You are on page 1of 8

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.

1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

PENGARUH TEKANAN PEMBRIKETAN DAN PERSENTASE BRIKET


CAMPURAN GAMBUT DAN ARANG PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT
TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET

Andy Nugraha1, Agung Widodo2, Slamet Wahyudi3


1Politeknik Hasnur, Jalan. Adhyaksa No. A2 – Kayu Tangi Permai – Banjarmasin
2, 3 Univesitas Brawijaya, Jalan. MT. Haryono, 167 – Malang

Telp./fax (0511) 3306606


E-mail: Andy_sky26@yahoo.co.id

Abstract
Briquettes mixture of peat and charcoal leaf midrib palm oil is one of the alternative energy
for replacing fossil fuel energy. It is environmentally friendly and abundant in Indonesia, mainly in
South Kalimantan. In this study, the percentage of briquettes mixture of peat and charcoal leaf
midrib of palm oil were 50%:50%, 60%:40%, 70%:30%, 80%:20% and 90%:10%, respectively. In
addition, 1 gram of starch was added as an adhesive for every variation of briquettes mixture. In
briquetting process, the pressures were 10 kg/cm2, 20 kg/cm2 and 30 kg/cm2. The combustion
characteristics of briquettes was tested, then it was compared by subbituminous coal briquettes.
The results show, ignition delay of briquettes decrease by increasing additional percentage of
peat, however extend the burning time of briquettes, consequently the burning rate decrease and
the briquettes temperature becomes low. Briquetting pressure affects the combustion
characteristics of briquettes. Ignition delay of briquettes decrease by the pressure. On the other
hand, extend the burning time of briquettes and decrease the burning rate, however combustion
temperatures of briquettes increases. The results also show a comparison of mixture briquettes
peat and charcoal palm leaf midrib with subbituminus coal briquettes. The subbituminous coal
briquettes produces higher combustion temperature, the longer combustion process and the
lowest combustion rate.
Keywords: Briquette, peat, charcoal leaf midrib palm oil, combustion characteristics.

PENDAHULUAN dijadikan sebagai salah satu energi alternatif


Briket merupakan sebuah gumpalan/blok berupa briket gambut.
bahan yang dapat dibakar dan digunakan Indonesia memiliki lahan gambut yang
sebagai bahan bakar untuk memulai dan tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua.
mempertahankan nyala api selama rentang Salah satu provinsi di Kalimantan yang memiliki
waktu tertentu. Briket yang paling umum potensi gambut cukup besar, yaitu Kalimantan
digunakan adalah briket batu bara, Selatan yang diperkirakan sebesar 1.484.000
briket arang, briket gambut, dan biobriket . Ha [2].
Diantara briket-briket yang telah disebutkan, Briket gambut sebagai energi alternatif
briket gambut merupakan briket yang cukup dituntut memiliki kualitas yang baik diantaranya
jarang digunakan karena berhubungan erat memiliki sifat seperti tekstur yang halus, tidak
dengan lingkungan hidup sekitarnya. Tetapi jika mudah pecah, keras, aman bagi manusia dan
melihat potensi gambut yang cukup luas di lingkungan serta memiliki sifat-sifat penyalaan
Indonesia yaitu sekitar 27 juta Ha dan yang baik. Sifat penyalaan ini diantaranya
merupakan cadangan gambut terbesar ke adalah mudah menyala, waktu nyala cukup
empat di dunia setelah Kanada (170 juta Ha), lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit
Rusia (150 juta Ha), dan Amerika Serikat (40 dan cepat hilang serta nilai kalor yang cukup
juta Ha) [1]. Patut kiranya jika gambut dapat tinggi [3]. Untuk lebih meningkatkan kualitas,
briket gambut juga dapat dicampur dengan

