Professional Documents
Culture Documents
100
19
44
P P
19 25
100 106 50
L 150x150x19
Area = 53.38 cm2
25
25 45 45 45
Potongan Tampak Depan
25
Pertanyaan hitung Pu maksimum yang dapat diberikan pada sambungan tersebut (hitung pakai cara LRFD).
Selamat bekerja !
JAWABAN NO.2
*********************************
*** Kekuatan Pelat penyambung ***
*********************************
Plate 200x28
B
61
C
72
P
50
72
16
A
25 45 45 45
25
****************************************
*** Kekuatan Profil Siku yang disambung ***
****************************************
61 72
B C
16
A P
50
L 150x150x19
Area = 53.38 cm2
25
25 45 45 45
Tampak Depan
25
P
50
81 L 150x150x19
Area = 53.38 cm2
25
25 45 45 45
Tampak Depan
Luas Tarik
Agt = 81*19 = 1539 mm 2
Ant = (81 − 0.5 *18) *19 = 1368 mm 2
Kuat Geser-Blok dimana Fu Ant > 0.6 Fu Anv maka (AISC-LRFD J4-3a)
φ Rn = φ ⎣⎡0.6 Fy Agv + Fu Ant ⎦⎤ ≤ φ ⎣⎡0.6 Fu Anv + Fu Ant ⎦⎤ Mekanisme leleh geser dan putus tarik
φRn = 0.75[0.6 * 250 * 3040 + 475 * 1368] ≤ 0.75[0.6 * 475 * 2185 + 475 * 1368]
φRn = 829,350 ≤ 954,393
*********************************
*** Kekuatan Baut Penyambung ***
*********************************
Digunakan baut mutu tinggi A325M dimana kuat nominal terhadap geser 330 MPa, dan dianggap bidang geser
kritis terletak pada daerah ulir-drat (kondisi umum)..
Dari ketiga komponen tersebut maka kekuatan baut paling menentukan (akan pecah terlebih dahulu). Jadi
kekuatan sambungan tersebut adalah 299 kN.
FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
Periode Genap Tahun Akademik 2009/2010
1. Pada konstruksi baja dengan profil hot-rolled dikenal dua macam sistem sambungan, yaitu
[a] las (weld) dan [b] baut. Jelaskan kedua macam alat sambung tersebut, adakah yang satu
lebih baik dibanding yang lain, dan kapankah alat-alat sambung tersebut dipakai. Bisakah
dalam satu sambungan ke dua alat sambung tersebut digabungkan secara bersama-sama.
2. Alat sambung baut mutu tinggi : dari sisi orientasi pemasangan baut mutu tinggi pada
sambungan maka baut tersebut dapat dianggap mengalami gaya-gaya [a] tarik ; [b] geser;
[c] tarik dan geser dan [d] tekan. Berikan dalam bentuk gambar bagaimana bentuk
sambungan dan penempatan baut yang dimaksud. Gambarkan selengkap mungkin, minimal
dapat dilihat dari dua sisi termasuk dimensi (ukuran), dan gambarkan secara proposional.
3. Sambungan dengan gaya tarik aksial, gambarkan bentuk sambungan yang menyebabkan
gaya pada baut adalah [a] tarik dan [b] geser. Apa kelebihan dan kekurangan masing-
masing bentuk tersebut.
4. Pada penggunaan baut mutu tinggi dikenal dua mekanisme kerja sambungan, yaitu [a] slip-
kritis; [b] bearing (tumpu). Pertanyaan :
a. Pada baut dengan diorientasikan seperti apakah (lihat soal no.2) dua mekanisme
tersebut dapat bekerja.
b. Adakah syarat khusus agar mekanisme-mekanisme tersebut bekerja.
c. Apakah dalam suatu sambungan dapat bekerja satu mekanisme saja, jika dapat
terjadi mekanisme yang mana.
d. Gambarkan dengan diagram gaya-deformasi keberadaan dua mekanisme tersebut.
e. Jika ada dua mekanisme yang bekerja, apakah itu dapat terjadi bersama-sama. Jika
tidak, mekanisme yang mana dulu yang dapat terjadi.
Jawaban : Lihat catatan kuliah dan penjelasan yang diberikan. Tidak dijawab agar tidak
dijadikan hapalan.
50
10
75 70 70 75
50
18 16
70
70 70 70 40 60.6
18 16
60.6
70
18 16
50
40
10M16 5
A325M 50 5
290
P P
Jika diketahui :
Pertanyaan :
a. Jika tebal pelat t = 5 mm (sisi luar) dan t = 10 mm (sisi dalam), berapa P maksimum
yang dapat diberikan.
b. Jika digunakan konfigurasi dan jumlah baut yang sama seperti di atas, berapa tebal
pelat agar keruntuhan ditentukan dari kekuatan baut yang ada.
c. Jika digunakan sambungan slip-kritis dengan memberikan Pretensioning min 70%
kuat ultimate baut, maka berapa P maksimum yang dapat diberikan sebelum slip.
Catatan :
1. Apabila ada data-data yang dianggap kurang, dipersilahkan untuk mengambil ketentuan
tersendiri dan diberi penjelasan mengapa itu digunakan.
2. Gunakan cara LRFD.
3. Ingat, penilaian ditentukan dari bobot tiap soal.
18
G 70
35
18
C 70
P 103 P
290 H 70
D 70
I 70
E 75
40
F
Jadi kekuatan ijin pelat bagian dalam maupun luar terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = φRn = 0.75 * 228 * 10 = 1710 kN
Kekuatan BAUT
Kuat geser pada baut (dua sisi) adalah:
Pu = φnAb Fv ................................................................................................................... (J3-1 )
( )
Pu = 0.75 * 2 *10 * 14 π 162 * 330 / 1000
Pu = 995 kN
Catatan : kondisi kritis ditentukan oleh kekuatan leleh (pelat utuh), selanjutnya potongan
kritis adalah pada lubang (baut 4 baris ditengah), yang menjadi lintasan terpendek dan tidak
dimungkinkan ada keruntuhan blok.
