You are on page 1of 229
Grasia indio Dattar Isi “Permisi, Pak Wimar?” (Sebuah Awal) .. Pengantar .........000+ I.__ The First Impressions.......... ENT MDM Tease cece ties deals IL._Cocoon to Butterfly or = ckling to Beautiful Swan?...... 13, Masa Kecil (Di Krisis Ekonomi (Krismon) “Ini bukan krisis ekonomi! Ini krisis politik! Orang yang bilang krisis moneter itu pemerintah tidak mau tanggung jawab, yang menyalahkan ibu-ibu pemborong dolar, menyalahkan rakyat, dan sekarang meminta rakyat membantu pemerintah. Bagi yang bilang ini krisis politik monopoli tiga puluh tahun, di mana pemerintah pinjam uang dan dipakai oleh oknumnya, lalu dibagi-bagi, dan pada saat bangkrut orang-orang itu minta dolarnya. Jadi sekarang ini garis pemisahnya sangat jelas.” Wimar adalah segelintir orang yang dikabarkan media tidak mengalami resesi. Ia bahkan mendapat banyak pekerjaan sebagai moderator. Wimar mengaku pada majalah Warta Ekonomi (5 Juli 1999), kebagian rezeki justru di saat susah karena banyak sekali televisi swasta yang krisis dan mengalihkan program tayangan langsung menjadi berupa diskusi. Ini adalah ‘panggung’ yang dikuasai Wimar. Jadilah ia laku di mana-mana. “Saya tidak jadi kaya, malah jadi miskin, tapi nambah kerjaan. Jadi miskin sebab banyak utang dalam dolar. Kerjaan nambah, income nambah dalam rupiah,” Wimar mengelak membicarakan lebih lanjut, tapi bisa di- pastikan bisnis majalah tidak terlalu merugi. Selain itu, karyawan- nya tidak harus di-PHK dan beruntung kantornya pindah gedung ke tempat miliknya sendiri sejak 1 Januari 1996, sebelum krismon. Penghematannya sendiri menurut Wimar, bukannya tidak membeli sesuatu. Saat krisis ekonomi, Wimar berkata soal peng- hematan pada Jakarta Jakarta (24-30 Januaril998), “Saya justru nggak tuh. Saya hanya mereorientasikan spending saya. Saya 73 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Terbang Tinggi (Kupu-Kupu atan Angsa Rupawan?) Juru Bicara (Jubir) Presiden (Oktober 2000-Agustus 2001) Jubir presiden dikerumuni wartawan, Ad “Bahwa ini privilese besar. Bukan jabatannya tapi kesempatan mewakili ide yang bagus, yang belum pernah dikumandangkan di Indonesia dari jabatan puncak, jadi segala yang lain dilupakan.” Secara pribadi, maunya mengerjakan yang lain, Tapi secara profesional, ini yang diinginkan semua komunika- tor, menjadi juru bicara orang nomor satu di negara. Jadi, ia menerima secara resmi jabatan sebagai jubir dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 255/M/2000, pada 9 Oktober 2000. “Z feel my calling to be a communicator,” katanya. Tantangan pula untuk Gus Dur, untuk menyederhanakan masalah-masalah yang rumit. Di tengah golongan yang serius, Wimar membawa angin segar di pemerintahan. “I like to be in the limelight, I knew I’m gonna be in the big stage.” Maksudnya tentu saja, dengan menjadi juru bicara, mata banyak orang akan melihatnya dan telinga banyak orang akan mendengarnya. 77 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Terbang Tinggi (Kupu-Kupu atau Angsa Rupawan?) “Pak Wimar ini sangat romantis. Ini bisa menjadi sumber keberanian, karena selalu berjuang demi kebenaran. Namun, seorang romantis bisa juga melankolis, vulnerable untuk depresi, karena ia betul-betul berjuang tinggi. Hingga, ia takut gagal dan kandas. Ini bukan kekurangan, tapi kelemahan. Sebuah kelemahan yang harus diterima,” demikian pendapat Dr. Barton. Jabatan politik lain dinilai Dr. Barton tidak cocok untuk Wimar karena sifat ‘murni’ dan kekanakan yang tersimpan di dalam hati Wimar. Walau sifat itu dinilainya bukan kelemahan, justru kelebihan. “Pak Wimar terlalu lunak sebagai politikus karena ia jujur, memiliki sifat seperti anak-anak kecil. Benar- benar jujur dan sederhana. Orang mungkin melihat itu sebagai suatu kelemahan. Bagi saya, itu suatu kelebihan, tidak malu-malu untuk me-nikmati hidup. Karena seperti anak kecil, ia mudah tertarik, berarti ia selalu melihat apa yang mungkin tidak terlihat orang lain, ia menikmati hal-hal yang kurang diapresiasi. Cara bicaranya lebih hidup. Sebagai juru bicara, ia memiliki daya tarik tersendiri.” Pendapat ini diiyakan juga oleh Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID, “Saya setuju dengan Greg Barton: orang seperti WW tidak cocok berpolitik, dia lebih cocok jadi pengamat, tapi yang selalu harus ada di sekitar media (karena kita butuh dia dan komentar- nya), jadi media yang jarang mendatangi dan mewawancarai dia lagi, sebenarnya tidak menyadari kerugian apa yang sedang mereka alami; bahkan belajar dari pengalaman WW, saya pribadi berkali- kali menyatakan di depan media nasional bahwa saya tidak akan masuk dalam lingkaran kekuasaan... he he he.” > "The Man" Setelah tidak memiliki posisi, orang-orang di lingkungan kerjanya masih baik kepadanya, terutama wartawan. “Setelah Gus Dur jatuh, mereka kami undang minum kopi, ngobrol, dan 81 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Terbang Tinggi (Kupu-Kupu atan Angsa Rupawan?) kesempatan itu, wakil DPR dari PAN, AM Fatwa, melontarkan kritik tajam dan personal pada Presiden. Malam harinya, Presiden Gus Dur justru berdiskusi mengenai otak-otak Banten yang habis. Dan, itu justru membuatnya kesal. Selain timbunan selamat dan pujian saat Wimar diangkat sebagai Juru Bicara, sudah bisa dipastikan hujatan demi hujatan menjadi teman sehari-hari. Ratusan hujatan datang dari telepon atau e-mail. Ada yang sok serius, ada yang tidak kontekstual-misal- nya, “Kribo lu!”, atau pernah juga, “Ke Ragunan saja jadi pemandu binatang!” Padahal kalau soal show, kata Wimar, seharusnya mereka tinggal mengumpulkan tanda tangan dan mengirimkan ke koran dan produser, nanti kan lama-lama dirinya diganti. Beberapa mencemoohnya karena menerima tawaran menjadi jubir, Tapi.... “I don’t take much personally.” Jika ada teror macam- macam ataupun hate e-mails, dia menganggap itu bukan teror, tapi orang frustasi. Wimar terkadang tidak menyadari bahwa dirinya menjadi high profile dan diketahui semua orang, termasuk kalangan istana. Pernah saat Gus Dur pergi dinas ke Irian Jaya, banyak orang me- lapor pada Wimar. Setiap tiga jam, ada saja laporan. Sampai saat ‘Wimar beristirahat di rumah, dia menanyakan, “Tahu alamat saya?” Para petugas mengangguk, “Kami tahu semua, Pak.” Wimar juga tidak pernah merasa stres melakukan tugasnya. Pekerja keras ini, akhir Mei 2001, terkena serangan jantung dan masuk Rumah Sakit Pondok Indah. Saat orang mengatakan ia masuk rumah sakit karena stres, Wimar melakukan “pembelaan” pada saya dan berkata bahwa sakitnya itu karena pola hidupnya saja yang jadi jarang olahraga dan pola makan yang tidak terkontrol. “Tru kan heart failuere, masalah fisik. Overweight, no exercise, salah obat.” Jadi, bukan stres. “Semua enjoy aja rasanya.” Wimar berkata setiap orang bersikap baik kepadanya, terutama Gus Dur. “Presiden sendiri tidak kasih jadwal kapan saya harus kembali.” aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. “Me?” erulang