Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Briquettes mixture of peat and charcoal leaf midrib palm oil is one of the alternative energy
for replacing fossil fuel energy. It is environmentally friendly and abundant in Indonesia, mainly in
South Kalimantan. In this study, the percentage of briquettes mixture of peat and charcoal leaf
midrib of palm oil were 50%:50%, 60%:40%, 70%:30%, 80%:20% and 90%:10%, respectively. In
addition, 1 gram of starch was added as an adhesive for every variation of briquettes mixture. In
briquetting process, the pressures were 10 kg/cm2, 20 kg/cm2 and 30 kg/cm2. The combustion
characteristics of briquettes was tested, then it was compared by subbituminous coal briquettes.
The results show, ignition delay of briquettes decrease by increasing additional percentage of
peat, however extend the burning time of briquettes, consequently the burning rate decrease and
the briquettes temperature becomes low. Briquetting pressure affects the combustion
characteristics of briquettes. Ignition delay of briquettes decrease by the pressure. On the other
hand, extend the burning time of briquettes and decrease the burning rate, however combustion
temperatures of briquettes increases. The results also show a comparison of mixture briquettes
peat and charcoal palm leaf midrib with subbituminus coal briquettes. The subbituminous coal
briquettes produces higher combustion temperature, the longer combustion process and the
lowest combustion rate.
Keywords: Briquette, peat, charcoal leaf midrib palm oil, combustion characteristics.
29
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041
biomassa seperti arang jerami dan serbuk kayu. Karakteristik pembakaran briket
Penambahan arang jerami dan serbuk campuran gambut dan arang pelepah daun
kayu pada briket gambut dapat meningkatkan kelapa sawit meliputi: penyalaan awal briket,
nilai kalor briket gambut [1] [4]. Briket gambut lama pembakaran briket, penurunan berat
yang ditambahkan serbuk kayu mengalami briket selama proses pembakaran, laju
perubahan pada sifat fisiknya seperti pembakaran briket, dan temperatur
penurunan kadar air, penurunan kadar abu, pembakaran briket. Karakteristik pembakaran
penurunan kadar karbon, dan peningkatan zat- briket campuran gambut dengan arang pelepah
zat mudah menguap [1]. Sedangkan briket daun kelapa sawit juga dibandingkan dengan
gambut yang ditambahkan arang jerami juga karakteristik pembakaran briket batubara
terjadi perubahan pada sifat fisiknya seperti subbituminous untuk melihat bagaimana
penurunan kadar air, peningkatan kadar abu, perbandingannya.
dan peningkatan kadar karbon [4].
Selain mengetahui sifak fisik dari briket METODOLOGI PENELITIAN
gambut perlu juga diketahui karakteristik Briket dibuat dengan persentase
pembakarannya seperti penyalaan awal briket, campuran gambut dan arang pelepah daun
lama pembakaran briket, penurunan berat kelapa sawit, yaitu 50%:50%, 60%:40%,
briket selama proses pembakaran, laju 70%:30%, 80%:20%, dan 90%:10%, dalam
pembakaran briket, dan temperatur persentase berat dan setiap persentase
pembakaran briket. Karakteristik pembakaran ditambahkan perekat kanji sebanyak 1 gram
diperlukan sebagai salah satu tolak ukur dalam bentuk jelly. Briket juga dibuat dengan 3
kualitas dan performa briket gambut yang di tekanan pembriketan yang berbeda, yaitu 10
hasilkan [5]. kg/cm2, 20 kg/cm2, dan 30 kg/cm2.
Selain dicampur dengan arang jerami dan
serbuk kayu, briket gambut juga dapat
dicampur dengan biomassa lain seperti
pelepah daun kelapa sawit. Pelepah daun
kelapa sawit merupakan salah satu limbah
perkebunan kelapa sawit yang sangat kurang
pemanfaatannya. Pemanfaatan pelepah daun
kelapa sawit hanya sebatas sebagai pupuk
kompos dan bahan campuran pakan ternak.
