You are on page 1of 41

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

UJIAN TENGAH SEMESTER


Periode Genap Tahun Akademik 2007/2008

Jurusan : Teknik Sipil Hari / Tanggal :


Kd. Kls./MK : A / TS13404 Waktu :
Mata Ujian : Struktur Baja 1 Semester : IV
Dosen : Wiryanto Dewobroto Sifat Ujian : Open Personal Notes Only
SOAL
1. Teori (30%). Menjadi engineer tidak hanya bisa menghitung, tetapi juga memahami knowledge tentang
materi yang dihitung. Jika topik yang akan dibahas adalah tentang sambungan struktur baja dengan baut
mutu tinggi (A325 atau A490), maka jelaskan hal tersebut jika dikaitkan dengan :
a. Slip
b. Fatique (kelelahan logam)
c. Perilaku sambungan jika digabung dengan sistem sambungan las.

2. SAMBUNGAN BAUT (75%). Jika diketahui :


Spesifikasi Bahan : HTB (High Tension Bolts) A325 or A325M
Baja karbon A36 Tegangan geser nominal tumpu, Fnv = 330 Mpa
E (modulus elastisitas) = 200 000 MPa (ulir di bidang geser)
Fy tegangan leleh minimum 36 ksi ≈ 250 MPa Diameter baut = 16 mm
Fu tegangan tarik 58-80 ksi (mean 69 ksi) ≈ 475 MPa Diameter lubang = 18 mm (standard)

Adapun konfigurasi sambungan adalah sebagai berikut :


28 150

Plate 200x28 total 6 M16


A325 bolts

100
19
44

P P
19 25
100 106 50
L 150x150x19
Area = 53.38 cm2
25

25 45 45 45
Potongan Tampak Depan
25

Pertanyaan hitung Pu maksimum yang dapat diberikan pada sambungan tersebut (hitung pakai cara LRFD).

Selamat bekerja !
JAWABAN NO.2
*********************************
*** Kekuatan Pelat penyambung ***
*********************************
Plate 200x28

B
61
C
72
P
50
72
16
A

25 45 45 45

25

*** Keruntuhan tumpu


Tinjau bagian pelat tepi A:
Rn = 1.5Lc tFu ≤ 3.0dtFu deformasi layan tidak masalah (AISC-LRFD J3-2b)
Rn = 1.5 *16 * 28 * 475 ≤ 3.0 *16 * 28 * 475
Rn = 319,200 ≤ 638,400 Î ∴ RnA = 319.200 kN
Tinjau bagian pelat tengah B :
Rn = 1.5Lc tFu ≤ 3.0dtFu
Rn = 1.5 * 61* 28 * 475 ≤ 3.0 *16 * 28 * 475
Rn = 1,216,950 ≤ 638,400 Î ∴ RnB = 638.400 kN
Tinjau bagian pelat tengah C :
Rn = 1.5Lc tFu ≤ 3.0dtFu
Rn = 1.5 * 72 * 28 * 475 ≤ 3.0 * 16 * 28 * 475
Rn = 1,436,400 ≤ 638,400 Î ∴ RnB = 638.400 kN

Jadi kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu


Pu = φ (RnA + RnB + RnC ) = 0.75(319.2 + 5 * 638.4) = 2633.4 kN

*** Keruntuhan tarik


Ag = 200 * 28 = 5600 mm2 : leleh Æ Pu = φAg Fy = 0.9 * 5600 * 250 / 1000 = 1260 kN
Lurus An = (200 − 2 *18)* 28 = 4592 mm 2 : fraktur Æ Pu = φAn Fu = 0.75 * 4592 * 475 / 1000 = 1636 kN
452
Staggers wn = wg − ∑d + ∑ s2
4g
= 200 − 3 * 16 + 2
4 * 25
= 192.5 mm Æ An = 192.5 * 28 = 5390 mm 2
Jadi kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tarik
Pu = 1260 kN

****************************************
*** Kekuatan Profil Siku yang disambung ***
****************************************
61 72
B C
16

A P
50
L 150x150x19
Area = 53.38 cm2
25

25 45 45 45
Tampak Depan
25

*** Keruntuhan tumpu


Tinjau bagian profil siku tepi A:
Rn = 1.5 Lc tFu ≤ 3.0dtFu deformasi layan tidak masalah (AISC-LRFD J3-2b)
Rn = 1.5 *16 *19 * 475 ≤ 3.0 *16 *19 * 475
Rn = 216,600 ≤ 433,200 Î ∴ RnA = 216.6 kN

Tinjau bagian profil siku tengah B :


Rn = 1.5Lc tFu ≤ 3.0dtFu
Rn = 1.5 * 61 *19 * 475 ≤ 3.0 *16 *19 * 475

Rn = 825,788 ≤ 433,200 Î ∴ RnB = 433 kN

Tinjau bagian profil siku tengah C :


Rn = 1.5 Lc tFu ≤ 3.0dtFu
Rn = 1.5 * 72 *19 * 475 ≤ 3.0 *16 *19 * 475

Rn = 974,700 ≤ 433,200 Î ∴ RnC = 433 kN

Jadi kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu


Pu = φ (RnA + RnB + RnC ) = 0.75(2 * 216.6 + 4 * 433) = 1624 kN

*** Keruntuhan tarik


Ag = 5338 mm 2 : leleh Æ Pu = φAg Fy = 0.9 * 5338 * 250 / 1E 3 = 1201 kN
An = 5338 − 2 *18 *19 = 4654 mm 2
Karena profil siku hanya tersambung pada satu sisi saja maka SHEAR-LAG harus ditinjau
⎛x⎞ ⎛ 44 ⎞
U = 1− ⎜ ⎟ = 1− ⎜ ⎟ = 0.67 ≤ 0.9
⎝ ⎠
L ⎝ 135 ⎠
Ae = UAn = 0.67 * 4654 = 3118 mm 2
Akibat fraktur Æ Pu = φAe Fu = 0.75 * 3118 * 475 / 1E 3 = 1110.8 kN (**)
Jadi kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tarik ditentukan oleh keruntuhan fraktur.

*** Keruntuhan blok geser

P
50
81 L 150x150x19
Area = 53.38 cm2
25

25 45 45 45
Tampak Depan

Diameter lobang baut M16 standar adalah 18 mm


Luas Geser
Agv = 160 * 19 = 3040 mm 2
Anv = (160 − 2.5 * 18) * 19 = 2185 mm 2

Luas Tarik
Agt = 81*19 = 1539 mm 2
Ant = (81 − 0.5 *18) *19 = 1368 mm 2

Kuat Putus Geser (AISC-LRFD J4-1) :


0.6 Fu Anv = 0.6 * 475 * 2185 / 1E 3 = 623 kN

Kuat Putus Tarik (AISC-LRFD J4-2) :


Fu Ant = 475 * 1368 / 1E 3 = 650 kN

Kuat Geser-Blok dimana Fu Ant > 0.6 Fu Anv maka (AISC-LRFD J4-3a)
φ Rn = φ ⎣⎡0.6 Fy Agv + Fu Ant ⎦⎤ ≤ φ ⎣⎡0.6 Fu Anv + Fu Ant ⎦⎤ Mekanisme leleh geser dan putus tarik
φRn = 0.75[0.6 * 250 * 3040 + 475 * 1368] ≤ 0.75[0.6 * 475 * 2185 + 475 * 1368]
φRn = 829,350 ≤ 954,393

Jadi kekuatan profil terhadap bahaya geser blok


Pu = 829.35 kN

*********************************
*** Kekuatan Baut Penyambung ***
*********************************
Digunakan baut mutu tinggi A325M dimana kuat nominal terhadap geser 330 MPa, dan dianggap bidang geser
kritis terletak pada daerah ulir-drat (kondisi umum)..

Kuat geser pada buat (satu sisi) adalah:


Pu = φnAb Fv
( )
Pu = 0.75 * 6 * 14 π 16 2 * 330
Pu = 298.6 *103 N

Rangkuman perhitungan sambungan

Komponen yang dievaluasi Gaya maks , Pu (kN) Keterangan


1 Pelat 1260 Leleh tarik
2 Profil siku 829 Geser blok
3 Baut mutu tinggi 299 Geser satu bidang

Dari ketiga komponen tersebut maka kekuatan baut paling menentukan (akan pecah terlebih dahulu). Jadi
kekuatan sambungan tersebut adalah 299 kN.
FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
Periode Genap Tahun Akademik 2009/2010

Jurusan : Teknik Sipil Hari / Tanggal : Kamis / 4 Maret 2010


Kode Kelas : ACB Waktu : 07.15 – 09.00
Mata Ujian : Struktur Baja 1 Semester : IV
Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT Sifat Ujian : Open handnote (1 sheet)

Pengetahuan Soal Teori (40%)

1. Pada konstruksi baja dengan profil hot-rolled dikenal dua macam sistem sambungan, yaitu
[a] las (weld) dan [b] baut. Jelaskan kedua macam alat sambung tersebut, adakah yang satu
lebih baik dibanding yang lain, dan kapankah alat-alat sambung tersebut dipakai. Bisakah
dalam satu sambungan ke dua alat sambung tersebut digabungkan secara bersama-sama.
2. Alat sambung baut mutu tinggi : dari sisi orientasi pemasangan baut mutu tinggi pada
sambungan maka baut tersebut dapat dianggap mengalami gaya-gaya [a] tarik ; [b] geser;
[c] tarik dan geser dan [d] tekan. Berikan dalam bentuk gambar bagaimana bentuk
sambungan dan penempatan baut yang dimaksud. Gambarkan selengkap mungkin, minimal
dapat dilihat dari dua sisi termasuk dimensi (ukuran), dan gambarkan secara proposional.
3. Sambungan dengan gaya tarik aksial, gambarkan bentuk sambungan yang menyebabkan
gaya pada baut adalah [a] tarik dan [b] geser. Apa kelebihan dan kekurangan masing-
masing bentuk tersebut.
4. Pada penggunaan baut mutu tinggi dikenal dua mekanisme kerja sambungan, yaitu [a] slip-
kritis; [b] bearing (tumpu). Pertanyaan :
a. Pada baut dengan diorientasikan seperti apakah (lihat soal no.2) dua mekanisme
tersebut dapat bekerja.
b. Adakah syarat khusus agar mekanisme-mekanisme tersebut bekerja.
c. Apakah dalam suatu sambungan dapat bekerja satu mekanisme saja, jika dapat
terjadi mekanisme yang mana.
d. Gambarkan dengan diagram gaya-deformasi keberadaan dua mekanisme tersebut.
e. Jika ada dua mekanisme yang bekerja, apakah itu dapat terjadi bersama-sama. Jika
tidak, mekanisme yang mana dulu yang dapat terjadi.

Pengetahuan Design (60%) : konfigurasi sambungan baut mutu tinggi

Jawaban : Lihat catatan kuliah dan penjelasan yang diberikan. Tidak dijawab agar tidak
dijadikan hapalan.

Jawaban UTS Struktur Baja 1 (Semester Ganjil 2010) - Halaman 1 dari 5


P P

50
10
75 70 70 75
50

18 16
70
70 70 70 40 60.6

18 16

60.6
70
18 16

50
40

10M16 5
A325M 50 5
290

P P

Masalah SAMBUNGAN BAUT pada baja konstruksi.

Jika diketahui :

Spesifikasi Bahan : HTB (High Tension Bolts) A325 or A325M


Baja karbon A36 Tegangan geser nominal tumpu, Fnv = 330
E (modulus elastisitas) = 200 000 MPa Mpa (ulir di bidang geser)
Fy leleh minimum 36 ksi ≈ 250 MPa Diameter baut = 16 mm
Fu tarik 58-80 ksi (mean 69 ksi) ≈ 475 MPa Diameter lubang = 18 mm (standard)

Pertanyaan :
a. Jika tebal pelat t = 5 mm (sisi luar) dan t = 10 mm (sisi dalam), berapa P maksimum
yang dapat diberikan.
b. Jika digunakan konfigurasi dan jumlah baut yang sama seperti di atas, berapa tebal
pelat agar keruntuhan ditentukan dari kekuatan baut yang ada.
c. Jika digunakan sambungan slip-kritis dengan memberikan Pretensioning min 70%
kuat ultimate baut, maka berapa P maksimum yang dapat diberikan sebelum slip.

