You are on page 1of 16

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN SIKAP PENGELOLAAN

KEUANGAN KELUARGA PADA PERENCANAAN PENSIUN


KELUARGA DI GRESIK DAN SURABAYA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Manajemen

Oleh:

HERLIANA ANANINGTIYAS
NIM : 2012210230

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2016
PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN SIKAP PENGELOLAAN
KEUANGAN KELUARGA PADA PERENCANAAN PENSIUN
KELUARGA DI GRESIK DAN SURABAYA

Herliana Ananingtiyas
STIE Perbanas Surabaya
e-mail : herliananingtiyas@gmail.com
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACT

Retirement is a condition when someone stopped being employee because they already on the
old ages limit or the other reason. Everyone wants to live a prosperous when retired. It is
related to how they manage their financial or they financial management attitude. A good
financial attitude begins with applying a good financial behavior such like savings or fund’s
allocation. This study’s aim is to determine the affect of demographic factors (age, gender,
occupation, education and income) and family’s financial management attitudes towards
retirement planning. There are 198 peoples becomes respondents of this study with criteria
they are live in Gresik and Surabaya, they are married and have minimum income of four
million Rupiah per month. By using t-test, ANOVA, and SEM-PLS analysis the results found
that demographic factors are gender, age, education, and employment had no significant
effect on retirement planning. However, the results of research on income and family
financial management attitudes have a significant effect on retirement planning.
Keywords : demographic factors, attitudes financial management, retirement planning

PENDAHULUAN

Masa pensiun merupakan masa sikap pengelolaan keuangan yang baik


ketika seseorang seharusnya bisa dimulai dengan mengaplikasikan seperti
menikmati apa yang dulunya tidak bisa menabung, atau mengalokasikan dana.
dilakukan ketika masih menjadi karyawan. Sebaliknya bila suatu keluarga tidak
Setiap orang menginginkan hidup sejahtera melakukan perencanaan keuangan atau
disaat sudah pensiun. Hal ini terkait pun sikap pengelolaan keuangan yang
dengan bagaimana melakukan buruk maka akan sulit mendapatkan
perencanaan keuangan dan pengelolaan surplus keuangan untuk tabungan di masa
keuangan atau sikap dalam pengelolaan depan.
keuangan yang baik. Perencanaan Tidak ada kata terlambat
keuangan merupakan hal penting dalam menyiapkan masa pensiun. Namun untuk
kehidupan sehari-hari. Dengan adanya memastikan bahwa persiapan yang
perencanaan keuangan yang baik, maka dilakukan sudah tepat. Setidaknya ada tiga
tujuan keuangan jangka pendek, hal yang harus disiapkan menjelang umur
menengah, ataupun jangka panjang dapat empat puluh tahun. Menjelang umur empat
tercapai. Setelah melakukan perencanan puluh tahun ada banyak perubahan yang
keuangan maka kita harus memiliki sikap terjadi pada seseorang yaitu fisik,
pengelolaan keuangan yang baik pula, emosional, dan tentu saja finansial. Untuk

1
itu, seseorang harus sudah mengambil setiap orang karena dengan pendidikan
langkah antisipasi agar masa pensiun bisa yang tinggi maka ilmu yang didapatkan
dihadapi dengan mantap (Kompas, 16 akan lebih baik, sehingga pengetahuan
Maret 2015). Terdapat beberapa faktor merencanakan keuangan pun semakin
yang mempengaruhi perencanaan pensiun, matang (Elvira Unola dan Nanik Linawati,
diantaranya adalah faktor demografi, 2014).
seperti : jenis kelamin, usia, pendidikan Sikap pengelola keuangan yang baik
terakhir, pekerjaan, dan penghasilan. Studi dimulai dengan mengaplikasikan sikap
yang dilakukan oleh Elvira Unola dan pengelolaan keuangan yang baik pula.
Nanik Linawati (2014) memberikan bukti Norma Yulianti dan Meliza Silvi (2013),
bahwa wanita pada usia tua (51-60), yang menjelaskan bahwa sikap pengelolaan
bekerja sebagai pegawai negeri sipil, keuangan memoderasi dan memperkuat
berpendidikan SMA, dan S1 serta pengaruh pengetahuan keuangan. Dengan
berpendapatan <Rp 2.500.000 sampai >Rp kata lain sikap pengelolaan keuangan yang
5.000.001 cenderung lebih menyadari dan baik akan meningkatkan perilaku positif
memahami tentang perlunya perencanaan untuk memiliki dan memanfaatkan produk
keuangan yaitu dana pendidikan dan dana investasi atau berperilaku seperti
pensiun. menabung, memiliki produk asuransi, dan
Pada penelitian Tuan Hock Ng, dana pensiun. Namun terdapat sikap
Woan, Nya dan Ying (2011) menyatakan pengelolaan tidak memoderasi pengaruh
bahwa faktor usia, pendapatan yang lebih pengalaman keuangan terhadap perilaku
tinggi, pengalaman pengelolaan aset perencanaan investasi keuangan keluarga,
keuangan, dan pasangan yang sudah dengan kata lain sikap pengelolaan
menikah lebih cenderung memiliki niat keuangan tersebut justru memperlemah,
untuk merencankan pensiun dimasa yang dan menunjukkan bahwa suatu keluarga
akan datang. Responden yang sudah yang tidak memiliki sikap pengelolaan
berpasangan dan memiliki usia yang lebih keuangan masih bisa
tua memiliki risiko pengeluaran yang lebih mengimplementasikan perencanaan
besar, termasuk investasi dan kualitas investasi. Dengan adanya pengaruh-
hidup. Sedangkan responden yang masih pengaruh yang mempengaruhi seseorang
muda belum memiliki komitmen karena dalam perencanaan pensiun serta adanya
mereka belum menikah. Jumlah hasil dari penelitian sebelumnya, maka
pengalaman investasi menjadikan penulis tertarik untuk mengambil judul
seseorang yang lebih tua menyiapkan “PENGARUH FAKTOR
segala sesuatu lebih awal untuk DEMOGRAFI DAN SIKAP
mendapatkan keuntungan dimasa yang PENGELOLAAN KEUANGAN
akan datang. Disisi lain perencanan KELUARGA PADA PERENCANAAN
keuangan membutuhkan kemampuan PENSIUN KELUARGA DI GRESIK
dalam pengelolaan keuangan, sehingga DAN SURABAYA”.
orang dengan penghasilan yang lebih besar
memiliki niat melakukan perencanaan RERANGKA TEORITIS YANG
pensiun. DIGUNAKAN DAN HIPOTESIS
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Perminas Pangeran (2012) Perencanaan Pensiun
mengungkapkan bahwa usia, status Kesuksesan ditentukan oleh rencana
penikahan, jenis kelamin, pendapatan, yang cermat. Rencana keuangan yang baik
status perkawinan, jenis pekerjaan, dan menjadi bagian penting untuk meraih
pendidikan tidak mempengaruhi sikap keuangan yang benar dan kebebasan
keuangan pada perencanaan pensiun. keuangan. Rencana keuangan merupakan
Padahal pendidikan sangat penting bagi strategi untuk mencapai kesuksesan.