Wimar menyebut dirinya gemuk, ugly duckling. Tapi, saya meneckankan bahwa ia memililiki karakter wajah yang khas. Ja tertawa dan berkomentar, “Kendala menjadi senjata, hehe.” Ujarnya, dulu penampilan sepertinya dianggap hopeless, sekarang justru dianggap funky atau OK, Saya mengiyakan, namun Rachmat, kakaknya, berkomentar, “Wimar memiliki ego besar, ia berpikir bahwa ia unik, padahal ia tidak unik.” “Politik itu hanya 5% dari record hidup saya, profesi saya se- kadar ekstensi dari kepribadian. Yang banyak itu media work dan consultancies. Dalam politik sih hanya mampir sebentar dan tidak behave like politician,” ujar Wimar. “Wartawan koran memang tahunya saya orang politik, Orang TV tahunya saya dari penampilan, orang radio merasa saya itu cocoknya buat nyeletuk di radio. A lite bit of everything. Jack of all trades, master of none. Saya bisa dipakai promo Republik BBM terus-terusan dan dianggap lucu, tapi juga nulis pidato menteri, bahkan sejak 1970. Dulu bukan saja nulis pidato presiden, tapi malah membacakannya.” “Media recognized me internationally. Saya lebih diakui inter- nasional daripada di sini sebagai @ serious thinker. Kalau di sini, dikenal sebagai orang terkenal saja. Orang mungkin tidak tahu 91 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) Ta bercerita, suatu hari Cew Iki-kakak perempuannya-sering di- datangi pria di rumah. Mereka sok akrab dengan Wimar. Tapi Wimar sering iseng, para lelaki itu diadu kepintarannya. “Misalnya, disuruh sebut 10 ibu kota. Kalau benar dibelikan gado-gado, atau yang pa- ling top karena tamunya orang sudah bekerja, dibeliin buku atlas.” Bukan hanya itu, bikin tabel simulasi skor saat pertandingan sepak bola liga Inggris, banyak yang benar. Luki memuji Wimar pintar sekali. Di Belanda juga jadi pembaca peta. Namun demikian, ‘Wimar tidak pernah secara khusus mengikuti uji tes IQ. Rasa tahu saya akan hasil tes [Q-nya cuma dijawab bahwa ia pernah ikuc yang tidak resmi di Internet. “Skor tinggi lah, but doesn’t say any- thing,” katanya. ‘Wimar bercerita, selama sekolah SMP hingga SMA, gurunya sering salah, padahal sekolah terbaik. Tapi ia memakluminya, hingga paling hanya tertawa dengan Sarwono. “Kami tidak merasa perlu membuktikan bahwa kita lebih tahu dari guru, malah kasihan guru itu, sudah gaji kecil, hidup susah, terus harus mengajar hal-hal yang dia tidak tahu. Contoh gampang, misalnya guru mengajar ilmu bumi Eropa, saya lebih tahu, apalagi saya menghafal peta. Saya tidak enak menunjukkan kekurangan guru karena mereka just doing their jobs.” Saya sempat membaca di koran, katanya SPG atau Sekolah Pendidikan Guru, dihapuskan. Kenapa ya? “Itu tidak bisa dijawab dengan mudah karena kita harus melihat sistem pendidikan secara integratif. Saya duduk di tim kurikulum, tapi susahnya anggota tim lebih sibuk mengurus yang lain. Sedangkan untuk dijawab satu-satu, jelas tidak bisa. Jadi, masalahnya lebih serius dari yang kita pikirkan. Sekarang, sudah tepat, arahnya ke liberalisasi pen- didikan swasta di semua tingkat. Tapi, tentu banyak jeleknya karena tidak memberikan manfaat sosial bagi banyak orang.” “Dari kecil saya dianggap anak pintar, malah berlebihan se- hingga by the time saya SMP, orang tahu Wimar itu anak pintar dan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talle (Me-You) berani gagal.” Maksudnya, dalam penggunaan metafora dan le- lucon tadi. Pernah Wimar mengalami seperti lagu The Beegees, “The joke was on me.” Saat perusahaannya, IMX membuat sebuah diskusi public relations bersama pemilik Body Shop, Anita Roddick, para tamu tertawa. Bukan pada metafora atau lelucon, tetapi pada pakai- an yang dikenakan Wimar. Rupanya, di foto yang ditunjukkan ‘Wimar, ia mengenakan pakaian yang persis sama hari itu. Reaksi meriah sekali, ya Wimar ikutan menertawakan dirinya sendiri. “T don’t always think I’m always right.” Gemuk vs Diet Ya, dari kecil Wimar sudah gemuk. Ia memang sangat doyan makan. Bagi Wimar, olahraga memang sangat dibutuhkan. Ia merasa akhir-akhir ini kurang melakukan hal itu, walaupun ia sudah ru- tin berenang. Siapa bilang Wimar tidak ingin langsing? Tapi yang membuatnya kesal adalah jika orang mengomentari berat tubuhnya dan memberi nasihat macam-macam. Pernah saat saya meng- antamya konsultasi ke dokter di Rumah Sakit Pondok Indah, ia bertemu seorang teman yang berkata, “Wah, Pak Wimar tambah gemuk saja.” Wimar bilang, itu sering terjadi. Padahal jika dibandingkan dengan saat ia menjadi juru bicara misalnya, ia jauh lebih langsing. Jangan salah sangka dengan berat badannya dan mengatakan ia tidak berusaha diet. Ia selalu melakukan olahraga dan diet. Malah pernah saat show Selayang Pandang naik daun, ia berhasil turun 10 kilogram dan bercanda, “Saya ingin tampil di Sedayang Pandang tanpa meja untuk menutupi perut.” Meski begitu, Wimar tersenyum saja menanggapi ledekan soal berat tubuhnya. Padahal ia mengaku pada saya, ingin bisa berani balas berkata seperti, “lya nih. Tapi, Anda kok makin botak saja?” aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) Bahan-bahan: 1 sdm mentega 3 siung bawang merah 3 butir telur, dikocok bersama garam dan merica secukupnya 1% buah tomat 3 sdm saus tomat 2 sd saus cabai atau sesuai selera 2 lembar keju, dipotong ukuran 1X3 cm Ye sdt garam Caranya: 1. Panaskan mentega di wajan datar (pan) 2. Tumis bawang hingga harum dan setengah matang. Tambahkan saus tomat, saus cabai, dan garam. Aduk. 8. Masukkan telur kocok. Ratakan seperti layaknya membuat telur dadar. Kecilkan api. 4. Letakkan potongan keju di atas telur dadar. Masak hingga matang. Kribo, Brekele Ya, keriting asli. Tapi dulu belum kribo, baru ikal saja, makin lama makin keriting, dan saat remaja menjadi-jadi. Pernah juga sewaktu kecil sebal pada rambutnya dan ingin meluruskannya sampai setiap hari sehabis mandi, meminyaki rambut lalu disisir keras-keras agar lurus. “Makin lama main keriting. Seingat saya, rambutnya jadi semakin kribo setelah 16 tahun, sehingga sering diledek kakak- kakaknya, kayak domba,” kata Kiki. Saya mengatakan, sejalan dengan film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) jadi hit tahun 1992, rambut kribo atau brekele jadi in. Kemeja Kotak-Kotak, Bali, Polos Dulu Wimar dikenal dengan kemeja kotak-kotak. Lalu berubah ke Bali shirts, dengan warna terang. Warna kesukaannya adalah 103 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) “Tidak ada siapa yang kalah menang dalam teknologi. Bill Gates menang dari Fira, dia sudah lebih tua. Saya melihat gadgets ini seperti Bill Gates. Mau mendengar kutipannya?” Saya mengangguk. “Software makes things work, gadgets make it fun. Ini berlaku buat manusia juga. Kalau sudah jalan software- nya, baru mikirin gadgets.” Lanjutnya, “Makanya sementara ini saya nggak stres dengan walking problem karena kebutuhan untuk walk sementara ini nggak ada. Kalau ketemu orang yang ngajak hiking, payah