You are on page 1of 6

Diabetes Melitus Pada Perempuan…(Sri, Raihana )

DIABETES MELLITUS PADA PEREMPUAN USIA REPRODUKSI DI INDONESIA


TAHUN 2007
Diabetes Mellitus in Reproductive Age Women in Indonesia 2007
Sri Wahyuni*, Raihana N Alkaff

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
*Email: yunie_chan26@yahoo.co.id

Abstract

Background:According tothe 2007 Basic Health Survey (Riskesdas),the prevalence of


DiabetesMellitus(DM) in population aged≥15 intheurban areas was 5.7 percent. However, information
about theprevalence of DMamongst women of reproductive age (15-49years) was not available. During the
reproductive age period, women might get pregnant and if when Gestational Diabetes Mellitus (GDM)
occurs, this will be harmful to both mother and foetus.
Objective: To examine the riskfactors ofDMamongst women of reproductive age inIndonesiain 2007.
Methods: This wasa quantitativestudy, usinga cross-sectionalstudy design. The data were derived from
theBiomedical Section ofRiskesdas 2007.
Results:This analysis found that 3.6 percent of women of reproductive age reported having DM. The
proportion of women with the risk factors of DM were 29.6 percent (obese), 52.5 percent (lack ofphysical
activity), 26.9 percent (smoking), 16.7 percent (frequently consumed fatty food),97.4 percent (low fruits
andvegetables consumption). The average age of these womenwas 32years.
Conclusions:Thepercentage ofDMamongst women of reproductive agewomen was3.6 percent.
Interventions to reduce and prevent DM by controlling the risk factors in these women are important.

Key words:Diabetesmellitus(DM), women of reproductive age, gestationaldiabetesmellitus(GDM)

Abstrak

Latar Belakang: PadaRiskesdas tahun 2007 hanya terdapat data prevalensi diabetes melitus (DM) pada
penduduk usia ≥ 15 tahun yaitu sebesar 5,7 persen pada penduduk daerah perkotaan. Sementara informasi
mengenai prevalensi DM pada perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) atau usia subur di Riskesdas tahun
2007 belum tersedia. Pada usia tersebut perempuan sedang aktif melakukan kehamilan, jika diabetes terjadi
pada saat kehamilan, hal tersebut akan berbahaya bagi janin dan ibu.
Tujuan: Mengetahui gambaran DM dan faktor risikonya pada perempuan usia reproduksi di Indonesia
tahun 2007.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain studi potong lintang (cross
sectional). Data yang digunakan adalah data Biomedis Riskesdas 2007.
Hasil: Terdapat 3,6 persen penderita DM pada perempuan usia reproduksi, persentase faktor risiko diabetes
pada perempuan usia reproduksi yaitu obesitas 29,6 persen, kurang aktivitas fisik 52,5 persen, merokok
26,9 persen, sering mengkonsumsi lemak 16,7 persen, kurang konsumsi buah dan sayur 97,3 persen dan
rata-rata usia perempuan reproduksi adalah 32 tahun.
Kesimpulan: Persentase DM pada perempuan usia reproduksi adalah sebesar 3,6%, oleh karena itu perlu
diwaspadai untuk penurunan dan pencegahan kejadian DM pada perempuan usia reproduksi melalui
pencegahan pada faktor risikonya.

Kata kunci: Diabetes Melitus (DM), perempuan usia reproduksi, gestasional diabetes melitus (GDM)

Naskah masuk: 14 Februari 2012, Review: 15 Februari 2012, Disetujui terbit: 18 April 2012

PENDAHULUAN akibat kekurangan atau resistensi insulin di


Diabetes melitus (DM) adalah salah satu dalam tubuh. Berdasarkan data IDF
penyakit tidak menular yang terjadi karena (International Diabetes Federation) tahun
peningkatan kadar gula (glukosa) darah 2012 lebih dari 300 juta orang di seluruh
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 1, April 2013 : 46 – 51