NOTE: Design loads are used for either design method and all connections must be checked
for strength as bearing-type connections.
12
120
12
120
P P
profil siku
L120x120x12
gusset plate t = 12 mm
Rencanakan jumlah dan penempatan baut mutu tinggi pada sistem sambungan di atas agar
hasilnya optimum dari sisi penggunaan bahan material, untuk itu kerjakan hal-hal berikut :
1. Gambar sistem sambungan yang anda hitung, skala proporsional,
2. Agar hasilnya optimum tetapi memenuhi kriteria LRFD AISC 2005 maka hal-hal apa
yang perlu diperiksa pada perencanaan sistem sambungan anda. Apa yang kritis
dan menentukan , tunjukkan dalam hitungan saudara.
3. Berapa P maksimum ijin (beban kerja maksimum) yang dapat bekerja secara aman pada
sistem sambungan tersebut
Lampiran :
Hanya diketahui baut M20 (diameter 20mm) ASTM A3235 dan gambar berikut:
12
120
12
120
P P
profil siku
L120x120x12
gusset plate t = 12 mm
Diminta untuk merencanakan sambungan secara optimal, yaitu aman tetapi menggunakan
bahan yang sekecil mungkin.
Gaya P dari gambar di atas alihkan dari [1] pelat (gusset plate 12mm) ke [2] profil siku L120
melalui [3] baut dengan orientasi geser. Jadi ada tiga material yang harus diperiksa.
***********************************
** Profil Siku L120 sebagai batang tarik **
***********************************
Kekuatan batang tarik ditentukan oleh variabel
Kuat Bahan
Fy (yield point) = 250 MPa
Fu (tensile strength) = 400 MPa (nilai konservative)
30
108
60
60
12
120
48
profil siku
L120x120x12
12
30 72
Keruntuhan leleh
Pu siku = Pn = 0.9 * Ag * Fy = 0.9*2736*250/1000 = 615.6 kN
Untuk mencari luas penampang netto (An) dan luas penampang efektif (Ae) maka lokasi
penempatan baut perlu dibuat.
Jarak antar baut = 3D = 60 mm, jarak ke tepi pelat 1.5D = 30 mm. Posisi penempatan baut
yang optimum telah dicobakan seperti konfigurasi gambar di atas. Adapun lubang baut dibuat
pakai bor maka :
Untuk memperhitungkan shear-lag perlu tahu jumlah baut dan panjang penyambungan (L),
untuk itu anggap bahwa yang menentukan adalah keruntuhan leleh.
profil siku
L120x120x12
30
108
posisi
60
60
12
120
pinggir
48
sambungan
12
30 72 30
252
x 34.4
Faktor untuk memperhitungkan shear lag adalah U 1 1 0.864
L 252
Luas potongan efektif Ae = U * An = 0.864 * 2215 = 1914 mm2.
Keruntuhan fracture
Pu siku = Pn = 0.75 * Ae * Fu = 0.75*1914*400/1000 = 571.4 kN ** govern **
Penempatan lubang mengurangi kekuatan sambungan oleh karena itu agar optimum maka
perlu dilakukan perubahan konfigurasinya.
posisi
profil siku pinggir
60
L120x120x12 sambungan
48
30 420 30
Ternyata penempatan baut zigzag sangat mempengaruhi An (luas penampang netto). Oleh
karena itu konfigurasinya perlu diubah lagi menjadi cukup satu garis saja, sbb:
posisi
2
profil siku pinggir
Ø2 L120x120x12 sambungan
30 60 60 60 60 60 60 60 30
38
420
19
Keruntuhan fracture
Pu siku = Pn = 0.75 * Ae * Fu = 0.75*2274*400/1000 = 682 kN
>>>>> keruntuhan leleh (616 kN) jadi pengaruh lubang menjadi tidak signifikan.
*****************************************
** Keruntuhan dengan mekanisme tumpu baut. **
*****************************************
Tinjau kondisi keruntuhan dengan mekanisme tumpu, karena tebal pelat dan tebal profil
adalah sama, yaitu 12 mm, maka perhitungan mekanisme tumpu berikut digunakan bersama.
****************************************
** Keruntuhan dengan mekanisme geser blok. **
****************************************
Karena gusset plate ukurannya tidak terbatas (karena tidak ada penjelasan pada soal) maka
keruntuhan geser blok tidak terjadi pada gusset-plate. Sedangkan profil siku yang disambung
tidak menyeluruh, yaitu hanya satu sisi saja (oleh karena itu ada pengaruh shear-lag) maka
dimungkinkan akan terjadi geser blok pada profil siku. Ini yang akan kita check sbb :
posisi
profil siku
2
pinggir
Ø2
L120x120x12 sambungan
450
60
Diameter lobang baut M20 standar adalah 22 mm
Luas Geser
Agv 450 *12 5400 mm 2
Anv 450 7.5 * 22 *12 3420 mm 2
Luas Tarik
Agt 60 * 12 720 mm 2
Ant 60 0.5 * 22 *12 588 mm 2
Ada dua rangka, sebut saja Frame 1 dan Frame 2, tampak samping pada gambar di bawah (kanan) Keduanya
dijajarkan pada bagian kolom dipasang bracing, tampak depan gambar bawah kiri. Pada bagian balok (batang
ABC) pada kedua frame pada prinsipnya juga ada bracing (tidak terlihat). Dengan penggabungan tersebut
dihasilkan konstruksi yang mampu memikul pembebanan q secara stabil dan mandiri (sebagai struktur 3D).