29
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

biomassa seperti arang jerami dan serbuk kayu. Karakteristik pembakaran briket
Penambahan arang jerami dan serbuk campuran gambut dan arang pelepah daun
kayu pada briket gambut dapat meningkatkan kelapa sawit meliputi: penyalaan awal briket,
nilai kalor briket gambut [1] [4]. Briket gambut lama pembakaran briket, penurunan berat
yang ditambahkan serbuk kayu mengalami briket selama proses pembakaran, laju
perubahan pada sifat fisiknya seperti pembakaran briket, dan temperatur
penurunan kadar air, penurunan kadar abu, pembakaran briket. Karakteristik pembakaran
penurunan kadar karbon, dan peningkatan zat- briket campuran gambut dengan arang pelepah
zat mudah menguap [1]. Sedangkan briket daun kelapa sawit juga dibandingkan dengan
gambut yang ditambahkan arang jerami juga karakteristik pembakaran briket batubara
terjadi perubahan pada sifat fisiknya seperti subbituminous untuk melihat bagaimana
penurunan kadar air, peningkatan kadar abu, perbandingannya.
dan peningkatan kadar karbon [4].
Selain mengetahui sifak fisik dari briket METODOLOGI PENELITIAN
gambut perlu juga diketahui karakteristik Briket dibuat dengan persentase
pembakarannya seperti penyalaan awal briket, campuran gambut dan arang pelepah daun
lama pembakaran briket, penurunan berat kelapa sawit, yaitu 50%:50%, 60%:40%,
briket selama proses pembakaran, laju 70%:30%, 80%:20%, dan 90%:10%, dalam
pembakaran briket, dan temperatur persentase berat dan setiap persentase
pembakaran briket. Karakteristik pembakaran ditambahkan perekat kanji sebanyak 1 gram
diperlukan sebagai salah satu tolak ukur dalam bentuk jelly. Briket juga dibuat dengan 3
kualitas dan performa briket gambut yang di tekanan pembriketan yang berbeda, yaitu 10
hasilkan [5]. kg/cm2, 20 kg/cm2, dan 30 kg/cm2.
Selain dicampur dengan arang jerami dan
serbuk kayu, briket gambut juga dapat
dicampur dengan biomassa lain seperti
pelepah daun kelapa sawit. Pelepah daun
kelapa sawit merupakan salah satu limbah
perkebunan kelapa sawit yang sangat kurang
pemanfaatannya. Pemanfaatan pelepah daun
kelapa sawit hanya sebatas sebagai pupuk
kompos dan bahan campuran pakan ternak.
Pemanfaatan pelepah daun kelapa sawit
sebagai bahan campuran pakan ternak hanya
sebesar 30% dan masih banyak terdapat
kesukaran dalam proses pengolahannya [6].
Beberapa peneliti sudah ada yang Gambar 1. Cetakan briket dan dimensinya
memanfaatkan pelepah daun kelapa sawit (dalam mm)
menjadi briket. Pelepah daun kelapa sawit yang
dijadikan briket tanpa melalui proses Setiap persentase campuran briket dan
pengarangan mempunyai nilai kalor sebesar briket batubara subbituminous akan dilakukan
3.477,67 kKal/kg [7]. Sedangkan briket pelepah pengujian karakteristik pembakaran. Pengujian
daun kelapa sawit yang melalui proses karakteristik pembakaran briket menggunakan
pengarangan mempunyai nilai kalor sebesar skema alat seperti dalam Gambar 2.
5687 kal/g [8]. Prosedur pengujian karakteristik
Berdasarkan pemaparan di atas diketahui pembakaran ini dimulai dengan briket yang
bahwa gambut dan arang pelepah daun kelapa telah dioven dan kering kemudian diletakkan
sawit sangat potensial untuk dijadikan bahan pada penyangga briket yang dibawahnya telah
baku briket. Sehingga perlunya melakukan diletakkan timbangan digital dengan posisi
penelitian mengenai pengaruh tekanan tergantung. Di bawah briket yang tergantung
pembriketan dan persentase briket campuran selanjutnya diletakkan elemen pemanas
gambut dan arang pelepah daun kelapa sawit (heater). Atur jarak antara briket dengan
terhadap karakteristik pembakarannya. elemen pemanas (heater) ± 2 mm.

