You are on page 1of 8

KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN

BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Khamida*, Mastiah**

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya
E-mail: khamida@unusa.ac.id/ tiahtiahtiah@gmail.com

Abstrack. The performance of nurses in providing nursing care is still considered


unsatisfactory by the patient. The purpose of this study is to find out the relationship of
the performance of nurses in providing nursing care with patient’s satisfaction in
Multazam ward of Surabaya Islamic Hospital. Design of this studied Analytical survey.
The population were all patients in Multazam ward of Surabaya Islamic Hospital with
amount 85 person. Number of sample were 39 respondents, taken by simple random
sampling. The independent variable is performance of nurses in providing nursing care,
dependent variable is patient’s satisfaction. Instruments use questionnaires, data were
processed by editing, coding, scoring, and tabulating, then analyzed by Chi-Square test
with significant level α = 0.05. Study result showed most of respondents 39 (51.3%) the
nurse had a poor performance, and most them (56,4%) the patients are not satisfied.
Results of Chi-Square test analysis showed p (0.038) < α (0.05), so H0 is rejected means
there is relationship of the performance of nurses in providing nursing care with
patient’s satisfaction in Multazam ward of Surabaya Islamic Hospital. The conclusions
of this study is the performance of nurses in providing nursing care influence to the
patient satisfaction. Nurses should responsive to the complaints and expectations of
patients due.

Abstrak. Kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan masih dianggap tidak
memuaskan oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di ruang
Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya. Desain penelitian survei analitik. Populasi seluruh
pasien rawat inap di ruang Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya sebesar 85 orang. Sampel
sebesar 39 responden, diambil secara Simple Random Sampling. Variabel independen kinerja
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, variabel dependen kepuasan pasien.
Instrumen menggunakan kuesioner, diolah melalui editing, coding, scoring, dan tabulating,
dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat signifikan α= 0,05. Hasil penelitian
dari 39 responden sebagian besar (51,3%) perawat memiliki kinerja kurang, dan sebagian
besar (56,4%) pasien menyatakan tidak puas. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ρ
(0,038) < α (0,05) maka H0 ditolak berarti ada hubungan kinerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di ruang Multazam Rumah Sakit
Islam Surabaya. Simpulan penelitian ini adalah kinerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap. Perawat hendaknya tanggap
terhadap keluhan dan harapan pasien.

Kata Kunci: Kinerja Perawat, Kepuasan, Pasien

154
155 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus 2015, hal 154-161

