You are on page 1of 7

e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN RIWAYAT LAMA MEROKOK DAN KADAR KOLESTEROL TOTAL


DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK
JANTUNG RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Cicilia Seplin Malaeny


Mario Katuuk
Franly Onibala

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : ciciliaseplinmalaeny@yahoo.co.id

Abstrack: smoking is a cylinder of paper a length between 70 and 120 mm with a diameter of
about 10 mm containing tobacco leavels that have been shredded. Cholesterol is a lipid that
circulates in the blood. Coronary heart disease, ranging from the occurrence of
atherosclerosis and that has to accumulation of fat or plaque on the walls of coronary
arteries, both accompanied by clinical symptomps or no symptoms. The purpose of this
research was to determine the relationship of a long history of smoking and total cholesterol
levels with the incidence of coronary heart disease. Samples in this study is 43 respondens.
The research is design of case control study with retrospective approaches and instruments
used in this study is the observation sheet. The result of research based on chi square tes
there is a long history of smoking relationship between p=0.004 and total cholesterol levels
of p=0.004 with coronary heart disease events in which the value of α=0.05. Conclusions of
this study indicate that there is a relationship between long history smoking and total
cholesterol to coronary heart disease events in the cardiac clinic RSU Pancaran Kasih
GMIM Manado. Suggestions for future research are expected to be a reference for research
on the development of a long history of smoking and total cholesterol with coronary heart
disease.
Keywords: coronary heart disease, smoking, cholesterol

Abstrak: Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.
Kolesterol adalah lipid yang bersirkulasi dalam darah. Penyakit jantung koroner adalah
penyakit jantung yang disebabkan oleh kerusakan arteri koroner, mulai dari terjadinya
arterosklerosis maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri
koroner, baik disertai gejala klinis ataupun tanpa gejala. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan riwayat lama merokok dan kadar kolesterol total dengan kejadian
penyakit jantung koroner. Sampel pada penelitian ini yaitu berjumlah 43 responden. Desain
penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian case control dengan pendekatan
retrospektif dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Hasil penelitian berdasarkan uji Chi-Square terdapat hubungan antara riwayat lama merokok
p=0,004 dan kadar kolesterol total p=0,004 dengan kejadian penyakit jantung koroner dimana
nilai α=0,05. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
riwayat lama merokok dan kadar kolesterol total dengan kejadian penyakit jantung koroner di
poliklinik jantung RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Saran untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pengembangan penelitian tentang riwayat lama
merokok dan kadar kolesterol total dengan kejadian penyakit jantung koroner.
Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner, rokok, kolesterol

1
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN (pengapuran atau penebalan dinding