2
Dalam merencanakan pensiun tidak boleh karyawan, pemberi kerja bersama
hanya terfokus keinginan untuk mencapai karyawan, pekerja mandiri), kemudian
tujuannya, tapi harus memperhatikan iuran itu akan diperlakukan seperti
bagaimana cara untuk mencapainya tabungan dan dana yang terkumpul akan
sehingga keuangan dalam keluargaa bisa dikembangkan dan digunakan untuk
tetap stabil atau tidak minus (Peter membayar manfaat pensiun peserta.
Garlans, 2014 : 116). Menurut tokoh Program pensiun memiliki fungsi pensiun
perencanaan keuangan, Feredik Pieloor karena fungsi ini merupakan rujukan dari
uang pensiun anda saat ini ditentukan oleh azas penundaan manfaat pensiun, yaitu
usaha anda tempo dulu (Peter Garlans, penghimpunan dana dalam
2014 : 46). Masa yang paling menentukan penyelenggaraan dana pensiun, artinya
banyak atau sedikitnya uang yang peserta akan diberi jaminan kelangsungan
didapatkan di waktu pensiun adalah masa pendapatan dalam bentuk pembayaran
muda. Semakin giat bekerja, menabung, secara berkala selama seumur hidup
berinvestasi, semakin banyak pula uang setelah pensiun (Imam Sudjono, 1999 : 35-
yang bisa digunakan saat pensiun. 37).
Sebaliknya ketika di masa muda lebih
senang menghabiskan uang untuk hal-hal Faktor Demografi
yang tidak penting, maka bisa jadi saat Penelitian ini menggunakan faktor
memasuki masa tua akan berkahir tragis. demografi sebagai salah satu variabel
Seseorang yang menjalani masa tua penelitian. Faktor demografi yang digunakan
dengan nyaman adalah orang yang bekerja adalah Jenis kelamin, usia, pendidikan
kerasa dan mengelola keuangannya dengan terakhir, pendapatan dan pekerjaan.
baik. Uang penghasilannya tidak
digunakan secara sembrono. Orang Jenis Kelamin
tersebut berinvestasi dan menabung. Jenis kelamin adalah perbedaan
biologis pada manusia yang dikenal
Dana Pensiun dengan pria dan wanita. Jenis kelamin
Dana pensiun merupakan lembaga mempengaruhi seseorang dalam
atau badan hukum yang mengelola merencanakan dana pensiun Pada
program pensiun, yang dimaksudkan untuk penelitian Elvira Unola dan Nanik
memberikan kesejahteraan kepada Linawati (2014) menyatakan bahwa jenis
karyawan suatu perusahaan, terutama yang kelamin memiliki pengaruh yang
telah pensiun (Dahlan Siamat, 2005 : 703- signifikan dalam pemenuhan tujuan
704). Dana Pensiun terdiri dari dana keuangan yaitu dalam pemenuhan dana
pensiun pemberi kerja, dana pensiun pendidikan anak perguruan tinggi dan dana
lembaga keuangan, dan dana pensiun pensiun untuk memenuhi kebutuhan
berdasarkan keuntungan. dimasa tua. Namun penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fungsi program Pensiun Perminas Pangeran (2012) menyatakan
Program pensiun mempunyai 3 bahwa jenis kelamin tidak berperan
fungsi, meliputi : fungsi asuransi, fungsi sebagai faktor penting dalam
tabungan, fungsi pensiun. Program mempengaruhi sikap pada manajemen
pensiun memiliki fungsi asuransi karena uang, perencanaan asuransi , perencanaan
memberikan jaminan kepada peserta untuk investasi, perencanaan pensiun dan
mengatasi risiko kehilangan atau usia perencanaan aset. Berdasarkan penjelasan
pensiun. Program pensiun memiliki fungsi di atas, maka hipotesis pertama dari
mengumpulkan dan mengembangkan penelitian ini adalah :
dana. Dana tersebut merupakan akumulasi H1 : Ada perbedaan laki-laki dan
dari iuran peserta (pemberi kerja, perempuan pada Perencanaan Pensiun.

3
Usia Pendapatan
Usia adalah batasan atau tingkat Penghasilan adalah perolehan nilai
ukuran hidup yang mempengaruhi kondisi atau hasil atas pengorbanan usaha
fisik seseorang. Pada penelitian Elvira seseorang dalam bentuk materi yang
Unola dan Nanik Linawati (2014) dan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan
Tuan-Hock Ng, Woan-Ying Tay, Nya- hidup. Pada penelitian Elvira Unola dan
Ling Tan, Ying-San Lim (2011) yang Nanik Linawati (2014), dan Tuan-Hock
menyatakan bahwa usia yang semakin tua Ng, Woan-Ying Tay, Nya-Ling Tan, dan
memiliki niat dalam melakukan Ying-San Lim (2011) yang menyatakan
perencanaan pensiun dan mulai melihat bahwa perencanan keuangan
kebutuhan dimasa depan yang akan membutuhkan kemampuan dalam
semakin meningkat oleh sebab itu perlu pengelolaan keuangan, sehingga orang
adanya perencanaan keuangan untuk dengan penghasilan yang lebih besar
memenuhi di masa kebutuhan masa tua. memiliki niat melakukan perencanaan
Pada penelitian ini sesuai dengan pensiun, dan kelompok responden ini
penelitian Perminas Pangeran (2012), dikatakan sudah sangat siap untuk
dimana usia seseorang tidak berperan mempersiapkan pensiun. Namun pada
sebagai faktor penting dalam perencanaan penelitian Perminas Pangeran (2012) yang
pensiun. Berdasarkan penjelasan di atas, menyatakan bahwa pendapat tidak
maka hipotesis keuda dari penelitian ini berperan penting dalam perencanaan
adalah : pensiun. Berdasarkan penjelasan di atas,
H2 : Ada perbedaan usia pada Perencanaan maka hipotesis keempat dari penelitian ini
Pensiun. adalah :
H4 : Terdapat perbedaan penghasilan pada
Pendidikan Terakhir Perencanaan Pensiun.
Faktor pendidikan adalah tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan yang Pekerjaan
dimiliki seseorang tentang bagaimana Faktor pekerjaan adalah profesi yang
kemampuannya dalam memahami sesuatu dipandang seseorang dalam melakukan
hal dengan baik. Pendidikan juga dapat aktifitas yang memberikan hasil baik
diartikan sebagai kegiatan (usaha) yang berupa pengalaman atau materi yang dapat
dijalankan dengan sengaja, teratur, dan menunjang kehidupannya. Pada penelitian
terencana dengan maksud mengubah Elvira Unola dan Nanik Linawati (2014)
tingkah laku yang diinginkan dan yang menyatakan bahwa responden yang
pembentukan pola pikir yang lebih baik. bekerja sebagai pegawai negeri sipil lebih
Pada penelitian Elvira Unola dan Nanik mempersiapkan dan menabung untuk masa
Linawati (2014) yang menyatakan bahwa pensiun sejak dini daripada responden
semakin tinggi pendidikan responden, wiraswasta. Namun pada penelitian
semakin menyadari bahwa kebutuhan Perminas Pangeran (2012) yang
dimasa depan perlu adanya perencanaan menyatakan jenis pekerjaan seseorang
keuangan, termasuk merencanakan dana tidak mempengaruhi seseorang untuk
pensiun untuk kebutuhan di masa tua. melakukan perencanaan pensiun.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, maka
Perminas Pangeran (2012) yang hipotesis kelima dari penelitian ini adalah :
menyatakan bahwa pendidikan tidak H5 : Terdapat perbedaan jenis pekerjaan
berperan sebagai perencaan pensiun. pada Perencanaan Pensiun.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
hipotesis ketiga dari penelitian ini adalah : Sikap Pengelolaan Keuangan
H3 : Ada perbedaan riwayat pendiidkan Sikap termasuk faktor yang
pada Perencanaan Pensiun. menentukan terbentuknya pola pikir