30
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

Brawijaya Malang didapat hasil penelitian,


antara lain:

Sifat fisik briket


Sifat fisik briket briket campuran gambut
dan arang pelepah daun kelapa sawit serta
briket batubara subbituminous dapat di lihat
dalam Tabel 1.
Gambar 2. Skema instalasi penelitian
Tabel 1. Sifat fisik briket
Keterangan:
1. Trafo 5. Briket
2. Switch 6. Heater listrik
3. Timbangan digital 7. Termometer infrared
4. Penyangga briket 8. Kamera

Sebelum briket dibakar, posisikan dan


hidupkan kamera ke arah briket untuk merekam
proses pembakaran briket. Siapkan juga
termometer infrared di tempat yang mudah Karakteristik Pembakaran Briket Penyalaan
dijangkau, jika sewaktu-waktu diperlukan untuk Awal Briket
mengukur temperatur pembakaran briket. Waktu penyalaan terlama ada pada GA1
Hidupkan timbangan digital dengan tanpa dengan tekanan pembriketan 10 kg/cm 2 yaitu
adanya pembebanan dari briket sampai 99 detik dan waktu penyalaan tersingkat ada
timbangan digital siap digunakan. Apabila pada GA4 dan GA5 dengan tekanan
timbangan digital sudah siap digunakan maka pembriketan 30 kg/cm 2 yaitu 59,5 detik. Waktu
letakkan briket pada penyangga briket yang penyalaan terlihat semakin cepat seiring
dibawahnya telah diletakkan timbangan digital dengan banyaknya gambut yang ditambahkan
yang sudah siap digunakan. Selanjutnya berat ke dalam briket seperti pada Gambar 3.
awal briket akan terbaca timbangan digital.
Waktu penyalaan

Hidupkan stopwatch bersamaan dengan 105 GA 1


switch elemen pemanas (heater) untuk 95 GA 2
(detik)

mengukur lamanya penyalaan awal dan 85 GA 3


lamanya pembakaran briket. Elemen pemanas GA 4
75
(heater) hanya dihidupkan sampai briket mulai GA 5
terbakar dan kemudian dimatikan, apabila jarak 65
BB
antara briket dengan elemen pemanas (heater) 55
terlalu dekat maka naikkan kawat penggantung 10 20 30
briket sampai jaraknya di rasa cukup. Dalam Tekanan pembriketan (kg/cm2)
pengambilan data, data temperatur dari Gambar 3. Grafik penyalaan briket
pembakaran briket diperoleh dari pembacaan
termometer infrared. Lamanya penyalaan awal Hal ini terjadi karena gambut belum
dan lamanya pembakaran briket diperoleh dari mengalami proses thermal dekomposisi atau
pembacaan stopwatch dan dari durasi rekaman pengarangan, sehingga gambut masih memiliki
video. kadar zat-zat terbang (volatile matter) yang
tinggi. Tingginya kadar zat-zat terbang (volatile
HASIL DAN PEMBAHASAN matter) mengakibatkan briket akan lebih mudah
Dari pengujian sifat fisik dan karakteristik terbakar [3]. Meningkatnya tekanan
pembakaran yang telah dilakukan di pembriketan juga turut andil dalam
Laboratorium pusat studi pangan dan gizi mempercepat penyalaan awal briket
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan di dikarenakan semakin rapatnya butiran briket
Laboratorium motor bakar Universitas membuat distribusi temperatur dan rambatan

