You are on page 1of 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


SEKSUALITAS

A. Masalah Keperawatan
Potensial fertilisasi adalah suatu masalah bagi wanita premenopause yang
melakukan hubungan seksual. Sering kali kekuatirannya adalah dalam pencegahan
konsepsi. Suatu ketika pilihannya adalah untuk tidak menggunakan kontrasepsi. Dalam
kasus ini, pasangan dapat mengalami ansietas sampai terjadi periode menstruasi
berikutnya. Pada persentasi pasangan yang lebih kecil, masalahnya mungkin infertilitas
ketika kehadiran anak-anak menjadi keinginan pasangan.
Masalah lain bagi individu yang secara seksual aktif adalah melakukan hubungan
seks yang aman. Melakukan hubungan seks yang aman telah mendapat pengakuan yang
meningkat akibat ketakutan tentang AIDS. Risiko dan konsekuensi dari PMS harus selalu
menjadi pertimbangan.
Senggama dan manipulasi seksual, meskipun dimaksud untuk memberikan
kesenangan bagi yang melakukannya, mungkin menjadi penyiksaan dalam situasi
disfungsi. Penganiayaan seksual dapat mencakup tidak kekerasan pada wanit, pelecehan
seksual, perkosaan, pedofilia (aktifitas seksual pada anak-anak), pornografi anak, dan
inses ( hubungan seksual yang dilakukan ayah kepada anak perempuannya).
Peran utama perawat berkaitan dengan masalah ini adalah pelaporan, penyuluhan
dan dukungan. Perawat juga dapat terlibat dalam pemberian terapi dan medikasi,
memberikan pengkajian dan evaluasi tentang keekfetifan, dan memberi pendidikan
mengenai fakta, fiksi dan pentingnya mengatasi masalah ini dalam keluarga, sekolah dan
komunitas.

B. Pengertian
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui
tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus
seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran,
pengalaman, nilai, fantasi, emosi
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai memerhatikan ,dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu.(A. Alimul Aziz H.,
2006)
Tinjauan seksual dari beberapa aspek ,diantaranya :
 Aspek biologis .Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan
anatomi dan fisiologi dari system reproduksi (seksual).
 Aspek psikologis .Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis
kelamin ,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya .
Aspek social budaya.Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang
berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat.
Perilaku seksual sangat serupa dengan perilaku social lainnya yaitu seseorang
akan berperilaku sesuai dengan mereka dihargai untuk berperilaku .Mereka cenderung
“bermain sesuai aturan “ketika memilih seseorang untuk dinikahi ..Bagaimana seseorang
memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa mereka secara social dan dalam
lingkungan social seperti apa mereka tinggal.

C. Gejala dan Tanda


1. Disfungsi Seksual
- Gejala Tanda Mayor
a. Mengungkapkan aktivitas seksual berubah
b. Mengungkapkan eksitasi seksual berubah
c. Merasa hubungan seksual tidak memuaskan
d. Mengungkapkan peran seksual berubah
e. Mengeluhkan hasrat seksual menurun
f. Mengungkapkan fungsi seksual berubah
g. Mengeluh nyeri saat berhubungan seksual(dyspareunia)
- Gejala Tanda Minor
a. Mengungkapkan ketertarikan pada pasangan berubah
b. Mengeluh hubungan seksual terbatas