Pemanfaatan pelepah daun kelapa sawit
sebagai bahan campuran pakan ternak hanya
sebesar 30% dan masih banyak terdapat
kesukaran dalam proses pengolahannya [6].
Beberapa peneliti sudah ada yang Gambar 1. Cetakan briket dan dimensinya
memanfaatkan pelepah daun kelapa sawit (dalam mm)
menjadi briket. Pelepah daun kelapa sawit yang
dijadikan briket tanpa melalui proses Setiap persentase campuran briket dan
pengarangan mempunyai nilai kalor sebesar briket batubara subbituminous akan dilakukan
3.477,67 kKal/kg [7]. Sedangkan briket pelepah pengujian karakteristik pembakaran. Pengujian
daun kelapa sawit yang melalui proses karakteristik pembakaran briket menggunakan
pengarangan mempunyai nilai kalor sebesar skema alat seperti dalam Gambar 2.
5687 kal/g [8]. Prosedur pengujian karakteristik
Berdasarkan pemaparan di atas diketahui pembakaran ini dimulai dengan briket yang
bahwa gambut dan arang pelepah daun kelapa telah dioven dan kering kemudian diletakkan
sawit sangat potensial untuk dijadikan bahan pada penyangga briket yang dibawahnya telah
baku briket. Sehingga perlunya melakukan diletakkan timbangan digital dengan posisi
penelitian mengenai pengaruh tekanan tergantung. Di bawah briket yang tergantung
pembriketan dan persentase briket campuran selanjutnya diletakkan elemen pemanas
gambut dan arang pelepah daun kelapa sawit (heater). Atur jarak antara briket dengan
terhadap karakteristik pembakarannya. elemen pemanas (heater) ± 2 mm.
30
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041
31
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041
api antar butiran briket berlangsung cepat tanpa melambatnya pembakaran briket dan
ada hambatan dari udara [9]. Secara umum menurunkan temperatur briket. Semakin tinggi
waktu penyalaan awal briket campuran gambut tekanan pembriketan juga akan membuat abu
dan arang pelepah daun kelapa sawit masih di yang dihasilkan dalam proses pembakaran
bawah briket batubara subbituminous, semakin kuat menempel pada briket.
dikarenakan walaupun batubara subbituminous
memiliki kadar zat-zat terbang (volatile matter) Penurunan Berat Briket Selama Proses
yang tinggi tetapi wujudnya yang telah menjadi Pembakaran
arang (banyak mengandung karbon) Selama proses pembakaran, briket akan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terus mengalami penurunan berat sampai
menyala. Hal ini tidak lepas dari banyaknya briket menjadi abu. Penurunan berat briket
kandungan karbon padatan di dalam batubara dapat diketahui dengan menimbang briket yang
subbituminous, memerlukan energi aktivasi masih terbakar dengan cara menggantungnya
yang besar untuk membakarnya dan pada penyangga yang diletakkan di atas
meraksikannya dengan oksigen sehingga timbangan digital. Penurunan berat briket
menjadi COx. dengan tekanan pembriketan 10 kg/cm 2, 20
kg/cm2, dan 30 kg/cm2 disajikan dalam
Lama Pembakaran Briket Gambar 5.
Waktu pembakaran terlama ada pada Semakin banyak gambut di dalam
GA5 dengan tekanan pembriketan 30 kg/cm 2 campuran briket dan semakin meningkatnya
yaitu 3718 detik dan waktu pembakaran tekanan maka penurunan berat briketnya akan
tersingkat ada pada GA1 dengan tekanan semakin lambat dan pembakarannya akan
pembriketan 10 kg/cm 2 yaitu 3123,5 detik. semakin lama. Hal ini terjadi karena dalam
Lama pembakaran meningkat seiring dengan penelitian ini abu yang dihasilkan ketika
meningkatnya tekanan pembriketan dan pembakaran briket campuran gambut dan
meningkatnya kandungan gambut seperti pada arang pelepah daun kelapa sawit tetap
Gambar 4. Hal ini terjadi karena dengan menempel pada briket dan tidak mudah jatuh
meningkatnya tekanan maka butiran-butiran terutama bila kandungan gambutnya tinggi dan
briket akan lebih menyatu dan meningkatkan tekanan pembriketan di naikkan. Menempelnya
kerapatan briket [9], sehingga aliran udara ke abu pada briket yang masih terbakar membuat
dalam pembakaran briket akan menurun dan terhambat nya aliran udara yang masuk ke
memperlama pembakaran briket. dalam briket sehingga pembakaran briket
menjadi tidak optimal, memperlama
pembakaran briket, dan menurunkan
4000
Lama pembakaran
GA 1 temperatur briket.
