Professional Documents
Culture Documents
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di tarik suatu kesimpulan antara lain:
1. Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang
pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Pada transplantasi ini prosedur yang
dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan teranestesi total. Sumsum tulang
(sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus,
kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam vena resipien. Sumsum tulang donor
berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi.
2. Pada akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan
dengan sumsum tulang yang baru. Namun, prosedur transplantasi sumsum tulang memiliki
kelemahan karena sel darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi.
Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan
sejumlah sel darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap infeksi.
Transplantasi sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6.
3. Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru
menghasilkan sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien. Selain itu, risiko
kontaminasi virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama.
B. Saran
Dari hasil penyusunan dan pembuatan makalah ini penyusun dapat memberikan saran
:
1. Semoga makalah yang relatif singkat ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para
pembaca, sehingga bertambah lagi pengetahuan yang baru dan dapat menjadi acuan untuk kita
semua.
2. Diharapkan tidak hanya membaca buku-buku, tetapi dengan membahas referensi lainya sperti
koran, majalah atau melalui media elektronik. Agar dapat pemahaman yang lebih baik lagi.
Hanya sejumlah kecil sumsum tulang yang diambil dari donor sehingga tidak
benar-benar menimbulkan banyak kerugian.
Daerah di sekitar lokasi dimana sumsum tulang diambil mungkin terasa kaku
selama beberapa hari.
Sumsum tulang yang disumbangkan akan diganti oleh tubuh dalam beberapa
hari. Namun, waktu pemulihan akan bervariasi pada setiap individunya.
Meskipun ada tidak ada efek samping berat bagi donor, komplikasi yang
dikaitkan dengan penggunaan anestesi mungkin perlu pula diperhatikan
Efek samping prosedur medis ini pada penerima bisa jauh lebih parah
dibandingkan dengan kemoterapi itu sendiri.
Dari berbagai risiko, perdarahan dan infeksi merupakan efek samping yang
sering terjadi.
Efek jangka pendek transplantasi sumsum tulang pada penerima termasuk mual,
muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan, dll.
Pada saat yang sama, pasien juga cenderung mengalami rambut rontok,
sariawan, dan reaksi kulit setelah transplantasi sumsum tulang.
Pada kausu ini, sel-sel darah putih dari tubuh donor menganggap sel dalam
tubuh pasien sebagai benda asing dan menyerang mereka.
Akibatnya, pasien menderita berbagai masalah seperti ruam kulit, diare, dan
gagal hati.
Penurunan jumlah trombosit sebagai akibat dari sumsum tulang donor yang tidak
berfungsi dapat mengganggu proses pembekuan darah dan mengakibatkan
pendarahan di otak, paru-paru, usus, dll.
Gangguan kondisi darah tertentu, gangguan sistem kekebalan tubuh dan gangguan
metabolisme seperti anemia sel sabit, thalassemia, penyakit SCID (severe combined
immunodeficiency) atau penyakit yang membuat orang dengan penyakit ini tidak memiliki
sistem kekebalan tubuh, dan sindrom hurler adalah kondisi yang sangat membutuhkan
transplantasi sumsum tulang.
Transplantasi ini biasanya akan dilakukan jika perawatan lain tidak membantu. Potensi
manfaat transplantasi ini lebih besar dibandingkan risiko yang akan dialami karena kondisi
penyakit yang telah disebutkan.