You are on page 1of 6

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No.

2 Mei 2014 ISSN 2302 - 2493

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica


papaya L) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus mucculus)

Stella Octavianus1), Fatimawali 1) dan Widya A. Lolo1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

The objectives of this research were to find out analgesic effect of pepaya leaf etanol extract
with concentration 0,6 g/kgBB, 1,2 g/kgBB and 2,4 g/kgBB on white male mouse (Mus
musculus). The subject in this research were 15 white male mouse which divided into 5
groups, each group consist of 3 white male mouse. Negative control group were administered
with CMC, positive control group were administered with mefenamid acid and experiment
groups were administered with pepaya leaf etanol extract. Analgesic test were examined by
giving pain stimulation to treated animals, such a 55°C heat stimulation. The response which
observed were mouse licking feet or jumping response. The observation, then at 30, 60, 90
and 120 minutes after administered. The results shows that pepaya leaf etanol extract with
concentration 0,6 g/kgBB, 1,2 g/kgBB and 2,4 g/kgBB prossess analgesic effect on white
male mouse, expecially concentration 2,4 g/kgBB. It can be conclusion that pepaya leaf
etanol extract own the analgesic effect on white male mouse thermal induction.

Key words : analgesic, pepaya leaf extract, pain

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek analgetik dari ekstrak etanol
daun pepaya dengan dosis 0,6 g/kgBB, 1,2 g/kgBB dan 2,4 g/kgBB pada mencit putih jantan
(Mus musculus) . Subjek penelitian ini ialah 15 ekor mencit putih yang dibagi menjadi 5
kelompok yaitu kontrol negatif (CMC), kelompok kontrol positif (Asam mefenamat) dan
kelompok perlakuan (ekstrak etanol daun pepaya). Pengujian efek analgetik dilakukan
dengan cara memberikan rangsangan nyeri pada hewan uji, berupa rangsangan panas dengan
suhu 55°C. Respon mencit yang diamati yaitu gerakan menjilat kaki dan atau melompat.
Pengamatan dilakukan selama 1 menit. Pengamatan dilakukan sebelum pemberian zat uji,
kemudian berturut-turut pada menit ke-30, 60, 90 dan 120 setelah pemberian zat uji. Hasil
penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun pepaya dengan dosis 0,6 g/kgBB, 1,2 g/kgBB
dan 2,4 g/kgBB memiliki efek analgetik pada mencit putih terutama pada dosis 2,4 g/kgBB.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek
analgetik pada mencit putih jantan yang diinduksi secara termik

