Professional Documents
Culture Documents
208 1402645087 PDF
208 1402645087 PDF
208 1402645087 PDF
al)
1
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes
2
Pusat Humaniora, Pemberdayaan Masyarakat dan Kebijakan Kesehatan, Badan Litbangkes
E-mail : yuyunyuniar09@gmail.com
Abstract
Adherence to ARV (antiretroviral) was aimed to siginificantly prolong the life expectancy
of people living with HIV AIDS (PLHIV). ARVs fight against the infection by slowing
down the reproduction of HIV in human body. This research aimed to identify the
internal and external factors that support adherence to ARV therapy.
This research was a qualitative research conducted in Bandung and Cimahi districts,
West Java province from September to November 2011. Data collected by doing in depth
interview with related stakeholders, they were district health office staffs in Bandung and
Cimahi, Local AIDS Commission staffs in Bandung and Cimahi, Bungsu hospital in
Bandung, Cibabat hospital in Cimahi, NGO staff, and 10 PLHIVs who ever or still
consuming ARV. Data were analyzed descriptively by triangulation and content analysis
methods.
It was concluded that the internal supporting factors of adherence to ARV were the
motivation to live longer, the eagerness to get cured and to be healthy, considering ARV
as vitamin, and the faith in their own religion. Besides, the availability of ARV and social
supports were other supporting factors. The social supports were support from family,
responsibility and affection for their children, willingness to get married, support from
peer groups, NGO staffs, and religion figures, and good relationship with health provider
staffs. The internal factors should be improved by motivating PLHIVs while external
factors should include family, peer groups, NGO staff and health provider, provide better
accessibility and affordability to ARV, and educate the society.
Abstrak
Kepatuhan Penggunaan ARV (antiretroviral) merupakan salah satu faktor yang dapat
memperpanjang umur harapan hidup ODHA (orang dengan HIV AIDS) secara bermakna.
ARV bekerja melawan infeksi dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
ODHA dalam mengkonsumsi ARV.
Studi ini merupakan penelitian kualitatif di Kota Bandung dan Kota Cimahi, provinsi
Jawa Barat dari bulan September–November 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan AIDS
yaitu Dinkes Kota Bandung dan Cimahi, KPA Daerah Kota Bandung dan Cimahi, RS
Bungsu dan RS Cibabat, LSM PKBI Jawa Barat serta ODHA yang pernah atau masih
72
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83
menggunakan ARV. Jumlah ODHA yang diwawancara sebanyak 10 orang. Analisis data
dilakukan secara deskriptif dengan metoda triangulasi dan content analysis.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa faktor faktor pendukung kepatuhan minum ARV
yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu motivasi untuk hidup, keinginan sembuh/sehat,
menganggap obat sebagai vitamin dan keyakinan terhadap agama. Selain itu faktor
ketersediaan obat ARV dan dukungan sosial juga mendukung kepatuhan ODHA. Faktor
dukungan sosial yaitu dukungan keluarga, rasa tanggung jawab dan kasih sayang
terhadap anak, keinginan menikah, dukungan teman-teman di KDS (Kelompok
Dukungan Sebaya), LSM dan dari tokoh agama serta hubungan baik dengan tenaga
kesehatan. Faktor internal perlu ditingkatkan dengan memotivasi ODHA. Faktor
eksternal ditingkatkan dengan melibatkan peran keluarga, KDS, LSM dan tenaga
kesehatan serta memperbaiki akses, keterjangkauan dan edukasi kepada masyarakat.
73
Faktor – Faktor Pendukung Kepatuhan ……. (Yuyun et. al)
74
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83
75
Faktor – Faktor Pendukung Kepatuhan ……. (Yuyun et. al)
76
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83
77
Faktor – Faktor Pendukung Kepatuhan ……. (Yuyun et. al)
78
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83
Sedangkan kurangnya kepatuhan disebabkan hasil pengobatan yang baik serta keyakinan
faktor lingkungan yang kurang mendukung, pada proses pengobatan. 13, 21-24
mengalami diskriminasi atau menggunakan Sejalan dengan penelitian di atas,
obat herbal untuk pengobatan HIV. 18 dalam penelitian ini penyebab ketidak-
Conrad memberikan alternatif pe- patuhan yang dinyatakan oleh ODHA antara
mahaman mengenai ”compliance” dari pers- lain efek samping obat seperti mual dan
pektif dokter menjadi perspektif pasien epi- pusing, rasa bosan, tenaga kesehatan yang
lepsi yang menunjukkan bahwa ”kepatuhan” kurang ramah serta rasa takut bahwa
lebih merupakan pengaturan diri. Pasien statusnya akan diketahui orang lain. Selain
yang menggunakan obat epilepsi memaknai itu terkadang ODHA terlambat atau terlewat
obat antara lain sebagai sebuah tiket menuju minum ARV karena lupa atau tertidur.