juga. Jadi saya maximize contact supaya ada pilihan hang out dengan orang who don't need you to walk. Mau ketemu di restoran yang dekat tempat parkir, malah untung-untung dia jadi kasihan.” ”1 am a Computer Man” Dari awal percakapan kami via Yahoo Messenger maupun e-mail saja, ‘Wimar sudah sering bercerita mengenai dirinya dan komputer. Berikut awal saya mengetahui bahwa dia berlabel “computer man” ini. From: Fira Basuki Date: Wed, 22 Feb 2006 11:14:17 To: ww Subject: today So Wimar, how are you today? My morning today was crazy... Hehehe, let me know about your day today ya. Mulai kerja sebagai your personal biographer kan...hehe. Nice day. FB 107 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Tale (Me-You) “Semua ada di komputer saya. Gampang!” begitu ujarnya selalu. Internet sendiri bagi Wimar merupakan pusat informasi karena Internet adalah sumber informasi terbesar dan terefisien. Sedangkan buku, adalah sumber informasi. Wimar bilang jika saya terus ber- tanya soal Internet dan buku, bahan pembicaraan tidak akan pernah sclesai. Cyber Maniac D> Website Menurut Wimar yang menyandang Adjunct Professor in Jour- nalism and Public Relations dari Deakin Univerity di Melbourne, Australia, komunikasi publik semakin dikuasai media Internet, terutama website yang sudah meningkat dari portal berita kepada situs interaktif yang dikenal dengan Web2.0. Tapi lebih dari itu, Wimar menganggap website dalam bentuk blog pribadi punya dampak dahsyat pada pergaulan orang melalui social networks atau Syndication Bence ‘ekvertnk Lelahran Padalarang java Barat en EV tahoe ter hemak mengavun veda — Rie wrest] URUT BERDUKA CITA program talkshow 6: stasn teleass yang, ERSAMA SANAK SAUDARA Derbeca caga tahun 1998 acaranva ORBAN GEMPA YOGYA Gherbkan meedaduh ket 209 Cotesr a iemhadap arena kam ndak dapat Demenntah vast in” 8 Prospekt | 12.06 061: omments 111 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) dan sebagainya. Ikut kontes, tapi tidak pernah menang. Langganan majalah foto juga. Sekarang kasual saja. Take shots for memories.” Objek yang dipilih Wimar adalah orang. Sayangnya, sewaktu jadi juru bicara presiden, ia tidak sempat membuat foto-foto, saya mungkin karena konsentrasi pada pekerjaan. Namun, ia menjalin hubungan baik dengan para fotografer. Wimar sedikit menyayang- kan kenapa kala itu belum memiliki kamera yang enak dibawa, simpel tapi hasilnya bagus. “Ya, namanya juga kerjaan serius.” Sekarang Wimar fanatik flickr. Semua orang yang ngobrol lebih dari 10 menit dengan dia, akan diajak masuk flickr. Lebih bagus dari friendster karena kaya dengan foto. Terus, bisa saling mengomentari melalui foto resolusi tinggi yang terang. Menyopir “Jangan ditanya ke mana saya pergi.” Suatu Sabtu, secara spontan Wimar mengajak saya berkeliling pagi-pagi dengan mobil Murano-nya. Menyopir sendiri. “Jakarta tempat yang nyaman untuk menyopir. Buat apa beli mobil mahal- mahal kalau yang menikmati sopir?” Dulu, Wimar pernah memiliki mobil BMW, bahkan dua, juga Mercedes. Sejalan dengan waktu, ia menginginkan mobil yang fungsional tapi benar-benar ia sukai. “Saya kan sudah keren, jadi tidak perlu BMW lagi,” candanya. “Independence saya sengaja saya batasi karena Satya suka khawatir kalau saya pergi sendiri.” Tidak heran bila Wimar seringnya hanya menyopir sckitar 1 kilometer dari rumah. Masrun, sopir yang ikut dia sejak tahun 1975, datang waktu Satya masih berumur 1 bulan. Ia sekarang dialihtugaskan jadi head of home maintenance, sopir paruh waktu. Wimar memerlukan sopir hanya jika ada acara pada malam hari. Katanya karena Satya khawatir jika ia pergi sendiri atau ke luar kota. 115 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) dengan mudah dan cepat. Menurut Wimar, ikan membuat dirinya sangat optimis sebagai orang gemuk. “Lihat aja ikan paus kan gede sekali, tapi gesit berenang. Juga, kuda laut dan singa laut.” Dikolam renang itu pula ia menemukan kelompok pergaulan kecil yang santai dan tidak punya kepentingan, selain meningkatkan kesenangan renang. Pagi-pagi ketika orang-orang bekerja di kantor, ia berenang dengan anak kecil atau ibu-ibu dan ia jadi merasa bisa dibandingkan dengan mereka. Secara berkelakar Wimar mengata- kan, “kalau dunia kita itu di air, saya lebih senang sebab tidak ada masalah sakit pinggang atau berat badan, dan semua tenang.” > Sepak Bola Keluarga Witoelar boleh dibilang keluarga bola. “Kami keluarga bola. Ayah pemain bola, ia pernah menjadi ketua perhimpunan sepak bola Indonesia. Luki dan Rachmat adalah pemain berprestasi, malah Rachmat berhasil jadi pemain sepak bola di kesebelasan Persija Junior. Saya berkacamata, gendut, jadi tidak bisa main bola seperti mereka. Makanya, saya jadi pengamat.” Wimar selalu 2i® AP i 2 Ty ee Rachmat, Aree, Wimar, Satya di ujung. A 119 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) Arsenal mengalami musibah serupa. Pemain tengah muda yang sedang menanjak, Abou Diaby, ditabrak dengan tackling keras sampai digotong keluar lapangan dan masuk rumah sakit. Di tayangan ulang, kelihatan ketika Dan Smith nabrak kaki Diaby, bola ada di tempat lain. Jadi ada niat jahat (mungkin tidak sengaja, dalam hal mana bisa disebut ‘refleks jahat’) sampai Arsene Wenger, manajer Arsenal mengajukan tuntutan hukum terhadap Dan Smith, yang dituduh melakukan pelanggaran membahayakan karier orang lain. Kalau di sepak bola primitif, pemain curang langsung dipukuli saja. Sampai-sampai anak muda di Bandung kalau pulang main bola, lebih ramai cerita soal berantem daripada soal permainan. Dalam hal Rooney, kejadiannya beda sama sekali. Bahkan persis sebelum ia ditabrak, Rooney kebetulan menabrak John Terry, kapten kesebelasan lawan. Terry yang juga super- star sampai pincang sepanjang pertandingan. Tapi tidak mau diganti karena pertandingan itu akan membawa kesebelasannya menjadi juara Liga Utama Inggris. Kedengarannya salah majalah ya, tulisan ini, harusnya ke majalah sepak bola. Sabar, intinya bukan soal sepak bola, tapi ada deh. Semula tuduhan ditujukan pada pemain lawan yang menabrak Rooney dalam benturan keras, tapi kemudian terlihat Rooney patah tulang metatarsal yang menyambung ibu jari kaki. Tulang ini sangat tebal tapi itu cerita lain. 123 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. "Me & You?” “Never take yourself seriously, but if people do take you seriously, treat them with respect.” Peter Pan? da hal yang menarik dari diri Wimar. Ia bisa beradaptasi di ana saja. Dan di kala selesai menjadi moderator yang serius, ia bisa tertawa membicarakan friendster bersama saya. “He forgot to grow up,” kata kakaknya, Rachmat, saat saya dan Wimar bertandang ke rumahnya di suatu akhir pekan. Hal itu tidak disanggah Wimar, ia diam saja dengan bibirnya yang tebal diangkat, seperti sedikit ngambek. Di kalangan anak muda dan mahasiswa, ia dicap funky karena mungkin walaupun seusia ayah mereka, Wimar masuk dalam lingkar pergaulan mereka. “Saya pakai istilah ‘ginting’ aja orang-orang impressed. Kan you told me what the word means, jadi saya pakai waktu itu ngomong sama girls di kantor. Mereka langsung bilang: ‘Diajarin siapa tuh?’” ‘Wimar senang sekali belajar bahasa gaul dan menangkap istilah baru. Saya menggodanya, bahwa ia seperti Peter Pan. Wimar kurang tahu cerita itu, dan saya ceritakan bagaimana Peter Pan yang berasal dari negeri Neverland, negeri orang yang tidak pernah menjadi tua. Di negeri itu ia bermain dengan anak-anak, tetapi juga me- lawan Captain Hook yang jahat. 