Professional Documents
Culture Documents
A. Masalah Keperawatan
Potensial fertilisasi adalah suatu masalah bagi wanita premenopause yang
melakukan hubungan seksual. Sering kali kekuatirannya adalah dalam pencegahan
konsepsi. Suatu ketika pilihannya adalah untuk tidak menggunakan kontrasepsi. Dalam
kasus ini, pasangan dapat mengalami ansietas sampai terjadi periode menstruasi
berikutnya. Pada persentasi pasangan yang lebih kecil, masalahnya mungkin infertilitas
ketika kehadiran anak-anak menjadi keinginan pasangan.
Masalah lain bagi individu yang secara seksual aktif adalah melakukan hubungan
seks yang aman. Melakukan hubungan seks yang aman telah mendapat pengakuan yang
meningkat akibat ketakutan tentang AIDS. Risiko dan konsekuensi dari PMS harus selalu
menjadi pertimbangan.
Senggama dan manipulasi seksual, meskipun dimaksud untuk memberikan
kesenangan bagi yang melakukannya, mungkin menjadi penyiksaan dalam situasi
disfungsi. Penganiayaan seksual dapat mencakup tidak kekerasan pada wanit, pelecehan
seksual, perkosaan, pedofilia (aktifitas seksual pada anak-anak), pornografi anak, dan
inses ( hubungan seksual yang dilakukan ayah kepada anak perempuannya).
Peran utama perawat berkaitan dengan masalah ini adalah pelaporan, penyuluhan
dan dukungan. Perawat juga dapat terlibat dalam pemberian terapi dan medikasi,
memberikan pengkajian dan evaluasi tentang keekfetifan, dan memberi pendidikan
mengenai fakta, fiksi dan pentingnya mengatasi masalah ini dalam keluarga, sekolah dan
komunitas.
B. Pengertian
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui
tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus
seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran,
pengalaman, nilai, fantasi, emosi
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai memerhatikan ,dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu.(A. Alimul Aziz H.,
2006)
Tinjauan seksual dari beberapa aspek ,diantaranya :
Aspek biologis .Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan
anatomi dan fisiologi dari system reproduksi (seksual).
Aspek psikologis .Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis
kelamin ,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya .
Aspek social budaya.Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang
berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat.
Perilaku seksual sangat serupa dengan perilaku social lainnya yaitu seseorang
akan berperilaku sesuai dengan mereka dihargai untuk berperilaku .Mereka cenderung
“bermain sesuai aturan “ketika memilih seseorang untuk dinikahi ..Bagaimana seseorang
memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa mereka secara social dan dalam
lingkungan social seperti apa mereka tinggal.
Resiko
infeksi AIDS
Risiko
Resiko Ketidakefektifan gangguan
Ketidakefekti proses hubungan
fan proses kehamilan- Ibu-Janin
kehamilan- melahirkan
melahirkan
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi : hitung darah lengkap dan laju sedimentasi, skrining anemia
2. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glikosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan ginjal.
3. Serologi, terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis
4. Urinalis, skrining obat.
5. Pemeriksaan tinja untuk darah tersamar.
F. Penatalaksaan Medis
1. Gonorhoe (GO)
Disebabkan oleh bakteri diploccocus gram negatif yang kontank melalui eksudat
dan menyerang uretra, serviks, atau meluas ke alat reproduksi bagian atas. Eksudat
dapat menular pada bayi waktu lahir sehingga menjadi konjungtifitis neonaiorum.
Komplikasi artritis, meningitis, septikemi, endokarditis dan lain lain. Gejalan yang
mucul berupa nyeri, dispa reuni , pengeluaran cairan lewat uretra. Terapi obat yang
dapat diberikan , seperti sefrakson 250 mg/IM 1 x sehari selama tujuh hari dan
doksisiklin 100 mg, oral 2 x / hari selama tujuh hari. Untuk ibu hamil dapat di ganti
dengan eritromisin. Untuk mencegah infeksi sistemis pada neonatus diberi seftriakson
50mg /kg BB/IV atau IM 125mg.
2. Sifilis
Disebabkan oleh Spirochaeta Treponema Pallidum. Penyakit ini menempati
urutan ke tiga terbanyak di amerika serikat. Penularannya dengan cara kontak tubuh
atau kongenital dari ibu ke janin melalui plasenta. Janin yang terinfeksi sifilis melalui
ibunya dapat menyebabkan aborsi spontan, mati dalam kandungan, kebutaan, ketulian
dan kelainan pada wajah atau ekstremitas. Terapi obat yang dapat di gunakan berupa
Penisilin G Benzantin 7,2 juta unit, dibagi tiga dosis, diberikan satu minggu sekali.
Dosisiklin atau tetreasiklin adalah alternatif lain apabila ibu tak hamil. Penisilin
kristal G untuk sifilis yang menyerang SSP secara IV. Pengobatan sifilis pada wanita
hamil paling baik dengan penisilin. Apabila bayi sifilis dan ibu yang hamil sudah di
terapi dengan eritromisin, sebaiknya menggunakan penisilin benazantin 50.000 U / kg
BB / intramuskuler dosis tunggal.