31
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

api antar butiran briket berlangsung cepat tanpa melambatnya pembakaran briket dan
ada hambatan dari udara [9]. Secara umum menurunkan temperatur briket. Semakin tinggi
waktu penyalaan awal briket campuran gambut tekanan pembriketan juga akan membuat abu
dan arang pelepah daun kelapa sawit masih di yang dihasilkan dalam proses pembakaran
bawah briket batubara subbituminous, semakin kuat menempel pada briket.
dikarenakan walaupun batubara subbituminous
memiliki kadar zat-zat terbang (volatile matter) Penurunan Berat Briket Selama Proses
yang tinggi tetapi wujudnya yang telah menjadi Pembakaran
arang (banyak mengandung karbon) Selama proses pembakaran, briket akan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terus mengalami penurunan berat sampai
menyala. Hal ini tidak lepas dari banyaknya briket menjadi abu. Penurunan berat briket
kandungan karbon padatan di dalam batubara dapat diketahui dengan menimbang briket yang
subbituminous, memerlukan energi aktivasi masih terbakar dengan cara menggantungnya
yang besar untuk membakarnya dan pada penyangga yang diletakkan di atas
meraksikannya dengan oksigen sehingga timbangan digital. Penurunan berat briket
menjadi COx. dengan tekanan pembriketan 10 kg/cm 2, 20
kg/cm2, dan 30 kg/cm2 disajikan dalam
Lama Pembakaran Briket Gambar 5.
Waktu pembakaran terlama ada pada Semakin banyak gambut di dalam
GA5 dengan tekanan pembriketan 30 kg/cm 2 campuran briket dan semakin meningkatnya
yaitu 3718 detik dan waktu pembakaran tekanan maka penurunan berat briketnya akan
tersingkat ada pada GA1 dengan tekanan semakin lambat dan pembakarannya akan
pembriketan 10 kg/cm 2 yaitu 3123,5 detik. semakin lama. Hal ini terjadi karena dalam
Lama pembakaran meningkat seiring dengan penelitian ini abu yang dihasilkan ketika
meningkatnya tekanan pembriketan dan pembakaran briket campuran gambut dan
meningkatnya kandungan gambut seperti pada arang pelepah daun kelapa sawit tetap
Gambar 4. Hal ini terjadi karena dengan menempel pada briket dan tidak mudah jatuh
meningkatnya tekanan maka butiran-butiran terutama bila kandungan gambutnya tinggi dan
briket akan lebih menyatu dan meningkatkan tekanan pembriketan di naikkan. Menempelnya
kerapatan briket [9], sehingga aliran udara ke abu pada briket yang masih terbakar membuat
dalam pembakaran briket akan menurun dan terhambat nya aliran udara yang masuk ke
memperlama pembakaran briket. dalam briket sehingga pembakaran briket
menjadi tidak optimal, memperlama
pembakaran briket, dan menurunkan
4000
Lama pembakaran

GA 1 temperatur briket.
3800 GA 2 Penurunan berat briket terjadi secara
GA 3
(detik)

3600 signifikan pada detik 0 sampai sekitar detik 110


3400 GA 4 (tergantung lama penyalaan masing-masing
GA 5 briket) karena pada saat ini briket dibakar
3200
BB dengan menggunakan heater listrik. Kemudian,
3000
10 20 30 mulai detik 200 – detik 1200 berat briket terus
turun secara signifikan karena pada briket
Tekanan pembriketan (kg/cm2) terbakar telah muncul bara api yang terus
Gambar 4. Grafik lama pembakaran briket menjalar dari sisi bawah briket, dari sisi bawah
perlahan bara api terus membakar sisi samping
Dalam penelitian ini semakin banyak dan kemudian sisi atas briket. Pembakaran
gambut yang ditambahkan ke dalam briket juga briket ini tidak menghasilkan lidah api yang
akan memperlama pembakaran briket, lama, lidah api hanya terjadi ketika heater listrik
dikarenakan abu yang dihasilkan dari proses dinyalakan, setelah heater listrik padam maka
pembakaran briket tetap menempel dengan lidah api juga turut menghilang. Mulai detik
kuat pada briket yang terbakar dan tidak mudah 1400 – detik 2600 pembakaran briket mulai
terlepas atau jatuh sehingga akan menghalangi melambat hal ini terjadi karena telah adanya
aliran udara ke dalam briket yang berakibat abu yang menyelimuti briket, semakin lama

32
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

selimut abu ini akan semakin tebal. Selimut abu

Berat briket (gram)


