You are on page 1of 9
pO Eee) a, gc ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN Volume & Nomor 1 Agustus 2008 Divi Setyawan, Dullah Tambas Prosedur A in Herlina Hanam wk M Batubara di Bukit A Mohammad Masikur Korelasi Parameter Jerap: Kaolinitik dan Smektitik deng Fosfor Padi Sawa Syamsul A Siradz Mineralogy and Chemistry of Red Soils of Indonesia: I. General Soll Properties Sulakhudin, Dja'fa Shidieg, Pengaruh Volume Air Penyiraman dan ida Kavarna Takaran Mulsa Jerami Terhadap SH Tessoari Pertumbuhan dan Hasil Salada Keriting (Lactuea satival) di Lahan Pasir Pantai Bugel, Kulon Progo Tejoyuwono Notohadiprawiro tuk Tess Dec CaS SAEs SUCK PERL BLO UCLALy JURNAL ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN ‘Adalat jurnal untuk publikasi penelitian, review dan ulasan ilmiah dalam semua cabang imu tanah, antara lain: pedogenesis, morfologi dan klasifikasi tanah, mineralog), fisika dan kimia tanah, kesuburan tanah, ikim pertanian, biologi tanah, dan lingkungan. Penanggung Jawab Dekan Fakultas Pertanian UGM Wakil Penanggung Jawab ketua Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM Ketua Dewan Redaksi Dr. Ir. Syamsul Arifin Siradz, M.Sc. Redaksi Pelaksana Dr. Ir. Eko Hanudin, M.S. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.Sc. ‘Nasih Widya Yuwono, 5.P., MP. Sulakhudin, 5.P., M.P, Redaksi Penelaah Prof. Dr. Bostang Radjagukguik, M.Agr.Sc. (FP-UGM) Prof. Dr. Totok Gunawan M.S. (F. Geografi-UGM) Prof. Dr. Ir. Azwar Maas, M.Sc. (FP-UGM) Prof. Dr. Ir. Bambang Djadmo Kertonegoro, MSc. (FP-UGM) Prof. Dr. Ir. Suntoro (FP-Sebelas Maret) Prof. Ir. Triwibowo Yuwono Ph.D (FP-UGM) Dr Budiman Minasny (Univ. Sydney) rr. Ali Munawar M.Sc. (FP-Univ. Bengkulu) Dr. Ir. Sei Rahayu Utami, M.Sc. (FP-Univ, Bravijaya) Administrasi ‘Sunarto Alamat Redaksi Fakultas Pertanian UGM. JI Flora, Bulaksumnur. Yogyakarta, 55281 ‘Telpon/Fax: 62-0274-548814. ‘e-mall:jtlugm@gmail,com, website: http://soil,faperta.ugm.ac.id JURNAL ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN Diterbitkan secara berkala oleh Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Beaya langganan sebesar Rp. 50.000, (per eds), belum termasuk ongkos krim. Uang langganan dapat dikinmkan kepada: Abdul Syukur,rekening nomor 3827 9535 BNI Cabang UGM Yosyakarta acid sulphate soils, redox and chelator hsulfat_masam adalah tanah_ yang dari hasl endapan laut yang terjadi tahun slam. Proses pengendapan yang ng selama ribuan tahun inl terjadl akbat turun dan naiknya permukean air patiode Pleistocene. Bahan endapan ini mengandung sulfat kemudian bersenyawa besi yang merupakan senyawa penyusun | sikat pada bahan induk tanah untuk pir. (Fes:) yang banyak terkandung di tanah ‘masam bersfet stabil jka berada dalam reduktif, tetapi jka tanah sufat masam nididrainase maka prt akan i, oksidasisehingga_ menyebabkan senyawa H:S0, yang dapat emasaman tanah, pada kondisl ini dapat mencapal Kurang dari 3,5 (pH < (Ponammperuma, 1972). Berikut adalah In reaksi | yang menggambarkan coksidasi_ pint dan _menyebabkan tanah (Konsten et al, 1994) : +70; +2H,0-> 2Fe +4 1:50, Tanah sulfat_masam biasanya dapat pada daerah dataran rendah dengan yang umumnya datar dan terietak pada sektar pantal atau sungai-sungal besar, rah yang dirajai tanah sulfet masam biasanya masih mendapat pengaruh dari tye air laut/sunga, sehingga dalam perodk waktu tertentu tanah sulfat masam imengalami penggenangan dan agak kering. ondisi yang sangat-masam dan aah dan Unghigin Vol8, No.1 (2008) p: 9-55 |ARUH KONDISI REDOKS TERHADAP STABILITAS KOMPLEKS ORGANIK-BESI PADA TANAH SULFAT MASAM Arifin Fahmi? dan Eko Hanudin? Corresponding author: ekohanudgn@amai.com Peeltan Pertanian Lahan