2. Ketidakefektifan Pola Seksualitas


- Data Mayor
a. Perubahan negative actual atau antisipatifdalam fungsi seksual atau identitas
seksual
- Data Minor
a. Ekspresi kekhawatiran mengenai fungsi seksual atau identitas seksual
b. Tidak sesuainya perilaku seksual verbal dan nonverbal
c. Perubahan dalam karakteristiik seksual primer dan/atau sekunder
3. Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Tidak mengakses system pendukung dengan tepat
2) Tidak melaporkan ketidaktepatan persiapan fisik
3) Tidak melaporkan gaya hidup prenatal yang tepat (mis., nutrisi, eliminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
4) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
5) Tidak melaporkan penanganan gejala tidak nyaman dalam kehamilan
6) Tidak melaporkan rencana kelahiran yang realistic
7) Tidak mencari pengetahuan yang diperlukan (mis., persalinan dan
melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
8) Kegagalan menyiapkan barang yang diperlukan untuk bayi baru lahir
9) Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak konsisten
10) Kurang pemeriksaan prenatal
11) Kurang menghrgai bayi yang belum lahir
b. Selama Persalinan dan Melahirkan
1) Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
2) Tidak menunjukkan perilaku kelekatan dengan bayi baru lahir
3) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
4) Tidak melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, tidur gerakan tubuh,
hygiene personal)
5) Tidak berespons dengan tepat pada awitan persalinan
6) Kurang proaktif selama persalinan dan melahirkan
c. Setelah Melahirkan
1) Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
2) Tidak menunjukkan teknik menyusui dengan tepat
3) Tidak menunjukkan perawatan payudara dengan tepat
4) Tidak menunjukkan perilaku kelekatan pada bayi
5) Tidak menunjukkan teknik asuhan bayi dasar
6) Tidak memberi lingkungan yang aman untuk bayi
7) Tidak melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet,
eliminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
8) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
4. Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Melakukan kunjungan prenatal secara teratur
2) Menunjukkan respek pada bayi yang dikandung
3) Menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi baru lahir
4) Melaporkan persiapan fisik yang tepat
5) Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis., diet, eliminasi, tidur,
gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Melaporkan ketersediaan sistem dukungan
7) Melaporkan rencana pelahiran yang realistis
8) Melaporkan penanganan gejala kehamilan yang mengganggu kenyamanan
9) Mencari pengetahuan yang penting (mis., tentang ersalinan dan pelahiran,
asuhan bayi baru lahir)
b. Saat Persalinan dan Pelahiran
1) Mendemonstrasikan perilaku perlekatan dengan bayi baru lahir
2) Proaktif dalam persalinan dan pelahiran
3) Melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, gerakan tubuh, latihan fisik,
hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
4) Berespons secara tepat terhadap awitan persalinan
5) Memakai teknik relaksasi yang sesuai dengan kala persalinan
6) Menggunakan sistem dukungan secara tepat
c. Setelah Melahirkan
1) Mendemonstrasikan teknik menyususi yang tepat kepada bayi
2) Mendemonstrasikan perawatan payudara yang tepat
3) Mendemonstrasikan teknik dasar perawatan bayi
4) Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi
5) Melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet, eliminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Menggunakan sistem dukungan yang tepat
5. Risiko Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Faktor Risko
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kunjungan perawat prenatal tidak konsisten
d. Kurang model peran yang tepat untuk untuk menjadi orang tua
e. Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi orang tua
f. Kurang kepercayaan diri ibu
g. Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
h. Kurang perencanaan kelahiran yang realistic
i. Kurang system pendukung yang cukup
j. Ketidakberdayaan ibu
k. Distress psikososial ibu
l. Nutrisi ibu kurang optimal
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
o. Kehamilan yang tidak diinginkan
6. Risiko Gangguan Hubungan Ibu – Janin
Faktor Risiko
a. Penyulit kehamilan (mis., ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio
prasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
b. Gangguan transport oksigen (mis., anemia, penyakit jantung, asma, hipertensi,
kejang, persalinan premature, hemoragi)
c. Gangguan metabolism glukosa (mis., diabetes, penggunaan steroid)
d. Peganiayaan fisik
e. Penyalahgunaan zat (mis., tembakau, alcohol, obat)
f. Efek samping terkait terapi (mis., medikasi, pembedahan)
D. Pohon Masalah

