroklastik,
sedimen sendiri, maupun metamorf. Batuan mengalami pelapukan terlebih dahulu melalui
mekanisme fisik, kimia, maupun biologis.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

 Pelapukan fisik/mekanik: frost wedging, pertumbuhan kristal garam yang mengembang,


ekspansi thermal, hilangnya pembebanan (unloading).
 Pelapukan kimia: disolusi (pelarutan), oksidasi, hidrolisis.
 Pelapukan biologis: hewan mengebor batu sehingga pecah, akar tumbuhan membelah batu,
dll.

Pelapukan sangat dipengaruhi oleh faktor: sifat batuan, iklim dan iklim.

Setelah batuan pecah menjadi ukuran yang lebih kecil pada pelapukan, maka akan diikuti oleh erosi.
Erosi adalah proses pengikisan batuan menjadi ukuran yang lebih halus lagi. Erosi dapat terjadi
melalui beberapa media, seperti: air (erosi), angin (abrasi), gelombang, dan es/glasial.

Transportasi dan Deposisi

1. Transportasi oleh fluida


 Material dan fluida akan bergerak bersama-sama.
 Sifat fisik fluida: densitas (berperan pada kemampuan fluida mengangkut partikel) dan
viskositas (kekentalan, mempengaruhi kemampuan fluida untuk mengalir).
 Mekanisme pengangkutan bisa melalui bedload atau suspended load. Bedload umumnya
terjadi pada ukuran partikel yang lebih besar dari pasir dan bergerak di dasar permukaan,
melalui mekanisme traksi (seretan: rolling, sliding, creeping) dan saltasi (meloncat).
Suspended load terjadi pada ukuran pasir dan lebih kecil, yang mudah dibawa oleh fluida.
Suspended load mengambang dalam fluida dan pergerakannya diatur sepenuhnya oleh
fluida yang membawa.

2. Transportasi oleh gravity flow


 Tertransport langsung oleh gravitasi, material bergerak tanpa bantuan fluida dengan
mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.
 Meliputi debris flow, grain flow, dan arus turbid.
 Karena tidak ada fluida, maka endapannya akan memiliki sortasi (pemilahan) buruk.
Deposisi terjadi ketika fluida tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengangkut partikel (lihat
diagram Hjulstrom), sehingga partikel jatuh pada suatu tempat. Partikel-partikel yang sangat kecil
dan larut dalam media angin atau air seperti ion-ion tidak dikontrol oleh kekuatan medianya, namun
akan terdeposisi ketika terjadi perubahan suhu atau kimia yang mengakibatkan ion tersebut
mengkristal.
Setelah terdeposisi pada lingkungan yang baru, partikel ini yang disebut sebagai sedimen akan
mengalami proses litifikasi (pembatuan) dan diagenesa menjadi batuan sedimen.

Litifikasi dan Diagenesa


Litifikasi: proses perubahan material sedimen menjadi batuan sedimen yang kompak. Misalnya, pasir
mengalami litifikasi menjadi batupasir, lempung menjadi batulempung.
Diagenesa: seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan
terlitifikasi. Diagenesa terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi
selama pelapukan, namun lebih rendah daripada metamorfisme. Proses yang termasuk diagenesis
adalah:
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Proses diagenesis Mekanisme


Fisik Kompaksi Pengaturan butiran sedimen menjadi lebih
rapat dan kompak; porositas, kandungan
air, dan ketebalan lapisan berkurang.
Kimia Sementasi Presipitasi mineral baru di rongga antar
butir sedimen.
Authigenesis Alterasi sebuah mineral menjadi mineral
baru, yang dapat bertindak sebagai semen
(perekat, lebih kecil dari matriks).
Rekristalisasi Perubahan ukuran atau bentuk kristal
mineral tanpa mengubah kandungan
kimianya.
Inversi Penggantian mineral dengan polimorfnya
(rumus kimia sama, bentuk kristal beda).
Replacement Kristalisasi mineral baru menggantikan
mineral yang lama.
Disolusi Pelarutan sebuah mineral yang tidak
(pelarutan) stabil, menghasilkan rongga.
Biologis Bioturbasi Organisme yang merusak batuan dengan
cara boring, burrowing, dll.

WARNA
Warna dikontrol oleh beberapa faktor:

 Warna mineral penyusun batuan sedimen.


 Warna fragmen, matriks, warna semen.
 Warna material yang menyelubungi (coating minerals).
 Derajat kehalusan butir penyusun.
 Lingkungan: pada lingkungan reduksi, warna akan gelap dibandingkan oksidasi (oksidasi
biasanya menghasilkan warna yang merah, terutama untuk material kaya Fe). Batuan
sedimen yang kaya material organik akan lebih gelap.

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Tekstur: kenampakan menyangkut butir sedimen seperti ukuran, bentuk, dan orientasi butir. Tekstur
mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut terutama proses transportasi dan
pengendapannya, serta digunakan untuk menginterpretasi lingkungan pengendapan.
Unsur dari tekstur batuan sedimen klastik adalah:

 Fragmen: butiran berukuran lebih besar dari pasir (>2mm).


 Matriks: butiran berukuran lebih kecil dari fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan
fragmen.
 Semen: material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan
matriks.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[10]
Selain itu, dikenal dua jenis mineral selama pembentukan batuan sedimen:

 Allogenic minerals: mineral yang tidak terbentuk pada lingkungan sedimentasi atau pada
saat sedimentasi terjadi. Mineral ini berasal dari batuan asal yang telah mengalami
transportasi dan terendapkan pada lingkungan sedimentasi. Biasanya merupakan penyusun
utama dari batuan sedimen klastik.
 Authigenic minerals: mineral yang terbentuk pada lingkungan sedimentasi, misalnya
gypsum, anhidrit, kalsit, dan halit. Umumnya penyusun utama dari batuan sedimen kimiawi
(evaporit, dll).

a. Ukuran Butir
Dalam sedimen klastik, skala Wentworth digunakan sebagai alat mengukur ukuran butir
Ukuran butir (mm) Nama butir (sedimen) Nama batuan sedimen
>256 Bongkah Breksi: apabila fragmen
64-256 Berangkal menyudut.
4-64 Kerakal Konglomerat: apabila
2-4 Kerikil fragmen membundar.
1-2 Pasir sangat kasar
1/2 - 1 Pasir kasar
1/4 - 1/2 Pasir sedang Batupasir
1/8 - 1/4 Pasir halus
1/16 – 1/8 Pasir sangat halus
1/256 - 1/16 Lanau Batulanau
< 1/256 Lempung Batulempung

Besar butir dipengaruhi oleh: jenis pelapukan, jenis transportasi, waktu/jarak transfportasi, dan
resistensi batuan terhadap erosi selama transportasi.

b. Bentuk butir (derajat kebundaran)


Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi, dan jarak
transport. Butiran yang resisten seperti kuarsa akan kurang bundar dibandingkan olivin atau
piroksen. Semakin jauh partikel ditransport, maka akan semakin bundar pula bentuknya.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[11]

c. Sortasi (pemilahan)
 Baik: besar butir serupa/seragam dan sama besar
 Buruk: besar butir tidak merata, ada yang besar (fragmen) dan kecil (matriks).

[12]

d. Kemas (fabric)
 Terbuka: apabila fragmen di batuan tidak saling bersentuhan (mengambang dalam
matriks), disebut juga matrix-supported fabric.
 Tertutup: apabila fragmen di batuan saling bersentuhan, grain-supported fabric.