2m 10m
q (t/m') q (t/m') q (t/m')
B2 B1 A B C
3m
kolom BD
3m
(ty raci
pin
b
D2 D1 D
atau atau
Tahap design kolom BD (B1-D1 adalah kolom BD di Frame 1 dst). Untuk pembebanan kolom, pembebanan
dapat disederhanakan bekerja pada balok menerus ABC. Tiap balok (kolom) dianggap dapat menerima beban
merata q = 10 t/m di balok ABC. Balok di tumpu di B dan C sebagai sendi (tidak menyalurkan momen).
Jika dianggap berat sendiri balok menerus ABC diabaikan, beban q dianggap sebagai beban hidup dan kekuatan
balok ABC sudah dihitung terlebih dahulu dan mencukupi maka hitung apakah kolom BD jika digunakan profil
baja ST-37 hitung rasio keamanan dengan profil berikut :
1. Profil tunggal WF 200 x 200 x 8 x 12 dengan data profil sebagai berikut (50%)
2. profil gabungan (built-up) 2L130x130x12 dengan data profil sebagai berikut (50%)
Modulus
Dimensi Standar berat cg Momen Inersia Radius Girasi Potonga
Profil Siku Sama Kaki A satua n
n
HxB t r1 r2 Cx=Cy Ix= Iy max Iu min Iv rx=ry max ru min rv Sx=Sy
mm mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm Cm cm cm3
130 x 130 12 14 7 30.0 23.6 3.64 472 750 194 3.97 5.00 2.54 50.4
Catatan : Gunakan cara AISC LRFD dan bandingkan hasilnya dengan cara SNI
Selamat bekerja
Jawab :
Langkah pertama adalah mendapatkan gaya-gaya internal pada kolom, adapun konfigurasi struktur adalah
2m 10m
q (t/m') q (t/m') q (t/m')
B2 B1 A B C
3m
balok menerus ABC
6m
p) ng
kolom BD
3m
(ty raci
pin
b
D2 D1 D
z z
atau x atau y
Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa q (t/m) = 10 t/m hanya bekerja pada satu frame, yaitu frame
1 atau frame 2 karena kedua frame identik maka cukup ditinjau satu saja, dalam hal ini ditinjau frame 1 sebagai
berikut :
2m 10m 2m 10m
q (t/m') q (t/m')
A B C A B C
RB
kolom BD z b). Balok A-B-C
pin
D a). Frame 1
penyederhanaan
atau
masalah y
1 l2 *q 1 2
* 12 * 10
∑M C = 0 → RB = 2 AC
l BC
= 2
10
= 72t → akan dipikul oleh kolom BD (yang di cari).
∑F V = 0 → RC = q * l AC − RB = 10 * 12 − 72 = 48t
Mempelajari kondisi batas kolom BD, perhatikan sumbu dan asumsi pertambatan pada kolom
Interprestasi struktur tadi menghasilkan kesepakatan
RB RB
berikut untuk perhitungan kolom. Tahapan ini adalah
sangat penting. Jika berbeda hasilnya pasti salah !
B1 B
2 2
3m
6m
1 1
3m
10
D1 D
a). sumbu ZX b). sbZY Sumbu 1-1 adalah sumbu kuat kolom
atau atau k .l1−1 = 6.0m
Karena φPn = 1012.8 kN < Pu = 1152 kN kekuatan kolom mepet, sebaiknya diperbesar.
Modulus
Dimensi Standar berat
cg Momen Inersia Radius Girasi
Potonga
Profil Siku Sama Kaki A satua
n
n
HxB t r1 r2 Cx=Cy Ix= Iy max Iu min Iv rx=ry max ru min rv Sx=Sy
mm mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm cm cm cm3
130 x 130 12 14 7 30.0 23.6 3.64 472 750 194 3.97 5.00 2.54 50.4
10.0
a a a
6000
Kolom Profil Siku Ganda 2 L 130 x 130 x 12
Jawab :
b b 130
≤ 0.45 E / Fy Æ = = 10.8 ≤ 13
t t 12
Jadi profil siku dapat digolongkan sebagai profil tidak-langsing Æ ok
Rasio kelangsingan kolom
Tekuk Batang Gabungan
Ag = 2 * 30 = 60 cm 2 = 6000 mm2
944
I g 2−2 = 2 * 472 = 944 cm 4 ; Æ rg 2 − 2 = = 3.97 cm = 39.7 mm
60
( )
I g1−1 = 2 * 472 + 30 * (3.64 + 0.5)2 = 1972 cm 4 Æ r1−1 =
1972
60
= 5.73 cm = 57.3mm
2 2 2
⎛ KL ⎞ ⎛ KL ⎞ α2 ⎛ a ⎞ 0.7232 ⎛ 2000 ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ + 0.82 ⎜ ⎟⎟ = 105 2 + 0.82 ⎜ ⎟ = 106.6
⎝ r ⎠m ⎝ r ⎠o (1 + α 2 ) ⎜⎝ rib ⎠ (1 + 0.7232 ) ⎝ 57.3 ⎠
Memakai persamaan E3-2 atau E3-3 untuk menghitung tekuk lentur dari batang tekan dimana
KL ⎛ KL ⎞
=⎜ ⎟ = 106.6 , sehingga
r ⎝ r ⎠m
π 2E π 2 * 200000
Fe = = = 173.7 MPa >> 0.44 Fy = 105.6 MPa
⎛ KL ⎞
2
(106.6)2
⎜ ⎟
⎝ r ⎠m
⎛ KL ⎞ E
⎜ ⎟ = 106.6 < 4.71 = 135.97
⎝ r ⎠m Fy
⎡ Fy ⎤
Karena
KL
≤ 4.71
E
atau Fe ≥ 0.44 Fy maka digunakan ⎢
Fcr = 0.658 Fe ⎥F (AISC-LRFD E3-2)
r Fy ⎢ ⎥ y
⎣⎢ ⎦⎥
⎡ Fy ⎤ ⎡ 240 ⎤
⎢
Fcr = 0.658 Fe ⎥ F = ⎢0.658173.7 ⎥ * 240 = 134.6 MPa
⎢ ⎥ y
⎢⎣ ⎥⎦
⎣⎢ ⎦⎥
Fy 240
Pn = Ag = 6000 / 1E 3 = 830 kN
ω 1.735
Soal 1. (70%)
4 5
3
Pu
Pu 3500
B
150
150 700 700
70
75
2 L 70x70x6
3500 700 3500 700
150
700 700 70
18.1
10
700 700
C C
Dimensi profil :
Label t r1 r2 A q Cx=Cy Ix=Iy Imax Imin rx=ry rmax rmin Zx=Zy
HxB mm mm mm cm2 kg/m cm cm4 cm4 cm4 cm cm cm cm3
L70x70 6 8.5 4 8.127 6.38 1.81 29.4 46.6 12.2 1.98 2.49 1.27 6.26
Spesifikasi Bahan : Baja karbon A36 Titik A, B dan C tertambat lateral, sambungan
E (modulus elastisitas) = 200000 MPa dianggap berupa PIN (no-momen). Batang A-C
G (modulus geser) = 80000 MPa terdiri dari 2 profil L disatukan tiap jarak 0.7 m
Fy leleh minimum 36 ksi ≈ 250 MPa dengan pelat kopel dan di las. Batang AB profil
Fu tarik 58-80 ksi (mean 69 ksi) ≈ 475 MPa WF-150 utuh.