12
ini berbanding lurus dengan banyaknya gambut 10
dan akan semakin kuat menempel dengan 8
meningkatnya tekanan pembriketan. 6
Meningkatnya tekanan pembriketan membuat 4
butir-butir briket semakin menyatu dan bila 2
briket ini dibakar juga akan membuat abu 0

500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0
pembakaran briket tidak mudah terlepas dari
briket yang terbakar terutama untuk bahan
briket yang mengandung banyak gambut. Dari GA11 GA21 GA31
detik 2800 – detik 3800 (tergantung akhir GA41 GA51 BB01
pembakaran masing-masing briket) selimut abu
yang menutupi briket sudah semakin tebal dan Waktu (detik)
pembakaran briket sudah mencapai bagian (a)
tengah briket, jadi pada detik ini hanya tersisa
bagian tengah briket yang masih terbakar. 12
Berat briket (gram)
Bagian tengah briket akan terbakar dengan 10
sangat lambat (tergantung kadar gambut 8
masing-masing briket) dan kemudian padam. 6
Lambatnya pembakaran bagian tengah briket 4
tidak lepas dari sedikitnya aliran udara yang 2
masuk ke dalam briket, aliran udara ini 0
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
terhambat oleh selimut abu yang menutupi
briket.
Pembakaran briket campuran gambut dan GA13 GA23 GA33
arang pelepah daun kelapa sawit cukup GA43 GA53 BB03
berbeda dengan pembakaran briket batubara
Waktu (detik)
subbituminous. Pada pembakaran briket
batubara yang terlihat dalam Gambar 5 (b)
penurunan beratnya terlihat relatif stabil, hanya 12
Berat briket (gram)

ada detik 0 – detik 1200 saja yang terjadi 10


penurunan berat secara signifikan. Hal ini 8
terjadi karena hal yang terjadi pada briket 6
batubara subbituminous serupa dengan apa 4
yang tejadi pada briket campuran gambut dan 2
arang pelepah daun kelapa sawit. Hal berbeda 0
justru terjadi mulai dari detik 1800 – detik 4000
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500

(tergantung akhir pembakaran masing-masing


GA15 GA25
briket) penurunan berat briket batubara
subbituminous menurun secara konstan, GA35 GA45
dikarenakan kondisi batubara subbituminous GA55 BB05
Waktu (detik)
yang sudah seperti arang yaitu sudah menjadi
padatan karbon serta sedikitnya abu yang (c)
dihasilkan dan abu ini juga mudah sekali Gambar 5. Grafik Hubungan Berat Briket
terpisah dari briket batubara subbituminous dengan Waktu pada Masing-masing Tekanan
yang masih terbakar sehingga aliran udara Pembriketan (a) 10 kg/cm2, (b) 20 kg/cm2, (c)
yang digunakan untuk pembakaran briket tidak 30 kg/cm2.
terhambat.
Laju Pembakaran Briket
Laju pembakaran briket merupakan
banyaknya berat briket yang terbakar dalam
selang waktu tertentu. Laju pembakaran briket

33
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

dapat diketahui dengan menggunakan berbeda dengan laju pembakaran briket


persamaan berikut: batubara subbituminous. Laju pembakaran
briket campuran gambut dan arang pelepah
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 −𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = (1) daun kelapa sawit lebih tinggi dari pada laju
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
pembakaran briket batubara subbituminous, hal
Persamaan 1 digunakan untuk ini mengindikasikan bahwa pembakaran briket
menentukan laju pembakaran briket campuran campuran gambut dan arang pelepah daun
gambut dan arang pelepah daun kelapa sawit kelapa sawit berlangsung lebih cepat dari pada
serta briket batubara subbituminous dan briket batubara subbituminous. Hal ini terjadi
hasilnya dapat di lihat dalam Gambar 6. karena gambut yang terdapat dalam briket
campuran gambut dan arang pelepah daun
0.0035 kelapa sawit lebih cepat terbakar dari pada
padatan karbon dalam briket batubara
Laju pembakaran