kondisi normal meskipun pasien tidak suka
Faktor Pendukung Kepatuhan Minum
menggunakan obat. Sedangkan ketidak-
Obat ARV
patuhan menggunakan obat disebabkan
alasan seperti ingin menguji apa yang terjadi 1. Faktor internal
seandainya melewatkan obat, keinginan Faktor internal utama yang men-
untuk melepaskan diri dari ketergantungan dukung kepatuhan adalah adanya motivasi
terhadap obat dan destigmatisasi. 19 dari dalam diri penderita untuk tetap bertahan
Penelitian lain mengenai ARV di hidup, tingkat kesadaran tinggi akan fungsi
Zambia antara lain bahwa bentuk, warna, dan manfaat ARV serta keimanan terhadap
ukuran dan asal ARV menjadi fokus per- agama/keyakinannya. Motivasi dari dalam
hatian masyarakat. Unsur mistik juga men- diri penderita untuk sembuh atau bertahan
jadi salah satu faktor yang mempengaruhi hidup merupakan faktor pendukung ke-
penggunaan. Selain itu unsur sejarah dan patuhan yang paling sering dinyatakan oleh
politik juga terkait erat di mana sebagian responden. Hal ini sejalan dengan penelitian
pengguna ARV menganggap ARV yang ber- lainnya yang menyatakan bahwa kesadaran
asal dari dana negara maju adalah salah satu ODHA merupakan hal yang berperan penting
bentuk eksploitasi terhadap Zambia sebagai untuk meningkatkan kepatuhan. 21
negara miskin. 20 Malta dan Kumarasamy menyatakan
Mengingat terapi ARV adalah terapi bahwa persepsi ODHA terhadap keparahan
seumur hidup, maka masalah kepatuhan penyakit dan keyakinan akan manfaat ARV
terapi merupakan permasalahan umum. Ber- mempengaruhi kepatuhan dalam minum
bagai penelitian menunjukkan hal-hal yang ARV.17, 22 Walter juga menyatakan bahwa
menghambat kepatuhan antara lain takut ODHA yang mampu mengatur pengobatan
akan efek samping, lupa, gaya hidup yang dan merasakan hasil positif dari pengobatan
tidak sehat, kondisi kesehatan yang kurang menjadi lebih patuh minum ARV. 23
baik, kotak obat hilang, kurangnya kesadaran ODHA dengan tingkat pengetahuan
pribadi, mengalami infeksi oportunistik, tinggi biasanya lebih patuh karena mereka
aktivitas sehari-hari, permasalahan ekonomi sudah tahu keparahan penyakit yang mereka
yaitu penghasilan yang tidak mencukupi alami dan kepatuhan terapi ARV telah mem-
untuk pengobatan ARV, pekerjaan yang berikan perbaikan bagi kualitas hidup mereka
tidak memungkinkan, dan takut akan stigma. baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
Sedangkan pendukung kepatuhan antara lain Secara fisik ODHA merasa lebih segar dan
mempunyai jadwal rutin minum obat, me- tidak lemas. Secara psikologis merasa sehat
mahami pentingnya kepatuhan, mendapat seperti belum terkena HIV dan lebih percaya
79
Faktor – Faktor Pendukung Kepatuhan ……. (Yuyun et. al)
diri untuk bisa hidup lebih lama. Secara minum obat. Ada pula yang memang peri-
sosial mereka bisa beraktivitas dengan lakunya sulit diubah meskipun terapi dijalani
normal seperti sediakala. Hal ini sejalan tapi perilaku beresiko juga tetap berjalan,
dengan penelitian Walter, Sanjobo dan Watt. kesulitan ini tampak pada kelompok WPS
Akan tetapi perasaan sehat juga bisa meng- (Wanita Pekerja Seksual), anak jalanan dan
hambat kepatuhan seperti pengalaman efek penasun. Ibu rumah tangga biasanya terbuka
samping obat. 23, 25, 26 dengan keluarganya dan lebih mudah untuk
diatur.