127 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) Namun, begitu ada tanda-tanda “pintu” dibuka, Wimar dengan senang hati akan membalas sebagai langkah awal. “Kalau orang kasih usaha 5, saya balas dengan 5, jadi biasanya tidak melebihi yang dia beri.” Walau kata Tya, ayahnya amat mudah percaya pada orang, “He gives them the benefit of the doubt.” “Makanya, Anita Roddick suka sekali sama Wimar Witoelar sebab dia bilang dia itu sangat mirip saya.” “Nobody can really tell if a person makes a mistake, except that person him/herself.” Konteksnya, kita tidak pernah tahu. Dan, menurutnya, adanya orang-orang yang menyebalkan itu bagian dari hidup, untuk menjadikan kita orang yang lebih baik. Semua adalah “the divine design of life”. Katanya, sama seperti bakteri, kalau tahan, jadi kuat. Kalau tidak tahan, sori saja. Percaya orang bisa berubah? “Bisa secara terbatas. Mungkin bukan berubah, tapi menutupi yang lama dengan yang baru. As Jong as yang baru nggak rontok, bagus.” ® Maaf & Malu Wimar mengaku ia terkadang clumsy atau ceroboh. “Saya orang yang sering salah, dibuat bagian dari personality.” Contoh- nya, waktu makan di Sushi Tei, iced ocha tumpah. Pramusaji datang, lalu membereskan. Ja bertanya, “Ini free refill kan?” Ia ter- tawa, tapi tidak melihat Wimar malu. Pramusaji lalu minta maaf, tapi kemudian Wimar berkata, “Kenapa? Saya yang twmpahin, kok Mbak yang minta maaf.” Akhirnya, terbukalah dialog. “Dari tantangan, menciptakan kesempatan. Tiap saat malu itu, kita mendapat spotlight.” Setiap kami makan bersama, selalu ada saja insiden kecil. Yang paling sering, tentu saja makanan jatuh ke perutnya dan menodai bajunya. “Perut saya besar, jadi makanan hinggap di sana,” candanya. 131 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Wimar Witoelar "Hell, Yeah!* Fira Basuki 142 2 [get no rest when I'm feeling weary | got to pack my bags and go | got to be somewhere tomorrow To smile and do my show ,) » [travel around from town to lonely town | guess I'll always be just a rolling stone If | find fortune and fame and lots of people know my name That won't mean a thing if I'm all alone .) ~ Some people call me a teenage idol Some people say they envy me | guess they got no way of knowing How lonesome | can be How lonesome | can be .) From Friends Well, Wimar. Stop being lonely! Saat menulis buku ini, dua orang teman saya, dan teman Wimar, menulis sesuatu untuknya. Nova Riyanti Yusuf atau Noriyu adalah penulis dan dokter yang mengaku Wimar bukan sekadar teman, tapi juga “kakeknya”. Sementara, Melanie Camaro atau Meltje, mahasiswi di Australia yang sering merasa /ost, membutuhkan nasihat Wimar, ia biasa menyebut Wimar the brilliant one. Now, Wimar, please smile! Bertemu WW di Lapangan Parkir RSCM By Nova Riyanti Yusuf (NoRiYu) Siang-siang, saya kabur pulang dari RSCM sebelum jam dinas saya kelar (hehehe). Saat mengendap-endap di pelataran parkir RSCM yang offroad itu, dan tidak sengaja saya melihat sosok aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talk (Me-You) Thanks for all the good times, Wimar. Even money can't buy all of those precious smiles we had over dinner. Except per- haps no more rack of lamb for you. Meltje. 149 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Talke (Me-You) Katanya, (lagi dan lagi), tidak ada perempuan yang mau men- dekatinya sebelum Suvat. Ah, kata siapa Wimar sepi perempuan? Sejak dulu hingga sekarang saja, selalu ada kisah perempuan yang menjadi pengagum gelap Wimar. Dulu sewaktu aktif sebagai mahasiswa ITB, banyak perempuan yang dikaguminya dan sempat dekat, walau mereka menganggapnya sebagai teman biasa. Bukan sebagai pacar, tapi sebagai teman dekat atau teman mengobrol. Misalnya, Nini, yang dulu juga diperebutkan oleh sahabatnya, Sarwono, hingga akhirnya menikah dengan Sarwono. Wimar pernah juga dekat dengan Irma Hadisurya. “Pas dia (Irma) jadi Miss Indonesia, saya jadi Ketua Dewan Mahasiswa, tapi rasanya kayak publicity stunt, hehehe. Kami berteman baik hingga sekarang, walau jarang ketemu. Dia juga jadi istri teman saya.” Tiba-tiba saat pembicaraan soal ini berlanjut, ia teringat seorang perempuan. “Chiquita Golez of the Philippiness.” Wimar dengan riang bercerita, perempuan in penpal dari SMA, tapi akhirnya bertemu sewaktu mahasiswa. “Saya memang lebih laku di luar negeri, seperti perempuan yang laku sama bule,” ujarnya bercanda. Kembali ke Chiquita, “Walaupun surat-suratnya sudah berupa love letters, tapi karena belum ketemu, saya berpikir dia hanya melakukan itu for fun. Pasti kalau sudah lihat si Wimar yang gemuk ini, dia mundur.” Sampai akhirnya ada kesempatan bertemu, dan perempuan ini “menerima” Wimar. Wimar masih mengingat saat romantis di mana mereka berduaan hingga jam 3 pagi di pinggir pantai. “Kemudian ia meminta saya menikahinya, tapi saya tidak memiliki apa-apa, padahal she was very attractive. Jadi saya pulang dulu dan surat-suratan dilanjutkan. Namun, mendadak saya bertemu Suvat di Honolulu, jadi semua cewek lain bubar.” O ya, perempuan tadi bernama asli, Marylou. Sekarang ia tinggal di Baltimore, Amerika, dan menikah dengan orang sana. Pernah ‘Wimar menelepon adiknya di Manila, dikatakan bahwa kakaknya 153 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 160 Keluarga, Segalanya Sebagai Suami K== dengan sikap Ibu yang demokrat dan mandiri, Wimar tumbuh menjadi pria pendukung feminisme. Ia bangga akan karier istrinya yang maksimal. Karena tidak punya pembanwu, di AS, Wimar dan Suvat bekerja sama mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Suvat memasak dan menyetrika, Wimar mencuci dan membersihkan rumah. Suvat mengurus asuransi dan rekening tagihan, Wimar merawat dan memperbaiki peralatan elektronik. “Sama-sama capek, sama-sama cari uang.” Setelah empat tahun tinggal di Washington DC, tahun 1975, Wimar dan Suvat kembali ke Indonesia. Membagi waktu antara rumah mereka di Bandung dan rumah orang tua Wimar di kompleks Deplu, Jalan Prapanca, Kebayoran Baru. Rumah masa kecil di Jalan Cimahi dijual untuk membiayai kuliah anak-anak mereka. Suvat tidak mengalami halangan berarti untuk beradaptasi dan melebur dengan Wimar dan keluarga besar. Ia juga rela berganti warga negara. Wimar lalu kembali ke kampus lamanya, ITB, menjadi dosen di almamaternya. Bukan mengajar Teknik Elektro, melainkan mengajar Manajemen di Jurusan Teknik