0.0033
(gram/detik)

subbituminous.
0.0031
Temperatur Pembakaran Briket
0.0029
Briket campuran gambut dan arang
0.0027 pelepah daun kelapa sawit terlihat pada
Gambar 7 mengalami perbedaan temperatur di
0.0025
setiap variasinya. Seiring dengan
10 20 30 meningkatnya kandungan gambut maka
AG1 AG2
temperatur maksimum briket juga mengalami
AG3 AG4
penurunan, hal ini terjadi karena gambut hanya
AG5 BB
memiliki nilai kalor sebesar 4611,373 kal/g dan
Tekanan pembriketan (kg/cm2) ini berbeda jauh dengan arang pelepah daun
Gambar 6. Grafik laju pembakaran briket kelapa sawit yang memiliki nilai kalor sebesar
7400,862 kal/g, besarnya nilai kalor arang
Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin pelepah daun kelapa sawit tidak lepas dari
tinggi tekanan pembriketan maka laju proses pengarangan yang telah dilakukan.
pembakaran briket akan menurun, hal ini terjadi Proses ini membuat kandungan air dan
karena tekanan pembriketan yang tinggi kandungan zat-zat terbang (volatile matter)
membuat butir-butir briket semakin menyatu yang terdapat di dalam pelepah daun kelapa
dan semakin rapat sehingga hanya sedikit sawit hampir semuanya menguap dan hanya
udara yang terjebak di dalam briket serta menyisakan sebagian besar padatan karbon,
membuat pori-pori (porositas) briket mengecil. berbeda halnya dengan gambut yang masil
Keadaan ini membuat pada saat briket alami dan belum mengalami proses
terbakar, udara yang digunakan untuk pengarangan dan tentunya juga masih banyak
pembakaran briket sebagian besar di dapat dari mengandung air dan zat-zat terbang (volatile
bagian luar briket dan ini masih terhalang matter). Gambut juga memiliki kandungan abu
dengan abu yang menutupi permukaan briket yang tinggi, kandungan abu yang tinggi dalam
sehingga membuat laju pembakaran briket briket akan membuat temperatur
menjadi melambat. Semakin banyak gambut pembakarannya menurun. Kadar zat-zat
yang ditambahkan ke dalam campuran briket terbang (volatile matter) yang tinggi dalam
juga membuat laju pembakaran briket semakin gambut juga mempengaruhi temperatur
menurun dikarenakan gambut menghasilkan maksimal briket. Panas yang dihasilkan dari
banyak abu dan terus menempel pada briket pembakaran briket akan banyak digunakan
yang sedang terbakar sehingga menghambat untuk menguapkan zat-zat terbang (volatile
aliran udara yang digunakan untuk pembakaran matter) sehingga panas yang dihasilkan briket
briket. Hal ini mengakibatkan melambat atau menjadi tidak maksimal. Selain gambut,
menurunnya laju pembakaran briket. tekanan pembriketan juga turut andil dalam
Laju pembakaran briket campuran gambut meningkatkan temperatur maksimal
dan arang pelepah daun kelapa sawit cukup pembakaran briket, semakin tinggi tekanan

34
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

briket maka temperatur maksimal briket juga Tekanan pembriketan yang tinggi membuat
akan meningkat. butir-butir briket menyatu lebih rapat sehingga
panas dari butir briket yang terbakar dapat
langsung diteruskan ke butir briket yang lain
pembakaran (0C)

420
secara konduksi dan radiasi.
Temperatur

360
300 Secara umum dari Gambar 14, Gambar
240 15, dan Gambar 16 temperatur maksimal briket
180 batubara subbituminous masih lebih tinggi dari
120
60 temperatur briket campuran gambut dan arang
0 pelepah daun kelapa sawit dalam semua
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
tekanan pembriketan. Hal ini wajar terjadi
mengingat bahwa batubara subbituminous
GA11 GA21 GA31 telah mengalami proses thermal dekomposisi
atau pengarangan sehingga telah menjadi
GA41 GA51 BB01
padatan karbon dengan kandungan karbon
Waktu (detik)
yang tinggi, selain itu rendahnya kandungan
(a) abu mengisyaratkan bahwa hampir semua
bagian dari batubara subbituminous telah
420 berubah menjadi energi panas dalam proses
pembakaran (0C)

360 pembakaran sehingga membuatnya dapat


Temperatur

300 menghasilkan temperatur yang lebih maksimal.