Soal 2 (30%)
Soal teori (lihat lembar berikutnya).
Karena beban Pu, bekerja pada pertemuan titik berat batang AC dan AB maka yang terjadi hanya gaya-gaya
aksial, dalam hal ini adalah aksial tekan. Memakai keseimbangan titik nodal dapat diketahui bahwa gaya aksial
yang bekerja pada batang AC adalah 0.8 Pu, sedangkan pada batang AB adalah 0.6 Pu. Lihat gambar berikut.
4 5
3
Pu 0.8Pu
3500
A WF 150x75x5x7
B 0.6Pu A B
70
3500
C C
Gaya tekan maksimum yang dapat dipikul adalah Pmaks = Pu = φ Pn , dimana Pn tergantung penampangnya.
Dari batang AC dapat diketahui Pmaks = 0.8 Pu = φ Pn (AC) sehingga Pu(AC) = 1.25 φ Pn (AC)
Dari batang AB dapat diketahui Pmaks = 0.6 Pu = φ Pn (AC) sehingga Pu(AB) = 1.667 φ Pn (AB)
Pmaks adalah nilai terkecil dari Pu(AC) atau Pu(AB)
Perhitungan batang AB (WF 150x75x5x7) sebagai batang tekan dengan AISC LRFD 2005
Hasil perhitungan menunjukkan Elastic buckling failure maka digunakan AISC persamaan E3-3
Fcr = 0.877 Fe ......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-3)
Fcr = 0.877 * 44.337 = 38.9 MPa
The nominal compressive strength, Pn, shall be determined based on the limit state of flexural buckling.
Pn = Fcr ⋅ Ag ..................................................................................................................... (AISC-LRFD E3-1)
Jadi Pn = Fcr ⋅ Ag = 38.9 *1785 = 69401 N = 69.4 kN
∴ Agar batang AB maksimum maka gaya Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN
Profil WF di atas akan dihitung ulang berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI sebagai berikut :
r = rmin = ry = 16.6 mm
kL 1 Fy 1* 3500 1 250
λc = = = 2.3728 > 1.2
r π E 16.6 π 200000
Jadi ω = 1.25λ2c = 1.25 * 2.3728 2 = 7.0379
Daya dukung nominal komponen tekan dapat dihitung sebagai
Fy 250
Pn = Ag = 1785 = 63407 N = 63.41 kN (91.4% dari perhitungan AISC 2005)
ω 7.0379
x
18.1
10
( )
I gy = 2 * 29.4 + 8.127 * (1.81 + 0.5)2 = 145.53 cm 4 Æ rgy =
145.53
16.25
= 2.993 cm = 30 mm
Tekuk lentur (flexural buckling) thd sumbu x-x profil gabungan, keberadaan pelat kopel tidak berpengaruh.
⎛ KL ⎞ KL 1* 3500 E 200000
⎜⎜ ⎟⎟ = = = 184.2 (profil gabungan) >>>> 4.71 = 4.71 = 133.2
r
⎝ min ⎠ gabungan rx 19 F y 250
Elastic stabilitas menentukan kekuatan profil, ini juga menunjukkan mutu baja tidak berpengaruh.
π 2E π 2 * 200000
Fe = 2
= = 58.18 MPa <<<<< 0.44 Fy = 110 MPa
⎛ KL ⎞ 184.2 2
⎜ ⎟
⎝ r ⎠
Ini hanya di penampang T atau double siku yang memang dapat terjadi keruntuhan terhadap tekuk-torsi-lentur.
Tekuk lentur (flexural torsional buckling) akan terjadi pada sumbu y-y profil gabungan, yaitu sumbu kuatnya,
dimana pelat kopel berpengaruh sehingga perlu memodifikasi kondisi tekuknya, lihat AISC LRFD E6.2.