Anak jalanan dan WPS dinyatakan
sebagai kelompok yang lebih sulit untuk 2. Faktor Pelayanan
diatur kepatuhannya dibandingkan dengan
Secara umum tidak ada masalah
kelompok ibu rumah tangga. Hal ini terkait dalam ketersediaan obat ARV di Jawa Barat.
dengan gaya hidup dan aktivitas sehari-hari Setiap kali ODHA datang, obat selalu ter-
seperti terlalu sibuk atau lupa sehingga sedia. Kondisi lain yang mendukung yaitu
ODHA harus mempunyai kemampuan dalam layanan puskesmas untuk perkembangan
mengatur jadwal minum obat. 13, 17, 23 ,25 anak dan VCT gratis. Hal ini harusnya men-
Misalnya para suami pada umumnya lebih jadi pendukung agar ODHA patuh minum
patuh saat di rumah karena ada istri atau obat ARV.
keluarga yang mengingatkan sedangkan di
tempat kerja mereka seringkali lupa minum Masalah yang ditemukan adalah
obat. Nelayan yang biasanya melaut selama keterjangkauan dan akses. Biaya yang harus
3-4 bulan juga mengalami kesulitan jika dikeluarkan di Jawa Barat adalah 25 ribu
harus mengambil obat setiap bulan. 21 rupiah untuk biaya dokter, sedangkan obat
ARV dapat diperoleh secara cuma-cuma.
Beberapa ODHA mempunyai strategi Masalah ekonomi merupakan salah satu
khusus dalam menjalani terapi ARV. faktor penyebab ketidakpatuhan karena pe-
Misalnya menganggap ARV sebagai vitamin ngobatan HIV AIDS membutuhkan waktu
sehingga tidak menjadi beban, begitu pula lama dengan konsekuensi biaya yang harus
ketika ada yang bertanya tentang obat yang dikeluarkan menjadi besar termasuk untuk
mereka minum dikatakan sebagai obat sakit pemeriksaan laboratorium dan pengobatan
kepala,vitamin atau supaya gemuk sehingga infeksi oportunistik sehingga banyak ODHA
merasa tidak perlu minum obat secara yang harus mencari pinjaman dana atau men-
sembunyi-sembunyi. ODHA yang memiliki jual barang berharga. Peningkatan kemam-
strategi minum obat yaitu menganggap obat puan finansial dan bantuan dana misalnya
sebagai vitamin atau obat lain cenderung untuk biaya transport akan meringankan
lebih patuh minum ARV. Hal ini juga biaya yang harus ditanggung ODHA. 21, 22, 24,
dinyatakan oleh ODHA di Peru dalam 25
penelitian yang dilakukan oleh Walter. 23
3. Faktor Dukungan sosial
Kurangnya motivasi dan rasa putus
asa bisa menjadi penghambat kepatuhan. 23 Dukungan sosial dari keluarga, teman
Hal yang paling umum dirasakan oleh dan tenaga kesehatan memberikan pengaruh
ODHA yaitu rasa jenuh/bosan karena harus penting terhadap kepatuhan ODHA dalam
mengkonsumsi obat secara terus menerus. minum ARV.21-27 Bagi ODHA yang sudah
Dari sisi psikologis lainnya ada juga yang diketahui statusnya oleh keluarga dan
merasa tertekan karena harus minum obat keluarganya dapat menerima kondisi mereka,
atau memang sudah putus asa sehingga ber- maka faktor keluarga biasanya menjadi pen-
imbas pada perilakunya menjadi malas dukung utama. Biasanya orang tua, suami/
80
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83
istri, anak menjadi orang-orang terdekat yang dukung lainnya. Pengalaman melihat orang
mengingatkan untuk minum obat. Keluarga lain yang menjadi lebih parah sakitnya
dalam hal ini bisa berfungsi menjadi karena tidak disiplin minum obat juga men-
Pengawas Minum Obat (PMO) bagi ODHA. jadi peringatan atau pelajaran agar peristiwa
serupa tidak terulang.