240
180
120 KESIMPULAN
60 Berdasarkan dari data dan pembahasan
0 yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan mengenai penelitian pengaruh
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000

tekanan pembriketan dan persentase briket


GA13 GA23 GA33 campuran gambut dan arang pelepah daun
kelapa sawit terhadap sifat fisik dan
GA43 GA53 BB03 karakteristik pembakaran. Kesimpulannya
Waktu (detik) adalah sebagai berikut:
(b) Tekanan pembriketan yang digunakan
yaitu 10 kg/cm2, 20 kg/cm2, dan 30 kg/cm 2.
420 Pengaruh peningkatan tekanan pembriketan
pembakaran (0C)

360 terhadap karakteristik pembakaran briket,


Temperatur

300 antara lain: membuat penyalaan briket semakin


240 cepat, memperlama pembakaran briket,
180 menurunkan laju pembakaran briket, dan
120
60 meningkatkan temperatur pembakaran briket.
0 Persentase briket campuran gambut dan
arang pelepah daun kelapa sawit, yaitu
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500

50%:50%, 60%:40%, 70%:30%, 80%:20%, dan


GA15 GA25 GA35 90%:10%. Pengaruh semakin banyaknya
persentase penambahan gambut, antara lain:
GA45 GA55 BB05 mempercepat penyalaan briket, memperlama
Waktu (detik) pembakaran briket, menurunkan laju
(c) pembakaran briket, dan menurunkan
Gambar 7. Grafik Hubungan Temperatur temperatur briket.
Pembakaran dan Waktu dengan Tekanan
Pembriketan (a) 10 kg/cm2, (b) 20 kg/cm2, (c)
30 kg/cm2
DAFTAR PUSTAKA

35
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041

[1]. Sulistyono. 2000. Briket Gambut Dengan [6]. Balai Penelitian Ternak. 2003. Warta
Serbuk Kayu Kemungkinan Sebagai Energi Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Alternatif. Forum Iptek, Vol. 13 No. 03. Vol. 25 No. 5. Ciawi.
[2]. Rumidi, Sukandar. 2009. Rekayasa [7]. Papilo, Petir. 2012. Briket Pelepah Kelapa
Gambut, Briket Batubara, dan Sampah Sawit sebagai Sumber Energi Alternatif
Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada yang Bernilai Ekonomis dan Ramah
University Press. Lingkungan. Jurnal Sains, Teknologi dan
[3]. Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan Industri Vol. 9 No. 2.
dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket [8]. Yusuf, Muhammad. 2013. Pemanfaatan
Batubara dan Arang Kayu. Jurnal Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guenensis
Rekayasa Proses, Vol. 2 No. 2. Jacq.) sebagai Bahan Baku Pembuatan
[4]. Hakiki, Muhammad Zia. 2010. Pengaruh Briket Arang. Universitas Riau. Riau.
Variasi Jumlah Campuran Arang Jerami [9]. Setiowati, Reni. dan M. Tirono. 2014.
terhadap Karakteristik Briket Gambut Plus. Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan
Universitas Muhammadiyah. Malang. dan Komposisi Bahan Terhadap Sifat Fisis
[5]. Fretes, Evedore Fredo De. 2013. Briket Arang. Jurnal Neutrino. Vol. 7 No.01.
Karakteristik Pembakaran dan Sifat Fisik
Briket Ampas Empulur Sagu untuk
Berbagai Bentuk dan Prosentase Perekat.
Universitas Brawijaya. Malang.

36

You might also like