Catatan :
1. Apabila ada data-data yang dianggap kurang, dipersilahkan untuk mengambil ketentuan
tersendiri dan diberi penjelasan mengapa itu digunakan.
2. Gunakan cara LRFD.
3. Ingat, penilaian ditentukan dari bobot tiap soal.

Jawaban UTS Struktur Baja 1 (Semester Ganjil 2010) - Halaman 2 dari 5


Jawab :
Kekuatan PELAT, pada bagian dalam t = 10 mm, sedang sisi luar t = 2 * 5 ≈ 10 mm, sama.
Oleh karena itu pada perhitungan ditinjau pelat bagian dalam saja.
50 50 60.6 60.6 50 50
A
102
40
B 75 41

18
G 70
35
18
C 70

P 103 P
290 H 70

D 70

I 70

E 75
40
F

*** Kekuatan Tumpu sekitar Lubang Baut ***


Tinjau bagian pelat tepi (paling kanan):
Rn = 1.5Lc tFu ≤ 3.0dtFu deformasi di lubang baut tidak menjadi masalah........................ (J3-6b)
Rn = 1.5 * 41 *10 * 475 ≤ 3.0 *16 *10 * 475
Rn = 292125 ≤ 228000 Î ∴ Rn = 228 kN per baut (ada 3 baut)

Tinjau bagian pelat tengah :


Rn = 1.5Lc tFu ≤ 3.0dtFu deformasi di lubang baut tidak menjadi masalah........................ (J3-6b)
Rn = 1.5 *102 *10 * 475 ≤ 3.0 *16 *10 * 475
Rn = 726750 ≤ 228000 Î ∴ Rn = 228 kN per baut (ada 4 baut)

Tinjau bagian pelat tepi (paling kiri):


Rn = 1.5LctFu ≤ 3.0dtFu deformasi di lubang baut tidak masalah .................................. (J3-6b)
Rn = 1.5 *103 *10 * 475 ≤ 3.0 *16 *10 * 475
Rn = 733875 ≤ 228000 Î ∴ Rn = 228 kN per baut (ada 3 baut)

Jadi kekuatan ijin pelat bagian dalam maupun luar terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = φRn = 0.75 * 228 * 10 = 1710 kN

*** Kekuatan Tarik ***


Potongan utuh
Ag = 290 * 10 = 2900 mm 2
leleh Æ Pu = φAg Fy ......................................................................................................... (D2-1)
Pu = φAg Fy = 0.9 * 2900 * 250 / 1000 = 652.5 kN (kekuatan pelat utuh ≈ 100%)
Potongan netto A-B-C-D-E-F
wn = wg − ∑ d = 290 − 4 * 18 = 218 mm
An = wnt = 218 *10 = 2180 mm2 ; Ae = An : fraktur Æ Pu = φAe Fu ................................ (D2-2)
Pu = φAe Fu = 0.75 * 2180 * 475 / 1000 = 777 kN

Jawaban UTS Struktur Baja 1 (Semester Ganjil 2010) - Halaman 3 dari 5


Potongan netto A-B-G-C-H-D-I-E-F
s2
wn = wg − ∑ d + ∑
4g
602
wn = 290 − 18 * 7 + 6 = 318.286 >>> wg = 290 mm Æ tidak menentukan
4 * 35

Potongan netto A-B-G-H-I-E-F


s2
wn = wg − ∑ d+ ∑ 4g
60 2
wn = 290 − 18 * 5 + 2 = 251.43 mm
4 * 35
An = wn t = 251.43 *10 = 2514 mm 2 ; Ae = An : fraktur Æ Pu = φAe Fu ........................... (D2-2)
Pu = φAe Fu = 0.75 * 2514 * 475 / 1000 = 896 kN

Kekuatan BAUT
Kuat geser pada baut (dua sisi) adalah:
Pu = φnAb Fv ................................................................................................................... (J3-1 )
( )
Pu = 0.75 * 2 *10 * 14 π 162 * 330 / 1000
Pu = 995 kN

Catatan : kondisi kritis ditentukan oleh kekuatan leleh (pelat utuh), selanjutnya potongan
kritis adalah pada lubang (baut 4 baris ditengah), yang menjadi lintasan terpendek dan tidak
dimungkinkan ada keruntuhan blok.

SAMBUNGAN FRIKSI dengan BAUT MUTU TINGGI (SLIP-CRITICAL)

Rn = μDu hscTb N s ..................................................................................................... (J3-4)


dimana
μ = rata-rata koefisien slip permukaan, diambil μ = 0.35 untuk permukaan Class A
(unpainted clean mill scale steel surfaces or surfaces with Class A coatings on
blast-cleaned steel and hot-dipped galvanized and roughened surfaces)
Du = 1.13 adalah faktor pengali yang mewakili rasio rata-rata tegangan pretension
baut yang terpasang dan nilai minimum yang ditetapkan
hsc = 1.0 faktor lubang dianggap sebagai lubang standard
Ns = jumlah bidang slip , Ns = 1 (satu sisi)
Tb = minimum fastener tension , Tb = 91 kN ≈ minimum 0.70 kali kuat tarik baut
(Tabel J3.1M)

Rn = μDu hscTb N s = 0.35 *1.13 *1 * 91 * 2 = 71.98 kN


Pu = φnRn = 0.85 *10 * 71.98 = 611.8 kN

NOTE: Design loads are used for either design method and all connections must be checked
for strength as bearing-type connections.

Jawaban UTS Struktur Baja 1 (Semester Ganjil 2010) - Halaman 4 dari 5


Rangkuman perhitungan sambungan menurut ANSI/AISC 360-05
Komponen yang Pu maks Efisiensi Keterangan Applicabl
dievaluasi (kN) sambungan e
1 Pelat 652.5 (100 % pelat
Sambungan
utuh) ya
Tumpu
2 Baut HTB 995 (153% pelat utuh)
3 HTB - Full 611.8 (94% pelat utuh) Sambungan ya
Pretensioning Friksi

JAWABAN PENGETAHUAN DESIGN (BOBOT 60%)


a. Karena pelat sisi luar ada dua, masing-masing t = 5 mm dan pelat dalam hanya satu
yaitu t = 10 mm maka pada prinsipnya kekuatan pelat sama. Hitungan yang disusun di
atas didasarkan kekuatan satu pelat tunggal t = 10 mm. Adapun P maksimum yang
dapat diberikan ditentukan kekuatan yielding pelat yaitu P = 652.5 kN.
b. Jika memakai konfigurasi dan jumlah baut yang sama seperti di atas, dan kekuatan
ditentukan oleh kekuatan baut maka ketebalan pelat yang diperlukan adalah
995 kN 995000
t= = = 16 mm untuk pelat dalam 8 mm untuk pelat luar.
φFy bpelat 0.9 * 240 * 290
c. P maksimum yang dapat diberikan sebelum terjadi slip = 612 kN

Jawaban UTS Struktur Baja 1 (Semester Ganjil 2010) - Halaman 5 dari 5


Wiryanto Dewobroto ------------------------------------- Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan, Karawaci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN


UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S )
G E N A P T A H U N A K A D E M I K 2010 / 2011

Jurusan : TEKNIK SIPIL Hari / Tanggal : Jumat / 4 Maret 2011


Kd. Kelas : AIJ Waktu : 07:15 – 09:00
Mata Ujian : Struktur Baja 1 SKS :2
Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. Sifat Ujian : note tulisan tangan 1 lbr

Teori : (Bobot 25%)


1. Berdasarkan orientasi baut terhadap bekerjanya gaya yang dialihkan pada
sambungan, berikan contoh bentuk-bentuk sambungannya (gambar / sketch). Dari
segi efisiensi penggunaan baut mana yang lebih baik, mengapa ?
2. Apa yang dimaksud shear lag, pada kondisi apa terjadi. Apakah bisa hilang. Berikan
contoh sketch sambungan dengan shear lag dan yang tidak.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mekanisme slip kritis dan mekanisme tumpu.
Kenapa bisa terjadi mekanisme baut slip kritis, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Bilamana suatu sambungan harus memakai mekanisme-mekanisme tersebut.
4. Tentang sambungan sistem geser baut mutu tinggi dan sistem las, dapatkah keduanya
disatukan dengan cara kumulatif, argumentasi apa yang mendasari jawabanmu.
5. Apa yang dimaksud dengan prying force, jelaskan.

Hitungan (Bobot 75%)


Diketahui profil siku tunggal L120x120x12 dan gusset plate tebal 12 mm, mutu ASTM A36
atau setara, disambung dengan baut mutu tinggi ASTM A325, M20 (diameter 20 mm) .
Tampak elemen dan potongan sambungan sebagai berikut (gambar bautnya belum ada) :

12

120

12
120

P P

profil siku
L120x120x12

gusset plate t = 12 mm

Rencanakan jumlah dan penempatan baut mutu tinggi pada sistem sambungan di atas agar
hasilnya optimum dari sisi penggunaan bahan material, untuk itu kerjakan hal-hal berikut :
1. Gambar sistem sambungan yang anda hitung, skala proporsional,
2. Agar hasilnya optimum tetapi memenuhi kriteria LRFD AISC 2005 maka hal-hal apa
yang perlu diperiksa pada perencanaan sistem sambungan anda. Apa yang kritis
dan menentukan , tunjukkan dalam hitungan saudara.
3. Berapa P maksimum ijin (beban kerja maksimum) yang dapat bekerja secara aman pada
sistem sambungan tersebut

Struktur Baja I (UTS 2011) 1/2


Wiryanto Dewobroto ------------------------------------- Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan, Karawaci

Lampiran :

Struktur Baja I (UTS 2011) 2/2


Wiryanto Dewobroto ------------------------------------- Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan, Karawaci

Jawaban tentang soal HITUNGAN: (versi 11 Maret 2011 pk 09:00)

Hanya diketahui baut M20 (diameter 20mm) ASTM A3235 dan gambar berikut:

12

120

12
120

P P

profil siku
L120x120x12

gusset plate t = 12 mm

Diminta untuk merencanakan sambungan secara optimal, yaitu aman tetapi menggunakan
bahan yang sekecil mungkin.

Gaya P dari gambar di atas alihkan dari [1] pelat (gusset plate 12mm) ke [2] profil siku L120
melalui [3] baut dengan orientasi geser. Jadi ada tiga material yang harus diperiksa.

***********************************
** Profil Siku L120 sebagai batang tarik **
***********************************
Kekuatan batang tarik ditentukan oleh variabel
Kuat Bahan
Fy (yield point) = 250 MPa
Fu (tensile strength) = 400 MPa (nilai konservative)
30

108
60
60
12
120

48

profil siku
L120x120x12
12
30 72

Luas penampang gross (tanpa lobang)


Ag = 12*120 + 108 *12 = 2736 mm2

Keruntuhan leleh
Pu siku = Pn = 0.9 * Ag * Fy = 0.9*2736*250/1000 = 615.6 kN

Untuk mencari luas penampang netto (An) dan luas penampang efektif (Ae) maka lokasi
penempatan baut perlu dibuat.

Jarak antar baut = 3D = 60 mm, jarak ke tepi pelat 1.5D = 30 mm. Posisi penempatan baut
yang optimum telah dicobakan seperti konfigurasi gambar di atas. Adapun lubang baut dibuat
pakai bor maka :

Jawaban Soal UTS Struktur Baja I (Maret 2011) 1/4


Wiryanto Dewobroto ------------------------------------- Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan, Karawaci

Luas penampang netto (dengan lobang)

Tinjau potongan vertikal : An = Ag – (20 + 2)*12 = 2472 mm2


Tinjau potongan zigzag : An = Ag – (20 + 2)*12*2 + (s2/4g)
An = 2208 +(36^2/(4*48) = 2215 mm2 ** govern **

Untuk memperhitungkan shear-lag perlu tahu jumlah baut dan panjang penyambungan (L),
untuk itu anggap bahwa yang menentukan adalah keruntuhan leleh.