Catatan : ini penting untuk dipelajari karena penjelasan diperaturan tidak terlihat, baca bukunya Segui (2007)
yang memberikan penjelasan lebih baik.
rib = radius girasi komponen terhadap sumbu y-y , profil gabungan (mm)
rib = rgy = 30 mm
h = jarak titik berat batang-batang penyusun (batang individu) (mm)
h = 2 *18.1 + 10 = 46.2 mm
h 46.2
α= = = 0.77
2rib 2 * 30
a = jarak pelat kopel penyambung (mm) = 700 mm (lihat gambar pada soal yang diberikan)
2 2
⎛ KL ⎞ ⎛ KL ⎞ α2 ⎛ a ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ + 0.82 ⎜ ⎟⎟
⎝ r ⎠m ⎝ r ⎠o (1 + α 2 ) ⎜⎝ rib ⎠
2 2 2
⎛ KL ⎞ ⎛ 1* 3500 ⎞ 0.77 ⎛ 700 ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ + 0.82 2
⎜ ⎟ = 117.4
⎝ r ⎠m ⎝ 30 ⎠ (1 + 0. 77 ) ⎝ 30 ⎠
Nilai di atas akan digunakan untuk menggantikan KL/ry pada perhitungan Fcry.
π 2E π 2E π 2 * 200000
Fe = 2
= 2
= = 143.2 MPa
⎛ KL ⎞ ⎛ KL ⎞ 117.4 2
⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎜ ry ⎟ ⎝ r ⎠m
⎝ ⎠
⎛ KL ⎞ E
Karena ⎜ ⎟ = 117.4 <<< dari 4.71 = 133.2 maka digunakan AISC persamaan E3-2
⎝ r ⎠m Fy
⎡ Fy ⎤
⎢
Fcr = 0.658 Fe ⎥F .......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-2)
⎢ ⎥ y
⎣⎢ ⎦⎥
⎡ 250 ⎤
Fcry = Fcr = ⎢0.658143.2 ⎥ 250 = 120.4 MPa
⎢⎣ ⎥⎦
Dari AISC persaman E4-3
bt 3 bt 3 70 * 6 3
J=
3
, untuk batang gabungan maka J = ∑ 3
= 4*
3
= 20160 mm 4
Dari persamaan AISC-LRFD E4-3
GJ
Fcrz =
Ag ro2
Untuk menghitung perlu koordinat shear-centre, dimana profil 2L70 dianggap mempunyai property yang sama
dengan tee section, yaitu bahwa shear centre terletak pada pertemua titik berat flange dan section.
xo = 0.0 mm I gx = 58.8 cm 4 = 588,000 mm 4
yo = 18.1 mm I gy = 179.93 cm 4 = 1799,300 mm 4
Ix + Iy I gx + I gy
Karena ro2 = xo2 + yo2 + maka ro2 = xo2 + yo2 +
Ag Ag
588000 + 1799300
ro2 = 18.12 + = 1796.4 mm 2
1625.4
∴ Agar batang AC maksimum maka gaya Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN
Profil siku ganda 2L70x70x6 dihitung ulang berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI sebagai berikut :
r = rmin = rx = 19.8 mm
kL 1 Fy 1* 3500 1 250
λc = = = 1.9893 > 1.2
r π E 19.8 π 200000
Jadi ω = 1.25λc2 = 1.25 *1.98932 = 4.9468
Daya dukung nominal komponen tekan dapat dihitung sebagai
Fy 250
Pn = Ag = 1625.4 = 82144 N = 82.144 kN (91.2% dari perhitungan tekuk-lentur AISC 2005)
ω 4.9468
∴ Berdasarkan perbandingan gaya-gaya yang dapat dipikul di atas, maka kekuatan struktur ditentukan gaya
yang terkecil yang dapat menghasilkan gaya maksimum pada batang AC, yaitu 93.4 KN.
4 5
3 Pu = 93.4 kN (maksimum)
Pu 3500
B
150
150 700 700
70
75
2 L 70x70x6
3500 700 3500 700
150
700 700 70
18.1
10
700 700
C C
a. Jika beban PU diubah arahnya, dari tekan (seperti kondisi soal no.1) menjadi tarik (arah beban diputar 180o),
elemen mana yang paling kritis, batang AB atau batang AC. Berapa gaya Pu maksimum tersebut.
Answer :
Jika diubah menjadi gaya tarik maka yang menentukan hanya luas penampang profil.
Batang horizontal AB profil WF 150x75x5x7 A = 17.85 cm2 = 1785 mm2
φ Pn(AB) = φty Ag * Fy = 0.9 * 1785 * 250 = 401625 N = 401.6 kN
Lihat distribusi pembebanan agar φPn tercapai maka Pu maks = 1.667 φ Pn (AB) = 669.5 kN
Jadi Pu tarik maks = 457.1 kN, profil 2L70x70x6 menentukan kekuatan struktur.
b. Jika dianggap untuk batang tarik yang paling kritis di soal 2a di atas, digunakan sistem sambungan dengan
baut sehingga ada lobang sekitar 22% dari luas penampang bruto, dan dianggap tidak ada shear-lag. Apakah
pemakaian lubang tersebut mengurangi kekuatannya. Tunjukkan dengan hitungan pendukung.
Answer :
Jika diubah menjadi gaya tarik maka yang menentukan hanya luas penampang profil.
Batang horizontal AB profil WF 150x75x5x7 A = 17.85 cm2 = 1785 mm2
2
Ag = 1785 mm
An = 78% * 1785 = 1392.3 mm2
Yielding failure : φ Pn(AB) = φty Ag * Fy = 0.9 * 1785 * 250 = 401625 N = 401.6 kN ** Govern**
Fracture failure: φ Pn(AB) = φtf Ag * Fy = 0.75 * 1392.3 * 475 = 496007 N = 496.0 kN
Lihat distribusi pembebanan, agar φPn di AB tercapai maka Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 669 kN
Jadi Pu tarik maks 457.125 kN, dan keberadaan lobang sebesar 22% tidak menentukan kekuatan struktur.
c. Perilaku apa yang berbeda antara soal di atas (beban Pu tekan) dengan soal 2a (beban Pu tarik), berikan
penjelasannya. Apakah keberadaan pelat kopel pada batang AC penting untuk kasus ini, mengapa.