Rava, Banjarbar, Kalimantan Selatan. um Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM, Jogjakrta Abstract of acid sulphate soils is influenced by tide of the sea, flooding and drying conditions afect to of the soi chemical such as redox, Fe concentration, sol pH and promote organic acid ‘Organic acids are corelated with metal complexation processes that cause reducing iron in acd sulphate soi. Complexes stabilty formed is influenced by redox condltion because it the active of iran species and its concentration in soil solution, and other metal ion. The stabilty will increase by increasing metal solubility and chelator agent. lingkungan yang sering tergenang (reduktif) maka ‘tanah sulfat masam memilki tingkat Kesuburan yang rendah, Geberapa hal yang menyebakan tana sulfat masam tidak subur adalah rendahnya andungan unsur hara_dan tingginya kandungan lunsur yang dapat bersfat meracun bagi tanaman. Tanaman budidaya sering mengalami keracunan Fe’, asam-asam organik dan. H;S (Moore dan Patrick, 1989; Shamshuddin e¢ al, 2004). Tingginya Kemasaman tanah sulfa masam merypakan pemasalahan utama_yeng_muncul untuk pertanaman. padi, agar tanaman pad! tumbui optimal dieriakan penggenangan tanah pada beberapa fase pertumbuhan vegetatfnya. Dilan sisi_upaya_penggenangan secare_ dak langsung akan mendorangterjadinya reuksi best yaltu berubahnya Fe!" menjadi Fe". Pada Kondisi tergenang keterseiean oksigen menjadi sangatterbatas Karena aj diffs! oksigen dapat beralan 10.000 fal lebih fambat daripada kondisi aero sedangkan oksigen diperukan oleh milsoorganisme untuk melakukan_aktitasnya, akcbatnya Fe°™ direduks! untuk cljadikan sebagal akseptorelektron oleh baktripereduks! bes! agar didapatian energi untuk kelangsungan hidupnya. Pada kondisi tereduks! mikroorganisme akan ‘menggunaken Fe” sebagai penerima elektron sehingga konsentrasi Fe meningkat (Reddy dan Patrick, 1977 ; Reddy et a, 1980). Berkut adalah reaks|Feduks! Fe’* menjadi Fe" dengan bantuan bbahan organik (Breemen, 1975; Konsten et af, 1994) 5 fof + CHO + 2 + 10s + 14 HO FeO; + WOLO+4H" > 2Fe* + 4.004 52HO so ada kondisi oksidatf (kering) Fe:Os (hematite) berada dalam kondisi yang lebih stabil, enggenangan (kondisi reduktif) menyebabkan FeO tereduksi menjaci Fe ** yang lebih bersifat meracun bagi tanaman. Rendahnya kelarutan posfat (P) di tanah sulfat masam juga dihubungkan dengan tingginya kelarutan bes! pada tanah ini, kelarutan posfat pada tanah sulfat masam sangat ditentukan oleh keberadaan bes! (Holford dan Patrick, 1979). Besarnya peranan besi dibandingkan ‘peranan ‘aluminium terhadap kelarutan posfat pada tanah sulfat masam yang tergenang disebabkan oleh beberapa hal ; (1) besi merupakan unsur yang ‘muda tereduksi dan sensi terhadap perubahan ondisi redoks tanah yang akan mengalami pPerubahan akibat penggenangan (Patrick Jr dan Delaune, 1972 ; Ussiri dan Johnson, 2004), (2) Penggenangan ‘akan meningkatkan’ pH tanah sehinoga Kelarutan aluminium juga _menurun, Menurut shah dan Mikelsen (1986), Penggenangan akan meningkatkan fraksi Fe-P ddan menurunkan ALP. Menurut Murray dan Hasterberg (2006), pada kondisi reduktit terjadi Peningkatan kelarutan posfat Karena terjadinya Pelarutan mineral Fe (Ill) ~ P. Walaupun terjadi ppeningkatan kelarutan P akibat reduksi Fe (IIT) — menjadi Fe (If) ~ P tetapi ion P akan kembali dlfksas oleh ion Fe’ yang aktif di larutan tanah arena tingginya kelarutan Fe" yang dihasikan dari reaksi reduksi FeO, atau Fe(OH), sebagaimanaditunjukkan dalam persamaan reaksi di atas, Kandungan bahan organik di tanah sulfat ‘masam cukup tinggi, tingginya kandungan bahan ‘orgarik ini berhubungan dengan kondisi higrologis lahan yang sering