You are on page 1of 3

PROSES PENGOLAHAN NIKEL DAN HASILNYA

PROSES PENGOLAHAN NIKEL


Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara ekonomis
berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian
dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu tahap preparasi, tahap pemisahan dan tahap
dewatering.
Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu untuk Membebaskan
mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi), Memisahkan mineral berharga dari
pengotornya, Mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi
ukuran), Mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam, Mengontrol agar bijih
mempunyai kadar yang relative seragam, Membebaskan mineral berharga, Menurunkan
kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral berharga). Dengan demikian kita akan
mendapatkan keuntungan-keuntungan berupa Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan,
Mengurangi ongkos / biaya peleburan, serta Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat
peleburan.
Preparasi merupakan proses tahap awal dalam pengolahan bahan galian yang meliputi :
Sampling merupakan pengidentifikasian bahan galian baik sifat fisik, kimia, kemagnetan,
serta kelistrikan dari mineral yang terkandung dalam bahan galian diantaranya Macam dan
komposisi mineral dalam bahan galian, Kadar masing-masing mineral dalam bahan galian, Besar
ukuran
dan distribusi ukuran, Distribusi mineral-mineralnya, Macam dan tipe ikatan mineral-
mineralnya, Derajat liberasi mineral-mineralnya, Sifat-sifat fisik mineralnya seperti berat jenis,
kemagnetan, konduktivitas listrik, sifat-sfat permukaan mineralnya dan sebagainya.
Genesa Pembentukan Bijih Nickel
Nickel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral yang mengandung nikel.
Ferronickel adalah produk metalurgi berupa alloy (logam paduan) antara besi (ferrum) dan nikel.
Baja menggunakan produk alloy ini Nickel bisa berasal dari Laterite (Ni Oxides) hasil
proses pelapukan batuan Ultramafik dan Sulfida (Ni Sulphides) hasil dari proses magmatisme.
Sumber batual Ultramafik bisa dari Dunite, Peridotite, Lherzolite,Serpentinite, dll.
Orebody dengan Ni grade yg tinggi umumnya didapat dari proses pelapukan batuan
(bedrock) yg kaya Olivine karena memang kandungan Ni di Olivine lebih tinggi dibanding
mineral mafik yg lain. Kandungan Ni di bedrock sebenar nya kecil sekali (<0.7%), kandungan
dibedrock didominasi oleh silica (>40%) dan magnesia (>30%), proses pengkayaaan Ni terjadi
karena adanya proses Leaching dimana elemen-elemen yg mudah larut dan punya mobilitas
tinggi terutama SiO2 dan MgO dilarutkan oleh air sehingga %Ni yg tinggal di profile jadi tinggi
(>2%).
Proses leaching yg efektif biasanya terjadi pada Daerah tropis dimana curah hujan tinggi dan
banyak vegetasi yang membentuk lingkungan asam. Morfologi yg "gentle" termasuk plateua
karena sirkulasi air bagus untuk "mencuci/mengeluarkan" Silica dan magnesia, jika terlalu terjal
hasil pelapukan akan tererosi sehingga profile yang akan dihasilkan tipis. Kalo terlalu landai
seperti di lembah/dataran rendah sirkulasi air kurang bagus. Struktur geologi yang intensif
karena penetrasi air ke bedrock akan lebih efektif.
LAPISAN PENYUSUN BIJIH NICKEL
Proses leaching membentuk profile Limonite (bagian atas/zona oksidasi) dan Saprolite
(bagian bawah/zona reduksi) dimana pada lapisan limonite proses pelapukan sudah sangat lanjut
sehingga hampir semua Silica dan magnesia sudah tercuci dan sisa-sisa struktur/tekstur batuan
sudah boleh dikatakan hilang (semua lapisan bedrock sudah jadi tanah), lapisan limonite
mengandung Fe yang sangat tinggi karena memang Fe sangat suka lingkungan oksidasi. Kalo
saprolite boleh dikatakan setengah lapuk dimana masih ditemukan sisa-sisa batuan dasar.
Kandungan Ni tertinggi akan didapat pada zona saprolite karena Ni lebih stabil di zona reduksi.
Penambangan Nikel
Endapan nikel laterit terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik yang
terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km x 60 km.
Sejumlah endapan lainnya tersebar di provinsi Sulawesi Tengah dan Tenggara.
Operasi penambangan nikel biasanya digolongkan sebagai tambang terbuka dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Pemboran
pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna
mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Pembersihan dan pengupasan
lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu
ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.
3. Penggalian
lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke tempat
pengolahan.

Pengolahan Bijih Nickel


Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel loader)
menuju ke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan proses pengolahan nickel.
Dalam proses pengolahan bijih nickel meliputi beberapa tahapan proses utama (Gambar 3.2.)
yaitu :
NICKEL PROCESS ILLUSTRATION
Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel loader)
menuju ke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan
proses pengolahan nickel. Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses
pengelolahan nikel melalui beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi,
peleburan, Pemurni, dan Granulasi dan Pengemasan.
1. Crushing
Dimana proses ini bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga bisa terlepas
dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini untuk nikel ore ini hanya
dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak
dibutuhkan grinder.
2. Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)
Dari stockpile, hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder. Di apron feeder ore
mengalami penyaringan dan pengaturan beban sebelum diangkut dengan belt conveyor menuju
dryer atau tanur pengering. Diruang pembakaran tersebut terdapat alat pembakar yang
menggunakan high sulphur oil atau yang biasa disebut minyak residu sebagai bahan bakar.
Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan penguapan sebagian kandungan air dalam bijih
basa dan tidak ada reaksi kimia. Ore kemudian dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di
gudang bijih kering (Dry Ore Storage).

TANUR PENGERING DAN GUDANG BIJIH KERING


3. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida
menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan di gudang
bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan
untuk menghilangkan kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida menjadi
nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang dimasukkan dalam
tanur reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan
komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik. Selain itu
dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur reduksi maupun
pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang telah tereduksi agar tidak
teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut
kalsin yang bertemperatur sekitar 700oC

TANUR REDUKSI
4. Peleburan di Tanur Listrik
Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin
panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surge bin
lalu kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace bertujuan untuk
melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding furnace dilapisi dengan
batu tahan api yang didinginkan dengan media air melalui balok tembaga. Matte dan slag akan
terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi pembuangan dengan
kendaraan khusus.
PELEBURAN DITANUR LISTRIK
5. Pengkayaan di Tanur Pemurni
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas
75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni /
converter untuk menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida dan
membentuk ikatan yang memiliki
TANUR PEMURNI
6. Granulasi dan Pengemasan
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor
setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus menerus
disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang
berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap
dikemas.

You might also like