Industri. “Saya cuma ingin membuktikan bahwa saya nggak lulus ITB bukan karena bodoh,” ujarnya. Wimar memilih jadi dosen karena sadar aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Wimar Witoelar "Hell, Yeah!" Fira Basuki 164 kalau beli ya dipilihkan Tya. Kalau Aree di rumah, dia senang berada di kamar Wimar, tapi kalau di Belanda pelit e-mail.” Dari nadanya bicara, tampak rasa rindu pada anak kedua atau anak bungsunya yang sedang melanjutkan kuliah di Belanda. Kitty Ganiati Wahab atau yang akrab dipanggil Teh Kici atau Kitty adalah keponakan Wimar dari kakak Wimar perempuan satu- satunya, Ceu Iki, mengatakan, “Saya dekat sekali dengan keluarga mereka, bahkan seharusnya saya memanggil ‘Mamang’, ikut-ikutan memanggil ‘Dadad’, Ia adalah figur ayah yang sempurna di mata saya. Walaupun dari dulu hingga sekarang ia gampang tersentuh, tapi tegar, selalu tanggap, cepat sadar, dan bisa mengatasi masalah.” Mengaku tidak religius, tapi ketika anak-anaknya masih kecil, Wimar membayar guru ngaji untuk datang ke rumah. Lalu, saudara dan teman-temannya datang. Setelah les mengaji, mercka main bola dan basket, lalu makan siomay. “Itu yang ditunggu, jadi kelasnya makin lama makin besar, saya jadi entertainer anak-anak, Mrs. Doubifire. Katanya, Suvat menyebutnya begitu, apalagi ia me- rindukan anak-anaknya yang dulu sempat kuliah di Bandung. Sampai-sampai saat akhir pekan menyopir mobil sendiri ke Bandung, pura-pura ada pekerjaan. Padahal saya yakin semua orang tahu saya mengada-ada.” Wimar berpikir soal tata krama dan etika itu bukan urusan sekolah, tapi kewajiban keluarga. Wimar yang sempat menjadi dosen tetap ITB berkata, “Anak-anak jadi begitu (tidak berakhlak atau menghina orang lain, dll) karena orang tuanya begitu. Anak- anak dikasih kesempatan main, pasti sehat. Dicekokin terus, tidak beres. Dulu kalau ada pelajaran budi pekerti, isinya dogma agama. Pendidikan itu tidak mudah. Sebetulnya kan harus ada proses sosialisasi, tapi itu komprehensif. Mulai dari kondisi hidup yang baik, ekonomis, politis.” Suatu saat pembicaraan kami seputar keluarga dan pendidikan melenceng ke arah lain. “Jadi lebih baik mengurus orang kelaparan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Let's Tale (Me-You) Sebagai ayah mertua, seperti apakah WW? “Funky abis. Nggak pernah menuntut ini itu, mggak ngatur-ngatur. Dia sangat muda jiwanya. Saya banyak belajar dari beliau, terutama soal nilai-nilai hidup. Saya ngerasa banget kalau saya banyak sekali kekurangan, apalagi sepeninggal mamanya Satya, saya banyak bingung dalam mengurus rumah di madrasah ini, tapi WW nggak pernah mem- persoalkan, malah sangat membantu. “Saya sangat bersyukur punya mertua seperti dia. Dia bisa jadi simbol mertua idaman. Hehe...” Sari bersyukur ia mendapat suami dari keluarga baik-baik, apalagi melihat pola pikir suaminya yang mirip Wimar. Kata Sari, “Hehe.... Sama persis sih nggak, kadang saya suka lihat pola pikir dan sifat dari Satya banyak turun dari ayahnya; mencoba untuk selalu objektif dan melihat segala sesuatu dari sisi yang nggak pernah terpikir oleh orang biasa.” Cinthya mengaku pressure datang karena ia melihat potensi ‘Wimar menjadi ayah mertuanya suatu hari kelak. Sikap Wimar yang santai, membuatnya nyaman sehingga dari hari ke hari ia menganggap Wimar sebagai teman. “Saya tidak pernah melihatnya sebagai ayah mertua. Saat kumpul keluarga, baru saya sadar. Sehari- hari saya cocok bercerita mengenai pengalaman. Kalau ngomong fun, seperti layaknya teman.” Saya pernah bertandang suatu siang ke rumah Wimar untuk memilih foto bersama untuk buku ini. Saat itu saya melihat Cinthya dengan ringan membantu Wimar membawakan ini itu tanpa diminta. Tya dan Aree memandang Wimar sebagai figur ayah yang patut ditiru. Aree berkata, ia mengikuti kelebihan ayahnya, “/ would say so, dia sebagai model ayah yang baik. Kelebihan ya itu harus punya integritas. Kelemahan... harus kurangi social faux pas... hehe itu masalah saya juga.” Menurut Cinthya, “Aree looks up to his dad. Mereka berdua sama-sama pintar. Yang saya suka dari Dadad, dia sangat positif. 169 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeab! Dunia Berubah “Yang berubah itu dunia, Wimar tidak berubah,” kata Rachmat mengenai adiknya, Wimar, saat ini. Pendapat yang sama dilontarkan oleh Dr. Greg Barton, orang yang mengusulkan Wimar menjadi juru bicara kepada Gus Dur. “Yang berubah itu dunia, bukan Wimar Witoelar. la stabil, tidak pernah berubah.” Sama, dari dulu hingga sekarang pula, Wimar tidak menyukai jika dirinya disebut kebapakan. “Saat-saat sekarang memang cool, maybe cooler than I have ever been.” Di depan, Wimar menyebut dirinya “malas”, tapi efektif. Tidak banyak janji, di rumah seharian, efektif dan menjatah tenaga. Sekarang ia mengaku lebih tahu pola, jadi menggunakan resources seperlunya. “Pola the way things work, the way people are what is important and what ts not. Orang-orang rajin karena kadang-kadang tidak bisa memasang prioritas.” Dari dulu hingga sekarang, Wimar mengingat banyak kejadian secara detail. Dalam penulisan buku ini pun, berkali-kali saya bertanya padanya dan dijawab di luar kepala. Ia bahkan mengaku masih mengingat tim kesebelasan beberapa sepak bola beberapa tahun silam. Soal mengingat itu, ia mengatakan dirinya selalu di sana, tapi orang-orang memang datang dan pergi. Kehilangan teman dekat, menjadi pembicaraan sensitif. “Will you still need me when Im sixty-four,” begitu katanya mengutip lagu Beatles. “When I get older losing my hair, many years from now. Will you still be sending me a Valentine, birthday greetings bottle of wine. Uf Td been out till quarter to three would you lock the door. Will you still need me, will you still feed me, when im sixty-four...” Wimar tidak selalu merayakan ulang tahun, walau di atas dikatakan, ia bersyukur bertambah umur, setiap hari. Alasannya, “Malu”. Bahkan saat Suvat masih hidup, pernah suatu kali saat 181 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeah! mengalir, masuk TV, disenangi orang, jadi juru bicara, dan sering diminta jadi PR. Waktu pertama kali menjadi perusahaan PR karena ada orang yang meminta. Saya bilang saya bukan orang PR, tapi dibalas, ‘but, you can do it.” Permintaan datang hingga dari luar negeri, jadi Wimar pun mengikuti permintaan pasar. Soal sumber daya manusia, juga saya menangkap hal yang berbeda. Saya orang kantoran di perusa- haan besar, jadi buat saya menelaah IMX itu seperti menemukan hal-hal baru. Ini tempat kerja atau sebuah perkumpulan. “Ini perusahaan dengan people base company, people oriented company,” katanya. Buat apa saya tanya serius atau tidak? Setelah mendengar nama kliennya yang beragam, dari mulai LSM kecil, hingga perusahaan komersial internasional, seperti Body Shop, International, PT Telkom, World Bank, Semen Gresik, dan Paiton Energy (perusaha- an listrik swasta terbesar di Indonesia), misalnya, sudah pasti saya tidak