dunia mengidap DM, dan sekitar 60 juta dari faktor risikonya, dengan begitu kita dapat
mereka adalah perempuan dengan usia mewaspadai dan menghindari hal tersebut
reproduksi (15-49 tahun).1 agar tidak terjadi DM pada usia tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
METODE
Lely S dan Indrawati T dalam Media Litbang
Kesehatan (2004) disebutkan bahwa Jenis penelitian ini adalah penelitian
penderita diabetes pada perempuan yaitu kuantitatif dengan disain studi potong lintang
sebesar 62% dan pada laki-laki yaitu sebesar (cross sectional). Data yang digunakan
38%. Pada Riskesdas (Riset Kesehatan adalah data Biomedis Riskesdas 2007,
Dasar) tahun 2007, prevalensi DM pada pengambilan data Riskesdas 2007
penduduk usia ≥ 15 tahun di Indonesia dilaksanakan oleh Balitbangkes (Badan
sebesar 5,7% pada penduduk daerah Penelitian dan Pengembangan Kesehatan)
perkotaan. Dalam laporan Riskesdas tahun Kementerian Indonesia.6
2007 tidak disebutkan prevalensi diabetes
Riskesdas bidang biomedis dilakukan di 33
pada perempuan usia reproduksi (15-49
provinsi di Indonesia dengan populasi
tahun) atau usia subur, dengan kata lain
penduduk di daerah urban di Indonesia yang
belum ada laporan nasional melaporkan
berusia 15 tahun ke atas, jumlah penduduk
kejadian diabetes melitus pada rentang usia
yang berusia 15 tahun ke atas dan tinggal di
reproduksi.2
daerah perkotaan adalah 162,98 juta jiwa.
DM merupakan masalah kesehatan yang Sampel untuk Riskesdas adalah rumah-
penting bagi perempuan usia reproduksi. DM tangga terpilih di BS terpilih menurut
yang tidak terkontrol atau tidak terdiagnosis sampling yang dilakukan oleh BPS untuk
pada usia tersebut dapat mengakibatkan Susenas 2007. Seluruh anggota rumah-tangga
komplikasi pada saat kehamilan yang terpilih merupakan unit observasi/
mengancam jiwa ibu atau persalinan yang pengamatan dalam rumah-tangga, sesuai
sulit, dan komplikasi yang mengancam dengan kuesioner yang telah disiapkan.
kehidupan dan kesehatan anak yang baru Instrumen untuk wawancara, pemeriksaan
lahir. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang antropometri dipergunakan untuk seluruh
mempunyai riwayat gestasional diabetes anggota rumah tangga terpilih.6
melitus (GDM) akan berisiko mengalami
Kerangka pengambilan sampel (sampling
DM tipe 2. Aleida (2011) mengatakan
frame) menggunakan blok sensus (BS) dari
diabetes melitus pada saat kehamilan (GDM)
Badan Pusat Statistik (BPS). Cara
adalah sebuah tanda diabetes yang
pengambilan sampel adalah cluster sampling
berkelanjutan dan perempuan dengan usia
dengan menggunakan blok sensus BPS.
subur akan semakin berisiko tinggi untuk
Rancangan sampel 2 tahap di daerah
mengalami diabetes yang menetap.1, 3,4
perkotaan. Untuk rancangan sampel 2 tahap,
IDF tahun 2012 menyebutkan bahwa faktor tahap-1 dari kerangka sampel BS dipilih
risiko untuk diabetes tipe 2 (dua) adalah sejumlah BS secara probability proportional
kegemukan, diet dan aktivitas fisik, to size (PPS) sampling, artinya penentuan
meningkatnya usia, resistensi insulin, riwayat banyaknya blok sensus disesuaikan dengan
keluarga diabetes, dan etnis. Perubahan diet jumlah penduduk secara proporsional.
dan aktivitas fisik yang berkaitan dengan Jumlah blok sensus dalam Riskesdas 2007
pesatnya urbanisasi telah menyebabkan adalah 17.150 blok sensus dari 440
peningkatan tajam pada penderita diabetes. kabupaten/kota. Pada tahap-2, dari setiap
Wanita hamil yang memiliki berat badan blok sensus terpilih kemudian dipilih 16
berlebih telah dan memiliki riwayat keluarga rumah tangga secara acak sederhana (linear
diabetes berisiko tinggi terkena diabetes systematic sampling).6
gestasional (GDM).1,5 Sampel Riskesdas bidang biomedis adalah
Belum tersedianya data nasional mengenai seluruh anggota rumah tangga (RT) dari RT
prevalensi DM pada perempuan usia terpilih di blok sensus terpilih di daerah
reproduksi (15-49 tahun), membuat peneliti urban sesuai Susenas Kor 2007 yang
tertarik untuk mengetahui gambaran berjumlah 6.474 blok sensus. Jumlah sampel
prevalensi DM pada usia tersebut beserta yang diambil adalah 15% daerah urban di
Diabetes Melitus Pada Perempuan…(Sri, Raihana )