ODHA yang punya keturunan/anak
pada umumnya memiliki rasa tanggung Ada pula faktor ketidak sengajaan,
jawab dan kasih sayang, masih ingin melihat setelah sakit atau anaknya sakit, atau pernah
anaknya tumbuh dewasa, sehingga men- ada anak/keluarga yang meninggal karena
dukung ODHA untuk cepat sembuh. Pe- HIV AIDS menyebabkan ODHA lebih patuh
nelitian Watt di Vietnam juga menunjukkan dalam minum ARV. Akan tetapi ada kondisi
hasil yang sama. 26 Hasil penelitian dari keluarga yang justru menghambat kepatuhan
Yayasan Citra Usadha menyatakan peranan misalnya takut diketahui pasangannya se-
keluarga sebagai pendukung minum obat, bagai penderita HIV sehingga menjadi ber-
misalnya seorang ODHA yang bersama henti minum obat misalnya seperti kasus Fa
suaminya selalu patuh minum obat. 14 yang berhenti minum obat hingga 4 bulan
karena takut diketahui suami keduanya.
Sebaliknya rasa takut akan stigma
dari teman, pacar atau orang lain dapat men- Keyakinan terhadap agama mem-
jadi faktor penghambat kepatuhan yaitu takut pengaruhi kepatuhan minum ARV seperti di-
kalau orang akan memandang jijik pada diri- nyatakan Badahdah, doa juga menjadi ke-
nya. Seorang WPS enggan berobat ke RSHS kuatan untuk patuh. 24, 25 Dalam penelitian ini
karena kalau sering berobat takut diketahui masih sedikit tokoh agama di Jawa Barat
oleh mucikarinya sehingga hanya berobat 3 yang mau terlibat dalam penanggulangan
bulan sekali, setiap bulan obat diambilkan HIV AIDS. Keyakinan umum yang berlaku
oleh LSM. Ketika ada orang yang bertanya adalah HIV AIDS masih dianggap sebagai
tentang obat yang selalu dikonsumsi pada hukuman yang layak diderita oleh orang
jam-jam tertentu, ODHA merasa khawatir berdosa. Hal ini berbeda dengan kondisi di
akan diketahui statusnya, sehingga seringkali Papua di mana dukungan tokoh agama
harus minum obat secara sembunyi-sem- (gereja) terhadap ODHA terlihat menonjol.
bunyi atau melewatkan jadwal pengambilan Gereja menjadi salah satu tempat penyediaan
obat. Rasa takut ini sebenarnya berasal dari ARV bagi ODHA yang sulit mengakses ke
kekhawatiran akan munculnya stigma dan Rumah Sakit atau Puskesmas. Ini berarti
diskriminasi jika status HIV nya terbuka, secara tidak langsung tokoh gereja telah
mereka takut akan diusir atau dikucilkan oleh berperan dalam meningkatkan kepatuhan
masyarakat. Hal yang sama dikemukakan ODHA dalam berobat. Meskipun dukungan
Nilar Han bahwa pekerja industri atau kons- agama tidak signifikan, tapi ada yang mem-
truksi seringkali melewatkan minum obat berikan dukungan secara moril. Beberapa
karena tidak ingin diketahui oleh atasannya, ODHA menjadi lebih termotivasi untuk ber-
mereka khawatir statusnya terbuka sehingga ibadah setelah sakit. Ada yang menjadi lebih
akan dipecat dari pekerjaannya. 21 - 25, 28 semangat untuk hidup karena dukungan dari
tokoh-tokoh agama melalui ceramah atau
Selain itu ada ODHA yang belum
kegiatan ibadah lainnya.
menikah atau ingin menikah lagi sehingga
merasa kalau mau punya suami harus terlihat Keterbukaan status ODHA bisa men-
sehat. Adanya keluarga yang sakit atau me- jadi pendukung kepatuhan. 25 Dalam pe-
ninggal karena HIV AIDS atau karena ter- nelitian ini ODHA yang memiliki pasangan
lambat diobati juga menjadi faktor pen- dan sudah terbuka mengenai statusnya, bila
81
Faktor – Faktor Pendukung Kepatuhan ……. (Yuyun et. al)
dapat menerima kondisi tersebut maka berkualitas, pemahaman dan kesadaran yang
pasangannya bisa menjadi pendukung tinggi akan fungsi dan manfaat ARV, strategi
kepatuhan. Demikian pula ODHA yang me- menganggap obat sebagai vitamin atau obat
miliki teman-teman sesama ODHA pada biasa sepeti obat darah tinggi atau diabetes.
