You are on page 1of 16

MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA

“INDUSTRI GELAS BOTOL”

DISUSUN OLEH ;

ALIFAH PUSPITA DEWI 1641420001


DELFIRA YUDITH TOMASILA 1641420007
IRMA ZAHROTUL MAHSUNAH 1641420075
M. YUSUF RAMADHANI 1641420053
SANIA 1641420023

D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017/2018

ii | I n d u s t r i G e l a s B o t o l
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 BAHAN BAKU PEMBUATAN KACA......................................................................3
2.1.1 Komponen Utama.................................................................................................3
2.1.2 Komponen Sekunder.............................................................................................4
2.2 PROSES PEMBUATAN..............................................................................................6
2.2.1 Persiapan bahan baku (batching)..........................................................................6
2.2.2 Pencairan (melting/fusing)....................................................................................6
2.2.3 Pembentukan (forming/shaping)...........................................................................7
2.2.4 Annealing..............................................................................................................8
2.2.5 Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)........................................8
2.3 SIFAT SIFAT................................................................................................................9
2.4 KETAHANAN KIMIA..............................................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

iii | I n d u s t r i G e l a s B o t o l
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan
ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Proses Industri Kimia dengan
judul "Industri Gelas Botol".

Adapun makalah Proses Industri Kimia tentang " Industri Gelas Botol " ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah Proses Industri Kimia ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Proses Industri Kimia tentang
"Industri Gelas Botol" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan
makalah ini nantinya.

Malang, November 2017

Penyusun

iv | I n d u s t r i G e l a s B o t o l
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan


kaca semakin meningkat. Begitu pula dengan negara kita. Kaca banyak
sekali digunakan oleh umat manusia karena sifatnya yang khas yaitu
transparan, tahan terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik
dan lain-lain. Akan tetapi pengetahuan manusia tentang proses pembuatan
kaca dari mulai bahan baku sampai dengan hasil akhir jarang sekali yang
mengetahuinya.
Menilik perkembangan produksi kaca di luar negeri jika
dibandingkan dengan di negara kita sangatlah jauh berbeda, pengetahuan
tentng glass menjadikan industri-industri kaca di sana terpacu untuk
melakukan inovasi setiap saat. industri kaca di indonesia baru mampu
memproduksi kaca-kaca plat biasa (windows glass), tapi coba kita tengok
di luar sana, inovasi kaca sangatlah luar biasa, mulai dari botol minuman
sampai kepada layar anti gores pada iPad, layar LCD, layar LED, dan
inovasi-inovasi luar biasa lainnya. Itulah yang menjadi tantangan bagi
negara kita mengapa tidak mampu berinovasi sampai ke sana.
Sehingga jelaslah bahwa pengetahuan akan cara-cara produksi kaca
sangatlah penting, guna menunjang inovasi-inovasi baru mengenai kaca itu
sendiri. Bahkan suatu perusahaan besar kaca dunia Corning Corp. dalam
promosinya telah memikirkan beberapa tahun ke depan bisa jadi semua
perkakas dan aktivitas kita semua berhubungan dengan glass/kaca. mulai
dari dinding rumah, kompor, lemari, pintu, semuanya dari kaca. semua itu
tidak mustahil untuk terjadi, melihat inovasi-inovasi dunia tentang kaca
yang setiap hari makin berkembang.

1.2 Rumusan Masalah

1 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
a. Apa saja bahan baku untuk membuat gelas dan kaca?

b. Bagaimana cara mengolah bahan baku menjadi gelas dan kaca?

c. Bagaimana cara mengolah gelas dan kaca?

1.3 Tujuan

A. Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri gelas dan kaca.
B. Menginformasikan cara pengolahan bahan baku menjadi gelas dan kaca.

2 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAHAN BAKU PEMBUATAN KACA

2.1.1 Komponen Utama

1. Pasir Kuarsa (SiO2)


Jenis pasir yang dikenal untuk pembuatan kaca adalah jenis quartz Kandungan
besinya tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang gelas pecah belah atau
0,015% untuk kaca optic, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna
kaca pada umumnya.
2. Soda Ash (Na2O)
Soda (Na2O) terutama didapat dari soda abu padat (Na2CO3). Fungsi dari
Na2O adalah menurunkan titik lebur bahan-bahan ketika proses peleburan
bahan baku. Secara umum, penggunaan Soda Ash adalah mempercepat
pembakaran, menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan gelembung
dan mengoksidasi besi.
3. Limestone (CaCO3)
Fungsi utama dari CaCO3 adalah mempercepat proses pendinginan kaca.
selain itu saat proses pelelehan bahan baku CaCO3 juga dapat mempermudah
peleburan (menurunkan temperatur peleburan).
4. Feldspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat
berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3,
feldspar mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah,
murni, dan dapat dilebur dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca.
Feldspar juga merupakan sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan
aluminanya dapat menurunkan titik cair kaca dan memperlambat terjadinya
devitrifikasi.
5. Borax
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron oksida
kepada kaca. boraks sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca
pengemas. Ada pula kaca borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai
dispersi lebih rendah dan indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang
telah dikenal. Kaca ini banyak digunakan sebagai kaca optik. Disamping daya

3 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
fluksnya yang kuat, boraks tidak saja bersifat menurunkan koefisien
ekspansi tetapi juga meningkatkan ketahana terhadap reaksi kimia

6. Cullet
merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak lolos
quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari
bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.

2.1.2 Komponen Sekunder


1. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat
pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent
pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida
(As2O3).
2. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya
diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan
baku. Bahan penghilang warna yang digunakan adalah mangan dioksida
(MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
3. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan
warna yang dikehendaki.
4. Opacifiers, Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2),
kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng
phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2).
5. Kerak garam
Kerak garam ini di perkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu
pada tanur tangki. Sulfat ini harus di pakai bersama karbon agar tereduksi
menjadi sulfit. Arsen trioksida dapat pula ditambahkan untuk
menghilangkan gelombang- gelombang dalam kaca. Nitrat, baik dari
natrium maupun kalium digunakan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak
terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium nitrat atau karbonat digunakan
pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi, dan kaca optik.

6. Blok refraktori
Blok refraktori untuk industri kaca dikembangkan khusus berhubung
dengan kondisi yang hebat yang harus dialami dalam penggunaannya.
Zirkon, alumina, mulit (mullite), mulit aluminasinter dan zirkonia
alumina-silika, alumina, krom-alumina elektrokast banyak digunakan
sebagai refraktor pada tangki kaca.

Kandungan Senyawa Produk Kaca Dalam %

4 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
No SiO2 B2O3 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO NaO
1 71.8 1.4 0.1 8.9 3.3 14.3
2 72.4 0.8 0.4 5.3 3.7 17.4
3 81.0 12.5 2.0 4.5
4 67.2 0.9 9.5
5 100

Keterangan :
1. Jendela amerika dan eropa
2. Bola Lampu
3. Pyrex
4. Alat makan minum
5. Silika Murni
Berbagai macam produk yang dihasilkan dari industri
kaca yang membedakan dari masing masing produk ialah
komposisi. Misalnya jendela kaca, bola lampu, dan pyrex.
Komposisi jendela di negara tropis dan subtropis berbeda. Hal
ini dikarenan musim yang berbeda dari masing-masing
negara. Namun, hal yang tepenting terdapat silikat, kalsium
dan natrium oksida. Komponen lainnya yaitu berupa senyawa
tambahan. Untuk membuat suatu bahan kaca yang tahan
panas dapat ditambahakan B2O3. Seperti dalam bola lambu
dan alat laboratorium.
Hal yang menarik dari kaca yaitu adanya warna. Warna pada kaca
membuat telihat lebih indah, elegant, dan menambah harga jualnya.
Pewarnaan dihasilkan oleh penyerapan langsung dari cahaya yang
dipantulkan melalu cahaya. Zat warna yang digunakan berupa golongan
transisi, terutama grup pertama Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu.