Peny. Infeksi Berhubungan sex Kontak dg darah,


Fisik: Peny. Endokrin,
gangguan yang diderita <17th, merokok, kontakseks, kontak
Genitourinarius,
hormonal & Ibu higene seks yg ibu bayi
Neuromuskular
rendahnya kurang, virus HIV,
& skeletal,
tingkat sering melahirjkan dg HIV masuk
testoteron, Kardiopulmonal Bakteri& persalinan kedalam tubuh
gangguan virus bermasalah, berganti-
suplai darah Gangguan reaksi ganti pasangan,
yaitu biokimia dlm HIV berikatan
Masuk ke herediter
pembuluh limfosit T,
tubuh. Neonatus
darah di penis. monosit, makrofag
Proses metaplasi
Psikologis:
Energy dlm
berkaitan HIV
tubuh menurun Masa Masa pascanatal
dengan trauma Dysplasia servik berdifu
depresi, stress antenatal intranatal
si dg
& kecemasan. Penurunan Infeksi CD4
libido Kuman Kuman nosokomial Ca. servik
Gaya hidup:
merokok, & virus di dariluar Inti virus
konsumsi dari ibu S rahim
Ketidakefektif vagina Terapi masuk
alcohol an pola & kedalam
berlebih,
seksualitas Melewati servik sitoplasma
obesitas Post
plasenta
ekstrem & kemoterapi
kurangnya & Naik RNA
olah raga umbilikus mencapai virus
kiroin & Kompresi pada
Obat-obatan: RES DNA
obat anti amnion
Masuk
dpresan, anti- kedalam
psikotik, obat Anemia
tubuh Amionitis
penenang
bayi &
korionitis
Kelemahan Melalui Kuman melalui Melalui alat2 Leukosit Integrasi
& sirkulasi umbilicus pengisap lendir menurun DNA virus
impotensi darah masuk ke janin , selang + prot. Pd
T4
janin endotrakeal,
Resiko (provirus)
inuse, selang
Disfungsi infeksi
naso gastric,
seksual botol minuman
atau dot Ketidaksiapan RNA mRNA
meningkatkan genom ditran
proses dilepas slasi
kehamilan kesitopl
melahirkan asma Prot.
sepsis
Virus

Ante, intra, postnatal


hipertermi, aktivitas Tunas virus
lemah, tampak sakit,
menyusu buruk,
Virion
peningkatan leukosit
HIV baru
darah terbentuk
(dilimfoid)

Resiko
infeksi AIDS

Risiko
Resiko Ketidakefektifan gangguan
Ketidakefekti proses hubungan
fan proses kehamilan- Ibu-Janin
kehamilan- melahirkan
melahirkan
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi : hitung darah lengkap dan laju sedimentasi, skrining anemia
2. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glikosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan ginjal.
3. Serologi, terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis
4. Urinalis, skrining obat.
5. Pemeriksaan tinja untuk darah tersamar.

F. Penatalaksaan Medis
1. Gonorhoe (GO)
Disebabkan oleh bakteri diploccocus gram negatif yang kontank melalui eksudat
dan menyerang uretra, serviks, atau meluas ke alat reproduksi bagian atas. Eksudat
dapat menular pada bayi waktu lahir sehingga menjadi konjungtifitis neonaiorum.
Komplikasi artritis, meningitis, septikemi, endokarditis dan lain lain. Gejalan yang
mucul berupa nyeri, dispa reuni , pengeluaran cairan lewat uretra. Terapi obat yang
dapat diberikan , seperti sefrakson 250 mg/IM 1 x sehari selama tujuh hari dan
doksisiklin 100 mg, oral 2 x / hari selama tujuh hari. Untuk ibu hamil dapat di ganti
dengan eritromisin. Untuk mencegah infeksi sistemis pada neonatus diberi seftriakson
50mg /kg BB/IV atau IM 125mg.
2. Sifilis
Disebabkan oleh Spirochaeta Treponema Pallidum. Penyakit ini menempati
urutan ke tiga terbanyak di amerika serikat. Penularannya dengan cara kontak tubuh
atau kongenital dari ibu ke janin melalui plasenta. Janin yang terinfeksi sifilis melalui
ibunya dapat menyebabkan aborsi spontan, mati dalam kandungan, kebutaan, ketulian
dan kelainan pada wajah atau ekstremitas. Terapi obat yang dapat di gunakan berupa
Penisilin G Benzantin 7,2 juta unit, dibagi tiga dosis, diberikan satu minggu sekali.
Dosisiklin atau tetreasiklin adalah alternatif lain apabila ibu tak hamil. Penisilin
kristal G untuk sifilis yang menyerang SSP secara IV. Pengobatan sifilis pada wanita
hamil paling baik dengan penisilin. Apabila bayi sifilis dan ibu yang hamil sudah di
terapi dengan eritromisin, sebaiknya menggunakan penisilin benazantin 50.000 U / kg
BB / intramuskuler dosis tunggal.
3. Kandidiasis
Disebabkan oleh jamus kandida albicans yang menyebabkan infeksi pada kulit
dan selaput lendir terutama lesi pada oral , vulvovagina, salurana gastro investinal,
kandidiasis vagiina ditandai dengan keluarnya cairan per vagina kental seperti keju
disertai rasa gatal. Dapat ditularkan pada waktu hubungan seksual terutama dalam
kondisi tubuh lemah, DM terapis steroid, terapi sitostatika dan imunodefisiensi.
Terapi obat yang dapat diberikan yaitu mikonasol 200mg intravagina , menjelang
tidur selama tiga hari. Obat lainnya seperti klottrimasol, butakonasol, per vaginam .
bayi yang menderita kandidiasis pada mulut diobati dengan nistatin yang dioleskan
dalam mulut.
4. Pedikulonis Pubis (Kutupubis)
Merupakan infeksi ektoparasit yang ditularkan saat kontak seksual. Telur menetas
dalam satu minggu dan dewasa dalam 8-10 hari. Terapi obat yang dapat diberikan
berupa cream permetrin 1 % pada daerah yang terkena dan dibilas 10 menit
kemudisn. Tempat lainnya seperti piretrin, pipironil butoksida atau sampolindane 1%
selama 4 menit. Pengobatan terhadap pasangan hubungan seksual dan lindane tidak
boleh diberikan wanita hamil dan menyusui.