PENDAHULUAN perawat rawat inap di Ruang Multazam


Kinerja merupakan suatu hasil kerja RSI Surabaya.
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai Menurut Septiadi, 2008 dalam
oleh seorang perawat dalam melaksanakan Rosmilawati, dkk, mengatakan bahwa data
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
yang telah diberikan. Kinerja dapat dilihat untuk Wilayah Asia Tenggara pada tahun
atau diukur dengan menggunakan 2010 menunjukkan bahwa sekitar 35%
penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah pengguna jasa pelayanan kesehatan merasa
sebagai alat yang dapat digunakan secara puas terhadap pelayanan yang diberikan
efektif untuk mengetahui kualitas dan dan sekitar 55% menyatakan tidak puas.
kuantitas seorang perawat dalam Penelitian Wirawan tentang tingkat
memberikan pelayanan asuhan kepuasan pasien rawat inap terhadap
keperawatan. Perawat dapat menggunakan asuhan keperawatan disebuah rumah sakit
proses operasional kinerja untuk mengatur di Jawa Timur, diperoleh informasi bahwa
arah kerja dalam memilih, melatih, hanya 17% dari semua pasien rawat inap
membimbing perencanaan, serta memberi mengatakan puas terhadap pelayanan yang
penghargaan kepada perawat yang diterima sedangkan 85% mengatakan tidak
berkompeten, karena kinerja perawat yang puas (Susanti, 2005).
kompeten dapat memenuhi tingkat Penyebab terjadinya ketidakpuasan
kepuasan pasien. pasien dipengaruhi oleh banyak faktor
Kepuasan pasien banyak dipengaruhi antara lain yang berhubungan dengan
secara langsung oleh mutu pelayanan yang kualitas produk dan jasa, harga, emosional,
diberikan rumah sakit terutama yang kinerja, estetika, karakteristik penduduk,
berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi,
proses pelayanan dan sumber daya yang suasana, desain visual (Nursalam, 2014).
bekerja di rumah sakit. Hasil wawancara Kepuasan pasien tidak lepas dari kinerja
dengan 10 orang pasien di Ruang yang dilakukan oleh perawat dalam
Multazam pada bulan Desember 2014, memberikan asuhan keperawatan. Kinerja
diperoleh data bahwa 8 dari 10 orang perawat terdiri dari pengkajian, diagnosa
pasien mengeluh tentang perawat yang keperawatan, rencana tindakan
kurang profesional dalam memberikan keperawatan, tindakan keperawatan,
pelayanan kesehatan diantaranya evaluasi, dan catatan keperawatan yang
mengatakan bahwa masih ada perawat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: faktor
yang tidak ramah dan acuh terhadap individu, faktor psikologi, dan faktor
keluhan pasiennya, perawat juga tidak organisasi. Faktor individu meliputi
memperkenalkan diri kepada pasien kemampuan dan keahlian, latar belakang,
maupun keluarga pasien, kurangnya dan demografi seseorang. Faktor psikologi
penjelasan atau informasi dan komunikasi meliputi persepsi, attitude, personality,
pada waktu memberikan asuhan pembelajaran, dan motivasi, sedangkan
keperawatan dan masih kurangnya faktor organisasi mencakup sumber daya,
monitoring dan observasi. kepemimpinan, penghargaan, struktur, job
Data hasil kuesioner kepuasan pasien disign. Perawat dalam memberikan asuhan
saat mahasiswa praktik manajemen bulan keperawatan hal pertama yang dilakukan
Desember 2014 di Ruang Multazam RSI adalah pengkajian untuk memperoleh data
Surabaya, didapatkan kepuasan pasien dari sesuai dengan kondisi pasien, selanjutnya
10 pasien mengatakan 20% puas terhadap perawat dapat menegakkan diagnosa
pelayanan perawat rawat inap di Ruang keperawatan yang sesuai dengan data yang
Multazam RSI Surabaya, sedangkan 80% diperoleh, dengan diagnosa keperawatan
mengatakan tidak puas terhadap pelayanan yang muncul akan dibuat rencana tindakan
Khamida, Mastiah: Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan 156
Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

