Professional Documents
Culture Documents
D 010203
D 010203
ABSTRACT
The aims of the research were to know the existence of the Nepenthes at mount Merbabu, variations of its
morphology, associated plants, and ecological conditions. Nepenthes are one of plants that were categorized as
conserved plant by Indonesian government as indicated in PPRI No. 7/1999. Many researchers attracted to study
this unique plant since it’s distinct feature and the way to get nutrient by trapping insects at its sac. Samples were
taken randomly along the path for climbing from Selo, Boyolali to the top of the mountain between April to May 2000.
The results show that the plants were found at the altitude of around 1500 to 2000 tsl. There were two forms of the
sacs, long and short at the same individual plants. The plants grow coiling on Myristica trees and shrubs of
Thunbergia fragrans Roxb., and also could grow at the stoned-soil.
tempat yang miskin zat hara, pH rendah dan terhadap faktor-faktor tersebut (Ewusie, 1990;
miskin nitrogen (Kinnaird, 1997; Metthews dan Rost dkk., 1989; Krebs, 1978).
Kitching, 1994). Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan
Nepenthes umumnya tumbuh secara paling penting yang membatasi pertumbuhan
spatial yang kemudian berkembang dalam vegetasi (Gibbs, 1950). Kelembaban di
jumlah besar hampir di setiap tipe vegetasi, pegunungan naik sejalan dengan bertambah-
terutama tanah yang tidak subur, misalnya nya ketinggian. Liputan awan dan gerimis
tanah pedzolik putih, tanah gambut atau tanah yang terus menerus mencegah kelembaban
vulkanis yang tercuci berat. Sering berada di turun (Ewusie, 1990). Daya adaptasi
sepanjang sungai, puncak bukit berbatu yang tumbuhan terhadap suhu, berbeda-beda,
terbuka atau hutan lumut basah (Trihandayani tergantung kepekaan ekologinya. Penurunan
dan Syamsudin, 1998). suhu akan menyebabkan terbentuknya zona-
Di Indonesia, semua tumbuhan yang zona yang masing-masing hanya cocok untuk
termasuk dalam genus Nepenthes dilindungi tumbuhan tertentu. Zonasi vertikal yang
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik terbentuk karena bertambahnya ketinggian ini
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, Tanggal 27 serupa dengan zonasi horizontal yang
Januari 1999, tentang Jenis-jenis Tumbuhan terbentuk karena perbedaan garis lintang, dari
dan Satwa yang Dilindungi, sehingga setiap katulistiwa ke kutub (Steenis, 1972).
aktivitas yang dapat mengganggu kelestarian
anggota genus ini harus dihindari. BAHAN DAN METODE
Faktor biotik
Tumbuhan lain yang hidup di sekitar
rumpun Nepenthes ikut mendukung atau
menyokong kehidupan genus ini, sehingga
terbentuk simbiose baik mutualisme maupun
komensalisme. Dalam penelitian ini ditemukan
dua jenis tumbuhan yang disuluri oleh
Nepenthes. Dua tumbuhan tersebut adalah:
Myristica (sejenis pala) dan Thunbergia
fragrans Roxb. (poncosudo).
Gambar 1. Keanekaragaman bentuk morfologi kantung
semar pada satu individu tumbuhan Nepenthes (kantung Myristica (Familia Myristicaceae)
semar). Habitus pohon, tinggi 5-18 m. Daun
tersebar atau berseling, tunggal, tanpa daun
berbentuk bulat di pangkal batang, hingga penumpu, berbentuk bulat telur atau elips
yang berbentuk corong memanjang di ujung memanjang, pangkal runcing, ujung
batang. Keanekaragaman bentuk kantung ini meruncing, sisi bawah hijau kebiruan pucat,
mencegangkan dan membingungkan para ahli sisi atas hijau tua, 5-15 kali 3-7 cm, apabila
botani dalam identifikasi, sehingga jumlah diremas berbau harum. Bunga beraturan,
jenis tumbuhan ini hingga kini belum diketahui kebanyakan berkelamin 1, berumah 2. Tenda
dengan pasti. bunga bersatu, tunggal dengan 3 taju, jarang
2 atau 4, waktu kuncup bersambung secara
Faktor abiotik katup. Bunga jantan bentuk periuk, panjang 7-
Lereng selatan Merbabu, lokasi tempat 9 mm, dengan taju yang segitiga. Bunga
tumbuhnya Nepenthes memiliki kelembaban betina lebih besar. Buah berdaging atau
udara relatif tinggi. Di tempat ini Nepenthes keras, membuka dengan 2, jarang dengan 4
banyak ditemukan pada tanah yang katup, berbentuk buah peer, lebar 4-6 kali 3-
mengandung cukup humus, sebagai hancuran 5,5 cm, gundul, kuning kecoklatan-oranye. Biji
serasah daun dan ranting-ranting pohon, bergaris-garis, berbau harum, keseluruhan
namun banyak pula yang tumbuh di tempat dibungkus oleh selubung biji merah yang
berbatu-batu dengan lapisan humus tipis. terbagi dalam taju-taju yang banyak.