[13]
kemas terbuka (kiri), kemas tertutup (kanan)
Selain itu, terdapat beberapa jenis kontak antarfragmen:
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[14]

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Terdapat dua jenis struktur sedimen:
a. Struktur primer (syngenetik): struktur yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan
batuan sedimen.
b. Struktur sekunder (epigenetik): struktur yang terbentuk setelah pembentukan batuan
sedimen.

1. Perlapisan dan Laminasi


Disebut perlapisan apabila tebal lapisan >1 cm, dan laminasi ketika <1 cm.
a. Perlapisan/laminasi sejajar (parallel bedding/lamination): lapisan tersusun sejajar horizontal.
b. Perlapisan/laminasi silang siur (cross bedding/lamination): lapisan saling memotong.

2. Graded bedding & reverse bedding


Disebut graded bedding ketika dalam sebuah lapisan batuan (bukan antar lapisan!), bagian
bawahnya kasar, semakin ke atas semakin halus. Sementara reverse bedding ketika mengasar ke
atas.

3. Ripple mark
Bentuk permukaan bergelombang karena adanya arus (angin, air). Sisi yang landai tempat erosi
terjadi disebut stoss side, sisi yang curam tempat sedimentasi terjadi disebut lee side.

4. Flute cast
Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus, bukan karena batuan yang
menggerus permukaan sedimen!

5. Mud crack
Bentuk rekahan pada lapisan lumpur karena desikasi (keluarnya air karena menguap), biasanya
berbentuk poligonal.

6. Rain mark
Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.

7. Groove cast
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Berbentuk selokan karena seretan sebuah fragmen batu/kerikil di atas permukaan sedimen.

8. Load cast & flame structure


Lekukan pada permukaan lapisan akibat gaya tekan dari beban di atasnya. Flame structure terjadi
ketika lapisan lempung di bawah sedimen lain tertekan, sehingga kandungan airnya terperas
keluar, meninggalkan bentuk seperti lidah api.

9. Convolute structure
Liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.

10. Sandstone sill and dyke


Karena deformasi pasir dapat terinjeksi pada lapisan sedimen di atasnya, menembus secara
vertikal membentuk dyke, sementara secara horizontal membentuk sill.

11. Track and trail


Track merupakan jejak tapak dari hewan, sementara trail adalah jejak seretan tubuh hewan.

12. Galian (burrow)


Lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme

Struktur yang dapat menunjukkan top dan bottom lapisan: scour mark, ripple mark, flute cast, mud
crack, rain mark, groove cast, convolute structure, track dan trail, flame structure, kadang lapisan
silang siur.

Struktur yang dapat mencirikan arah aliran arus/media pengendapan: flute cast, kadang scour mark
dan lapisan silang siur.

Catatan: silakan baca/cari di internet gambar-gambar dan pahami mekanisme pembentukan


masing-masing struktur!
BATUAN SEDIMEN KARBONAT

Harap diingat bahwa batuan karbonat merupakan batuan yang kompleks dan masih memiliki
keterkaitan dengan batuan klastik, terutama melalui mekanisme pengendapannya.
Pembentukannya sangat beragam, mulai dari karbonat klastik, karbonat kimiawi, dan karbonat
organik.

Suatu batuan sedimen bisa dikatakan sebagai sedimen karbonat apabila kandungan (fraksi)
karbonatnya lebih besar 50%. Kandungan karbonatnya dapat berasal dari mineral aragonit, kalsit,
dolomit, magnesit, ankerit, dan siderit, sedangkan fraksi non-karbonat adalah kuarsa, feldspar,
mineral lempung, gipsum, anhidrit, rijang (chert), glaukonit, dan lain-lain.

Dua jenis batuan karbonat paling banyak ditemukan adalah batugamping (limestone) apabila
kandungannya ≥ 50% kalsit and dolomit (dolostone) ketika ≥ 50% dolomit. Umumnya, batuan
karbonat terbentuk pada lingkungan laut dangkal, tempat terumbu dapat tumbuh dan setelah mati
menjadi batu. Selain itu, batuan karbonat juga dapat ditemukan pada lingkungan yang lebih dalam
(namun masih di atas zona CCD: carbonate compensation depth, dimana dibawah zona itu hanya
terdapat mineral silikat yang menghasilkan batuan sedimen silika seperti rijang), terutama yang
terbentuk secara klastik.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Mineral penyusun batuan sedimen karbonat

1. Aragonit
Berasal dari proses biogenik (ganggang hijau) atau presipitasi langsung dari air laut. Mineral ini
juga menyusun cangkang-cangkang hewan laut, yang ketika mati dan tidak menyuplai aragonit
lagi, mineral ini berubah menjadi bentuk yang lebih stabil, yaitu kalsit.

2. Kalsit
Kalsit merupakan mineral yang stabil dan ketika sedimen karbonat membatu umumnya mineral
ini yang menyusunnya. Pada saat masih terbentuk, dapat terjadi proses substitusi (penggantian)
ion Ca dan Mg, sehingga menghasilkan dolomit.
Low-Mg Calcite: apabila kandungan MgCO3 < 4% dan terbentuk pada daerah dingin.
High-Mg Calcite: apabila kandungan MgCO3 > 4% dan terbentuk pada daerah hangat.

3. Dolomit
Terbentuk pada lingkungan supratidal dan danau air tawar, atau presipitasi langsung dari air
laut secara kimia (primer) dan proses penggantian (sekunder: dolomitisasi).

Komponen penyusun
Sama seperti batuan sedimen silisiklastik yang mempunyai komponen fragmen, matriks, dan semen,
batuan sedimen karbonat memiliki butiran (grain), microcrystalline calcite (micrite), dan sparry
calcite (sparite).

1. Butiran
Ukuran butir mulai dari lanau kasar (0.02 mm) s/d pasir (2 mm).
a. Butiran non cangkang
- Ooid/oolith: bentuk bulat atau elips berukuran sekitar 1 mm dan memiliki struktur
lamina konsentris (berlapis-lapis seperti ring pohon dalam bentuk bola) mengelilingi
inti berupa fragmen cangkang, pellet, atau sebuah mineral. Ooid untuk menyebut
butirannya, oolith untuk menyebut batuannya. Ooid terbentuk karena proses
pengayakan, yakni sebuah benda inti didorong maju mundur oleh gelombang hingga
kalsit-kalsit dapat mengkristal dan membentuk struktur yang konsentris, seperti
membentuk bola salju yang semakin besar dengan mendorongnya kesana kemari.
- Pisoid/pisolith: sama dengan ooid/oolith namun berukuran > 2 mm.
- Intraclast/lithoclast: butiran karbonat yang berasal dari proses erosi batugamping
purba (lithoclast) atau dari erosi endapan karbonat yang terkonsolidasi lemah pada
cekungan pengendapan (intraclast). Kedua hal ini seperti material asing yang lebih tua
dan masuk menjadi fragmen di batuan yang lebih muda (baru terbentuk). Dapat
digunakan untuk interpretasi transportasi dan pengendapan batugamping.
- Agregat (lump): kumpulan dari berbagai macam butiran karbonat yang tersemen
bersama-sama membentuk gumpalan seperti anggur.

b. Butiran cangkang
Dapat berupa mikrofosil (foraminifera, ostrakoda, dll), makrofosil, atau pecahan (fragmen)
dari makrofosil. Dapat digunakan untuk interpretasi lingkungan purba (ketika
pembentukannya).
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

2. Micrite (mikrit/lumpur karbonat)


Merupakan kristal-kristal mineral karbonat yang halus dan berfungsi seperti matriks.