keperawatan yang akan dilakukan, Ruang Multazam RSI Surabaya. Penelitian


kemudian untuk tindakan yang dilakukan ini adalah penelitian survei analitik dengan
perawat akan disesuaikan dari rencana pendekatan cross sectional. Populasi
tersebut dengan tepat, sehingga pasien dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
akan memperoleh kesembuhan dengan yang dirawat di ruang Multazam Rumah
cepat dan pasien akan merasa puas dengan Sakit Islam Surabaya. Teknik Sampling
kinerja perawat. dalam penelitian ini adalah Probability
Dampak yang terjadi pada kinerja Sampling dengan teknik Simple Random
perawat bila pelanggan tidak puas, maka Sampling. Sampel pada penelitian ini
pelanggan tidak memanfaaatkan jasa adalah sebagian pasien yang dirawat di
pelayanan kesehatan dan menjadi Ruang Multazam Rumah Sakit Islam
pelanggan pihak pesaing, penjualan Surabaya sebesar 39 responden. Waktu
perusahaan akan menurun, laba rumah penelitian adalah pada bulan April 2015.
sakit akan menurun. Seorang pelanggan Analisa data dengan SPSS 16 uji statistik
yang tidak puas akan menceritakan Chi-Square dengan tingkat signifikan α =
pengalamannya kepada 8 sampai 10 orang 0,05
seperti kepada keluarga dan temannya
(Tjiptono, 2006). Kualitas pelayanan dan HASIL PENELITIAN
kinerja perawat yang memuaskan, akan a. Karakteristik responden berdasarkan
mendorong pasien untuk tetap memilih kinerja perawat.
rumah sakit yang sama apabila Tabel 1.1 Distribusi frekuensi responden
membutuhkan pelayanan kesehatan. berdasarkan kinerja perawat rawat inap di
Upaya yang bisa dilakukan untuk ruang Multazam Rumah Sakit Islam
mengatasi pada masalah kurang ramahnya Surabaya bulan April 2015.
perawat pada saat melakukan tindakan No Kinerja Frekuensi Persentase
keperawatan pada pasien dan sikap acuh Perawat (%)
perawat terhadap keluhan pasien, perawat 1 Baik 19 48,7
tidak memperkenalkan diri kepada pasien 2 Kurang 20 51,3
maupun keluarga pasien, kurangnya Jumlah 39 100
penjelasan atau informasi dan komunikasi Sumber: Data Primer April 2015
pada waktu memberikan asuhan
keperawatan, dan masih kurangnya Berdasarkan tabel 1.1 didapatkan dari 39
monitoring dan observasi adalah dengan responden menyatakan sebagian besar
cara memberikan pelayanan yang baik, (51,3%) perawat mempunyai kinerja yang
pelayanan yang baik merupakan indikator kurang.
terbentuknya kepuasan yang dirasakan
oleh pasien sebagai pengguna jasa b. Karakteristik responden berdasarkan
pelayanan. Serta meningkatkan kualitas kepuasan pasien.
dan etos kerja perawat, disiplin, cepat, Tabel 1.2 Distribusi frekuensi responden
tepat dan tanggap dalam memberikan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di
pelayanan sehingga timbul kepuasan dari ruang Multazam Rumah Sakit Islam
dalam diri pasien dan keluarga. Surabaya bulan April 2015.
No Kepuasan Frekuensi Persentase
METODOLOGI PENELITIAN Pasien (%)
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1 Puas 17 43,6
mengetahui hubungan kinerja perawat 2 Tidak 22 56,4
dalam memberikan asuhan keperawatan Puas
dengan kepuasan pasien rawat inap di Jumlah 39 100
157 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus 2015, hal 154-161

Sumber : Data Primer April 2015


Berdasarkan tabel 1.2 didapatkan dari 39 PEMBAHASAN
responden sebagian besar (56,4%) Kinerja perawat dalam memberikan
mempunyai kepuasan pasien yang tidak asuhan keperawatan pada tabel 1.1
puas. menunjukkan bahwa sebagian besar
(51,3%) perawat memiliki kinerja yang
c. Hubungan kinerja perawat dalam kurang. Artinya kinerja perawat masih
memberikan asuhan keperawatan dinilai kurang oleh sebagian besar pasien,
dengan kepuasan pasien rawat inap di dalam hal ini kinerja perawat dinilai
ruang Multazam Rumah Sakit Islam berdasarkan persepsi pasien. Sesuai
Surabaya. dengan pendapat Triyana (2013) bahwa
Kinerja Kepuasan Pasien Total Kinerja perawat adalah Perilaku kerja yang
Perawat Puas Tidak Puas ditampilkan oleh perawat dalam
N % N % ∑ %
memberikan asuhan keperawatan kepada
Baik 12 63, 7 36,8 19 100 pasien, yang digambarkan dalam
2
Kurang 5 25 15 75 20 100 pelaksanaan rencana tindakan yang
Total 17 43, 22 56,4 39 100 ditentukan dengan maksud agar kebutuhan
6
ρ= OR=
pasien terpenuhi secara maksimal
0,03 5,14 berdasarkan implementasi kognitif,
8 3 implementasi interpersonal, dan
Tabel 1.3 Tabulasi silang kinerja perawat implementasi teknis.
dalam memberikan asuhan keperawatan Gambaran kinerja perawat dalam
dengan kepuasan pasien rawat inap di memberikan asuhan keperawatan ditinjau
ruang Multazam Rumah Sakit Islam berdasarkan hasil kuesioner pada
Surabaya pada bulan April 2015. implementasi kognitif didapatkan hasil
sebagian besar (66,7%) pasien menyatakan
Sumber : Data Primer April 2015 perawat tidak memberikan informasi
tentang kesehatan dengan baik dan sopan,
Berdasarkan tabel 1.3 dari 39 responden sebagian besar (61,5%) pasien menyatakan
diperoleh hasil 19 responden menyatakan perawat tidak mempunyai cukup waktu
kinerja perawat baik, didapatkan sebagian untuk mendengarkan keluhan pasien dan
besar (63,2%) pasien merasa puas. memberikan kesempatan kepada pasien
Sedangkan 20 responden yang menyatakan untuk bertanya, sedangkan sebagian besar
kinerja perawat kurang didapatkan (56,4%) pasien menyatakan perawat tidak
sebagian besar (75%) pasien merasa tidak merapikan ruangan serta tempat tidur
puas. setiap hari serta menjaga ruangan tetap
Berdasarkan uji Chi-Square bersih. Melihat hal tersebut kinerja
didapatkan nilai ρ (0,038) <  (0,05) perawat pada pernyataan implementasi
sehingga H0 ditolak yang artinya ada kognitif cenderung mengarah pada kinerja
hubungan antara kinerja perawat dalam perawat dengan kategori kurang artinya
memberikan asuhan keperawatan dengan pasien memandang kinerja perawat belum
kepuasan pasien rawat inap di ruang memenuhi kebutuhan pasien secara
multzam rumah sakit islam surabaya. Hasil maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Odds Ratio (OR) yaitu 5,143 (95% CI: Patrick M. Gallegos (2002) kriteria kinerja
1,299-20,360) maka dapat disimpulkan yang kurang adalah karyawan memenuhi
bahwa perawat yang mempunyai kinerja sebagian besar harapan kerja minimum
baik 5 kali lebih besar mendapatkan yang ditentukan bagi individu tersebut,
kepuasan pasien dibandingkan dengan mengambil beberapa tindakan mandiri,
perawat yang mempunyai kinerja kurang.
Khamida, Mastiah: Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan 158
Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

