You are on page 1of 17

EduMa Vol. 4 No.

2 Desember 2015 88
ISSN 2086 – 3918

Implementasi Model Pembelajaran Matematika


Berintegrasi Keislaman dalam Meningkatkan
Karakter Demokrasi Siswa

Nani Fitriah, Jamali Sahrodi, Arif Muchyidin


Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon

Abstract

Mathematics is not only as science that emphasize the cognitive ability, moreover
in the attitude establishment and good behavior, while in learning mathematics teacher
usually, only emphasizes cognitive ability and teacher seldom to pay attention about
students’ so character is still low, on of them is students’ democratic character. Students’
democratic character is still low, it can be showed that they don’t ask to understand the
lesson. So, it is needed the effort to improve studnts’ democratic character, that is
implementation of Islamic Integration Model in liearning mathematics. The fuction of
research are 1) to find out the students’ democratic character by using Islamic integration
model in learning mathematics. 2) to find out the students’ democratic character without
using Islamic integration model in learning mathematics. 3) to find out the implementation
the Islamic integration model in learning mathematic on students’ democratic character
better than the convensional model in learning mathematic. Variabel of this research is
students’ democratic character, especially in learning mathematics with the theme tangent
circle. The research method used is a quantitative method by using quasi eksperimental
design. Techniques of collecting data of this research are attitude scale, observation, and
interview. Population in this research is the eighth grade students’ of MTs NU Putri 3
Buntet Pesantren Cirebon Year 2014/2015 about 213 students. Sampel of the research is
cluster random sampling, it can be done by choosing group of two class that is grade of
VIII D as experimental class and grade of VIII E as control class. The analyisis data is
using descriptive statistic and inferensia statistic. The result of this research can be
concluded that 1) students’ democratic character in experimental class when learning
mathematics by using Islamic integration model in the good categorization is showed by
number of attitude scala is about 83%; 2) students’ democratic character in control class
when learning mathematics without by using Islamic integration model in the good
categorization is showed by number of attitude scala is about 68%; 3) descriptively,
students’ democratic characterexperimental classtend to be higher than control class, but
thestatistical result not significant because the score of significant about 0,06. It shows not
different of students’ democratic character learning mathematic by using Islamic
integration model and conventional model significant standard = 5%.
Key words : Islamic Integration, Democratic Character
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 89
ISSN 2086 – 3918

PENDAHULUAN dan siswa. Guru dituntut untuk


Saat ini pendidikan karakter mencerdaskan siswa dan
menjadi isu penting dalam sistem membentuk pribadi siswa menjadi
pendidikan yang ada di Indonesia. siswa yang berakhlak baik. Salah
Upaya menghidupkan kembali satu strategi yang dapat dilakukan
pendidikan karakter ini merupakan oleh guru yaitu menciptakan
amanat yang telah tertera dalam UU lingkungan kelas yang demokratis.
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Dalam hal ini guru melibatkan siswa
Pendidikan Nasional Pasal 3 dalam membuat keputuasan dan
menyebutkan bahwa: pendidikan membagi tanggungjawab serta
nasional berfungsi mengembangkan menjadikan kelas sebagai tempat
kemampuan dan membentuk watak yang baik untuk berkembang dan
serta peradaban bangsa yang belajar (Saptono, 2011:27). Selain
bermartabat dalam rangka lingkungan kelas materi
mencerdaskan kehidupan bangsa, pelajaranpun dapat membentuk
bertujuan mengembangkan potensi karakter siswa. Salah satu materi
peserta didik agar menjadi manusia yang dapat membentuk karakter
yang beriman dan bertakwa pada siswa yaitu matematika.
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak Matematika merupakan pelajaran
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, yang diajarkan di setiap jenjang
mandiri, dan menjadi warga negara pendidikan. Matematika juga
demokratis serta bertanggung jawab berperan dalam membangun
(Rasyidin dkk, 2011:219) karakter positif siswa. Oleh karena
itu guru matematika harus bisa
Berbagai tindakan yang tidak baik membentuk karakter siswa mulai
justru dilakukan oleh kalangan dari lingkungan kelas sampai materi
pelajar, seperti kecurangan dalam yang diajarkan. Manurut Soedjadi
menjawab soal, adanya tawuran, yang dikutip oleh Suparni (2012),
kurangnya peduli sosial, tidak pembelajaran matematika tidak
menghargai pendapat orang lain. hanya dimaksudkan untuk
Oleh karena itu, diperlukan upaya mencerdaskan siswa, tetapi juga
yang menitik beratkan pada suatu menghasilkan siswa berkepribadian
pendidikan yang mengarahkan kritis dan berkarakter baik. Namun
manusia kedalam tatanan nilai. sayangnya, dalam pelaksanaan
Pendidikan nilai bukan hanya pembelajaran matematika sehari-
berguna bagi pertumbuhan dan hari di sekolah sibuk dengan aspek
perkembangan individu secara kognitif sehingga aspek afektif
akademik dan moral (Koesoema, kurang diperhatikan, bahkan
2012:24). Pendidikan nilai ini jika seolah-olah hanya sebagai formalitas
dilaksanakan dengan baik maka saja dalam rencana pelaksanaan
akan dapat membantu individu agar pembelajaran.
dapat menjalani hidup lebih Berdasarkan studi pendahuluan
bermakna, bahkan kebermaknaan yang dilakukan pada tanggal 19
individu akan hidupnya ini dapat Januari 2015 melalui wawancara
meningkatkan perbaikan dalam dengan guru matematika
tatanan masyarakat. didapatkan pernyataan bahwa
Pelaksanaan pendidikan di sekolah, dalam dalam proses kegiatan belajar
tidak terlepas dari interaksi guru mengajar terlihat siswa yang tidak
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 90
ISSN 2086 – 3918