3. Sparite
Adalah kristal-kristal kalsit yang berbentuk equant (seperti kubus). Sparite lebih besar dari
micrite dan tidak memiliki tekstur internal. Berfungsi sebagai semen pengisi rongga-rongga
antar butiran atau pengisi lubang hasil pelarutan. Kehadirannya mencirikan lingkungan
pembentukan yang berenergi tinggi (arus dan gelombang cukup kuat).

Klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat


Dapat dibedakan menjadi klasifikasi deskriptif (berdasarkan kenampakan dari batuan karbonat
tersebut) dan genetik (berdasarkan proses dan asal-usul batuan).

1. Klasifikasi Grabau
a. Calcirudite: batugamping yang butirannya >2 mm (>pasir).
b. Calcarenite: batugamping yang butirannya 1/16-2 mm (=pasir).
c. Calcilutite: batugamping yang butirannya <1/16 mm (lanau-lempung).
d. Calcipulverite: batugamping hasil presipitasi kimiawi (kristalin).
e. Batugamping organik: pertumbuhan organisme secara insitu, seperti terumbu (reef).

2. Klasifikasi Folk
Menurut Folk ada 3 komponen dalam batugamping:
a. Allochem: material yang mengalami transportasi (tidak terbentuk di tempat): intraclast,
oolite, pellet, fosil.
b. Micrite: analog dengan lempung pada batulempung dan matriks lempung pada batupasir.
c. Sparite: berfungsi sebagai pengisi ruang/rongga.

[15]

3. Klasifikasi Dunham
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Berdasarkan pada tekstur deposisi (pada saat pembentukan) batugamping, mencakup ukutan
butir dan susunan butir (sortasi). Dapat digunakan untuk interpretasi lingkungan pengendapan.

[16]

4. Klasifikasi Embry-Klovan
Merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham, sehingga berdasarkan pada tekstur deposisi
(pengendapan). Perbedaannya adalah Embry-Klovan menghapus boundstone dan crystalline
carbonate, dan membedakan ukuran butiran.
a. Batugamping allochtone: komponennya berasal dari fragmentasi mekanik, transportasi, dan
deposisi.
b. Batugamping autochtone: komponennya berasal dari organisme yang saling mengikat
selama pengendapannya.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[17]

BATUAN SEDIMEN SILIKA (KIMIAWI-ORGANIS)

Umumnya terbentuk dari hasil presipitasi mineral-mineral yang dikeluarkan oleh organisme maupun
dari unsur-unsur silika yang mengambang di lautan. Batuan ini dapat terbentuk biasanya pada
daerah dibawah CCD, dimana mineral kalsit tidak dapat tumbuh/terbentuk sama sekali, sehingga
senyawa yang dapat hadir adalah silika. Contoh batuannya adalah:

1. Flint
2. Chert
3. Fosforit
4. Radiolarit
5. Tanah diatomea

BATUAN SEDIMEN ORGANIK GOLONGAN BATUBARA

Bagaimana proses pembentukan batubara? Batubara biasa terbentuk dengan baik pada lingkungan
asalnya yang kaya akan air, yakni di lingkungan rawa. Tumbuhan terdiri dari komponen seperti
selulosa, lignin, resin, lemak, zat kitin, dll. Bakteri, dalam rangka mencari makan, merusak ikatan-
ikatan kimia yang ada dalam organisme. Hasil dari penguraian ini antara lain air dan gas. Proses ini
dikenal dengan pembusukan. Akibat penguraian ini, gas-gas yang terbentuk antara lain CO2, NH3,
CH4, dan uap air H2O. Jika oksigen dan bakteri melimpah, maka sisa tumbuhan seluruhnya akan
diubah menjadi gas-gas ini. Namun proses ini tidak dapat berjalan 100% karena terendam air rawa
(anaerob), sehingga bakteri pengurai (bakteri aerob) tidak dapat bekerja pada kondisi ini. Bagian
yang tidak membusuk akan berkumpul menjadi peat (gambut). Proses ini dikenal dengan sebutan
peatifikasi. Setelah peatifikasi, dilanjutkan dengan proses coalifikasi (pembentukan batubara),
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

dimulai dari penambahan tekanan dan temperatur (dari sedimen yang menumpuk di atasnya), peat
terubah menjadi lignit, sub-bituminous, bituminous, dan antrasit.

[18]

Parameter utama penentu kualitas batubara dalam pembakaran:

1. Moisture: batubara tidak hanya mengandung material padat, namun memiliki kandungan
H2O juga.
2. Volatile matter: gas-gas yang mudah menguap, seperti hidrokarbon dan sulfur.
3. Ash: merupakan bahan sisa hasil pembakaran, sebagai cerminan sisa setelah C, S, O, dan
H2O habis menguap dalam pembakaran batubara.
4. Fixed carbon: total kandungan karbon yang menetap setelah pembakaran batubara.

Umumnya penilaian yang diberikan kepada batubara dilihat dari kalorinya, yakni seberapa banyak
panas (kalori) yang dihasilkan dalam pembakaran. Ketika kalori hasil pembakaran tinggi, maka
semakin bagus pula kualitasnya.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk karena pengaruh suhu dan/atau tekanan yang
sangat tinggi, sehingga mengubah komposisi mineral, tekstur, dan struktur, serta harus terjadi pada
fase padat, tidak boleh mengalami proses mencair menjadi magma (karena ketika sudah menjadi
magma, maka ketika membeku akan menjadi batuan beku, bukan metamorf). Pada kasus ini, semua
jenis batuan baik beku, sedimen, maupun metamorf sendiri dapat mengalami metamorfosa. Hal
yang terjadi adalah penyusunan mineral-mineral maupun rekristalisasi dari sebuah mineral menjadi
mineral lain.

Faktor yang mengotrol proses metamorfisme adalah suhu/temperatur, tekanan, dan fluida.
Metamorfosis yang melibatkan fluida sehingga terjadi penambahan/pengurangan unsur kimia
disebut dengan metasomatisme atau metamorfosa alokimia (sistem terbuka), sementara
metamorfosa biasa tanpa terjadi perubahan komposisi kimia disebut metamorfosa isokimia (sistem
tertutup). Hadirnya fluida dan gas bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membantu
reaksi kimia dan penyetimbang mekanis.

Tipe-tipe Metamorfosa

1. Metamorfisme Regional (Dinamothermal): terjadi pada daerah yang luas.


a. Metamorfosa Orogenik
Terjadi pada sabuk orogenik dimana terjadi deformasi yang menyebabkan rekristalisasi.

[19]

b. Metamorfosa Burial (Diasthathermal)


Melibatkan temperatur yang rendah dengan tekanan yang lebih dominan, terjadi pada
suatu geosinklin tanpa adanya pengaruh orogenea dan intrusi magmatik.

c. Metamorfosa Dasar Samudera (Ocean-floor)


Terjadi akibat perubahan pada kerak samudera sekitar MOR, melibatkan fluida yang
memicu reaksi kimia antara batuan dan air laut.