tetapi kadang tergantung pada pengawas keperawatan pada implementasi teknis


pengarahan sehari-hari. belum dirasakan baik oleh pasien. Hal ini
Kinerja perawat dalam memberikan bertentangan dengan pendapat Patrick M.
asuhan keperawatan berdasarkan Gallegos (2002) yang menjelaskan bahwa
implementasi interpersonal didapatkan kriteria kinerja yang baik adalah kinerja
hasil sebagian besar (53,8%) pasien diatas normal, pencapaian serta hasil telah
menyatakan perawat tidak menanggapi berada diatas harapan.
keluhan pasien dengan sabar dan ramah
dengan segera, sebagian besar (56,4%) Kepuasan pasien pada tabel 1.2
pasien menyatakan perawat tidak menunjukkan bahwa dari 39 responden
membaca doa sebelum menyuntik atau sebagian besar (56,4%) menyatakan tidak
melakukan tindakan keperawatan puas terhadap kinerja perawat. Artinya
sedangkan sebagian besar (64,1%) pasien lebih dari setengah pasien menyatakan
menyatakan perawat tidak memberikan tidak puas terhadap kinerja perawat. Hal
penjelasan tentang tindakan yang akan ini sesuai dengan pendapat Nursalam
dilakukan serta tidak memaksakan suatu (2014) yang mengatakan bahwa kepuasan
tindakan kepada pasien apabila pasien pasien adalah suatu perasaan puas dan
tidak bersedia. Pada implementasi senang yang dirasakan pasien setelah
interpersonal dapat diartikan bahwa kinerja membandingkan dengan pelayanan
perawat masih dikatakan kurang. Hal ini keperawatan yang diterima dengan
bertentangan dengan pendapat Pohan harapannya, berdasarkan lima
(2007) bahwa kinerja yang baik Pada karakteristik: reliability, assurance,
hakikatnya adalah kinerja yang dapat tangible, empathy, dan responsivenes.
memenuhi kebutuhan yang dirasakan Ditinjau berdasarkan 5 karakteristik
dengan sabar, sopan, tanggap dan kepuasan pasien terdapat 3 karakteristik
perhatian terhadap keluhan pasien serta yang dinilai tidak puas oleh responden
memberikan dorongan spiritual dalam yaitu assurance, tangible, dan empathy.
melakukan tindakan keperawatan. Penelitian kepuasan pasien pada
Kinerja perawat dalam memberikan karakteristik assurance didapatkan
asuhan keperawatan berdasarkan sebagian besar (53,8%) pasien menyatakan
implementasi teknis didapatkan hasil tidak puas terhadap kinerja perawat. Hal
hampir setengahnya (43,6%) pasien ini disebabkan karena kurangnya
menyatakan perawat tidak menyiapkan kemampuan perawat dalam memberikan
baskom dan air hangat untuk mandi setiap asuhan keperawatan, yang dibuktikan
hari, sebagian besar (53,8%) pasien dengan, perawat tidak memberi perhatian
menyatakan perawat tidak melakukan terhadap keluhan yang dirasakan, perawat
pengawasan pada pasien yang terpasang tidak dapat menjawab pertanyaan tentang
infus dan menanyakan keluhan terhadap tindakan perawatan yang diberikan,
penyakitnya, sebagian besar (64,1%) perawat tidak jujur dalam memberikan
pasien menyatakan perawat tidak mampu informasi tentang keadaan pasien, perawat
melakukan tindakan keperawatan sekali tidak selalu memberi salam dan senyum
jadi, tidak diulang-ulang, sedangkan ketika bertemu, perawat tidak teliti dan
hampir setengahnya (51,3%) pasien terampil dalam melaksanakan tindakan
menyatakan perawat tidak melakukan keperawatan. Kepuasan pasien
konsultasi dengan dokter atau ahli medis berdasarkan karakteristik tangible
lain jika ada hal-hal yang perlu diganti didapatkan hasil sebagian besar (51,3%)
baik obat atau diet pasien. Artinya kinerja menyatakan tidak puas. Adanya pasien
perawat dalam memberikan asuhan yang menyatakan karakteristik tangible
159 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus 2015, hal 154-161