Baut geser Fnv = 330 MPa (lihat Tabel J3.2)


Luas baut M20 adalah Abolt = ¼ D2 = 0.25 *202 = 314 mm2
Pu baut = Pn baut = 0.75 *314* 330/1000 = 77.7 kN / baut (geser tunggal).

n baut = Pu siku / Pu baut = 615.6 / 77.7 = 7.922 digunakan 8 M20 A325.

Jadi detail penempatan baut menjadi.


Titik berat siku x = (108*12*6 + 120*12*60) / Ag = 34.4 mm

profil siku
L120x120x12
30

108
posisi
60
60
12
120

pinggir
48

sambungan

12
30 72 30
252

x 34.4
Faktor untuk memperhitungkan shear lag adalah U 1 1 0.864
L 252
Luas potongan efektif Ae = U * An = 0.864 * 2215 = 1914 mm2.

Keruntuhan fracture
Pu siku = Pn = 0.75 * Ae * Fu = 0.75*1914*400/1000 = 571.4 kN ** govern **

Penempatan lubang mengurangi kekuatan sambungan oleh karena itu agar optimum maka
perlu dilakukan perubahan konfigurasinya.

posisi
profil siku pinggir
60
L120x120x12 sambungan
48

30 420 30

Jawaban Soal UTS Struktur Baja I (Maret 2011) 2/4


Wiryanto Dewobroto ------------------------------------- Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan, Karawaci

Hitung ulang An dan Ae sebagai berikut:

Luas penampang netto (dengan lobang)


Tinjau potongan vertikal : An = Ag – (20 + 2)*12 = 2472 mm2
Tinjau potongan zigzag : An = Ag – (20 + 2)*12*2 + (s2/4g)
An = 2208 +(60^2/(4*48) = 2227 mm2 ** govern **

Ternyata penempatan baut zigzag sangat mempengaruhi An (luas penampang netto). Oleh
karena itu konfigurasinya perlu diubah lagi menjadi cukup satu garis saja, sbb:

posisi
2
profil siku pinggir
Ø2 L120x120x12 sambungan

30 60 60 60 60 60 60 60 30

38
420

19

Luas penampang netto (dengan lobang)


Tinjau potongan vertikal : An = Ag – (20 + 2)*12 = 2472 mm2
x 34.4
Faktor untuk memperhitungkan shear lag adalah U 1 1 0.92
L 420
Luas potongan efektif Ae = U * An = 0.92 * 2472 = 2274 mm2.

Keruntuhan fracture
Pu siku = Pn = 0.75 * Ae * Fu = 0.75*2274*400/1000 = 682 kN
>>>>> keruntuhan leleh (616 kN) jadi pengaruh lubang menjadi tidak signifikan.

*****************************************
** Keruntuhan dengan mekanisme tumpu baut. **
*****************************************

Tinjau kondisi keruntuhan dengan mekanisme tumpu, karena tebal pelat dan tebal profil
adalah sama, yaitu 12 mm, maka perhitungan mekanisme tumpu berikut digunakan bersama.

*** Keruntuhan tumpu (gusset plate dan profil siku)


Tinjau bagian pelat tepi (perhatikan jarak-jarak pada gambar di atas) :
Rn 1.2 LctFu 2.4 dtFu deformasi layan dipertimbangkan (AISC-LRFD J3-10)
Rn 1.2 * 19 *12 * 400 2.4 * 22 * 12 * 400
Rn 109,440 253,440.0 RnTepi 109.44 kN
Tinjau bagian pelat bagian dalam:
Rn 1.2 LctFu 2.4 dtFu
Rn 1.2 * 38 *12 * 400 2.4 * 22 * 12 * 400
Rn 218,880 253,440 RnB RnC 218.88 kN
Jadi kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu
Pu RnTepi RnDalam 0.75 109.44 7 * 218.88 1231.2 kN ** not govern **

Jawaban Soal UTS Struktur Baja I (Maret 2011) 3/4


Wiryanto Dewobroto ------------------------------------- Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan, Karawaci

****************************************
** Keruntuhan dengan mekanisme geser blok. **
****************************************

Karena gusset plate ukurannya tidak terbatas (karena tidak ada penjelasan pada soal) maka
keruntuhan geser blok tidak terjadi pada gusset-plate. Sedangkan profil siku yang disambung
tidak menyeluruh, yaitu hanya satu sisi saja (oleh karena itu ada pengaruh shear-lag) maka
dimungkinkan akan terjadi geser blok pada profil siku. Ini yang akan kita check sbb :

posisi
profil siku
2

pinggir
Ø2

L120x120x12 sambungan

450

60
Diameter lobang baut M20 standar adalah 22 mm
Luas Geser
Agv 450 *12 5400 mm 2
Anv 450 7.5 * 22 *12 3420 mm 2

Luas Tarik
Agt 60 * 12 720 mm 2
Ant 60 0.5 * 22 *12 588 mm 2

Kuat Geser-Blok memakai (AISC-LRFD J4-5)


Rn 0.6 Fu Anv U bs Fu Ant 0.6 Fy Agv U bs Fu Ant
Anggap tegangan tarik yang bekerja adalah uniform sehingga Ubs = 1.0

Rn 0.6 Fu Anv U bs Fu Ant 0.6 Fy Agv U bs Fu Ant


0.75 0.6 * 400 * 3420 1 * 400 * 588 0.75 0.6 * 250 * 5400 1 * 400 * 588
792 *10 3 783.9 * 10 3

Jadi kekuatan profil terhadap bahaya geser blok


Ru Rn 783.9 * 103 N 783.9 kN > Pu siku = 615.6 kN

Jadi konfigurasi sambungan mampu mengalihkan gaya sekuat profil L120x120x12


sebesar
Pu siku = 615 kN (keruntuhan leleh paling efisien)

Jawaban Soal UTS Struktur Baja I (Maret 2011) 4/4


FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN
UJIAN AKHIR SEMESTER
SEMESTER GENAP TA 2007/2008
Jurusan : Teknik Sipil Hari / Tanggal : Senin, 26-05-2008
Mata Kuliah : Struktur Baja I Waktu : 14.10 – 15.50
Dosen : Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. Semester : IV
Sifat Ujian : catatan tangan 1 lembar

Ada dua rangka, sebut saja Frame 1 dan Frame 2, tampak samping pada gambar di bawah (kanan) Keduanya
dijajarkan pada bagian kolom dipasang bracing, tampak depan gambar bawah kiri. Pada bagian balok (batang
ABC) pada kedua frame pada prinsipnya juga ada bracing (tidak terlihat). Dengan penggabungan tersebut
dihasilkan konstruksi yang mampu memikul pembebanan q secara stabil dan mandiri (sebagai struktur 3D).

2m 10m
q (t/m') q (t/m') q (t/m')

B2 B1 A B C
3m

balok menerus ABC


6m
p) ng

kolom BD
3m
(ty raci

pin
b

D2 D1 D

atau atau

a). Tampak Depan b). Tampak Samping (Frame 1 atau Frame 2)

Tahap design kolom BD (B1-D1 adalah kolom BD di Frame 1 dst). Untuk pembebanan kolom, pembebanan
dapat disederhanakan bekerja pada balok menerus ABC. Tiap balok (kolom) dianggap dapat menerima beban
merata q = 10 t/m di balok ABC. Balok di tumpu di B dan C sebagai sendi (tidak menyalurkan momen).
Jika dianggap berat sendiri balok menerus ABC diabaikan, beban q dianggap sebagai beban hidup dan kekuatan
balok ABC sudah dihitung terlebih dahulu dan mencukupi maka hitung apakah kolom BD jika digunakan profil
baja ST-37 hitung rasio keamanan dengan profil berikut :
1. Profil tunggal WF 200 x 200 x 8 x 12 dengan data profil sebagai berikut (50%)

Mass Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus


Dimension (mm) A
Label per meter cm4 cm cm3
cm 2
H B t1 t2 r (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
WH-200 200 200 8 12 13 63.53 49.9 4720 1600 8.62 5.02 472 160

2. profil gabungan (built-up) 2L130x130x12 dengan data profil sebagai berikut (50%)

Modulus
Dimensi Standar berat cg Momen Inersia Radius Girasi Potonga
Profil Siku Sama Kaki A satua n
n
HxB t r1 r2 Cx=Cy Ix= Iy max Iu min Iv rx=ry max ru min rv Sx=Sy
mm mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm Cm cm cm3
130 x 130 12 14 7 30.0 23.6 3.64 472 750 194 3.97 5.00 2.54 50.4

Catatan : Gunakan cara AISC LRFD dan bandingkan hasilnya dengan cara SNI
Selamat bekerja
Jawab :
Langkah pertama adalah mendapatkan gaya-gaya internal pada kolom, adapun konfigurasi struktur adalah

2m 10m
q (t/m') q (t/m') q (t/m')

B2 B1 A B C

3m
balok menerus ABC

6m
p) ng
kolom BD

3m
(ty raci

pin
b

D2 D1 D

z z
atau x atau y

Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa q (t/m) = 10 t/m hanya bekerja pada satu frame, yaitu frame
1 atau frame 2 karena kedua frame identik maka cukup ditinjau satu saja, dalam hal ini ditinjau frame 1 sebagai
berikut :

2m 10m 2m 10m
q (t/m') q (t/m')

A B C A B C

balok menerus ABC


RA
6m

RB
kolom BD z b). Balok A-B-C
pin
D a). Frame 1
penyederhanaan
atau
masalah y
1 l2 *q 1 2
* 12 * 10
∑M C = 0 → RB = 2 AC
l BC
= 2
10
= 72t → akan dipikul oleh kolom BD (yang di cari).

∑F V = 0 → RC = q * l AC − RB = 10 * 12 − 72 = 48t

Mempelajari kondisi batas kolom BD, perhatikan sumbu dan asumsi pertambatan pada kolom
Interprestasi struktur tadi menghasilkan kesepakatan
RB RB
berikut untuk perhitungan kolom. Tahapan ini adalah
sangat penting. Jika berbeda hasilnya pasti salah !
B1 B
2 2
3m

6m

1 1
3m

10

D1 D

a). sumbu ZX b). sbZY Sumbu 1-1 adalah sumbu kuat kolom
atau atau k .l1−1 = 6.0m

Sumbu 2-2 adalah sumbu lemah kolom


k .l1−1 = 3.0m
Dari soal diketahu bahwa beban yang bekerja q (t/m) adalah beban hidup, jadi load faktornya = 1.6, sehingga
PU = 1.6*RB = 1.6*72 t ≈ 1152 kN

Jika pakai profil tunggal WF200.200.8.12 , maka :


Mass Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus
Dimension (mm) A
Label per meter cm4 cm cm3
cm2
H B t1 t2 r (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
WH-200 200 200 8 12 13 63.53 49.9 4720 1600 8.62 5.02 472 160

Baja ST37 ≈ BJ37 Æ Fy = 240 Mpa


Pakai cara AISC 1999
Sumbu kuat r = r1−1 = rx = 86.2 mm
kL1−1 1 Fy 1 * 6000 1 240
λ1−1 = = = 0.7675 < 1.5
rx π E 86.2 π 200000

Untuk λ1-1 ≤ 1.5


2 2
Fcr = 0.658λ1−1 Fy = 0.658 0.7675 * 240 = 187.56 MPa
Pn = Fcr Ag = 187.56 * 6353 / 1E 3 = 1191.6 kN
φPn = 0.85 * 1191.6 = 1012.8 kN **menentukan**

Sumbu lemah r = r2−2 = ry = 50.2 mm

kL2−2 1 Fy 1 * 3000 1 240


λ2− 2 = = = 0.659 < 1.5
ry π E 50.2 π 200000

Un`tuk λ2-2 ≤ 1.5


2 2
Fcr = 0.658λ2− 2 Fy = 0.6580.659 * 240 = 200 MPa
Pn = Fcr Ag = 200 * 6353 / 1E 3 = 1271 kN
φPn = 0.85 * 1271 = 1080 kN

Karena φPn = 1012.8 kN < Pu = 1152 kN kekuatan kolom mepet, sebaiknya diperbesar.