Kelembaban yang tinggi di lereng selatan Keberadaan tumbuhan ini di lereng
bagian bawah, ketinggian 1500-2000 m dpl., Gunung Merbabu relatif merata sampai
dikarenakan curah hujan yang tinggi. ketinggian sekitar 2500 m dpl, tumbuh pada
Penyebab keadaan ini ialah udara panas dari berbagai jenis tanah. Tumbuhan ini selain
daratan rendah yang terbawa oleh angin menjadi sarana menjalarnya sulur-sulur
tenggara menjadi dingin pada waktu dipaksa Nepenthes, juga memiliki kanopi yang cukup
naik mengikuti lereng pegunungan. Akibatnya luas, sehingga dapat menjaga kelembaban
daya tambat air oleh udara berkurang, dan menyediakan humus melalui serasah
sehingga terbentuk awan yang menyebabkan daun yang membusuk.
hujan.
58 BIODIVERSITAS Vol. 1, No. 2, Juli 2000, hal. 54-58
Thunbergia fragrans Roxb (Poncosudo) Bhattacharyya, B dan B.M. Jahri. 1998. Flowering Plants
Tumbuhan ini berupa semak, sering Taxonomy and Phylogeny. New Delhi: Narosa
bercabang banyak, hidup lama, tinggi 1-3 m. Publishing House.
Daun majemuk menjari beranak daun enam Ewusie, J.Y. 1990. Ekologi Tropika. Penerjemah:
(heksafolialatus), tidak berupih, pangkal A.Tanuwidjaya. Bandung: ITB.
tangkai daun membengkak (pulvinus). Gibbs, R.D. 1950. Botany, An Evalutionary Approach.
Tumbuhan ini jarang ditemukan, biasanya Toronto: The Blakiston Company.
hidup pada ketinggian 0-900 m. Bila dilihat Kinnaird, M.F. 1997. Sulawesi Utara, Sebuah Panduan
dari morfologinya, maka tumbuhan ini mudah Sejarah Alam. Jakarta: Yayasan Pengembangan
disuluri oleh Nepenthes, karena mempunyai Wallacea.
batang yang tidak terlalu besar, berupa semak Krebs, C.G. 1978. Ecology, The Experimental Analysis
dan bercabang banyak. of Distribution and Abundance. New York: Harper
and Row Publishing.
Pemencaran biji Leach, C.G. 1940. Insect Transmition of Plant Disease.
Biji Nepenthes memiliki bentuk seperti New York: Mc Grow Hill Book Company.
serbuk (debu), sehingga dapat disebarkan Lloyd, F.E. 1942. The Carnivoruos Plant. New York: The
angin (anemokori) pada lokasi yang sangat Rolland Press Company.
luas dan tumbuh terpencar-pencar. Biji dapat Lawrence, G.H.M. 1951. Taxonomy of Vascular Plant.
pula terbawa aliran air hujan. Namun New York: John Wiley and Sons.
pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa Lawrence, G.H.M. 1955. An Introduction to Plant
tumbuhan ini hanya ditemukan pada kisaran Taxonomy. New York: The Macmillan Company.
yang sangat terbatas, pada ketinggian 1500- Metthews, E. G. and R.C. Kitching. 1994. Insect
2000 m dpl. Hal ini menunjukkan bahwa biji Ecology. Queensland: University of Queensland
memerlukan substrat yang sesuai untuk dapat Press.
tumbuh, khususnya kelembaban, pH tanah Oosting, H.J. 1959. The Study of Plant Communities. An
dan suhu. Tanggapan biji terhadap faktor Introduction to Plant Ecology. Second edition. San
lingkungan ini tergantung spesiesnya. Oleh Fransisco: W.H. Freeman and Company
karena itu pertumbuhan dan penyebarannya Pijl, L.V.D. 1982. Asas-asas Pemencaran pada
bersifat spatial, terbatas pada tempat-tempat Tumbuhan Tinggi. Penerjemah: G.Tjitrosoepomo.
tertentu dan jarang tumbuh dalam jumlah besar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1999, Tanggal 27 Januari 1999, tentang
KESIMPULAN Jenis-jenis Tumbuhan dan satwa yang Dilindungi.
Rost, T.L., M.G. Barbour, R.M. Thornton, W.E. Weier
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dan C.R. Stocking. 1989. Botany, A Brief
daerah pendakian Selo, Nepenthes ditemukan Introduction to Plant Biology, Second edition, New
pada ketinggian sekitar 1500-2000 m dpl., York, John Wiley and Sons.
terdapat dua variasi bentuk morfologi kantung Shigero, K and J. G. Puriadi. 1992. Mari Mendaki
(panjang dan pendek), tumbuh merambat Gunung di Jawa. Surabaya: CV. Bumi Equator
terutama pada pohon Myristica dan semak- Nusantara.
semak Thunbergia fragrans Roxb. serta dapat Steenis, C.G.G.J. van. 1972.The Mountain Flora of
tumbuh pada tanah yang berbatu-batu. Java. Leiden: E.J. Brill
Steenis, C.G.G.J. van. 1978. Flora untuk Sekolah di
Indonesia. Jakarta Pusat: PT. Pradya Pramitha.
DAFTAR PUSTAKA Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan
(Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada
Backer, C.A. dan R.C. Bakhuizen van den Brink Jr. University.
1968. Flora of Java. Volome III. Groningen: Wolters- Trihandayani, T dan Syamsudin. 1998. Warta Kebun
Noordhoff Raya 2 (3): 1-3.