Contonya kaca yang ditambahkan berupa garam besi Fe 2+ ataupun Fe3+


dapat berwarna hijau dan coklat. Jika ditambahkan mangan dalam
Mn2O3 bewarna putih mengkilap seperti perak. Jika ditambahkan Copper

dalam Cu2+ bewarna biru.

5 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
2.2 PROSES PEMBUATAN
2.2.1 Persiapan bahan baku (batching)

Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta


pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai
komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna
atau zat-zat sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran
bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen
sebelum dicairkan.

2.2.2 Pencairan (melting/fusing)

Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke


dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair.
Reaksi kimia :

1) Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2

2) CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2

3) Na2SO4 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO

Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi


menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special
glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2
ton atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus
atau platina.
b. Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata
refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton
cairan gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.
c. Regenerative furnace, Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat di
naikkan sedikit demi sedikit setiap hari, tergantung kepada kemampuan
reflaktorinya menampung ekspansi. Bila tanur regenerasi itu sudah di
panaskan, suhunya harus di pertahankan sekurang-kurangnya 12000C setiap
waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur melalui radiasi, dan hanya

6 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan
dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu tinggi sehingga
kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi
aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang di pasang pipa air pendingin.
2.2.3 Pembentukan (forming/shaping)

Bahan kaca yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang
berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa
jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
a. Proses Fourcault. Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah
bagian yang dinamakan "debiteuse". Bagian ini terapung di permukaan kaca
cair dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas
debiteuse terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan
kaca hingga 650 – 670oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat padat
dan akan bergerak dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang menarik
kaca tersebut ke atas. Gambar di bawah ini melukiskan skema proses
Fourcault.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens). Jika proses Fourcault , gerakan kaca
berlangsung secara vertikal, maka pada proses Colburn kaca akan bergerak
secara vertical kemudian diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda
penjepit yang membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.
c. Proses Pilkington (float process). Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah
kolam berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini
merupakan pengatur tebal tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca
akan mengapung di atas cairan timah karena perbedaan densitas di antara
keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang berasal
dari pembakar di bagian atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam
dilakukan agar kaca tetap rata di kedua sisinya serta pararel. Bahan yang
biaanya digunakan untuk keperluan ini adalah gas nitrogen murni.
Selanjutnya, aliran kaca melewati daerah pendinginan (masih di dalam kolam)
dan keluar dalam bentuk kaca lembaran bersuhu ±600oC.
d. Proses tiup (blow). Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas
kemasan, atau aneka bentuk kaca seni lainnya.

7 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
2.2.4 Annealing

Bahan yang sudah dibentuk kemudian didinginkan secara bertahap dalam


suatu alat glass tempering machine, alat ini bekerja menurunkan suhu secara
bertahap sampai didapatkan bahan berbentuk kaca. Fungsi tahapan ini adalah
untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antar molekul pada kaca yang
tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca
terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
1) menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu
untuk menurunkan regangan internal
2) mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk
menahan regangan sampai titik maksimumnya.

Proses ini berlangsung di dalam "annealing lehr". Untuk jenis kaca lembaran,
annealing lehr ini dilewati oleh kaca-kaca yang bergerak di atas roda berjalan.

2.2.5 Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)

Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian yang
relative sederhana tetapi sangat penting. Beberapa proses penyelesaian akhir pada
industri gelas adalah cleaning and polishing, cutting, enameling, dan grading.