Pakai cara SNI 2000


Karena yang menentukan dari penyelesaian adalah sumbu kuat, maka ditinjau sumbu tersebut
Sumbu kuat r = r1−1 = rx = 86.2 mm
kL 1 Fy 1 * 6000 1 240
λc = = = 0.7675 < 1.5
r π E 86.2 π 200000
0.25 < λc < 1.2
1.43 1.43
Jadi ω = = = 1.317
1.6 − 0.67λc 1. 6 − 0 .67 * 0.7675

Daya dukung nominal komponen tekan dapat dihitung sebagai


Fy 240
Pn = Ag = 6353 = 1158 kN
ω 1.317 * 1E 3
φPn = 0.85 *1158 = 984.3 kN
Karena φPn = 984.3 kN < Pu = 1152 kN kolom BB’ tidak memenuhi syarat persyaratan SNI 2000
Pakai cara AISC 1999 atau 2005 tetapi φ = 0.85

Modulus
Dimensi Standar berat
cg Momen Inersia Radius Girasi
Potonga
Profil Siku Sama Kaki A satua
n
n
HxB t r1 r2 Cx=Cy Ix= Iy max Iu min Iv rx=ry max ru min rv Sx=Sy
mm mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm cm cm cm3
130 x 130 12 14 7 30.0 23.6 3.64 472 750 194 3.97 5.00 2.54 50.4

10.0
a a a

6000
Kolom Profil Siku Ganda 2 L 130 x 130 x 12

Jawab :
b b 130
≤ 0.45 E / Fy Æ = = 10.8 ≤ 13
t t 12
Jadi profil siku dapat digolongkan sebagai profil tidak-langsing Æ ok
Rasio kelangsingan kolom
Tekuk Batang Gabungan
Ag = 2 * 30 = 60 cm 2 = 6000 mm2
944
I g 2−2 = 2 * 472 = 944 cm 4 ; Æ rg 2 − 2 = = 3.97 cm = 39.7 mm
60

( )
I g1−1 = 2 * 472 + 30 * (3.64 + 0.5)2 = 1972 cm 4 Æ r1−1 =
1972
60
= 5.73 cm = 57.3mm

Sumbu kuat r = r1−1 = 57.3 mm


KL 1 * 6000
= = 105 Æ tekuk terjadi terhadap sumbu 1-1
r1−1 57.3

Sumbu lemah r = r2−2 = 39.7 mm


KL 1 * 3000
= = 75.6
r2 − 2 39.7

Tekuk Batang Individu


a = 6000 / 3 = 2000 mm
rmin = rv = 25.4 mm
a 2000
= = 78.6 << 0.75 * 105 = 78.75 Æ Ok pas sekali
rv 25.4

Rasio kelangsingan kolom efektif


rib = radius girasi komponen terhadap sumbu yang sejajar dengan sumbu tekuk kolom gabungan (mm)
rib = r1−1 = 57.3 mm
h = 2 * 36.4 + 10 = 82.8 mm
h 82.8
α= = = 0.723
2rib 2 * 57.3

2 2 2
⎛ KL ⎞ ⎛ KL ⎞ α2 ⎛ a ⎞ 0.7232 ⎛ 2000 ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ + 0.82 ⎜ ⎟⎟ = 105 2 + 0.82 ⎜ ⎟ = 106.6
⎝ r ⎠m ⎝ r ⎠o (1 + α 2 ) ⎜⎝ rib ⎠ (1 + 0.7232 ) ⎝ 57.3 ⎠
Memakai persamaan E3-2 atau E3-3 untuk menghitung tekuk lentur dari batang tekan dimana
KL ⎛ KL ⎞
=⎜ ⎟ = 106.6 , sehingga
r ⎝ r ⎠m
π 2E π 2 * 200000
Fe = = = 173.7 MPa >> 0.44 Fy = 105.6 MPa
⎛ KL ⎞
2
(106.6)2
⎜ ⎟
⎝ r ⎠m

⎛ KL ⎞ E
⎜ ⎟ = 106.6 < 4.71 = 135.97
⎝ r ⎠m Fy

⎡ Fy ⎤
Karena
KL
≤ 4.71
E
atau Fe ≥ 0.44 Fy maka digunakan ⎢
Fcr = 0.658 Fe ⎥F (AISC-LRFD E3-2)
r Fy ⎢ ⎥ y
⎣⎢ ⎦⎥

⎡ Fy ⎤ ⎡ 240 ⎤

Fcr = 0.658 Fe ⎥ F = ⎢0.658173.7 ⎥ * 240 = 134.6 MPa
⎢ ⎥ y
⎢⎣ ⎥⎦
⎣⎢ ⎦⎥

Pn = Fcr Ag = 134.6 * 6000 / 1E 3 = 808 kN


φPn = 0.85 * 808 = 685 kN
Karena φPn << Pu maka kolom BB’ tidak memenuhi syarat persyaratan AISC 1999

Pakai cara SNI 2000 untuk siku ganda

Kolom Siku Ganda (SNI 03 – 1729 – 2000)


Profil Siku ganda di atas akan dihitung ulang berdasarkan persyaratan SNI untuk bukan Siku Ganda yang
hasilnya adalah sebagai berikut :
Sumbu kuat r = r1−1 = 57.3 mm
KL 1 * 6000
= = 105 Æ tekuk terjadi terhadap sumbu 1-1
r1−1 57.3
kL 1 Fy 240 1
λc = = 105= 1.158
r π E π 200000
1.43 1.43
0.25 < λc < 1.2 Æ ω = = = 1.735
1.6 − 0.67λc 1.6 − 0.67 *1.158

Fy 240
Pn = Ag = 6000 / 1E 3 = 830 kN
ω 1.735

Catatan : hasilnya 103 % dari AISC bakan hitungannya lebih sederhana

φPn = 0.85 * 830 = 705 kN


Karena φPn << Pu maka kolom BB’ tidak memenuhi syarat persyaratan SNI 2000
FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

Ujian Akhir Semester


Periode Genap Tahun Akademik 2009/2010
Jurusan : Teknik Sipil Hari / Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Kode Kelas : ACB Waktu : 07.15 – 09.00
Mata Ujian : Struktur Baja 1 Semester : IV
Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT Sifat Ujian : Open notes

Soal 1. (70%)
4 5
3
Pu
Pu 3500

bracing A bracing A WF 150x75x5x7

B
150
150 700 700
70
75

700 700 Pelat Kopel


100x100x10 150

2 L 70x70x6
3500 700 3500 700

150

700 700 70
18.1

10

700 700
C C

Tampak Depan Tampak Samping

Dimensi profil :
Label t r1 r2 A q Cx=Cy Ix=Iy Imax Imin rx=ry rmax rmin Zx=Zy
HxB mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm cm cm cm3
L70x70 6 8.5 4 8.127 6.38 1.81 29.4 46.6 12.2 1.98 2.49 1.27 6.26

Mass Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus


Dimension (mm) A
Label per meter cm4 cm cm3
cm2
H B t1 t2 r (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
WF-150 150 75 5 7 8 17.85 14.0 666 49.5 6.11 1.66 88.8 13.2

Spesifikasi Bahan : Baja karbon A36 Titik A, B dan C tertambat lateral, sambungan
E (modulus elastisitas) = 200000 MPa dianggap berupa PIN (no-momen). Batang A-C
G (modulus geser) = 80000 MPa terdiri dari 2 profil L disatukan tiap jarak 0.7 m
Fy leleh minimum 36 ksi ≈ 250 MPa dengan pelat kopel dan di las. Batang AB profil
Fu tarik 58-80 ksi (mean 69 ksi) ≈ 475 MPa WF-150 utuh.

Pertanyaan : Berapa gaya Pu maksimum yang dapat diberikan.

Soal 2 (30%)
Soal teori (lihat lembar berikutnya).

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 1 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
Soal 2 (30%)
Soal berikut didasarkan pada pengertian-pengertian yang disampaikan secara lesan di kelas.
Adapun pertanyaannya adalah sebagai berikut :
a. Jika beban PU diubah arahnya, dari tekan (seperti kondisi soal no.1) menjadi tarik (arah
beban diputar 180o), elemen mana yang paling kritis, batang AB atau batang AC.
Berapa gaya Pu maksimum tersebut.
b. Jika dianggap untuk batang tarik yang paling kritis di soal 2a di atas, digunakan sistem
sambungan dengan baut sehingga ada lobang sekitar 22% dari luas penampang bruto,
dan dianggap tidak ada shear-lag. Apakah pemakaian lubang tersebut mengurangi
kekuatannya. Tunjukkan dengan hitungan pendukung.
c. Perilaku apa yang berbeda antara soal di atas (beban Pu tekan) dengan soal 2a (beban Pu
tarik), berikan penjelasannya. Apakah keberadaan pelat kopel pada batang AC penting
untuk kasus ini, mengapa.
d. Untuk konfigurasi struktur yang tetap seperti soal (tidak berubah), dan pada arah yang
bagaimana beban di titik A dapat diberikan beban Pu yang maksimum (tarik) dan
minimum (tekan) paling besar. Berikan nilainya masing-masing.
e. Jika ke dua batang (AB dan AC) diubah memakai profil yang sama, yaitu profil WF
150x75x5x7 semua, atau profil 2L70x70x6 semua, mana diantara ke duanya yang
lebih kuat, berapa beban Pu terbesar.

= = = = = = = = = = = Selamat bekerja secara MANDIRI = = = = = = = = = = =

Jawaban Soal No.1

Mencari gaya-gaya yang bekerja pada struktur.

Karena beban Pu, bekerja pada pertemuan titik berat batang AC dan AB maka yang terjadi hanya gaya-gaya
aksial, dalam hal ini adalah aksial tekan. Memakai keseimbangan titik nodal dapat diketahui bahwa gaya aksial
yang bekerja pada batang AC adalah 0.8 Pu, sedangkan pada batang AB adalah 0.6 Pu. Lihat gambar berikut.

4 5
3
Pu 0.8Pu
3500

A WF 150x75x5x7

B 0.6Pu A B

70

3500

C C

Konfigurasi Beban Asli Konfigurasi Beban Equivalent

Gaya tekan maksimum yang dapat dipikul adalah Pmaks = Pu = φ Pn , dimana Pn tergantung penampangnya.
Dari batang AC dapat diketahui Pmaks = 0.8 Pu = φ Pn (AC) sehingga Pu(AC) = 1.25 φ Pn (AC)
Dari batang AB dapat diketahui Pmaks = 0.6 Pu = φ Pn (AC) sehingga Pu(AB) = 1.667 φ Pn (AB)
Pmaks adalah nilai terkecil dari Pu(AC) atau Pu(AB)

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 2 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
Tinjau batang AB profil WF 150 x 75 x 5 x 7 (AISC LRFD 2005)
Mass Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus
Dimension (mm) A
Label 2 per meter cm4 cm cm3
cm
H B tw tf r (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
WF-150 150 75 5 7 8 17.85 14.0 666 49.5 6.11 1.66 88.8 13.2

E (modulus elastisitas) = 200000 MPa , G (modulus geser) = 80000 MPa μ = 0.25


Fy leleh minimum 36 ksi ≈ 250 MPa , Fu tarik 58-80 ksi (mean 69 ksi) ≈ 475 MPa
panjangnya 3.5 m dengan asumsi tumpuan sebagai sendi-sendi.