3800 GA 2 Penurunan berat briket terjadi secara
GA 3
(detik)
32
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0
pembakaran briket tidak mudah terlepas dari
briket yang terbakar terutama untuk bahan
briket yang mengandung banyak gambut. Dari GA11 GA21 GA31
detik 2800 – detik 3800 (tergantung akhir GA41 GA51 BB01
pembakaran masing-masing briket) selimut abu
yang menutupi briket sudah semakin tebal dan Waktu (detik)
pembakaran briket sudah mencapai bagian (a)
tengah briket, jadi pada detik ini hanya tersisa
bagian tengah briket yang masih terbakar. 12
Berat briket (gram)
Bagian tengah briket akan terbakar dengan 10
sangat lambat (tergantung kadar gambut 8
masing-masing briket) dan kemudian padam. 6
Lambatnya pembakaran bagian tengah briket 4
tidak lepas dari sedikitnya aliran udara yang 2
masuk ke dalam briket, aliran udara ini 0
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
terhambat oleh selimut abu yang menutupi
briket.
Pembakaran briket campuran gambut dan GA13 GA23 GA33
arang pelepah daun kelapa sawit cukup GA43 GA53 BB03
berbeda dengan pembakaran briket batubara
Waktu (detik)
subbituminous. Pada pembakaran briket
batubara yang terlihat dalam Gambar 5 (b)
penurunan beratnya terlihat relatif stabil, hanya 12
Berat briket (gram)
33
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041
0.0033
(gram/detik)
subbituminous.
0.0031
Temperatur Pembakaran Briket
0.0029
Briket campuran gambut dan arang
0.0027 pelepah daun kelapa sawit terlihat pada
Gambar 7 mengalami perbedaan temperatur di
0.0025
setiap variasinya. Seiring dengan
10 20 30 meningkatnya kandungan gambut maka
AG1 AG2
temperatur maksimum briket juga mengalami
AG3 AG4
penurunan, hal ini terjadi karena gambut hanya
AG5 BB
memiliki nilai kalor sebesar 4611,373 kal/g dan
Tekanan pembriketan (kg/cm2) ini berbeda jauh dengan arang pelepah daun
Gambar 6. Grafik laju pembakaran briket kelapa sawit yang memiliki nilai kalor sebesar
7400,862 kal/g, besarnya nilai kalor arang
Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin pelepah daun kelapa sawit tidak lepas dari
tinggi tekanan pembriketan maka laju proses pengarangan yang telah dilakukan.
