You are on page 1of 9
Juma} Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 5, No. 3, Juli 2009: 138-146 ANALISIS TRANSPORTASI BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ‘TRISWAN SUSENO, ANG SUHERMAN, SUJARWO dan TUT! HERNAWATI Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jenderal Sudirman No. 623, Bandung 40211 ‘e-mail :triswan@tekmira.esdm.go.id SARI Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi cadangan batubara cukup besar.Saat ini, potensi cadangannya diperkirakan mencapai 3,71 miliar ton. Pemerintah Provins! Kalimantan Tengah menghatapkan pengangkutan batubara melalui daerah-daerah di provinsi ini, Akan tetapi, minimnya prasarana transportasi menjadi kendala pengangkutan batubara ke pelabuhan rua. Sungai-sungai sudah mengalami banyak pendangkalan sehingga sulit dilalui oleh kapal-kapal yang berukuran besar. Pemerintah provinsi saat ini tengah merencanakan pembangunan jalur pengangkutan batubara dengan menggunakan kereta api dan memanfaatkan jalur transportasi sungai, yaitu Barito, Kapuas dan Kahayan (Terusan Raya). Selanjutnya juga dibangun tiga alternatif tempat penampungan akhir batubara sebelum dikirim ke luar daerah, yaitu di: Pelabuhan Laut Bahaur, Pelabuhan Tanjung Malatayur dan Pelabuhan Samuda. Ketiga pelabuhan yang diusulkan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusla yang memadai dalam pengelolaan pelabuhan dan berbagai faslitas pendukung tainnya. Rencana pemibangunan jalan kereta api akan membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama. Namun demikian, pembangunan tersebut akan membantu memecahkan masalah transportasi dan pengembangan wilayah dengan membuka dan menghubungkan daerah-daerah terisolasi di Kalimantan Tengah. kata kunci : Transportasi, Kereta api, sungat, pelabuhan ABSTRACT Central Kalimantan Province is known as anyone region that has a large amount of coal reserve. The potential reserve of coal is about 3.71 billion tons, but development of the coal reserve faces a lot of transportation problems. Its very hard to haul coal from the mine within Centra! Kafimantan to the harbor, because the rivers have underground siting up. The capability of conventional transportation system on the river is not enough for transporting coal by using large ship. That is why the provincial government plans to reform its conventional transportation system to combi- nation of raffway transportation and rivers transportation on Barito River, Kapuas River and Kahayan River (Terusan Raya). Then, three stockpiles have to be built at Bahaur Harbour, Tanjung Malatayu Harbour and Samuda Harbour, which will be supported by qualified human resources in maintaining the harbour and other support facilities. Railway transportation development will absorb a lot of fund and need a fong time of completion. However, the development will support the transportation problem solving'and regional development by connecting isolated and remote areas. Keywords : Transportation, train, river, port . 198 Naskah masck:28 Nopembet 2008, revs patama 2 ana! 2008, evs kad un 2008, revs rai uh 2009 Analisis Transports Batubara di Provins Kalimantan Tengah ...Tlswan Soeseno, dk. PENDAHULUAN Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi batubara yang cukup besar, dan secara geologi batubara di daerah ini memiliki kualitas yang sangat balk (Dinas Pertambangan Dan Energi, 2006a). Salah satu di antaranya adalah batubara jenis metalurgi (coking coal), yaitu batubara yang dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan kokas. ‘Minimnyainfrastruktur transportasi di provinsi ini, ternyata sangat rremengaruhi aktivtas perekonomian di daerah ini, dan menjadi kendala bagi kegiatan usaha pertambangan batubara. Prasarana transportasi merupakan salah satu yang terpenting dalam mendukung perkembangan perekonomian suatu daerah, Demikian pula halnya bagi perusahaan pertambangan batubara. Prinsip efisiensi, efektif dan ekonomis sangat erat dengan dunia usaha ini yang berorientasi pada keuntungan, Oleh karenaitu, sebagian besar perusahaan