umumnya bisa bertukar informasi dan saling Faktor eksternal utama yang me-
berbagi pengalaman untuk mendukung dan ningkatkan kepatuhan minum ARV adalah ;
mengingatkan kepatuhan minum obat. 1) ketersediaan dan keterjangkauan obat
Bagi ODHA yang masih tertutup ARV, dukungan keluarga, KDS, LSM dan te-
biasanya dukungan dari LSM, KDS dan naga kesehatan serta destigmatisasi dan tidak
manajer kasus menjadi faktor pendukung. boleh ada diskriminasi oleh teman, masya-
Pada umumnya ODHA yang tergabung rakat dan tenaga kesehatan. 2) Meningkatkan
dalam KDS atau LSM mendapatkan ilmu keterlibatan keluarga, KDS, LSM dan tenaga
lebih banyak dari kelompoknya, selain itu ke- kesehatan untuk memotivasi ODHA agar
bersamaan memberi kesempatan untuk saling hidup lebih berkualitas dan minum ARV
berbagi dan saling mengingatkan termasuk secara teratur. Meningkatkan akses dan ke-
dalam hal minum obat. terjangkauan biaya pemeriksaan laboratorium
dan obat-obat IO (Infeksi Oportunistik). 3)
Sebagian besar responden mengakui
Meningkatkan edukasi ke masyarakat untuk
adanya hubungan baik dengan tenaga ke-
mengurangi/menghilangkan stigma dan dis-
sehatan pemberi layanan di RS meskipun ada
kriminasi terhadap ODHA, meningkatkan ke-
sebagian yang menyatakan adanya tenaga
pedulian terhadap ODHA khususnya ODHA
kesehatan yang kurang ramah atau galak.
anak-anak.
Hubungan yang baik dengan tenaga ke-
sehatan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan UCAPAN TERIMA KASIH
yang bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan Terima kasih kami sampaikan kepada
disertai konseling kepatuhan dapat memberi- pihak Kementerian Negara Riset dan Tekno-
kan rasa nyaman bagi ODHA. Hal ini secara logi (KNRT) sebagai pemberi dana serta
tidak langsung membuat ODHA lebih ter- kepada semua pihak yang membantu ter-
motivasi untuk berobat. Sebaliknya, kurang laksananya penelitian ini.
kepercayaan terhadap tenaga kesehatan
menghambat kepatuhan ODHA. 13, 23, 26
DAFTAR RUJUKAN
Penelitian Malta dan Watt menyebut-
kan bahwa rendahnya kualitas hubungan 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 75
tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS
pasien dan tenaga kesehatan merupakan Nasional
penghambat kepatuhan. Hal ini disebabkan
karena kurangnya waktu yang tersedia di- 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2007 Tentang Pedoman Umum Pembentukan
bandingkan dengan jumlah pasien, kurang- Komisi Penanggulangan AIDS Dan Pemberdayaan
nya tindak lanjut pengobatan serta tenaga Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV
kesehatan kesulitan membicarakan tentang dan AIDS Di Daerah
kepatuhan dan efek samping. 17, 26 3. SK Menteri Kesehatan No. 832/X/2009 tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan Bagi Orang
dengan HIV/AIDS dan Standar Pelayanan Rumah
KESIMPULAN Sakit Rujukan
Faktor internal utama yang me- 4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
ningkatkan kepatuhan minum ARV adalah 760/Menkes/SK/VI/2007 tentang penetapan
motivasi dalam diri ODHA untuk hidup lebih
82
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83
lanjutan rumah sakit rujukan bagi orang dengan Rio de Janeiro, Brazil. Cad. Saude Publica vol 21
HIV dan AIDS (ODHA) no. 5 Rio de Janeiro Sept./Oct. 2005
5. KPAN. Perawatan. available from http:// 18. Peltzer K. Et al. Antiretroviral treatment adherence
www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/ among HIV patients ini KwaZulu-Natal, South
perawatan. accessed October 24, 2010 Africa. BMC Public Health 2010, 10 :111
6. Riyarto, S. Kendala finansial perawatan HIV, 19. Conrad, P. Another Look at Compliance. Soc. Sci.
termasuk terapi ARV, pada pasien di tiga wilayah Med. 1985. 20(1): 29-37,
di Indonesia. Health Policy and Planning, , 2010.