mau bertanya pada guru atau teman Pembelajaran matematika


untuk memahami materi diintegrasikan keislaman dapat
matematika. Selain melakukan dikatakan sebagai suatu pendekatan
wawancara, peneliti melakukan belajar mengajar yang melibatkan
observasi di kelas, ternyata benar nilai-nilai keIslaman yang
apa yang dikatakan oleh guru, terkandung dalam materi
bahwa siswa tidak mau bertanya matematika untuk memberikan
saat memahami materi. Dalam pengalaman bermakna kepada
proses pembelajaran, guru tersebut peserta didik. Dikatakan bermakna
masih menggunakan model karena dalam pembelajaran
pembelajaran konvensional, integratifpeserta didik akan
sehingga siswa merasa memahami konsep-konsep yang
pembelajaran itu tidak bermakna mereka pelajari itu melalui
dan menjadikan siswa malas untuk pengamatan langsung dan
bertanya. menghubungkannya dengan konsep
Pembelajaran yang kurang lain yang mereka pahami (Trianto,
bermakna boleh jadi karena guru 2007:53).
hanya mengajarkan rumus-rumus Madrasah Tsanawiyah NU Putri 3
matematika akan tetapi tidak merupakan lembaga pendidikan
menanamkan nilai-nilai sikap Islam yang memadukan antara nilai
selama proses pembelajaran. Oleh keIslaman dengan ilmu
karena itu, diperlukan model pengetahuan umum, sehingga
pembelajaran yang dapat didalam pembelajaran umum
membantuk karakter siswa, mungkin untuk menyisipkan nilai-
misalnya adalah melalui nilai keIslaman. Pembelajaran
pembelajaran matematika yang umum yang diajarkan di sekolah
diintegrasikan dengan nilai salah satunya yaitu matematika.
keislaman. Nilai-nilai keIslaman Pembelajaran matematika sangat
dijadikan sebagai dasar dalam penting dalam rangka pembentukan
meningkatkan sikap siswa. Jika pribadi yang berkualitas. Oleh sebab
nilai keIslaman disisipkan dalam itu, perlu adanya pembelajaran
pembelajaran dan proses matematika yang mendorong siswa
pembelajaran dilaksanakan dalam agar memiliki sikap terpuji.
lembaga pendidikan Islam yaitu Berdasarkan latar belakang yang
madrasah maka hal tersebut sangat dipaparkan diatas, maka penulis
berkaitan, sebab lembaga madrasah tertarik untuk mengkaji penelitian
merupakan lembaga pendidikan dengan tema “Implementasi Model
Islam yang memadukan antara ilmu Pembelajaran Matematika
agama dengan ilmu pengetahuan Berintegrasi Keislaman Dalam
umum. Sehingga apabila di lembaga Meningkatkan Karakter Demokratis
pendidikan islam dalam Siswa (Studi Eksperimen Pada Kelas
pembelajaran matematika dikaitan VIII MTs Nu Putri 3 Buntet) “.
dengan nilai keislaman maka hal
tersebut sangat cocok dan akan KAJIAN PUSTAKA
membuat siswa semangat dalam Integrasi Keilmuan
belajar matematika. Menurut Wedawaty (dalam Trianto,
2007: 38) secara istilah, integrasi
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 91
ISSN 2086 – 3918

memiliki sinonim dengan Jadi dapat disimpulkan bahwa


perpaduan, penyatuan, atau itegrasi adalah usaha menjadikan
penggabungan dari dua objek atau satu kesatuan yang tidak dapat
lebih.Hal ini sejalan dengan dipisahkan, dalam hal ini proses
pengertian yang dikemukakan oleh memadukan nilai-nilai agama
Poerwardarminta dalam Siti terhadap konsep lain yaitu ilmu
Mahfuzoh, integrasi adalah pengetahuan umum (matematika)
penyatuan supaya menjadi satu satu sehingga menjadi kesatuan yang
kebulatan atau menjadi utuh.
utuh.Integrasi merupakan usaha Bentuk-bentuk kajian integrasi
untuk menjadikan dua atau lebih hal keilmuan adalah:
menjadi satu kesatuan yang tidak Komparasi yaitu membandingkan
dapat dipisahkan (Mahfudzoh, 2011: konsep atau teori sains termasuk
419). matematika dengan konsep
Menurut Sauri (dalam Kohar, 2010: wawasan agama mengenai gejala-
6), integrasi diartikan sebagai proses gejala yang sama.
memadukan nilai-nilai tertentu Induktifikasi yaitu asumsi-asumsi
terhadap sebuah konsep lain dasar dari teori ilmiah yang
sehingga menjadi satu kesatuan didukung oleh temuan-temuan
yang koheren dan tidak bisa empirik dilanjutkan pemikirannya
dipisahkan atau proses pembauran secara teoritis abstrak kearah
hingga menjadi satu kesatuan yang pemikiran metafisik kemudian
utuh dan bulat. Secara definitif, dihubungkan dengan prinsip agama
integrated knowledge merupakan dan Al qur’an mengenai hal tersebut.
produk dari berpikir terpadu, yaitu Verifikasi yaitu mengungkapkan
berpadunya logika penalaran hasil-hasil penelitian ilmiah yang
dengan iman kepada wahyu agama, menunjang dan membuktikan
dengan kata lain berpadunya produk kebenaran ayat-ayat Al Qur’an.
dan dzikir (Alim, 1998: 32). Menurut (Mahfudzoh, 2011: 49)
penafsiran cendikiawan, ajaran
islam memuat semua sistem ilmu Nilai KeIslaman
pengetahuan, tidak ada dikotomi
dalam sistem keilmuan islam. Secara garis besar nilai dibagi
Menurut Nurizzati (2013:4), menjadi dua yaitu nilai nurani dan
landasan integratif adalah ilmu- nilai pemberi. Nilai nurani yang
ilmu agama (Islam) dan ilmu umum dimaksud adalah nilai yang ada
(sains, teknologi, dan sosil) itu tidak dalam diri manusia kemudian
bisa dipisahkan satu sama lain. berkembang menjadi perilaku serta
Dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash cara kita memperlakukan orang
ayat 77, Allah memerintahkan kita lain. Contoh kejujuran,
agar hidup seimbang. Dengan keberanian,disiplin dan lain-lain.
demikian integrasi adalah Nilai pemberi yang dimaksud adalah
keterpaduan antara nilai-nilai nilai yang perlu dipraktekkan atau
agama (dalam hal ini Islam), dengan diberikan yang kemudian akan
ilmu pengetahuan pada umumnya diterima sebanyak yang diberikan.
(dalam hal ini matematika). Contoh tidak egois, adil, dapat
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 92
ISSN 2086 – 3918

