You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEHIDRASI BERAT

Oleh :
WAHYU KARTIKANINGRUM
NIM. 1611A0264

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEHIDRASI BERAT

1. DEFINISI
Dehidrasi, atau disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar (hyperosmolar
imbalance), terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan
elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. Kehilangan cairan (air)
menyebabkan peningkatan kadar natrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi
intraseluler. Air berpindah dari sel dan kompartemen interstisial menuju ruang vaskular.
Kondisi ini menyebabkan gangguan fungsi sel dan kolaps sirkulasi. Orang yang berisiko
mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia. Mereka mengalami penurunan
respons haus atau pemekatan urine. Di samping itu, lansia memiliki proporsi lemak yang
lebih besar sehingga berisiko tinggi mengalami dehidrasi akibat cadangan air yang
sedikit dalam tubuh. Klien dengan diabetes insipidus akibat penurunan sekresi hormon
diuretik sering mengalami kehilangan cairan tipe hiperosmolar. Pemberian cairan
hipertonik juga meningkatkan jumlah solut dalam aliran darah ( Tamsuri, 2008:19).
Kalsifikasi Dehidrasi :
a. Dehidrasi berat : kehilangan cairan mencapai > 10% BB
b. Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 2-4 liter atau antara 5-10% BB
c. Dehidrasi ringan : kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 liter

2. ETIOLOGI.
Faktor - faktor penyebab dehidrasi dapat dijabarkan sebagai berikut
a. Berkeringat terlalu banyak.
b. Muntah hebat.
c. Diare hebat.
d. Diuresis (jumlah air kemih berlebihan).

3. TANDA DAN GEJALA


Dehidrasi berat, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4-6 liter.
b. Serum natrium mencapai 159-166 mEq/liter.
c. Hipotensi.
d. Turgor kulit buruk.
e. Oliguria.
f. Nadi dan pernapasan meningkat.
g. Kehilangan cairan mencapai > 10% BB.

Tanda dan Gejala Dehidrasi Berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)


a. Penurunan kesadaran
b. Lemah, lesu
c. Takikardi
d. Mata cekung
e. Pengeluaran urine tidak ada
f. Hipotensi
g. Nadi cepat dan halus
h. Ekstremitas dingin
4. PATOFISIOLOGI

Hilangnya cairan (air)


dalam tubuh

disebabkan oleh

 Berkeringat terlalu
banyak  Pusing
a. Penurunan berat  Muntah hebat  Lemah
badan akut  Diare hebat  Letih
b. Mata cekung  Diuresis (jumlah air  Anoreksia
c. Pengosongan vena kemih berlebihan).  Mual muntah
jugularis
d. Pada bayi dan anak-  Rasa haus
anak adanya
menyebabkan  Gangguan mental
penurunan jumlah air  Konstipasi dan oliguri
Dehidrasi
mata Tanda Gejala  Penurunan tekanan darah
e. Pada pasien syok  HR meningkat
tampak pucat, HR  Suhu meningkat
cepat dan halus  Turgor menurun
f. Hipotensi dan oliguri  Lidah kering dan kasar
Klasifikasi Dehidrasi  Mukosa mulut kering

Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi


Berat Ringan Ringan

1) Pengeluaran / kehilangan 1) Kehilangan


cairan sebanyak 4-6 liter. cairan 2-4 liter kehilangan cairan
2) Serum natrium mencapai atau antara 5- mencapai 5% BB
159-166 mEq/liter. 10% BB. atau 1,5-2 liter.
3) Hipotensi. 2) Serum natrium
4) Turgor kulit buruk. mencapai 152-
5) Oliguria. 158 mEq/liter.
6) Nadi dan pernapasan 3) Mata cekung.
meningkat.
7) Kehilangan cairan
mencapai > 10% BB.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Kadar natrium plasma darah
b. Osmolaritas serum
c. Ureum, kreatinin darah dan BJ urin
d. Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)

6. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Terapi Intravena
Pemberian cairan intravena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan cairan ekstrasel
secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intravena adalah untuk memenuhi
kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengonsumsi cairan oral, menambah
asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk
kebutuhan energi dalam proses metabolism, memenuhi kebutuhan vitamin larut air,
serta menjadi media untuk vemberian obat melalui vena. Lebih khusus,terapi
intravena diberikan pada pasien yang mengalami syok,intoksikasi berat, pasien pra
dan pascabedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
b. Cairan Intravena
Jenis cairan intravena yang biasa digunakan meliputi :
1) Larutan nutrient
Larutan ini berisi beberapa jenis karbohidrat (mis. Dekstrosa dan glukosa) dan
air. Larutan nutrient yang umum digunakan adalah 5%dekstrosa dalam air
(D5W); 3,3% glukosa dalam 0,3%NaCl; dan 5% glukosa alam 0,45% NaCl.
Setiap 1 liter cairan Dextrose 5% mengandung 170-200 kalori ; mengandung
asam amino (Amigen, Anunosol, Travamin) atau lemak (Lipomul dan Lyposyn).
2) Larutan Elektrolit
Larutan ini meliputi larutan saline baik isotonik, hipotonik, maupun hipertonik.
Jenis larutan elektrolit yang paling banyak digunakan adalah normal salin
(isotonic), yaitu NaCl 0,9%. Contoh larutan elektrolit lainnya adalah laktat
Ringer (Na+ , K+, Cl-, Ca2+) dan cairan Butler (Na+, K+, Mg2+,Cl-,HCO3-).
3) Cairan asam-basa
Jenis cairan yang termasuk cairan asam-basa adalah natrium laktat dan natrium
bikarbonat. Laktat merupakan sejenis garam yang dapat mengikat ion H+ dari
cairan sehingga mengurangi keasaman lingkungan.
4) Volume ekspander
Jenis larutan ini berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma,
misalnya pada kasus hemoragi atau kombustio berat. Volume ekspander yang
umum digunakan antara lain dekstran, plasma, dan albumin serum. Cara kerjanya
adalah dengan meningkatkan tekanan osmotik darah.

7. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG

No Data subyektif Data obyektif Masalah


1 Haus, muntah, diare, Mukosa kering, diare dan Kekurangan volume
diuresis muntah lebih dari 5 x cairan

2 Lemas, haus Kulit kering, mukosa kering, Kerusakan integritas


kulit

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan intake yang kurang.
b. Kerusakan integritas kulit b/d turgor kulit menurun.

No Diagnosa (NANDA) Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1 Kekurangan volume cairan  Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan


b/d output yang berlebihan  Hidrasi  Monitor status
intake yang kurang  Status Nutrisi : Asupan dehidrasi
Batasan karakteristik : Makanan dan Cairan  Monitor vital sign
 Perubahan status Kriteria Hasil :  Pertahankan catatan
mental  Mempertahankan urine intake dan output yang
 Penurunan tekanan output sesuai dengan akurat
darah usia dan BB, BJ urine  Monitor masukan
 Penurunan volume nadi normal, HT normal. makanan / cairan dan
 Penurunan tekanan  Tekanan darah, nadi, hitung intake kalori
nadi suhu tubuh dalam batas harian
 Penurunan turgor kulit normal  Dorong keluarga untuk
 Penurunan turgor lidah  Tidak ada tanda-tanda membantu pasien
 Penurunan haluaran dehidrasi, elastisitas makan dan minum
urin turgor kulit baik,  Kolaborasikan
 Penurunan pengisian membran mukosa pemberian cairan IV
vena lembab, tidak ada rasa  Dorong masukan oral
 Kulit kering haus yang berlebihan
 Membrane mukosa
kering
 Peningkatan suhu
tubuh
 Haus
 Kelemahan

2 Kerusakan integritas kulit  Tissue integrity : skin Pressure Management :


b/d turgor kulit menurun. anda mocus membranes  Anjurkan pasien
Batasan karakteristik :  Hemodyalis akses menggunakan pakaian
 Kerusakan lapisan kulit Kriteria Hasil : yang longgar
(dermis)  Integritas kulit yang baik  Hindari kerutan pada
 Gangguan permukaan bisa dipertahankan tempat tidur
kulit (epidermis) (sensasi, elastisitas,  Jaga kebersihan kulit
temperatur, hidrasi, agar tetap bersih dan
pigmentasi) kering
 Perfusi jaringan baik  Mobilisasi pasien (ubah
 Mampu melindungi kulit posisi pasien) setuap 2
dan mempertahankan jam sekali
kelembaban kulit dan  Oleskan lotion atau
perawatan alami minyak/baby oil pada
daerah yang tertekan
 Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Tamsuri, Anas. 2008. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit. Jakarta: EGC.

Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC – NOC Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction

You might also like