tidak puas dikarenakan perawat tidak pasien pada karakteristik reliability


memberikan kenyamanan kepada pasien, cenderung mengarah pada kategori puas
ini dibuktikan dengan pasien menyatakan dengan persentase (66,7%). Hal ini
perawat tidak memberi informasi tentang dikarenakan perawat mampu menangani
administrasi yang berlaku bagi pasien masalah perawatan dengan cepat dan
rawat inap di rumah sakit, perawat tidak profesional, perawat memberikan
selalu menjaga kebersihan dan kerapihan informasi tentang fasilitas yang tersedia
ruangan yang pasien tempati, perawat cara penggunaannya dan tata tertib yang
tidak menjaga kebersihan dan kesiapan berlaku di rumah sakit, perawat
alat-alat kesehatan yang digunakan, memberitahu dengan jelas tentang hal-hal
perawat tidak menjaga kebersihan dan yang harus dipatuhi dalam perawatan,
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan perawat memberitahu dengan jelas tentang
toilet, perawat tidak selalu menjaga hal-hal yang dilarang dalam perawatan,
kerapihan dan penampilannya. Kepuasan perawat mampu tepat waktu tiba di
pasien berdasarkan karakteristik empathy ruangan ketika dibutuhkan. Begitu juga
didapatkan hasil sebagian besar (51,3%) dengan karakteristik responsiveness
menyatakan tidak puas. Hal ini didapatkan hasil hampir setengahnya
dikarenakan masih kurangnya perhatian (41%) pasien menyatakan tidak puas.
perawat terhadap keadaan pasien yang Melihat hal tersebut kepuasan pasien pada
dibuktikan dengan pasien menyatakan karakteristik responsiveness cenderung
perawat tidak memberikan informasi mengarah pada kategori puas dengan
kepada pasien tentang segala tindakan persentase (59%). Hal ini dikarenakan
perawatan yang akan dilakukan, perawat pasien menyatakan perawat bersedia
tidak mudah ditemui dan dihubungi bila menawarkan bantuan kepada pasien ketika
dibutuhkan, perawat tidak sering mengalami kesulitan walau tanpa diminta,
menengok dan memeriksa keadaan pasien perawat segera menangani pasien ketika
seperti mengukur tensi suhu nadi sampai diruangan rawat inap, perawat
pernapasan dan cairan infus, perawat menyediakan waktu khusus untuk
dalam memberikan pelayanan memandang membantu pasien berjalan BAB BAK
pangkat atau status tidak berdasarkan ganti posisi tidur dan lain lain, perawat
kondisi pasien, perawat tidak perhatian dan membantu pasien untuk memperoleh obat,
tidak memberikan dukungan moril perawat membantu pasien untuk
terhadap keadaan pasien (menanyakan dan pelaksanaan pelayanan foto dan
berbincang-bincang tentang keadaan laboratorium di rumah sakit. Hal ini sesuai
pasien). Dengan adanya 3 karakteristik dengan pendapat Wijono (2004) apabila
kepuasan pasien yang masih dalam pelanggan merasa harapan dan
kategori tidak puas tentunya akan kebutuhannya terpenuhi maka pelanggan
berdampak terhadap pemanfaatan jasa puas, namun, bila tidak sesuai dengan
pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan harapannya maka yang
pendapat Tjiptono (2006) yang dirasakan pelanggan adalah ketidakpuasan.
mengatakan bahwa seorang pelanggan Hasil uji statistik dengan menggunakan
yang tidak puas atas pelayanan yang uji chi square menggunakan SPSS for
diterima, mereka akan menceritakan windows 16 diperoleh nilai ρ = (0,038) < 
pengalamannya kepada 8 sampai 10 orang (0,05) sehingga H0 ditolak yang artinya
seperti kepada keluarga dan temannya. ada hubungan antara kinerja perawat
Hasil penelitian kepuasan pasien pada dalam memberikan asuhan keperawatan
karakteristik reliability didapatkan hasil dengan kepuasan pasien rawat inap di
hampir setengahnya (33,3%) menyatakan ruang Multazam Rumah Sakit Islam
tidak puas. Melihat hal tersebut kepuasan Surabaya, sesuai hasil tabulasi silang dari
Khamida, Mastiah: Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan 160
Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

