You are on page 1of 32

MAKALAH

PERAWATAN ALAT PEMINDAH MATERIAL

(WHEEL LOADER)

Mata Kuliah : Perawatan Alat Berat

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sudarman, M.Pd.

Disusun Oleh

Kelompok 3
Gun Irmansyah (5202415010)
Husnul Ansaqi (5202415014)
Toni Catur Setiadi (5202415045)
Alif Dimas Sunaryo (5202415053)
Handy Nur Pratama (5202415054)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pertambangan, alat berat barangkali sudah bukan sudah
hal asing lagi untuk didengar dan dilihat. Alat-alat ini digunakan untuk
menunjang proses pertambangan mulai dari pembukaan tambang,
pembuatan jalan, penggalian serta pengangkutan bahan tambang menuju
ke proses berikutnya. Jenis alat berat ini pun bermacam-macam
disesuaikan dengan aplikasinya, seperti untuk pemindah material.
Alat berat yang biasa digunakan sebagai pemindah material adalah
wheel loader. Wheel Loader adalah suatu alat berat yang mirip dengan
shovel dozer, akan tetapi beroda karet (ban) sehingga keampuan maupun
kegunaannya sedikit berbeda yaitu pada kemampuan beroperasi di daerah
yang keras dan rata, kering tidak licin, tetapi tidak mampu mengambil
tanah sendiri tanpa dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu dengan
bulldozer. Wheel loader merupakan alat berat yang digunakan untuk
mengangkat material yang akan dimuat kedalam dump truck atau
memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket
didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur
dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.
Untuk menjaga agar wheel loader mampu beroperasi normal ketika
digunakan, maka diperlukan suatu perawatan berkala dan pemeliharaan
yang diterapkan pada wheel loader tersebut. Pada pemilihan cara
perawatan dan pemeliharaan harus sesuai dan tepat karena setiap mesin
alat berat memiliki masa life cycle yang beragam dimana seluruh hal
tersebut harus diperhatikan secara serius karena akan berpengaruh dengan
kinerja mesin secara berkelanjutan. Dengan kondisi seperti yang telah
dijelaskan di atas maka perlu diberlakukan proses pemeliharaan yang tepat
pada tiap mesin. Hal ini bertujuan untuk bisa memenuhi kebutuhan
pelanggan/konsumen. Sistem pemeliharaan yang optimal terdiri dari

2
jumlah biaya yang digunakan dalam pemelharaan dan jaminan berhasilnya
proses proses produksi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penyusun ingin memaparkan
proses perawatan dan pemeliharaan alat berat pemindah material jenis
wheel loader.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam makalah ini adalah:
1. Apa fungsi dari wheel loader ?
2. Jenis-jenis wheel loader ?
3. Bagaimana cara kerja wheel loader ?
4. Bagaimana cara melakukan perawatan pada alat berat wheel loader ?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menentukan jadwal perawatan preventive komponen kritis alat
berat wheel loader
2. Mengetahui bagaimana cara perawatan yang tepat pada alat berat wheel
loadersehingga biaya perawatan bisa diminimalisir.
3. Menambah wawasan pengetahuan mengenai cara perawatan alat berat
pemidah material

3
BAB II.

ISI

4.1. Wheel Loader

4.1.1. Pengertian Wheel Loader

Wheel Loader adalah suatu alat berat yang mirip dengan shovel dozer,
akan tetapi beroda karet (ban) sehingga keampuan maupun kegunaannya
sedikit berbeda yaitu pada kemampuan beroperasi di daerah yang keras dan
rata, kering tidak licin, tetapi tidak mampu mengambil tanah sendiri tanpa
dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu dengan bulldozer. Wheel loader
merupakan alat berat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan
dimuat kedalam dump truck atau memindahkan material ke tempat laian. Saat
loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh
maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya
dipindahkan.
Wheel loader juga bergerak dengan articulated yang memberikan ruang
gerak fleksibel yang tidak bisa dilakukan crawler loader.
Pada dasarnya wheel loader memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Pembersihan lapangan atau lokasi pekerjaan (Land Clearing)
2. Penggusuran tanah dalam jarak dekat
3. Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-galian tanah
4. Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan material
5. Mengupas tanah bagian yang jelek (stripping)

4
6. Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata
(finishing)

4.1.2. Jenis-jenis Loader


Ada dua jenis dari Loader yang sering digunakan, yaitu wheel loader
dan crawler loader yang memiliki perbedaan dan juga fungsi yang berbeda
juga. Wheel loader umumnya digunakan untuk medan yang permukaannya
kokoh, keras, dan bagus karena jenis loader ini memiliki mobilitas yang
baik. Wheel loader juga memiliki articulated yang memungkinkan alat ini
dapat bergerak secara fleksibel.