G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status, alamat,
diagnosa medis, sumber biaya dan identitas penanggung.
2. Riwayat seksual
a. Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
b. Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dll)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi
seksual (peny.jantung, DM, dll)
3. Pengkajian seksual mencakup :
a. Riwayat Kesehatan seksual
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
2) Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan
seksual secara langsung – pertanyaan isyarat.
4. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik paling penting dalam mengevaluasi penyebab kekuatiran atau
maslah seksual dan mungkin merupakan kesempatan terbaik untuk memberi
penyuluhan kepada klien tentang seksualitas.
a. Inspeksi dan palpasi
Teknik infeksi dan palpasi digunakan oleh perawat untuk mengaji payudara dan
genitaliainternal dan eksternal klien. Perawat juga dapat mengajarkan klien
mengenai cara sadari yaitu pemeriksaan payudara sendiri kepada klien wanita
serta melakukan latihan Kegel untuk menguatkan otot pubokoksigeus.
b. Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat
PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital,
perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.
c. Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya ggn
struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
d. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
e. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
f. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
g. Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan
h. Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi

H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Seksualitas
Berikut ini adalah diagnose yang berhubungan dengan diagnose di atas yakni :
Patofisiologis
a. Berhubungan dengan efek biokimia pada energi dan libido sekunder akibat :
1) Endokrin
a) Diabetes Melitus
b) Penurunan Produksi hormone
c) Akromegali
d) Hipertiroidisme
e) Penyakit Addison
f) Miksedema
2) Genitourinarius
a) Gagal Ginal kronik
3) Neuromuscular dan Skeletal
a) Arthritis
b) Multipel sklerosis
c) Sklerosis amiotrofik lateral
d) Gangguan suplai saraf ke otak, medulla spinalis, saraf sensorik,
dan saraf otonom
4) Kardiopulmonal
a) Infark miocard
b) Gagal antung kongestif
c) Gangguan vaskuar perifer
d) Gangguan pernapasan kronik
b. Berhubungan dengan ketakutan terhadap (peyakit menular seksual)
1) HIV/AIDS
2) Herpes
3) Sifilis
4) Kutil genitalia
5) Klamidia
6) Gonoroe
c. Berhubungan dengan efek alcohol terhadap performa
d. Berhubungan dengan penurunan lubrikasi vainal sekunder akibat (sebutkan)
e. Berhubungan dengan ketakutan terhada ejakulasi dini
f. Berhubungan dengan nyeri senggama

Terkait-Penanganan

a. Berhubungan dengan efek obat atau terapi radiasi


b. Berhubungan dengan perubahan konsep diri akibat perubahan penampilan
(trauma, pembedahan radikal)

Siuasional (Personal, Lingkungan)

a. Berhubungan dengan masalah pasangan, misalnya, ketidakinginan,


ketidaktahuan, penganiayaan, ketidaktersediaan, perpisahan, perceraian
b. Berhubungan dengan tidak adanya privasi
c. Berhubungan dengan stressor sekunder akibat masalah pekerjaan, masalah
financial, atau konflik nilai, konflik agama
d. Berhubungan dengan kesalahan informasi atau kurang pengetahuan
e. Berhubungan dengan keletihan
f. Berhubungan dengan ketakutan akan penolakan sekunder akiba obesitas
g. Berhubungan dengan nyeri
h. Berhubungan dengan ketakutan akan kegagalan seksual
i. Berhubungan denan ketakutan akan kehamilan
j. Berhubungan dengan depresi
k. Berhubungan dengan ansietas
l. Berhubungan dengan rasa bersalah
m. Berhubungan dengan riwayat ketidakpuasan pengalaman seksual