perlu banyak komentar. Hebatnya, IMX tidak pernah ber- iklan atau memiliki divisi marketing, semua berdasarkan info dari InterMatrix Ad 185 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeah! Katanya, bisnis dan pertemanan beda dalam aturan finansial. “Tapi mereka saya anggap teman, bukan partner karena tidak banyak Jinancial benefit. Kasihan kalau jadi partner, nanti harus ikut subsidi. Uang saya bukan dari InterMatrix.” Bagi Wimar, perusahaannya itu sukses karena aset perusahaan diinvestasikan ke dalam sumber daya manusia. Para karyawannya direkrut oleh tim manajemen, walau ia punya hak veto. Jadi, ia menganggap mereka semua teman. Diakuinya, rata-rata orang IMX tidak tinggi kualifikasinya saat pertama bergabung. Tapi, mereka belajar dalam pekerjaan. Tidak jarang dari mereka yang tumbuh berkembang, dari tidak tahu apa-apa menjadi seseorang yang bisa dipercaya. Contohnya, Erna Indriana, atau akrab dipanggil EI, di usianya yang tiga puluhan, ia sudah menjadi Direktur Operasional. Memulai kariernya enam tahun lalu, setelah sebelumnya bekerja di Indosiar sebagai research writer. Sebagai PR officer, ia berkembang menjadi event organizer manager. Sejalan dengan itu, IMX juga berkembang dan terjadi perubahan. Ketika Hani, CEO IMX keluar, dengan penuh percaya diri Wimar memberikan posisi bergengsi sebagai Managing Director mula-mula kepada Ruddy Gobel, kemudian setelah Ruddy membuat perusahaan sendiri, ia di- gantikan EI. Lalu bagaimana ia bisa tahu pegawainya adalah orang-orang yang tepat? “Ada teori X dan teori Y dalam manajemen, saya ikut teori Y, assuming people are good.” Sementara, menurut Wimar, teori X assumes pegawai itu payah, tidak bisa dipercaya, harus dikontrol. Wimar percaya kepada tim manajemennya, ia memang mengecek, tapi tidak intervensi. Namun, ia punya sistem financial controls, karena ia memang konsultan finansial. Hayat Mansur (HM) adalah public relations consultant di IMX, baru bekerja satu tahun. Dulunya ia wartawan, melamar ke IMX dan diwawancara dengan cara yang menurutnya unik dan ke- keluargaan. “Saya diajak ke Amadeus Cafe di Citos (Cilandak Town 191 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeah! Sampai saat ini Wimar masih menerima wawancara wartawan. “Semula saya tidak mau diwawancara soal pribadi, tapi sekarang wawancara apa saja saya layani. Kecuali militer, Islam keras, gitu- gitu. Kalau yang umum mau saja. Bagi saya kayak main tenis, ada yang ngajak main, hayo saja. Skor tidak penting.” ‘Wimar adalah orang yang ingin selalu memudahkan orang lain. Jika saya ingin bertemu dengannya, sering kali ia membiarkan saya mencari waktu dan tempat yang paling nyaman untuk saya. Ta sering berkata, “Saya menyesuaikan,” atau, “J can schedule things around you.” Membuat saya merasa dihargai, sekaligus tidak enak. Sedangkan saya terkadang seperti lupa bahwa ia juga orang sibuk, walau mungkin di mata banyak orang Wimar sudah “pensiun” tapi nyatanya kesibukannya tetap banyak. Terutama sekali yang berhubungan dengan perusahaannya, IMX (60 persen di sana, katanya). Walau kadang-kadang tidak bertemu orang pun, Wimar sudah sibuk dari saat orang muda seperti saya mungkin masih terlelap di alam mimpi nan indah. Wimar bangun jam empat pagi setiap hari, termasuk di akhir pekan. Ia online selama 24 jam, di tengah malam pun selalu membalas e-mail atau SMS. Pukul 05:45 sarapan sup, nasi goreng, atau sisa makan malam yang disiapkan oleh pembantu Lim atau Saripah (Ah, nasi goreng terenak itu!). Berenang pukul 6:30 di Pondok Indah Water Park, pulang pukul 08:00. Kadang- kadang berhenti, jalan-jalan di Mal Pondok Indah pukul 8.30. Lalu pukul 09:00 sudah ke kantor atau kerja dari rumah. Dengan terbuka ia menuliskan kesibukan hariannya, kalender hariannya, Yahoo Calender, yang terus terang jarang saya cek dan buka. Masih Menulis Saat kecil, dari usia 9 hingga 13 tahun, Wimar memiliki buku catat- an perjalanan. Diculis saat berkeliling, berwisata bersama keluarga, dari Belanda hingga ke Swedia. Apa saja ditulisnya, mulai dari gedung- 199 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Wimar Witoelar "Hell, Yeab!* Fira Basuki subur dan lebih berwarna daripada yang tertutup dan mengasing- kan diri. Sumber energi begitu banyak pilihannya di dunia luar. Kehidupan begitu indahnya di luar, rugi kalau kita mengurung diri saja. Masih Berani Bicara Wimar suka berbicara, tepatnya berkomunikasi. “Sebetulnya hobi saya komunikasi, senang ngomong, senang didengar, senang dikenal sebagai orang yang punya perspektif (makanya jadi nama acara). Always find an angle to see things sebab substansi sih nomor dua.” Dari dulu Wimar adalah pengomentar segala hal, mulai dari kasus isu haram Ajinomoto, sampai isu terkini soal RUU APP. “Jadi kalau terkenal karena omongan, boleh saja. Terus fo- rum yang paling bisa membuat kita terkenal adalah media politik. Kalau saya ngomong politik, keluar di pers seluruh dunia. Tahun 1997, saya 29 kali ke atap Hotel Mandarin untuk diwawancara TV internasional, BBC, ABC, CNN, Belanda, Italia, Denmark. Coba kalau saya ngomong mengenai topik lain di luar politik, mana mungkin diperhatikan di seluruh dunia. Jadi kalau ada me- dia minat opini, saya kasih, Selalu pertanyaannya mengenai politik, jadi saya dikenal orang sebagai orang politik. Padahal kalau ditanya pendapat soal perempuan juga bisa, soal sepak bola bisa, musik klasik bisa. Tapi pengetahuan politik saya jauh lebih luas daripada yang lain, kecuali novel Indonesia, hehehe. Katanya, orang politik yang cuma berpolitik itu “sempit”. “Kalau dalam tradisi politik liberal, orang itu harus menguasai banyak subjek untuk dipercaya sebagai politikus.” Ia memberi contoh Sarwono Kusumaatmadja yang pengetahuannya luas, juga kakaknya, Rachmat Witoelar yang baca Shakespeare, Dickens, dan mengerti musik klasik. Karena itu Sarwono dan Rachmat berbeda dengan beberapa politikus yang disebutnya “tidak berkelas”, atau yang saya sindir- sindir dari daerah, tidak berpendidikan, sok pintar, lalu korupsi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeah! omongan pihak-pihak yang bagi kita menjengkelkan, menyebalkan, dan sebagainya. Orang yang lahir dalam waktu dua puluh tahun terakhir ini baru dewasa pada waktu demokrasi mulai muncul. Dia tidak pernah tahu suasana nondemokratis yang dialami padazaman Soeharto. Barangkali dia bertanya-tanya, apa bagusnya demokrasi seperti ini karena semua serba tidak jalan? Apa itu bukan biaya yang sangat mahal untuk kebebasan? Saya kira ini satu isu yang menarik. Kebetulan Tempo dalam me- rayakan ulang tahunnya kemarin menerjemahkan suatu buku studi Bank Dunia tentang kaitan antara kebebasan informasi dan sukses dalam pembangunan ekonomi. Ternyata memang dibuktikan oleh orang-orang hebat, seperti Joseph E. Stiglitz pemenang hadiah Nobel di bidang ekonomi maupun banyak ekonom lainnya, ada kaitan positif. Kesimpulannya, kebebasan informasi ini bahkan dilihat dari