4
keuangan yang tepat. Sikap berkaitan erat METODE PENELITIAN
dengan kedisiplinan (Peter Garlans Sina, Klasifikasi Sampel
2014 : 69). Sikap pengelolaan keuangan Populasi dalam penelitian ini adalah
akan memiliki sikap yang baik jika mulai masyarakat yang berada di wilayah Gresik
merencanakan keuangan, termasuk dan Surabaya. Pemilihan sampel yang
keadaan dan sasaran keuangan. Hal ini digunakan adalah metode sampel non-
digunakkan untuk membentuk dan probabilitas, dimana tidak semua anggota
melaksanakan rencana keuangan yang populasi dapat menjadi sampel. Teknik
telah dipersiapkan seperti perencanaan pengambilan sampel yang digunakan
pensiun. Hasil penelitian Norma Yulianti adalah purposive sampling. Berikut adalah
dan Meliza Silvi (2013) menunjukkan kriteria yang ditentukan : (1) Suami atau
bahwa sikap pengelolaan keuangan Istri yang berdomisili di wilayah kota
memoderasi dan memperkuat pengaruh Gresik dan Surabaya, (2) Pendapatan dari
pengetahuan keuangan perilaku keluarga (suami atau istri) yang memiliki
perencanaan investasi keluarga. Dengan total pendapatan minimal Rp 4.000.000
memiliki sikap pengelolaan keuangan yang per bulan, karena dengan penghasilan Rp
baik maka pengelola keuangan akan 4.000.000 keluarga yang berdomisili di
berperilaku positif untuk memanfaatkan Gresik dan Surabaya diharapkan sudah
produksi investasi seperti perencanaan bisa berinvestasi.
pensiun. Hasil penelitian kedua Norma Dari 254 kuesioner yang telah
Yulianti dan Meliza Silvi (2013) disebar, terdapat 235 kuesioner yang dapat
menunjukkan bahwa terdapat sikap terkumpul. Semua kuesioner yang
pengelola keuangan tidak memoderasi terkumpul diperiksa dan diseleksi kembali.
pengaruh pengalaman keuangan yang Kuesioner yang dapat dianalisis adalah
berpengaruh terhadap perilaku sebanyak 198 kuesioner, sedangkan
perencanaan investasi keluarga, dengan sisanya sebanyak 37 kuesioner yang tidak
kata lain sikap pengelolaan keuangan dapat diolah karena tidak memenuhi
tersebut justru melemah.Berdasarkan kriteria dalam penelitian ini.
penjelasan di atas, maka hipotesis keenam
dari penelitian ini adalah : Data Penelitian
H6 : Sikap pengelolaan Keuangan Penelitian ini mengambil sampel
berpengaruh pada perencanaan pensiun. pada keluarga (Suami atau Istri) di kota
Berdasarkan tujuan dari penelitian Gresik dan Surabaya yang memiliki total
maka kerangka pemikiran yang terbentuk pendapatan minimal Rp 4.000.000 per
adalah sebagai berikut : bulan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer, dimana
Faktor Demografi :
1. Jenis Kelamin data diperoleh dengan survei lapangan
2. Usia yang menggunakan semua metode
3. Pendidikan pengumpulan data ordinal (Mudrajad
terakhir Perencanaan
4. Pekerjaan Pensiun Kuncoro, 2013:148). Sumber data yang
5. Penghasilan digunakan dalam penelitian ini adalah
responden. Metode pengumpulan data
Sikap
yang digunakan adalah metode survey,
Pengelolaan yaitu cara pengambilan sampel dengan
Keuangan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data (Cooper&Schindler,
Gambar 1 2006 : 194).
Kerangka Pemikiran

