You are on page 1of 4

I.

PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum, Pengertian Kewajiban, dan Dana Bergulir


1. Dasar Hukum
1.1 Dasar Hukum Akuntansi Kewajiban
Akuntansi kewajiban pemerintah diatur dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 24
tahun 2005 dalam standar akuntansi pemerintahan pernyataan no. 09 (PSAP 09)
Akuntansi Kewajiban.
1.2 Dasar Hukum Akuntansi Dana Bergulir
Akuntansi dana bergulir seluruhnya diambil dari bulletin teknis nomor 07 yang disusun
oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Penyusunan Buletin Teknis ini
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan peraturan yang mengatur
tentang dana bergulir, pembiayaan, penerimaan negara bukan pajak.
2. Pengertian Kewajiban
Menurut PP nomor 24 tahun 2005 dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pernyataan
no 09 (PSAP ), kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Karakteristik utama kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban
sampai saat ini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya
ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban umumnya timbul karena pelaksanaan
tugas atau tanggung jawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan,
kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari
masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional.
Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada
pemerintahan, kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan,
kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib pajak, alokasi / realokasi.
3. Pengertian Dana Bergulir
Dana bergulir merupakan dana yang dipinjamkan untuk dikelola dan digulirkan kepada
masyarakat oleh pengguna Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran yang
bertujuan meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya. Adapun karakteristik dari
dana bergulir adalah sebagai berikut:
1) Dana tersebut merupakan bagian dari keuangan Negara/Daerah.
2) Dana tersebut dicantumkan dalam APBN/APBD dan/atau laporan keuangan.
3) Dana tersebut harus dikuasai, dimiliki, dan/atau dikendalikan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).
4) Dana tersebut merupakan dana yang disalurkan kepada masyarakat ditagih
kembali dari masyarakat dengan atau tanpa nilai tambah, selanjutnya dana
disalurkan kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat demikian
seterusnya (bergulir).
5) Pemerintah dapat menarik kembali dana bergulir.

1
B. Pengakuan, Pengukuran, Pencatatan, Penyajian, dan Pengungkapan Kewajiban
1. Pengakuan Kewajiban
Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus menyajikan kewajiban yang diakui jika
besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau
telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan
perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan handal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban
timbul. Kewajiban dapat timbul dari:
1) Transaksi dengan pertukaran (exchange transactions).
2) Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transaction), sesuai hukum yang berlaku
dan kebijakan yang diterapkan belum lunas dibayar sampai dengan saat tanggal
pelaporan.
3) Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events).
4) Kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledged events).

2. Pengukuran dan Pencatatan Kewajiban


Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan
kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Nilai nominal atas kewajiban
mencerminkan nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang pemerintah. Penggunaan
nilai nominal dalam menilai kewajiban mengikuti karakteristik dari masing-masing pos
kewajiban pada laporan keuangan seperti:
1) Utang kepada Pihak Ketiga.
2) Utang Bunga.
3) Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).
4) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang.
5) Kewajiban Lancar Lainnya.

3. Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban


Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang
untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada pemakainya. Untuk
meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan adalah:
1) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan
berdasarkan pemberi pinjaman.
2) Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintahan berdasarkan jenis sekuritas
utang pemerintah dan jatuh temponya.
3) Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang
berlaku.
4) Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo.

2
5) Perjanjian restrukturisasi utang meliputi:
a. Pengurangan pinjaman.
b. Modifikasi persyaratan utang.
c. Pengurangan tingkat bunga pinjaman.
d. Pengunduran jatuh tempo pinjaman.
e. Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman.
f. Pengurangan jumlah jatuh bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.
6) Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang
berdasarkan kreditur.
7) Biaya pinjaman:
a. Perlakuan biaya pinjaman.
b. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan.
c. Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.

C. Pengakuan, Pengukuran, Pencatatan, Penyajian, dan Pengungkapan Dana Bergulir


1. Pengakuan dan Pencatatan Dana Bergulir
Pengeluaran dana bergulir diakui sebagai Pengeluaran Pembiayaan yang disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran maupun Laporan Arus Kas. Pengeluaran
Pembiayaan tersebut dicatat sebesar jumlah kas yang dikeluarkan dalam rangka
perolehan dana bergulir.

2. Penyajian Dana Bergulir


Dana bergulir disajikan di Neraca sebagai Investasi Jangka Panjang-Investasi non
Permanen-Dana Bergulir. Pada saat perolehan dana bergulir, dana bergulir dicatat
sebesar harga perolehan dana bergulir, tetapi secara periodik, Kementerian
Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah harus melakukan penyesuaian terhadap Dana
Bergulir sehingga nilai dana Bergulir yang tercatat di neraca menggambarkan nilai
bersih yang dapat direalisasikan.
Penyajian dana bergulir di neraca berdasarkan nilai yang dapat direalisasikan
dilaksanakan dengan mengurangkan perkiraan dana Bergulir Diragukan Tertagih dari
dana bergulir yang dicatata sebesar harga perolehan, ditambah dengan perguliran dana
yang berasal dari pendapatan dana bergulir. Dana Bergulir Diragukan Tertagih
merupakan jumlah dana bergulir yang tidak dapat tertagih dan dana bergulir yang
diragukan tertagih. Dana bergulir dapat dihapuskan jika Dana Bergulir tersebut benar-
benar sudah tidak tertagih dan penghapusannya mengikuti ketentuan yang berlaku.
Akun lawan dari dana Bergulir Diragukan Tertagih adalah Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang.

3. Pengungkapan Dana Bergilir


Disamping mencantumkan pengeluaran dana bergulir sebagai pengeluaran pembiayaan
di laporan realisasi anggaran dan laporan arus kas, dan dana bergulir di Neraca, perlu
diungkapkan informasi lain dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) antara lain:

3
1) Dasar penilaian dana bergulir.
2) Jumlah dana bergulir yang tidak tertagih dan penyebabnya.
3) Besarnya suku bunga yang dikenakan.
4) Saldo awal dana bergulir.
5) Penambahan/pengurangan dana bergulir dan saldo akhir dana bergulir.
6) Informasi tentang jatuh tempo dana bergulir berdasarkan umur dana bergulir.
Untuk memudahkan pengguna laporan keuangan, pengungkapan pada CaLK dapat
disajikan dengan narasi, bagan, grafik, daftar, atau bentuk lain yang lazim.

You might also like