Penyakit jantung koroner merupakan pembuluh darah). Nikotin juga
penyakit jantung yang paling ditakuti oleh merangsang peningkatan tekanan darah
masyarakat dikarenakan penyakit ini bisa dan zat kimia yang terkandung dalam
menyebabkan kematian tiba-tiba. Faktor rokok dapat meningkatkan kadar
resiko penyakit jantung adalah umur, jenis kolesterol jahat Low Density Lipoprotein
kelamin atau genetik, kebiasaan merokok, (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol
aktivitas fisik yang kurang, obesitas, baik High Density Lipoprotein (HDL)
diabetes melitus, stress dan diet (kebiasaan (Sianturi, 2013).
atau pola makan). Faktor diet seperti Kolesterol adalah suatu zat lemak
asupan asam lemak tidak jenuh tunggal, yang beredar di dalam yang di produksi
serat larut air, karbohidrat komplek dan oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh.
diet vegetarian akan berpengaruh positif Kolesterol yang berlebihan dalam darah
terhadap peningkatan kadar kolesterol akan menimbulkan masalah terutama pada
HDL (Soeharto, 2007). pembuluh darah jantung dan otak. Darah
Merokok merupakan salah satu kebiasaan mengandung kolesterol, dimana 80%
hidup yang dapat mempengaruhi kolesterol darah tersebut diproduksi oleh
kesehatan pembuluh darah. Pada keadaan tubuh sendiri dan hanya 20% yang berasal
merokok, pembuluh darah di beberapa dari makanan. Kolesterol yang diproduksi
bagian tubuh akan mengalami terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL
penyempitan, dalam kondisi ini (High Density Lipoprotein) dan kolesterol
dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi LDL (Low Density Lipoprotein) (Siswono,
supaya darah dapat mengalir ke organ- 2006).
organ tubuh dengan jumlah yang tetap. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa
Untuk itu jantung harus memompa darah perlu melakukan penelitian dengan judul
lebih kuat, sehingga tekanan pada “Hubungan riwayat lama merokok dan
pembuluh darah meningkat. Efek merokok kadar kolesterol total dengan kejadian
akan mengakibatkan vasokonstriksi pada penyakit jantung coroner di poliklinik
pembuluh darah perifer dan pembuluh di jantung RSU Pancaran Kasih GMIM
ginjal sehingga terjadi peningkatan Manado”.
tekanan darah (Dadang, 2010).
Menghisap sebatang rokok akan METODE PENELITIAN
mempunyai pengaruh besar terhadap Desain penelitian menggunakan rancangan
kenaikan kadar kolesterol yang akan penelitian case control dengan pendekatan
mengakibatkan gangguan pada jantung, retrospektif. Desain penelitian yang
hal ini disebabkan oleh zat-zat yang dimaksudkan adalah suatu penelitian
terkandung dalam asap rokok. Asap rokok (survei) analitik yang menyangkut
terdiri dari 4000 bahan kimia dan 200 bagaimana faktor resiko dipelajari dengan
diantaranya beracun, antara lain Carbon menggunakan pendekatan retrospektif.
Monoxide (CO) yang dihasilkan oleh asap Pada studi kasus kontrol, observasi atau
rokok dan dapat menyebabkan pembuluh pengukuran terhadap variabel independen
darah menyempit, sehingga tekanan darah dan dependen tidak dilakukan dalam satu
naik, dnding pembuluh darah dapat robek. waktu, melainkan variabel dependen
Gas CO dapat pula menimbulkan dilakukan pengukuran terlebih dahulu ,
desaturasi pada hemoglobin, menurunkan baru meruntut kebelakang untuk mengukur
langsung peredaran oksigen untuk jaringan variabel independen. Studi kasus kontrol
seluruh tubuh termasuk miokard. CO sering disebut studi retrospektif karena
menggantikan tempat oksigen di faktor resiko diukur dengan melihat
hemoglobin, mengganggu pelepasan kejadian masa lampau untuk mengetahui
oksigen, dan mempercepat atherosclerosis