Answer :
Soal di atas (beban tekan) yang membedakan dengan soal ke dua adalah adanya faktor tekuk, dimana
kelangsingan dan penempatan bracing yang mencegah tekuk adalah sangat penting. Untuk pembebanan tarik
maka tekuk tidak ada yang menentukan adalah hanya luas penampangnya saja (termasuk lubang pelemahan
jika ada). Karena pelat kopel tidak mempengaruhi luas penampang maka keberadaannya hanya penting jika
elemen tersebut hanya dibebani tarik saja.
d. Untuk konfigurasi struktur yang tetap seperti soal (tidak berubah), dan pada arah yang bagaimana beban di
titik A dapat diberikan beban Pu yang maksimum (tarik) dan minimum (tekan) paling besar. Berikan nilainya
masing-masing.
Answer :
Dari hitungan di soal 2.1 atau 2.2 dapat diketahui gaya tarik nominal terbesar dapat dihasilkan pada batang
AB atau horizontal yaitu Pu tarik = 401.6 kN . Sedangkan untuk tekan maka perlu dilihat kembali jawaban
no.1, dimana diketahui kemampuan tekan batang vertikal lebih besar dibanding horizontal. Pn = 83 kN maka
Pu = φ Pn = 0.9 *83 = 74.7 kN.
A B
A B
Pu = 401.6 kN
C
C
e. Jika ke dua batang (AB dan AC) diubah memakai profil yang sama, yaitu profil WF 150x75x5x7 semua,
atau profil 2L70x70x6 semua, mana diantara ke duanya yang lebih kuat, berapa beban Pu terbesar.
Ini tentu dicari dari pengembangan jawaban yang telah dikerjakan pada soal no.1
Jika semua profil adalah WF 150 x 75 x 5 x 7 dimana Pn = Fcr ⋅ Ag = 38.9*1785 = 69401 N = 69.4 kN , maka
agar batang AB maksimum maka Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN
agar batang AC maksimum maka Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 69.4 = 78.07 kN **Govern**
Jika semua profil adalah double siku 2 x L70x70x6 dimana Pn = Fcr ⋅ Ag = 51*1625.4 = 82895 N = 83 kN , maka
agar batang AB maksimum maka Pu = 1.667 φ Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 83 = 124.5 kN
agar batang AC maksimum maka Pu = 1.25 φ Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN **Govern**
4 5 4 5
3 Pu = 78.07 kN 3
Pu = 93.4kN
3500 3500
A WF 150x75x5x7 A
B 2L70x70x6 B
70
3500 WF 150x75x5x7
3500 2L70x70x6
C
C
Jadi pemakaian profil siku ganda 2L70x70x6 untuk semua element dapat menghasilkan struktur yang lebih kuat !
Note : buku yang digunakan sebagai rujukan penyelesaian soal di atas adalah bukunya
William T. Segui. (2007).“Steel Design 4th Edition”, Cengange Learning, Stamford USA.
Soal 1. (10%)
Soal teori, jawablah secara singkat tetapi tepat sasaran (tidak bertele-tele) pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Apa itu local buckling, bagaimana cara mengatasinya dalam perencanaan struktur baja.
b. Apa itu global buckling, ada berapa macam buckling jenis tersebut, dan bilamana itu terjadi.
c. Gambarkan hubungan antara gaya tekan dan kelangsingan, tunjukkan daerah elastis dan yang bukan.
d. Pada code AISC 2005 tidak ada pembatasan kelangsingan batang tekan, meskipun demikian pada
penjelasannya disarankan suatu kelangsingan dengan nilai tertentu, berapa itu, mengapa itu perlu.
e. Apa itu yielding dan fracture (buat grafik). Adakah fracture pada batang tekan, mengapa demikian.
Soal 2. (20%)
Pemahaman tentang Pu dan Pn pada suatu elemen struktur
Soal 3. (40%)
Spesifikasi Bahan :
12 11
Baja karbon A36 ,
120 109
E = 200000 MPa; G = 80000 MPa,
Fy = 250 MPa; Fu = 400 MPa
33.6
dapat dipikulnya. Sebelumnya tentukan terlebih dahulu a,
jarak pelat-pelat pengisi t = 12 mm yang menyatukan ke
Built-up section dua profil siku tersebut.
2 x L120x120x11
Soal 4. (30%)
Lihat gambar struktur pada soal No.2, anggap balok ABC cukup kuat sehingga tidak perlu dievaluasi ulang,
sedangkan batang diagonal BD digunakan profil hot-rolled MH-244 (lihat tabel terlampir) dianggap menentukan.
Oleh karena itu , pada konfigurasi tersebut hitung P maksimum di titik A yang dapat didukung oleh struktur pada
soal No.2 tersebut.
Selamat bekerja secara MANDIRI !
Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 1 dari 5
Lampiran :
t
u
v
r1
A
x x
cy
r2
v
cx
B
y
t2
H
t1
y Profil MH
Soal 2. (20%)
Pemahaman tentang Pu dan Pn pada suatu elemen struktur
1.885Pu
Jika P = Pu maka φPn− BD ≥ 1.885 Pu atau Pn− BD ≥ ,
φ
jika φ = 0.9 maka Pn− BD ≥ 2.095Pu or Pu ≤ Pn− BD 2.095
D
Soal 4. (30%)
Jika batang diagonal BD (dari Soal 2) digunakan profil hot-rolled MH-244 maka dapat dihitung P maksimum di
titik A berdasarkan jawaban soal no.2 tersebut.
Pn− BD
Dalam pengertian ini maka yang disebut beban maksimum adalah beban ultimate sehingga Pmax = Pu = .
2.095
Jadi langkah selanjutnya adalah mencari kuat nominal batang BD.
Mass Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus
Dimension (mm) A
Label per meter cm4 cm cm3
cm2
H B t1 t2 r (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
MH-244 244 175 7 11 16 56.24 44.1 6120 984 10.4 4.18 502 113
h 244 E 200000
= = 35 <<< 1.49 = 1.49 * = 42 Î profil tidak langsing.
tw 7 Fy 250
** Kapasitas aksial **
φc = 0.9; Ag= 5624 mm2; L = LBD = 8485mm. ; rmin = ry = 41.8 mm.