39 responden diperoleh hasil 19 responden dapat memenuhi kebutuhan pasien dan


menyatakan kinerja perawat baik, merupakan indikator terbentuknya
didapatkan sebagian besar (63,2%) pasien kepuasan yang dirasakan oleh pasien,
merasa puas. Sedangkan 20 responden sehingga pada akhirnya dapat memberikan
yang menyatakan kinerja perawat kurang beberapa manfaat diantaranya terjadinya
didapatkan sebagian besar (75%) pasien hubungan yang harmonis antara petugas
merasa tidak puas. Hal ini dapat diartikan kesehatan dan responden yaitu dengan
bahwa apabila jasa yang diterima atau memberikan dasar yang baik bagi
dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, terciptanya loyalitas responden. Hubungan
maka kinerja perawat akan dinilai baik yang baik akan menimbulkan kepercayaan
atau memuaskan, sebaliknya apabila atau kredibilitas dengan saling
kualitas kinerja perawat lebih rendah dari menghargai, menjaga rahasia, saling
yang diharapkan maka kualitas pelayanan menghormati, responsif, dan memberi
dinilai buruk atau tidak memuaskan oleh perhatian.
pasien. Menurut Bustami (2011) ciri
pelayanan yang bermutu adalah yang
simpatik, disiplin, bertanggung jawab dan KESIMPULAN DAN SARAN
penuh perhatian sehingga memberikan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
kepuasan kepada pasien. disimpulkan bahwa sebagai berikut:
Kepuasan pelanggan adalah Tingkat Kinerja perawat dalam memberikan
kepuasan seseorang setelah asuhan keperawatan sebagian besar
membandingkan kinerja suatu barang atau menyatakan kurang di ruang rawat inap
jasa sekurang-kurangnya sama dengan apa Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya.
yang diharapkan (Supranto, 2006). Dari Kepuasan pasien rawat inap sebagian besar
hasil penelitian yang diperoleh peneliti menyatakan tidak puas terhadap kinerja
bahwa kinerja perawat bukan diukur dari perawat di ruang Multazam Rumah Sakit
penyelenggara pelayanan tetapi dari Islam Surabaya Ada hubungan antara
pandangan atau persepsi pasien yaitu kinerja perawat dalam memberikan asuhan
membandingkan pelayanan keperawatan keperawatan dengan kepuasan pasien
yang diharapkan dengan pelayanan yang rawat inap di ruang Multazam Rumah
diterima. Cara yang tepat untuk melakukan Sakit Islam Surabaya.
perbaikan tentang tanggapan pasien Dari simpulan diatas, maka saran dari
tersebut adalah pro aktif terhadap keluhan peneliti adalah:
dan harapan pasien dengan cara Dalam rangka menjaga dan
melakukan survei kepuasan pasien, sistem menyempurnakan kinerja perawat, perawat
keluhan dan saran. Terciptanya pelayanan perlu meningkatkan jenjang pendidikannya
yang baik tentu akan menciptakan serta memperbanyak mengikuti pelatihan-
kepuasan terhadap pasien. pelatihan tentang keperawatan. Rumah
Kepuasan pasien dipengaruhi oleh sakit harus meningkatkan jenjang
banyak faktor antara lain kualitas produk pendidikan perawatnya karena di ruang
dan jasa, harga, emosional, kinerja, Multazam rata-rata jenjang pendidikan
estetika, karakteristik produk, pelayanan, perawatnya masih D3 dan SPK, serta
lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan meningkatkan SDM nya dengan
desain visual (Nursalam, 2014). Kepuasan memberikan pelatihan-pelatihan terkait
pasien tidak lepas dari kinerja yang tindakan keperawatan, ini penting agar
dilakukan oleh perawat dalam memberikan dapat memenuhi tuntutan terhadap
asuhan keperawatan. Kinerja perawat yang pelayanan keperawatan yang diberikan
baik merupakan suatu pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien guna
161 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus 2015, hal 154-161