batubara ingin memanfaatkan prasarana yang telah ada, yaitu melalui wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Namun tidak demikian halnya dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah daerah, di mana pengangkutan batubara harus melalui wiayah Provinsi Kalimantan Tengah. Pengangkutan batubara melalui jalur-jalur di dalam Provinsi Kalimantan Tengah hingga ke pengangkutan akhir (pelabuhan) batubara diharapkan dapat menyumbangkan devisa bagi negara. Dampak adanya kebijaksanaan ini, seluruh perusahaan tidak dapat mengusahakan batubara, kalaupun ada hanya sebatas menambang dan ‘mengumpulkannya di suatu tempat saja (stockpile). ‘Ada dua alternatif pengangkutan batubare di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu melalui jalur sungai dan jalur kereta api. Namun, keduanya masih dalam tahap penjajagan, mengingat banyak hal yang harus dipertimbangkan dari berbagai aspek (sosial, ekonomi, fisik dan kewilayahan). ‘Agar penentuan jalur jalan (darat, sungai dan laut) yang diusulkan pihak perusahaan sejalan dengan pola pengembangan jalur transportasi yang diusung. pemerintah daerah, maka perlu dilakukan pengkajian tentang konsep-konsep yang diusulkan oleh kedua blah pihak, sehingga perbedaan di antarakeduanya dapat diminimalisasi dan saling menguntungkan, METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk melakukan analisis ini adalah melalui pendekatan nonsurvei atau data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait di Provinsi Kalimantan Tengah, seperti Bappeda, Dinas Perhubungan dan Dinas Pertambangan. Beberapa data/informasi primer diperoleh dari hasit ‘wawancara di beberapa lokasi, seperti di pelabuhan dan lokasi penambangan batubara. ‘Metode Pengolahan Data Pengolahan data dimaksudkan untuk mengolah atau ‘yang masih mentah agar mudah dibaca, dimengerti dan teratur, seltingga memberikan informasi yang representatif dalam kegiatan analisis. Pengolahan dilakukan dengan pembuatan data gratis atau spasial dibantu dengan peta dan tekstual. Pembuatan data grafis atau spasial dibantu dengan perangkat komputer yang dilengkapi dengan program mapinfo; sedangkan data tekstual merupakan informasi dari data atau merupakan tabulasi dari data spasial Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dilakukan analisis yang terdiri atau analisis fisik, dengan menggunakan metode tumpangtindih yaitu menumpulkan peta administrasi, geologi dan penyebaran sumber daya bahan galian dengan peta tematik yang menjadi faktor kendala, kemudian dilakukan pengirisan ztau pemilahan daerahiwilayah. POTENSI BATUBARA ‘Menurut laporan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah (2006a), cadangan batubara di wilayah ini tercatat sekitar 3,71 miliar ton, tersebar di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Timur, Barito Selatan, Kapuas, Gunung Mas, Katingan, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat (Gambar 1). Beberapa perusahaan yang telah mengajukan izin usaha pertambangan batubara di provinsi ini adalah sebagai berikut : 139 ove 195.900.0009] 393,537.80] 17.328.834| 1h. 2 PeTamonks ./” na PROVINSI KALIMANTAN BARAT ‘A= 370.814,320| B= 192.244,39: C= 94,951.50] ‘A= 553,712,878 B= 270.129.60 C= 425,185.29: ‘A= 21,540.00 ‘A= 51,507,530 B= 59,244,323] C= 83.107.458| PROVINSI 5 KALIMANTAN SELATAN J Ye — 300 Sumber + = Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah, 2006. = _Dinss pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006. = Dinas Pechubungan dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006. Gambar 1. Peta potensi penyebaran batubara di Provinsi Kalimantan Tengah 971-BEL: 600Z:19F ‘EONS "9A B1Oqn}Og Yop jos0UYyy sBojouysy jousny Analisis TansportasiBatubara di Provini Kalimantan Tengah ...Teiswon Soeseno, dk. ~ Tercatat tidak kurang ada 18 perusahaan yang sudah memiliki izin Perjahjian Katya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Luasnya diperkirakan lebih dari 623.395,60 ha, namun belum ada perusahaan yang melakukan eksploitasi Tabel 1). 