dipercaya dan lain-lain (Elmubarok, Bertindak (berperilaku) benar dan


2008: 7). tepat, efesiensi, hidup sehat, dan
Menurut Kohar (2010:4), nilai Islam hemat
didefinisikan sebagai sifat-sifat atau Kedamaian, seperti ketenangan,
hal-hal di dalam ajaran yang dibawa kepuasan, kesabaran, konsentrasi,
oleh Nabi Muhammad SAW yang optimisme, penerimaan diri, disiplin
digunakan sebagai dasar penentu dan percaya diri
tingkah laku atau rujukan seseorang Cinta, seperti belas kasih, mudah
dalam melaksanakan sesuatu member maaf, dan toleransi.
sebagai bekal hidup didunia dan Anti kekerasan, seperti kebijakan,
akhirat. kerjasama, menghargai kehidupan,
Arti dari keIslaman adalah segala menghargai kepemilikan, dan
sesuatu yg bertalian dengan agama memperhatikan keseimbangan
Islam. Sedangkan Islam adalah ekologi.
agama yang dibawa oleh Rasul yaitu Selaras dengan pendapat diatas,
Nabi Muhammad SAW yang menurut Fathurrohmah (2013:16)
berpedoman kepada Al qur’an ada enam pilar penting karakter
sebagai kitab suci. Jadi integrasi manusia yang dapat digunakan
keislaman adalah menyatu padukan untuk mengukur dan menilai
antara pelajaran matematika watak/perilakunya, yaitu: respect
dengan agama, yang didalamnya (penghormatan), responsibility
terdapat nilai-nilai keIslaman. (tanggung jawab), citizenship-civic
Dalam hal ini nilai-nilai yang duty (kesadaran berwarga negara),
dimaksud adalah nilai keIslaman fairness (keadilan), caring
yang berlandaskan Al qur’an. Al (kepedulian dan kemauan
qur’an sendiri merupakan tuntunan berbagi),dantrustworthiness(keperca
hidup manusia dan agama Islam yaan).
merupakan salah satu keyakinan Menurut Suparni (2012:4), dalam
yang dianut oleh umat muslim. perspektif Al Qur’an nilai-nilai
Nilai-Nilai Karakter Demokratis karakter atau akhlakul karimah,
dikelompokkan menjadi empat hal:
Ada 18 macam karakter, menurut Nilai karakter yang terkait dengan
program pendidikan budaya dan hablun minallah (hubungan seorang
karakter bangsa, yaitu: religious, hamba kepada Allah), seperti
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, ketaatan, keikhlasan, sabar dan lain
kreatif, mandiri, demokratis, rasa sebagainya
ingin tahu, semangat kebangsaan, Nilai karakter terkait dengan
cinta tanah air, menghargai prestasi, hablun minannas (hubungan
bersahabat/komunikatif, cinta manusia dengan sesame manusia)
damai, gemar membaca, peduli seperti tolong menolong, kerja sama,
lingkungan, peduli social, dan saling mendo’akan, hormat
tanggung jawab. Menurut Taplin menghormati dan sebagainya
(dalam Mahmudi, 2011: 77) terdapat Nilai karakter yang terkait dengan
nilai-nilai atau karakter universal hablun minannafi (diri sendiri)
yang perlu dipelajarkan kepada seperti kejujuran, disiplin, amanah,
siswa. Karakter tersebut adalah: dan sebagainya
Kejujuran
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 93
ISSN 2086 – 3918

Nilai karakter yang terkait dengan pengembangkan sikap demokratis


hablun minal ‘alam (hubungan bukan hanya membentuk jati diri
dengan alam sekitar) seperti individu yang bhineka, tetapi
kebersihan, keindahan, didukung juga oleh sistem yang
keseimbangan, dan sebagainya. mengembangkan sikap demokratis
Dari pemaparan diatas, disimpulkan tersebut. Sistem pendidikan harus
bahwa nilai-nilai karakter perlu konfrehensif yang tercermin dalam
diajarkan pada siswa, baik itu nilai proses belajar mengajar dengan
yang berhubungan dengan mengembangkan sikap saling
Tuhannya, manusia, dengan menghargai karena berbeda
sendirinya dan lingkungan yang pendapat, kreatif dan bebas
bertujuan agar menjadi siswa yang bertanggung jawab.
tidak hanya pandai akan tetapi Sikap demokratis menurut
berakhlakul karimah. Dalam Septiliana (2010:28) adalah bagian
penelitian ini, nilai karakter yang dari kepribadian seseorang yang
dikembangkan adalah nilai Islam mendorong untuk bertindak sesuai
yang berlandaskan pada Al Qur’an dengan nilai-nilai yang terkandung
yaitu nilai karakter hablun dalam demokrasi yaitu toleransi,
minannas (hubungan manusia kebebasan berpendapat,
dengan sesama manusia). Nilai menghormati perbedaan pendapat,
karakter hablun minannas yang memahami keanekaragman dalam
dimaksud adalah karakter masyarakat, terbuka dan
demokratis. komunikasi, menjunjung nilai dan
Karakter Demokratis martabat kemanusiaan, percaya
Menurut Naim (2012:168), ada diri, tidak menggantungkan pada
beberapa prinsip yang dapat orng lain, saling menghargai,
dikembangkan untuk mampu mengekang diri,
menumbuhkembangkan spirit kebersamaan serta keseimbangan.
demokrasi yaitu menghormati Selaras dengan pendapat Septiliana,
pendapat orang lain, berbaik sangka menurut Dewey Zamroni (dalam
terhadap pendapat orang lain, dan Yuliana, 2013: 16) bahwa sikap
sikap fair terhadap pendapat orang demokrasi adalah toleransi,
lain. Selaras dengan pendapat Naim, menghormati perbedaan pendapat,
menurut Fathurrohmah (2013:132) memahami dan menyadari
ciri orang yang memiliki sikap keanekaragaman masyarakat,
demokratis adalah suka terbuka dalam menjunjung tinggi
bekerjasama dalam belajar serta nilai-nilai dan martabat manusia,
mendengarkan pendapat orang lain, mampu mengendalikan diri
tidak lici dan takabur, selalu sehingga tidak menggangu orang
menghormati hak dan kewajiban diri lain, kebersamaan dan
maupun orang lain, selalu kemanusiaan, percaya diri tidak
mengedepnkan nilai-nilai menggangu orang lain, taat
kebersamaan, dan membiasakan peraturan yang berlaku.
berbicara dengan nalar bukan Nilai-nilai demokrasi dapat
dengan emosi. mencakup terhadap kesadaran yang
Menurut Tilaar (dalam Sunaryati, acuannya adalah musyawarah.
2012: 156) menjelaskan Dalam musyawarah terhadap nilai-
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 94
ISSN 2086 – 3918

