Professional Documents
Culture Documents
Abstrack: smoking is a cylinder of paper a length between 70 and 120 mm with a diameter of
about 10 mm containing tobacco leavels that have been shredded. Cholesterol is a lipid that
circulates in the blood. Coronary heart disease, ranging from the occurrence of
atherosclerosis and that has to accumulation of fat or plaque on the walls of coronary
arteries, both accompanied by clinical symptomps or no symptoms. The purpose of this
research was to determine the relationship of a long history of smoking and total cholesterol
levels with the incidence of coronary heart disease. Samples in this study is 43 respondens.
The research is design of case control study with retrospective approaches and instruments
used in this study is the observation sheet. The result of research based on chi square tes
there is a long history of smoking relationship between p=0.004 and total cholesterol levels
of p=0.004 with coronary heart disease events in which the value of α=0.05. Conclusions of
this study indicate that there is a relationship between long history smoking and total
cholesterol to coronary heart disease events in the cardiac clinic RSU Pancaran Kasih
GMIM Manado. Suggestions for future research are expected to be a reference for research
on the development of a long history of smoking and total cholesterol with coronary heart
disease.
Keywords: coronary heart disease, smoking, cholesterol
Abstrak: Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.
Kolesterol adalah lipid yang bersirkulasi dalam darah. Penyakit jantung koroner adalah
penyakit jantung yang disebabkan oleh kerusakan arteri koroner, mulai dari terjadinya
arterosklerosis maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri
koroner, baik disertai gejala klinis ataupun tanpa gejala. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan riwayat lama merokok dan kadar kolesterol total dengan kejadian
penyakit jantung koroner. Sampel pada penelitian ini yaitu berjumlah 43 responden. Desain
penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian case control dengan pendekatan
retrospektif dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Hasil penelitian berdasarkan uji Chi-Square terdapat hubungan antara riwayat lama merokok
p=0,004 dan kadar kolesterol total p=0,004 dengan kejadian penyakit jantung koroner dimana
nilai α=0,05. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
riwayat lama merokok dan kadar kolesterol total dengan kejadian penyakit jantung koroner di
poliklinik jantung RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Saran untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pengembangan penelitian tentang riwayat lama
merokok dan kadar kolesterol total dengan kejadian penyakit jantung koroner.
Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner, rokok, kolesterol
1
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
2
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
ada tidaknya faktor resiko yang dialami intima yang diamati secara bertahap
(Notoatmodjo, 2010). meningkat ketika dekade keempat dan
Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik kemudian menipis secara bertahap. Hal ini
Jantung RSU Pancaran Kasih Manado didukung oleh peneliti sebelumnya yang
pada tanggal 21-28 November 2016 9. dilakukan Dayu (2015), dengan jumlah
Pengumpulan data dilakukan dengan responden didapatkan rentang usia
menggunakan lembar isian dan lembar terbanyak yakni > 40 tahun. Peneliti
observasi. Populasi dalam penelitian ini berasumsi bahwa rentang usia perokok
adalah seluruh pasien yang terdiagnosa dari usia 46 sampai dengan > 55 tahun
penyakit jantung coroner yang berjumlah memiliki resiko lebih tinggi terkena
143 orang. Sampel dalam penelitian ini penyakit jantung koroner dikarenakan
adalah 43 responden yang berada di pada saat seseorang berusia mulai dari 20
poliklinik jantung. Teknik yang dipakai tahun hingga lansia akan mengalami
penelitian ini adalah consecutive sampling peningkatan kadar kolesterol di dalam
yaitu menetapkan sampel dengan cara darah jika pada masa mudanya tidak
memilih sampel diantara populasi sesuai menjaga pola hidup maka pada saat
yang dikehendaki peneliti sehingga sampel memasuki usia lanjut maka kemungkinan
tersebut mewakili karakteristik populasi besar dapat menderita kolestrolemia yang
yang telah dikenal sebelumnya. merupakan resiko PJK.
Pengukuran sampel secara umum akan
besar populasi < 1000, maka sampel bisa Tabel 2. Distibusi frekuensi jenis kelamin
diambil 20-30% (Setiadi, 2013). Kriteria responden
Inklusi: Pasien dengan kebiasaan merokok Jenis Kelamin n %
dan Pasien yang memiliki data hasil Laki-laki 28 65.1
Perempuan 15 34.9
pemeriksaan laboratorium atau kadar
Jumlah 43 100.0
kolesterol.
Sumber: Data Primer 2016
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil analisis data pada tabel 2
Tabel 1. Distibusi frekuensi umur menunjukkan bahwa sebagian besar
responden responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
Umur n % 28 responden (65,1 %).