Crawler loader menggabungkan stabilitas traktor dengan kemampuan


wheel loader. Namun berbeda dengan wheel loader mobilitas dari crawler
loader sangat lambat dan tidak memiliki articulated sehingga geraknya
terbatas, tetapi crawler loader memiliki keunggulan dibandingkan dengan
wheel loader yaitu dapat bergerak disemua medan dikarenakan
undercarriage dapat digunakan disegala medan, mulai dari tanah liat, lumpur
dan permukaan lainnya yang tidak bisa dilakukan oleh wheel loader.

4.1.3. Cara Kerja Wheel Loader

Wheel loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan gerakan
bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah,
mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa
dan membuang muatan. Ada beberapa cara pemuatan yaitu:

a. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V.

5
b. L loading, truk di belakang loader, kemudian lintasan seperti membuat
garis tegak lurus.

c. Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif.

Bucket digunakan untuk memindahkan material, memuat material yang


granular, mengangkatnya dan diangkut untuk kemudian dibuang (dumping)
pada suatu ketinggian pada dump truck dan sebagainya. Untuk menggali,
Bucket harus didorong pada material, jika telah penuh, wheel loader mundur
dan bucket di angkat ke atas untuk selanjutnya material dibongkar atau
dibuang ketempat yang sudah ditentukan. Untuk saat ini umumnya loader
dibuat dengan kendali hidrolik dan dilengkapi dengan “tangan-tangan
(arms)” yang kaku untuk mengoperasikan bucket. Ukuran bucket dan tractor
harus benar-benar proporsional agar wheel loader tidak terjungkal kedepan.

6
4.1.4. Bagian-bagian Wheel Loader

1. Bucket
2. Tilt Lever
3. Lift Cylinder
4. Lift arm
5. Head lamp
6. Turn signal lamp
7. Front wheel
8. Rear Wheel
4.1.5. Pergerakan Arms pada Wheel Loader
Ada empat pergerakkan pada arms yaitu hold, raise, float dan
lower.
3.1. Perawatan Wheel Loader
Secara umum perawatan dapat didefinisikan sebagai usaha dan tindakan
yang diakukan untuk menjaga kondisi dan performa dari sebuah mesin/unit
selalu dalam kondisi prima, degan biaya perawatan serendah mungkin. Untuk
menjaga kondisi dan performa dari mesin agar tidak menurun diperlukan
perawatan secara terencana. Vibratory roller harus dijaga dalam kodisi yang
prima dan dapat bekerja secara maksimal dengan down time seminimum
mungkin tetapi dengan perawatan yang minimal.
Perawatan/maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan service untuk
mencegah timbulnya kerusakan tidak normal (kerusakan) sehingga umur alat
sesuai dengan yang direkomendasika pabrik.
Mainetanace / perawatan bertujuan untuk :

7
1. Agar alat / unit selalu dalam keadaan siaga siap pakai (High availability=
berdaya guna physic yang tinggi)
2. Agar alat / unit selalu dengan kemampuan prima, berdaya guna mekanis
yang paling baik ( Best Performance )
3. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat ( Reduce repair cost ).

Dalam masa percobaan lakukan prosedur pengoperasian sebagai berikut :

 Setelah start, hidupkanlah engine kira - kira 5 menit pada putaran rendah
untuk memanaskan engine sebelum beroperasi.
 Hindari menjalankan engine dengan putaran engine yang tinggi secara terus
menerus.
 Hindari menjalankan atau menambah kecepatan mesin secara tiba – tiba.
 Hindari pengereman mendadak serta membelok tajam jika tidak diperlukan.
 Gunakan genuine part dalam setiap penggantian oli dan filter elemen.
 Lakukan perawatan dan pemeriksaan berkala sesuai buku manual.
 Gunakan bahan bakar dan minyak pelumas yang direkomendasikan.