nilai demokrasi yang menjadi mendorong untuk bertindak sesuai


perjuangan hak dan kewajiban yang dengan nilai-nilai yang terkandung
dikehendaki umat Islam. Jadi jika dalam demokrasi yaitu memiliki
dilihat dari konsep dan nilainya rasa tanggung jawab, menghormati
antara demokratis dan musyawarah sesama, toleransi, menghargai
memiliki kesamaan. pendapat orang lain, bersikap
Musyawarah merupakan suatu terbuka, kesanggupan
paham pernah dilakukan Rasulullah mengeluarkan pendapat, taat
SAW semasa hidup beliau dan peraturan yang berlaku serta
diperintahkan oleh Allah SWT menjunjung nilai dan martabat
dalam Al qur’anul- kemanusiaan.
Karim.Menerapkan demokrasi Karakter demokratis dalam
dalam sehari-hari telah terkandung penelitian ini disesuaikan pada
dalam Al qur’an SuratAli Imraan dimensi karakter demokratis. Dari
ayat 159. Isi dari Surat Ali Imraan beberapa teori mengenai karakter
ayat 159 adalah: demokratis, Mas’od (dalam Saleh,
Tidak boleh berkeras hati dan 2012: 42) berpendapat bahwa
bertindak kasar dalam terdapat tiga nilai dasar dalam
menyelesaikan suatu permasalahan, demokrasiyaitu: kebebasan,
tetapi dengan hati yang lemah kesetaraan dan toleransi. Dalam
lembut. dimensi terdapat beberapa
Setiap muslim harus berlapang indikator-indikator, yaitu:
dada, berperilaku lemah lembut, Kebebasan adalah keadaan ketika
pemaaf dan memohonkan ampun kita dapat melakukan sesuatu tanpa
kepada Allah. dihalangi yang dilakukan secara
Dalam kehidupan sehari-hari kita tanggung jawab. Ciri-ciri dari
harus mengutamakan musyawarah kebebasan adalah bersikap terbuka
untuk mufakat dalam dan bertanggung jawab.
menyelesaikan setiap persoalan. Kesetaraan adalah menunjukkan
Apabila telah tercapai mufakat, adanya tingkatan yang sama, tidak
maka setiap individu harus lebih tinggi atau lebih rendah antara
menerima dan melaksanakan satu sama lain. Ciri-ciri dari
keputusan musyawarah. kesetaraan adalah tidak ada sikap
Selalu berserah diri kepada Allah angkuh, dan tidak membedakan
sehingga tercapai keseimbangan teman.
antara ikhtiyar dan berdo’a. Toleransi adalah rasa tenggang rasa
(Akhmad, 2014: 14) atau sikap saling menghargai dan
Dari pemaparan diatas dapat menghormati sesama Adapun ciri-
disimpulkan bahwa karakter cinya adalah menghormati dan mau
demokratis adalah menggunakan berbagi ilmu.
musyawarah dalam memecahkan
masalah, melaksanakan hasil METODOLOGI PENELITIAN
musyawarah dengan sungguh-
sungguh dan meneladani sifat serta Penelitian ini dilakukan di MTs NU
tidakan Rasulullah SAW. Karakter Putri 3 Buntet Pesantren Cirebon
demokratis juga merupakan bagian tahun ajaran 2014/2015, yang
dari kepribadian seseorang yang berlokasi di Desa Buntet Kec.Astana
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 95
ISSN 2086 – 3918

Japura Kab.Cirebon. Sasaran disimpulkan bahwa populasi adalah


penelitian kali ini adalah Siswa- keseluruhan objek atau subjek yang
siswa kelas VIII. Adapun yang akan diteliti karakteristik atau
menjadi alasan mengenai pemilihan cirinya yang ditetapkan oleh peneliti
tempat penelitian ini yaitu karena untuk dipelajari dan kemudian
mudah untuk bekerja sama dan ditarik kesimpulannya.
memahami apa yang diinginkan Kumaidi dan Manfaat (2013:5)
peneliti. mengatakan bahwa populasi dapat
dibagi dalam dua tingkatan populasi
Waktu yang diperlukan dalam yaitu populasi target dan populasi
penelitian ini diperkirakan selama 5 tersedia. Populasi target adalah
bulan yakni dimulai dari tahap totalitas subjek yang kepada mereka
persiapan sampai penyusunan ini sebenarnya seorang peneliti ingin
laporan untuk lebih jelasnya, penulis mempelajari sesuatu, sedangkan
menyusun tahapan kegiatan populasi tersedia merupakan
penelitian sebagai berikut: populasi saat penelitian
Jadwal Penelitian dilaksanakan tersedia atau
kenyataan dijumpai oleh si peneliti.
Maka populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII MTs di seluruh Indonesia.
Sedangkan populasi tersedia adalah
semua siswa kelas VIII MTs Nu
Putri 3 Tahun Ajaran 2014/2015
yang terdiri dari 5 rombongan
belajar, yaitu:

METODOLOGI
Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2010:173)


populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian, sedangkan menurut
Kumaidi dan Manfaat (2013:5),
populasi adalah totalitas objek atau
individu tempat pengacuan atau Sugiyono (2010:118), sampel adalah
wilayah generalisasi yang terdiri bagian dari jumlah dan
dari objek atau subjek yang menjadi karakteristik yang dimiliki oleh
kualitas dan kateristik tertentu yang populasi tersebut. Teknik
ditetapkan oleh peneliti untuk pengambilan sampel dalam
dipelajari dan kemudian ditarik penelitian ini adalah cluster random
kesimpulannya. Berdasarkan sampling. Menurut Bungin
beberapa pengertian diatas dapat (2006:133)cluster random sampling
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 96
ISSN 2086 – 3918