2. Metamorfisme Lokal
a. Metamorfisme Kontak
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Terjadi pada batuan yang terpanaskan akibat intrusi ataupun ekstrusi batuan beku
(umumnya intrusi). Pada metamorfisme ini, faktor yang paling berpengaruh adalah
temperatur. Metamorfisme hanya terjadi pada area-area sekitar intrusi saja, sehingga
membentuk daerah bentuk cincin apabila dilihat dari atas, dan zona ini dinamakan contact
aurole. Proses yang terjadi antara lain: rekristalisasi, reaksi antar mineral, reaksi antara
mineral dan fluida serta penggantian/penambahan material. Hasilnya adalah hornfels,
marmer, skarn (pada karbonat).

[20]

b. Metamorfisme Optalic/Kaustik/Thermal/Pirometamorfosa
Metamorfosa yang menunjukkan efek hasil temperatur yang tinggi pada kontak batuan
dengan magma pada kondisi volkanik, contohnya pada zona dike. Umumnya digabung
menjadi satu dengan metamorfisme kontak (a) karena dominannya suhu dan mekanisme
yang sejenis.

c. Metamorfisme Kataklastik/Dislokasi/Kinematik/Dinamik
Terjadi pada daerah deformasi yang kuat seperti sesar (patahan), berupa gesekan,
penggerusan, dan granulasi batuan (digumpalkan). Dalam hal ini, faktor yang berperan
dominan adalah tekanan. Batuan yang dihasiilkan tidak memiliki foliasi (perlapisan),
hasilnya adalah milonit (apabila mineral belum rekristalisasi) dan pilonit (sudah
rekristalisasi).

d. Metamorfisme Hidrothermal/Metasomatisme
Terjadi apabila ada peran fluida yang megakibatkan perubahan komposisi mineral dan kimia
batuan. Dipengaruhi oleh confining pressure dan biasa terjadi pada daerah volkanik/potensi
hidrothermal.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[21]
e. Metamorfisme Impact
Sangat jarang terjadi, akibat tumbukan yang sangat kuat dari meteor, sehingga material
yang dihantam dapat mengalami metamorfosa. Ditandai dengan kehadiran mineral coesite
dan stishovite.

f. Metamorfisme Retrogade/Diaropteris
Terjadi karena adanya penurunan suhu sehingga mineral metamorfosa tingkat tinggi
berubah menjadi mineral metamorf tingkat rendah (akan dibahas nanti).

Kandungan Mineral Batuan Metamorf


Kandungannya dapat berasal dari batuan asal sebelum terubah maupun mineral yang khusus
terbentuk pada metamorfosa pada suhu dan tekanan yang ekstrem.
1. Mineral pada batuan beku & metamorf: kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende,
piroksen, olivin.
2. Mineral pada batuan sedimen & metamorf: kuarsa, muskovit, mineral lempung, kalsit,
dolomit.
3. Mineral yang terbentuk saat metamorfosa (mineral indek metamorf): garnet, andalusit,
kianit, silimanit, staurolit, epidot, kordoerit, klorit.

Fasies Metamorfisme
Fasies metamorfisme adalah kelompok batuan yang termetamorfosa pada kondisi yang sama yang
dicirikan oleh mineral-mineral yang tetap.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

[22]

Mineral penciri masing-masing fasies:


1. Blueschist  glaukofan, lawsonit, jadeit, klorit, pumpellyit.
2. Greenschist  klorit, aktinolit, epidot, albit, muskovit, kuarsa.
3. Epidote-amphibolite  hornblende, epidot, albit, almandin, garnet, kuarsa.
4. Amphibolite  hornblende, andesin, garnet, kuarsa.
5. Granulite  diopsit, hypersten, garnet, plagioklas, silimanit.
6. Eklogit  jadeit, garnet, kyanit, silimanit.
7. Hornfels  diopsid, hypersten, plagioklas, andalusit.

[23]

Struktur Batuan Metamorf


Adalah kenampakan berdasarkan ukuran, bentuk, dan orientasi mineral metamorf. Dapat dibagi
menjadi struktur foliasi dan non-foliasi.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

1. Struktur Foliasi
Terdapat kenampakan planar mineral, dimana mineral-mineral terorientasi (sejajar) pada arah
tertentu, membentuk struktur seperti banding (lapisan-lapisan).
a. Slaty cleavage
Pada batuan metamorf butir sangat halus (mikrokristalin), adanya bidang-bidang belah
planar sangat rapat, teratur, dan sejajar. Contoh: slate (batusabak).

b. Phyllitic
Lebih advanced dari slaty cleavage, terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dan terlihat
pemisahan mineral pipih (seperti muskovit, biotit, klorit) dengan mineral granular (kuarsa,
dll). Contoh: phyllite.

c. Schistose
Lebih advanced dari phyllitic, kini terlihat susunan paralel mineral pipis, prismatik, dan
lentikular yang lebih jelas (umumnya muskovit, biotit, atau klorit) yang berukuran sedang-
kasar. Batuan terlihat mengkilap karena kaya akan mineral mika. Contoh: sekis mika.

d. Gneissis/Gneistose
Derajat paling tinggi. Adanya perselingan lapisan sejajar mineral bentuk berbeda, biasanya
mineral granular (feldspar, kuarsa) dan prismatik/tabular. Contoh: gneiss.

2. Struktur Non-foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya granular.
a. Hornfelsic/Granulose
Terbentuk oleh mozaik mineral equidimensional dan equigranular dan umumnya
berbentuk poligonal. Contoh: hornfels.

b. Kataklastik
Terdiri dari pecahan batuan atau mineral kasar, nampak breksiasi, akibat metamorfosa
kataklastik. Contoh: kataklasit.

c. Milonitik & Pilonitik


Dihasilkan akibat metamorfosa kataklastik. Apa bila ada kenampakan mineral goresan
searah dan belum terekristalisasi, dinamakan milonit, jika ada rekristalisasi dinamakan
pilonit.

Tekstur Batuan Metamorf


1. Berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa
a. Relict/palimpset/sisa: ketika terdapat sisa tekstur batuan asalnya. Awalan blasto- digunakan
untuk tekstur ini. Contohnya adalah blastoporfiritik: batuan metamorf dari batuan beku
yang teksturnya porfiritik dan masih terlihat setelah metamorfisme.
b. Kristaloblastik: terbentuk oleh proses metamorfisme itu senditi, sudah mengalami
rekristalisasi sehingga bentuk mineral asal tidak terlihat. Penamaan menggunakan akhiran -
blastik.

2. Berdasarkan ukuran butir


PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

a. Fanerik: butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata telanjang.


b. Afanitik: butirian kristal tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

3. Berdasarkan bentuk individu kristal


a. Idioblastik: mineral didominasi oleh kristal euhedral (lihat definisinya di bagian batuan
beku).
b. Xenoblastik/hypidioblastik: didominasi oleh kristal anhedral.

4. Berdasarkan bentuk mineral


a. Lepidoblastik: mineral bentuk pipih/tabular.
b. Nematoblastik: mineral bentuk prismatik.
c. Granoblastik: mineral bentuk granular, equidimensional, batas mineralnya sutured (tidak
teratur), bentuk anhedral.
d. Granuloblastik: mineral bentuk granular, equidimensional, batas mineral unsutured, bentuk
anhedral.