3.1.2. Perawatan Preventive Wheel Loader


Perawatan preventive adalah suatu perawatan / service yang
dilakukan pada unit secara berkala dan terjadwal, agar unit lebih
awet serta mencegah terjadinya kerusakan.
Alasan melakukan perawatan Preventive:
 Sebagai alat produksi, sehingga kerusakan pada unit dapat
menurunkan produktifitas
 Pengoperasian unit dalam waktu tertentu akan menyebabkan
komponen tertentu aus dan mengalami gejala kerusakan
 Keausan yang terjadi memerlukan pemeriksaan atau penyetelan,
sehingga gejala kerusakan dapat diketahui dan ditangani sedini
mungkin.
 Kerusakan (breakdown time) unit dapat dicegah seminim
mungkin
Tujuan Perawatan:

8
 Mencegah kerusakan tidak terduga
 Mencegah kerusakan yang lebih parah.
 Mencegah perbaikan diluar jadwal.
 Mencegah perbaikan yang tidak perlu
 Mencegah pengeluaran biaya tak terduga.
Hasil yang di harapkan:
 High availability (berdaya guna tinggi / unit dalam keadaan
siaga siap pakai)
 Best performance (agar suatu unit selalu dalam kondisi prima
/ kondisi terbaik)
 Reduce repair cost (mengurangi biaya perbaikan alat / unit)
 Keuntungan maksimal.
 Kepuasan atas hasil yang dicapai
3.1.3. Jadwal Perawatan Preventive
Setiap 10 jam/pemeliharaan sehari-hari
a. Memeriksa batterei dan kekencangan konektor batterai
b. Memeriksa level oli mesin
c. Memeriksa level cairan pendingin
d. Memeriksa level oli hidraulik
e. Memeriksa fuel level
f. Membuang air dan endapan kotoran dalam fuel prefilter, primer
dan secondary filter.
g. Memeriksa secara visual fan dan driving belt.
h. Memeriksa lampu dan kondisi operasional dari instrumen panel.
i. Periksa tekanan dan kondisi ban dari kerusakan.
j. Memeriksa status operasional dari back-up alarm.
k. Melumasi ke berbagai as gardan menurut tabel pelumasan yang
terlampir (jika yang dilengkapi dengan auto lube periksa tanki
automatic lubrication system )
l. Melakukan pemeriksaan visual pada unit untuk melihat apakah
ada kebocoran dan kejadian abnormal pada berbagai sistem dan
secara visual periksa belt penggerak dan blower mesin.

9
Setiap 50 jam / pemeliharaan mingguan :
a. Lakukan pemeriksaan dan pekerjaan seperti pada service 10 jam
b. Memeriksa level oli transmisi.
c. Kencangkan bolt front dan rear drive shaft.
d. Jika unit dilengkapi AC periksa kekencangan belt kompresor,
dan bersihkan kotoran yang menempel pada kondensor.
e. Periksa kondisi pelumasan dari setiap lubricating points.
f. Periksa kondisi accumulator dan air inflating pressure
accumulator setelah 50 jam pertama.

Setiap 100 jam/ pemeliharaan dua mingguan:


a. Lakukan pemeriksaan dan pekerjaan seperti pada service 50 jam
b. Mengganti oli transmisi pada 100 jam pertama, setelah itu
mengganti oli transmisi pada tiap-tiap 1000 jam / setiap 1 tahun.
ketika mengganti oli transmisi, perlu mengganti juga filter oli
transmisi dan membersihkaan coarse filter oli transmisi.
c. Mengganti gear oil axle pada 100 jam pertama, setelah itu
mengganti oli gear oil axle pada tiap-tiap 1000 jam / setiap 1
tahun. ketika mengganti oli transmisi filter axle element dari
axle juga harus diganti.
d. Beri grease pada drive shaft spline dan universal joint.
e. Bersihkan cylinder head of engine.
f. Bersihkan radiator group.
g. Bersihkan fuel strainer.

Setiap 250 jam / pemeliharaan 1 bulan :

a. Lakukan pemeriksaan dan pekerjaan seperti pada service 100


jam
b. Memeriksa kekencangan wheel rims bolts.
c. Memeriksa kekencangan bolt transmisi dan mesin.
d. Memeriksa welding dan kekencangan bolts attachment, front
dan rear axle apakah ada yang retak atau hilang.