adalah teknik pengambilan sampel Menurut Krathwohl (1998:155),


dengan tidak memilih-milih individu desain penelitian yang digunakan
sebagai populasi melainkan rumpun adalah non-equivalent control group
atau cluster. Adapun yang menjadi design:
rumpun populasi adalah setiap O XO
rombongan belajar di kelas VIII dan O CO
kemudian akan dipilih dua Keterangan :
rombongan belajar dengan cara O1 : nilai angket karakter siswa
diundi, didapat kelas VIII D (kelas sebelum treatment
eksperimen) dan kelas VIII E (kelas O2 : nilai angket karakter siswa
kontrol). sesudah treatment
X : perlakuan yang dikenakan
Desain Penelitian pada kelas eksperimen (yaitu
Metode yang digunakan dalam berupa pembelajaran dengan
penelitian ini adalah metode mengunaka model pembelajaran
penelitian kuantitatif yang bersifat berintegrasi keIslaman)
eksperimen. Metode penelitian C : perlakuan yang dikenakan
eksperimen merupakan metode pada kelas kontrol (yaitu kelas
penelitian yang digunakan untuk berupa pembelajaran konvensional)
pengaruh treatment atau perlakuan Adapun tahapan penelitian yang
tertentu (Sugiyono, 2010:10). dilakukan sebagai berikut:
Peneliti membagi objek atau subjek Persiapan
yang diteliti menjadi dua kelompok, Memilih masalah dan judul
yaitu kelompok eksperimen (yang penelitian
mendapat perlakuan pembelajaran Studi pendahuluan, pada tahap ini
matematika yang diintegrasikan peneliti melakukan peninjauan
dengan nilai keIslaman) dan tahapan skripsi-skripsi yang telah
kelompok kontrol (yang mendapat ada agar tidak terjadi kesamaan
perlakuan pembelajaran masalah, dan menjadikannya
konvensional). sebagai penelitian yang relevan.
Bentuk eksperimen dalam Selain itu peneliti melakukan kajian
penelitian ini adalah Quasi teori-teori yang hasilnya akan
Eksperimental Design. Dalam digunakan sebagai bahan dalam
penelitian ini terdapat dua kelompok penyusunan deskripsi teoritik.
yang masing-masing dipilih secara Penyusunan laporan, daftar
random (R). kelompok pertama seminar.
diberi perlakuan (X) disebut Seminar, revisi proposal sesuai
kelompok eksperimen, dan kelompok dengan koreksi narasumber.
yang tidak diberi perlakuan disebut Proses ACC dari narasumber,
kelompok kontrol. Dalam proses pembuatan SK untuk menentukan
pembelajaran, kelompok eksperimen pembimbigan dalam penelitian dan
diberi perlakuan dengan penyusunan skripsi.
menggunakan pembelajaran Proses pembuatan SK sekitar satu
matematika yang diintegrasikan minggu. Dalam waktu menunggu SK
dengan nilai keislaman, sedangkan maka peneliti melakukan
pada kelas kontrol tidak diberi penyusunan angket dengan
perlakuan tersebut. dikonsultasikan kepada narasumber
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 97
ISSN 2086 – 3918

Revisi angket yang diberi perlakuan pembelajaran


Setelah SK jadi peneliti menuju matematika yang diintegrasikan
sekolah dengan tujuan bertemu dengan nilai keIslaman), dan kelas
dengan kepala sekolah untuk VIII-E sebagai kelompok kontrol
memastikan tempat penelitian (kelompok yang tanpa diberi
dengan membawa surat pengantar, perlakuan pembelajaran tersebut)
menemui guru matapelajaran untuk dengan pokok bahasan garis
melakukan penelitian. singgung lingkaran.
Pelaksanaan Data Skala sikap tersebut dianalisis
Sesuai dengan surat pengantar menggunakan bantuan software
penelitian yang diterima Fakultas SPSS 17.00 dan Microsoft excel 2007.
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk mengetahui lebih jelas dari
No.In.14/F.1.1/PP.00.9/0034/2015 hasil penelitian tersebut dapat
tahap pelaksanaan dari tanggal 4 dilihat pada deskripsi berikut:
Februari sampai 4 Mei 2015. Adapun Sikap Demokratis Siswa Dalam
tahapannya adalah: Belajar Matematika Kelas
Wawancara melengkapi data, Eksperimen
obsevasi dan penyebaran angket Sebelum Treatment
Pembuatan surat pernyataan telah Deskriptif data diperoleh
melakukan penelitian berdasarkan hasil skala sikap
Konsultasi dengan dosen demokratis siswa dalam belajar
pembimbing matematika. Adapun data diperoleh
Penggelolaan data melalui perhitungan dengan
Dimulai dengan editing data, entri menggunakan Microsoft excel
data, perhitungan data dengan 2007,sebagai berikut:
mengunakan Microsoft excel dan
SPSS 17.00, penarikan kesimpulan
dan konsultasi pada dosen
pembimbing.
Penulisan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun
laporan hasil penelitiannya, mulai
dari bab I sampai bab V beserta
lampiran-lampirannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Tes
Dari tabel dijelaskan bahwa jumlah
responden sebanyak 41 siswa
Penelitian ini adalah penelitian
didapat hasil sakala sikap
quasi eksperimen dengan melakukan
demokratis siswa dengan skor
pretes-postes kontrol tidak secara
minimum yang diperoleh siswa
acak. Untuk mengetahui pengaruh
adalah 66 dan skor maximum yang
model pembelajaran matematika
diperoleh siswa adalah 112. Nilai
berintegrasikan keislaman dalam
rata-rata (mean) didapat 89,60.
peningkatan sikap demokratis
Mean merupakan nilai tunggal yang
siswa, penelitian ini dilakukan di
dianggap dapat mewakili
kelas VIII yaitu kelas VIII-D sebagai
keseluruhan nilai dalam data
kelompok eksperimen (kelompok
dianggap sebagai rata-rata
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 98
ISSN 2086 – 3918

(averages), karena nilai rata-rata melalui perhitungan dengan


merupakan jumlah serangkaian menggunakan Microsoft excel 2007,
data dibagi dengan jumlah (Siregar, sebagai berikut:
2011: 20).
Untuk mengetahui sebaran hasil
skala sikap demokratis sebelum
treatment yang dalam
pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran matematika
berintegrasi keIslaman, maka
peneliti mengelompokkan skala
sikap pada tabel berikut:

Dari tabel dijelaskan bahwa jumlah


responden sebanyak 41 siswa
didapat hasil sakala sikap
demokratis siswa dengan skor
minimum yang diperoleh siswa
adalah 88 dan skor maximum yang
diperoleh siswa adalah 135. Nilai
rata-rata (mean) didapat 118,26.
Dari tabel dapat diketahui bahwa Untuk mengetahui tingkat
hasil sakala sikap demokratis prosentase hasil skala sikap
sebelum treatment cenderung pada demokratis sesudah treatment yang
interpretasi cukup baik. Terlihat ada dalam pembelajarannya
86 % siswa yang berkategori cukup menggunakan model pembelajaran
baik. matematika berintegrasi keIslaman,
Adapun penjabaran prosentase skor maka peneliti mengelompokkan
keseluruhan siswa pada setiap skala sikap pada tabel berikut:
indikatornya dapat disajikan
kedalam diagram di bawah ini:

Berdasar tabel di atas dapat


diketahui bahwa hasil skala sikap
demokratis sesudah treatment kelas
eksperimen cenderung pada
interpretasi baik. Terlihat ada 83 %
Sesudah Treatment siswa yang berkategori baik.
Deskriptif data diperoleh
Adapun penjabaran prosentase skor
berdasarkan hasil skala sikap
keseluruhan siswa pada setiap
demokratis siswa dalam belajar
indikatornya dapat disajikan
matematika. Adapun data diperoleh
kedalam diagram di bawah ini:
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 99
ISSN 2086 – 3918

Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh


informasi bahwa rata-rata sesudah
treatment lebihbesar dari pada
sebelum treatment, maka
peningkatan sikap demokratis siswa
Deskripsi data hasil skala sikap sesudah diterapkan model
dalam belajar matematika siswa pembelajaran matematika
kelas eksperimen disajikan dalam berintegrai keislaman lebih tinggi
bentuk tabel distribusi frekuensi dari pada sebelum diterapkan model
sebagai berikut: pembelajaran matematika
berintegrai keislaman. Berdasarkan
data tersebut, terlihat varians
dansimpangan baku sesudah
treatment lebih kecil dari pada
sebelum treatment. Hal ini
berartipenyebaran hasil skala sikap
sesudah treatment tidak beragam
Dari tabel menunjukkan bahwa dari
dari pada sebelum treatment.
41 siswa di kelas eksperimen yang
Analisis Data
diterapkan pembelajaran
Untuk mengetahui sikap demokratis
matematika yang diintegrasikan
siswa dalam belajar matematika di
dengan nilai keIslaman mempunyai
kelas eksperimen yang
banyak kelas interval 5 kelas dengan
menggunakan model pembelajaran
hasil skala sikap demokratis siswa
matematika berintegrasi keislaman
dalam belajar matematika sebelum
dan sikap demokratis siswa dalam
treatment memiliki rerata 89,60
belajar matematika kelas kontrol
pada interval (77-104) yang
yangmenggunakan model
termasuk dalam kategori cukup baik
pembelajaran konvensional maka
yaitu sebanyak 35 atau 86%
dilakukan perhitungangain. Rata-
sedangkan hasil skala sikap
rata gain sikap demokratis siswa
sesudah treatment memiliki rerata
dalam belajar matematika kelas
118,26 pada interval (105-132)
eksperimen dan kelas kontrol dapat
termasuk dalam kategori baik yaitu
dilihat pada table berikut ini:
sebanyak 34 atau 83 %.
Rata-Rata Gain Sikap Demokratis
Untuk mengetahui peningkatan
Siswa Dalam Belajar Matematika
sikap demokratis siswa kelas
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
eksperimen setelah dilakukan
pembelajaran model pembelajaran
matematika berintegrasi keislaman
maka dilakukan perhitungan gain.
Rata-rata gain sikap demokratis
siswa, sebagai berikut:
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 100
ISSN 2086 – 3918

Dalam matematika mengandung


nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat yang dapat
diimplementasi dalam kehidupan
sehari-hari (Soeprianto, 2009: 37).
Pengintegrasian konsep matematika
dengan nilai sangat penting
diterapkan sebagai cara
pembentukan karakter (Maarif,
Berdasar hasil tabel diperoleh 2015: 36). Oleh karena itu, peneliti
informasi bahwa rata-rata kelas melakukan penelitian mengenai
eksperimen lebih besar dari pada pengintegrasian matematika dengan
kelas kontrol, maka peningkatan nilai keislaman terhadap karakter
sikap demokratis siswa sesudah demokratis siswa.
diterapkan model pembelajaran Pembentukan sikap salah satunya
matematika tanpa diintegrasikan adalah melalui pengalaman pribadi,
keislaman lebih tinggi dari pada sebab seseorang itu tidak dilahirkan
sikap demokratis siswa yang degan sikap dan pandangannya
menggunakan model pembelajaran melainkan sikap tersebut terbentuk
konvensional. Berdasarkan data sepanjang perkembangannya
tersebut, terlihat varians dan (Astriati, 2010: 4).
simpangan baku kelas eksperimen
lebih besar dari pada kelas kontrol. Pendidikan karakter yang
Hal ini berarti penyebaran hasil diintegrasikan dalam pembelajaran
skala sikap kelas eksperimen lebih berbagai bidang studi dapat
beragam dari pada kelas kontrol. memberikan pengalaman yang
Pembahasan bermakna siswa karena mereka
Pendidikan karakter dapat memahami, menginternalisasi, dan
diintegrasikan dalam pembelajaran mengaktualisasikannya melalui
pada setiap mata pelajaran, materi poses pembelajaran (Zuchdi, 2010:
yang berkaitan dengan norma atau 3). Oleh karena itu, pada penelitian
nilai-nilai pada setiap mata ini menggunakan model matematika
pelajaran perlu dikembangkan, berintegrasikan keislaman, sebab
dieksplisitkan, dikaitkan dengan dalam pembelajaran siswa akan
kontek kehidupan sehar-hari mendapatkan pengalaman langsung
(Hartoyo: 2010). Salah satu dalam belajar serta faham akan
pembelajaran yang dapat konsep proses suatu kejadian.
diintegrasikan adalah matematika.
Melalui pembelajaran matematika Berdasarkan data hasil penelitian,
diharapkan dengan sendirinya para didapat hasil perhitungan statistik.
siswa akan cermat dalam Analisis data diawali dengan
melakukan pekerjaan, mampu menganalisis apakah setiap sampel
berpikir kritis dan kratif, konsisten berdistribusi normal atau tidak. Uji
dalam bersikap, jujur, taat normalitas menggunakan uji
peraturan, dan bersikap demokratis Kolmogorov-Smirnov dengan taraf
(Fadhillah, 2013: 14). signifikansi 5%, didapat nilai
signifikansi pada gain kelas
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 101
ISSN 2086 – 3918