Perhitungan batang AB (WF 150x75x5x7) sebagai batang tekan dengan AISC LRFD 2005

Check tekuk lokal flange dan web


B/2 B / 2 37.5
≤ 0.56 E / F y Æ = = 5.36 ≤ 15.84
t2 t2 7
H H 150
≤ 1.49 E / F y Æ = = 30 ≤ 42.14
t1 t1 5
Jadi profil H dapat digolongkan sebagai profil tidak-langsing Æ ok, tekuk lokal tidak menentukan.
Menghitung kelangsingan maksimum penampang, tidak ada perbedaan dalam penempatan bracing maka
KL 1* 3500
rmin = ry = 16.6 mm sehingga = = 210.84 >> 200, peraturan AISC 2005 ok, tapi yg lain tidak OK.
rmin 16.6
KL E
= 211 >>>>> 4.71 = 133.2
rmin Fy
Langkah selanjutnya adalah menghitung tegangan kritis Euler sesuai persamaan berikut:
π 2E
Fe = 2
................................................................................................................... (AISC-LRFD E3-4)
⎛ KL ⎞
⎜⎜ ⎟⎟
⎝ rmin ⎠
π 2E π 2 * 200000
Fe = 2
= = 44.337 MPa <<<<< Fe < 0.44 Fy = 110 MPa
⎛ KL ⎞ 2112
⎜ ⎟
⎝ r ⎠
Ini juga menunjukkan bahwa pemakaian material mutu tinggi tidak ada gunanya, karena kualitas material yang
ditunjukkan dengan Fy tidak menentukan. Kerusakan atau failure akibat stabilitas (Tekuk).

Hasil perhitungan menunjukkan Elastic buckling failure maka digunakan AISC persamaan E3-3
Fcr = 0.877 Fe ......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-3)
Fcr = 0.877 * 44.337 = 38.9 MPa

The nominal compressive strength, Pn, shall be determined based on the limit state of flexural buckling.
Pn = Fcr ⋅ Ag ..................................................................................................................... (AISC-LRFD E3-1)
Jadi Pn = Fcr ⋅ Ag = 38.9 *1785 = 69401 N = 69.4 kN
∴ Agar batang AB maksimum maka gaya Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN

Alternatif perhitungan batang AB dengan SNI 03-1729-2000

Profil WF di atas akan dihitung ulang berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI sebagai berikut :
r = rmin = ry = 16.6 mm

kL 1 Fy 1* 3500 1 250
λc = = = 2.3728 > 1.2
r π E 16.6 π 200000
Jadi ω = 1.25λ2c = 1.25 * 2.3728 2 = 7.0379
Daya dukung nominal komponen tekan dapat dihitung sebagai
Fy 250
Pn = Ag = 1785 = 63407 N = 63.41 kN (91.4% dari perhitungan AISC 2005)
ω 7.0379

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 3 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
Tinjau batang AB profil siku ganda L70x70 (AISC LRFD 2005)
Label t r1 r2 A q Cx=Cy Ix=Iy Imax Imin rx=ry rmax rmin Zx=Zy
H x B mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm cm cm cm3
L70x70 6 8.5 4 8.127 6.38 1.81 29.4 46.6 12.2 1.98 2.49 1.27 6.26
y

x
18.1

10

Check bahaya tekuk lokal


b b 70
≤ 0.45 E / Fy Æ = = 11.67 ≤ 12.73
t t 6
Jadi profil L dapat digolongkan sebagai profil tidak-langsing Æ ok, tekuk lokal tidak menentukan.

Tekuk Batang Gabungan 2 L 70x70x6


Ag = 2 * 812.7 = 1625.4 mm 2
58.8
I gx = 2 * 29.4 = 58.8 cm 4 ; Æ rgx = = 1.902 cm = 19 mm
16.254
jarak pelat atau celah profil gabungan = 10 mm (sesuai gambar pada soal)

( )
I gy = 2 * 29.4 + 8.127 * (1.81 + 0.5)2 = 145.53 cm 4 Æ rgy =
145.53
16.25
= 2.993 cm = 30 mm

rmin = rgx = 19 mm Æ tekuk terjadi terhadap sumbu x-x


⎛ KL ⎞ KL 1* 3500
⎜⎜ ⎟⎟ = = = 184.21 (profil gabungan) lebih kaku dibanding profil WF 150 berarti
⎝ min ⎠ gabungan rx
r 19
mempunyai kapasitas tekan yang lebih besar.

Tekuk Batang Tunggal L 70x70x6


rmin = 12.7 mm Æ tekuk terjadi terhadap sumbu minor (bukan sumbu xx maupun yy).
L diganti dengan jarak pelat kopel yaitu = 700 mm
⎛ KL ⎞ KL 1* 700
⎜⎜ ⎟⎟ = = = 55.11 (profil tunggal)
⎝ rmin ⎠ tunggal rmin 12.7

Check jarak penempatan pelat-kopel


⎛ KL ⎞ ⎛ KL⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = 55.11 <<<<< ⎜⎜ 0.75 * ⎟⎟ = 0.75 *184.21 = 138
⎝ rmin ⎠ tunggal ⎝ rmin⎠ gabungan
persyaratan terpenuhi sehingga diharapkan yang dominan tekuk adalah pada batang gabungan.

Tekuk lentur (flexural buckling) thd sumbu x-x profil gabungan, keberadaan pelat kopel tidak berpengaruh.
⎛ KL ⎞ KL 1* 3500 E 200000
⎜⎜ ⎟⎟ = = = 184.2 (profil gabungan) >>>> 4.71 = 4.71 = 133.2
r
⎝ min ⎠ gabungan rx 19 F y 250
Elastic stabilitas menentukan kekuatan profil, ini juga menunjukkan mutu baja tidak berpengaruh.

π 2E π 2 * 200000
Fe = 2
= = 58.18 MPa <<<<< 0.44 Fy = 110 MPa
⎛ KL ⎞ 184.2 2
⎜ ⎟
⎝ r ⎠

Elastic buckling failure maka digunakan AISC persamaan E3-3


Fcr = 0.877 Fe ......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-3)
Fcr = 0.877 * 58.18 = 51 MPa
Jadi Pn = Fcr ⋅ Ag = 51 *1625.4 = 82895 N = 83 kN (terhadap flexural buckling).

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 4 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
Menghitung apakah tekuk torsi lentur menentukan !

Ini hanya di penampang T atau double siku yang memang dapat terjadi keruntuhan terhadap tekuk-torsi-lentur.

Tekuk lentur (flexural torsional buckling) akan terjadi pada sumbu y-y profil gabungan, yaitu sumbu kuatnya,
dimana pelat kopel berpengaruh sehingga perlu memodifikasi kondisi tekuknya, lihat AISC LRFD E6.2.

Catatan : ini penting untuk dipelajari karena penjelasan diperaturan tidak terlihat, baca bukunya Segui (2007)
yang memberikan penjelasan lebih baik.

rib = radius girasi komponen terhadap sumbu y-y , profil gabungan (mm)
rib = rgy = 30 mm
h = jarak titik berat batang-batang penyusun (batang individu) (mm)
h = 2 *18.1 + 10 = 46.2 mm
h 46.2
α= = = 0.77
2rib 2 * 30
a = jarak pelat kopel penyambung (mm) = 700 mm (lihat gambar pada soal yang diberikan)
2 2
⎛ KL ⎞ ⎛ KL ⎞ α2 ⎛ a ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ + 0.82 ⎜ ⎟⎟
⎝ r ⎠m ⎝ r ⎠o (1 + α 2 ) ⎜⎝ rib ⎠
2 2 2
⎛ KL ⎞ ⎛ 1* 3500 ⎞ 0.77 ⎛ 700 ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ + 0.82 2
⎜ ⎟ = 117.4
⎝ r ⎠m ⎝ 30 ⎠ (1 + 0. 77 ) ⎝ 30 ⎠
Nilai di atas akan digunakan untuk menggantikan KL/ry pada perhitungan Fcry.
π 2E π 2E π 2 * 200000
Fe = 2
= 2
= = 143.2 MPa
⎛ KL ⎞ ⎛ KL ⎞ 117.4 2
⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎜ ry ⎟ ⎝ r ⎠m
⎝ ⎠
⎛ KL ⎞ E
Karena ⎜ ⎟ = 117.4 <<< dari 4.71 = 133.2 maka digunakan AISC persamaan E3-2
⎝ r ⎠m Fy
⎡ Fy ⎤

Fcr = 0.658 Fe ⎥F .......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-2)
⎢ ⎥ y
⎣⎢ ⎦⎥
⎡ 250 ⎤
Fcry = Fcr = ⎢0.658143.2 ⎥ 250 = 120.4 MPa
⎢⎣ ⎥⎦
Dari AISC persaman E4-3
bt 3 bt 3 70 * 6 3
J=
3
, untuk batang gabungan maka J = ∑ 3
= 4*
3
= 20160 mm 4
Dari persamaan AISC-LRFD E4-3
GJ
Fcrz =
Ag ro2
Untuk menghitung perlu koordinat shear-centre, dimana profil 2L70 dianggap mempunyai property yang sama
dengan tee section, yaitu bahwa shear centre terletak pada pertemua titik berat flange dan section.
xo = 0.0 mm I gx = 58.8 cm 4 = 588,000 mm 4
yo = 18.1 mm I gy = 179.93 cm 4 = 1799,300 mm 4
Ix + Iy I gx + I gy
Karena ro2 = xo2 + yo2 + maka ro2 = xo2 + yo2 +
Ag Ag
588000 + 1799300
ro2 = 18.12 + = 1796.4 mm 2
1625.4

E (modulus elastisitas) = 200000 MPa dan G (modulus geser) = 80000 MPa

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 5 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
GJ 80000 * 20160
Fcrz = = = 552.35 MPa
Ag ro2 1625.4 *1796.4
(Fcry + Fcrz ) = 120.4 + 552.35 = 672.75 MPa
xo2 + yo2 0 + 18.12
H = 1− = 1− = 0.8176
ro2 1796.4
sehingga
⎛ Fcry + Fcrz ⎞⎡ 4 Fcry Fcrz H ⎤
Fcr = ⎜⎜ ⎟ ⎢1 − 1 − ⎥ ....................................................................... (AISC-LRFD E4-2)
⎝ 2H ⎟⎢
⎠⎣ (
Fcry + Fcrz 2 ) ⎥

maka
⎛ 672.75 ⎞ ⎡ 4 *120.4 * 552.35 * 0.8176 ⎤
Fcr = ⎜ ⎟ ⎢1 − 1 − ⎥ = 114.9 MPa
⎝ 2 * 0.8176 ⎠ ⎣⎢ 672.75 2 ⎦⎥
Jadi
Pn = Fcr ⋅ Ag = 114.9 *1625.4 = 186758.5 N = 187 kN (terhadap torsional-flexural buckling) tidak
menentukan karena >>>>>> lebih besar dari kapasitas flexural buckling ( 83 kN )

∴ Agar batang AC maksimum maka gaya Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN

Alternatif perhitungan batang AB dengan SNI 03-1729-2000

Profil siku ganda 2L70x70x6 dihitung ulang berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI sebagai berikut :
r = rmin = rx = 19.8 mm
kL 1 Fy 1* 3500 1 250
λc = = = 1.9893 > 1.2
r π E 19.8 π 200000
Jadi ω = 1.25λc2 = 1.25 *1.98932 = 4.9468
Daya dukung nominal komponen tekan dapat dihitung sebagai
Fy 250
Pn = Ag = 1625.4 = 82144 N = 82.144 kN (91.2% dari perhitungan tekuk-lentur AISC 2005)
ω 4.9468

Dari dua kondisi yang dievaluasi dapat diketahui bahwa


Agar batang AB maksimum maka gaya Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN
Agar batang AC maksimum maka gaya Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN Î MENENTUKAN

∴ Berdasarkan perbandingan gaya-gaya yang dapat dipikul di atas, maka kekuatan struktur ditentukan gaya
yang terkecil yang dapat menghasilkan gaya maksimum pada batang AC, yaitu 93.4 KN.
4 5
3 Pu = 93.4 kN (maksimum)
Pu 3500

bracing A bracing A WF 150x75x5x7

B
150
150 700 700
70
75

700 700 Pelat Kopel


100x100x10 150

2 L 70x70x6
3500 700 3500 700

150

700 700 70
18.1

10

700 700
C C

Tampak Depan Tampak Samping

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 6 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
Soal No.2 :
Soal berikut didasarkan pada pengertian-pengertian yang disampaikan secara lesan di kelas. Adapun
pertanyaannya adalah sebagai berikut :

a. Jika beban PU diubah arahnya, dari tekan (seperti kondisi soal no.1) menjadi tarik (arah beban diputar 180o),
elemen mana yang paling kritis, batang AB atau batang AC. Berapa gaya Pu maksimum tersebut.
Answer :
Jika diubah menjadi gaya tarik maka yang menentukan hanya luas penampang profil.
Batang horizontal AB profil WF 150x75x5x7 A = 17.85 cm2 = 1785 mm2
φ Pn(AB) = φty Ag * Fy = 0.9 * 1785 * 250 = 401625 N = 401.6 kN
Lihat distribusi pembebanan agar φPn tercapai maka Pu maks = 1.667 φ Pn (AB) = 669.5 kN