tergenang karena lahan sulfat masam yang sebagian besar berada i sektar pantal dan sungal dengan tofografi yang datar, sehingga tidak jarang tanah sulfat masam mengalami penggenangan pada saat air ppasang. Penggenangan menyebabkan proses ‘perombakan bahan organik di tanah sulfat masam menjadi lebih lambat_ jkadibandingkan erombakan yang terjadi pada daerah yang bersifeat aerob, proses perombakan bahan ‘organik pada kondisi anaerob/tergenang dapat berjalan sepuluh kali lebih lambat daripada kondisi aerob. Tingginya.kandunganbahan organik dan lambatnya proses perombakan bahan ‘organik tersebut tentunya membawa konsekuens| ada tingginya kendungan asam organik di tanah sulfat masam, tidak Jarang _tanaman padi mengalami keracunan asam organik karena hal tersebut. Kenyataan dllapangan_-menunjukkan bahwa petani dalam budidaya tanaman padi 2umal imu Tanah dan Ungkangan VOLS, Ne. Justru memanfeatkan isa tanaman dar tanam sebelumnya serta residu guima terdapat_dilahan pertanian sebagai ‘dimana bahan-bahan tersebut sebelumaya ‘mereka_komposkan_secaraalamiah di Senyavia organik yang banyak dltemukan tanah tergenang adalah asam aseta, hunat fulvat (Kyuma, 2004). Asam humik sebagal ‘satu fraksi fungsional yang terdapat dalam ‘organik memilki kemampuan memfiksas logam yang sifatnya dapat meracuni t Dengan total kemasaman sekitar 1000 meq 4g, asam humat mampu mengkbelat ‘meq Al” g" (Stevenson, 1976 ; Tan, 2003). Kondisitanah yang _secara ‘mengalami_penggenangan dan kering ppasang surutnya permukaan air laut serta endungan bahan organik yang reat ‘menyebabkan proses reduksi dan ‘membentuk suatu siklus, siklus ini mengiut yang dlakibatkan oleh adanya perubahan yaitu musim hujan dan musim kemarau, Pada saat musim hujan tanah cenderung kondisi tereduksi sedangkan pada emarau tanah cenderung dalam ‘teroksidasi. Haanhart dan Ni (1992), bahwa kelarutan Fe ™ di tanah sufet ‘mengikuti pola kondisi redoks tanah dl kelarutan Fe * meningkat pada saat nl tanah turun dan pada saat rilairedoks ta (kondisi oksidast) maka konsentras) ‘menjadi sangat rendah (Gambar 2). avy MK a0 mi PM AM od AS ON Ben Gambar 1. Pola reduksi — oksidas! tanah kelarutan Fe ** musiman dalam: ‘tahun pada tanah sufat ‘daerah Delta Mekong, (Haanhart dan Ni, 1992). Berdasarkan koncisi_sifat_biokima sulfat_masam yang secara kontinyy kondisi oksidasi dan reduksi secara terus dan berulang-ulang serta besarya Peganh Kond Redoks senyawa organik dalam _mempengaruhi sfat Kimia tanah khususnye kelarutan maka Krranya perludifahami hubungan kondisi redoks tanah dengan kelarutan ‘seta peranan senyawa organik dalam ‘dengan kondisi redoks tanah dan n bes. Faktor-faktor yang mempengaruhi estabilan _kompleks —senyawa organik — besi Kompleks yang terbentuk dari suatu ‘organik dan besi dapat _mengalami i dalam waktu yang berbeda-beda sesual ondisi lingkungan dan juga sifat ‘dan_sifat_unsur_penyusun_kompleks Kestabilan kompleks salah satunya sn oleh perbandingan dari setiap unsur ompleks. Perbandingan konsentrasi erjadi penting dketahui manakala. kita rmengapikasikan program | ameliras| dilapangan dengan bahan organik. ae GF WIGHT ass 2. Kurva_thermogravimetric dari ‘perlakuan pemberian Fe °* pada asam fulvat (Schnitzer, 1969) Has penelitian yang ditunjukan pada 2 dan 3. mengingikasikan — bahwa fatan konsentrasi Fe ”* dengan jumiah fuvat yang Konstan menyebabkan asam fulvat dan Fe ° lebih cepat smi kehilangan berat dimana pada 1n 270° C untuk perbandingam 6 : 1 mulal_kehilangan berat sedangkan pada n_asam fulvat tanpa_pemberian Fe” terjadi kehilangan berat pada pemanasan CPeningkatan konsentrasi Fe” pada tersebut diduga dapat meningkatkan ompleks. Menurut Tan (2003), bahwe ‘semakin banyak terjadi reaksi kompleks antara ssenyawa humik dengan ation logam maka konstanta stabiltasnya akan semakin meningkat (semakin sukar larut). Berdasarkan analisis, spektra infra merah diketahul bahwa peningkatan onsentrasi Fe —menyebabkan gelombang kompleks asam fulvat - Fe” menurun pada 1725 ddan 1200 cm", tetapi gelombang kompleks asam fulvat - Fel meningkat pada _paniang ‘gelombang 1625 den 1400 cm’. Hal. ini ‘menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan onversi grup gugus fungsional Karboksil (COOH) ‘menjadi COO™ (deprotonisas!) yang menjadi loka tkatan antaralogam dengan asam_ fulvat. Pembentukan Kompieks stabil antara ion logam ddan ligand organik biasanya terjadi dalam bentuk ikatan“elektrovalent dan koordinat. kovalent” (Schnitzer, 1969). g te} i m 2) GGambar 3. Kurva spektra inframerah dari petiakuan perbandingan antara Fe * pada asam fuivat (Schnitzer, 1969) Menurut Schnitzer (1969), spesies bes! yang ‘mungkin kt pada kompleks asm fulvat ~ Fe berdasarkan petbendingan di ates adalah Fe(OH)" pada perbandingen 1: 1 dan 1: 3, sedangkan Fe(OH,” aktit pada perbandingan 1 ! 6. Secara skematis Kemungkinan bentuk ikatan dari Kompieks asam fuvat — Fe °* pada perbandingan 1: 3 dan 1: 6 dapat diihat pada ‘gambar 4 Peningkatan _-molar/konsentrasi_ Fe?" ‘menyebabkan kompleks sam fulvat ~ Fe”* ‘menjadi lebih stabil (lebih sukar larut), hal int sejalan dengan fenomena yang terjadi pada ppembentukan tanah podsolk, yaitu setelah terbentuk pada horion 0, asam_fulvat dalam bbentuk kompleks dengan ion logam mengalami peelindian, dimana kelarutan kompleks asa fulvat-ogam tersebut semakin tidak larut ka secara terus-menerus bereaksi dengan logam sampal akin jenuh dan’ mengendap pede £8 HR, ) : on FSH Fito), 28>" Fe® > Cu* > Mn#* > Zn?* >> Mg” > Ca’ Derikian pula senyawa_organik yang tentunya memiki gugus fungsional ak sepet Karbokslat' (COOH). akan mengalam protonisai atau deprotonsas! pada pH ingkungan tertentu. Konsenvasi atau kelarutan suaty ion logam akan rmempengaruhi kesempatan ion tersebut untuk membentuk kompleks dengan — ligand serta tingkat estabian komplets yang terbentuk imana‘semakin tingg)kelarutannya_ maka Ssemakin_besar pula Kesempatan ion tersebut ‘membentuk Kompleks dengan ligand dan semakin ‘Sabi. Sedangkan kondis eds! ~ ofsdas ana dapat berpengaruh pada kestabilan kompleks antara ligand dan ion jogam karena beberape Tagam yang Kelarutannya dipengarut oleh Kondist reduks-oksidas! taneh cenderung meningkat atau menurun pada koncis\ redox tertentu, misainya Mn yang. cenderung tereduksi lebih cepat darpada Fe, sehingga Mo * kelrtannys sangat rendah pada rilai redoks dimana Fe ccukup ak Gambar 6.Fraksi mal diagram EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid) dan ora (cydohexane-1.2- diaminetetraacetic acid) dalam tanah pada pe + pH = 17 (Sommers dan Lindsay, 1979). Berdasarkan hasil peneltian Sommers. dan Lindsay yang terdapat pade gambar 6 diketahul bbahwe EDTA yang digunakan sebagai ligand forganik sintetik lebih stabil_mengkompleks dengan Fe” pada pH < 6,2, sedangkan pada EDTA kompleks dengan Fe" stabil pada pH < 7,0. Menurut Sims dan Patrick (1978), Fe yang terikat_bahan organik menurun ketika_terjadt peningkatan pH. Schubert dalam Schnitzer (1968) menyatakan bahwa pada pH 3,5. dan 5,0 stabitas konstanta kompleks antara asam humik ddan Fe" adalah yang tertinggi_dibandingkan kation logam lainnya seperti Al >» dan Cu’. Hasi_penelian ini juga menunjuklan bahwa ligand yang clgunakan “mempengaruh kestabian kompleks yang terjadi pada beberapa kondlsi pH lingkungan. Perbedaan ligand yang teribat dalam ‘roses pengkomplekkan in terkait dengan derajat

You might also like