sisi ekonomi pun sebetulnya sesuatu yang diperlukan. Bukan satu luxury kita, misalnya, kalau kaya dulu baru kita bebas bicara, bebas mendengarkan orang lain bicara. Bukan seperti itu. Seperti tesis Amartya Sen, lepas dari hasilnya, demokrasi itu perlu. lya. Kemarin ada contoh Chatib Basri bicara mengenai orang-orang yang mati kelaparan di Yakuhimo, Papua. Katanya tanpa ada ke- bebasan informasi mungkin mereka akan dibiarkan mati saja oleh pemerintah. Contoh lain di Cina. Kita sekarang mendengar Cina hanya tentang suksesnya saja, tapi jangan lupa bahwa akibat tidak ada kebebasan informasi itu sampai ada 28 juta orang mati karena kelaparan di Cina. Di India, walau sama miskinnya, tidak pernah ada kejadian seperti itu. Tolong diperjelas, bagaimana perbedaan antara India dan Cina sekarang? Saya merasa kalau punya uang saya akan investasi jangka panjang di India daripada di Cina karena di liberalisasi politik di India sudah lama terjadi. Sekarang liberalisasi ekonominya maju pesat. Sedangkan di Cina saat ini baru liberalisasi ekonomi seperti 209 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeab! malam pukul 22.30 WIB. Menggambarkan sebuah negeri yang amat demokratis, dengan presiden yang arif bijaksana serta tahan kritikan. Denny Chandra sebagai pembawa acara, dan aktor komedi Taufik Savalas sebagai presiden. Menyinggung segala hal di dunia politik dan kebijakan pemerintah RI, yang disebut-sebut “Republik Tetangga”. Jargon yang sering diutarakan adalah, “Kalau itu adanya di Indonesia, republik tetangga kita. Yang seperti ini cuma ada di Republik BBM.” Guyonan serius lucu adalah warna acara ini, tidak heran jika ‘Wimar bisa klop di situ. Para panelis tetap Republik BBM antara lain Dr, Effendi Ghazali, dosen dan pakar komunikasi Universitas Indonesia. “It was a good show, technically well produced. konsep dasarnya bagus, menekankan suasana dan kasih ide sedikit tapi penting, juga bagus berimbang antara lawak dan isi. Stage setting, musik, lighting bagus. Indosiar memang sudah jago dalam show semacam ini. Penggarapan audiens juga bagus. Bagi saya secara subjektif, acara ini menyenangkan karena kembali ke suasana dulu ketika saya lakukan ini tiap minggu. Studio 1 itu tempat acara Selayang Pandang dan saya kenal sebagian besar kru, they were very nice. After the show I received an SMS from Handoko, Direktur Utama Indosiar. Nice.” Tidak heran jika kemudian ia diundang untuk kedua kalinya. Saat bertemu Gus Dur pun dengan antusias Wimar bercerita pengalamannya dua kali menjadi tamu Republik BBM. “Wakil Presiden Republik BBM Kelik diundang ke istana Presiden. Tadinya saya puji Kalla, tapi dia melarang semua koran memuat kunjungan itu. Jeleknya dia di situ. Itu lain dengan SBY, dia masih bisa menerima kritik.” Di Republik BBM, Wimar jadi maskot. Tadinya bintang tamu, nyeletuk-nyeletuk sedikit, tapi lama-lama dipakai di iklan promo. Tiap hari ada wajahnya, menarik perhatian pemirsa, disangka 217 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeah! dan resepsi acara pernikahan adalah urusan pihak perempuan, Wimar merasa bertanggung jawab atas 500 undangan dari sisinya. Ta sendiri yang memesan dan membuat label nama. Pembuatan label nama jangan disangka pekerjaan yang ringan dan mudah. Pertama-tama, harus dipikirkan siapa saja nama-nama yang di- undang, membuat daftarnya, cari alamatnya, mencetak labelnya, dan mengirim. “Itu semua saya sendiri yang melakukan, Saudara- Saudara, tidak pakai staf! Karena memang kalau diserahkan ke orang lain tidak beres-beres.... Nah, lima undangan ini pertama yang saya bawa. So, you are present in the launching of karya saya.” Ketika saya senyum-senyum kecil, Wimar menambahkan, “Cek berapa orang berumur 60 tahun yang punya mobil, punya rumah, punya perusahaan, punya staf, tapi yang bikin label sendiri. I think...” Ta menunjuk dadanya sendiri, saya tertawa lebar. “Apalagi saya diam-diam menyaingi orang yang biasa bikin label undangan di kantor, bandingkan bagus mana. Biasa saja, tapi hasilnya itu. J am very proud of this.” Saya memang mengakui, hasilnya sangat rapi. Karena memang tidak mudah menjajarkan label khusus untuk nama dan menge- print dengan sejajar dan rapi. Harus pakai perhitungan. Wimar jago matematika kan, jadi... Ah entah apa hubungannya. Yang tidak kalah penting dari label adalah betapa seriusnya pula kunjungan Wimar ke rumah Gus Dur kali ini. Bukan cuma soal memberikan undangan VIP dengan label handmade itu, tapi juga karena ini kunjungan Wimar ke rumah Gus Dur setelah berbulan-bulan entah kapan. Walau sempat bertemu Gus Dur saat beliau di rumah sakit memang, sekitar sebulan sebelum itu. “Sudah lama saya tidak bertemu Gus Dur, dulu suka jalan pagi bersama.” Sampai di rumah Gus Dur belum pukul tujuh pagi, yang ternyata adalah jam janjian yang sebenarnya dengan Gus Dur. Saya jadi merasa bersalah lagi karena baru tahu bahwa tentu semua tamu 221 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Wimar Witoelar "Hell, Yeah!* Fira Basuki 228 orang lain berjuang saya nggak. Makanya, saya suka feel guilty, malu saja.” } Bertemu Sahabat Lama Saya hampir sampai di penghujung penulisan buku ini, ketika ‘Wimar menelepon saya di suatu pagi. “Fira, you have to talk to my old friend.” Juddi Muljadi, diakui Wimar sebagai seorang sahabat. Tentu saja saya penasaran. Saya sudah bertemu beberapa sahabat sejak dulu, seperti Sarwono Kusumaatmadja misalnya. Namun siapa Juddi? Kenapa namanya baru muncul? Saat itu saya sedang di kantor. Jadi, tidak mungkin bergabung dengan mereka. Namun dengan antusias Wimar berkata, Juddi ada di rumahnya, me- nyerahkan CD lagu-lagunya untuk kenang-kenangan Wimar. “Wimar, apakah ia seorang penyanyi?” Wimar menjawab, “Well, bisa dibilang begitu. Tapi sebaiknya Fira telepon dia.” Saya pun mengiyakan. Tapi kesibukan pekerjaan membuat saya menundanya, sambil datang SMS bahwa Wimar sedang berada di Lotus, restoran langganannya di Pondok Indah, bersama Juddi, dan ini waktu terbaik untuk telepon. Akhirnya! Dari Juddi, keluarlah cerita itu. Mereka bertemu pertama kali tahun 1963, saat perploncoan mahasiswa di Bandung. Wimar Teknik Elektro di ITB, sementara Juddi mahasiswa Psikologi Universitas Padjajaran (Unpad). Yang menarik perhatian Juddi, betapa berbedanya hidupnya dengan Wimar yang dianggap- nya teratur. Wimar memiliki kakak di Bandung, tempat tinggal yang nyaman, sementara ia tidurnya sering menumpang di ruang sekretariat atau masjid. Wimar dengan tangan terbuka menawari- nya untuk tidur di tempatnya. ‘Wimar menangkap bahwa Juddi memiliki bakat di bidang seni yang luar biasa, pernah menjadi bintang radio beberapa kali di Bandung. Bahkan, keahliannya memainkan tuts piano menjadikannya pianis resmi Hotel Savoy Homann. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hell, Yeah! Setelah itu mereka ke Dragonfly, tapi saya nggak ikut, maunya yang dekat rumah saja dan jangan terlalu malam. Ini kemewahan bagi saya. Namun, jika pun saya buntu tidak punya teman, saya masih punya Internet...” Berjuang Saat menulis buku ini, Wimar mendapat telepon dari seseorang di Belanda, minta tolong membantu dalam perjuangan sesuatu. Ia mengamati Wimar di website dan di TV Belanda lebih dulu, dan yakin Wimar cocok untuk membantu perjuangannya. Wimar tadinya tidak mau berjuang, tapi tidak mau discourage dia, minta hak RI dari pemerintah Belanda yang tidak mengakui kemerdekaan 17 Agustus. Jadi mereka merampok 4 tahun sejarah RI 1945-1949, di sana sudah masuk masalah parlemen Belanda, sebab menyangkut pembayaran utang Nederland ke RI. Wimar adalah pejuang. [a pernah “perang” dalam banyak per- juangan. Peristiwa Semanggi, Socharto, pembunuhan Munir, korupsi BPPN, Timor Timur sampai RUU APP. Padahal tadinya Wimar tidak mau ikut, tapi ia tidak mau mengecewakan. Akhirnya ia menghindar. “Bukannya tidak setuju, but I am no longer in busi- ness, Seperti Clint Eastwood dalam Unforgiven, Gunslunger, Assasin, Retired.” Ia boleh bicara begitu, soal “meletakkan senjata perang”, tapi buktinya Wimar Witoelar tetap seorang pejuang. Ia tidak tega pada orang, pada keadaan yang tidak benar. la menjadi komunikator untuk itu. Memang bukan di satu tempat atau fokus di satu organi- sasi dan topik, karena seperti yang dia bilang, dia komunikator “garam”. “Ayam ada di opor, gorengan, bakar, tapi kalau garam ada di mana-mana. / am the garam or... sambel.” “I DO WHAT I AM GOOD AT AND TRY TO REJECT WORK THAT OTHER PEO- PLE CAN DO.” 235 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Wimar Witoelar "Hell, Yeah!" Fira Basuki 240 Ameriksa Serikat atau berbagai negara di Eropa. Atau saat di Belanda beli tiket kereta api seharian keliling negeri Belanda tanpa tujuan, dari ujung utara di Groningen sampai Maastricht di selatan. Walau begitu, ia pernah bercanda akan keadaan kakinya. Saat saya sedikit demam panggung karena mesti tampil di sebuah acara, Wimar mengatakan, “Think of my cool look and my cane!” Saya tertawa. Lalu ditambahkan, “/ am the force overlooking your safes” Luki, sebagai kakak tertua bisa jadi khawatir dengan Wimar, yang mengatakan masa sekarang adalah masa sulit, karena Wimar berhadapan dengan Joneliness. Rasa kesepian ini ada saat kehilang- an Suvat. “Penyakitnya mungkin datang bukan karena fisik tapi karena tekanan di dalam, tense.” Waktu trip di Bandung, gout. Ia tidak tahu penyebabnya karena penyakit ini akibat peningkatan uric acid yang ada dalam makanan yang mengandung purine, sedang daftarnya panjang dan tidak predictable, misalnya makan jeroan, tapi juga kangkung. Ia me- ngaku memerhatikan pola makan untuk lemak dan kolesterol tapi tidak untuk purine. Punya gout sejak usia 24 tahun. Wimar sempat terdiam ketika Aree akan menikah. Ia men- dadak ingat Suvat. “Saat Aree mau nikah saya menangis berkali- kali sendirian di tengah malam, ingat ibunya. Waktu Satya mau menikah, ibunya masih ada, walau sedih karena saya tahu ia akan meninggal. Namun kini Suvat tidak ada...” Luki mengatakan, jika Wimar religius mungkin bisa lari ke spiritual. Namun cara lain ditempuh, misalnya dengan menonton bola. “Menonton sepak bola itu bisa menyerap emosi. Juga opera, yang bisa reduce my loneliness.” Luki menambahkan saran, “ You have to pursue happiness, kalau bisa baca Bhagavadgita.” Tentu saja saran itu berdasarkan pengalaman Luki yang menemukan bahwa Bhagavadgita adalah buku yang menenangkan jiwa. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Winar Witoelar "Hell, Yeah!* Fira Basukei 250 Shahnaz Haque, kenal sejak 1 Desember 1996 di penganugerahan bintang Yayuk Basuki di Jndosiar. “Kalau saya lihat, Kang Wimar tahan situasi. Sense of humor-nya membuatnya bertahan. Saat dia menjadi jubir saya bilang, ‘Jangan jadi jubir nanti sakir’. Tapi, ia bertahan karena sense of humor-nya. “Kehilangan istri adalah hal yang membuatnya ter- guncang. Saya pernah bertemu Kang Wimar ketika saya sekeluarga ke Mal Pondok Indah dan melihatnya jalan sendirian di sana. Dia bilang sedang berusaha ‘reloaded. Buat saya symptom-symptom itu yang membuatnya bertahan. “Kang Wimar itu berasal dari keluarga Witoelar, segelintir kumpulan orang-orang cerdas Indonesia dengan caranya masing- masing. Saya tahu karena saya juga cukup kenal dengan Pak Rachmat Witoelar dan istrinya, Bu Erna. “Janganlah dia mati cepat-cepat, Indonesia masih membutuhkannya. Saya ingin dia tetap berada di situasinya kini, tidak terikat dengan pemerintah. Saat dia berada di lingkungan khusus sebagai juru bicara, terkadang dianggap orang yang berseberangan biasa. Jadi gak asyik. Padahal dia punya kritik-kritik bagus. Saya setuju ia bebas sekarang. Bisa terus inspiring orang melalui media, TV, radio, apa saja. Suprapto, baru beberapa menit bertemu Wimar di tempatnya berjaga dan membantu membukakan pintu mobil. “Orangnya ternyata memang lucu dan ramah.” Tati Irawan, baru beberapa menit melihat Wimar, membawakan es teh manis saat Wimar bersantai di tempatnya bekerja. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 13. 14. The Impressions That Last Sclalu percaya Wimar memiliki sifat murni seperti seorang anak kecil, yang jujur, apa adanya, dan bergairah untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini bukan sebuah kelemahan, tapi kekuatan diri Wimar. Kekuatan yang membuat ia bisa menangkap hal- hal yang sensitif dan detail, tidak seperti orang-orang dewasa pada umumnya. Pendapatnya banyak saya cantumkan sana- sini di buku. Tidak terlintas kekhawatiran di benak Dr. Barton akan keadaan Wimar yang lebih low profile. Atau anggapan bahwa ia mengalami post power sydrome setelah lewatnya masa show sukses dan juru bicara. Katanya, “Pak Wimar tidak akan pernah depresi karena banyak sahabat yang mengelilinginya. Saya percaya jika orang berbuat baik maka ia akan menerima yang baik. Karma. Action meer action.” Hanung Bramantyo “Sebelum bertemu beliau, saya deg-degan karena berhadapan dengan orang penting. Tentu saja saya harus menyiapkan diri, tidak boleh terkesan tolol. Terus terang itu menyiksa saya. Tapi setelah bertemu, saya justru merasa tolol karena harus jaim. Padahal karakternya tidak menuntut orang untuk jaim. Jujur, apa adanya, dan... seperti yang saya duga... wise.” Setelah mengobrol dengan Wimar, ternyata keadaan tidak sama dengan first impression. “Berubah. Saya jadi tidak punya jarak.” Dari pertemuan yang singkat itu, Hanung menyatakan kekaguman dan berpesan, “Mohon dijaga kesehatannya. Karena bangsa ini butuh orang seperti dia. Saya tidak bisa menyampai- kan kritik apa pun karena saya cuma sekali bertemu beliau.” Nia Dinata, bertemu pertama kali 2003, saat peluncuran buku oleh United in Diversity (UID). Sayang tidak sempat mengobrol. Bertemu kembali saat diwawancarai Perspektif Baru, Mei 2006. “I think my judg- 255 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Wimar W iloelar: Hell) Yeah! * ime, Fira Basuki

You might also like