5
Variabel Penelitian test untuk menguji variabel Jenis Kelamin,
Variabel penelitian yang digunakan ANOVA untuk menguji variabel Usia,
dalam penelitian ini meliputi variabel Pendidikan, Pekerjaan, dan Pendapatan,
independent (bebas) yaitu Faktor dan SEM-PLS untuk menguji variabel
Demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan Sikap Pengelolaan Keuangan.
terakhir, pekerjaan, dan penghasilan) dan
Sikap pengelolaan Keuangan dan variabel HASIL PENELITIAN DAN
dependent (terikat) yaitu perencanaan PEMBAHASAN
pensiun keluarga. Uji Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk
Definisi Operasional Variabel memberikan gambaran mengenai variabel-
Faktor Demografi variabel dalam penelitian ini, yaitu Jenis
Faktor demografi sangat erat Kelamin, Usia, Pendidikan, Pekerjaan,
kaitannya dengan perilaku seseorang Pendapatan dan Sikap Pengelolaan
dalam merencanakan keuangannya (Elvira Keuangan. Berikut adalah hasil uji
Unola dan Nanik Linawati, 2014). Faktor deskriptif :
demografi adalah karakteristik seseorang
yang meliputi jenis kelamin, usia, Faktor Demografi
pendidikan terakhir, pekerjaan, dan
penghasilan. Data yang digunakan adalah Tabel 1
data kualitatif yang dimana dapat diukur KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
dalam skala numerik, sehingga variabel PADA PERENCANAAN PENSIUN
tersebut dapat diukur dengan skala
nominal dan ordinal. No.Item PERENCANAAN PENSIUN
Jenis Kelamin Ya Tidak Total
Sikap Pengelolaan Keuangan IR.4 Laki - Laki 73% 27% 100%
Sikap termasuk faktor yang
Perempuan 79% 21% 100%
menentukan terbentuknya pola pikir
keuangan yang tepat. Sikap berkaitan erat Usia Ya Tidak Total
dengan kedisiplinan (Peter Garlans Sina, <20 tahun - - 0%
2014 : 69). Pengukuran variabel diukur 21 s/d 30 tahun 79% 21% 100%
dengan menggunakan skala likert. IR.8
31 s/d 40 tahun 81% 19% 100%
41 s/d 50 tahun 77% 23% 100%
Perencanaan Pensiun
Perencanaan pensiun merupakan hal > 51 tahun 74% 26% 100%
yang penting, karena ketika seseorang Pendidikan Ya Tidak Total
semakin bertambah tua memiliki resiko SMP 68% 32% 100%
pengeluaran yang lebih besar. Tentunya SMU 76% 24% 100%
hal ini membuat seseorang harus IR.9
Diploma 73% 27% 100%
merencanakan pensiun dengan baik agar
Sarjana 81% 19% 100%
pencapaian tujuan hidup atau
mendapatkan kesejahteraan dimasa tua Pasca Sarjana 78% 22% 100%
nanti. Pengukuran variabel perencanan Pendapatan Ya Tidak Total
pensiun dalam penelitian ini menggunakan <4.000.000 - - 0%
skala likert. 4.000.000 s/d
76% 24% 100%
6.999.000
IR.11 7.000.000 s/d
Alat Analisis 9.999.000
78% 22% 100%
Dalam penelitian ini analisis 10.000.000 s/d
70% 30% 100%
inferensial yang digunakan terdapat tiga 12.999.000
jenis alat uji yang berbeda yaitu Uji beda t- ≥ 13.000.000 84% 16% 100%

6
Jenis Pekerjaan Ya Tidak Total swasta sebesar 83 persen melakukan
PNS 79% 21% 100% perencanaan pensiun, dan responden yang
Pegawai Swasta 83% 17% 100%
hasil analisis deskriptif responden terendah
IR.12 yang melakukan perencanaan pensiun pada
Professional 75% 25% 100%
responden yang bekerja sebagai
Wiraswasta 70% 30% 100% wiraswasta sebesar 70 persen.
Lainnya 75% 25% 100% Dari rata-rata keseluruhan faktor
Rata-rata 76% 24% 100% demografi (jenis kelamin, usia,
Sumber : Data diolah pendidikan, pendapatan dan pekerjaan)
pada perencanaan pensiun diatas dapat
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui hasil diketahui bahwa sebesar 76 persen
dari analisis deskriptif dari jenis kelamin responden sudah menyiapkan dana untuk
laki-laki menunjukkan bahwa 73 persen masa tua sejak dini, menabung untuk
melakukan perencanaan pensiun mencukupi kebutuhan dimasa tua,
sedangkan 27 persen tidak melakukan memiliki dana pensiun untuk masa tua
perencanaan pensiun. Responden penting bagi keluarga dan memerlukan
perempuan sebesar 79 persen melakukan biaya besar untuk masa tua. Sebaliknya
perencanan pensiun sedangkan 21 persen sebesar 24 persen responden belum
tidak melakukan perencanaan pensiun. menyiapkan dana untuk masa tua sejak
Variabel usia dapat diketahui bahwa dini, tidak menabung untuk mencukupi
hasil analisis deskriptif responden tertinggi kebutuhan di masa tua, tidak memiliki
yang melakukan perencanaan pensiun pada produk dana pensiun untuk masa tua, tidak
usia 31 sampai dengan 40 tahun sebesar 81 memerlukan biaya besar untuk masa tua.
persen, dan hasil analisis deskriptif
responden terendah yang melakukan Perencanaan Pensiun
perencanaan pensiun pada usia lebih dari Tabel 2
51 tahun sebesar 74 persen melakukan HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
PERENCANAAN PENSIUN
perencanaan pensiun. Item Persentase Jawaban Responden (%) Mean STD
Variabel riwayat pendidikan dapat
STS TS KS S SS
diketahui bahwa hasil analisis deskriptif
PP.1 1,52 11,11 20,2 46,46 20,71 3,74 0,96
responden tertinggi yang melakukan
perencanaan pensiun dengan riwayat PP.2 1,01 1,01 8,08 51,01 38,89 4,26 0,73
pendidikan sarjana sebesar 81 persen, dan PP.5 0 0,51 8,08 51,52 39,9 4,31 0,64
hasil analisis deskriptif responden terendah PP.6 0,51 1,52 15,66 62,12 20,2 4 0,68
yang melakukan perencanaan pensiun RATA-RATA MEAN 3,87
dengan riwayat pendidikan SMP sebesar Sumber : Data diolah
68 persen.
Variabel pendapatan dapat diketahui Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan
hasil analisis deskriptif responden tertinggi bahwa perencanaan pensiun dapat diukur
yang melakukan perencanaan pensiun dengan pernyataan PP.1, PP.2, PP.5, PP.6.
dengan penghasilan lebih dari 13.000.000 Telah diketahui hasil mean tertinggi pada
sebesar 84 persen, dan hasil analisis item pernyataan PP.5 yaitu sebesar 4,31.
deskriptif responden terendah yang Sebanyak 51,52 persen responden
melakukan perencanaan pensiun dengan menjawab setuju dan 39,90 menjawab
penghasilan 10.000.000 sampai dengan sangat setuju. Pada item PP.1 didapatkan
12.999.000 sebesar 70 persen. hasil mean terkecil yaitu 3,74. Sebanyak
Variabel pekerjaan dapat diketahui 46,46 persen responden menjawab setuju
hasil analisis deskriptif responden tertinggi dan 20,71 persen menjawab sangat setuju.
yang melakukan perencanaan pensiun pada Rata-rata mean yang didapatkan dari
responden yang bekerja sebagai pegawai variabel perencanaan pensiun sebesar 3,87.