eksperimen yaitu 0,15 yang konvensional, pada taraf signifikansi


merupakan hasil perhitungan 5%. Adanya kesamaan hasil skala
dengan membuang data outliers dan sikap demokratis siswa
nilai signifikansi 0,20 pada gain dimungkinkan karena pemberian
kelas kontrol. treatment selama 4x, sebab
penanaman karakter bukan sekali
Selanjutnya pengujian homogenitas jadi akan tetapi butuh waktu yang
dengan menggunakan uji F dengan lama, proses pembiasaan dan
taraf signifikansi 5%, didapat nilai didukung oleh guru serta
signifikansi sebesar 0,06. lingkungan.
Dikarenakan nilai signifikansinya
lebih besar dari 0,05 maka Nilai karakter yang dilaksanakan di
disimpulkan bahwa nilai gain kelas sekolah dikembangkan melalui
eksperimen dan gain kontrol berasal pembiasaan-pembiasan terhadap
dari varians yang sama atau peserta didik dalam berperilaku
homogen. (Zulnurain, 2012: 6). Sebab karakter
itu sendiri memiliki pengertian ciri
Hasil pengolahan data seseorang atau kelompok orang yang
menunjukkan rerata gain kelas mengandung nilai, kemampuan
eksperimen (menerapkan model kapasitas moral dan kategori dalam
pembelajaran berintegrasi menghadapi kesultan dan tantangan
keislaman) lebih besar daripada (Afrizon, 2012: 7).
rerata gain kelas kontrol
(menerapkan model konvensional) Menurut Subarinah (2011:442)
yakni 28,65 pada kelas eksperime pendidikan karekter akan berhasil
dan 24,78 pada kelas kontrol, efektif jika didukung dengan dengan
sehingga terdapat perbedaan rerata tujuan yang dirumuskan dengan
sebesar 3,87. Kategori skala sikap jelas, target yang diukur,
pada kelas eksperimen dan kontrol pelaksanaan yang terpantau
berkategori baik pada interval 105- efektivitasnya dan evaluasinya yang
132 akan tetapi berbeda sebarannya terlaksana secara berkala dan
yakni untuk kelas eksperimen berkelanjutan sehingga
sebesar 83% dan untuk kelas kontrol menghasilkan data perkembangan
sebesar 68% sehingga terdapat karakter siswa.
perbedaan sebesar 15%.
Selanjutnya menurut Arief Rachman
Secara deskriptif, karakter (dalam Santoso, 2011: 161),
demokratis pada kelas eksperimen membentuk karakter siswa
cenderung lebih tinggi dari pada setidaknya perlu tiga hal yaitu
kelas kontrol,hasil uji hipotesis tidak teladan, pembiasaan, dan koreksi.
signifikan karena didapat nilai Pendidikan karakter yang
signifikansi 0,06. Ini artinya tidak dilaksanakan secara sistematis
ada perbedaan karakter demokratis berdapak positif pada pencapaian
siswa antara penerapan model akademis (Salafudin, 2013: 72).
pembelajaran matematika Selaras dengan salafudin, menurut
berintegrasi keIslaman dan penelitian Benninga (dalam
penerapan pembelajaran Sulaiman dkk, 2014: 132),
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 102
ISSN 2086 – 3918

menyatakan bahwa peningkatan mengembangkan karakter siswa


sikap dan perilaku positif dari siswa membutuhkan waktu yang lama,
berdampak positif juga nilai oleh karena itu, karakter siswa perlu
akademisnya. Dari dua pendapat dikembangkan terus menerus salah
tersebut diperkuat dengan satunya melalui penerapan model
penelitian Prasetyo (2012:442), pembelajaran integrasi keIslaman
adanya pengaruh positif anatara dengan kontinuyang didukung oleh
prestasi belajar Pendidikan guru dan lingkungan.
Kewarganegaraan terhadap sikap KESIMPULAN DAN SARAN
demokratis, dengan nilai korelasi Kesimpulan
0,3133. Berdasrkan hasil temuan,
Menurut Naim (2012:57), proses pengolahan dan analisis data yang
pengembangan karakter bukan telah dilakukan dan analisis data
proses sekali jadi, melainkan proses yang dilakukan peneliti dapat
yang terus-menerus tiada henti. disimpulkan beberapa hal berkaitan
Pembentukan karakter demokratis dengan penggunaan model
juga perlu dikembangkan sehingga pembelajaran matematika
siswa memiliki spirit demokrasi. berintegrasikan keIslaman dan hasil
Karakter tersebut terus skala sikap demokratis siswa
dikembangkan agar menjadi sebagai jawaban atas perumusan
kebiasaan (habits) dalam bersikap di masalah penelitian pada BAB
sekolah atau diluar sekolah. Seperti sebelumnya, yakni sebagai berikut:
penelitian sebelumnya, Nashikah Hasil skala sikap demokratis siswa
(2013:48) dengan judul Evektifitas kelas eksperimen yakni
Model Pembelajaran Reflektif pembelajaran matematika yang
Dengan Pendekatan Realistik diintegrasikan dengan keIslaman
Berbasis Keislaman Terhadap pada pokok bahasan garis singgung
Karakter Demokratis Siswa Kelas lingkaran, dominan dalam kategori
VII MTs N Sumber Agung Pada baik, ditunjukkan oleh angka
pokok bahasan segi empat, hasilnya prosentase sebesar 83%. Dapat
adalah pembelajaran tersebut tidak dilihat pada tabel 4.4.
lebih efektif terhadap karakter Hasil skala sikap demokratis siswa
demokratis siswa dari pada model kelas kontrol yakni pembelajaran
pembelajaran konvensional dengan matematika tanpa diintegrasikan
signifikansi 0,105 > 0,05. dengan keIslaman pada pokok
bahasan garis singgung lingkaran,
Dari kesesuaian yang diperoleh baik dominan dalam kategori baik,
dari teori maupun data hasil ditunjukkan oleh angka prosentase
penelitian, maka peneliti sebesar 68%. Dapat dilihat pada
mengatakan bahwa secara tabel 4.7.
deskriptif, menggunakan model Secara deskriptif, sikap demokratis
pembelajaran matematika pada kelas eksperimen cenderung
berintegrasi keIslaman lebih tinggi lebih tinggi dari pada kelas kontrol,
daripada menggunakan model namun demikian, hasil uji hipotesis
konvensional, namun perbedaan tidak signifikan karena didapat nilai
tersebut tidak signifikan pada taraf signifikansi 0,06. Ini artinya tidak
signifikansi 5%. Upaya ada perbedaan sikap demokratis
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 103
ISSN 2086 – 3918