25-35 tahun 7 16.2 Pria mempunyai resiko lebih besar
36-46 tahun 11 25.6
47-58 tahun 19 44.2
dari perempuan dan mendapat serangan
> 59 tahun 6 14.0 lebih awal dalam kehidupannya
Jumlah 43 100.0 dibandingkan wanita (Nasional Heart,
Sumber: Data Primer 2016 Lung and Blood Institute, 2011). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan
Hasil analisis data pada tabel 1 oleh Dayu (2015) yang menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik responden berdasarkan jenis
responden berada pada rentang umur 47- kelamin laki-laki lebih banyak
58 tahun berjumlah 19 responden (44,2 %) dibandingkan perempuan. Dengan
dan yang paling sedikit adalah responden demikian peneliti berasumsi bahwa jenis
pada kelompok umur yaitu >59 tahun kelamin laki-laki lebih beresiko
berjumlah 6 responden (14,0 %). mendapatkan penyakit jantung koroner
Menurut pendapat Deopujari (dalam dikarenakan kebanyakan perokok adalah
Irwanto, 2013) perubahan utama yang laki-laki dan merokok sendiri merupakan
terjadi oleh penuaan adalah penebalan resiko utama penyakit jantung koroner.
tunika intima disertai tunika media yang
mengalami fibrosis. Ketebalan dari tunika
3
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
Tabel 3. Distribusi frekuensi latar Hasil analisis data pada tabel 5.4
belakang pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar
Pendidikan n % responden berada pada pekerjaan swasta
SD 7 16.2 yaitu 17 responden (39,5 %) dan yang
SMP 19 44.2
paling sedikit berada pada pekerjaan PNS
SMA 11 25.6
DIII/ SI 6 14.0 yaitu 5 responden (11,6 %).
Jumlah 43 100.0 Hal ini di karenakan bahwa pekerjaan
Sumber: Data Primer 2016 bukan penghalang seseorang untuk datang
dan memeriksakan kesehatan ke pelayanan
Hasil analisis data pada tabel 3 kesehatan. Hal ini sejalan dengan
menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian yang dilakukan oleh Soeharto
responden berlatar belakang pendidikan (2007) yang menyatakan tidak ada
SMP yaitu 19 responden (44,2 %) dan hubungan antara pekerjaan dengan
yang paling sedikit adalah responden yang penyakit jantung koroner.
berlatar belakang pendidikan DIII/SI yaitu Yayu (2015), salah satu faktor
6 responden (14,0 %). struktur sosial yaitu pekerjaan akan
Karena semakin tinggi pendidikan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
responden maka semakin banyak kesehatan, pekerjaan seseorang dapat
pengetahuan dan informasi yang akan mencerminkan sedikit banyaknya
diterima responden dalam menjalani informasi yang diterima, informasi
kehidupan. Hasil penelitian ini tidak sesuai tersebut akan membantu seseorang dalam
dengan hasil penelitianyang dilakukan mengambil keputusan untuk
oleh Nurhidayat (2015), menunjukan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada hubungan yang bermakna antara ada. Pekerjaan sangat berkaitan dengan
pendidikan rendah dan menengah atas pola hidup karena bila pekerjaan sebagai
dengan kepatuhan dalam melaksanakan swasta maka lebih banyak waktu mluang
kepatuhan berobat penderita jantung untuk mengkonsumsi rokok dang
koroner. Penelitian yang dilakukan oleh memakan mkanan yang mengandung
Petch (2011) memperkuat bahwa tingkat kolesterol yang tinggi dengan demikian
pendidikan dengan jantung koroner tidak akan lebih beresiko meningkatkan
ada hubungan antara pendidikan dengan terjadinya jantung coroner.