pembakaran briket akan menurun, hal ini terjadi Proses ini membuat kandungan air dan
karena tekanan pembriketan yang tinggi kandungan zat-zat terbang (volatile matter)
membuat butir-butir briket semakin menyatu yang terdapat di dalam pelepah daun kelapa
dan semakin rapat sehingga hanya sedikit sawit hampir semuanya menguap dan hanya
udara yang terjebak di dalam briket serta menyisakan sebagian besar padatan karbon,
membuat pori-pori (porositas) briket mengecil. berbeda halnya dengan gambut yang masil
Keadaan ini membuat pada saat briket alami dan belum mengalami proses
terbakar, udara yang digunakan untuk pengarangan dan tentunya juga masih banyak
pembakaran briket sebagian besar di dapat dari mengandung air dan zat-zat terbang (volatile
bagian luar briket dan ini masih terhalang matter). Gambut juga memiliki kandungan abu
dengan abu yang menutupi permukaan briket yang tinggi, kandungan abu yang tinggi dalam
sehingga membuat laju pembakaran briket briket akan membuat temperatur
menjadi melambat. Semakin banyak gambut pembakarannya menurun. Kadar zat-zat
yang ditambahkan ke dalam campuran briket terbang (volatile matter) yang tinggi dalam
juga membuat laju pembakaran briket semakin gambut juga mempengaruhi temperatur
menurun dikarenakan gambut menghasilkan maksimal briket. Panas yang dihasilkan dari
banyak abu dan terus menempel pada briket pembakaran briket akan banyak digunakan
yang sedang terbakar sehingga menghambat untuk menguapkan zat-zat terbang (volatile
aliran udara yang digunakan untuk pembakaran matter) sehingga panas yang dihasilkan briket
briket. Hal ini mengakibatkan melambat atau menjadi tidak maksimal. Selain gambut,
menurunnya laju pembakaran briket. tekanan pembriketan juga turut andil dalam
Laju pembakaran briket campuran gambut meningkatkan temperatur maksimal
dan arang pelepah daun kelapa sawit cukup pembakaran briket, semakin tinggi tekanan
34
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041
briket maka temperatur maksimal briket juga Tekanan pembriketan yang tinggi membuat
akan meningkat. butir-butir briket menyatu lebih rapat sehingga
panas dari butir briket yang terbakar dapat
langsung diteruskan ke butir briket yang lain
pembakaran (0C)
420
secara konduksi dan radiasi.
Temperatur
360
300 Secara umum dari Gambar 14, Gambar
240 15, dan Gambar 16 temperatur maksimal briket
180 batubara subbituminous masih lebih tinggi dari
120
60 temperatur briket campuran gambut dan arang
0 pelepah daun kelapa sawit dalam semua
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
tekanan pembriketan. Hal ini wajar terjadi
mengingat bahwa batubara subbituminous
GA11 GA21 GA31 telah mengalami proses thermal dekomposisi
atau pengarangan sehingga telah menjadi
GA41 GA51 BB01
padatan karbon dengan kandungan karbon
Waktu (detik)
yang tinggi, selain itu rendahnya kandungan
(a) abu mengisyaratkan bahwa hampir semua
bagian dari batubara subbituminous telah
420 berubah menjadi energi panas dalam proses
pembakaran (0C)
35
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.1 Tahun 2017: 29 – 36 ISSN 2477-6041
[1]. Sulistyono. 2000. Briket Gambut Dengan [6]. Balai Penelitian Ternak. 2003. Warta
Serbuk Kayu Kemungkinan Sebagai Energi Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Alternatif. Forum Iptek, Vol. 13 No. 03. Vol. 25 No. 5. Ciawi.
[2]. Rumidi, Sukandar. 2009. Rekayasa [7]. Papilo, Petir. 2012. Briket Pelepah Kelapa
Gambut, Briket Batubara, dan Sampah Sawit sebagai Sumber Energi Alternatif
Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada yang Bernilai Ekonomis dan Ramah
University Press. Lingkungan. Jurnal Sains, Teknologi dan
[3]. Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan Industri Vol. 9 No. 2.
dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket [8]. Yusuf, Muhammad. 2013. Pemanfaatan
Batubara dan Arang Kayu. Jurnal Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guenensis
Rekayasa Proses, Vol. 2 No. 2. Jacq.) sebagai Bahan Baku Pembuatan
[4]. Hakiki, Muhammad Zia. 2010. Pengaruh Briket Arang. Universitas Riau. Riau.
Variasi Jumlah Campuran Arang Jerami [9]. Setiowati, Reni. dan M. Tirono. 2014.
terhadap Karakteristik Briket Gambut Plus. Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan
Universitas Muhammadiyah. Malang. dan Komposisi Bahan Terhadap Sifat Fisis
[5]. Fretes, Evedore Fredo De. 2013. Briket Arang. Jurnal Neutrino. Vol. 7 No.01.
Karakteristik Pembakaran dan Sifat Fisik
Briket Ampas Empulur Sagu untuk
Berbagai Bentuk dan Prosentase Perekat.
Universitas Brawijaya. Malang.
36