2
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

ada tidaknya faktor resiko yang dialami intima yang diamati secara bertahap
(Notoatmodjo, 2010). meningkat ketika dekade keempat dan
Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik kemudian menipis secara bertahap. Hal ini
Jantung RSU Pancaran Kasih Manado didukung oleh peneliti sebelumnya yang
pada tanggal 21-28 November 2016 9. dilakukan Dayu (2015), dengan jumlah
Pengumpulan data dilakukan dengan responden didapatkan rentang usia
menggunakan lembar isian dan lembar terbanyak yakni > 40 tahun. Peneliti
observasi. Populasi dalam penelitian ini berasumsi bahwa rentang usia perokok
adalah seluruh pasien yang terdiagnosa dari usia 46 sampai dengan > 55 tahun
penyakit jantung coroner yang berjumlah memiliki resiko lebih tinggi terkena
143 orang. Sampel dalam penelitian ini penyakit jantung koroner dikarenakan
adalah 43 responden yang berada di pada saat seseorang berusia mulai dari 20
poliklinik jantung. Teknik yang dipakai tahun hingga lansia akan mengalami
penelitian ini adalah consecutive sampling peningkatan kadar kolesterol di dalam
yaitu menetapkan sampel dengan cara darah jika pada masa mudanya tidak
memilih sampel diantara populasi sesuai menjaga pola hidup maka pada saat
yang dikehendaki peneliti sehingga sampel memasuki usia lanjut maka kemungkinan
tersebut mewakili karakteristik populasi besar dapat menderita kolestrolemia yang
yang telah dikenal sebelumnya. merupakan resiko PJK.
Pengukuran sampel secara umum akan
besar populasi < 1000, maka sampel bisa Tabel 2. Distibusi frekuensi jenis kelamin
diambil 20-30% (Setiadi, 2013). Kriteria responden
Inklusi: Pasien dengan kebiasaan merokok Jenis Kelamin n %
dan Pasien yang memiliki data hasil Laki-laki 28 65.1
Perempuan 15 34.9
pemeriksaan laboratorium atau kadar
Jumlah 43 100.0
kolesterol.
Sumber: Data Primer 2016
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil analisis data pada tabel 2
Tabel 1. Distibusi frekuensi umur menunjukkan bahwa sebagian besar
responden responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
Umur n % 28 responden (65,1 %).
25-35 tahun 7 16.2 Pria mempunyai resiko lebih besar
36-46 tahun 11 25.6
47-58 tahun 19 44.2
dari perempuan dan mendapat serangan
> 59 tahun 6 14.0 lebih awal dalam kehidupannya
Jumlah 43 100.0 dibandingkan wanita (Nasional Heart,
Sumber: Data Primer 2016 Lung and Blood Institute, 2011). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan
Hasil analisis data pada tabel 1 oleh Dayu (2015) yang menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik responden berdasarkan jenis
responden berada pada rentang umur 47- kelamin laki-laki lebih banyak
58 tahun berjumlah 19 responden (44,2 %) dibandingkan perempuan. Dengan
dan yang paling sedikit adalah responden demikian peneliti berasumsi bahwa jenis
pada kelompok umur yaitu >59 tahun kelamin laki-laki lebih beresiko
berjumlah 6 responden (14,0 %). mendapatkan penyakit jantung koroner
Menurut pendapat Deopujari (dalam dikarenakan kebanyakan perokok adalah
Irwanto, 2013) perubahan utama yang laki-laki dan merokok sendiri merupakan
terjadi oleh penuaan adalah penebalan resiko utama penyakit jantung koroner.
tunika intima disertai tunika media yang
mengalami fibrosis. Ketebalan dari tunika

3
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Tabel 3. Distribusi frekuensi latar Hasil analisis data pada tabel 5.4
belakang pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar
Pendidikan n % responden berada pada pekerjaan swasta
SD 7 16.2 yaitu 17 responden (39,5 %) dan yang
SMP 19 44.2
paling sedikit berada pada pekerjaan PNS
SMA 11 25.6
DIII/ SI 6 14.0 yaitu 5 responden (11,6 %).
Jumlah 43 100.0 Hal ini di karenakan bahwa pekerjaan
Sumber: Data Primer 2016 bukan penghalang seseorang untuk datang
dan memeriksakan kesehatan ke pelayanan
Hasil analisis data pada tabel 3 kesehatan. Hal ini sejalan dengan
menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian yang dilakukan oleh Soeharto
responden berlatar belakang pendidikan (2007) yang menyatakan tidak ada
SMP yaitu 19 responden (44,2 %) dan hubungan antara pekerjaan dengan
yang paling sedikit adalah responden yang penyakit jantung koroner.
berlatar belakang pendidikan DIII/SI yaitu Yayu (2015), salah satu faktor
6 responden (14,0 %). struktur sosial yaitu pekerjaan akan
Karena semakin tinggi pendidikan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
responden maka semakin banyak kesehatan, pekerjaan seseorang dapat
pengetahuan dan informasi yang akan mencerminkan sedikit banyaknya
diterima responden dalam menjalani informasi yang diterima, informasi
kehidupan. Hasil penelitian ini tidak sesuai tersebut akan membantu seseorang dalam
dengan hasil penelitianyang dilakukan mengambil keputusan untuk
oleh Nurhidayat (2015), menunjukan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada hubungan yang bermakna antara ada. Pekerjaan sangat berkaitan dengan
pendidikan rendah dan menengah atas pola hidup karena bila pekerjaan sebagai
dengan kepatuhan dalam melaksanakan swasta maka lebih banyak waktu mluang
kepatuhan berobat penderita jantung untuk mengkonsumsi rokok dang
koroner. Penelitian yang dilakukan oleh memakan mkanan yang mengandung
Petch (2011) memperkuat bahwa tingkat kolesterol yang tinggi dengan demikian
pendidikan dengan jantung koroner tidak akan lebih beresiko meningkatkan
ada hubungan antara pendidikan dengan terjadinya jantung coroner.
jantung koroner. Hal ini disebabkan tidak
selamanya pasien yang berpendidikan Tabel 5. Hubungan riwayat lama merokok
dasar tingkat pengetahuannya tentang dengan kejadian penyakit jantung coroner
Penyakit Jantung
penyakit jantung koroner rendah dan juga Koroner Total OR P
tidak semuanya pasien yang berpendidikan Akut Kronik
Peroko 8 3 11
menengah keatas tingkat pengetahuannya Riwayat k Baru 18.6% 7.0% 25.6%
tentang penyakit jantung koroner tinggi. Lama Peroko
7 25 32
Merokok k 9.52 0.00
16.3% 58.1% 74.4%
Lama 4 4
43
15 28
Tabel 4. Distribusi frekuensi pekerjaan Total 100.0
34.9% 65.1%
%
responden Sumber: Data Primer 2016
Pekerjaan n %
Swasta 17 39.5
Petani 10 23.3 Hasil analisis data pada tabel 5.8
Nelayan 11 25.6 menunjukkan bahwa dari 43 responden
PNS 5 11.6 (100 %), perokok baru dengan kejadian
Jumlah 43 100.0 penyakit jantung koroner sebanyak 11
Sumber: Data Primer 2016 responden (25,6 %), dan perokok lama