Batang vertikal AC profil 2L70x70x6 A = 8.127*2 =16.254 cm2 = 1625.4 mm2


φ Pn = φty * Ag * Fy = 0.9 * 1625.4 * 250 = 365715 N = 365.7 kN
Lihat distribusi pembebanan agar φPn tercapai maka Pu maks = 1.25 φ Pn (AC) = 457.1 kN

Jadi Pu tarik maks = 457.1 kN, profil 2L70x70x6 menentukan kekuatan struktur.

b. Jika dianggap untuk batang tarik yang paling kritis di soal 2a di atas, digunakan sistem sambungan dengan
baut sehingga ada lobang sekitar 22% dari luas penampang bruto, dan dianggap tidak ada shear-lag. Apakah
pemakaian lubang tersebut mengurangi kekuatannya. Tunjukkan dengan hitungan pendukung.
Answer :
Jika diubah menjadi gaya tarik maka yang menentukan hanya luas penampang profil.
Batang horizontal AB profil WF 150x75x5x7 A = 17.85 cm2 = 1785 mm2
2
Ag = 1785 mm
An = 78% * 1785 = 1392.3 mm2
Yielding failure : φ Pn(AB) = φty Ag * Fy = 0.9 * 1785 * 250 = 401625 N = 401.6 kN ** Govern**
Fracture failure: φ Pn(AB) = φtf Ag * Fy = 0.75 * 1392.3 * 475 = 496007 N = 496.0 kN
Lihat distribusi pembebanan, agar φPn di AB tercapai maka Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 669 kN

Batang vertikal AC profil 2L70x70x6 A = 8.127*2 =16.254 cm2 = 1625.4 mm2


2
Ag = 1625.4 mm
An = 78% * 1625.4 = 1267.8 mm2
Yielding failure : φ Pn(AB) = φty Ag * Fy = 0.9 * 1625.4 * 250 = 365715 N = 365.71 kN ** Govern**
Fracture failure: φ Pn(AB) = φtf Ag * Fy = 0.75 * 1267.8 * 475 = 451654 N = 451.6 kN
Lihat distribusi pembebanan agar φPn di AC tercapai maka Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 457.125 kN

Jadi Pu tarik maks 457.125 kN, dan keberadaan lobang sebesar 22% tidak menentukan kekuatan struktur.

c. Perilaku apa yang berbeda antara soal di atas (beban Pu tekan) dengan soal 2a (beban Pu tarik), berikan
penjelasannya. Apakah keberadaan pelat kopel pada batang AC penting untuk kasus ini, mengapa.
Answer :
Soal di atas (beban tekan) yang membedakan dengan soal ke dua adalah adanya faktor tekuk, dimana
kelangsingan dan penempatan bracing yang mencegah tekuk adalah sangat penting. Untuk pembebanan tarik
maka tekuk tidak ada yang menentukan adalah hanya luas penampangnya saja (termasuk lubang pelemahan
jika ada). Karena pelat kopel tidak mempengaruhi luas penampang maka keberadaannya hanya penting jika
elemen tersebut hanya dibebani tarik saja.

d. Untuk konfigurasi struktur yang tetap seperti soal (tidak berubah), dan pada arah yang bagaimana beban di
titik A dapat diberikan beban Pu yang maksimum (tarik) dan minimum (tekan) paling besar. Berikan nilainya
masing-masing.
Answer :
Dari hitungan di soal 2.1 atau 2.2 dapat diketahui gaya tarik nominal terbesar dapat dihasilkan pada batang
AB atau horizontal yaitu Pu tarik = 401.6 kN . Sedangkan untuk tekan maka perlu dilihat kembali jawaban
no.1, dimana diketahui kemampuan tekan batang vertikal lebih besar dibanding horizontal. Pn = 83 kN maka
Pu = φ Pn = 0.9 *83 = 74.7 kN.

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 7 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
Pu = 74.7 kN

A B
A B
Pu = 401.6 kN

C
C

Konfigurasi Beban Maksimum Tarik Konfigurasi Beban Maksimum Tekan

e. Jika ke dua batang (AB dan AC) diubah memakai profil yang sama, yaitu profil WF 150x75x5x7 semua,
atau profil 2L70x70x6 semua, mana diantara ke duanya yang lebih kuat, berapa beban Pu terbesar.

Ini tentu dicari dari pengembangan jawaban yang telah dikerjakan pada soal no.1

Jika semua profil adalah WF 150 x 75 x 5 x 7 dimana Pn = Fcr ⋅ Ag = 38.9*1785 = 69401 N = 69.4 kN , maka
agar batang AB maksimum maka Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN
agar batang AC maksimum maka Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 69.4 = 78.07 kN **Govern**

Jika semua profil adalah double siku 2 x L70x70x6 dimana Pn = Fcr ⋅ Ag = 51*1625.4 = 82895 N = 83 kN , maka
agar batang AB maksimum maka Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 83 = 124.5 kN
agar batang AC maksimum maka Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN **Govern**

4 5 4 5
3 Pu = 78.07 kN 3
Pu = 93.4kN
3500 3500

A WF 150x75x5x7 A

B 2L70x70x6 B

70

3500 WF 150x75x5x7
3500 2L70x70x6

Konfigurasi Beban Maksimum Konfigurasi Beban Maksimum


WF 150x75x5x7 2L 70x70x6

C
C

Jadi pemakaian profil siku ganda 2L70x70x6 untuk semua element dapat menghasilkan struktur yang lebih kuat !

Note : buku yang digunakan sebagai rujukan penyelesaian soal di atas adalah bukunya
William T. Segui. (2007).“Steel Design 4th Edition”, Cengange Learning, Stamford USA.

Jawaban UAS Struktur Baja 1 Halaman 8 dari 8


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)
FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

Ujian Akhir Semester


Periode Genap Tahun Akademik 2010/2011
Jurusan : Teknik Sipil Hari / Tanggal : Jumat, 13 Mei 2011
Kode Kelas : AIJ Waktu : 07.15 – 09.00
Mata Ujian : Struktur Baja I SKS :2
Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT Sifat Ujian : Open notes (hand writing)

Soal 1. (10%)
Soal teori, jawablah secara singkat tetapi tepat sasaran (tidak bertele-tele) pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Apa itu local buckling, bagaimana cara mengatasinya dalam perencanaan struktur baja.
b. Apa itu global buckling, ada berapa macam buckling jenis tersebut, dan bilamana itu terjadi.
c. Gambarkan hubungan antara gaya tekan dan kelangsingan, tunjukkan daerah elastis dan yang bukan.
d. Pada code AISC 2005 tidak ada pembatasan kelangsingan batang tekan, meskipun demikian pada
penjelasannya disarankan suatu kelangsingan dengan nilai tertentu, berapa itu, mengapa itu perlu.
e. Apa itu yielding dan fracture (buat grafik). Adakah fracture pada batang tekan, mengapa demikian.

Soal 2. (20%)
Pemahaman tentang Pu dan Pn pada suatu elemen struktur

2m 6m Suatu struktur baja terlihat pada gambar di samping.


P Elemen ABC adalah balok baja menerus yang ditumpu
oleh batang diagonal BD di titik B (sambungan PIN)
A B C dan tumpuan sendi di titik C. Jadi batang diagonal BD
45° dipastikan hanya menerima gaya aksial saja.

Struktur tersebut diberi bracing di titik A dan B.

Jika elemen baja di desain dengan code AISC 2005


dan dianggap balok ABC sangat kuat sehingga
kekuatan terkecil ditentukan oleh kuat nominal batang
diagonal BD, yaitu Pn, maka hitunglah berapa P
D maksimum (sebagai fungsi Pn ) yang dapat
ditempatkan di titik A secara aman.

Soal 3. (40%)
Spesifikasi Bahan :
12 11
Baja karbon A36 ,
120 109
E = 200000 MPa; G = 80000 MPa,
Fy = 250 MPa; Fu = 400 MPa

Profil built-up profil 2 x L120x120x11, posisi saling


33.6 berseberangan dengan 2 sumbu simetri (lihat gambar)

Untuk kolom dengan panjang efektif (KL) = 4 m pada


252

filler plate kedua sumbu orthogonal, tentukan Pu maksimum yang


10

33.6
dapat dipikulnya. Sebelumnya tentukan terlebih dahulu a,
jarak pelat-pelat pengisi t = 12 mm yang menyatukan ke
Built-up section dua profil siku tersebut.
2 x L120x120x11

Soal 4. (30%)
Lihat gambar struktur pada soal No.2, anggap balok ABC cukup kuat sehingga tidak perlu dievaluasi ulang,
sedangkan batang diagonal BD digunakan profil hot-rolled MH-244 (lihat tabel terlampir) dianggap menentukan.
Oleh karena itu , pada konfigurasi tersebut hitung P maksimum di titik A yang dapat didukung oleh struktur pada
soal No.2 tersebut.
Selamat bekerja secara MANDIRI !
Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 1 dari 5
Lampiran :
t

u
v
r1

A
x x

cy
r2

v
cx

Tabel 1.1 Siku Sama Kaki

Dimensi Standar Modulus


berat cg Momen Inersia Radius Girasi
Profil Siku Sama Kaki A Potongan
satuan
HxB t r1 r2 Cx=Cy Ix= Iy max Iu min Iv rx=ry max ru min rv Sx=Sy
mm mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm cm cm cm3
100 x 100 10 12 6 19.2 15.1 2.82 177 280 73.3 3.04 3.82 1.95 24.7
120 x 120 11 13 6.5 25.4 19.9 3.36 341 541 140 3.66 4.62 2.35 39.5
130 x 130 12 14 7 30.0 23.6 3.64 472 750 194 3.97 5.00 2.54 50.4

B
y

t2
H

t1

y Profil MH

Tabel 1.2 Middle H-Shape

Mass Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus


Dimension (mm) A
Label per meter cm4 cm cm3
cm2
H B t1 t2 r (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
MH-194 194 150 6 9 13 39.01 30.6 2690 507 8.30 3.61 277 67.6
MH-244 244 175 7 11 16 56.24 44.1 6120 984 10.4 4.18 502 113
MH-294 294 200 8 12 18 72.38 56.8 11300 1600 12.5 4.71 771 160

Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 2 dari 5


Jawaban Soal :

Soal 2. (20%)
Pemahaman tentang Pu dan Pn pada suatu elemen struktur

Pertama, cari gaya batang BD akibat P di titik A. Sambungan


2m 6m BD ke ABC adalah sendi sehingga di batang BD hanya terjadi
P
gaya aksial tekan saja. Tinjau keseimbangan titik C, jarak tegak
lurus BD ke C diperoleh = 4.243 m, sehingga:
A B C
4.243 m
P * 8 − FBD * 4.243 = 0
45.0°
Jadi FBD = 1.885P or P = 0.53FBD
90° m

1.885Pu
Jika P = Pu maka φPn− BD ≥ 1.885 Pu atau Pn− BD ≥ ,
φ
jika φ = 0.9 maka Pn− BD ≥ 2.095Pu or Pu ≤ Pn− BD 2.095
D

Soal 4. (30%)
Jika batang diagonal BD (dari Soal 2) digunakan profil hot-rolled MH-244 maka dapat dihitung P maksimum di
titik A berdasarkan jawaban soal no.2 tersebut.
Pn− BD
Dalam pengertian ini maka yang disebut beban maksimum adalah beban ultimate sehingga Pmax = Pu = .
2.095
Jadi langkah selanjutnya adalah mencari kuat nominal batang BD.
Mass Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus
Dimension (mm) A
Label per meter cm4 cm cm3
cm2
H B t1 t2 r (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
MH-244 244 175 7 11 16 56.24 44.1 6120 984 10.4 4.18 502 113