siswa antara penerapan model dilanjutkan dengan melakukan


pembelajaran matematika penelitian bukan hanya pada pokok
berintegrasi keIslaman dan bahasan garis singgung lingkaran
penerapan pembelajaran akan tetapi pada pokok bahasan
konvensional, pada taraf signifikansi lain. Selain itu, dapat pula
5%. dilakukan integrasi keislaman pada
mata pelajaran yang lain seperti
Saran Fisika, Biologi, dan Kimia, sebab
Berdasarkan pengamatan peneliti setiap mata pelajaran dapat
dan hasil penelitian yang diintegrasikan dengan nilai islam.
diperolehselama melaksanakan Model pembelajran matematika
penelitian di kelas VIII MTs NU beintegrasikan keislaman dapat
Putri 3 Buntet Cirebon Semester II, dikembangkan kembali selain pada
saran yang dapat peneliti sampaikan karakter demokratis siswa, seperti
adalah sebagai berikut: pada ilmu zakat, puasa dan
Saran Praktis mawaris. Dalam pengembangan
Saran untuk praktis, adalah: model matematematika
berintegrasikan keislaman dapat
Guru dapat menggunakan alternatif pula dilaksanakan pada setiap
lain dalam hal melaksanakan jenjang, seperti SMP/MTs,
pembelajaran agar dapat SMA/MA/SMK, atau perguruan
mengembangkan dan meningkatkan tinggi. Wilayah penelitian dapat
karakter demokratis siswa dilakukan lebih luas lagi selain di
Penelitian ini menunujukkan hasil Sekolah Buntet Pesantren Cirebon,
bahwa penerapan model seperti melakukan penelitian di dua
pembelajaran matematika sekolah atau penelitian di sekolah
berintegrasi keIslaman tidak lebih yang berada dalam satu kecamatan.
baik dari pada model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
konvensional dalam hal karakter Abdusyukur.2007. Ketika Kiyai
demokratis siswa. Oleh sebab itu, Mengajarkan Matematika.
model pembelajaran matematika Malang:UIN-Malang Press.
berintegrasi keIslaman dapat Afrizon, Renol dkk. 2012.
dikembangkan dalam hal prestasi ”Peningkatan Perilaku,
belajar siswa dan lainnya. Berkarakter Dan Ketrampilan
Saran Lanjut Berfikir Kritis Siswa Kelas IX
Penelitian ini hanya terbatas MTs N Model Padang Pada
dilakukan di MTs NU Putri 3 Buntet Mata Pelajaran IPA-Fisika
Pesantren Cirebon pada Tahun Menggunakan Model Problrm
Ajaran 2014/2015 yang terbatas Based Instruction,” dalam
pada implementasi model Jurnal Pendidikan Fisika,
matematika berintegrasi keislaman Vol.10, No.16.
dan karakter demokratis siswa. Akhmad, AndriFaizal. 2014. Konsep
Sasaran penelitian ini juga hanya Nilai-Nilai Demokrasi Dalam
terbatas pada siswa-siswi di MTs NU Qs Ali Imran Ayat 159 Dan
Putri 3 Buntet Pesantren Cirebon. Implementasinya Dalam
Oleh karena itu, penulis Pendidikan Agama Islam.
mengharapkan penelitian ini dapat Skripsi. Tidak Diterbitkan.
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 104
ISSN 2086 – 3918

Yogyakarta : Universitas Fathurrohmah, Pupuh. 2013.


Islam Sunan Kalijaga Pengembangan Pendidikan
Yogyakarta. Karakter. Bandung: PT Refika
Alim, Sahilur. 1998. Menguak Adimata.
Keterpaduan Sain, Teknologi Hartoyo, Agung. 2010. “ Potensi
dan Islam. Yogyakarta: Titian Pembinaan Karakter Berbasis
Ilahi Press. Budaya Masyarakat”, dalam
Amri, Sofwan. 2013. Pengembangan Jurnal Pendidikan Sosiologi
dan Model Pembelajaran Dan Humaniora, Vol.1, No.1,
dalam Kurikulum 2013. April 2010.
Jakarta: PT Pustakaraya. Haryani, Mimi. 2011. “Strategi
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Pembelajaran Matematika
Suatu Pendekatan Praktik. Madrasah Ibtidaiyah
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Berintegrasi Nilai-Nilai
Astriati, Nuraini. 2010. Islam”, dalam Jurnal UIN
”Membangun Dan Suska Riau Menara, vol 12. No
Mengembangkan Pendidikan 2. Juli-Desember 2013.
Nilai Pembentukan Karakter Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan
Dan Pembeiasaan Sikap Siswa Karakter Utuh dan
Melalui Pembelajaran Menyeluruh. Yogyakarta:
Afektif”, dalam Jurnal Kanisius
Cakrawala Kependidikan’, Kohar, Ahmad
Vol.8, No.1, Maret 2010. Wachidul.2010.Makalah
Baskoro, Edi Prio danWihaskoro, Seminar Pendidikan
Ahmad Mabruri. 2013. Modul Matematika “Membumikan
Evaluasi Pembelajaran. Tidak Pendidikan Nilai Melalui
Diterbitkan. Cirebon: IAIN Integrasi Islam Dalam
Syekh Nurjati Cirebon. Pembelajaran
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Matematika”.FMIPA UNESA.
Penelitian Kuantitatif Edisi Online ps://www.academia.edu
Kedua. Jakarta: Kencana
Prenada Media Goup.
Elmubarok, Zaim. 2008.
Membumikan Pendidikan
Nilai Mengumpulkan Yang
Terserak, Menyambung Yang
Terputus dan Menyatukan
Yang Tercerai. Bandung:
Penerbit Alfabet.
Fadillah, Syarifah. 2013. “
Pembentukan Karakter Siswa
Melalui Pembelajaran
Matematika”, dalam Jurnal
Pendidikan Matematika
PARADIKMA, Vol.12, hal 142-
148.

You might also like