10 perusahaan di antaranya baru melakukan tahap kegiatan eksplorasi, 6 perusahaan pada tahap studi kelayakan, 1 perusahaan masih dalam konstruksi, dan 1 perusahaan pada tahap penyelidikan umum (Dinas Pertambangan dan Energi, 2006a). Tabel 1. Jumiah perusahaan yang memilikl izin PKP2B di Provinsi Kalimantan: Tengah Tahapan Kegiatan | Jumlah | ‘YS Hie Eksplorasi 10 435.910,00 studi Kelayakan 6 | 138.115,60 Konstruksi 1 12.880,00 Penyelidikan Umum | 1 | 36.490,00 Eksploitasi - - Jumlah 18 623.395,60 ‘Sumber : Bappeda Kalimantan Tengah (2006) INFRASTRUKTUR Prasarana pengangkwtan yang di pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mi terbatas, apalagi ka prasarana tersebut digunakan untuk jalur pengangkutan batubara. ~ Jalan Darat Jalan darat yang saat ini dimiliki oleh pemerintah ‘sangat terbatas dan hanya untuk kapasitas kendaraan kurang dari 8 ton; itu pun tidak seluruh jalan memiliki kemampuan seperti itu, sehingga tidak mungkin digunakan untuk pengangkutan batubara, karena sebagian besar masih berupa jalan tanah dengan kondisi rusak berat. ka digunakan untuk pengangkutan batubara, tentu akan mempercepat kerusakan jalan, karena beban truk bermuatan batubara (paling sedikit 20 ton). Panjang jalan di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 12.200 km yang terdiri atas : = Jalan nasional 1.714 km (20% dalam kon baik dan sedang, 60% dalam kondisi rusak ringan dan beral), - Jalan provinsi 1.776 km (20% dalam kondisi baik dan sedang, 80% dalam kondisi rusak ringan dan berat), dan = Jalan kabupaten 8.710 km (15% dalam kondisi baik dan sedang, 85% dalam kondisi rusak ringan dan beat). Lebar jalan umumnya 4,5 meter dengan kapasitas. beban maksimum 8 ton, (Dinas Pethubungan dan Telekomunikai Provinsi Kalimantan Tengah, 2006). — — Jalur Sung Terdapat dua sungai dan satu terusan yang menjadi andalan masyarakat di witayah ini untuk kegiatan hidup sehari-harinya, yaitu : - Sungai Barito yang panjangnya 780 km, lebar antara 200-650 meter dengan kedalaman mencapai 6 meter di tengah dan 7 meter di muara. - Sungai Kapuas Murung yang panjangnya 420 km, lebar antara 450-500 meter dengan kedalaman mencapai 8 meter di tengah dan 15 meter di muara. - Terusan Raya sepanjang 18 km, lebarantara 25- 30 meter dengan kedalaman mencapai 1,5-2,5 meter. Ditempat-tempattertentu di sungai-sungai dan terusan tersebut hanya dapat dilayari oleh kapal yang berbobot antara 2000 ~ 8000 ton (Dinas Perhubungan dan Telekomunikai Provinsi Kalimantan Tengah, 2006). - Pelabuhan Laut Terdapat beberapa pelabuhan laut yang saat ini digunakan untuk kegiatan perdagangan, angkutan penumpang, dan barang (ekspor-impor dan lokal), yaitu: ~ Pelabuhan Laut Kumai (Kabupaten Kotawaringin Barat) - Pelabuhan Laut Sampit (Kabupaten Kotawaringin Timer) ~ Pelabuhan Pulang Pisau (Kabupaten Pulang Pisau) = Pelabuhan Kapuas (Kabupaten Kapuas) - _ Pelabuhan Sukamara (Kabupaten Sukamara) + Pelabuhan Pangkalan Bun Enam pelabuhan di atas adalah pelabuhan nasional, sedangkan empat lainnya adalah pelabuhan regional, yaitu : - _ Pelabuhan Kuala Pembuang (Kabupaten Seruyan) - Pelabuhan Pegatan Mendawai (Kabupaten ' vai Juma Teknologi Mineral dan Botubara Vol. 5, No. 3, Jul'2009 : 198-146, Katingan) = Pelabuhan Samuda = Pelabuhan Kereng Bengkirai JALUR PENGANGKUTAN BATUBARA Jalur Pengangkutan Versi Perusahaan Beberapa alasan perusahzan pertambangan batubara di wilayab ini ingin mengangkut dan memasarkan batubara melalui Provinsi Kalimantan Timur dan Selatan, Karena : - Produsen ingin memanfaatkan sarana dan prasarana pengangkutan batubara yang sudah ada. + Secara geografis, potensi batubara tersebar di wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Timur dan Selatan. = Lebih efektif,efision dan ekonomis. Jalur Pengangkutan Versi Pemerintah Daerah = Melalui Sungai Melalui Sungai Barito, Sungai Kapuas Murung, dan melalui Terusan Raya ke luar menuju Bahaur (di Muara Sungai Kahayan), Tanjung Malatayur dan Samuda (Dinas Pethubungan dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006), sepertitampak pada Gambar 2 - MelaluiJalur Kereta