7
Penilaian ini menunjukkan bahwa pernyataan respoden membayar tagihan
responden menyatakan “setuju” terhadap hutang atau kewajiban secara tepat waktu,
seluruh indikator dengan pernyataan tidak merencanakan belanja dalam jumlah
respoden memerlukan biaya yang besar besar menggunakan kartu kredir atau
dimasa tua, saat ini menabung untuk masa hutang dan tidak boleh memenuhi
tua sangat penting, menyisihkan dana kebutuhan sehari-hari dengan hutang.
untuk kesehatan di masa tua sangat
penting, dan mengontrol dana yang Hasil Analisis
terkumpul untuk masa tua. Uji Beda t-test
Pada uji beda t-test ini untuk
Sikap Pengelolaan Keuangan mengetahui terdapat perbedaan jenis
Tabel 3 kelamin (variabel x) pada perencanaan
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF pensiun (variabel y). Pada tabel 4 dapat
SIKAP PENGELOLAAN dijelaskan hasil analisis uji beda t-test yang
KEUANGAN diperoleh pada penelitian ini :
Item Persentase Jawaban Responden Mean STD
(%)
Tabel 4
STS TS KS S SS HASIL ANALISIS STATISTIK
PERENCANAAN PENSIUN
SPK.1 2,02 2,02 6,06 55,05 34,85 4,18 0,8
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
SPK.2 3,03 3,54 14,65 26,77 52,02 4,19 1,02 Jenis Laki-
Perempuan Kesimpulan
SPK.5 2,02 6,57 11,62 27,78 52,02 4,19 1,02 Kelamin laki
Rata-rata mean 4,02 Mean 16,36 16,27
Sumber : Data diolah Std. Deviation 2,26 2,22
thit = 0,270 ttabel = 1,960 Ho diterima
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan Tidak
Sig. = 0,787 α = 0,05
bahwa sikap pengelolaan keuangan dapat Signifikan
diukur dengan pernyataan SPK.1, SPK.2, Sumber : Data diolah
dan SPK.5. Telah diketahui hasil mean
tertinggi pada item pernyataan SPP.2 dan Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan
SPK.5 yaitu 4,21. Item SPK.2 ini hasil pengujian yang dilakukan
mengukur apakah responden tidak akan menggunakan uji beda t-test untuk
merencanakan belanja dalam jumlah besar menjawab hipotesis pertama.
menggunakan hutang. Sebanyak 27,78 Menunjukkan hasil bahwa nilai thitung
persen responden menjawab setuju dan diantara jenis kelamin sebesar 0,270 lebih
52,02 persen responden menjawab sangat kecil dibanding dengan ttabel sebesar 1.960.
setuju. Item pernyataan pada SPK.2 sama Hasil signifikansi yang didapatkan sebesar
halnya dengan item pernyataan SPK. 5 0.787 lebih besar dibanding α (0,05),
yang mengukur responden tidak boleh sehingga H0 diterima. Hasil tersebut
memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
hutang. Sebanyak 27,78 persen responden antara laki-laki dan perempuan pada
menjawab setuju dan 52,02 persen perencanaan pensiun.
menjawab sangat setuju.
Pada item SPK.1 didapatkan hasil Analysis of Variance (ANOVA)
mean terkecil yaitu 4,19. Sebanyak 55,05 Pada penelitian ini untuk menguji
persen responden menjawab setuju dan adanya perbedaan usia, pendidikan
34,85 persen menjawab sangat setuju. Dari terakhir, pendapatan, dan pekerjaan
rata-rata mean yang didapatkan dari (variabel x) pada perencanaan pensiun
variabel perencanaan pensiun sebesar 4,02. (variabel y). Pada tabel 5 hasil analisis
Penilaian ini menunjukkan bahwa ANOVA yang diperoleh pada penelitian
responden menyatakan “sangat setuju” ini :
terhadap seluruh indikator dengan

8
Tabel 5 c. Analisa pengujian hipotesis
HASIL ANALISIS STATISTIK keempat (H4)
PERENCANAAN PENSIUN Hasil pengujian hipotesis ini
BERDASARKAN USIA, PENDIDIKAN, dilakukan untuk mengetahui adanya
PENDAPATAN DAN PEKERJAAN perbedaan pendapatan pada perencanaan
VARIABEL F hit Df F Sig
tabel pensiun. Berdasarkan tabel 5
USIA 1,116 df1 : 3 2,6 0,344 menunjukkan hasil bahwa nilai Fhitung
df2 : 194 pendapatan adalah sebesar 4,837 lebih
PENDIDIKAN 0,566 df1 : 4 2,37 0,688 besar dibanding dengan Ftabel sebesar 2,60.
df2 : 193
Hasil signifikan setelah dilakukan analisis
statistik adalah sebesar 0,003 lebih kecil
PENDAPATAN 4,837 df1 : 3 2,6 0,003
dibanding α (0,05), sehingga H0 ditolak.
df2 : 194
Hasil ini menujukkan bahwa terdapat
PEKERJAAN 0,762 df1 : 4 2,37 0,552
perbedaan pendapatan pada perencanaan
df2 : 193 pensiun.
Sumber : Data diolah
d. Analisa pengujian hipotesis kelima
Selanjutnya akan dijelaskan tentang (H5)
hasil dari pengujian yang dilakukan Hasil pengujian hipotesis ini
menggunakan ANOVA untuk menjawab dilakukan untuk mengetahui adanya
hipotesis yang diajukan pada penelitian perbedaan pekerjaan pada perencanaan
ini: pensiun. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
a. Analisa pengujian hipotesis kedua hasil bahwa nilai Fhitung jenis pekerjaan
(H2) sebesar 0,762 lebih kecil dibanding dengan
Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan Ftabel sebesar 2,37. Hasil signifikan yang
bahwa hasil pengujian hipotesis kedua didapatkan setelah dilakukan analisis
pada variabel usia adalah nilai Fhitung usia statistik adalah sebesar 0,552 lebih besar
responden adalah sebesar 1,116 lebih kecil dibanding α (0,05) sehingga H0 diterima.
dibanding dengan Ftabel sebesar 2,60. Hasil Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak
signifikan yang didapatakan sebesar 0.344 ada perbedaan jenis pekerjaan pada
lebih besar dibanding α (0,05), sehingga perencanaan pensiun.
H0 diterima. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan usia pada SEM-PLS
perencanaan pensiun. Hasil pengujian hipotesis ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
b. Analisa pengujian hipotesis ketiga sikap pengelolaan keuangan pada
(H3) perencanaan pensiun. Pengujian ini
Hasil pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan alat SEM-PLS
dilakukan untuk mengetahui adanya dengan program WarpPLS 4.0. Adapun
perbedaan pendidikan terakhir pada hasil estimasi model SEM-PLS pada
perencanaan pensiun. Berdasarkan tabel 5 gambar 6 dapat dijelaskan hasil pengujian
dapat dijelaskan terdapat hasil Fhitung hipotesis keenam sebagai berikut :
tingkat pendidikan responden adalah
sebesar 0,566 lebih kecil dibanding dengan
Ftabel sebesar 2,37. Hasil signifikan yang
didapatakan sebesar 0,688 lebih besar
dibanding α (0,05), sehingga H0 diterima.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan pendidikan terakhir pada
perencanaan pensiun.