memenuhi harapan dan kepuasan pasien Manajemen) Edisi 2. Jakarta : Ghalia


untuk mendapatkan suatau layanan yang Indonesia.
baik. Diharapkan agar peneliti selanjutnya
dapat melanjutkan penelitian faktor-faktor 11. Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi
lain yang dapat mempengaruhi kinerja Penelitian Kesehatan. Jakarta :
perawat dalam memberikan asuhan PT.Rineka Cipta.
keperawatan dengan kepuasan pasien.
12. Nursalam. 2013. Metodelogi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Daftar Pustaka: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika.
1. Bustami. 2011. Penjaminan Mutu
Pelayanan Kesehatan Dan 13. Nursalam. 2014. Manajemen
Askeptabilitasnya. Jakarta : Erlangga. Keperawatan Aplikasi Dalm Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4.
2. Depkes RI. 2005. Pedoman Kinerja Jakarta : Salemba Medika.
Perawat Dan Bidan Di Rumah Sakit.
Jakarta : Depkes RI. 14. Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu
Layanan Kesehatan; Dasar-Dasar,
3. Hidayat, A.Aziz. 2009. Metode Pengertian, Dan Penerapan. Jakarta :
Penelitian Kebidanan Teknik Analisis EGC.
Data. Jakarta : Salemba Medika.
15. Robin dan Judge. 2008. Perilaku
4. Ilyas, Yaslis. 2004. Perencanaan Organisasi (Organizational Behavior)
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, Edisi 12. Jakarta : Salemba.
Teori, Metoda, Dan Formula. Jakarta :
fakultas ilmu kesehatan masyarakat 16. Siregar, M. 2008. Pengaruh Motivasi
universitas indonesia. Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap.
5. Kartono, Kartini. 2008. Psikologi Http://repository.usu.ac.id. Diakses
Wanita Mengenai Gadis Remaja Dan tanggal 05 februari 2015, 20.00 WIB.
Wanita Dewasa. Bandung : Mandar
Maju. 17. Supranto, Johames. 2006. Pengukuran
Tingkat Kepuasan Pelanggan: Untuk
6. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Menaikkan Pasar. Jakarta : Rineka
Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid I. Cipta.
Jakarta : PT Intan Sejati Klaten.
18. Tjiptono, F. 2006. Manajemen Jasa,
7. Mangkunegara. 2006. Evaluasi Edisi Ke Empat. Jakarta : Andi.
Kinerja SDM. Bandung : Refika
Aditama. 19. Triyana, Yani F. 2013. Teknik
Prosedural Keperawatan. Jogjakarta :
8. Muninjaya., A.A. Gde. 2011. D-MEDIKA.
Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : EGC 20. Wijono, Djoko. 2000. Manajemen
Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori,
9. Nasrudin, E. 2010. Psikologi Strategi, Dan Aplikasi. Surabaya :
Manajemen. Bandung : Pustaka Setia. Airlangga University Press.
10. Nasution, M.N. 2005. Manajemen
Mutu Terpadu (Total Quality

You might also like