Maturasional

Remaja

a. Berhubungan dengan ketidakefektifan model peran


b. Berhubungan dengan pendidikan seksual yang negative
c. Berhubungan dengan tidak adanya pendidikan seksual
Dewasa

a. Berhubungan dengan penesuaian untuk menjadi orang tua


b. Berhubungan dengan efek kehamilan pada tingkat energy dan citra tubuh
c. Berhubuungan dengan konflik nilai
2. Disfungsi seksual

Faktor yang berhubungan

a. Ketiadaan model peran


b. Perubahan fungsi tubuh (misalnya, kehamilan, pelahiran baru- baru ini, obat,
pembedahan, anomali, proses penyakit, trauma, radiasi)
c. Perubahan biopsikososial seksualitas
d. Defisiensi pengetahuan
e. Model peran kurang dapat memengaruhi
f. Kurang privasi
g. Kurang orang terdekat
h. Salah informasi
i. Penganiayaan psikososial (misalanya, hubungan penuh kekerasan)
j. Konflik nilai
k. Penganiayaan fisik
l. Kerentaan

3. Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan


a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak konsisten
d. Kurang model peran yang tepat untuk menjadi orang tua
e. Kurang kesiapan kognitif untuk menadi orang tua
f. Kurang kepercayaan diri ibu
g. Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
h. Kurang perencanaan kelahiran yang realisti
i. Kurang sistem pendukung yang cukup
j. Ketidakberdayaan ibu
k. Distress psikososial ibu
l. Nutrisi ibu kurang optimal
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
o. Lingkungan tidak aman
p. Kehamilan yang tidak diinginkan
4. Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Melakukan kunjungan prenatal secara teratur
2) Menunjukkan respek pada bayi yang dikandung
3) Menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi baru lahir
4) Melaporkan persiapan fisik yang tepat
5) Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis., diet, eliminasi, tidur,
gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Melaporkan ketersediaan sistem dukungan
7) Melaporkan rencana pelahiran yang realistis
8) Melaporkan penanganan gejala kehamilan yang mengganggu kenyamanan
9) Mencari pengetahuan yang penting (mis., tentang ersalinan dan pelahiran,
asuhan bayi baru lahir)
b. Saat Persalinan dan Pelahiran
1) Mendemonstrasikan perilaku perlekatan dengan bayi baru lahir
2) Proaktif dalam persalinan dan pelahiran
3) Melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, gerakan tubuh, latihan fisik,
hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
4) Berespons secara tepat terhadap awitan persalinan
5) Memakai teknik relaksasi yang sesuai dengan kala persalinan
6) Menggunakan sistem dukungan secara tepat
c. Setelah Melahirkan
1) Mendemonstrasikan teknik menyususi yang tepat kepada bayi
2) Mendemonstrasikan perawatan payudara yang tepat
3) Mendemonstrasikan teknik dasar perawatan bayi
4) Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi
5) Melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet, eliminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Menggunakan sistem dukungan yang tepat
5. Risiko Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Faktor Risko
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kunjungan perawat prenatal tidak konsisten
d. Kurang model peran yang tepat untuk untuk menjadi orang tua
e. Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi orang tua
f. Kurang kepercayaan diri ibu
g. Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
h. Kurang perencanaan kelahiran yang realistic
i. Kurang sistem pendukung yang cukup
j. Ketidakberdayaan ibu
k. Distress psikososial ibu
l. Nutrisi ibu kurang optimal
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
o. Kehamilan yang tidak diinginkan
6. Risiko Gangguan Hubungan Ibu – Janin
Faktor Risiko
a. Penyulit kehamilan (mis., ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio
prasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
b. Gangguan transport oksigen (mis., anemia, penyakit jantung, asma, hipertensi,
kejang, persalinan premature, hemoragi)
c. Gangguan metabolism glukosa (mis., diabetes, penggunaan steroid)
d. Peganiayaan fisik
e. Penyalahgunaan zat (mis., tembakau, alcohol, obat)
f. Efek samping terkait terapi (mis., medikasi, pembedahan)

I. Intervensi

DIAGNOSA
No. TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Disfungsi seksual Label NOC : Label NIC :
berhubungan  Sexuality Pattern,  konseling seksual
dengan.........ditandai ineffective a. Membangun hubungan
dengan...................  Self-esteem Situasional terapeutik, berdasarkan
Low kepercayaan dan rasa
 Rape Trauma Syndrome hormat.
Silent b. Menetapkan panjang
 Reaction hubungan konseling.