9
TABEL 6 Pembahasan
HASIL SEM-PLS
Output Path coefficients and P Sikap Perencanaan Ada Perbedaan Laki-laki dan
values Pengelolaan Pensiun
Keuangan Perempuan pada Perencanaan Pensiun
Path coefficients 0.241 Hasil pengujian hipotesis yang
P values 0.008 telah dilakukan terhadap variabel jenis
Output Latent variable Sikap Perencanaan kelamin pada perencanan pensiun, yakni
coefficients Pengelolaan Pensiun tidak ada perbedaan. Artinya baik laki-laki
Keuangan dan perempuan tidak memiliki perbedaan
R-squared coefficients 0.058
atau tidak berpengaruh pada perencanaan
Adjusted R-squared coefficients 0.053
pensiun
Composite reliability coefficients 0.775 0.832
Apabila dikaitkan dengan tanggapan
Cronbach's alpha coefficients 0.564 0.729 responden tentang melakukan perencanaan
Average variances extracted 0.537 0.556 pensiun, sebesar 73 persen responden laki-
Full collinearity VIFs 1.050 1.050 laki melakukan perencanaan pensiun, dan
Q-squared coefficients 0.059 79 persen perempuan melakukan
Sumber : Data diolah perencanaan pensiun. Pada analisis
dekriptif tingkat pendidikan responden
Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan yang cukup tinggi dimana responden
pada output path coefficient and p values dengan pendidikan sarjana 61 orang dan
bahwa koefisien jalur pengaruh Sikap pasca sarjana 16 orang, sehingga dapat
Pengelolaan Keuangan (SPK) pada disimpulkan bahwa baik laki-laki ataupun
Perencanaan pensiun adalah sebesar 0,241 perempuan memiliki sikap positif pada
dan signifikansi sebesar 0.008 perencanaan pensiun.
(berpengaruh). Dari penjelasan pengujian Laki-laki dan perempuan yang
tabel 4.11, maka hipotesis dalam penelitian memiliki riwayat pendidikan semakin
ini menyatakan bahwa sikap pengelolaan tinggi, maka mereka semakin menyadari
keuangan berpengaruh positif signifikan untuk mengikuti dana pensiun atau
pada perencanaan pensiun. menabung untuk masa pensiun.
Pada output laten variable Pengetahuan menjadi faktor penting untuk
coefficient merupakan salah satu yang membangun mindset keuangan karena
terpenting karena menyajikan berbagai menentukan cara berpikir dalam
hasil estimasi yang wajib ditampilkan. pemahaman terhadap keputusan yang akan
Berdasarkan tabel 6 diperoleh R-squared dibuat.
yang dihasilkan variabel dependen yaitu Hasil penelitian ini sesuai dengan
perencanaan pensiun (PP) sebesar 0.058. penelitian yang dilakukan oleh Perminas
Ini berarti pengaruh Sikap Pengelolaan Pangeran (2012). Namun penelitian ini
Keuangan (SPK) pada Perencanaan tidak sesuai dengan penelitian yang
Pensiun (PP) sebesar 5.8%, dan sisanya dilakukan oleh Elvira Unola dan Nanik
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model Linawati (2014).
penelitian. Nilai Q-squared coefficients
yang dihasilkan model 0.059 > 0 yang Ada Perbedaan Usia Pada Perencanaan
berarti model mempunyai predictive Pensiun
validity.
Hasil pengujian hipotesis yang
dilakukan pada variabel usia membuktikan
bahwa tidak ada perbedaan usia pada
perencanaan pensiun. Artinya responden
baik yang memiliki usia muda ataupun
usia yang lebih tua tidak memiliki

10
perbedaan atau tidak berpengaruh dalam perbedaan riwayat pendidikan pada
perencanaan pensiun. perencanaan pensiun. Artinya riwayat
Apabila dikaitkan dengan tanggapan pendidikan baik SMP, SMU, Diploma,
responden tentang melakukan perencanaan Sarjana, dan Pasca Sarjana tidak memiliki
pensiun rentang usia baik yang memiliki perbedaan pada perencanaan pensiun atau
usia lebih muda ataupun usia lebih tua riwayat pendidikan tidak berpengaruh pada
memiliki kesadaran untuk melakukan perencanaan pensiun.
perencanaan pensiun karena akan Apabila dikaitkan dengan tanggapan
memerlukan biaya yang besar dimasa tua responden, seseorang yang memiliki
dan tidak terjaminnya masa tua nanti. Hal riwayat pendidikan SMP, SMA, Diploma,
ini juga terlihat pada indikator pernyataan Sarjana dan Pasca Sarjana telah melakukan
perencanaan pensiun menunjukkan sebesar perencanaan pensiun. Hal ini juga terlihat
89,90 persen responden menjawab setuju pada indikator pernyataan perencanaan
bahkan sangat setuju saat ini menabung pensiun menunjukkan sebesar 91,42
untuk masa tua sangat penting. persen responden menjawab setuju bahkan
Seseorang sejak usia muda sudah sangat setuju menyisihkan dana untuk
memikirkan apa yang akan dilakukan saat kesehatan dimasa tua sangat penting,
sudah tua nanti, maka saat memasuki masa karena semakin
pensiun sudah tidak perlu khawatir akan Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tidak tejaminnya masa pensiun nanti. tinggi tingkat pendidikan seseorang tidak
Menurut tokoh perencanaan keuangan, mempengaruhi seseorang dalam
Fredik Pieloor, uang pensiun saat ini melakukan perencanaan pensiun, karena
ditentukan oleh usaha tempo dulu. semakin banyak pengeluaran untuk
Semakin giat untuk bekerja, menabung, memenuhi kebutuhan dimasa yang akan
dan berinvestasi, semakin banyak pula datang, dan memiliki dana kesehatan untuk
uang yang bisa digunakan saat pensiun. masa tua sangat penting. Hal lain yang
Meskipun telah kita ketahui saat seseorang menyebabkan tidak adanya perbedaan
memiliki usia lebih tua memiliki adalah di zaman sekarang yang semakin
pengalaman dan pemikiran yang lebih keterbukaan informasi yang sangat luas
matang jika dimasa muda lebih senang seperti saat ini. Perencanaan pensiun
menghabiskan uang untuk hal-hal yang sekarang ini juga semakin populer
tidak penting, maka bisa jadi masa tua sehingga banyak informasi yang
akan berakhir tragis. Kesiapan seseorang didapatakan tentang pensiun.
dalam menghadapi pensiun ataupun masa Hal ini tidak sesuai dengan
depan tidak dapat dinilai dari usia muda penelitian terdahulu yaitu Elvira Unola dan
ataupun usia tua, namun kesadaran diri dan Nanik Linawati (2014) yang menyatakan
mengelola keuangan dengan baik dalam bahwa semakin tinggi pendidikan
mempersiapkan masa tua nantinya. responden, semakin menyadari bahwa
Hasil penelitian ini sesuai dengan kebutuhan dimasa depan perlu adanya
penelitian Perminas Pangeran (2012). perencanaan keuangan, termasuk
Namun tidak sesuai dengan penelitian merencanakan dana pensiun untuk
Elvira Unola dan Nanik Linawati (2014) kebutuhan di masa tua. Penelitian ini
dan Tuan-Hock Ng, Woan-Ying Tay, Nya- sesuai dengan penelitian Perminas
Ling Tan, Ying-San Lim (2011). Pangeran (2012) yang menyatakan bahwa
pendidikan tidak berperan sebagai
Ada Perbedaan Pendidikan Pada perencaan pensiun.
Perencanaan Pensiun
Hasil pengujian hipotesis yang
dilakukan pada variabel pendidikan
terakhir membuktikan bahwa tidak ada