20. Schumaker LL, Bond VA. Antiretroviral therapy
Available from http://aids-ina.org/modules.php?
in Zambia : Colours, “Spoiling”, talk and the
name=Abstract&p_op=viewabstract&idabstractcat=2
meaning of antiretrovirals. Soc. Sci. Med.
accessed October 24, 2010
2008;67:2126–34.
7. Hadisetyono B. Hak Kesehatan Penderita
21. Han N et al. Antiretroviral Drug Taking in HIV
HIV/AIDS : Kendala-kendala yang dihadapi
Positive Among Myanmar Migrants in Central
Penderita HIV/AIDS dalam Memperoleh Obat-
Area of Thailand. J. Health Res 2009, 23 (suppl) :
obat Antiretroviral sebagai Pelaksanaan Paten oleh
33-36
Pemerintah Jakarta: Universitas Indonesia; 2007.
22. Kumarasamy N et al. Barriers and facilitators to
8. Conrad., P. Leiter, V. Health and Health Care as
antiretroviral medication adherence among patients
Social Problems. Oxford. Rowman and Littlefield
with HIV in Chennai, India : A Qualitative Study.
Publisher. 2003
AIDS Patients Care STDS. 2005 Aug;19(8):526-
9. Laporan triwulan Situasi Perkembangan HIV dan 37
AIDS di Indonesia sampai dengan Juni 2010,
23. Walter H et al. Understanding the facilitators and
Kementrian Keseharan RI
barrieres of antiretroviral adherence in Peru : A
10. NYU Medical Center. HIV Treatment Options. qualitative study. BMC Public Health 2010, 10:13
Available from http://www.hivinfosource.org/
24. Badahdah AM, and Pedersen DE. “I want to stand
hivis/hivbasics/treatment/ accessed October 24,
on my own legs” : A Qualitative Study of
2010
Antiretroviral Therapy Adherence Among HIV-
11. Antiretroviral therapy, available from http://www. positive Women in Egypt. AIDS Care. 2011
who.int/hiv/topics/treatment/en/index.html. accessed Octo- Jun;23(6):700-4
ber 24, 2010
25. Sanjobo N, Frich JC, Fretheim A. Barriers and
12. http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/75 facilitators to patients' adherence to antiretroviral
Accessed January 28, 2012 treatment in Zambia: a qualitative study.
SAHARA J. 2008 Sep;5(3):136-43.
13. Aeni M.N. Ketidakpatuhan Minum Obat Anti-
retroviral pada ODHA di Poli VCT dan CST 26. Watt MH, Maman S, Earp JA, Eng E, Setel PW,
Mawar RS RK Charitas Palembang Tahun 2010. Golin CE, Jacobson M "It's all the time in my
STIK Bina Husada, Palembang. 2010 mind": facilitators of adherence to antiretroviral
therapy in a Tanzanian setting Soc Sci Med. 2009
14. Mengenal Terapi ARV Pengalaman ODHA,
May;68(10):1793-800. Epub 2009 Mar
Denpasar : Yayasan Citra Usadha Indonesia. 2008
27. Moratiga, G.U. Psychosocial factors that affect
15. Puskom, Pengadaan dan distribusi Obat Anti-
adherence to antiretroviral therapy amongs
retroviral. Available from http://sehatnegeriku.
HIV/AIDS patients at Kalafong Hospital. Mini
com/pengadaan-dan-distribusi-obat-anti-retroviral-
Dissertation for MA. Faculty of Humanities
arv/Accessed January 28, 2012
University of Pretoria, 2007
16. Kagee A. Adherence to antiretroviral therapy in
28. Van Tam V, Pharris A, Thorson A, Alfven T,
the context of the national roll-out in South Africa:
Larsson M. "It is not that I forget, it's just that I
Defining a research agenda for psy-chology. 2008.
don't want other people to know": barriers to and
South African Journal of Psychology, 38(2),
strategies for adherence to antiretroviral therapy
pp.413-428
among HIV patients in Northern Vietnam.AIDS
17. Malta M. Et al. Adherence to anturetroviral Care. 2011 Feb;23(2):139-45.
therapy : A Qualitative study with physicians from
83