4
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

dengan kejadian penyakit jantung koroner rokok menyebabkan mobilisasi


sebanyak 32 responden (74,4 %). katekolamin yang dapat menambah reaksi
Berdasarkan hasil analisa data dengan trombosit yang menyebabkan kerusakaan
uji Chi Square didapatkan p=0,004 (< α pada dinding arteri, sedangkan
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan glikoprotein tembakau dapat menimbulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan reaksi trombosit dan menyebabkan
antara lama merokok dengan kejadian kerusakan pada dinding arteri, sedangkan
penyakit jantung koroner. Pada penelitian glikoprotein tembakau dapat menimbulkan
ini menunjukkan hasil odds ratio yaitu reaksi hipersensitif dinding arteri.
9.524 yang berarti bahwa pasien dengan Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
riwayat merokok lama mempunyai disimpulkan bahwa merokok merupakan
peluang 9.524 kali lebih besar mengalami kebiasaan hidup yang dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner dibandingkan Penyakit Jantung Koroner ( PJK ).
pasien dengan riwayat merokok baru. Merokok depat meningkatkan kadar LDL
Perokok aktif lebih mudah untuk dan menurunkan kadar HDL dalam darah
terdiagnosa penyakit jantung koroner, sehingga dapat menyebabkan peningkatan
karena 9 dari 10 orang perokok aktif kolestrol dalam darah yang memicu
terdiagnosa penyakit jantung coroner terjadinya aterosklerosis dan kemudian
dibandingakan dengan orang yang dapat menyebabkan PJK (Paul, 2007).
mengkonsumsi rokok pada waktu tertentu Hasil penelitian ini sejalan dengan
misalnya pada saat stress, banyak penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo
pekerjaan dan lain-lain. Bahan berbahaya (2014), didapatkan hasil p=0.000, dengan
nikotin yang terkandung dalam sebatang kesimpulan terdapat hubungan kebiasan
rokok akan mengakibatkan terjadinya merokok dengan kejadian penyakit jantung
penumpukan bahan nikotin pada jantung koroner pada anak remaja.
dengan begitu cara kerja jantung akan Penelitian ini juga sejalan dengan
terganggu dan mengakibatkan aliran darah penelitian yang dilakukan oleh Meri
balik akan terhambat. Pada perokok lama (2015), dimana nilai p=0.009, dengan
bahan nikotin sudah terjadinya kesimpulan terdapat hubungan lama
penumpukan pada jantung dengan begitu merokok dengan angaka kejadian penyakit
prevelensi penderita penyakit jantung jantung coroner. Riwayat lama merokok
coroner terbanyak disebabkan oleh gaya lebih dominan untuk terjadinya penyakit
hidup yang khususnya disebabkan oleh jantung coroner dibandingkan dengan
perokok aktif (Wirakusuma, 2014). yang tidak merokok.
Merokok dapat mendorong perkembangan
aterosklerosis dengan memulai cedera Tabel 6. Hubungan Kadar Kolesterol Total
pada endotel, mungkin karena produksi dengan Kejadian Penyakit Jantung
radikal bebas atau melalui toksik langsung Koroner
dari komponen asap rokok. Bahkan Penyakit Jantung
Koroner Total OR P
paparan singkat asap rokok telah diketahui Akut Kronik
dapat mengaktifkan leukosit, merangsang Kadar
Kolesterol 10 5 15
Normal 23.3% 11.6% 34.9%
pelepasan prokoagulan, faktor von Kolesterol
Kolesterol 5 23 28
Total 9.200 0.004
Willebrand (vWF ) dan menyebabkan Tinggi 11.6% 53.5% 65.1%
15 28 43
kerusakan endotel. Efek ini memulai Total
34.9% 65.1% 100.0%
mekanisme inflamasi yang menyebabkan Sumber: Data Primer 2016
aterosklerosis. Mekanisme disfungsi
endotel dan penurunan kemampuan Hasil analisis data pada tabel 5.9
dilatasi disebabkan karena efek nikotin. menunjukkan bahwa dari 43 responden
Selain itu, nikotin juga memiliki efek (100 %), kolesterol normal dengan
pembentukan radikal bebas. Nikotin dalam kejadian penyakit jantung koroner