Bentuk khusus lainnya:


a. Porfiroblastik: terdapat mineral yang ukurannya lebih besar (porfiroblas) dari mineral lain.
b. Poikiloblastik/sieve texture: porfiroblastik dengan porfiroblas melingkupi beberapa kristal
yang lebih kecil.
c. Mortar texture: fragmen mineral besar terdapat dapada material yang berasal dari kristal
yang sama yang terkena penghancuran (crushing).
d. Decussate texture: kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukkan keteraturan
orientasi.
e. Saccaroidal texture: kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukkan
keteraturan orientasi.
f. Homeoblastik: batuan metamorf yang mempunyai satu tekstur saja.
g. Heteroblastik: batuan metamorf yang mempunyai banyak tekstur.

Contoh Batuan Metamorf


1. Amphibolit: butir sedang-kasar, mineral utama amfibol (honblende) dan plagioklas.
Menunjukkan schistosity bila mineral prismatik terorientasi.
2. Eklogit: butir sedang-kasar, mineral utama piroksen ompasit (diopsit) dan garnet. Biasanya
terbentuk pada kerak yang sangat dalam dengan derajat metamorfisme yang sangat tinggi.
3. Granulit: tekstur granoblastik mineral kuarsa dan feldspar, sedikit piroksen dan garnet.
Kadang menunjukkan struktur gneissic.
4. Serpentinit: komposisi hampir semuanya adalah serpentinit, berwarna hitam kehijauan,
kadang terdapat klorit, talk, dan mineral karbonat hijau.
5. Marmer: komposisi utama karbonat (kalsit atau dolomit), sebagai hasil dari metamorfisme
kontak pada batugamping, umumnya berstruktur granoblastik.
6. Skarn: marmer yang tidak murni karena mengandung mineral garnet dan epidot. Terjadi
karena metamorfisme kontak.
7. Kuarsit: mengandung >80% mineral kuarsa.
8. Soapstone: komposisi utama talc.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

9. Rodingit: komposisi mineral calc-silikat, terjadi akibat alterasi metasomatik batuan beku
basa di dekat batuan beku ultrabasa yang mengalami serpentinisasi.

[24]
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

SUPLEMEN PAKET 3

Ciri-ciri mineral umum pada berbagai jenis batuan:

BATUAN BEKU (Mineral reaksi bowen)


1. Olivin (Mg,Fe)2SiO4
Warna hijau zaitun, kristal ortorombik, bentuk masif-membutir, belahan tidak sempurna,
pecahan konkoidal (kaca), transparan-translusen, H=6,5 tetapi mudah lapuk. Asosiasi batuan
beku basa-ultrabasa. Sering terubah menjadi serpentin karena proses metamorfosis.

2. Piroksen/Hypersten (Mg,Fe,Ca)SiO3
Warna coklat, kristal monoklin/ortorombik (tergantung jenis piroksen) bentuk prismatik
pendek, menyerat dengan luster agak buram, belahan baik, saling memotong tegak lurus
(90o) dengan bentuk sayatan segi delapan (eight-sided). Asosiasi batuan beku basa-
ultrabasa. Sering terubah menjadi klorit.

3. Hornblende NaCa2(Mg,Fe,Al)3(Al,Si)8O22(OH)22
Warna hitam kehijauan, kristal monoklin, dengan H=6, bentuk prismatik panjang (columnar),
menyerat-membutir, belahan sempurna 56o dan 124o dengan sayatan segi enam (six-sided).
Asosiasi pada batuan beku basa-asam dan batuan metamorf.

4. Ortoklas/Mikroklin KAlSi3O8
Warna putih-merah jambu, H=6, perawakan prismatik pipih-memanjang, kristal monoklin,
bentuk masif/membutir, belahan sempurna dan baik (dua arah) dengan luster buram.
Asosiasi pada batuan beku yang kaya kalium.

5. Plagioklas-Feldspar (Na,Ca)(Al,Si)4O8
Warna putih, abu-abu, coklat, H=6, kristal triklin, perawakan prismatik memipih, kadang
masif membutir, belahan sempurna dan baik (2 arah) dengan cluster buram. Asosiasi batuan
asam – intermediat – basa – ultrabasa.

6. Golongan mika
 Biotit (K(Mg,Fe)3AlSi3O10(OH)2): warna coklat, hijau, hitam, H=3, belahan sempurna,
bentuk berlembar. Asosiasi batuan beku intermediet-asam dan batuan metamorf
 Muskovit (KAl2(Al2Si3O10(OH)2): bening-pucah, H=2,5, transparan, bentuk berlembar.
Asosiasi batuan beku asam-sangat asam, metamorf.
 Klorit ((Mg,Fe,Al)6(Al,Si)4O10(OH)8): warna hijau, H=2, bentuk berlembar. Asosiasi batuan
alterasi (batuan ubahan) dan sekis.
 Phlogopit (KMg3(AlSi3O10)(OH)2): wanr coklat pucat, H=2, bentuk berlembar, kristal
monoklin, belahan sempurna. Asosiasi batuan beku ultrabasa dan metamorphosed
dolomites.

7. Golongan feldspatoid
 Nefelin (NaAlSiO4): warna putih, abu-abu, coklat, H=6, bentuk prismatik
memanjang/masif granular, kristal heksagonal, belahan tidak sempurna, pecahan kaca.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

 Leusit (KAlSi2O6): warna putih, abu-abu (agak buram), kristal isometrik, H=6, sering
berasosiasi dengan batuan vulkanik asam berupa mineral yang terisolasi sebagai
fenokris.
 Sodalit (Na8(AlSiO4)6Cl2): warna biru, putih, merah jambu, H=6, bentuk masif-membutir,
kristal isometrik, belahan tidak sempurna, asosiasi batu beku nefelin sienit.

Nefelin (NaAlSiO4) + silika (2 SiO4)  Albit (NaAlSi3O8)


Leusit (KAlSi2O6) + silika (SiO2)  Ortoklas (KAlSi3O8)

8. Kuarsa SiO2
Tidak berwarna, putih, abu-abu, merah jambu, hijau, biru, H=7, perawakan prismatik masif,
granular-ireguler, kristak trigonal atau heksagonal, belahan ireguler/tidak ada, pecahan
konkoidal. Asosiasi batuan batuan beku asam, sedimen, dan metamorf.

BATUAN SEDIMEN

1. Batuan sedimen kimiawi


 Anhidrit (CaSO4): berat, plastis, berserabut
 Gipsum (CaSO4.nH2O): kristalin, bening
 Halit (NaCl): putih, bening, asin
 Silvit (KCl): bening, putih, abu-abu, isometrik, masif granular
 Aragonit (CaCO3): ortorombik, masif, H=3-4, kadang coralloid, tidak stabil
 Barit (BaSO4): bening-putih, abu-abu, H=3, ortorombik, masif granular, dibakar
berwarna hijau

2. Batuan sedimen karena hasil pelapukan (sedimen residu) dan mekanis


 Hematit (Fe2O3): merah-hitam, gores coklat, H=6, trigonal, masif, kilap tanah, kadang-
kadang lunak
 Montmorillonit (Al2Si4O10(OH)2.nH2O): merupakan mineral lempung, monoklin, putih-
abu-abu, triklin, H=2
 Kaolinit (Al4Si4O10(OH)8): merupakan mineral lempung, putih-abu-abu, triklin, H-2
 Kalsit (CaCO3): bening-putih, H=3, trigonal, masif granular, kompak, belahan sempurna,
bereaksi dengan HCl.