10
e. Memeriksa level oli pada front dan rear axle.
f. Memeriksa dust indicator, jika sudah tersumbat bersihkan/ganti
filter udara.
g. Memeriksa air intake sistem
h. Ganti oli engine dan filter oli engine.
i. Ganti coolant filter engine
j. Bersihkan return filter element hidraulik system pada 250 jam
pertama, kemudian ganti setiap 1000 jam.
k. Chek kekencangan dan kerusakan dari fan belt dan compressor
belt.
l. Jika unit dilengkapi AC periksa refigerant, tambahkan jika
perlu.
m. Bersihkan iner dan outer filter cab.
n. Memeriksa kemampuan rem parkir dan rem utama.
o. Chek air inflating pressure pada accumulator pada 50 jam
operasi pertama.

Setiap 500 jam / 3 bulan


a. Lakukan pemeriksaan dan pekerjaan seperti pada service 250
jam
b. Periksa kondisi aditif coolant.
c. Ganti prefuelfilter, primary dan secondary filter engine.
d. Kencangkan bolts front dan rear axle.
e. Periksa bolts hing pin frame apakah ada yang rusak / hilang.
f. Chek air inflating pressure pada accumulator pada 50 jam
operasi pertama, kemudian lakukan pemeriksaan setiap 1000
jam.

Setiap 1000 jam /6 bulan

a. Lakukan pemeriksaan dan pekerjaan seperti pada service 500


jam
b. Lakukan penyetelan valve pada engine.

11
c. Periksa kekencangan wheel shaft bearing dan fan axle housing
engine.
d. Ganti oli transmisi, filter oli transmissi dan bersihkan oil sump.
e. Ganti driving axle gear oil.
f. Ganti core return oil filter hidraulik sistem.
g. Bersihkan fuel tank.
h. Bersihkan dan kencangkan konektor batterei.
i. Periksa pre-charging nitrogen pressure dari accumulator.
j. Jika unit dilengkapi AC ganti outer filter cab.

Setiap 2000 jam / 1 tahun


a. Periksa vibration damper.
b. Ganti cairan pendingin, cooling filter dan bersihkan cooling
system.
c. Ganti hidraulik oil dan bersihkan hidraulik tank, periksa
kemungkinan adanya kebocoran pada system hidraulik.
d. Periksa operasional system brake dan parking brake, periksa
keausan dan ganti jika perlu.
e. Lakukan penyetelan valve.
f. Jika unit dilengkapi system AC periksa kondisi hose-hosenya,
periksa jika ada retak dan kencangkan jika kendor.
g. Ganti iner filter cab.
h. Periksa flexibility dari steering system.

3.1.4. Servis Wheel Loader


1. Servis Ban
Penanganan ban:
 Gunakan tool / peralatan yang sesuai untuk memelihara,
pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban karena
kecelakaan dapat menyebabkan luka dan kematian.
 Penangan ban hanya boleh dilakukan oleh orang
berkompeten dan lakukan perbaikan sesuai prosedur

12
 Pastikan tekanan udara dalam ban sesuai dengnan
spesifikasi yang ditentukan, gunakan alat ukur untuk
mengukur tekanan udara dalam ban.
 Pengisian tekanan ban yang berlebihan dapat
mengakibatkan ban meledak.
 Jangan berada di samping ban selama mengisi ban dengan
udara.

 Penanganan ban yang salah dapat mengakibatkan velk-velk


roda pecah dan unit kehilangan kendali, hati-hati saat
menangani tire.
 Ban yang meledak biasanya dikarenankan induksi panas di
dalam ban karena induksi panas akibat welding atau panas
rim components, external flame, atau panas dari brake.
 Gas nitrogen (N2) direkomendasikan untuk mengisi ban.
Ban di isi dengan gas (N2) dapat mengurangi kemungkinan
meledak, sebab gas (N2) nonflammable dan dapat
mencegah oksidasi, penuaan karet, dan karat pada velk.
Penyimpanan Ban
 Ban haruslah disimpan di dalam gudang / ruangan tertutup
dan terhindar dari panas dan hujan
 Simpan ban di tempat yang telah ditentukan.