KL 1 * 8485
Sendi-sendi maka K=1 Æ = = 203 > 200 tetapi AISC 2005 mengijinkan
rmin 41.8
π 2E π 2 * 200000
Fe = = = 47.9 MPa
(KL r )2 (203)2
KL rmin = 203 > 4.71 E Fy = 113 Æ Fcr = 0.877 Fe = 0.877 * 47.9 = 42 MPa
Catatan : jika P maksimum dianggap sebagai beban kerja, yaitu beban hidup dengan faktor beban = 1.6 maka
Pu Pn−BD 236.2
pmax = = = = 70.47 kN
1.6 2.095 * 1.6 3.352
Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 3 dari 5
Soal 3. (40%)
Spesifikasi Bahan :
Baja karbon A36 ,
E = 200000 MPa; G = 80000 MPa,
Fy = 250 MPa; Fu = 400 MPa
Profil built-up profil 2 x L120x120x11, posisi saling berseberangan dengan 2 sumbu simetri (lihat gambar)
Untuk kolom dengan panjang efektif (KL) = 4 m pada kedua sumbu orthogonal, tentukan Pu maksimum yang
dapat dipikulnya. Sebelumnya tentukan terlebih dahulu a, jarak pelat-pelat pengisi t = 12 mm yang menyatukan
ke dua profil siku tersebut.
Dimensi Standar Modulus
berat cg Momen Inersia Radius Girasi
Profil Siku Sama Kaki A Potongan
satuan
HxB t r1 r2 Cx=Cy Ix= Iy max Iu min Iv rx=ry max ru min rv Sx=Sy
mm mm mm mm cm2 kg/m cm cm 4
cm4
cm 4
cm cm cm cm3
120 x 120 11 13 6.5 25.4 19.9 3.36 341 541 140 3.66 4.62 2.35 39.5
y
12 11 b 120
= = 10.9 <<<
2
11
120
t 11
u
E 200000
0.45 = 0.45 * = 12.7
Fy 250
33.6
x
10
33.6
v
Built-up section
2 x L120x120x11
KL 1* 4000
= = 87
rmin_ gab 46.15
Pelat penghubung diberikan pada arah x dan arah y, saling silang pada jarak a.
Ka 3 KL 3 rmin_ tunggal 3 23.5
≤ Æ a≤ L Æ amax = * 4000 = 1527 mm
rmin_ tunggal 4 rmin_ gab 4 rmin_ gab 4 46.15
L 4000
Pakai a ≈ = = 1333 mm << amax = 1527 mm Æ ok
3 3
Soal dan Jawaban UAS– Struktur Baja I - Halaman 4 dari 5
Karena pelat penghubung tidak terletak pada garis netral sumbu tekuk, yaitu sb utama u-u, maka akan terjadi gaya
geser. Gaya geser dapat menyebabkan deformasi geser pelat penghubung, itu berpengaruh pada panjang tekuk
batang gabungan (ada pelemahan). Jadi perlu modifikasi panjang tekuk .
Pelat penyambung memakai sistem sambungan las yang menyatu, untuk itu maka digunakan rumus panjang tekuk
modifikasi berikut.
2
⎛ KL ⎞ ⎛ ⎞
2
⎛ a⎞
⎟ = ⎜ KL ⎟ + 0.82 α
2
⎜ ⎜⎜ ⎟⎟
⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠m
⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠o 1+α 2 ( ) ⎝ rib ⎠
................................................................... (AISC Eq. E6-2)
⎛ KL ⎞
⎜ ⎟ = 87 .......................................................................... original un-modified slenderness ratio
⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠0
rib ..........................radius of gyration of component about axis parallel to member of buckling (axis u-u)
rib = ru = 46.2 mm .....................................................................................................................................
h .............................. distance between component centroids (perpendicular to member axis of buckling)
h = 0 ............................................................................................................................................................
α = h 2rib = 0 ............................................................................................................................................
Maka
⎛ KL ⎞ ⎛ ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ KL ⎟ = 87 ternyata tidak memberi berpengaruh.
⎜ rmin_ gab ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ m ⎝ rmin_ gab ⎠ o
KL ⎛⎜ KL ⎞⎟ π 2 E π 2 * 200000
= = 87 dan Fe = = = 261 MPa
r ⎜ rmin_ gab ⎟
⎝ ⎠ (KL r )2 (87 )2
KL rmin = 87 < 4.71 E Fy = 133 Æ [
Fcr = 0.658
Fy Fe
]F = [0.658
y
250 261
]250 = 167.4 MPa
φc Pn = φc Fcr Ag = 0.9 * 167.4 * 5080 * 11000 = 765.4 kN Æ kapasitas tekuk lentur
Karena berbentuk palang dan simetri ganda maka perlu ditinjau tekuk torsi terhadap sumbu Z (longitudinal) :
⎡ π 2 ECw ⎤ 1
Fe = ⎢ + GJ ⎥ ....................................................................................................... (AISC Eq. E4-4)
⎢⎣ (K z L ) ⎥⎦ I x + I y
2
Soal :
PL = 80 kN PL = 80 kN PL = 80 kN
250
8
steel girder
1000
5000 5000 5000 5000
20000
20
Notasi :
lateral bracing
Catatan : apabila ada data-data yang dianggap tidak tersedia, saudara boleh menetapkan
tersendiri data dan mencantumkannya secara jelas untuk digunakan sebagai rujukan
perencanaan saudara.