BATUAN METAMORF

1. Aktinolit (Ca2(Mg,Fe)5SiO8(OH)22): hijau, H=6, monoklin, kolumnar-beserat, umumnya pada


sekis dan genes.
2. Glaukofan (Na2Mg3Al2Si8O22): biru-kehitaman, H=6, monoklin pada agregat kristal berbentuk
kolumnar-menjarum, umumnya pada sekis dan genes.
3. Jadeit (NaAlSiO2O4): putih, hijau, monoklin, H=6,5, masif, membutir, umum pada batuan
metamorf, kadang pada batuan beku serpentinit.
4. Zoisit CaAlSiO(OH): abu-abu, hijau, merah jambu, H=7, ortorombik, masif, meniang-
memapan, pada batuan metamorf kaya Al dan Ca.
5. Idiokras (Ca, Mg, Al silikat): hijau, coklat, kuning, biru, H=7, tetragonal, prismatik pendek-
panjang, masif, pada batu gamping termetamorfosis.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

6. Sphene (CaTiSiO5): coklat, kuning, hijau, H=6, monoklin, meruncing, sebagai mineral
tambahan pada batuan beku dan batuan metamorf.
7. Klorit (berupa grup mineral terdiri dari Mg, Fe, Al silikat hidroksida) hijau, pseudoheksagonal,
berlembar, meniang-fibrous, sebagai mineral ubahan pada batuan beku atau pada batuan
metamorf.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Penyusunan modul ini mengacu kepada ”Panduan Praktikum PETROLOGI,


Training Handout 3rd IESO, Teknik Geologi UGM, Fakultas Teknik UGM,
2008”
Referensi/Bacaan Lebih lanjut:

1. Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
2. Introduction to Physical Geology (Thompson & Turk)
3. Petrology: Igneous, Sedimentary, and Metamorphic (Robet Tracy & Harvey Blatt, 1982)
4. Sedimentology and Stratigraphy (Gary Nichols, 1999)
5. Rocks and Minerals (DK Publishing)
6. Rocks and Minerals (Simon & Schusters)

Daftar gambar:
[1] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[2] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[3] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[4] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[5] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[6] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[7] http://www.tulane.edu/~sanelson/images/iugsplutonic.gif
[8] http://www.luckysci.com/wp-content/uploads/2014/08/surge-flow-fall.jpg
[9] http://1.bp.blogspot.com/-sqPaL7jSAsI/UeYLKNR0D2I/AAAAAAAAAIo/E7VtUYVOgTM/s1600/gol-
basedimen.jpg
[10] http://4.bp.blogspot.com/_oe1hWoqzzZI/SxfQPU4RK4I/AAAAAAAAAB8/9ncVtVkQexA/s320/1.JPG
[11] https://s3.amazonaws.com/gs-geo-images/50beaa13-728a-46ca-85c4-ab10129a9010.jpg
[12] http://evavarga.net/wp-content/uploads/sorting.jpg
[13] http://4.bp.blogspot.com/_oe1hWoqzzZI/SxfR26irfzI/AAAAAAAAACU/uY5JWgVDDfY/s320/4.JPG
[14] https://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/04/kemas.jpg
[15] http://www.sepmstrata.org/CMS_Images/Folks-Textural-Classificati.gif
[16] http://www.sepmstrata.org/CMS_Images/DunhamClass.gif
[17] http://sanuja.com/blog/wp-content/uploads/2013/04/Dunham1962Embry1971Klovan.gif
[18] www.undergroundcoal.com.au
[19] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[20] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[21] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[22] http://www.tulane.edu/~sanelson/images/metafacies&geotherm.gif
[23] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
[24] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

SOAL

1. Batuan beku ekstrusif obsidian bersifat....


a. Afanitik
b. Porfiritik
c. Faneroafanitik
d. Porfiroafanitik
e. Gelasan

2. Struktur/tekstur amygdaloidal terbentuk akibat....


a. Pendinginan yang sangat lambat di bawah permukaan tanah
b. Batuan terpecah-pecah karena letusan yang sangat kuat
c. Gas lepas dari batuan ketika pendinginan
d. Adanya lava yang mengalir kemudian mendingin dan membentuk kekar-kekar
e. Lubang gas yang terisi oleh mineral

3. Amerika terkenal dengan bentukan geologi sebagai berikut. Struktur ini dikenal sebagai....

a. Kekar lembaran
b. Kekar kolom
c. Skoria
d. Masif
e. Amygdaloidal

4. Manakah dari pilihan berikut ini yang berpengaruh terhadap baik ukuran maupun susunan
kristal dalam batuan beku?
a. Komposisi batuan di sekitar magma
b. Berat jenis magma atau lava
c. Kerapatan massa magma
d. Kecepatan peninggian/pengangkatan tektonik (uplift)
e. Kecepatan pendingainan magma atau lava

5. Berikut yang merupakan batuan beku jenis ultramafik adalaah…


a. Granit, Riolit
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

b. Syenit, Monzonit
c. Diorit, Andesit
d. Gabbro, Basalt
e. Pridotit, Komatiit

6. Bitownit dan labradorit adalah mineral yang terbentuk kedua dan ketiga pada deret reaksi
Bowen sebelah kanan. Mineral ini kemungkinan besar dapat dijumpai pada batuan beku
berjenis...
a. Ultramafik
b. Mafik
c. Intermediet
d. Asam
e. Ultraasam

7. Pegmatit merupakan batuan beku sangat asam yang memiliki ciri mineral yang sangat besar
(bisa sampai 5-6 cm). Batuan ini dapat terbentuk karena....
a. Pendinginan yang sangat lambat dan kandungannya kaya akan gas volatil
b. Kaya akan kandungan B dan Li, yang menurunkan suhu pendinginan dalam magma
c. Gradien geothermal yang rendah namun batuan dinding yang sangat panas
d. A dan B benar
e. A, B, dan C benar

8. Sebuah batuan beku memiliki mineral plagioklas feldspar, amfibol, dan piroksen dalam jumlah
besar, serta alkali feldspar dan kuarsa yang sedikit sekali. Kemungkinan batuan ini adalah....
a. Granit
b. Riolit
c. Diorit
d. Basalt
e. Peridotit

9. Ketika seorang geologis berjalan-jalan di sekitar Danau Toba, ia melihat adanya batuan yang
mencerminkan sisa-sisa letusan supervolkano yang bersifat terang, memiliki ukuran ash dan
sangat kompak (keras) karena terelaskan dengan kuat. Batuan ini disebut dengan....
a. Tuff
b. Lapillistone
c. Breksi piroklastik
d. Ignimbrite
e. Agglomerate

10. Dua kriteria penting yang digunakan untuk penamaan batuan beku adalah....
a. Suhu dan tekstur
b. Komposisi mineral dan suhu
c. Komposisi mineral dan tekstur
d. Suhu dan tekanan
e. Semua benar
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

11. Konglomerat dan breksi merupakan penamaan batuan sedimen yang didasarkan pada....
a. Lingkungan pengendapan
b. Warna batuan
c. Bentuk butir
d. Struktur sedimen
e. Arah aliran

12. Batuan sedimen yang terbentuk dari proses evaporasi adalah....


a. Konglomerat
b. Gipsum
c. Agglomerat
d. Batubara
e. Batupasir

13. Urutan Skala Wenworth yang benar dari paling halus ke kasar adalah...
a. Bongkah, berangkal, kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung
b. Berangkal, bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lempung, lanau
c. Berangkal, bongkah, kerikil, kerakal, pasir, lempung, lanau
d. Lanau, lempung, pasit, kerikil, berangkal, kerakal, bongkah
e. Lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, berangkal, bongkah