13
2. Servis sistem pendingin
 Anti Beku/anti freeze
Fungsi utama anti beku adalah untuk menurunkan titik
beku cairan pendingin dan meningkatkan titik didih
pendingin. Bila temperatur rendah, gunakan anti beku
untuk mencegah pembekuan sehingga tidak merusak
sistim pendingin mesin. Penggunaan pada suhu normal
dapat meningkatkan titik didih pendingin dan
mengurangi korosi. Penggantian anti beku harus sesuai
dengan spesifikasi. Semua air mempunyai sifat corrosive
oleh karena itu cairan pendingin harus ditambahkan
additive untuk mencegah komponen mesin dari karat.
Periksa adittive tiap 500 jam operasi mesin atau enam
bulan, dan tambahkan jika perlu
 Pemeriksaan air radiator

 Lakukan pemeriksaan air radiator ketika engine


dingin, hati-hati jika membuka tutup radiator
ketika engine panas karena air panas dapat
menyembur keluar.

14
 Pastikan jarak ketinggiannya 1 cm dari tutup
(Filler).
 Periksa kondisi cap radiator, ganti jika rusak.
 Kencangkan tutup filler.
 Jika air radiator berkurang setiap hari periksa
kemungkinan kebocoran para cooling siste
 Prosedur penambahan air radiator
 Penambahan air radiator adalah dengan cara
mencampurkan antara air dan anti beku menurut
persen yang telah ditentukan, menuangkan anti
beku ke dalam mesin sebelum mencampur dengan
air akan menyebabkan mesin menjadi panas.

 Prosedur menguras air pendingin.


 Ganti cairan pendingin setiap 2000 jam operasi
mesin atau dua tahun.
 Bila cairan pendingin kotor, mesin terlalu panas
dan berbusa, bersihkanlah sistem pendingin
 Buang air radiator dengan membuka drain plug
yang berada di bawah tutup radiator.
 Gunakan penampungan untuk membuang cairan
pendingin mesin.

15
 Setelah cairan pendingin dikeluarkan, tutup katup
pembuangan di bawah radiator.
 Periksa seluruh saluran air pendingan apakah ada
yang rusak, terjepit, atau bocor, ganti jika perlu.
 Isi kembali radiator dengan air bersih tambahkan
adittive jika perlu.
 Pastikan tutup pengisi radiator dalam keadaan
terbuka, hidupkan mesin selama 5 menit.
 Matikan mesin dan buang cairan pembersih.
 Tambahkan air bersih ke dalam sistem
pendinginan, level air sesuai kerja mesin normal,
dan jaga level air selama selama 10 menit.
 Matikan mesin, buang air di dalam sistem
pendinginan. Jika cooling sistem masih kotor
ulangi langkah di atas hingga cooling sistem
bersih.
 Ganti cairan pembersih pendinginan dengan yang
baru, tutup semua katup pembuangan dan pastikan
pengisian air pendingin sudah sesuai level

3. Pelaksanaan Service sistem pernafasan engine


 Penggantian saringan udara.

16
 Jika dust indikator sudah menunjukan warna
merah, segera bersihkan atau ganti filter udara
 Matikan mesin, buka penutup mesin.
 Lepas penutup air cleaner bagian dalam dan bagian
luarnya.
 Lepas mur pada bagian atas main filter element,
dan keluarkan main filter element.

 Bersihkan bagian dalam dan luar saringan udara.


 Ganti main filter element dengan yang baru.
 Pasang kembali main filter element kedalam
rumahnya, pastikan seal pada main filter element
terpasang dengan benar.
 Kencangkan mur main filter element dengan
tangan. Pengencangan yang berlebihan akan
merusak main filter element .
 Bersihkan dan pasang penutup main filter element,
pastikan seal bagian dalam terpasang dengan baik.
 Pengganttian Safety Filter Element
 Matikan mesin, buka penutup mesin
 Tarik penutup bagian dalam dan luar air cleaner.
 Tarik main filter element.
 Buka mur pada bagian atas safety filter element,
dan tarik keluar safety filter element.
 Bersihkan penutup dalam filter element.
 Pasang safety filter element yang baru, pastikan
sealing ring terpasang dengan baik.

17
 Kencangkan mur safety filter element dengan
tangan, pengencangan yang berlebihan akan
merusak elemen.

 Pasang penutup bagian dalam dan luar main filter


element juga air cleaner.
 Kencangkan mur main filter element dengan
tangan, penggunaan alat akan merusak elemen.
Tekan dan pasang kembali serving indicator.

4. Pelaksanaan Service tanki bahan bakar


 Fuel tank
 Buka penutup mesin pada pintu bagian belakang,
buka fuel cap.
 Ketika membuka penutup fuel tank, pertama tekan
penguncinya kemudian putar kekiri.

 Cucilah strainer fuel tank secara rutin.