11
Ada Perbedaan Pekerjaan Pada Hal ini juga terkait dengan
Perencanaan Pensiun tanggapan responden terhadap indikator
Hasil pengujian hipotesis yang perencanaan pensiun , data responden
dilakukan pada variabel pekerjaan menunjukkan 91,42 persen menjawab
membuktikan bahwa ada tidak ada setuju bahkan sangat setuju menyisihkan
perbedaan jenis pekerjaan pada dana untuk kesehatan dimasa tua, 82,32
perencanaan pensiun. Artinya jenis persen responden menjawab setuju bahkan
pekerjaan seseorang tidak berpengaruh sangat setuju mengontrol dana yang
pada perencanaan pensiun. terkumpul untuk masa tua, sebesar 67,17
Hal ini mengindikasikan bahwa persen responden menjawab setuju bahkan
responden dengan segala profesi baik sangat setuju memerlukan biaya yang
bekerja sebagai, PNS, Pegawai Bank, besar dimasa tua dan sebesar 89,90 persen
Professional (Akuntan, dokter, pengacara), responden menjawab setuju bahkan sangat
Wiraswasta, dan lainnya tetap untuk setuju saat ini menabung untuk masa tua
merencanakan pensiun sejak dini. Hal ini sangat penting. Hal ini menunjukkan
dikarenakan saat ini tidak hanya pada pendapatan yang diterima oleh mayoritas
profesi sebagai PNS yang ketika responden disisihkan untuk ditabung agar
memasuki masa pensiun mendapatakan tidak cemas akan kebutuhan dimasa tua
tunjangan pensiun tapi pada pegawai nanti dan tidak bergantung pada anak
swasta, wiraswasta, profesional, dan ataupun orang lain.
lainnya sekarang pun juga sudah ada Hasil penelitian ini sesuai dengan
tunjangan untuk masa tua. Hal lain juga penelitian Elvira Unola dan Nanik
disebabkan saat ini banyak bank, ataupun Linawati (2014), Tuan-Hock Ng, Woan-
lembaga yang menawarkan kepada Ying Tay, Nya-Ling Tan, Ying-San Lim
masyarakat tentang tabungan masa depan (2011) yang menyatakan bahwa
yang dimana nasabahnya akan mendapat perencanan keuangan membutuhkan
kesejahteraan saat tua nanti. kemampuan dalam pengelolaan keuangan,
Hasil penelitian ini sesuai dengan sehingga orang dengan penghasilan yang
penelitian Perminas Pangeran (2012). lebih besar memiliki niat melakukan
Namun penelitian ini tidak sesuai dengan perencanaan pensiun, dan kelompok
penelitian Elvira Unola dan Nanik responden ini dikatakan sudah sangat siap
Linawati (2014). untuk mempersiapkan pensiun. Namun
penelitian ini tidak sesuai dengan
Ada Perbedaan Pendapatan Pada penelitian Perminas Pangeran (2012) yang
Perencanaan Pensiun menyatakan bahwa pendapat tidak
Hasil pengujian hipotesis yang berperan penting dalam perencanaan
dilakukan pada variabel pendapatan pensiun.
membuktikan bahwa ada perbedaan
tingkat pendapatan pada perencanaan Pengaruh Sikap Pengelolaan Keuangan
pensiun. Artinya semakin tinggi pada Perencanaan Pensiun
pendapatan seseorang, semakin tinggi Berdasarkan hasil pengujian yang
kesadaran dalam mempersipkan dana dilakukan, bahwa Sikap Pengelolaan
pensiun. Keuangan berpengaruh positif signifikan
Jika diakitkan dengan tanggapan pada Perencanaan Pensiun. Artinya
responden tentang melakukan perencanaan semakin baik sikap seseorang dalam
pensiun semakin tinggi tingkat pendapatan mengelolan keuangan, maka akan
seseorang semakin memproporsikan meningkatkan perilaku positif untuk
pendapatannya untuk ditabung sebagai memiliki dan memanfaatkan produk
perencanaan pensiun. investasi, seperti menabung, memiliki
produk asuransi, dan dana pensiun.