3. Kandidiasis
Disebabkan oleh jamus kandida albicans yang menyebabkan infeksi pada kulit
dan selaput lendir terutama lesi pada oral , vulvovagina, salurana gastro investinal,
kandidiasis vagiina ditandai dengan keluarnya cairan per vagina kental seperti keju
disertai rasa gatal. Dapat ditularkan pada waktu hubungan seksual terutama dalam
kondisi tubuh lemah, DM terapis steroid, terapi sitostatika dan imunodefisiensi.
Terapi obat yang dapat diberikan yaitu mikonasol 200mg intravagina , menjelang
tidur selama tiga hari. Obat lainnya seperti klottrimasol, butakonasol, per vaginam .
bayi yang menderita kandidiasis pada mulut diobati dengan nistatin yang dioleskan
dalam mulut.
4. Pedikulonis Pubis (Kutupubis)
Merupakan infeksi ektoparasit yang ditularkan saat kontak seksual. Telur menetas
dalam satu minggu dan dewasa dalam 8-10 hari. Terapi obat yang dapat diberikan
berupa cream permetrin 1 % pada daerah yang terkena dan dibilas 10 menit
kemudisn. Tempat lainnya seperti piretrin, pipironil butoksida atau sampolindane 1%
selama 4 menit. Pengobatan terhadap pasangan hubungan seksual dan lindane tidak
boleh diberikan wanita hamil dan menyusui.
G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status, alamat,
diagnosa medis, sumber biaya dan identitas penanggung.
2. Riwayat seksual
a. Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
b. Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dll)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi
seksual (peny.jantung, DM, dll)
3. Pengkajian seksual mencakup :
a. Riwayat Kesehatan seksual
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
2) Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan
seksual secara langsung – pertanyaan isyarat.
4. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik paling penting dalam mengevaluasi penyebab kekuatiran atau
maslah seksual dan mungkin merupakan kesempatan terbaik untuk memberi
penyuluhan kepada klien tentang seksualitas.
a. Inspeksi dan palpasi
Teknik infeksi dan palpasi digunakan oleh perawat untuk mengaji payudara dan
genitaliainternal dan eksternal klien. Perawat juga dapat mengajarkan klien
mengenai cara sadari yaitu pemeriksaan payudara sendiri kepada klien wanita
serta melakukan latihan Kegel untuk menguatkan otot pubokoksigeus.
b. Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat
PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital,
perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.
c. Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya ggn
struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
d. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
e. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
f. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
g. Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan
h. Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Seksualitas
Berikut ini adalah diagnose yang berhubungan dengan diagnose di atas yakni :
Patofisiologis
a. Berhubungan dengan efek biokimia pada energi dan libido sekunder akibat :
1) Endokrin
a) Diabetes Melitus
b) Penurunan Produksi hormone
c) Akromegali
d) Hipertiroidisme
e) Penyakit Addison
f) Miksedema
2) Genitourinarius
a) Gagal Ginal kronik
3) Neuromuscular dan Skeletal
a) Arthritis
b) Multipel sklerosis
c) Sklerosis amiotrofik lateral
d) Gangguan suplai saraf ke otak, medulla spinalis, saraf sensorik,
dan saraf otonom
4) Kardiopulmonal
a) Infark miocard
b) Gagal antung kongestif
c) Gangguan vaskuar perifer
d) Gangguan pernapasan kronik
b. Berhubungan dengan ketakutan terhadap (peyakit menular seksual)
1) HIV/AIDS
2) Herpes
3) Sifilis
4) Kutil genitalia
5) Klamidia
6) Gonoroe
c. Berhubungan dengan efek alcohol terhadap performa
d. Berhubungan dengan penurunan lubrikasi vainal sekunder akibat (sebutkan)
e. Berhubungan dengan ketakutan terhada ejakulasi dini
f. Berhubungan dengan nyeri senggama
Terkait-Penanganan
Maturasional
Remaja
I. Intervensi
DIAGNOSA
No. TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Disfungsi seksual Label NOC : Label NIC :
berhubungan Sexuality Pattern, konseling seksual
dengan.........ditandai ineffective a. Membangun hubungan
dengan................... Self-esteem Situasional terapeutik, berdasarkan
Low kepercayaan dan rasa
Rape Trauma Syndrome hormat.
Silent b. Menetapkan panjang
Reaction hubungan konseling.
J. Referensi
Carpenito. Monyet, Lynda Juall. 2012. Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.
Jakarta : EGC
Huda, Amin., Kusuma, Hardhi. 2913. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC
Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundametal Keperawatan : Konsep, proses, dan Praktik, ,
Edisi 4.Jakarta : Salemba Medika
Sturt, Gail W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sutedjo, AY. 2008.Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah.Yogyakarta : Gramedia
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia