You are on page 1of 23

TEORI ABIOGENIK PETROLEUM

MAKALAH GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI


Oleh :

RISTIO EFENDI 270110120047


ABDULLAH ALGHANI 270110120071
MUHAMMAD RIFTADI H. 270110120073
NOVIAN TRIANDANU 270110120175

Kelas
Geologi E

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Minyakbumi merupakan sumber energi yang sangat banyak digunakan. Minyakbumi


digunakan dalam pemanasan dan transportasi. Sektor industri membutuhkan minyakbumi
sebagai bahan bakar sehingga dapat beroperasi. Mobil, motor serta peralatan lain
membutuhkan bahan bakar untuk menghasilkan suatu fungsi kerja. Dibalik semua itu,
penggunaan minyakbumi juga dibutuhkan sebagai bahan baku plastik dan tekstil serta
peralatan medik. Kebutuhan minyakbumi untuk masyarakat modern sangatlah besar sehingga
dibutuhkan ketersediaan yang sangat banyak untuk kelangsungan pemenuhan energi untuk
kebutuhan manusia.

Konsumsi minyakbumi yang semakin meningkat demi pemenuhan kebutuhan


manusia akan menyebabkan ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis. Faktanya
minyak bumi merupakan energi fosil yang tidak dapat terbarukan dalam jangka waktu
singkat. Sehingga berbagai cara dilakukan untuk menghadapi kondisi ini demi kelangsungan
hidup saat ini dan beberapa generasi yang akan datang.

Munculnya teori-teori baru mengenai minyakbumi bukan berasal dari material


organik untuk menjawab tantangan kebutuhan manusia sangatlah menarik perhatian. Teori
yang menyatakan minyakbumi berasal dari Abiogenik material sehingga minyak bumi dapat
terbentuk atau diciptakan dengan kondisi dan cara tertentu tanpa harus menunggu jutaan
tahun untuk keterbentukannya. Teori ini mulai dibahas oleh ahli-ahli namun menghadapai
pro dan kontra terhadap hipotesis-hipotesis yang dikeluarkan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


 Tujuan dari dilakukanya peneliti ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi
Minyak bumi dan Gas bumi, dan memberikan pengetahuan tentang teori
pembentukan migas secara abiogenik
 Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan informasi bagaimana teori
pembentukan migas secara abiogenik berkembang dan untuk mengetahui
pembuktian-pembuktian yang dilakukan ilmuwan pada zaman dahulu.

1.3 Metodologi Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini kami menggunakan data sekunder data ini diperoleh dari
pihak lain atau paper yang tersedia di internet, dengan kata lain menggunakan data yang telah
ada. Dalam penelitian teori asal usul pembentukan minyak bumi dan gas secara abiogenik yang
termasuk data sekunder disini adalah :

1.3.1 Data Paper.

 Teori Alkali Panas dan Karbida Besi


 Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
 Hipotesa Kimia
 Hipotesa Asal Kosmik
 Fischer-Troposch Proces
 Penelitian terbaru

1.3.2 Data yang didapat dari uji laboratorium.

 Pembuktian Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)


 Pembuktian Fischer-Troposch Process
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Sejarah munculnya teori abiogenik

Teori yang menyatakan bahwa minyak bumi merupakan energi yang tidak dapat
diperbaharui disebabkan oleh material asalnya adalah material organik disampaikan pertama kali
oleh Mikhailo V. Lomonosov, seorang cendekiawan besar Rusia pada tahun 1757 . Hipotesis ini
mengartikan bahwa minyakbumi terbentuk sangat lambat, karena berasal dari sisa-sisa makhluk
hidup yang telah mati dan terkubur selama jutaan tahun dengan kondisi suhu dan tekanan
tertentu.

Pada zaman industri saat ini mulai dipertanyakan berapa lama lagi cadangan minyakbumi
yang ada dapat menutupi kebutuhan yang semakin meningkat. Hal ini menimbulkan reaksi
pesimis terhadap pemegang teori bahan bakar fosil ini.

Pada abad ke-19 muncul hipotesis baru yang menyangkal teori bahan bakar fosil yang di
pelopori oleh Alexander von Humboldt, seorang naturalis dan geolog jerman serta ahli kimia
termodinamik Prancis, Louis Joseph Gay-Lussac, Mereka mengatakan dalil alternatif yang
menyatakan bahwa minyak bumi adalah materi primordial (purba) yang memancar dari tempat
yang sangat dalam, dan tak ada hubungannya dengan materi biologis dari permukaan bumi.
Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, mulailah muncul teori dan eksperimen yang
mendukung teori ini.

1. Dmitri Mendeleev Seorang ahli kimia Rusia pada abad ke-19 menyatakan dengan jelas
bahwa minyak bumi merupakan bahan primordial yang keluar dari kedalaman yang jauh.
Mendeleev membuat hipotesis tentang adanya struktur geologi yang ia sebut “patahan
dalam” (deep fault) tempat minyak bumi melaluinya dari kedalaman.
2. Nikolai A. Kudryavtsev Seorang Geologi asal Rusia pada tahun 1951 mengajukan teori
asal asul minyakbumi Abiogenik dengan menganalisis hipotesis Lomonosov yang
terbukti salah. Kudryavtsev mendapat banyak dukungan termasuk dari para ilmuwan
barat, seperti Thomas Gold dan Dr JF Kenney.
3. Dr JF Kenney bersama ilmuwan Rusia lainnya membangun reaktor dan membuktikan
minyak bumi bisa dihasilkan dari kalsium karbonat dan oksida besi, dua senyawa yang
melimpah di kerak bumi.
4. Vladimir Kutcherov, peneliti dari Royal Institute of Technology di Stockholm, Swedia,
telah berhasil membuktikan bahwa fosil-fosil dari hewan dan tumbuhan tidak lagi
diperlukan untuk menghasilkan minyak mentah. Temuan ini begitu revolusioner karena
sangatlah berarti, di satu sisi akan memudahkan menemukan sumber-sumber energi, di
sisi lain sumber energi ini dapat ditemukan di seluruh dunia.

2.2 Pembahasan Teori Abiogenik

2.2.1 Teori Alkali Panas dan Karbida Besi

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang
dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk
asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat
adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi
adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak
zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya
bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa
batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti dibawah
ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu :

Reaksi Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)


Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2 karbida
karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan
bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk
ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini
adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.

2.2.2 Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)

Seorang kimiawan Rusia yang bernama Mendeleyeff pada abad ke-19 beranggapan bahwa
di dalam kerak bumi terdapat karbida besi. Air yangmasuk ke dalam kerak bumi membentuk
hidrokarbon dan menjadi minyakbumi. Teori ini tidak memiliki dasar serta di dalam kerak bumi
juga tidak ada karbida besi. Teori ini berdasarkan pengetahuan bahwa kalsium karbida
ditambahkan air akan membentuk gas asetilen (salah satu gas hidrokarbon).

2.2.3 Hipotesa Kimia

Pada tahun 1964 di Amerika Serikat, Marx mengemukakan teori baterai, yang menyatakan
bahwa di bawah kerakbumi terdapat suatu kombinasi antara air, grafit dan sulfida besi yang
bertindak sebagai suatu baterai yang besar, dengan grafit bertindak sebagai penyaluran aliran
listrik. Sebagai akibat reaksi ini, air terurai dan menghasilkan hidrogen yang bereaksi dengan
grafit untuk membentuk hidrokarbon. Proceedings of the National Academy of Sciences, studi
tersebut menjelaskan bagaimana peneliti menggabungkan tiga materi abiotik (tak hidup) --air
(H2O), batu kapur (CaCO3), dan besi oksida (FeO) --dan menghancurkan campuran tersebut
bersama-sama dengan tekanan yang sama dengan di bawah permukaan bumi. Proses ini
menghasilkan metana (CH4), komponen paling besar dalam gas alam.

2.2.4 Hipotesa Asal Kosmik

Teori ini terutama didasarkan atas spekulasi bahwa di dalam atmosfer planet terdapat
hidrokarbon, terutama metan. Planet tersebut adalah Venus, Mars, juga Saturnus dan Uranus
dengan seluruh satelitnya. Teori asal kosmik juga diperkuat dengan ditemukannya hidrokarbon
di dalam meteorit. Teori Asal Anorganik Dari Sebagian Para Ahli Geologi Uni Soviet Porfir’ev
(1974) mengemukakan minyakbumi berasal daripada magma, dan bahwa magma mengandung
hidrogen ataupun karbon, sebagaimana terbukti dengan adanya grafit dan intan di dalam batuan
ultra-basa. Memang menurut hematnya terjadinya minyak bumi berlangsung dalam bagian atas
selubung di bawah kerakbumi yang dinamakan astenosfer

2.2.5 Thomas Gold

Teori gas yang dikemukakan Thomas Gold terus berubah. Pada awalnya, Gold berasumsi
bahwa gejala gempa bumi yang menyebabkan migrasi gas, terutama metana dari dalam bumi.
Jika suatu gempa bumi cukup besar untuk menyebabkan rekahan hingga permukaan bumi, maka
akan terbentuk jalur untuk keluarnya gas (Gold, 1979, 1984, 1987; Gold and Soter,1980,
1984/85). Gold dan Soter (1980) mengkorelasikan peta keberadaan migas dan area yang
memiliki aktivitas seismik di dunia. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan
reservoir hidrokarbon dunia terletak pada sabuk deformasi seperti pada Alaska, Texas, Karibia,
Mexico, Venezuela, Teluk Persia, Urals, Siberia dan Asia Tenggara. Asosiasi lapangan migas
dengan daerah kegempaan ini menyimpulkan bahwa sesar dalam (deep fault) mungkin dapat
berperan dalam migrasi metana dan gas lain ke permukaan bumi dan membentuk akumulasi pada
lapangan migas

Gold (1985, 1993) membahas dua daerah dengan lebih detail. Pada timur tengah dan
pada busur yang memanjang dari Indonesia melewati Kepulauan Andaman hingga ke Lembah
Irrawaddi Burma, dan hingga pegunungan tinggi di selatan Cina, keberadaan migas sangat
melimpah namun tidak ada kesamaan pada kondisi geologi dan topografi area ini pada skala
local. Ini membuktikan bahwa daerah yang kaya akan migasnya ini dikontrol oleh pola dengan
skala yang lebih besar daripada yang terlihat pada kondisi geologi permukaan dan topografinya,
oleh sebab itu gold menyimpulkan bahwa keberadaan sesar dalam (deep fault) ini yang
mengontrol munculnya lapangan-lapangan migas ini terutama pada sepanjang busur dari
Indonesia hingga selatan Cina dimana frekuensi gempa bumi ratusan kali lebih besar
dibandingkan daerah yang jauh dari busur ini.

Dalam paper ini diasumsikan bahwa gas metana yang terkandung dalam mantel
diinjeksikan ke permukaan bumi melalui bagian-bagian yang lemah seperti batas antar lempeng,
zona sutura purba, dan bekas tumbukan meteor. Dibawah kondisi migrasi yang lambat dan suhu
yang menurun, metana diasumsikan membentuk polimer dan membentuk hidrokarbon dan
minyak mentah (Jenden et al., 1993). Meskipun Gold (1985, 1987, 1999) mengetahui bahwa
metana dapat terubah menjadi hidrokarbon yang lebih tinggi di mantel berdasarkan observasi
eksperimen Chekaliuk (1976), dia tetap menentukan bahwa metana merupakan hirokarbon utama
yang menembus kerak bumi dari bawah. Ini membuat Gold (1993) membuat asumsi dasar bahwa
metana yang berasal dari mantel akan terubah menjadi hidrokarbon yang lebih tinggi dibagian
atas kerak bumi. Gold et al (1986) juga menambahkan bahwa metana dapat menjadi agen
transportasi hidrokarbon menuju kerak bumi berdasarkan eksperimen bahwa etil benzene dan etil
toluene dapat membentuk reaksi benzene dan toluene dengan metana pada tekanan 1000 atm dan
suhu 150-250oC dengan adanya montmorillonite sebagai katalis lempung alami.

Hasil pengeboran yang lebih kontroversial yaitu pada Siljan Ring yang merupakan kawah
tumbukan meteor berumur 360 Ma dengan diameter 45km di Swedia (Gold, 1987, 1991, 1993).
Dua lubang bor dengan kedalaman 6.7km dan 6.5 km menghasilkan 80 barel minyak dari sumber
yang meragukan.

Pada sumur Gravberg-1, sill dolerite mengintrusi host rock granitic, gas pada dolerite
melimpah dan kaya akan metana (200-1000 ppm) dan tidak ada hidrokarbon unsaturated,
sedangkan gas pada granit mengandung sedikit metana (10-80 ppm) namun mengandung
proporsi metana dan propane yang lebih besar (Castano, 1993). Alkane pada sampel ini
diperkirakan terbentuk sebagai hasil reaksi Fisher-Tropsch antara CO2 dan H2 yand dikataliskan
oleh magnetite pada granit (Castano, 1993). Jika demikian, ini dapat menjelaskan keberadaan
“black gunk” pada kedalaman 5.5 sampai 6.7 km terdiri dari 90% magnetite berbutir halus dan
terdapat kandungan light oil jenis alkane C8 hingga C16 (Aldhous,1991; Gold, 1993; Kenney,
1999). Munculnya fenomena ini menggugurkan pernyataan sebelumnya bahwa material
pembentuk hidrokarbon berasal dari mantel bumi.

Penemuan “black gunk” ini membuat Gold (1992) brspekulasi bahwa pembentukan
material ini diakibatkan oleh bakteri. Kesimpulan ini didasari oleh atas kemampuan beberapa
bakteri yang dapat hidup pada suhu 110-150oC yang berarti mampu hidup pada kedalaman 5-10
km (Gold, 1992). Meskipun demikian, aktivitas bakteri sebagai media dalam pembentukan
hidrokarbon tetap sulit dipahami meskipun diketahui bahwa proses anaerob yang sangat lambat
mendominasi proses di lingkungan bawah permukaan.

Peters (1999) juga menemukan banyak hal yang membingungkan dan tidak konsisten
dalam reviewnya terhadap buku Gold (1999). Yang terbary, Laherrere (2004) membuat kritik
detail atas klaim Gold tentang pembentukan migas secara abiotic dan menyatakan bahwa banyak
ketidak-konsistenan dan kurang akuratnya pelitian yang dilakukan.Bagaimanapun ada
kekurangan dasar pada teori yang dikemukakan oleh Thomas Gold tentang pembentukan
hidrokarbon abiotic. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, metana hanya dapat terubah
menjadi hidrokarbon yang lebih tinggi pada tekanan diatas 30 kilobar yang berarti dengan
kedalaman hingga 100 km, namun dijelaskan juga sesudahnya bahwa pembentukan hidrokarbon
berada pada bagian atas kerak bumi, yang berarti teori ini tidak konsisten dengan hukum
termodinamika. Ditambah lagi bakteri tidak dapat berperan sebagai katalis dalam reaksi
termodinamika. Teori Gold ini menjadi tidak valid

2.2.5 Rusia-Ukraina Teori

Beberapa teori dari Russia yang mendukung keterbentukan hidrokarbon secara anorganic,
seperti Mendeleyev (1877) yang menganggap bahwa hidrokarbon terbentuk didalam bumi akibat
interaksi antara air dengan besi karbida (metal carbide) dan Vernadsky (1933) yang
menyimpulkan baahwa semakin meningkatnya kedalaman, oksigen akan berkurang sampai titik
nol dan kandungan hydrogen akan meningkat dan memicu pembentukan hidrokarbon.

V.B. Porfir’ev (1974) mempresentasikan teorinya. Papernya dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama paper ini membahas tentang keterbatasan teori organic. Ia menyatakan bahwa
migrasi minyak bumi dari batuan sumber ke reservoir tidak mungkin terjadi karena ia
menganggap material organic akan trubah menjadi gas dikarenakan oleh metamorfisme atau
bermigrasi sebagai micropetroleum. Pendapat ini dinyatakan sebelum adanya teori modern
tentang mgrasi fluida di kerak bumi (e.g. Fyfe et al,. 1978). Bukti lainnya adalah adanya senyawa
pofirin pada material organic juga ditemukan pada meteorit dan dapat disintesa. Ia juga
membahas tentang keraguannya akan proses pembentukan minyak bumi yang terjadi pada skala
Pterozoic sampai resen. Menurutnya hal ini akan menyebabkan adanya suatu deposit minyak
bumi yang memiliki umur sangat tua, mengindikasikan bahwa minyak bumi merupakan zat yang
sangat stabil dan dapat mempertahankan sifat-sifat fisika dan kimianya dalam ratusan juta tahun.
Ia juga menolak bahwa akumulasi minyak bumi dalam batuan kristalin dan metamorf dapat
terjadi pada migrasi sekunder.

Porfir’ev (1974) juga menekankan hubungan antara teori anorganik dengan mantel bumi,
namun ia menjelaskan bahwa teori ini kondisional karena sejauh ini belum ada studi yang dapat
mengamati mantel secara langsung. Ia menyatakan bahwa senyawa asli pembentuk hidrokarbon
minyak bumi didalam kondisi mantel mungkin adalah CO2 dan H2, CO dan H2O, serta CO2 dan
H2O. Anggapan yang mendukung teori ini adalah adanya hidrokarbon sintetis seperti yang
ditemukan pada hidrokarbon alami dapat disintesa dariCO2 dan H2serta CO2 dan H2O. Namun
teori ini terpatahkan karena tidak mungkin proses pembentukan hidrokarbon dari senyawa
tersebut terbentuk pada kondisi mantel dan proses thermodinamik. Bukti paling meyakinkan dari
teori anorganik yaitu adanya akumulasi minyak yang cukup banyak pada batuan dasar kristalin
dan metamorf yang dibahas oleh Kudryavtsev (1959). Masalah utamanya adalah cara transport
dari hidrokarbon menuju reservoirnya. Akhirnya muncullah teori bahwa migrasi hidrokarbon
dapat berasal dari bawah mantel bumi seiring dengan adanya sesar dalam (deep fault). Menurut
Porfir’ev (1974) hubungan genetic minyak dan gas bumi dengan zona sesar dalam sangatlah
jelas dan tidak butuh pembuktian lagi. Namun pertanyaan kontroversialnya adalah hidrokarbon
jenis apa yang terbentuk di bagian mantel, tranformasi apa yang dibutuhkan untuk mengubah
hidrokarbin menjadi minyak dan gas, bagaimana minyak dan gas ini terakumulasi pada batuan
kristalin dan bahkan terakumulasi pada batuan sedimen, serta hubungan pasti antara reservoir
dengan sesar dalam tersebut.

Argument yang melawan teori organic ditentukan dari keberadaan lapangan minyak yang
sangat besar seperti pada lapangan minyak Ghawar di Saudi Arabia dan akumulasi petroleum-
bitumen padat dan aspal yang bertempat pada lapisan Paleozoic di Fergana. Dari hal tersebut
diasumsikan bahwa deposit aspal awalnya terubah menjadi gas ataupun larutan saat
tertransportasi menuju reservoir dan jika berdasarkan teori Porfir’ev (1974) hal ini sudah sangat
jelas mendemonstrasikan aturan inorganic yaitu migrasi dari mantle melalui zona sesar dalam
sebagai jalurnya. Bagaimanapun, berbagai pertanyaan dan argument dalam diskusi ini masih
belum dapat terjawab dengan tepat pada saat itu karena belum ditemukannya metode ilmiah yang
dapat membuktikannya.

2.2.6 Fischer-Troposch Process

Proses ini telah diusulkan sebagai model yang memungkinkan dalam pembuatan abiogenik
hidrokarbon dalam mantel bumi dan kerak. Proses ini telah dikembangkan oleh Franz Fischer
dan Hans Tropsch berkebangsaan German pada tahun 1920. Proses ini menggunakan gas
batubara atau natural gas untuk membentuk paraffin wax yang kemudian dapat di ekstrak
menjadi bahan bakar diesel, naphtha, dan gas hidrokarbon cair seperti Butane dan Propane.
Menggunakan katalis Ni, Co, Fe, ThO2,MgO, Al2O3, MnO, dan lempung, beberapa reaksikimia
terjadi mengubah karbonmonoxide dan hydrogen ke dalam berbagai jenis hidrokarbon.
Pada proses Fischer-Tropsch industry, karbon monoksida bereaksi dengan hydrogen untuk
mensintesis hidrokarbon. Kondisi sintesis pada tekanan 150 bar dan suhu 700 K dalam katalis.
Pada kondisi natural gas metana menjadi fasa cair diusulkan reaksi kimia seperti :
Pada proses Fischer-Tropsch, senyawa hidrokarbon disintesis melalui pencampuran
hidrogen dan karbon monoksida melaui permukaan logam transisi. Dimana reaktan awal (sintesis
gas) yang digunakan dalam proses Fischer-Tropsch adalah gas hidrogen (H2) dan karbon
monoksida (CO) menghasilkan sebuah produk hidrokarbon cair yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar pengganti.

Pada awal tahun 1944, penerapan proses Fischer-Tropsch di bidang industri dapat
menghasilkan produk mencapai lebih dari 124.000 barel per hari (19.700 m³/d) atau setara
dengan 6,5 juta ton. Namun, pemboman fasilitas minyak Jerman selama Perang Dunia II
melumpuhkan sebagian besar produksi bahan bakar sintetik Jerman. Biro pertambangan Amerika
Serikat, dalam sebuah program yang diprakarsai oleh Synthetic Liquid Fuels Act,
mempekerjakan tujuh ilmuan pada Operasi Paperclip untuk sintetis bahan bakar pada sebuah
proses industri kimia Fischer-Tropsch di Louisiana, Missouri pada tahun 1946.

2.3 Bukti Teori Abiogenic Petroleum

2.3.1 Bukti Umum

1. Institute for Radio Astronomy (IRAM) maupun Max Planck Institute for Radio
Astronomy berhasil mendeteksi keberadaan molekul antar bintang C3H+ di galaksi Bima
Sakti melalui pengamatan pada panjang gelombang milimeter menggunakan teleskop
radio 30 meter milik IRAM di dekat Pico del Veleta, Sierra Nevada, Spanyol,
2. Titan, salah satu bulannya Planet Saturnus yang beratmosfer tebal, menyimpan
kandungan gas alam dan cairan hidrokarbon lain ratusan kali lipat lebih banyak dari yang
terkandung di Bumi.
3. Terdapatnya hidrokarbon di meteorit, yaitu batuan yang diperkirakan sebagai pecahan
dari suatu planet. Sehingga dapat diperkirakan bahwa di dalam bumi terbentuk
hidrokarbon secara alam atau anorganik.
2.3.2 Bukti Sintesis Abiotik Hidrokarbon

1. Fisher Tropsch Proccess


Proses Fischer-Tropsch mensintesis hidrokarbon mempengaruhi karbon monoksida atau
karbon dioksida menjadi hidrokarbon :
nCO+ (2n + 1)H2 → CnH2n+2 + nH2O
nCO2 + (3n + 1)H2 → CnH2n+2 + 2nH2O
Produk dari proses ini berupa hidrokarbon dengan berat molekul rendah dan biasanya
membentuk distribusi Schulz-Flory, dimana log konsentrasi dari hidrokarbon menurun
secara linear dengan peningkatan nomor karbon. (Salvi and Williams- Jones 1997).
2. Simple thermal metamorphism of carbonates
calcite (CaCO3), dolomite [CaMg(CO3)2], dan siderite (FeCO3) pada suhu 400 °C
dengan kehadiran H2 dapat membentuk hidrokarbon berat molekul rendah (Giardini and
Salotti 1969), seperti pada reaksi berikut :
FeO + CaCO3 + H2O → Fe3O4 + CH4 + CaO
3. Thermal metamorphism of carbonates and graphite
Pada suhu di bawah 300-400 °C dapat membentuk metana jika terjadi metamorfisma
kontak antara karbonat dengan grapit (Holloway 1984), seperti pada reaksi yang tidak
setimbang berikut :
Mg3Si4O10(OH)2 + CaCO3 + Cgraphite + H2O → CaMg(CO3)2 + SiO2 + CH4
4. Methane mid-ocean ridges and serpentinization
Minyak dan Gas Berasal dari Sea Floor Spreading
Petroleum yang berada pada system sea floor spreading diasumsikan berada pada kerak
bumi yang didominasi oleh batuan beku sebesar 99% dimana batuan sedimen hanya
mengcover ketebalan 450 – 500m. (Rona, 1988)
Reaksi serpentinisasi pada MOR yang umum terjadi di dalam laut (McCollom and
Seewald 2001; Charlou et al. 2002; Kelley et al. 2001, 2005; Schrenk et al. 2013).
Hidrogen terbentuk selama proses hidrasi dari olivine dan dapat bergabung dengan
karbon dioksida untuk membentuk metana (Abrajano et al. 1990), seperti dijelaskan pada
reaksi berikut ( reaksi tidak setimbang)
(Fe,Mg)2SiO4 + H2O + CO2 → Mg3Si2O5(OH)4 + Fe3O4 + CH4

2.3.3 Pemikiran Baru Abiogenic

Teori abiogenic menyatakan bahwa hidrokarbon terbentuk jauh di bawah permukaan


bumi dan bermigrasi dari astenosfer melalui sesar yang dalam

Faktor pembentuk hidrokarbon abiogenic :

1. Suhu dan tekanan tinggi


2. Terdapat sumber karbon dan hydrogen
3. Lingkungan yang mendukung thermodinamika

Melalui penelitian didapat perkiraan statistic keterbentukan hidrokarbon abiogenic :

1. Polimerisasi hidrokarbon pada suhu 600-1500 C dan tekanan antara 20-70 kbar (kenney,
2002)
2. Kedalaman 70-250km(Carlson 2005)

Kondisi Thermobaric

Astenosfer merupakan lapisan bumi di 80-200km dibawah permukaan bumi. Astenosfer


berada diatas mantel dan bersifat mobile. Apabia hidrokarbon diproduksi di mantel maka hc
tersebut dapat bermigrasi ke asenosfer.

Donor Carbon

Mao pernah mendemonstrasikan penambahan unsur Fe yang stabil pada dolomit pada
rangkaian polymorph yang stabil pada tekanan dan suhu tinggi yang mendukung mekanisme
perpindahan karbonn di mantel.

Donor Hydrogen

Melalui hasil penelitian menunjukan bahwa kapasitas penyimpanan air di mantel bagian
atas didominasi oleh pargasite dengan jumlah maksimum 0.6 wt% H2O (30% pargasite). Pada
tekanan 1.5 Gpa dan berkurang ke 0.2 wt% H2O (10% pargasite) pada 2.5 GPa. Sumber lain dari
hydrogen adalah dari mineral hidous seperti biotite dan muscovite.

Sumber Karbon dari Kerak Bumi (R.Coggon dan K. Nakamura)

Pada kedalaman 100km suhu adalah sekitar 1250 K dan tekanan 3 GPa dan pada
kedalaman 150 km suhu adalah 1500 – 1700 K dan tekanan 5 GPa

Setiap sumber karbon (C itu sendiri, Carbonates, ataupun CO2) dan hydrogen (air, grup
mineral hydroxyl) keberadaannya melimpah di bawah permukaan bumi (astenosfer). Reaksi
thermodinamika dapat terjadi dan membenuk FeO yang terakumulasi di batuan basa – ultrabasa.

Dengan demikian sintesis abiogenic dapat terbentuk di batuan basa – ultrabasa, melalui
bantuan FeO terhadap donor carbon/hydrogen.

Proses Keterbentukan Hidrokarbon :

• reduced mantle substance + mantle gases → oxidized mantle substance + hydrocarbons or

• combination of chemical radicals (methylene (CH2), methyl (CH3). Different combinations of


these radicals define all scale of oil-and-gas hydrocarbons, and also cause close properties and
genetic similarity of oils from different deposits of the world.

2.3.4 Hasil Penelitian Terbaru

Salah satu penelitian pertama yang menunjukkan adanya hidrokaton dari mantel bumi
adalah publikasi dari Kutcherov, 2002. Penelitian dilakukan dengan cara berikut :

Alat yang digunakan adalah CONAC chamber bertekanan tinggi, stainless-steel dan
kapsul platinum bervolume 0.6cm3.Kapsul yang sudah terisi dimasukan kedalah ruangan
bertekanan tinggi dan pada suhu yang tinggi. Perlakuan yang diberikan pada kapsul ini
berdasarkan waktu yang ditentukan pada suhu 500 K/s. dan tekanan diturunkan ke ekanan
normal. Komposisi kimia yang berubah dianalisis elalui spectoskopy, gas chromatography, dan
X-ray. Perubahan kimia yang terjadi adalah sesuai dengan reaksi kimia berikut :

nCaCO3+(9n+3)FeO+(2n+1)H2O→nCa(OH)2+(3n+1)Fe3O4+CnH2n+2
Penelitian (Scott, 2004)

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode diamond anvil cell dan pemanasan resistif
untuk megetahui adanya reaksi insitu pada system CaCO3-FeO-H2O pada tekanan of 5-11 GPa
dan pada suhu diantara 800 – 1500 K. Metode yang digunakan adalah Raman spectrometry dan
difraksi X-ray synchrotron.

Hasil analisis kimia yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

CaCO3+12FeO+H2O→CaO+4Fe3O4+CH4

Penelitian (Kolesnikov 2009)

Pada penelitian ini kondisi redoks yang terjadi di mantel bumi di modelkan dangan
mengenalkan system yang terjadi pada magnetite (Fe3O4) yang sebagan terubah ke Besi (0)
membentuk penahan redoks. Kehadiran Fe3O4 tidak berpengaruh pada kondisi thermobaric dari
transformasi metana. Besi murni dan air erdeteksi melalui hasil reaksi ini yang memberikan kita
informasi kemungkinan terjadinya reaksi kimia sebagai berikut :

CH4+Fe3O4→C2H6+Fe+H2O

dan

CH4+Fe3O4→C+Fe+H2O

2.3.5 Bukti-bukti lapangan dari teori abiogenik

Kemungkinan pengisian kembali hidrokarbon di pulau Eugene

Di pulau eugene blok 330 yang merupakan lapangan terbesar di pulau itu di indikasikan
adanya recharge hidrokarbon di source rock yang sangat dalam, dari tes komposisi kimia di
dapat recharge hidrokarbon tersebut akibat bocornya intermediet reservoir di dalam bumi.
Perusahaan petroleum asal Amerika melakukan tes seismik dan mendapatkan data di kedalaman
60,000 kaki, sekitar 20,000 kaki lebih dalam dari jangkauan kapal ultra-deep drill.
Lapangan Eugene island 330 berada di semenanjung Mexico, sekitar 80 mile dari pantai
Louisiana. Pada tahun 1973 lapangan tersebut di temukan dengan produksi sebesar 15,000 barel
per day, dan pada tahun 1989 tingkat produksi menurun hingga 4,000 barel per day, sangat tidak
di sangka beberapa saat kemudian tingkat produksi meningkat menjadi 13,000 barel per day, dari
data seismik di dapat tampilan 3D yang menunjukan adanya deep fault yang menyebakan
hidrokarbon bermigrasi dan penambahan jumlah cadangan hidrokarbon di pulau Eugene.
Analisis petroleum memperkirakan cadangan di pulau eugene bertambah dari 60 juta barel
menjadi 400 juta barel.

Reservoir Replenisment

Beberapa petroleum reservoir engineer kebingungan saat menyadari bahwa perhitungan


cadangan di lapangan hidrokarbon di sumur yang sama bertambah daripada berkurang. Beberapa
ilmuwan memberikan pendapatnya tentang kejadian ini menurut mereka penambahan cadangan
hidrokarbon terjadi akibat faktor bocornya hidrokarbon dari mantel bumi yang terdorong ke atas
melalui fracture kedalam sistem petroleum yang biasanya dekat dengan permukaan. Ilmuwan
ukraina dan russia meneliti kejadian ini di Lapangan White Tiger di Vietnam, menurut mereka
migrasi yang terjadi dari mantel sekitar 20-30% kurang dari produksi di lapangan shallow
petroleum. Jika ini benar maka suplai dan produksi hidrokarbon akan di gantikan oleh deep
petroleum dari mantel bumi.

Lapangan White Tiger di Vietnam

Lapangan Wihte tiger dilaporkan menghasilkan minyak mentah dengan kualitas tinggi
dari batu basalt di kedalaman 17,000 kaki di bawah permukaan tanah, dengan produksi sebesar
6,000 barel per day. Di lapangan ini Source rock nya berupa batuan kaya akan algal yang
diendapkan di lacustrin yang mengalami pematangan selama masa Oligosen-Miosen, jenis
basinya adalah pull-apart basin yang di hasilkan dari thrust fault. Migrasi hidrokarbon terjadi
pada kala Miosen hingga saat ini, di penuhi oleh fracture-fracture di basement reservoir dan
overlying batuan sedimen. Cadangan di Boch Ho di perkirakan sebanyak 1 miliar barel yang di
produksi oleh batuan granitoid plutons.

Kandungan hidrokarbon di lapisan basalt di syria


Di selatan siria di selimuti oleh lapisan alkali basalt lava dengan ketebalan sebesar 1,100
meter dengan umur tersier atas. Hidrokarbon secara tidak biasa mengisi fracture-fracture dari
batuan karbonat dengan umur quarter bawah. Lapisan karbonat terbentuk akibat adanya
kombinasi dari CO2 yang berasal dari astenosfer, dan kalsium oksida dari pelarutan peridotite.
Vasikular karbonat di dalam bentuk lava, dikes dan tuffs. Batuan tersebut di temukan di lapisan
bwah pleistosen scoriaceous basanitic, dan alkali plateu basalt di temukan di Jabal Al Arab
(pegunungan Arab) di sepanajang perbatasan dengan jordania.

Abyssal abiotic theory

Astronom telah melakukan penelitian kandungan hidrokarbon di alam semesta ini,


ternyata setelah melakukan observasi di beberapa planet diperkirakan adanya kandungan
hidrokarbon seperti meteorit, komet, dan titan (bulan dari planet satunus). Mereka juga
menemukan hidrokarbon di awan nebula seperti pembentukan awal dari bumi kita seperti saat
ini. Sangat masuk akal bila kita memprediksi bahwa keberadaan hidrokarbon telah ada saat bumi
kita ini terbentuk. Geochemists berpendapat bahwa keberadaan hidrokarbon tidak mungkin
berada di mantel, yang di mulai dari 7 sampai 70 Km di bawah permukaan bumi, selama
hidrokarbon dapat berinteraksi dengan oxides lainya di dalam mantel dan teroksidasi menjadi
CO. Penelitian saat tentang termodinamika mengindikasikan bahwa pemanasan di dalam mantel
di sebabkan oleh radioaktif dan tekananya dapat membentuk hidrokarbon dan berada di
kedalaman dar 100 hingga 300 Km. Itu membuktikan bahwa di dalam mantel bumi mengandung
banyak hidrokarbon daripada kerak.