14. Struktur batuan sedimen yang tidak dapat menjadi penciri top dan bottom lapisan adalah....
a. Paralel laminasi
b. Groove cast
c. Mud crack
d. Flute cast
e. Track dan trail

15. Flute cast terbentuk akibat...


a. Gerusan lantai sedimen yang terbawa oleh arus
b. Gerusan lantai sedimen oleh arus itu sendiri
c. Gerusan lantai sedimen oleh aktivitas hewan yang mengebor dan menggali
d. Gerusan lantai sedimen oleh bencana, seperti gempa dan banjir
e. Gerusan lantai sedimen oleh karena aktivitas manusia

16. Lihat gambar di bawah ini. Kontak tersebut dikenal dengan istilah....
a. Sutured contact
b. Point contact
c. Concavo-convex contace
d. Rhombohedral packing
e. Cubic packing

17. Tingkat kebundaran butiran sedimen dipengaruhi oleh...


a. Komposisi butir
b. Jarak transport
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

c. Jenis prosees transportasi


d. A, B, dan C benar
e. A dan B benar

18. Struktur sedimen yang ditemukan pada dasar sungai berupa pensejajaran (saling bersandar)
butiran-butiran, umumnya dari kerikil hingga bongkah, yang dapat digunakan sebagai penciri
arah arus purba (paleocurrent) adalah....
a. Laminasi sejajar
b. Imbrikasi
c. Flute cast
d. Load cast
e. Convolute lamination

19. Struktur yang terbentuk akibat pembebanan sedimen yang ada di atasnya, sehingga
membentuk lengkungan disebut....
a. Flute cast
b. Animal bores
c. Track
d. Trail
e. Load cast

20. Butiran sedimen karbonat berukuran 1 mm yang dibelah memberikan kenampakan konsentris
seperti gambar di bawah ini. Struktur ini dikenal dengan....
a. Pisoid
b. Ooid
c. Pelet
d. Intraclast
e. Lithoclast

21. Formasi berikut terbentuk karena adanya kompresi dan desolusi (keluarnya H2O) dari tubuh
batuan, sehingga muncul retakan yang teratur. Biasanya dijumpai pada batugamping atau
batuan lain yang kompak. Struktur ini dinamakan...
a. Load cast
b. Pellet
c. Micrite
d. Biolith
e. Stylolith
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

22. Proses di bawah ni yang tidak termasuk proses diagenesa batuan sedimen adalah....
a. Kompaksi
b. Pelapukan
c. Sementasi
d. Rekristalisasi
e. Inversi

23. Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil pembatuan material-material sedimen klastik
berukuran 1/16-2 mm disebut...
a. Batulempung
b. Batulanau
c. Batugamping
d. Batupasir
e. Konglomerat

24. Dalam klasifikasi Dunham, batuan karbonat yang terbentuk akibat material organik yang
berkumpul dan menggumpal bersama selama deposisi dan dicirikan dengan material skeletal
yang saling tumbbuh disebut....
a. Mudstone
b. Grainstone
c. Packstone
d. Wackestone
e. Boundstone

25. Klasifikasi Embry & Klovan merupakan modifikasi dari klasifikasi oleh....
a. Dunham
b. Grabau
c. Folk
d. Wenworth
e. Bowen

26. Mineral pada batuan metamorf yang memiliki bentuk prismatik dan kadang dijumpai berbentuk
persilangan seperti bintang atau salib (+) adalah....
a. Staurolit
b. Garnet
c. Ploglopit
d. Biotit
e. Muskovit

27. Batuan metamorf dipengaruhi oleh...


a. Temperatur
b. Tekanan
c. Fluida
d. A dan B saja
e. A, B, dan C
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

28. Metamorfisme yang melibatkan fluida sehingga mengubah komposisi kimia batuannya
disebut....
a. Metafarmatisme
b. Metagenetisme
c. Metasomatisme
d. Metabolisme
e. Metakomatisme

29. Skarn deposits merupakan batuan metamorfisme akibat adanya intrusi pada batuan...
a. Batusabak
b. Batugamping
c. Batuginjal
d. Batupasir
e. Konglomerat

30. Batuan di bawah ini menunjukkan sifat kesejajaran antara mineral granuler terang dan gelap.
Batuan ini dikenal dengan....

a. Slate
b. Phyllite
c. Schist
d. Gneiss
e. Granite
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

PEMBAHASAN SOAL PAKET 2


STRUKTUR BUMI DAN GEOLOGI DINAMIK

1. Jawaban: C
a. Gelombang P akan dibelokkan, sehingga terdapat zona bayangan seismik
b. Gelombang S tidak dapat menembus inti luar bumi karena cair, sehingga hilang
c. Gelombang P akan dibelokkan, sehingga terdapat zona bayangan seismik
d. Gelombang P akan ditangkap di belahan bumi lain, sementara gelombang S hilang
e. Gelombang P akan menembus, namun gelombang S hilang

2. Jawaban: E
Densitas kerak benua: 2,7 g/cm3, kerak samudera 3,0 g/cm3
Komposisi kimia penyusun kerak benua: Si, Al; kerak samudera Si,Ma
Kecepatan rambat gelombang di kerak benua < kerak samudera karena perbedaan densitas
Ketebalan kerak benua: sampai dengan 30 km, kerak samudera 7 km

3. Jawaban: C
Mohorovicic discontinuity: batas antara kerak dan mantel
Gutenberg discontinuity: batas antara mantel dan inti
Lehman discontinuity: batas antara inti dalam dan luar
(Alfred) Wegener: ahli pencetus Teori Apungan Benua
(William) Smith: ahli pencetus salah satu hukum dasar stratigrafi

4. Jawaban: E
Sejak pembentukan tata surya sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu, perlu waktu sekitar 2 milyar
tahun untuk proses akresi dan diferensiasi unsur, sehingga atmosfer seperti saat ini baru
muncul sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu.

5. Jawaban: E
Mantel bersifat sangat basa dan kaya akan mineral basa (mafik), oleh karena itu batuan yang
paling mewakili komposisi mantel adalah peridotit. Granit, diorit, sienit, dan riolit merupakan
batuan beku asam-intermediet yang cenderung berada pada kerak benua.

6. Jawaban: B
Kata kunci dari soal ini adalah “setimbang” dan “mengapung” yang merujuk pada teori isostasi,
yaitu kondisi keseimbangan gravitasi antara lapisan kerak bumi dan mantel yang mengakibatkan
kerak seolah "mengapung" di atas mantel. Konsep Isostasi menjelaskan mengapa ada
perbedaan ketinggian topografi bumi. Terdapat dua model isostasi, yakni isostasi Pratt dan Airy.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

7. Jawaban: D
Baca kembali materi modul 2.

8. Jawaban: C
Garis tepi suatu benua (garis pantai – batas antara daratan dan lautan) tidak bisa digunakan
sebagai penciri batas lempeng, karena bisa saja satu buah lempeng terdiri dari kerak benua dan
daratan, dimana kerak benua terletak di tengah lempeng. Selain itu, batas pantai juga tidak
dapat dijadikan sebagai batas kerak atau batas lempeng, karena bisa saja masih terdapat bagian
kerak benua yang tenggelam (di bawah muka air laut) dan masih terhampar luas di bawah muka
air laut.

