You are on page 1of 3

FERTILISASI

Fertilisasi adalah proses penyatuan antara oosit dan spermatozoa yang mana akan membentuk
suatu organisme baru yaitu zigot. Dalam persiapannya, sel benih pria maupun wanita mengalami
perubahan yang bertujuan untuk mengubah bentuk sel benih sebagai persiapan pembuahan dan
mengurangi jumlah kromosom yang awalnya diploid menjadi haploid melalui pembelahan meiosis.

Spermatogonia mengalami spermatogenesis.Sesaat sebelum masa pubertas sel benih primordial


berkembang menjadi spermatogonia jenis A dan jenis B. Spermatogonia jenis A membelah mitosis
secara terus menerus dan menyediakan sel induk untuk beregenerasi spermatogonia berikutnya.
Sedangkan spermatogonia jenis B berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer
mengalami masa profase diikuti dengan meiosis I dan membentuk spermatosit sekunder, kemudian
membentuk spermatid pada meiosis II. Spermatid mengalami proses spermiogenesis sebelum
menjadi spermatozoa. Perubahan tersebut adalah pembentukan akrosom; kondensasi inti;
pembentukan bagian leher, bagian tengah, dan ekor; dan meluruhkan sebagian sitoplasma.

Pada wanita sel benih primordial berdeferensiasi menjadi oogonia. setelah pembelahan berulang
kali, beberapa diantaranya membentuk oosit primer yang kemudian mengalami meiosis I, sebagian
besar dilapisi selapis sel folikuler gepeng. Oosit primer tidak pernah menyelesaikan meiosis I mereka
tetapi berada dalam tahap diploten sampai pubertas. Menjelang pubertas, folikel matang bersama
dengan tiap daur haid tapi hanya satu yang mencapai kematangan sempurna. Selama pematangan,
satu oosit primer menghasilkan satu oosit sekunder dan satu badan kutub. Oosit sekunder
menghasilkan 1 oosit matang dan satu badan kutub lain. Jadi satu oosit primer berkembang menjadi
satu oosit matang dan tiga badan kutub.

Pembuahan terjadi di ampula tuba falopi yaitu bagian terluas pada saluran telur yang dekat dengan
ovarium. Spermatozoa bertahan hidup di saluran reproduksi wanita kira-kira 24 jam. Spermatozoa
bergerak ke dalam saluran telur disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba falopi. Setelah
sampai di saluran reproduksi, spermatozoa tidak langsung dapat membuahi oosit. Mereka terlebih
dahulu mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.

Kapasitasi adalah penyesuaian spermatozoa dalam saluran reproduksi wanita yang berlangsung
selama kira-kira 7 jam. Selubung glikoprotein dan protein plasma semen yang membungkus
spermatozoa dibuang sehingga dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom.
Reaksi akrosom terjadi setelah spermatozoa menempel zona pelusida dan dirangsang oleh protein
dalam zona tersebut. Pada akhirnya bisa terjadi pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk
menembus zona pelusida, contohnya akrosin dan zat mirip tripsin.

Terdapat 3 tahap fase fertilisasi

1. Penembusan korona radiata


Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan dalam saluran reproduksi hanya 300 hingga
500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu yang diperlukan untuk membuahi oosit.
Namun, sperma yang lain berperan pula untuk menembus sawar-sawar yang melindungi
gamet wanita.
2. Penembusan zona pelusida
Zona pelusida adalah selabung glikoprotein di sekeliling oosit yang membantu pengikatan
sperma dan merangsang reaksi akrosom. Pelepasan enzim akrosom mengakibatkan sperma
dapat menembus zona pelusida sehingga bertemu membran plasma oosit. Terjadi
pembebasan enzim lisosom dan granul korteks yang melapisi membran oosit. Enzim ini
membuat zona pelusida menghambat penetrasi sperma dan menonaktifkan reseptor
spermatozoa . spermatozoa lain bisa menempel di zona pelusida tapi hanya satu yang dapat
menembus oosit.
3. Penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua selaput plasma sel menyatu.
Setelah spermatozoa memasuki oosit. Sel telur menanggapinya dengan 3 cara berbeda:
a. Reaksi kortikal dan zona
Karena butir-butir kortikal oosit terlepas selaput oosit tidak dapat ditembus
spermatozoa lainnya dan zona pelusida mengubah struktur dan komposisi untuk
mencegah penambatan dan penetrasi sperma jadi polispermi dapat dicegah.
b. Melanjutkan pembelahan meiosis II
Salah satu sel anaknya hampir tidak dapat sitoplasma disebut badan kutub kedua, sel
anak lain adalah oosit definitif.
c. Penggiatan metabolik sel telur
Faktor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Diperkirakan untuk mengulangi
kembali peristiwa permulaan seluler dan monokuler yang berhubungan dengan awal
embriogenesis.

Spermatozoa bergerak mendekati pronukleus wanita. Intinya membengkak dan membentuk


pronukleus pria. Selama pertumbuhan pronukleus pria dan wanita (masing-masing haploid)
menggandakan DNAnya. Jika tidak, masing-masing sel dalam zigot tahap dua sel akan mempunyai
separuh jumlah DNA normal. Setelah sintesis DNA, kromosom bersiap untuk pembelahan mitosis
secara normal.

Hasil utama fertilisasi:

a. Pengembalian jumlah kromosom menjadi diploid lagi yang berasal dari kromosom ayah dan
ibu yang masing-masing haploid.
b. Penentuan jenis kelamin individu baru yang ditentukan oleh spermatozoa.
c. Dimulainya pembelahan

You might also like