Kata kunci : nyeri, analgetik, daun pepaya

87
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN


Analgetika atau obat penghalang Alat dan Bahan
nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau Alat-alat yang digunakan dalam
menghalau rasa nyeri tanpa penelitian ini yaitu alat-alat gelas (pyrex),
menghilangkan kesadaran (perbedaan ayakan no. 200 mesh, blender (Miyako),
dengan anestetika umum) (Tjay dan disposable syringe 1 ml (One Med),
Rahardja, 2002). Nyeri menjadi salah satu lumpang dan alu, kandang dan tempat
alasan utama seseorang datang untuk minum hewan uji, NGT (Nasogastric
mencari pertolongan medis karena Tube) pediatrik no. 3,5 (Terumo), oven,
sebagian besar penyakit pada tubuh pisau, rotary evaporator, stopwatch,
menimbulkan rasa nyeri (Price, 2006). sarung tangan, timbangan analitik dan
Pada dasarnya nyeri merupakan keadaan waterbath
yang mengganggu dan tidak nyaman bagi Dalam penelitian bahan yang
penderitanya, namun nyeri dapat digunakan antara lain aquadest, asam
digunakan sebagai tanda adanya kerusakan mefenamat 500 mg, CMC (Carboxy
jaringan, diantaranya nyeri kutan yang methyl celluolsse) 0,5%, makanan hewan
bersifat membakar dan lambat hilang uji, sampel segar daun pepaya 1000 gram,
dengan pembebasan prostaglandin sebagai etanol 95% dan kertas saring.
mediator spesifik untuk nyeri yang
belangsung lama (Satyanegara, 1978). Ekstraksi tanaman dengan cara
Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan maserasi
mekanis, kimiawi atau fisis (kalor, listrik) Sampel berupa daun pepaya
dapat menimbulkan kerusakan pada (Carica papaya L.) dibersihkan lalu
jaringan. Rangsangan tersebut memicu dirajang dan menghasilkan 1 kg sampel
pelepasan zat-zat tertentu yang disebut daun pepaya basah, kemudian dikeringkan
mediator nyeri, antara lain: histamin, dengan menggunakan oven pada suhu
bradikidin, leukotrien dan prostaglandin 40°C, lalu ditimbang. Sampel yang telah
(Tjay dan Rahardja, 2002). kering di blender lalu diayak dengan
Pengobatan menggunakan tanaman ayakan no 200 mesh. Serbuk daun pepaya
obat telah ada dan dikenal oleh masyarakat sebanyak 150 g dimasukkan ke dalam
Indonesia sejak zaman dahulu. Banyak beaker glass, kemudian ditambahkan
tanaman obat yang sudah dilaporkan pelarut etanol 80% sebanyak 750 mL,
mempunyai efek terapi untuk beberapa ditutup dan dibiarkan selama 3 hari
penyakit, namun pengetahuan tentang terlindung dari cahaya (setiap hari
khasiat dan keamanan obat alami ini digojok). Setelah 3 hari, rendaman tersebut
kebanyakan hanya bersifat empiris dan disaring dengan menggunakan kertas
belum diuji secara ilmiah, salah satunya saring (filtrat 1) dan sisanya diekstrak
adalah tanaman pepaya (Carica papaya kembali dengan etanol 80% sebanyak 450
L.). Daun pepaya adalah tanaman obat mL selama 2 hari. Filtrat 1 dan filtrat 2
yang diketahui mempunyai khasiat empiris digabung kemudian diuapkan dengan
sebagai analgetik. menggunakan evaporator pada suhu 40°C
Daun pepaya diketahui mengandung yang bertujuan untuk menguapkan
flavonoid. Flavonoid berperan sebagai pelarutnya hingga berupa endapan tidak
analgetik yang mekanisme kerjanya terlalu kental. Kemudian proses
menghambat kerja enzim siklooksigenase dilanjutkan dengan pemekatan ekstrak
(Suryanto, 2012). Dengan demikian akan sampai menjadi ekstrak kental dengan
mengurangi produksi prostaglandin oleh menggunakan water bath pada suhu 50°C.
asam arakidonat sehingga mengurangi rasa Dari hasil ekstrak kental yang dibuat,
nyeri (Gunawan, 2008). didapat sebanyak 24,94 g.