Produksi hidrokarbon Russia

Russia merupakan penghasil migas terbesar kedua setelah arab saudi, pada tahun 1998 produksi
yang dihasilkan mencapai 5,9 juta barel per hari, pada tahun 2003 mencapai 8,6 juta barel per
hari ,dan pada tahun 2008 mencapai angka 9,7 juta barel per hari. Pada tahun 2002 Russia mapu
mendahului arab saudi dalam produksi migas. Russia terus menggembangkan teknologi untuk
mencari sumur-sumur produksi baru, teknologi yang dikembangkan adalah deep well drilling.
Pencapaian russia adalah deep drilling sedalam 12 km dengan target sedalam 15 km. Di
kedalaman seperti itu di dapat data-data yang penting seperti:

1. Di kedalaman 12 Km di temukan lapisan Pre-Cambrian


2. Suhu di kedalaman 12 Km mencapai 190 derajat Celsius
3. Sumur bor dapat membuktikan interpretasi seismik yang telah dilakukan
4. Mineralisasi hidrotermal yang signifikan seperti copper, nikel, dan emas di kedalaman 5
Km
5. Beragam fluida dan gas di temukan di kedalaman yang tidak di duga.
6. Pemanasan fasa cair inti bumi di sebabkan dari peluruhan unsur radioaktif berupa U238,
U235 , Th232, ,dan k40
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Keraguan akan cadangan hidrokarbon dalam bumi membuat kepanikan sendiri bagi
manusia dalam pemenuhan kebutuhan energi. Namun kemunculan teori baru yang menyatakan
bahwa hidrokarbon bukan berasal dari bahan organic membuat suatu harapan baru untuk
membuat hidrokarbon tanpa membutuhkan waktu yang lama dan dapat menjawab pertanyaan
kebutuhan energy saat ini dan masa yang akan dating.
Pemikiran dan idebaru yang muncul ututk mendukung teori abiogenic petroleum origin
sangatlah banyak dan bervariasi. Beragam eksperiment dilakukan untuk membuktikan reaksi
hidrokarbon yang sesuai dan ekonomis untuk di produksi secara besar-besaran.
Kendala yang dihadapi saat ini merupakan cara membuat dan membuktikan
pembuatan hidrokarbon dan dapat diproduksi skala besar. Jika hal ini dapat dibuktikan,
kemungkinan besar eksplorasi hidrokarbon organic dapat digantikan dengan pembuatan
hidrokarbon ataupun penambangan hidrokarbon yang terbentuk alami dalam bumi.
Daftar Pustaka

Sephton Mark A. dkk, 2013, On the Origin of Deep Hydrocarbon, Reviews in Mineralogy &
Geochemistry Vol. 75 pp. 449-465, 2013 Mineralogical Society of America

J. Olson and R. Ashworth, Fracturing the Fossil Fuel Fable Natural Gas, Oil and Coal are
Abiogenic - not Fossil Based

M. Ragheb, 2013, Biogenic And Abiogenic Petroleum,

Geoffrey P. GLASBY, 2006, Abiogenic Origin of Hydrocarbons: An Historical Overview


(RESOURCE GEOLOGY, vol. 56, no. 1, 85–98, 2006), Japan

S.S. Penner, Abiogenic or Biogenic Petroleum, Center for Energy Research Department of
Mechanical and Aerospace Engineering,University of California San Diego

Sammar Abbas,The non-Organic Theory of The Genesis Petroleum, Dept of Physic of Utkal
University

Petr Buryan, 2013, NEW ABIOGENICALLY BIOGENIC POSSIBLE GENESIS OF


NATURAL GAS, Department of gas, coke chemistry and protection of the atmosphere,
Institute of Chemical Technology, Prague, Czech Republic.

Giancarlo Scalera, Biogenic/Abiogenic Hydrocarbons' Origin Possible Role of Tectonically


Active Belts, Istituto Nazionale di Geofisica e Vulcanologia – Via Vigna Murata 605,
00143 Roma, Italy
Referensi Website
https://bobiandikaputra.wordpress.com/2013/01/08/88/
http://djibriel-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-45892-Umum-
Propaganda%20Peak%20Oil;%20Ternyata%20Minyak%20Bumi%20Adalah%20Energi%
20Terbarukan,%20Bukan%20Berasal%20Dari%20Fosil.html
http://evworld.com/blogs.cfm?blogid=76
http://seekingalpha.com/instablog/400230-vinod-dar/47079-abiotic-oil-and-gas-a-theory-that-
refuses-to-vanish
http://en.wikipedia.org/wiki/Abiogenic_petroleum_origin
http://www.intechopen.com/books/hydrocarbon/abiogenic-deep-origin-of-hydrocarbons-and-oil-
and-gas-deposits-formation
http://www.livescience.com/9404-mysterious-origin-supply-oil.html
http://rationalwiki.org/wiki/Abiotic_oil
http://physics.stackexchange.com/questions/41684/abiotic-oil-vs-the-traditional-theory-of-oil-
deposit-formation
https://oilandgasleaks.wordpress.com/2010/12/28/fossil-fuel-theory-for-oil-gas-debunked/
http://langitselatan.com/2012/12/20/kilang-minyak-dan-gas-alam-raksasa-di-nebula-kepala-kuda/
http://www.bluefame.com/topic/122217-sumber-minyak-melimpah-di-luar-angkasa/

You might also like