2.3 SIFAT SIFAT

Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak


dan sinar infra merah, tetapi tidak oleh sinar ultraviolet. Gelas yang
mengandung Pb tidak dapat dilewati oleh sinar Rontgen. Pemanasan akan
menyebabkan pemuaian gelas yang besarnya sangat berbeda satu sama lain
(tergantung koefisien pemuaian). Bila pemanasan atau pendinginan
berlangsung terlalu cepat atau terkonsentrasi pada satu titik, akan terjadi
tegangan. Karena gelas bersifat rapuh, tegangan tersebut dapat
menimbulkan retakan. Bahan aditif khusus seperti boron oksida dapat
membuat gelas kimia lebih tahan terhadap bahan kimia dan perubahan
temperatur. Kuarsa memiliki sifat tennis yang lebih baik karena koefisien

8 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
pemuaiannya sangat kecil. Gelas merupakan isolator listrik yang baik dan
penghantar panas yang buruk (terutama glass wool). Gelas kimia akan
berubah sifatnya setelah digunakan bertahun-tahun atau dalam waktu yang
lebih singkat lagi bila dipakai untuk temperatur yang lebih dari 150 oC.
Perubahan ini dimulai dengan teradinya kristalisasi pada beberapa tempat
dan akhimya pada seluruh tempat. Dengan demikian, gelas menjadi lebih
rapuh dan tidak dapat digunakan. Sifat khas bahan gelas sangat tergantung
pada jenis komposisi serta pengolahan pada tahap finishingnya, seperti :

Sifat fisik Soft glass Pyrex vycor


Softening point, oF 1285 1508 2732

Annealing point, oF 750 1027 1710

Strain point, oF 887 950 1575

Maximum temperature oenggunaan - 932 – 1022 1830 – 1990

Spesifiv gravity 2,47 2,23 2,18

Expansi linier, x 107/oF 92 18 4,4

Modulus of rupture, x 10-3, psi - 6 – 10 5–9

Kapasitras panas rata- rata, 77 – 572oF - 0,233 0,244

Knoop hardness, 100 g - 481 532

2.4 KETAHANAN KIMIA

Gelas sangat mudah rusak oleh lelehan alkali, alkali karbonat, (pH 10),
hidrogen, fluorida, dan agak mudah rusak oleh basa panas dengan pH 7 – 10,
serta larutan panas asam anorganik yang mengandung air, misalnya HCl 30%.
 Pengolahan dan penggunaan: Gelas dapat dibentuk dengan cara
memanaskannya lagi (peniupan kaca). Selain itu gelas dapat digerinda

9 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
dingin, dibor, dipotong, direkat, diperkuat (dengan plastik/serat gelas) dan
bisa diberi tegangan (kaca pengaman) dengan pengerjaan panas.
 Penggunaan: Gelas digunakan sebagai bahan bila dibutuhkan peralatan
yang tembus pandang dan mempunyai ketahanan kimia yang tinggi.
Contohnya pipa, kaca pengintip, organ penyekat, bejana kecil dalam
operasi, botol keranjang, botol kecil, alat penukar panas, pompa,siklon,
filter sinter, dan alat laboratorium. Secara khusus, gelas dapat digunakan
sebagai kaca pengaman, bahan isolasi, kaca optik (misalnya untuk filter),
kaca jendela, dan cermin.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang terdiri
dari 3 bahan baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash
(Na2O), dan Limestone (CaCO3), serta bahan baku tambahan yang
mulanya di proses pada reaktor suhu tinggi (10000C-15000C). Reaksi
pembuatan kaca atau gelas secara umum:

10 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
 Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2

 CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2

 Na2SO4 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO

Produk-produk yang berbasis kaca/gelas antara lain layar LCD,


kaca berwarna, kaca antipeluru, fiberglass, kaca keramik, kaca
antigores, lambu bohlam, alat-alat laboratorium, plat kaca, kaca
jendala, dan lain sebagai.

DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T ,"Shreve's Chemical Process Industries".McGraw Hill Book Company,


Singapore, 1984

Stocchi, E ,"Industrial Chemistry Vol. 1", Ellis Horwood, Englnad, 1990

Othmer, Kirk ,"Encyclopedia of Chemical Technology".

11 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a
Austin GT. 2005. Shreve's Chemical Process Industries, 5th ed. New York:
McGraw-Hill Book Co.
tech.groups.yahoo.com/group/Teknik-Kimia/message/5567

www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia.../gelas-dan-kuarsa/

id.wikipedia.org/wiki/Gelas

12 |I n d u s t r i G e l a s K i m i a

You might also like