jantung koroner. Hal ini disebabkan tidak
selamanya pasien yang berpendidikan Tabel 5. Hubungan riwayat lama merokok
dasar tingkat pengetahuannya tentang dengan kejadian penyakit jantung coroner
Penyakit Jantung
penyakit jantung koroner rendah dan juga Koroner Total OR P
tidak semuanya pasien yang berpendidikan Akut Kronik
Peroko 8 3 11
menengah keatas tingkat pengetahuannya Riwayat k Baru 18.6% 7.0% 25.6%
tentang penyakit jantung koroner tinggi. Lama Peroko
7 25 32
Merokok k 9.52 0.00
16.3% 58.1% 74.4%
Lama 4 4
43
15 28
Tabel 4. Distribusi frekuensi pekerjaan Total 100.0
34.9% 65.1%
%
responden Sumber: Data Primer 2016
Pekerjaan n %
Swasta 17 39.5
Petani 10 23.3 Hasil analisis data pada tabel 5.8
Nelayan 11 25.6 menunjukkan bahwa dari 43 responden
PNS 5 11.6 (100 %), perokok baru dengan kejadian
Jumlah 43 100.0 penyakit jantung koroner sebanyak 11
Sumber: Data Primer 2016 responden (25,6 %), dan perokok lama
4
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
5
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
sebanyak 15 responden (34,9 %), dan Hasil penelitin ini sejalan dengan
kolesterol tinggi dengan kejadian penyakit penelitian yang dilakukan Dadang (2010)
jantung koroner sebanyak 28 responden didapatkana nilai p=0.01<0.05 dengan
(65,1 %). kesimpulan terdapat hubungan yang
Berdasarkan hasil analisa data dengan signifikan antara kolesterol total dan
uji Chi Square didapatkan p=0,004 (< α kolesterol hdl pada penderita infark
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan miokard akut di RSUD DR. Saiful Anwar
bahwa terdapat hubungan yang signifikan Malang.
antara kadar kolesterol total dengan
kejadian penyakit jantung koroner. Pada SIMPULAN
penelitian ini menunjukkan hasil odds Dari hasil penelitian yang dilakukan di
ratio yaitu 9.200 yang berarti bahwa Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
pasien dengan kadar kolesterol tinggi Manado, dari tanggal 21 November
mempunyai peluang 9.2 kali lebih besar sampai 28 November 2016 maka
mengalami penyakit jantung koroner disimpulkan bahwa sebagian besar
dibandingkan pasien dengan kadar responden yang menderita penyakit
kolesterol normal. jantung koroner adalah kategori kronik,
LDL (Low Density Lipoprotein) sebagian besar responden yang memiliki
kolesterol merupakan jenis kolesterol yang riwayat lama merokok adalah kategori ≥
bersifat buruk atau merugikan (bad 10 tahun, sebagian besar responden
cholesterol), karena kadar LDL kolesterol memiliki kadar kolesterol total ≥
yang meninggi akan menyebabkan 200mg/dl, ada hubungan yang signifikan
penebalan dinding pembuluh darah. Kadar antara riwayat lama merokok dengan
LDL kolesterol lebih tepat sebagai kejadian penyakit jantung koroner di
petunjuk untuk mengetahui risiko PJK Poliklinik Jantung RSU Pancaran Kasih
daripada kadar kolesterol total saja. Kadar GMIM Manado, ada hubungan yang
LDL kolesterol > 130 mg/dl akan signifikan antara kadar kolesterol total
meningkatkan risiko terjadinya PJK. Kadar dengan kejadian penyakit jantung koroner
LDL kolesterol yang tinggi ini dapat di Poliklinik Jantung RSU Pancaran Kasih
diturunkan dengan diet (Answar, 2015). GMIM Manado.
Kolesterol yang tinggi akan menempel
pada pembuluh darah dan mengakibatkan DAFTAR PUSTAKA
terhambatnya aliran darah kejantung dan Answar. (2015). Faktor-Faktor Risiko
terhambatnya oksigen yang ada dalam PJK. Bagian Ilmu Gizi FK. USU,
darah, dengan begitu jantung akan Medan.
kekurangan suplai darah dan O2 yang akan Bahri, T. (2015). Penyakit Jantung
mengakibatkan cara kerja jantung Koroner dan Hipertensi. Jakarta :
terhambat dan melemahnya otot-otot Rineka Cipta.
jantung (Bahri, 2015). Dadang. (2010). Hubungan Perokok
Hal diatas menurut asumsi peneliti dengan Rasio Kadar Kolesterol
kadar kolesterol tinggi lebih mudah untuk Total dan Kolesterol HDL pada
terjadinya penyakit jantung koroner Penderita Infark Miokard Akut di
disebabkan adanya penumpukan kolesterol RSUD DR. Saiful Anwar Malang
dalam pembuluh darah yang akan Dayu, M. (2015). Hubungan riwayat lama
menyebabkan peredaran darah ke jantung merokok dengan angka kejadian
terhambat dan cara kerja jantung penyakit jantung koroner di rsud
terganggu. Dengan demikian tidak sedikit dr. H. Abdul moeloek provinsi
penderita kolesterol terjadinya penyakit lampung tahun 2015. Diakses
jantung koroner. tanggal 20 april 2016 jam 22.16
WITA.
6
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017