88
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN 2302 - 2493

Pembuatan suspensi CMC 0,5% mencit dimasukkan ke dalam beaker


Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan glass tersebut.
dalam lumpang yang berisi 10 mL b. Setelah mencit ada di dalam beaker
aquadest yang telah dipanaskan, kemudian glass maka responnya diamati, yaitu
digerus sampai homogen. Selanjutnya berupa gerakan menjilat kaki dan atau
dimasukkan ke dalam labu ukur dan melompat. Pengamatan dilakukan
tambahkan aquadest sampai volume 100 selama 1 menit.
mL. c. Kelompok kontrol negatif diberikan
suspensi CMC 0,5%, kelompok kontrol
Dosis Ekstrak daun pepaya. positif diberikan suspensi asam
Takaran konversi dosis untuk mefenamat dan kelompok perlakuan
manusia dengan BB 70 kg pada mencit diberikan suspensi ekstrak etanol daun
dengan BB 20 g adalah 0,0026 g. Rata-rata pepaya. Mencit lalu diistirahatkan untuk
orang Indonesia beratnya 50 kg. Dosis diamati kembali pada menit ke-30.
ekstrak pepaya (Carica papaya) yang d. Pengamatan dilakukan hingga menit ke-
biasa digunakan masyarakat adalah 2,494 120, dengan interval waktu 30 menit
g (dapat dilihat pada lampiran ) maka dosis untuk setiap pengamatan.
untuk mencit adalah : e. Pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali,
= (70/50 x 2,494 g) x 0,0026 yaitu :
= 0,009 g / 30 g mencit i. Sebelum pemberian bahan uji
= 0,3 g /kgBB ii. Menit ke-30 setelah pemberian
Dalam percobaan digunakan dosis bahan uji
ekstrak daun pepaya yang bertingkat : iii. Menit ke-60 setelah pemberian
Kelompok p1 = 2 x 0,3 g/kgBB = 0,6 bahan uji
g/kgBB iv. Menit ke-90 setelah pemberian
Kelompok p2 = 4 x 0,3 g/kgBB = 1,2 bahan uji
g/kgBB v. Menit ke-120 setelah pemberian
Kelompok p3 = 8 x 0,3 g/kgBB = 2,4 bahan uji
g/kgBB
Analisis Data
Dosis Asam Mefenamat Data hasil pengamatan dikumpulkan
Tiap tablet asam mefenamat dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik
mengandung 500 mg asam mefenamat. dan analisis statistik uji One-Way ANOVA
Takaran konversi dosis asam mefenamat (Analysis Of Variance). Jika terdapat beda
untuk manusia dengan BB 70 kg pada nyata dilanjutkan dengan pengujian LSD
mencit dengan BB 20 g adalah 0,0026. (Least Significant Difference) (p < 0,05).
Rata-rata orang Indonesia beratnya 50 kg,
maka dosis untuk mencit adalah: HASIL DAN PEMBAHASAN
= (70/50 x 500 mg) x 0,0026 Hasil analisis statistik uji ANOVA
= 1,82 mg /30 g mencit (lampiran 7) rata-rata total respon mencit
= 60 mg/kgBB kelompok kontrol negatif, kontrol positif
dan kelompok perlakuan menunjukkan
Pengujian Efek Analgesik hasil yang tidak bermakna dengan nilai p =
Langkah-langkah pengujian efek 0,085 ( p > α.), tetapi pada hasil uji LSD
analgesik pada hewan uji yaitu sebagai menunjukkan hasil yang bermakna antara
berikut: kelompok kontrol negatif dibandingkan
a. Beaker glass dimasukkan ke dalam dengan kelompok kontrol positif dan
waterbath yang berisi air, kemudian kelompok perlakuan.
waterbath dipanaskan hingga suhu Penelitian ini menggunakan mencit
55°C. Setelah suhu mencapai 55°C, putih jantan karena kondisi biolgisnya