Indonesia secara systematic random HASIL


sampling. Besar sampel adalah 15.536 RT Tabel 1.Gambaran Diabetes Melitus pada
dari 971 BS. Jumlah rumah tangga yang perempuan usia reproduksi di
terpilih sebanyak 15.536 rumah tangga dan Indonesia tahun 2007
anggota rumah tangga yang diambil sampel Variabel Jumlah Persentase
gula darahnya berjumlah 24.417 individu Diabetes melitus
laki-laki dan perempuan, setelah dilakukan DM 276 3,6
proses pembersihan data (cleaning data), NON DM 7.469 96,4
data yang dapat diolah dan dianalisis adalah
berjumlah 7.745 perempuan usia reproduksi Pada tabel 1. diatas jumlah DM pada
(15-49 tahun).6 perempuan usia reproduksi di Indonesia
adalah sebesar 276 orang (3,6%) dan non
DM adalah 7.469 orang (96,4%).

Tabel 2. Gambaran faktor risiko diabetes melitus pada perempuan usia


reproduksi di Indonesia tahun 2007

Variabel Jumlah Persentase

Obesitas
Ya 2.294 29,6
Tidak 5.451 70,4
Aktivitas fisik
Kurang 4.063 52,5
Cukup 3.682 47,5
Merokok
Ya 2.086 26,9
Tidak 5.659 73,1
Konsumsi lemak
Sering 1.293 16,7
Jarang 4.092 52,8
Tidak pernah 2.360 30,5
Konsumsi buah dan sayur
Kurang 7.535 97,3
Cukup 210 2,7

Umur Mean (31,82 ) SD (92,67)

Tabel 2. diatas menjelaskan gambaran faktor adalah 32 tahun dengan standar deviasi 93
risiko DM pada perempuan usia reproduksi tahun.
di Indonesia. Perempuan yang mengalami
obesitas sebesar 2.294 orang (29,6%) dan PEMBAHASAN
tidak obesitas sebesar 5.451 orang (70,4%),
Gambaran Diabetes Melitus pada
kurang aktivitas fisik sebesar 4.063 orang
perempuan usia reproduksi (15 -49 tahun)
(52,5%) dan cukup aktivitas fisik sebesar
3.682 orang (47,5%), merokok sebesar 2.086 Diabetes melitus adalah salah satu penyakit
orang (26,9%) dan tidak merokok sebesar tidak menular yang terjadi karena
5.659 orang (73,1%), sering konsumsi lemak peningkatan kadar gula (glukosa) darah
sebesar 1.293 orang (16,7%) jarang konsumsi akibat kekurangan atau resistensi insulin di
lemak sebesar 4.092 orang (52,8%) dan tidak dalam tubuh. Diabetes melitus terbagi
pernah mengkonsumsi lemak sebesar 2.360 menjadi 2, pertama tipe yaitu diabetes
orang (30,5%), kurang konsumsi buah dan melitus tipe I (tergantung pada insulin)
sayur sebesar 7.535 orang (97,3%) dan cukup disebabkan insulin yang dihasilkan oleh
konsumsi buah dan sayur 210 orang (2,7%), pankreas sangat sedikit atau bahkan sama
dan rata-rata usia perempuan usia reproduksi sekali tidak insulin dihasilkan, kebanyakan
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 1, April 2013 : 46 – 51