12
Apabila dikaitkan dengan indikator bahwa tidak ada perbedaan jenis
yang ada, terdapat 89,90 persen responden kelamin pada perencanaan pensiun.
menyatakan setuju bahkan sangat setuju Laki-laki dan perempuan telah
membayar tagihan hutang atau kewajiban melakukan perencanaan pensiun.
secara tepat waktu. Hal ini sama halnya 2. Hasil pengujian hipotesis kedua
dengan pernyataan untuk tidak pada penelitian ini menunjukkan
merencanakan belanja dan memenuhi bahwa tidak ada perbedaan usia pada
kebutuhan sehari-hari dengan hutang. perencanaan pensiun. Hal ini
Terdapat 78,79 persen responden mengindikasikan usia tidak
menyatakan setuju bahkan sangat setuju mempengaruhi seseorang untuk
untuk tidak merencanakan belanja dalam merencanakan pensiun.
jumlah besar dengan menggunakan kartu 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga
kredit atau hutang. Sebesar 79,80 pada penelitian ini menunjukkan
responden menyatakan setuju bahkan bahwa tidak ada perbedaan
sangat setuju untuk tidak memenuhi pendidikan pada perencanaan
kebutuhan sehari-hari dengan hutang. pensiun dengan kata lain pendidikan
Berdasarkan pernyataan tersebut tidak mempengaruhi seseorang
menunjukkan bahwa sikap pengelolaan dalam merencanakan pensiun.
keuangan responden sudah cukup baik 4. Hasil hipotesis keempat pada
karena mereka sadar apabila memiliki penelitian ini menunjukkan bahwa
hutang harus dibayarkan tepat waktu, tidak ada perbedaan pendapatan pada
merencanakan belanja dengan hutang perencanaan pensiun, artinya tingkat
bahkan memenuhi kebutuhan sehari-hari pendapatan mempengaruhi
dengan hutang. Ketika seseorang sudah seseorang untuk merencanakan
memiliki hutang maka hal tersebut pensiun.
mengakibatkan timbulnya tambahan biaya 5. Hasil hipotesis kelima pada
dan pada kredit konsumsi tidak boleh lebih penelitian ini menunjukkan tidak ada
dari 35 persen dari pendapatan, karena jika perbedaan jenis pekerjaan pada
lebih dari 35 persen maka tidak bisa perencanaan pensiun. Hal ini
memproporsikan pendapatan untuk mengindikasikan bahwa jenis
ditabung dan akan terjerat ke dalam hutang pekerjaan tidak mempengaruhi
yang berlebihan. Sikap termasuk faktor seseorang untuk merencanakan
yang menentukan terbentuknya pola pikir pensiun.
keuangan yang tepat dan sikap berkaitan 6. Hasil hipotesis keenam
dengan kedisiplinan (Peter Garlans Sina, menunjukkan sikap pengelolaan
2014 : 69). Kedisiplinan akan keuangan memiliki pengaruh pada
menimbulkan kepatuhan pada perencanaan perencanaan pensiun.
keuangan.
Pada penelitian ini sesuai dengan Keterbatasan Penelitian
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Berdasarkan penelitian yang telah
Norma Yulianti dan Meliza Silvy (2013).
dilakukan, pada penelitian ini masih
Namun Hasil penelitian ini tidak sesuai
memiliki beberapa keterbatasan sebagai
dengan penelitian Perminas Pangeran
berikut:
(2012).
1. Penelitian ini hanya mengamati
faktor demografi yang meliputi,
KESIMPULAN, KETERBATASAN,
karakteristik jenis kelamin, usia,
DAN SARAN
pendidikan terakhir, pendapatan, dan
Kesimpulan
pekerjaan tetapi tidak mengamati
1. Hasil pengujian hipotesis pertama
faktor demografi yang lain seperti
pada penelitian ini menunjukkan
jumlah anggota keluarga, keyakinan

13
atau agama, suku, ras atau etnis, DAFTAR RUJUKAN
status pernikahan, yang dikaitkan
dengan perencanaan pensiun. Cooper, D. R., & Schindler, P. S. 2006.
2. Beberapa item pertanyaan dari item Metode Riset Bisnis. 9th edition, Vol.
pernyataan dalam penelitian ini 2. Jakarta: Salemba Empat.
bermakna ambigu sehingga beberapa Dahlan Siamat, 2005. Manajemen
item perlu dihapus. Lembaga Keuangan Kebijakan
3. Proses penyebaran dan Moneter Perbankan. Jakarta :
pengembalian kuesioner Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
membutuhkan waktu yang cukup Universitas Indonesia.
lama, hal ini dikarenakan proses Elvira Unola dan Nanik Linawati. 2014.
pencarian responden. “Analisa Hubungan Faktor Demografi
4. Responden kurang serius mengisi dengan Perencanaan Dana Pendidikan
kuesioner dan beberapa responden dan Dana Pensiun pada Masyarakat
tidak mengisi pertanyaan di Ambon”. Finesta. Vol: 2, No 2. Hal
kuesioner karena merasa pertanyaan 29 – 34.
merupakan privasi, sehingga Imam Sudjono, 1999. Dana Pensiun
mempengaruhi jawaban responden. Lembaga Keuangan. Edisi 3. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Saran Kompas (Jakarta), 16 Maret 2015, hal. 4.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil Mudrajad Kuncoro, 2013. Metode Riset
analisis penelitian yang telah dilakukan, untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
ada beberapa saran yang dapat diberikan Erlangga.
oleh peneliti agar dapat bermanfaat bagi Norma Yulianti dan Meliza Silvi. 2013.
penelitian selanjutnya. Saran-saran “Sikap Pengelola Keuangan dan
tersebut diantaranya adalah sebagai Perilaku Perencanaan Investasi
berikut: Keluarga di Surabaya”. Journal of
1. Peneliti selanjutnya disarankan Business and Banking. Vol. 3. No 1.
untuk mengamati faktor demografi Hal 57-68.
yang lain seperti: jumlah anggota Perminas Pangeran. 2012. “Sikap
keluarga, keyakinan atau agama, Keuangan Rumah Tangga Desa pada
suku, ras atau etnis, status Aspek Perencanaan Keuangan”.
pernikahan yang dikaitkan dengan JRAK. Vol. 8, No. 1. Hal 35-50.
perencanaan pensiun. Peter Garlans Sina. 2014. Think Wisley in
2. Peneliti mendatang memperhatikan Personal Finance. Yogyakarta :
pertanyaan yang digunakan dalam Penerbit Real Books.
kuesioner perlu diperhatikan kembali Tuan, Hock Ng, Woan-Ying Tay, Nya-
untuk mencegah kata yang Ling Tay, and Yang-San Lim. 2011.
mempunyai makna ambigu “Influence of Investment Experience
3. Waktu penyebaran dan pengambilan and Demographic Factors on
kuesioner lebih baik diberi batasan Retirement Planning Intention”.
waktu yang jelas. International Journal of Business and
4. Peneliti selanjutnya melakukan Management. Vol. 6 No 2. Hal 196 –
wawancara dan mendampingi 203.
responden dalam pengisian
kuesioner untuk meminimalisir
kurang dipahaminya pertanyaan
maupun pernyataan yang ada pada
kuesioner.

14

You might also like