89
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN 2302 - 2493

lebih stabil dibandingkan dengan mencit tetap terlihat sampai akhir pengujian pada
betina. Sebelum dilakukan perlakuan, menit ke-120. Efek analgetik asam
hewan uji dipuasakan terlebih dahulu mefenamat pada penelitian ini mencapai
selama 8 jam, dengan hanya diberi minum puncaknya pada menit ke-120. Asam
dengan tujuan agar kondisi hewan uji sama mefenamat diketahui memiliki waktu
dan mengurangi pengaruh makanan yang paruh 2-4 jam. Pada manusia, efek
dikonsumsi. analgetik asam mefenamat mencapai
Penelitian ini dilakukan untuk puncak pada waktu 2-4 jam. Berdasarkan
mengetahui ada tidaknya efek analgetik penelitian pada kontrol positif, efek
dari ekstrak daun pepaya dengan analgesik asam mefenamat pada mencit
menggunakan metode rangsangan panas timbul pada menit ke-30 setelah pemberian
(hot plate method) yang diuji pada mencit. oral dan puncaknya pada menit ke-120.
Rangsangan yang diberikan pada hewan Hal ini disebabkan karena faktor
uji yaitu berupa rangsangan panas dengan perbedaan spesies antara manusia dengan
suhu 55°C. Pada suhu 45°C seseorang mencit yakni perbedaan metabolisme
mulai merasakan sakit dan reseptor panas mencit dan manusia, namun untuk efek
mempunyai respon terhadap suhu 30- analgetik asam mefenamat sesuai dengan
45°C, suhu diatas 45°C mulai terjadi teori yang mengatakan bahwa efek
kerusakan jaringan akibat panas dan analgesik asam mefenamat mencapai
sensasinya berubah menjadi nyeri. Jadi, puncak dalam waktu 2-4 jam (Gunawan,
rasa nyeri yang disebabkan oleh panas 2008).
sangat erat hubungannya dengan Dari keseluruhan data yang
kemampuan panas untuk merusak jaringan didapatkan dari kelompok perlakuan
(Guyton, 1994). Pada penelitian ini respon (ekstrak etanol daun pepaya) terlihat
mencit yang dinilai berupa gerakan bahwa efek yang ditimbulkan oleh Kp1
menjilat kaki dan atau melompat. Sebagai (dosis 0,7 g/kgBB) dan asam mefenamat
patokan, bahwa mencit mulai merasakan 0,0759 g hampir sama. Hal ini berarti
nyeri pada waktu menjilat kaki belakang potensi analgetik Kp1 sama dengan asam
dan atau melompat, karena menjilat kaki mefenamat 0,0759 g dalam mengurangi
depan adalah hal normal bagi mencit rasa nyeri pada mencit yang diinduksi
(Turner, 1965). secara termik menggunakan waterbath.
Pada kelompok kontrol negatif Kp2 (dosis 1,2 g/kgBB) dan Kp3 (dosis 2,4
yang diberikan CMC menunjukkan rata- g/kgBB) mempunyai efek analgetik yang
rata jumlah respon hewan uji antara lebih baik dari asam mefenamat terutama
sebelum dan setelah pemberian CMC, Kp3 yang merupakan dosis maksimum
tidak terjadi penurunan. Walaupun setelah pada penelitian ini. Hal ini disebabkan
perlakuan pada menit ke-90 dan 120 oleh perbedaan dosis yang diberikan
terjadi penurunan rata-rata respon nyeri dimana dosis Kp2 dan Kp3 lebih besar
pada mencit. Tetapi jika dibandingkan daripada dosis asam mefenamat.
dengan rata-rata respon sebelum Pemberian dosis yang lebih tinggi dari
perlakuan, rata-rata respon pada menit ke - ekstrak etanol daun pepaya ini
90 dan 120 jauh lebih besar. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan efek
disebabkan karena pada kontrol negatif analgetik yang lebih pasti.
tidak terkandung zat aktif yang dapat Hasil pengujian pada kelompok
mengurangi nyeri. perlakuan yang diberi dosis berbeda,
Pada kelompok kontrol positif yang menunjukkan adanya efek analgetik
diberikan asam mefenamat, menunjukkan ekstrak etanol daun pepaya pada hewan
terjadi penurunan respon rata-rata hewan uji. Hal ini terlihat dari penurunan rata-rata
uji terhadap rangsangan nyeri. Efek respon nyeri dari mencit sebelum
analgetik dari kelompok kontrol positif perlakuan dibandingkan setelah perlakuan.