 Keluarkan flange cover dari fuel tank dan cuci
bagian dalam fuel tank.
 Penggantian fuel filter
 Pertama bersihkan fuel filter

18
 Gunakan sebuah belt wrench untuk membukanya.
 Keluarkan seal dari baut pengikat dan bersihkan.

 Pasang seal yang baru dan olesi permukaanya oil


yang bersih.
 Ketika seal telah terpasang dengan benar pasang
dan kencangkan fuel.
 Kencangkan fuel filter dengan menggunakan
tangan dan tambah 1/2 - 3/4 putaran
 Jangan menggunakan alat ketika pengencangaan
karena akan merusak tread.

5. Service sistem pelumasan /oli


 Pemeriksaan oli mesin
 Posisikan mesin pada daerah yang datar.
 Matikan mesin dan aktifkan rem parkir
 Tunggu sampai 10 menit setelah mesin dimatikan.
 Buka cover engine dan cek oli mesin dengan
menggunakan dipstick.

 Tarik dipstick, gunakan majun untuk


membersihkan dipstick, masukan kembali dipstick

19
kedalam mesin sampai ke bawah, dan tarik
kembali.
 Periksalah level oli berada diantara skala “L” dan
“H”
 Jika level oli berada dibawah skala “L” tambahkan
oli, dan jika level oli berada diatas skala “H”,
kurangi oli melalui drain port.
 Mengganti Oli
 Gantilah oli mesin secara teratur sesuai jadwal.
 Posisikan unit pada tempat yang datar.
 Hidupkan mesin selama 5 menit dan matikan
mesin.
 Aktifkan rem parkir.
 Drain oli melalui drain port dan ganti filter oli.

 Kencangkan drain plug.


 isi oli dengan yang baru sampai pada skala “H”
pada dipstick.
 Hidupkan mesin pada putaran idle
 Periksa kemungkinan kebocoran oli pada filter dan
drain plug.
 Matikan mesin, tunggu 10 menit pastikan oli telah
turun
 Periksa kembali level oli pada skala diantara L dan
H.
 Mengganti filter oli
 Bersihkan dudukan filter oil.

20
 Gunakan belt wrench untuk membuka filter oil.
 Gunakan kain untuk membersihkan gasket pada
mounting.
 Jika menggunakan O ring gantilah O ring tersebut
 Sebelum memasang o-ring yang baru lumasi
dengan oli bersih
 Gunakan kain untuk membersihkan gasket.

 Pasang filter oil pada dudukannya, menggunakan


tangan sampai gasket tertekan kencangkan filter ½
sd ¾ putaran dengan tangan.

6. Pelaksanaan Service perawatan transmissi


 Prosedur Pemeriksaan level oli transmisi
 Posisikan unit pada daerah yang datar.
 Posisikan handle transmisi pada posisi netral.
 Aktifkan rem parkir
 Penggantian Oli Transmisi
 Parkir unit pada tempat yang datar.
 Posisikan handle pada posisi netral
 Aktifkan parking brake.
 Hidupkan mesin pada putran idle beberapa saat.
 Drain oli transmissi melalui drain plug
 Cabut drain plug pendingin oli transmisi dibawah
radiator dan buka tutup pendingin oli transmisi
untuk mempercepat aliran oli.

21
 Isi kembali oli transmissi dengan spesifikasi yang
sama dan sesuai level.

Torque converter oil radiator

Air vent Oil filler

 Penggantian filter oli transmisi

 Bersihkan area sekitar filter oli transmisi, untuk


menghindari kotoran masuk kedalam sistem.
 Gunakan belt wrench untuk mencabut saringan oli
dari dudukannya.
 Gunakan kain bersih untuk membersihkan
permukaan dudukan saringan oli
 Pasang gasket saringan oli yang baru
 Kencangkan filter oli dengan menggunakan tangan
 kencangkan dengan menambah 1/3 - 1/2 putaran

7. Pelaksanaan service ( drive axle )


 Pemeriksaan level oli drive axle
 Tempatkan unit pada ditempat yang rata
 Posisikan level plug drive axle pada posisi
horizontal.
 Posisikan handle pada posisi netral dan aktifkan
parking brake.
 Bersihkan daerah dekat drain plug

22
 Buka drain plug dan periksa level oli pada drive
axle, jika oli masih mengalir berarti oli masih level.
Tambahkan oli jika level oli kurang.
 Putar dengan kencangkan kembali drain plug.
 Lakukan prosedur pemeriksaan untuk masing-
masing final drive.
Oil discharge
outlet

8. Pelaksanaan Service ( differensial )


 Penggantian oli differensial
 Jalankan kendaraan beberapa saat agar kotoran
bercampur dengan oli .
 Hentikan unit pada tempat yang rata.
 Matikan mesin
 Posisikan transmissi pada posisi netral dan aktifkan
parking brake.
 Buka drain plug dan buang oli pada tempat
penampungan.
 Setelah semua oli terbuang dengan sempurna
 Tutup kembali drain plug dan isi oli dengan yang
sesuai hingga level.