9. Jawaban: D
Pola kemagnetan baru ditemukan beberapa tahun setelah Wegener mencetuskan teorinya.

10. Jawaban: B
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Pada zaman Trias akhir (200 juta tahun yang lalu), Pangaea bersatu, kemudian akan pecah pada
zaman sesudahnya. Materi ini akan dibahas di modul yang akan datang (paleontologi dan
geologi sejarah).

11. Jawaban: B
Fore arc basin adalah cekungan yang terletak di depan busur, yakni bagian antara volcanic
range (B) dan palung.

12. Jawaban: C
Volcanic range adalah daerah dimana magma hasil peleburan lempeng samudera yang
menunjam masuk ke dalam lempeng benua naik ke permukaan dan menjadi rangkaian gunung
api.

13. Jawaban: D
Accretional prism adalah daerah paling luar dari kerak benua yang terkena perlipatan sangat
intensif sehingga tertekan, mengeriput, dan memendek, serta ditandai dengan kehadiran sesar-
sesar naik.

14. Jawaban: B
Melange merupakan suatu istilah untuk daerah dimana batuan beku, sedimen, metamorf dari
umur tua hingga muda dapat bercampur akibat dorongan dari kerak samudera sepanjang
accretional prism, dan dapat dibawa naik oleh sesar-sesar naik yang terbentuk akibat dorongan
ini.

15. Jawaban: Mid-oceanic ridge

16. Jawaban: Continent-continent

17. Jawaban: Ocean-continent

18. Jawaban: Mountain range

19. Jawaban: C
Daerah divergensi dan hotspot merupakan daerah dengan asupan magma langsung dari
astenosfer tanpa mengalami pencampuran yang sangat dominan dengan kerak ketika naik ke
permukaan. Magma dari astenosfer bersifat sangat basa dan kaya akan kandungan Fe, Mg, Ca,
dan unsur berat lainnya.

20. Jawaban:C
Bayangkan secara perlahan. Suiko Seamount merupakan pulauu yang tertua, kemudian diikuti
pulau yang lebih selatan, hingga Daikakuji Seamount. Apabila hotspot adalah tetap (memang
selalu di titik yang sama! Yang bergerak adalah lempengnya), berarti arah pergerakan
seharusnya adalah dari selatan ke utara. Apabila masih bingung, coba digambarkan atau
diperagakan. Kemudian, kepulauan Hawaii berbelok, maksudnya lempeng tidak lagi bergerak
dari arah selatan ke utara, namun menyerong. Maka dengan konsep yang sama, arah
pergerakan lempeng seharusnya selanjutnya adalah barat laut.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

21. Jawaban:D
Kecepatan rata-rata = Jarak / waktu
Jarak: 1720 km
Selang waktu pembentukan dari Suiko sampai Daikakuji: 59,6 – 42,4= 17,2 juta tahun
Kecepatan rata-rata = 1720 km/17,2 juta tahun = 100 km/juta tahun.

22. Jawaban: D
Sudah jelas, baca kembali tabel hubunan antarlempeng di modul 2.

23. Jawaban: B
Gunung api di Jawa dan Sumatera merupakan hasil tumbukan dari lempeng benua dari Eurasia
dan lempeng samudera dari Indo-Australia.

24. Jawaban: E
Lempeng Nazca terletak di sebelah barat Amerika Selatan.

25. Jawaban: A
Pegunungan Alpen merupakan hasil kolisi antara lempeng Afrika yang bergerak ke arah utara,
menabrak lempeng Eurasia. Sebelum kedua lempeng ini menunjam, terdapat Laut Tethys yang
memisahkan keduanya, namun kemudian hilang setelah tubrukan keduanya.

26. Jawaban: C
a. Lempeng di muka bumi memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
b. Lempeng tersebut dapat diketahui jumlahnya menggunakan teknologi satelit dan
pengukuran bawah laut.
c. Lempeng terus bergerak dan berubah bentuk karena konvergensi (membangun), divergensi
(merusak), dan transform.
d. Dengan menggunakan teknologi GPS, arah dan kecepatan pergerakan lempeng dapat
diketahui.
e. Lempeng senantiasa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda.

27. Jawaban: E
Istilah subduksi adalah ketika salah satu lempeng menunjam masuk (subduct) ke dalam yang
lain. Kasus ini hanya terjadi antara samudera-benua dan samudera-samudera. Antara benua-
benua tidak masuk ke dalam, namun naik bersama-sama, disebut sebagai kolisi (tabrakan).

28. Jawaban: E
a. MOR merupakan hasil divergensi lempeng samudera-samudera.
b. East African Rift Vallet merupakan hasil divergensi lempeng benua-benua (lempeng Somali
dan Nubian).
c. Hawaii terbentuk karena hotspot.
d. Islandia terbentuk karena divergensi dan hotspot.
e. Himalaya terbentuk karena kolisi India ke Eurasia.

29. Jawaban: A
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

Sudah jelas. Lihat gambar lempeng tektonik dunia di modul 2.

30. Jawaban: A
Untuk mengetahui struktur internal bumi secara fisika, digunakan cepat rambat gelombang
seismik pada lapisan-lapisan bumi, dimana pada lapisan yang memiliki sifat fisika yang berbeda
akan terlihat adanya pembiasan maupun pembalikan gelombang seismik. Sifat fisika lain akan
dibahas pada modul yang akan datang (geofisika).
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 3

KISAH PERJALANAN MEDALIS


Alfino Rahel (Teknik Kimia ITB 2014) – Bidang Kimia

Saya baru mengenal apa itu OSN saat saya berada di SMA. Ketika saya mengenyam pendidikan SMP
saya tidak tahu banyak tentang OSN. Saat di SMA pun tidak mudah untuk bisa mengikuti OSN dan
tembus sampai meraih medali, karena di daerah saya tidak terlalu concern dengan OSN itu sendiri.
Namun, berbeda dengan SMA lain yang tidak begitu antusias dengan OSN, SMA saya bahkan
menjadikan OSN ini salah satu target lomba yang harus ditingkatkan peraihannya setiap tahunnya.
Satu lagi, SMA saya adalah sebuah sekolah berasrama full beasiswa sehingga saya bisa bersekolah
gratis disana. Dengan lingkungan yang mendukung
serta rasa ingin membalas budi kepada pemerintah
provinsi yang telah membiayai sekolah saya, saya
bertekad untuk medapatkan medali kimia di OSN.

Tentunya tidak mudah untuk mendapatkan


medali karena jelas sekali siswa-siswi di Pulau Jawa
lebih hebat bila di bandingkan dengan anak daerah
seperti saya. Namun, hal itu tidak menjadi halangan
bagi saya untuk bermimpi. Saya menempel tulisan ‘GO
GET GOLD’ di setiap sudut kamar asrama saya dengan
tujuan untuk menyadarkan bahwa saya punya
kesempatan yang sama besar dengan semua orang.

Walaupun tidak berhasil di tahun pertama,


saya tidak berputus asa. Saya tidak lulus ke tingkat
nasional di tahun pertama. Ini menjadikan saya lebih
bersemangat di tahun kedua. Saya tidak membuang
waktu sia-sia. Belajar, berdoa dan menyerahkan
semuanya kepada yang diatas. Apapun hasilnya semua
itu adalah bonus. Karena yang terpenting adalah
prosesnya.

Alhamdulillah, walaupun bukan medali emas,


melainkan perunggu, saya sangat bangga. Karena saya
anak daerah dan saya bisa!

‘Jangan pedulikan mereka yang tak mempercayaimu, tapi percayai


dirimu untuk mereka yang kau pedulikan’

You might also like