90
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN 2302 - 2493

Kp1 (dosis 0,6 g/kgBB) terlihat efek Tanpa melihat perbedaan dosis
analgetiknya pada menit ke-30 setelah ekstrak etanol daun pepaya yang diberikan,
perlakuan dan tetap memperlihatkan efek penelitian ini membuktikan bahwa secara
analgetiknya sampai menit ke-90. Efek farmakologis tumbuhan ini memiliki efek
analgetik Kp1 mencapai puncaknya pada analgetik. Ekstrak etanol daun pepaya
menit ke-90. Pada menit ke-120, efek memiliki efek analgetik karena kandungan
analgetiknya sudah hilang hal ini terlihat flavonoid. Flavonoid berperan sebagai
dari rata-rata respon nyeri mencit pada analgetik yang mekanisme kerjanya
menit ke-120 lebih tinggi dari rata-rata menghambat kerja enzim siklogenase
respon nyeri mencit sebelum perlakuan. (Suryanto, 2012). Dengan demikian akan
Kp2 (dosis 1,2 g/kgBB) terlihat efek mengurangi produksi prostaglandin oleh
analgetiknya pada menit ke-30 setelah asam arakidonat sehingga mengurangi rasa
perlakuan dan tetap memperlihatkan efek nyeri (Gunawan, 2008).
analgetiknya sampai menit ke-90. Efek Dari hasil pengamatan yang
analgetik Kp2 mencapai puncaknya pada dilakukan pada pada mencit yang
menit ke-90. Pada menit ke-120, efek diinduksi secara termik menggunakan
analgetiknya sudah hilang hal ini terlihat waterbath, terlihat bahwa tidak semua
dari rata-rata respon nyeri mencit pada mencit menunjukkan respon yang sama.
menit ke-120 sama dengan rata-rata respon Ketidaksamaan tersebut antara lain, ada
nyeri mencit sebelum perlakuan. yang memberikan respon lompatan atau
Kp3 (dosis 2,4 g/kgBB) terlihat efek hanya berupa jilatan atau keduanya dan
analgetiknya pada menit ke-30 setelah jumlah respon mencit yang berbeda-beda
perlakuan dan tetap memperlihatkan efek sebelum perlakuan. Hal ini disebabkan
analgetiknya sampai menit ke-90. Efek oleh faktor yang mempengaruhi
analgetik Kp3 mencapai puncaknya pada metabolisme obat atau ekstrak yang
menit ke-90. Pada menit ke-120, efek diberikan pada mencit, antara lain yaitu
analgetiknya sudah hilang hal ini terlihat genetik atau keturunan, perbedaan umur,
dari rata-rata respon nyeri mencit pada makanan dan penyakit (Coleman, 2010).
menit ke-120 lebih tinggi dari rata-rata Melihat banyaknya faktor yang dapat
respon nyeri mencit sebelum perlakuan. mempengaruhi, dapat disimpulkan bahwa
Kp3 mempunyai efek analgetik yang lebih adanya spesifitas individual terhadap
baik dari kontrol positif yaitu asam induksi nyeri yang diberikan dan respon
mefenamat dan mempunyai efek analgetik mencit terhadap pemberian obat dan
yang paling baik dalam kelompok ekstrak pun berbeda-beda, sehingga hasil
perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa data pengamatan berbeda-beda setiap
semakin tinggi dosis ekstrak etanol daun mencit walaupun dalam kelompok
pepaya maka semakin besar efek perlakuan yang sama, namun pada
pengurangan rasa nyeri. Hal ini disebabkan keseluruhan rata-rata hasil pengamatan ini
karena semakin tinggi dosis ekstrak yang menunjukkan respon sesuai dengan yang
diberikan semakin banyak zat aktif yang diharapkan dari masing-masing kelompok
terkandung di dalamnya.
Ketiga kelompok perlakuan PENUTUP
memiliki efek analgetik hanya sampai Kesimpulan
pada menit ke-90. Pada menit ke-120 Dari hasil penelitian yang dilakukan,
sudah tidak memiliki efek analgetik. didapatkan kesimpulan bahwa ektrak
Penurunan efek ekstrak etanol daun etanol daun pepaya (Carica papaya)
pepaya disebabkan karena waktu paruh memberikan efek analgetik pada mencit
ekstrak yang cepat dan berbeda dengan putih jantan (Mus musculus) yang
waktu paruh senyawa sintetik yang lebih diinduksi secara termik.
lama.

91
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN 2302 - 2493

DAFTAR PUSTAKA proses Penyakit Edisi 6. EGC,


Coleman M, D. 2010. Factor affecting Jakarta.
drug metabolism. UK: Wiley- Puspitasari, H., Listyawati, S., dan
Blackwell. Widiyani, T. 2003. Aktivitas
Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi, Analgetik Ekstrak Umbi Teki
Elsyabeth, editor. 2008. (Cyperus rotundus L.) pada Mencit
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Putih (Mus musculus L.) Jantan.
FKUI, Jakarta. Jurusan Biologi FMIPA UNS,
Pandey, P, V., Bodhi, W., dan Yudistira, Surakarta.
A. 2013. Uji Efek Analgetik Turner. 1965. Didalam Puspitasari, H.
Ekstrak Rumput Teki (Cyperus 2003. Aktivitas Analgetik Ekstrak
rotundus L.) pada Tikus Putih Umbi Teki (Cyperus rotundus L.)
Jantan Galur Wistar (Rattus pada Mencit Putih (Mus musculus
novergicus). Pharmacon, Manado. L.) Jantan. Biofarmasi 1 (2): 50-57.
Price, S. A., Wilson I. M. 2006.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

92

You might also like