Oil filler
Oil discharge outlet

23
9. Pelaksanaan service ( hydraulik sistem )
 Pemeriksaan level oli hidraulik

 Ketika mengecek level oli minyak hidraulik,


posisikan unit pada tempat yang datar.
 Tempatkan bucket secara horisontal, segaris dengan
frame depan dan belakang
 Pada posisi ini level oli hidraulik pada 2/3 alat
pengukur.
 Penggantian oli hidraulik
 Bersihkan Tangki
 Posisikan unit pada bidang yang datar.
 Posisikan handle transmisi pada posisi netral
 Aktifkan parking brake dan jika perlu pasang wheel
choke.
 Hidupkan mesin pada putaran idle selama 10 menit
dan gerakan acting arm dan bucket secara berulang-
ulang dan terakhir gerakan acting arm dan bucket
hingga mentok dan matikan mesin.
 Gerakan lever control attacment pada posisi retract.
 Bersihkan daerah disekitar drain plug
 Buka drain plug dan tempatkan oli bekas pada
penampungan.
 Pada waktu mendrain oli buka tutup tangki agar oli
dapat mengalir dengan lancar.

24
 Buka hose yang menuju hidraulik cooling dan drain
oli.

 Lepas tutup filter dari tangki minyak hidraulik,


keluarkan filter elemen dan pasang elemen filter yang
baru.
 Lepas strainer dan bersihkan.
 Bersihkan tangki hidraulik menggunakan kain bersih.
 Pasang baut cover tangki hidraulik.
 Isi kembali dengan oli hidraulik dengan spesifikasi
yang sesuai.
 Hidupkan mesin
 Gerakan attachment secara berulang-ulang hingga
langkah maksimum, dengan tujuan memposisikan oli
hidraulik.
 Posisikan mesin pada putaran idle selama 5 menit
agar udara ke luar dari sistem.
 Matikan mesin.
 Tambahkan oli hidraulik jika kurang
 Penggantian filter pilot hidraulik
 Bersihkan daerah sekitar mangkok filter pilot
hidraulik
 Buka mangkok filter pilot hidraulik dengan belt
wrench
 Keluarkan filter element dan ganti dengan yang baru
 Ganti O – Ring di mangkok filter dengan yang baru
dan lumasi dengan oli hidraulik

25
 Pasangkan mangkok filter di tempatnya pastikan filter
element tidak jatuh
 Kencangkan dengan tangan dan tambah ½ sampai
dengan ¾ putaran

Filter Pilot Hidraulik


10. Pelaksanaan Service ( pemeriksaan rem )
 Pengetesan parking brake
 Secara teratur periksa kemampuan rem parkir unit
untuk memastikan keselamatan.
 Lakukan penyesuaian tekanan ban untuk nilai yang
ditetapkan, dan ukur ketinggian bucket yaitu 300 mm
dari tanah. Dan pastikan kemampuan pengereman unit
baik.
 Hidupkan mesin dan setel unit dengan menaikan
gradient 18% ( dengan sudut 10°-12'). Permukaan
jalan harus rata dan kering.
 Injak pedal rem untuk memastikan dapat bekerja
dengan baik.
 Posisikan handle transmisi pada posisi netral.
 Matikan engine.
 Tekan tombol parking brake, pelan-pelan lepaskan
pedal pengereman, dan periksa apakah posisi unit
tetap pada posisinya.
 Jika perlu lakukan penyetelan.