** Check tekuk lokal **


bf 175 E 200000
= = 7.95 <<< 0.56 = 0.56 * = 15.8
2t f 2 * 11 Fy 250

h 244 E 200000
= = 35 <<< 1.49 = 1.49 * = 42 Î profil tidak langsing.
tw 7 Fy 250

** Kapasitas aksial **
φc = 0.9; Ag= 5624 mm2; L = LBD = 8485mm. ; rmin = ry = 41.8 mm.
KL 1 * 8485
Sendi-sendi maka K=1 Æ = = 203 > 200 tetapi AISC 2005 mengijinkan
rmin 41.8

π 2E π 2 * 200000
Fe = = = 47.9 MPa
(KL r )2 (203)2
KL rmin = 203 > 4.71 E Fy = 113 Æ Fcr = 0.877 Fe = 0.877 * 47.9 = 42 MPa

Pn = Fcr Ag = 42 * 5624 * 11000 = 236.2 kN


Pn−BD 236.2
Pmax = Pu = = = 112.7 kN
2.095 2.095

Catatan : jika P maksimum dianggap sebagai beban kerja, yaitu beban hidup dengan faktor beban = 1.6 maka
Pu Pn−BD 236.2
pmax = = = = 70.47 kN
1.6 2.095 * 1.6 3.352
Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 3 dari 5
Soal 3. (40%)

Spesifikasi Bahan :
Baja karbon A36 ,
E = 200000 MPa; G = 80000 MPa,
Fy = 250 MPa; Fu = 400 MPa

Profil built-up profil 2 x L120x120x11, posisi saling berseberangan dengan 2 sumbu simetri (lihat gambar)

Untuk kolom dengan panjang efektif (KL) = 4 m pada kedua sumbu orthogonal, tentukan Pu maksimum yang
dapat dipikulnya. Sebelumnya tentukan terlebih dahulu a, jarak pelat-pelat pengisi t = 12 mm yang menyatukan
ke dua profil siku tersebut.
Dimensi Standar Modulus
berat cg Momen Inersia Radius Girasi
Profil Siku Sama Kaki A Potongan
satuan
HxB t r1 r2 Cx=Cy Ix= Iy max Iu min Iv rx=ry max ru min rv Sx=Sy
mm mm mm mm cm2 kg/m cm cm 4
cm4
cm 4
cm cm cm cm3
120 x 120 11 13 6.5 25.4 19.9 3.36 341 541 140 3.66 4.62 2.35 39.5

y
12 11 b 120
= = 10.9 <<<
2
11

120
t 11
u
E 200000
0.45 = 0.45 * = 12.7
Fy 250
33.6

Î profil tidak langsing.


39.6
252

x
10

33.6
v

Built-up section
2 x L120x120x11

Ditinjau sumbu x-x atau sumbu y-y


( ) ( )
I xg = I yg = 2 I xo + 2 Ao * y x = 2 * 341 + 2 25.4 * 3.96 2 = 1478.6253 cm 4 = 14.786 *10 6 mm 4
2

Ditinjau sumbu utama v-v


⎛ ⎛ 11.2 ⎞ ⎞⎟
( )
2
I vg = 2 I vo + 2 Ao * yv = 2 *140 + 2⎜ 25.4 * ⎜ = 1873.088 cm 4 = 18.781 *106 mm 4
2
⎜ ⎟ ⎟
⎝ ⎝ 2 ⎠ ⎠
Ditinjau sumbu utama u-u
I ug = 2 I uo = 2 * 541 = 1082 cm 4 = 10.82 *10 6 mm 4 Î minimum tekuk akan terjadi
Ag = 2 Ao = 2 * 25.4 = 50.8 cm 2 = 5080 mm 2
I ug 10.82 *106
rmin_ gab = ru = = = 46.15 mm
Ag 5080

KL 1* 4000
= = 87
rmin_ gab 46.15

Pelat penghubung diberikan pada arah x dan arah y, saling silang pada jarak a.
Ka 3 KL 3 rmin_ tunggal 3 23.5
≤ Æ a≤ L Æ amax = * 4000 = 1527 mm
rmin_ tunggal 4 rmin_ gab 4 rmin_ gab 4 46.15

L 4000
Pakai a ≈ = = 1333 mm << amax = 1527 mm Æ ok
3 3
Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 4 dari 5
Karena pelat penghubung tidak terletak pada garis netral sumbu tekuk, yaitu sb utama u-u, maka akan terjadi gaya
geser. Gaya geser dapat menyebabkan deformasi geser pelat penghubung, itu berpengaruh pada panjang tekuk
batang gabungan (ada pelemahan). Jadi perlu modifikasi panjang tekuk .

Pelat penyambung memakai sistem sambungan las yang menyatu, untuk itu maka digunakan rumus panjang tekuk
modifikasi berikut.
2
⎛ KL ⎞ ⎛ ⎞
2
⎛ a⎞
⎟ = ⎜ KL ⎟ + 0.82 α
2
⎜ ⎜⎜ ⎟⎟
⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠m
⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠o 1+α 2 ( ) ⎝ rib ⎠
................................................................... (AISC Eq. E6-2)

⎛ KL ⎞
⎜ ⎟ = 87 .......................................................................... original un-modified slenderness ratio
⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠0
rib ..........................radius of gyration of component about axis parallel to member of buckling (axis u-u)
rib = ru = 46.2 mm .....................................................................................................................................
h .............................. distance between component centroids (perpendicular to member axis of buckling)
h = 0 ............................................................................................................................................................
α = h 2rib = 0 ............................................................................................................................................
Maka
⎛ KL ⎞ ⎛ ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ KL ⎟ = 87 ternyata tidak memberi berpengaruh.
⎜ rmin_ gab ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ m ⎝ rmin_ gab ⎠ o

Tinjau tekuk sumbu u-u sebagai tekuk lentur :

Baja A36 Fy = 250 MPa


Ag = 2 Ao = 2 * 25.4 = 50.8 cm 2 = 5080 mm 2

KL ⎛⎜ KL ⎞⎟ π 2 E π 2 * 200000
= = 87 dan Fe = = = 261 MPa
r ⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠ (KL r )2 (87 )2
KL rmin = 87 < 4.71 E Fy = 133 Æ [
Fcr = 0.658
Fy Fe
]F = [0.658
y
250 261
]250 = 167.4 MPa
φc Pn = φc Fcr Ag = 0.9 * 167.4 * 5080 * 11000 = 765.4 kN Æ kapasitas tekuk lentur

Karena berbentuk palang dan simetri ganda maka perlu ditinjau tekuk torsi terhadap sumbu Z (longitudinal) :

⎡ π 2 ECw ⎤ 1
Fe = ⎢ + GJ ⎥ ....................................................................................................... (AISC Eq. E4-4)
⎢⎣ (K z L ) ⎥⎦ I x + I y
2

G = 77200 MPa ..................................................................................... shear modulus for steel structure


C w ≈ 0 mm 6 so small and it will be neglected (see Gaylord p.268) ................................warping constant
K Z L = 4000 mm ..................................................................efective length factor for torsional buckling
J = 4 * 13 * 120 * 113 = 212960 mm 4 ............................................................................torsional constant
I x = I ug = 10.82 * 10 6 mm 4 ....................................................moment of inertia about the principal axes
I y = I vg = 18.781 * 10 6 mm 4
1 1
Fe = GJ = 77200 * 212960 * = 555 MPa .................. (AISC Eq. E4-4)
Ix + Iy (10.82 + 18.781) *106
KL rmin = 87 < 4.71 E Fy = 133 Æ [
Fcr = 0.658
Fy Fe
]F = [0.658
y
250 555
]250 = 207 MPa
φc Pn = φc Fcr Ag = 0.9 * 207 * 5080 * 11000 = 946 kN kapasitas tekuk torsi >> kapasitas tekuk lentur

Jadi kapasitas tekuk lentur yang menentukan. Pu ≤ φc Pn = 765.4 kN

Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 5 dari 5


FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN
UJIAN T ENGAH SE MESTER ( U T S )
T A H U N A K A D E M I K 2010 / 2011

Jurusan : TEKNIK SIPIL Hari / Tanggal : Kamis / 7 Oktober 2010


Kd. Kelas : BCB / AKA Waktu : 10:55 – 13:30
Mata Ujian : Struktur Baja 2 SKS :3
Dosen : Wiryanto Dewobroto, Dr. Ir. MT Sifat Ujian : Open note

Soal :

PL = 80 kN PL = 80 kN PL = 80 kN

250

8
steel girder

1000
5000 5000 5000 5000

20000

20
Notasi :
lateral bracing

Gambar 1. Konfigurasi Steel-girder dan pembebanannya.

Mutu Baja Fy (MPa) Fu (MPa) (%)


min E (MPa) G (MPa) ( kg/m3)
BJ 41 250 410 18 200 000 80 000 7850

Konfigurasi balok, pembebanan dan pemasangan pertambatan lateralnya adalah seperti


gambar di atas, dianggap beban mati hanya dari berat sendiri balok. Jika digunakan acuan
perencanan dengan AISC LRFD 2005 anda diminta untuk:
1. Hitung Mu dan Vu dalam bentuk diagram gaya / momen terfaktor, satuan kN-meter.
2. Nilai Mp steel girder, dalam satuan kN-meter.
3. Nilai Lp dan Lr , dalam satuan meter.
4. Nilai Mn , satuan kN-meter, apakah balok di atas memenuhi syarat perencanaan lentur.
5. Perilaku keruntuhan batas apa yang menentukan dalam perencanaan saudara. Jika
saudara diminta untuk mengadakan optimasi maka langkah apa yang saudara lakukan
dengan mengingat perilaku keruntuhan tadi.
6. Nilai Vn, satuan kN, apakah balok di atas memenuhi syarat perencanaan geser. Jika
tidak kuat apa yang sebaiknya anda lakukan.
7. Check lendutan balok terhadap beban hidup, apakah memenuhi persyaratan rencana.
8. Hitung PL maksimum yang dapat diterima oleh konfigurasi balok di atas.

Catatan : apabila ada data-data yang dianggap tidak tersedia, saudara boleh menetapkan
tersendiri data dan mencantumkannya secara jelas untuk digunakan sebagai rujukan
perencanaan saudara.

Selamat bekerja !