Api Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menawarkan pilihan kepada produsen dalam memasarkan dan engangkutan batubara dengan menggunakan moda, transportasi jalur kereta api. Pemerintah daerah provinsi ini sudah memiliki konsep tentang rencana pembangunan jalur transportasi yang berpegang pada azas manfaat dan berorientasi pada pengembangan_ wilayah dan masyarakat. Ada tiga alternatif pengiriman akhir batubara yang diusulkannya, yaitu Pelabuhan Bahaur (Kuala Kapuas), Tanjung Malatayur, dan Samuda (Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah, 2006). Jalur alternatif yang dilalui adalah : : Puruk Cahu~ Muara Teweh - Kandui — Ampah — Buntok — Mentangai - Pulang Pisau ~ Pelabuhan Laut BAHAUR. Alternatif pertama Alternatifkedua —_: Puruk Cahu (Coal Station 1/ 142 Stockpile 1) - Muara Teweh ~ Ketapang (CS 2/SP 2) — ‘Ampah— Tamiang Layang (CS 3/SP 3) ~ Mangkatip — Palangka Raya - Tanjung Malatayur. Alternatifketiga + Puruk Cahu (CS_1/SP_1) = Muara Teweh (C5_2/SP_2) ~ Ketapang- Ampah - Tamiang Layang (CS_3/SP_3) = Mangkatip Palangkaraya — Sampit ~ Samuda (Terminal Coal dan CPO) Sedangkan alternatif pengangkutan batubara yang, diusulkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah (2006b dan 2006c) adalah dengan menggunakan angkutan kereta api dari Puruk Cahu-Laung Tuhup-Lakai-Muara Teweh- Kandui-Tabakanilan-Ampah-Mengkatip. Dari Mengkatip pengangkutan dilanjutkan dengan menggunekan tongkang hingga ke Bahaur (Gambar 3) PEMBAHASAN Kondisi Saat Ini Secara geografis, sebagian besar cadangan batubara yang tersebar di bagian timur Kalimantan Tengah berada lebih dekat dengan pelabuhan, pantai, atau ‘muara sungai di Kalimantan Timur dan Kalimantan, Selatan. Kedua provinsi ini ini telah memiliki prasarana pengangkutan yang cukup memadai seperti : jalan, jembatan, atau pelabuhan di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan (Banjarmasin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Tanah Grogot). Di samping itu, di daerah ini telah terdapat ‘empat pernegang KP Fksploitasi batubara, dua di antaranya berada di Barito Selatan dan dua perusahaan lagi di Barito Timur. Pembangunan Jalur Kereta Api (KA) Pembangunan jalur KA merupakan bagian integral dari sistem produksi dan sistem distribusi yang mempunyai peran penting dalam pembangunan re gional yang berkaitan dengan dimensi ruang dan wilayah. Jalur ini berfungsi menjembatani kesenjangan antara permintaan dan penawaran, ‘menyatukan sumber daya ke dalam proses produksi, serta menyediakan fasilitas prasarana bagi penyaluran hasil-hasil produksi ke pasar domestik ‘maupun internasional. Di samping itu, pembangunan . Let { / | ¢ \ MURUNG RAYA). | BARAT Provinsi | KALIMANTAN { TIMUR KATINOANS, se ShMUNG: Provinsi KALIMANTAN SELATAN Torminal Batubara LAUT JAWA Sumber = Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah, 2006. = Dinss pertembengan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006, Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Provins! Kalimantan Tengah, 2006. Gambar 2. Pelabuhan bongkar muat dan terminal batubara Provinsi Kalimantan Tengah optp ‘ousse0g uowsu “* yoBual UoWwoUNYoy suAO1g p oxOgning soLOdsUOH| sIH)OUY a ~ Koo ~~ PROVINS! © 67 atten “Tae he lk Laur Jawa Comear sua Rewcale PENoM ut aL vSaerase UnTuk neronon GSTUBeRS ‘ONPROWNEL KaLaMBAN TEN werepanonn = ete retin . so tots row ° fea kon aban aa sos Mem ages Orpecnt iwoa 24.01 Bosedn Henao ei epee, Musi One patinnigin {tna eas sol Sung Omar erage Tonatane retina Peta indaks Pulau ‘Kalimantan cf vad DD totes Ponce Sumber = Bappada Provinsi Kalimantan Tengah, 2006. + _Dinss pertambangan dan Energi Provinsi Kailmantan Tengah, 2006. = Dinas Perhubrungan dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006. Gambar 3. Usulan rencana pembangunan jalan kereta api untuk mengangkut batubara di Provinsi Kalimantan Tengah 91 -BEL : 60021IY "ONS OA Cu0gniog wop javeuiyy Bojouye, own ‘Analisis Transpordasi Botubora di Provins Kalimontan Tengah ... Tiswon Soeseno, dl. jalur KA akan meningkatkan hubungan ke daerah konsumsidan kota kota pelabuhan, peribukaan daerah- daerah potensial yang masth terisolasi yang diharapkan dapat menunjang pengembangan sektor lain. Selain digunakan untuk pengangkutan batubara, jaringan KA ini diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan umum seperti pengangkutan barang dan penumpang, Pengengkutan KA merupakan salah satu moda pengangkutan yang termurah dan aman, namun pengelolaannya tidak mudah dan sederhana arena menyangkut pembiayaan, pemeliharaan dan pengoperasian prasarana jalan KA. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pemilik prasarana jalan KA dapat memberlakukan track ac- cess charge (TAC) kepada perusahaan operator KA untuk penggunaan infrastruktur yang dimilikinya. Hingga saat ini di indonesia masih berlaku undang- undang perkeretaapian tahun 1922 yang memisahkan tanggung jawab pemerintah terhadap pembiayaan ppemeliharaan dan pengoperasian prasarana jalan (in- frastructure maintenance and operaton/IMO) KA dengan tanggung jawab PT. KAl sebagai operator sarana KA. Akan tetapi dalam penerapannya, pemerintah menyerahkan IMO kepada PT. KA sehingga PT, KAI melaksanakan IMO sekaligus mengoperasikan sarana KA (Dewanto, 2007). Dengan demikian, pertanggungiawaban dan akuntabilitas menjadi kacau. Oleh karena itu, apabila pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah bertekad untuk. membangun jaringan transportasi KA, maka sejak awal harus diperjelas antara penanggungjawab pembiayaan IMO, TAC, serta subsidi pemerintah atas pengoperasian KA ekonomi (public service ob- ligation). Oleh karena tu, dari awal harus dipertegas apakah sarana dan prasarana transportasi KA yang, ‘akan dibangun nantinya sebagai perusahaan daerah atau BUMN, mengingat undang-undang perkeretaapian yang baru sebagai pengganti undang- undang perkeretaapian tahun 22 belum diundangkan. Pemanfaatan Prasarana dan Kendalanya Beberapa kendala sungai sebagai prasarana transportasi antara lain adalah: - Pada musim kemarau karena ketinggian air sungai kurang, tidak dapat diayari sepanjang, tahun hingga ke wilayah hulu, ~ Pada alur Sungai Barito terdapat jembatan di Muara Teweh dengan bentang pendek (+ 60 meter). Hal ini menyebabkan kapal sulit ‘melewatinya, terlebih jembatan tersebut berada pada daerah tikungan yang tidak beraturan. ~ _ Sarana dan prasarana pelabuhan masih sangat kurang dalam mendukung transportasi sungai. - _Apabila pengangkutan dan pemasaran melalui Provinsi Kalimantan Timur dan Selatan, maka pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah tidak mendapatkan manfaat lebih dari hasil penambangan batubara, ~ _ Apabila pengangkutan melalui wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, di mana Sungai Barito yang * menjadi andalan jalur transportasi batubara ternyata sungai ini sudah banyak mengalami perubahan, seperti adanya pendangkalan akibat sedimentasi, sehingga tidak memungkinkan dilaiui oleh kapal/tongkang yang berkapasitas di atas 8.000 ton. Selain itu, musim kemarau juga mengurangi debivvolume air, sehingga sangat memengaruhi {alu lintas di jalur ini, karena dalam setahun hanya dapat dilayari sekitar 6-9 bulan saja. Tingkat kepadatan alu lintas di jalurin’ pun akan sangat memengaruhi keamanan dan keselamatan para pengguna jalur ini, khususnya kapal-kapal berukuran kecil yang. igunakan oleh masyarakat. Perjalanan sungai dari Kuala Kapuas menuju Buntok hanya dapat dilayari dengan kapal seberat 2.000 ton, dan dari Buntok ke Muara Teweh hanya 1.500 ton. = Terusan Raya dapat dimanfaatkan untuk pengangkutan batubara ke luar ke Bahaur (di Muara Kahayan) karena dapat memperpendek jarak tempuh langsung ke Pulau Jawa, tidak bergantung pada muara alur Sungai Barito yang, padat lalu lintasnya. Namun sebaiknya harus dilakukan pengerukan terlebih dahulu untuk mencapai kedalaman tertentu, sehingga dapat dilalui oleh kapal-kapal berukuran besar. - Kereta api merupakan salah satualternatif moda transportasi yang paling efisien dan berdampak Jingkungan kecil untuk pengangkutan bulk batubara, namun membutuhkan investasi besar an jangka waktu lama, = Pengkajian lebih