diabetes tipe 1 adalah anak-anak dan remaja gestasional terus berkembang menjadi
yang pada umumnya tidak gemuk. kedua diabetes tipe 2 (Weinger, 2009).8
Diabetes Melitus Tipe II (Tidak Tergantung
Gambaran faktor risiko diabetes melitus
pada Insulin) jika insulin hasil produksi
pada perempuan usia reproduksi (15 – 49
pankreas tidak cukup atau sel lemak dan otot
tahun)
tubuh menjadi kebal terhadap insulin,
sehingga terjadilah gangguan pengiriman Diabetes tipe II terbagi menjadi dua yaitu
gula ke sel tubuh. Diabetes tipe II ini penderita tidak gemuk (non-obese) dan
merupakan tipe diabetes yang paling umum penderita gemuk (obese). Sekitar 80%
dijumpai, juga sering disebut diabetes yang penderita diabetes tipe II adalah mereka yang
dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai tergolong gemuk. Kelebihan berat badan
NIDDM (Non Insulin Dependent Diebetes meningkatkan kebutuhan tubuh akan insulin.
Mellitus) diabetes tipe II terjadi akibat Perempuan yang kegemukan memiliki sel-sel
obesitas, aktivitas fisik, diet, pola konsumsi lemak yang lebih besar pada tubuh mereka.
yang tidak sehat, dan lain-lain, oleh karena Diyakini bahwa sel-sel lemak yang lebih
itu pada tulisan ini akan dibahas mengenai besar tidak merespon insulin dengan baik.3,7,9
diabetes tipe II.7 Obesitas mempunyai hubungan yang
Data pada tabel1 menjelaskan bahwa terdapat signifikan dengan kejadian diabetes melitus,
3,6% penderita diabetes melitus pada 80-85% penderita diabetes tipe 2 mengidap
perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) di kegemukan. Tentu saja tidak semua orang
Indonesia. Presentase ini tidak dapat di yang kegemukan menderita diabetes, tetapi
bandingkan dengan prevalensi DM nasional penyakit ini mungkin muncul 10-20 tahun
5,7% karena pemilihan kriteria individu dan kemudian. Dikatakan obesitas jika seseorang
usia berbeda pada penelitian ini dan nasional kelebihan 20% dari berat badan normal. Pada
berbeda. Kriteria nasional yaitu penduduk usia lebih tua (41- 64 tahun), obesitas
pria dan wanita diatas ≥ 15 tahun. Namun ditemukan sebagai faktor yang mempercepat
presentase DM pada perempuan usia peningkatan laju insidensi DM tipe 2.10, 11, 12
reproduksi perlu dicermati dan diwaspadai Perempuan yang memiliki lemak berlebihan
karena DM yang terjadi pada rentang usia pada batang tubuh, terutama jika itu berada
subur dan mengalami kehamilan, oleh karena pada bagian perut, lebih mungkin terkena
itu diabetes sebaiknya dihindari sebelum diabetes yang tidak tergantung pada insulin.
kehamilan. Ini karena lemak pada organ-organ perut
tampaknya lebih mudah diolah untuk
Risiko yang terkait diabetes gestational
memperoleh energi. Ketika lemak diolah
adalah pra-natal morbiditas dan kematian
untuk memperoleh energi, kadar asam lemak
serta peningkatan kelahiran sesar dan
didalam darah meningkat. Tingginya asam
hipertensi yang kronis pada ibu. Wanita
lemak di dalam darah meningkatkan
dengan diabetes gestational lebih cenderung
resistensi terhadap insulin melalui aksinya
melahirkan bayi besar yang merupakan
terhadap hati dan otot-otot tubuh.9
alasan mengapa lebih banyak perempuan
Perempuan yang obesitas berisiko akan
dengan diabetes gestasional melakukan sesar
terjadi GDM pada saat kehamilannya, jika
pada saat persalinan. Wanita dengan diabetes
tidak diwaspadai hal tersebut akan
sebelum kehamilan lebih cenderung memiliki
berdampak kepada ibu dan janin seperti
bayi dengan cacat bawaan jika kontrol
kesulitan selama kehamilan dan persalinan,
glikemik mereka dibawah optimal selama
bayi lahir besar/diabetes keturnan,
trimester pertama kehamilan. Dengan
penyempitan pembuluh darah dan kematian
demikian sangat penting untuk semua wanita
pada bayi.
dengan diabetes untuk diberi konseling
tentang risiko hiperglikemia dan kehamilan Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat
sebelum konsepsi dan untuk wanita dengan untuk mengatur berat badan dan menguatkan
diabetes untuk merencanakan kehamilan sistem jantung dan pembuluh darah.
mereka sehingga untuk mengurangi risiko Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukup
cacat bawaan pada keturunan mereka. apabila kegiatan dilakukan terus-menerus
Hingga 50% dari wanita dengan diabetes sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan
Diabetes Melitus Pada Perempuan…(Sri, Raihana )

tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit terhadap insulin melalui aksinya terhadap
selama lima hari dalam satu minggu, dan hati dan otot-otot tubuh.9
kategori kurang apabila kegiatan dilakukan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
terus-menerus kurang dari 10 menit dalam
Bener dkk bahwa ada hubungan yang
satu kegiatan tanpa henti dan secara
signifikan antara trigliserida dan HDL
kumulatif tidak mencapai 150 menit selama
dengan kejadian diabetes melitus.10 Orang
lima hari dalam satu minggu.2
yang mengkonsumsi lemak jenuh berisiko
Beberapa penelitian dewasa ini telah untuk mengalami DM tipe II.
menunjukkan bahwa perempuan yang Konsumsi buah dan sayur menurut adalah
memiliki gaya hidup kurang aktif lebih frekuensi rata-rata dan porsi asupan buah dan
mungkin terkena diabetes dibandingkan sayur responden dalam sehari selama
mereka yang hidupnya aktif. Diyakini bahwa seminggu.15 Buah dan sayur banyak
olahraga dan akitivitas fisik meningkatkan mengandung serat yang berguna untuk
pengaruh insulin atas sel-sel.21Diabetes tipe menurunkan absorbsi lemak dan kolesterol
II ini dapat menurun dari orang tua yang darah. Pada umumnya, makanana serat tinggi
penderita diabetes. Tetapi risiko terkena mengandung energi rendah, dengan demikan
penyakit ini akan semakin tinggi jika dapat membantu menurunkan berat badan.
memiliki kelebihan berat badan dan memiliki Serat makanan adalah polisakarida nonpati
gaya hidup yang membuat anda kurang yang terdapat dalam semua makanan nabati.
bergerak.7 Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna
Menurut Tsiara kebiasaan merokok secara tapi berpengaruh baik untuk kesehatan.16
mekanisme biologi dapat meningkatkan Pada Studi yang dilakukan terhadap 84.000
radikal bebas dalam tubuh yang perawat wanita yang mulai diteliti oleh
menyebabkan kerusakan fungsi sel endotel peneliti Harvard pada tahun 1980
dan merusak sel beta di pankreas.13 Menurut mendapatkan hubungan antara konsumsi
Bustan tahun 1997merokok dimulai sejak kekacangan dan risiko DM tipe 2. Jika
umur < 10 tahun ataulebih dari 10 tahun. dibandingkan dengan wanita yang jarang
Semakin awal seseorang merokok makin makan kacang, mereka yang makan satu
sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga sampai dengan 4 ons setiap minggu
punya dose-response effect, artinya semakin mempunyai pengurangan 16% insiden DM
muda usia merokok, akan semakin besar tipe 2, dan mereka yang makan sedikitnya 5
pengaruhnya. Apabila perilaku merokok ons perminggu memperlihatkan pengurangan
dimulai sejak usia remaja, merokok sigaret 27%. Para peneliti berpendapat, bahwa
dapat berhubungan dengan tingkat meskipun kekacangan dapat memberikan
arterosclerosis. Risiko kematian bertambah 80% kalori lemak, lemak itu adalah lemak
sehubungan dengan banyaknya merokok dan jenis unsaturated yang dapat mengontrol
umur awal merokok yang lebih dini. hormon insulin dan glukosa. Ditemukan
bahwa mengkonsumsi serat ≥25 gr per hari
Konsumsi saturated fat yang tinggi
mempunyai hubungan yang signifikan
menyebabkan timbulnya resistensi insulin
dengan kejadian DM tipe 2 dan dapat
dan dislipidemia. Saturated fat dapat
mencegah kejadian DM tipe 2 sebesar 0,29-
menyebabkan resistensi insulin karena
0,42 kali.12
perubahan komposisi phospholipid dalam
membran sel, perubahan sinyal insulin dapat Setelah usia 30 tahun, wanita memiliki risiko
menghambat sintesis glikogen, atau yang lebih tinggi dibanding pria.14,21 Menurut
mekanisme lainnya.14 Orang yang memiliki Damayanti wanita lebih berisiko mengidap
lemak berlebihan pada batang tubuh, diabetes karena secara fisik wanita memiliki
terutama bagian perut lebih memungkinkan peluang peningkatan indeks masa tubuh yang
terkena diabetes yang tidak tergantung pada lebih besar. Sindroma siklus bulanan
insulin. Ini karena lemak pada organ-organ (premenstrual syndrome), pasca-menopouse
perut tampaknya lebih mudah diolah untuk yang membuat distribusi lemak tubuh
memperoleh energi. Ketika lemak diolah menjadi mudah terakumulasi akibat proses
untuk memperoleh energi, kadar asam lemak hormonal tersebut sehingga wanita berisiko
di dalam darah meningkatkan resistensi menderita diabetes melitus tipe 2.20 Proporsi
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 1, April 2013 : 46 – 51

DM lebih tinggi pada wanita sebesar 53.2% com/books/gestational-diabetes/gestational-


dibanding laki-laki sebesar 46.8%.10 diabetes-mellitus-after-delivery
5. Kieffer EC, Sinco B, Kim C. Health
KESIMPULAN Behaviors among Women of Reproductive
Age With and without a History of
Kesimpulan Gestational Diabetes Mellitus. Diabetes Care,
2006;29(8):1788-93.
Persentase DM pada perempuan usia 6. Departemen Kesehatan R.I. Pedoman
reproduksi (15-49 tahun) adalah 3,6%. Hal Pengambilan, Penyimpanan, Pengemasan
ini perlu diwaspadai sebab wanita dengan dan Pengiriman Spesimen Darah. 2007.
DM memiliki risiko untuk melahirkan bayi Jakarta: Badan Penelitian dan Pengem-
besar. bangan Kesehatan
7. Sustrani, Lanny dkk. Diabetes. 2006.
Saran Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama
Perlu dilakukan penanganan dan pencegahan 8. Weinger, Katie; Carver, Catherine A.
DM serta komplikasi yang terjadi akibat DM Educating Your Patient With Diabetes.
pada usia reproduksi dengan Springer Journal, 2009. Diunduh
darihttp://Riskesdas.springer.com/978-1-
mempertimbangkan faktor-faktor risiko
60327-207-0
diabetes seperti obesitas, aktivitas fisik, 9. Ramaiah, Savitri. Diabetes: Cara Mengetahui
merokok, konsumsi lemak, kurang konsumsi Gejala Diabetes dan Mendetksinya Sejak
buah dan sayur, dan usia. Dini. 2008. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer
UCAPAN TERIMA KASIH 10. Banner, Abdulbari et al. Prevalence of
Diagnosed and Undiagnosed Diabetes
Peneliti menyampaikan terima kasih kepada Mellitus and Its Risk Factors in a Population-
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Based Study of Qatar. April 2009; 84(1).
Prodi Kesehtan Masyarakat UIN Syarif Diakses dari http://Riskesdas.diabetes
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu researchclinicalpractice.com/article/S016882
dalam proses penelitian ini dilakukan, dan 27%2809%2900067-9/pdf
terima kasih peneliti sampaikan juga kepada 11. Soegondo, Sidartawan. Hidup Secara
Kepala Badan Litbangkes Kementrian Mandiri dengan: Diabetes Mellitus, Kencing
Kesehatan Indonesia yang telah menyediakan Manis, Sakit Gula. 2008. Jakarta: FKUI
data-data yang diperlukan demi kelancaran 12. Rahajeng, Ekowati.Risiko Kebiasaan Minum
Kopi pada Kasus Toleransi Glukosa
penelitian ini.
Terganggu Terhadap Terjadinya DM tipe 2.
2004. Jakarta: Disertasi FKMUI
DAFTAR PUSTAKA 13. Pramono, Laurentius Aswin. Prevalensi dan
1. IDF. Women and Diabetes. International Faktor-faktor Prediksi Diabetes Melitus
Diabetes Federation. 2012.Diunduh dari Tidak Terdiagnosa pada Penduduk Usia
http://riskesdas.idf.org/women-and-diabetes. Dewasa di Indonesia. 2010. Depok: Tesis
Diakses pada tanggal 14 Desember 2012 FKMUI
2. Departemen Kesehatan R.I. Laporan Hasil 14. Soeyono, Slamet. Patofisiologi Diabetes
Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) Melitus. Dalam: Penatalaksanaan Diabetes
Indonesia Tahun 2007. 2008. Jakarta: Badan Melitus Terpadu. 1999. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Diabetes dan Lipid RSUP Dr. Cipto
3. Dalimartha, Setiawan. Ramuan Tradisional Mangunkusumo FKUI
Untuk Pengobatan Diabetes Melitus. 2005. 15. Departemen Kesehatan R.I.Pedoman
Jakarta:Penebar Swadaya Pengisian Kuesioner RISKESDAS 2007.
4. Rivas, Aleida M. Gestational Diabetes 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Mellitus After Delivery, Gestational Pengembangan Kesehatan
Diabetes, Prof. Miroslav Radenkovic. 16. Almatsier, Sunita. Penuntun Diet. 2006.
Diunduh dari http://Riskesdas.intechopen. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi

You might also like