26
 Pengetesan service brake
 Sebelum melakukan pengetesan brake sistem ,
pastikan sistem rem parkir mesin beroperasi secara
normal agar berfungsi untuk pengereman keadaan
darurat.
 Jalankan unit berjalan lurus, pada permukaan jalan
kering pada kecepatan 32 km/h.
 Injak pedal rem untuk melakukan pengereman penuh.
 Setelah unit berhenti , posisikan handle transmisi pada
posisi netral, aktifkan parking brake.
 Periksa jarak pengereman unit dan jarak pengereman
haruslah tidak lebih dari 15m.
 Jalankan unit pada kecepatan 32 km/h, injak pedal
secara mendadak, gejala pengereman harus cepat, dan
unit tidak boleh lari ke luar jalur.

11. Pelaksanaan Service ( perawatan batterei )


 Berat jenis electrolyte battery bervariasi tergantung
temperatur.
 Berat jenis 1260 pada 160 c adalah nilai minimal
yang harus dipertahankan.
 Pada daerah yang bergaris miring ( gmb. D11 )
menunjukkan battery pada kondisi pengisian normal.
 Di luar daerah menunjukkan batttery perlu pengisian
ulang.

27
 Berat jenis elektrolit tidak boleh berbeda lebih dari
0,025 antara sel satu dan lainnya.
 Periksa berat jenis elektrolit pada tiap cell dengan
menggunakan hydrometer.
 Pemeriksaan dilakukan beberapa saat setelah
penambahan air suling.
 Isi ulang battery sekurang-kurangnya 1 jam sebelum
melakukan pemeriksaan berat jenis electrolyte
battery.
 Pakai kaca mata pelindung.
 Jaga posisi battery tetap horizontal.
 Jangan merokok dan bekerja dekat dengan nyala api.
 Bekerja pada daerah yang berventilasi baik.
 Apabila kulit atau mata kena percikan electrolyte,
bilas dengan air dingin selama 15 menit dan hubungi
dokter.

12. Pelaksanaan Service ( penggantian gigi bucket )


 Start engine dan angkat bucket,
 Tempatkan balok di bawah bucket.
 Tempatkan bucket di atas balok, ketinggian balok
dari bucket haruslah sesuai dengan keperluan untuk
menggantikan gigi.
 Matikan engine dan aktifkan parking brake.
 Lepas teeth bucket dengan melepas pin terlebih
dahulu.

28
 Bersihkan sekeliling gigi, snap ring dan pena, dan
pasang snap ring pada alur samping dari badan gigi
 Pasang teeth yang baru.
 Dari samping snap ring, sisipkan pena ke dalam snap
ring, sarung gigi dan badan gigi.

13. Pelaksanaan Service ( pengelasan )


 Lakukan prosedur pengelasan dengan benar untuk
keselamatan.
 Baca dan pahami persyaratan keselamatan mengenai
pengelasan unit.
 Putuskan sakelar negatip dari power supply sebelum
melakukan pengelasan.
 Cabut teminal papan instrumen / harnes kabel kabin
dan terminal komputer sebelum mengelas untuk
mencegah kerusakan.

 Jangan gunakan tegangan di atas 200V secara terus-


menerus.
 Jarak antara daerah pengelasan dan kabel ground
adalah di 1m.
 Hindari kabel grond diletakan dekat seal ring dan
bearing.
 Jangan mengelas atau memotong wadah atau pipa
yang berisikan oli atau bahan bakar.
 Jangan mengelas atau memotong bejana kedap udara

29
14. Pelaksanaan Service (penggantian air drier)
 Bersihkan daerah sekitar element air drier
 Gunakan belt wrench untuk membuka element air
drier
 Lumasi O – ring element air drier dengan engine oil.

 Bersihkan dudukan element air drier dengan


menggunakan kain lap bersih
 Pasang element ke dudukannya putar dengan tangan
hingga O ring menyentuh dudukan element
 Kencangkan element dengan tangan ½~¾ putaran
 Hidupkan engine periksa kebocoran udara di sekitar
air drier

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data yang telah kami susun dapat disimpulkan bahwa perawatan dan
pemeliharaan wheel loader terdapat perawatan preventive, perawatan setiap 10
jam/harian, setiap 50 jam/mingguan, setiap 100 jam/2 mingguan, setiap 250
jam/bulanan, setiap 500 jam/3 bulanan, 1000 jam/6 bulanan, 2000 jam/tahunan

31
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Liu Gong, 2009. Operator manual & maintenance wheel loader CLG 856. Jakarta:
PT. Indotruck utama training centre

Rochmanhadi, 1982. Aalat berat dan penggunaannya. Jakarta: Badan penerbit


departemen Pekerjaan Umum.

32

You might also like