dalam lagi baik secara dari aspek fisik seperti geologis, geografs, tpogratis, sosial dan ekonomi terhadap lokasi-lokasi yang akan dilalui jalur pengangkutan batubara dengan menggunakan KA. Pemecahan Masalah Penyelesaian masalah terkait dengan pengangkutan batubara di Provinsi Kalimantan Tengah : 145 Jumal Teknologi Minerol dan Botubara Vol. 5, No. 3, Juli 2009: 138~ 146 = Pengembangan sumber daya harus didasarkan pada kepentingan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dari pemerintah daerah dan masyarakat Kalteng. = Pengembangan tidak hanya didasarkan pada pertimbangan ekonomi semata, namun harus juga didasarkan pada pertimbangan lingkungan strategis lainnya, internal maupun eksternal. Dasar yang digunakan adalah: = Kedudukan dan Fungsi Pemerintah Daerah dalam Otonomi Pertambangan. = Resources Based Development. = Partnership: pemerintah daerah, investor, masyarakat. Peran serta investor dalam pembangunan Jalur KA. Dengan kata lain bahwa : = Program pembangunan jalan KA tetap akan dilaksanakan sebagai program jangka panjang. Program jangka pendek adalah dengan mengoptimalkan prasarana yang ada saat ini dengan care meningkatkan kapasitas muat jalan dara, sungai, dan pelabuhan; seperti meiakukan pengerukan terhadap sungai-sungai yang sudah mengalami pendangkalan; mengingat adanya rencana Provinsi Kalimantan Tengah meningkatkan produksinya sebesar 30-40 juta ton pada tahun 2011 (Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah, 2006). - Membuat simulasi penentuan lahan/lokasi pengangkutan akhir batubara untuk menghasilkan devisa. = Setiap perusahaan diwajibkan membangun sendiri jalan penghubung menuju sungai. Program jangka pendek ini terkait pula dengan keberadaan perusahaan yang sudah memiliki izin eksploitasi, jika tidak melakukan kegiatan produksi akan mendapatkan penilaian negatif di mata pemerintah pusat sebagai pemberi izin. Kendala lain menyangkut pengangkutan batubara di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah belum seluruhnya teridentifikasi, sehingga belum dapat menghasilkan pemecahan masalah yang diharapkan, seperti melakukan analisis kondisi ahan yang dilalui jalurpengangkutan batubara melalui foto-foto udara. Ketiga pelabuhan yang diusulkan tersebut harus didukung oleh kondisi pelabuhan, sumber daya manusia dalam mengetola pelabuhan dan berbagai infrastruktur lainnya agar memenuhi syarat sebagai pelabuhan muat. 146 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan = Beberapa pengangkutan batubara yang diusulkan oleh berbagai pihak yang terkait masih berupa wacana dan harus dikaj lebih dalam lagi tentang kelayakannya. = Mengkaji konsep-konsep rencana pembangunan Jalur pengangkutan batubara yang diajukan oleh produsen batubara dan konsep yang diusung pemerintah daerah bertujuan untuk mencari beberapa yang dapat meminimalisasi perbedaan dari berbagai aspek demi kelancaran pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Rekomendasi . — Koordinasi antarkabupaten/kota yang akan dilewatijalur pengangkutan batubara. _ Koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah pusat dan DPR agar pembangunan sarana dan prasarana KA tidak bertentangan dengan undang- undang perkeretaapian yang baru yang akan diundangkan. DAFTAR PUSTAKA. Bappeda Kalimantan Tengah, 2006. Paparan Gubernur Kalimantan Tengah Pada Kunjungan Investor Dari Inggris Dan Irlandia Ke Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Dewanto, Heru, 2007. Anak Tiri Bernama Kereta Api, Kompas, 10 Februari 2007, jakarta. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006a. Peta Potensi Batubara Per Kabupaten, Palangkaraya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan. + Tengah, 2006b. Peta Rencana Pembangunan Rel Kereta Api, Palangkaraya. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006c. Kajian Transportasi Batubara di Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Dinas Pehubungan dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Tengah, 2006. Studi Pra Investasi Pembangunan Kereta Api, Palangkaraya.

You might also like