5
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

sebanyak 15 responden (34,9 %), dan Hasil penelitin ini sejalan dengan
kolesterol tinggi dengan kejadian penyakit penelitian yang dilakukan Dadang (2010)
jantung koroner sebanyak 28 responden didapatkana nilai p=0.01<0.05 dengan
(65,1 %). kesimpulan terdapat hubungan yang
Berdasarkan hasil analisa data dengan signifikan antara kolesterol total dan
uji Chi Square didapatkan p=0,004 (< α kolesterol hdl pada penderita infark
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan miokard akut di RSUD DR. Saiful Anwar
bahwa terdapat hubungan yang signifikan Malang.
antara kadar kolesterol total dengan
kejadian penyakit jantung koroner. Pada SIMPULAN
penelitian ini menunjukkan hasil odds Dari hasil penelitian yang dilakukan di
ratio yaitu 9.200 yang berarti bahwa Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
pasien dengan kadar kolesterol tinggi Manado, dari tanggal 21 November
mempunyai peluang 9.2 kali lebih besar sampai 28 November 2016 maka
mengalami penyakit jantung koroner disimpulkan bahwa sebagian besar
dibandingkan pasien dengan kadar responden yang menderita penyakit
kolesterol normal. jantung koroner adalah kategori kronik,
LDL (Low Density Lipoprotein) sebagian besar responden yang memiliki
kolesterol merupakan jenis kolesterol yang riwayat lama merokok adalah kategori ≥
bersifat buruk atau merugikan (bad 10 tahun, sebagian besar responden
cholesterol), karena kadar LDL kolesterol memiliki kadar kolesterol total ≥
yang meninggi akan menyebabkan 200mg/dl, ada hubungan yang signifikan
penebalan dinding pembuluh darah. Kadar antara riwayat lama merokok dengan
LDL kolesterol lebih tepat sebagai kejadian penyakit jantung koroner di
petunjuk untuk mengetahui risiko PJK Poliklinik Jantung RSU Pancaran Kasih
daripada kadar kolesterol total saja. Kadar GMIM Manado, ada hubungan yang
LDL kolesterol > 130 mg/dl akan signifikan antara kadar kolesterol total
meningkatkan risiko terjadinya PJK. Kadar dengan kejadian penyakit jantung koroner
LDL kolesterol yang tinggi ini dapat di Poliklinik Jantung RSU Pancaran Kasih
diturunkan dengan diet (Answar, 2015). GMIM Manado.
Kolesterol yang tinggi akan menempel
pada pembuluh darah dan mengakibatkan DAFTAR PUSTAKA
terhambatnya aliran darah kejantung dan Answar. (2015). Faktor-Faktor Risiko
terhambatnya oksigen yang ada dalam PJK. Bagian Ilmu Gizi FK. USU,
darah, dengan begitu jantung akan Medan.
kekurangan suplai darah dan O2 yang akan Bahri, T. (2015). Penyakit Jantung
mengakibatkan cara kerja jantung Koroner dan Hipertensi. Jakarta :
terhambat dan melemahnya otot-otot Rineka Cipta.
jantung (Bahri, 2015). Dadang. (2010). Hubungan Perokok
Hal diatas menurut asumsi peneliti dengan Rasio Kadar Kolesterol
kadar kolesterol tinggi lebih mudah untuk Total dan Kolesterol HDL pada
terjadinya penyakit jantung koroner Penderita Infark Miokard Akut di
disebabkan adanya penumpukan kolesterol RSUD DR. Saiful Anwar Malang
dalam pembuluh darah yang akan Dayu, M. (2015). Hubungan riwayat lama
menyebabkan peredaran darah ke jantung merokok dengan angka kejadian
terhambat dan cara kerja jantung penyakit jantung koroner di rsud
terganggu. Dengan demikian tidak sedikit dr. H. Abdul moeloek provinsi
penderita kolesterol terjadinya penyakit lampung tahun 2015. Diakses
jantung koroner. tanggal 20 april 2016 jam 22.16
WITA.