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 1 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.
Jawaban :
===================================================================
1. Menghitung Mu dan Vu, satuan kN-meter.
===================================================================
Menghitung berat sendiri girder
A 2b f t f h 2t f t w 2 * 250 * 20 1000 2 * 20 * 8 17,680.0 mm 2
17,680.0
q bs A * 7,850.0 138.8 kg/m 1.388 kN/m
1,000,000.0

Menghitung beban terfaktor


Beban hidup Pu = PL *1.6 = 80*1.6=128 kN
Beban mati qu = qbs *1.2 = 1.388 * 1.2 = 1.67 kN/m’

Konfigurasi balok dan pembebaan ultimate


P u= 128 kN P u= 128 kN P u= 128 kN

q =u 1.67 kN/m

5 5 5 5

208.7 200.35

72.35 64

64

200.35 208.7

a). Gambar Shear Force Diagram (kN)

1111.76
1198.3

A B C

1022.63 1022.63
1363.5
1282.19

Gambar 2. Gambar SFD (kN) dan BMD (kNm)

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 2 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.
===================================================================
2. Menghitung Nilai Mp steel girder, dalam satuan kN-meter.
===================================================================
Section Property Data
A 2b f t f h 2t f t w 2 * 250 * 20 1000 2 * 20 * 8 17,680.0 mm 2
1000 20 2
Ix 1
12
* 250 8 * 203 * 2 250 8 * 20 * 2
*2 1
12
* 8 * 10003
Ix 322,666.67 2,324,168,000.0 666,666,666.6 2,991,157,333. mm4
I x 2,991,157,333.0
Sx 5,982,314.67 mm3
y 500
Iy 1
12
* 2503 * 20 * 2 1
12
* 83 * 1000 2 * 20 52,124,293.33 mm4
Iy 52,124,293.33
Sy 416,994.345 mm3
x 125
Ix 2,991,157,333.
ix rx 411.32 mm
A 17680
Iy 52,124,293.33
iy ry 54.3 mm
A 17680
J 1
3
bt 3 13 * 250 * 203 * 2 13 * 1000 2 * 20 * 83 1,497,173.33 mm4

1000 2 * 20
Aw * 8 3840 mm2
2
1000 1
yw 20 240 mm
yf

2 2

Af 250 * 20 5000 mm 2
yw

1
yf 1000 20 2
490 mm
Zx Aw yw Af y f * 2 3840 * 240 5000 * 490 * 2
2
Zx 6,743,200 mm

Mp Fy Z x
Mp 250 * 6,743,200 1,685,800,000 Nmm 1,685.8 kNm

===================================================================
3. Nilai Lp dan Lr , dalam satuan meter.
===================================================================
Klasifikasi profil berdasarkan Tabel B4.1 (AISC 2005)
flange (Unstiffned Elements):
bf 250 E 200,000
6.25 < 0.38 0.38 10.748 compact
2t f 2 * 20 Fy 250
web (Stiffened Elements):
h 1000 2 * 20 E 200,000
120 < 5.7 5.7 161.22 non-compact
tw 8 Fy 250

profil : Non Compact Mengikuti persyaratan AISC LRFD F4 , yaitu :

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 3 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
F4. Other I-Shaped Members with COMPACT or NON-COMPACT WEBS bent about Their
Major Axis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
This section applies to: (a) doubly symmetric I-shaped members bent about their major axis
with noncompact webs; and (b) singly symmetric I-shaped members with webs attached to
the mid-width of the flanges, bent about their major axis, with compact or noncompact webs,
as defined in Section B4.

The limiting laterally unbraced length for the limit state of yielding, Lp, is

E
Lp 1.1rt .....................................................................................................(F4-7)
Fy
200,000.
Lp 1.1* 64.395 * 2,003.5 mm 2.0 m
250

The limiting unbraced length for the limit state of inelastic lateral-torsional buckling, Lr, is

hct w 1000 2 * 20 8
aw 1.536 ....................................................................(F4-11)
b fc t fc 250 * 20
aw = the ratio of two times the web area in compression due to application of major axis
bending moment alone to the area of the compression flange components

hc = h for girders with equal flanges (William T. Segui page 624)


b fc 250
rt 64.395 .................................................(F4-10)
1 1
12 1 aw 12 1 *1.536
6 6
rt = radius of gyration of the flange components in flexural compression plus one-third
of the web area in compression due to application of major axis bending moment
alone, in. (mm)
S xt
S xt S xc S x 1 FL 0.7 Fy ........................................................... (F4 – 6a)
S xc
2
E J F S h
Lr 1.95rt 1 1 6.76 L xc o ................................................. (F4 – 8)
FL S xc ho E J
2 2
F S h 0.7 * 250 5,982,314.67 * 980
AA 1 6.76 L xc o 1 6.76 8.9645
E J 200,000 1,497,173.33

200,000.0 1,497,173.33
Lr 1.95 * 64.395 * 1 8.9645
0.7 * 250 5,982,314.67 * 980
Lr 125.5703 * 1,142.857 * 0.0160 * 3.1567 =7,239.4 mm = 7.2 m

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 4 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.
===================================================================
4. Nilai Mn (kN-m), apakah balok di atas memenuhi syarat perencanaan lentur.
===================================================================
This section applies to: (a) doubly symmetric I-shaped members bent about their major axis
with noncompact webs; and (b) singly symmetric I-shaped members with webs attached to
the mid-width of the flanges, bent about their major axis, with compact or noncompact webs,
as defined in Section B4.

Limit State of Compression Flange Yielding (F4-1):


M n Rpc M yc Rpc Fy S xc .........................................................................................(F4-1)
Ix
M yc Fy S xc Fy 250 * 5,982,314.67 1,495,578,667. Nmm 1,495.58 kNm
yc
E 200,000
pw 3.76 3.76 106.35 batas kelangsingan compact web.........(B4 –1)
Fy 250
E 200,000
rw 5.7 5.7 161.22 bata kelangsingan non-compact web
Fy 250
hc 1000 2 * 20
120 , kelangsingan web
tw 8

Adapun nilai R pc atau web plastification factor dapat dicari dari persamaan berikut

hc Mp Mp pw
pw so that Rpc 1 ......................................(F4-9b)
tw M yc M yc rw pw

Mp 1,685.8
1.1272
M yc 1,495.58
120 106.35
Rpc 1.1272 1.1272 1 1.0956
161.22 106.35

Momen nominal balok akibat Compression Flange Yielding :


M n R pc M yc R pc Fy S xc .........................................................................................(F4-1)
Mn R pc M yc 1.0956 * 1,495.58 1,638.49 kNm

Check kondisi batas Lateral Torsional Buckling :


Dari hitungan sebelumnya dapat diketahui bahwa

E 200,000.
Lp 1.1rt 1.1 * 64.395 * 2,003.5 mm 2.0 m ..............................(F4-7)
Fy 250

2
E J F S h
Lr 1.95rt 1 1 6.76 L xc o ................................................. (F4 – 8)
FL S xc ho E J

Lr 7,239.4 mm 7.2 m

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 5 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.
Lb 5 m jarak pertambatan lateral, ditentukan kondisi fisik struktur (adanya bracing)
L p Lb Lr inelastic lateral torsional buckling

R pc M yc 1.0956 *1,495.58 1,638.49 kNm

Lb Lp 5 2
0.5769
Lr Lp 7.2 2
FL S xc 0.7 * 250 * 5,982,314.67 1,046,905,067. 1046.9 kNm

Faktor modifikasi LTB dihitung sebagai berikut:


12.5M max
Cb Rm 3.0 ....................................................... (F1 – 1)
2.5M max 3M A 4M B 3M C

Nilai-nilai momen dihitung dari bending momen diagram yang telah dibuat
12.5 *1363.5 17,043.75
Cb *1 1.108
2.5 *1363.5 3 *1112 4 *1198 3 *1282 15,382.75

Momen nominal akibat Lateral Torsional Buckling :


L Lp
M n Cb Rpc M yc R pc M yc FL S xc b R pc M yc .................................. (F4 – 2)
Lr L p
Mn 1.108 1,638.5 1,638.5 1046.9 * 0.5769 R pc M yc
M n 1.108 *1297.2 1437 kNm R pc M yc M n 1437 kNm (** menentukan **)

Limit State of Compression Flange Local Buckling :

Karena rasio elemen sayap adalah compact, maka flange local buckling tidak ada.

Kesimpulan akhir:

Balok ditentukan oleh kondisi batas : Lateral Torsional Buckling, M n 1437 kNm

Mn 0 .9 M n 0.9 *1,437 1293.5 kNm (tersedia) << M u 1363.5 kNm (perlu)

Balok tidak memenuhi syarat perencanaan berdasarkan AISC LRFD 2005, agar dapat
dipergunakan dengan baik maka konfigurasi struktur perlu dilakukan perbaikan.

===================================================================
5. Perilaku keruntuhan batas apa yang menentukan dalam perencanaan saudara. Jika
saudara diminta untuk mengadakan optimasi maka langkah apa yang saudara
lakukan dengan mengingat perilaku keruntuhan tadi.
===================================================================

Optimasi adalah proses agar tercapai efisiensi pada penggunaan material, tetapi dari hitungan
diketahui bahwa konfigurasi yang ada belum memenuhi syarat perencanaan maka bukannya
optimasi yang diperlukan tetapi perbaikan atau modifikasi untuk peningkatan kapasitas.

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 6 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.
Agar proses peningkatan kapasitasnya optimum maka perlu diketahui terlebih dahulu perilaku
keruntuhan batas yang menentukan, dalam hal ini adalah Lateral Torsional Buckling (LTB).
Pada tipe keruntuhan tersebut, hal yang menentukan adalah (1) jarak pertambatan lateral (Lb)
dan (2) ukuran elemen balok yang mengalami desak. Mana dari dua komponen tersebut yang
paling optimal tentulah perlu dicoba-coba. Karena tidak ada permintaan khusus (bebas) dan
agar tidak terlalu banyak hitungan lagi maka langkah yang dilakukan adalah menambah
pertambatan lateral di bagian tengah sehingga Lb menjadi 2.5 m.
Lb Lp 2.5 2
0.096
Lr Lp 7 .2 2
Cb 1 kondisi konservatif
Momen nominal akibat Lateral Torsional Buckling :
Lb Lp
Mn Cb Rpc M yc R pc M yc FL S xc R pc M yc .................................. (F4 – 2)
Lr Lp
Mn 1 1,638.5 1,638.5 1046.9 * 0.096 R pc M yc
M n 1,581.7 kNm

Mn 0.9M n 0.9 *1,581.7 1,423.5 kNm (tersedia) >> M u 1363.5 kNm (perlu)

Jadi adanya pertambatan lateral baru membuat balok memenuhi syarat perencanaan. Adapun
konfigurasi balok menjadi sbb:
PL = 80 kN PL = 80 kN PL = 80 kN

250

steel girder
8
5000 5000 5000 5000
1000
20000

Notasi :
20

lateral bracing

lateral bracing tambahan yang diperlukan

Gambar 3. Konfigurasi Balok yang memenuhi syarat perencanaan

===================================================================
6. Menghitung Vn (kN), dan menentukan apakah balok memenuhi syarat perencanaan
===================================================================
Koefisien tekuk pelat badan (web plate buckling coefficient), kv
h 1000 2 * 20
120 < 260 untuk un-stiffened web, kv 5 ........................ (G2.1b)
tw 8
h E 200,000.
120 >>>> 1.37 kv 1 .1 5 * 86.7 ...................................... (G2 – 5)
tw Fy 250

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 7 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.
1.51Ekv 1.51* 200,000. * 5
Cv 2
0.4194
h 1202 * 250
Fy
tw
0.6 * 250 *1000 * 8 * 0.4194
Vn 0.6 Fy AwCv 503.28 kN .................................. (G2 – 1)
1000
Vu Vn 0.9 ............................................................................................... (G1)

Vn 0.9 * 503.28 453 kN (tersedia) >>>> Vu 209 kN (diperlukan)...................... (G1)

Jadi kapasitas terhadap gaya geser memenuhi syarat perencanaan, sehingga tidak perlu
dilakukan modifikasi apapun terhadap pengaruh gaya geser.

===================================================================
7. Check lendutan balok terhadap beban hidup
==================================================================

Gambar 4. Perhitungan Lendutan terhadap konfigurasi tertentu

Dari gambar di atas maka lendutan akibat beban hidup dapat dihitung (tanpa beban terfaktor).
PL L3 80,000.0 * 20,0003 L 20,000.
max 0 . 0495 0. 0495 * 53 mm < 56 mm
EI 200,000 * 2,991,157,333. 360 360

Lendutan memenuhi syarat perencanaan.

===================================================================
8. Hitung PL maksimum yang dapat diterima oleh konfigurasi balok di atas.
===================================================================
Dilihat terlebih dahulu kapasitas batas yang telah ditinjau, tentunya yang telah memenuhi
syarat perencanaan , yaitu:
1. Limit State of Compression Flange Yielding (F4-1): M n 1,638.49 kNm
2. Limit state of lateral torsional buckling (F4-2) : M n 1,581.7 kNm **menentukan**
3. Limit State of Compression Flange Local Buckling : tidak ada.

Dianggap berat sendiri tidak signifikan pengaruhnya maka


M n 0.9 *1581.7
1.044 104.4% Pmax 1.044 * 80 83.5 kN
Mu 1363.5

Kesimpulan, konfigurasi balok dengan penambahan lateral bracing menghasilkan konfigurasi


balok yang relatif sangat efisien.

Penyelesaian UTS Struktur Baja 2 – Jurusan Teknik Sipil UPH 8 dari 8


Dosen : Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT.

You might also like