 Knowledge : Sexual c. Menyediakan privasi dan


Functioning menjamin kerahasiaan.

Setelah dilakukan asuhan d. Menginformaikan pasien di


keperawatan selama ....x 24 awal bahwa hubungan

jam diharapkan klien seksual adalah bagian

mampu untuk mengatasi penting dari kehidupan

disfungsi seksual dengan danbahwa penyakit, obat-

kriteria hasil: obatan dan stres sering

 Pemulihan dan merubah fungsi seksual.

penganiyaan seksualitas. e. Mmeberi informasi tentang

 Perubahan fidik dengan fungsi seksual.

penuaan. f. Diskusikan efek dari suatau

 Wanita dan pria. penyakit, efek obat tentang

 Pengenalan dan seksualitas, dan efek dari

penerimaan identitas prubahan seksualitas pada

seksual pribadi. orang lain yang signifikan.

 Mengetahui masalah g. Diskusikan tingkat


reproduksi. penegtahuan pasien tentang
 Kontrol risiko penyakit seksualitas pada umumnya.
menular seksual (PMS). h. Dorong pasien untuk
 Fungsi seksual: integritas verbalisasi ketakutan dan
aspek fsik, sosio emosi, mengajukan pertanyaan.
dan intelektual ekspresi i. Diskusikan modifiksi dalam
dan performa seksual. aktivitas seksual.
 Menunjukkkan dapat j. Membantu pasien untyk
beradaptasi dengan mengekpresikan kesedihan
ketidakmampuan fisik. dan kemarahan tentang
 Menunjukkan pemulihan perubahan dalam fungsi
dari penganiayaan tubuh/ penampilan.
seksual. k. Hindari menampilkan
 Menunjukkan keinginan keengganan untuk bagian
untuk mendiskusikan tubuh yang berubah.
perubahan disfungsi l. Perkenalkan pasien untuk
seksual. model peran positif yang
 Mengungkapkan telah berhasil menaklukan
secara verbal masalah yang sama.
pemahaman tentang m. Berikan informasi faktual
pembatasan indikasi tentang mitos seksual
medis. misinformasi yang pasien
 Meminta informasi yang dapat verbalisasi.
dibutuhkan fungsi n. Diskusikan bentuk-bentuk
seksual. alternatif dari ekspresi
 Penggunaan kontrasepsi seksual yang diterima
yang efektif. pasien.
o. Anjurkan pasien hanya pada
teknik yang kompatibel
dengan nilai-nilai/
keyakinan.
p. Anjurkan pasien tentang
penggunaan obat-obatan
untuk meningkatkan
kemampuan untuk
melakukan hubungan
seksual.
q. Tentukan jumlah bersalah
seksual yang berhubungan
dengan persepsi pasien dari
faktor-faktor penyebab
penyakit.
r. Sertakan pasangan/
pasanhgan seksual dalam
konseling sebanyak
mungkin.
s. Gunakan humor dan
mendorong pasien untuk
menggunakan humor untuk
meringankan kecemasan
atau rasa malu.
t. Memberikan jaminan
bahwa praktik seksual saat
ini dan baru sehat.
u. Memberikan jaminan dan
ijin untuk bereksperimen
dengan bentuk-bentuk
alternatif dari eksperi
seksual.
v. Memberikan arahan/
konsultasi dengan anggota
lain dari tim perawatan
kesehatan .
w. Merujuk pasien ke seorang
terapis seks.
2 Ketidakefektifan Label NOC : Label NIC :
Pola Seksual  Pemulihan dari a. Peningkatan Citra Tubuh:
berhubungan Penganiayaaan Seksual meningkatnya persepsi
dengan..... ditandai  Citra Tubuh sadar dan persepsi bawah
dengan......  Maturasi Fisik pada sadar serta sikap pasien
Wanita terhadap tubuhnya

 Maturasi Fisik pada Pria b. Peningkatan Koping:

 Penampilan peran membantu pasien

 Harga Diri menyesuaikan diri dengan


persepsi stresor, perubahan,
 Identitas Seksual
atas ancaman, yang
Setelah dilakukan asuhan
menghambat pemenuhan
keperawatan selama ....x
tuntutan hidup dan peran
24 jam diharapkan klien
mengatasi c. Peningkatan Peran :
mampu
membantu pasien, oramg
gangguan pola seksual
terdekat, atau keluarga
tersebut dengan kriteria
untuk meningkatkan
hasil:
hubungan dengan
 Menunjukkan
mengklarifikasi dan
Pemulihan dari
menambah perilaku peran
Penganiayaan
tertentu
Seksual, yang
dibuktikan oleh d. Peningkata Harga Diri:
menbantu pasien
indikator berikut
meningkatkan penilaian
(sebutkan 1-5: tidak
pribadi tentang harga diri
ada, terbatas,
e. Konseling Seksual:
sedang, banyak atau
enggunaan proses
sangat banyak.) :
pertolongan interaktif yang
1. Bukti hubungan berfokus pada kebutuhan
yang sesuai untuk membuat untuk
dengan individu membuat penyesuaian pada
sesama jenis praktik seksual atau
2. Bukti hubungan meningkatkan koping
yang sesuai terhadap gangguan atau
dengan lawan peristiwa seksual
jenis f. Penyuluhan Seks yang
3. Ekspresi Aman: memberi arahan
kenyamanan tentang perlindungan
dengan identitas seksual selama melakukan
gender dan aktivitas seksual
orientasi seksual g. Penyuluhan Seksualitas :
 Menunjukkan Harga membantu individu
Diri, yang memahami dimensi fisik
dibuktikan oleh dan psikologis pertumbuhan
indikator berikut dan perkembangan seksual.
(sebutkan 1-5: tidak
pernah, jarang,
kadang-kadang,
sering, atau selalu
positif) :
1. Pernyataan
tentang
penerimaan diri
2. Perasaan tentang
harga diri
3. Respons yang
diharapkan dari
orang lain
3 Resiko gangguan Label NOC : Label NOC : Label NIC :
hubungan ibu dan  Parent-Infant attachment  Enviromental Management
janin berhubungan  Parenting, impaired  Parenting Promotion
dengan..... ditandai  Role Perfomance  Role Enhancement
dengan...... Ineffective  Parent Educatoin-Infant
Setelah dilakukan asuhan h. Kaji kebutuhan
keperawatan selama ....x pembelajaran orang tua.
24 jam diharapkan klien i. Kaji untuk faktor yang
mampu mengatasi dapat menyebabkan
gangguan tersebut dengan munculnya masalah
kriteria hasil: perlekatan.
 Mempraktikkan j. Amati adanya indikator
perilaku sehat perlekatan orang tua bayi.
selama kehamilan. k. Identifikasi kesiapan orang
 Menyebutkan tua untuk belajar mengenai
karakteristik spesifik perawatan bayi.
janin. l. Kaji kemampuan orang tua
 Mempersiapkan untuk belajar mengenali
janin sebelum kebutuhan fisiologis bayi.
kelahiran. m. Jelaskan peralatan yang
 Menggendong, digunakan untuk memantau
menyentuh, bayi diruang perawatan.
menepuk, n. Demonstrasikan cara
mengusap-usap, menyentuh bayi saat berada
mencium dan di mesin incubator.
tersenyum kepada o. Dorong orang tua untuk
bayi. memasase atau memijat
 Berbicara dengan bayi.
bayi. p. Dorong orang tua untuk
 Menggunakan posisi menyentuh dan berbicara
wajah sejajar dan dengan bayi baru lahir.
kontak mata.
 Bermain dengan
bayi.
 Memberi respon
terhadap isyarat
bayi.
 Menghibur dan
menenangkan bayi.
 Menjaga bayi tetap
kering, bersih dan
hangat.
 Bayi melihat orang
tuanya.
 Bayi merespon
isyarat orang tua.

J. Referensi
Carpenito. Monyet, Lynda Juall. 2012. Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.
Jakarta : EGC
Huda, Amin., Kusuma, Hardhi. 2913. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC
Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundametal Keperawatan : Konsep, proses, dan Praktik, ,
Edisi 4.Jakarta : Salemba Medika
Sturt, Gail W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sutedjo, AY. 2008.Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah.Yogyakarta : Gramedia
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

You might also like