6
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Irwanto. (2013). Profil pasien penyakit http://aguscoy.wordpress.com.


jantung koronerdi poli jantung Diakses tanggal 10 Februari 2016.
rumah sakit umum pusat Haji 15.35 wita
Adam Malik Medanpada tahun Wardoyo. (2014). Hubungan Antara Sikap
2013. Diakses tanggal 10 Terhadap Merokok dengan
november 2015 jam 13.55 WITA. Kebiasaan Merokok Pada Remaja.:
http:// repository.usu.ac.id http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/colle
Meri, D. (2015). Hubungan Riwayat Lama ct/skripsi/index/assoc/HASH01f5.d
Merokok dengan Angka Kejadian ir/doc.pdf. Diakses tanggal 13
Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Februari 2016. 15.50 wita
Gizi Universitas Malahayati Wirakusuma. (2014). Polusi Udara dan
Lampung. Rokok Alfa-I Antitripsin.
Nasional Heart Lung and Blood Institute. Surabaya: Air Langga University
(2011). Diakses tanggal 29 April Press.
2016 jam 20.00 Yayu. (2015). Rokok dan Kesehatan
WITA.http://www.nhlbi.nih.gov/he Jantung. National Cardiovascular
alth. Center. Dalam
Notoatmodjo. (2010). Metodologi http://www.pjnhk.go.id/index.php?
Penelitian Kesehatan. Jakarta: option=com_content&task=view&i
Rineka d=183&Itemid=31. Diakses
Nurhidayat. (2015). Hubungan Antara tanggal 14 Februari 2016. 15.50
Merokok Dengan Kadar Kolesterol wita
Total Pada Pegawai Pabrik Gula
Tasikmadu Karanganyar. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah
Surakarta.
Paul SL, Thrift AG, Donman GA. (2007).
Smoking As a crucial Independent
Determinant of Smoke. Tobacco
Induced Disease
Petch. (2011). Penyakit Jantung, Arcan:
Dalam
http://books.google.co.id/books?id
=xkzIOSgL4LEC&printsec=frontc
over&dq=iman+soeharto&lr.
Diakses Tanggal 11 Februari 2016,
10.05 wita
Profil RSU Pancaran Kasih GMIM
Manado
Setiadi. (2013). Konsep & Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Siswono. (2006). Bahaya Dari Kolesterol
Tinggi.
Soeharto, I. (2007). “Serangan Jantung dan
Stroke (Hubungannya dengan
Lemak dan Kolesterol)”. Jakarta
Sianturi. (2013). Merokok dan Kesehatan.
Dalam

You might also like