Selamat bekerja !
q =u 1.67 kN/m
5 5 5 5
208.7 200.35
72.35 64
64
200.35 208.7
1111.76
1198.3
A B C
1022.63 1022.63
1363.5
1282.19
1000 2 * 20
Aw * 8 3840 mm2
2
1000 1
yw 20 240 mm
yf
2 2
Af 250 * 20 5000 mm 2
yw
1
yf 1000 20 2
490 mm
Zx Aw yw Af y f * 2 3840 * 240 5000 * 490 * 2
2
Zx 6,743,200 mm
Mp Fy Z x
Mp 250 * 6,743,200 1,685,800,000 Nmm 1,685.8 kNm
===================================================================
3. Nilai Lp dan Lr , dalam satuan meter.
===================================================================
Klasifikasi profil berdasarkan Tabel B4.1 (AISC 2005)
flange (Unstiffned Elements):
bf 250 E 200,000
6.25 < 0.38 0.38 10.748 compact
2t f 2 * 20 Fy 250
web (Stiffened Elements):
h 1000 2 * 20 E 200,000
120 < 5.7 5.7 161.22 non-compact
tw 8 Fy 250
The limiting laterally unbraced length for the limit state of yielding, Lp, is
E
Lp 1.1rt .....................................................................................................(F4-7)
Fy
200,000.
Lp 1.1* 64.395 * 2,003.5 mm 2.0 m
250
The limiting unbraced length for the limit state of inelastic lateral-torsional buckling, Lr, is
hct w 1000 2 * 20 8
aw 1.536 ....................................................................(F4-11)
b fc t fc 250 * 20
aw = the ratio of two times the web area in compression due to application of major axis
bending moment alone to the area of the compression flange components
200,000.0 1,497,173.33
Lr 1.95 * 64.395 * 1 8.9645
0.7 * 250 5,982,314.67 * 980
Lr 125.5703 * 1,142.857 * 0.0160 * 3.1567 =7,239.4 mm = 7.2 m
Adapun nilai R pc atau web plastification factor dapat dicari dari persamaan berikut
hc Mp Mp pw
pw so that Rpc 1 ......................................(F4-9b)
tw M yc M yc rw pw
Mp 1,685.8
1.1272
M yc 1,495.58
120 106.35
Rpc 1.1272 1.1272 1 1.0956
161.22 106.35
E 200,000.
Lp 1.1rt 1.1 * 64.395 * 2,003.5 mm 2.0 m ..............................(F4-7)
Fy 250
2
E J F S h
Lr 1.95rt 1 1 6.76 L xc o ................................................. (F4 – 8)
FL S xc ho E J
Lr 7,239.4 mm 7.2 m
Lb Lp 5 2
0.5769
Lr Lp 7.2 2
FL S xc 0.7 * 250 * 5,982,314.67 1,046,905,067. 1046.9 kNm
Nilai-nilai momen dihitung dari bending momen diagram yang telah dibuat
12.5 *1363.5 17,043.75
Cb *1 1.108
2.5 *1363.5 3 *1112 4 *1198 3 *1282 15,382.75
Karena rasio elemen sayap adalah compact, maka flange local buckling tidak ada.
Kesimpulan akhir:
Balok ditentukan oleh kondisi batas : Lateral Torsional Buckling, M n 1437 kNm
Balok tidak memenuhi syarat perencanaan berdasarkan AISC LRFD 2005, agar dapat
dipergunakan dengan baik maka konfigurasi struktur perlu dilakukan perbaikan.
===================================================================
5. Perilaku keruntuhan batas apa yang menentukan dalam perencanaan saudara. Jika
saudara diminta untuk mengadakan optimasi maka langkah apa yang saudara
lakukan dengan mengingat perilaku keruntuhan tadi.
===================================================================
Optimasi adalah proses agar tercapai efisiensi pada penggunaan material, tetapi dari hitungan
diketahui bahwa konfigurasi yang ada belum memenuhi syarat perencanaan maka bukannya
optimasi yang diperlukan tetapi perbaikan atau modifikasi untuk peningkatan kapasitas.
Mn 0.9M n 0.9 *1,581.7 1,423.5 kNm (tersedia) >> M u 1363.5 kNm (perlu)
Jadi adanya pertambatan lateral baru membuat balok memenuhi syarat perencanaan. Adapun
konfigurasi balok menjadi sbb:
PL = 80 kN PL = 80 kN PL = 80 kN
250
steel girder
8
5000 5000 5000 5000
1000
20000
Notasi :
20
lateral bracing
===================================================================
6. Menghitung Vn (kN), dan menentukan apakah balok memenuhi syarat perencanaan
===================================================================
Koefisien tekuk pelat badan (web plate buckling coefficient), kv
h 1000 2 * 20
120 < 260 untuk un-stiffened web, kv 5 ........................ (G2.1b)
tw 8
h E 200,000.
120 >>>> 1.37 kv 1 .1 5 * 86.7 ...................................... (G2 – 5)
tw Fy 250
Jadi kapasitas terhadap gaya geser memenuhi syarat perencanaan, sehingga tidak perlu
dilakukan modifikasi apapun terhadap pengaruh gaya geser.
===================================================================
7. Check lendutan balok terhadap beban hidup
==================================================================
Dari gambar di atas maka lendutan akibat beban hidup dapat dihitung (tanpa beban terfaktor).
PL L3 80,000.0 * 20,0003 L 20,000.
max 0 . 0495 0. 0495 * 53 mm < 56 mm
EI 200,000 * 2,991,157,333. 360 360
===================================================================
8. Hitung PL maksimum yang dapat diterima oleh konfigurasi balok di atas.
===================================================================
Dilihat terlebih dahulu kapasitas batas yang telah ditinjau, tentunya yang telah memenuhi
syarat perencanaan , yaitu:
1. Limit State of Compression Flange Yielding (F4-1): M n 1,638.49 kNm
2. Limit state of lateral torsional buckling (F4-2) : M n 1,581.7 kNm **menentukan**
3. Limit State of Compression Flange Local Buckling : tidak ada.