Professional Documents
Culture Documents
Abstract: Tide phenomenon that often occurs in the coastal areas of Indonesia resulted in
flooding, which is called the tidal flood. A tidal flood overflow phenomenon of sea water
inland. Often some of the roads located in coastal areas are flooded by tidal flood and often
causing some damages to the road. Therefore it is necessary to investigate the effect caused by
tidal inundation or water bath for asphalt pavement. This research aims to know the durability
performance of asphalt concrete mixtures with marinade modification Marshall. The study was
conducted with two standard methods of soaking in tidal water and laboratory. Water
Immersion method is made by soaking continuous (continuous) and periodic (intermittent).
Soaking the specimen in water tidal variation within 6 hours; 12 hours; 24 hours; 48 hours; and
72 hours. While the periodic immersion done by soaking the specimen for 12 hours, then
removed during the next 12 hours during 3-days. To view the durability performance of asphalt
concrete mixtures used indicator Index of Retained Stability (IRS), Stability Deformation
Index, namely First Durability Index (IDP), and the Second Durability Index (IDK). The
results showed that continuous immersion damage effects mix quicker on asphalt mixtures than
regular immersion. Tidal water used to soak the asphalt mixture Hot Rolled Sheet-Wearing
Course (HRS-WC) either continuous or periodic method, has a greater influence than the use
of laboratory water. It is shown by the value of the durability of asphalt mixture soaked-tidal
water smaller than water-soaked asphalt mixture laboratory standards.
Abstrak : Fenomena air pasang yang sering terjadi di wilayah pesisir Indonesia
mengakibatkan banjir, atau yang sering disebut banjir pasang. Banjir pasang merupakan
sebuah fenomena banjir yang disebabkan oleh luapan pasang air laut ke daratan. Seringkali
beberapa jalan yang terletak di wilayah pesisir yang menggalami banjir pasang akan
menggalami kerusakan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk menyelidiki efek yang
disebabkan oleh air genangan pasang terhadapan perkerasan jalan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kinerja daya tahan campuran beton aspal dengan modifikasi Marshall.
Penelitian menggunakan dua metode standar perendaman dalam air pasang dan air di
laboratorium. Water Immersion Method dibuat dengan merendam secara terus menerus
(kontinu) dan periodik (intermiten). Merendam spesimen (benda uji) di dalam air pasang
dengan variasi waktu 6 jam; 12 jam; 24 jam; 48 jam; dan 72 jam. Sementara perendaman
periodik dilakukan dengan merendam spesimen (benda uji) selama 12 jam, kemudian diangkat
dan didiamkan selama 12 jam berikutnya selama 3-hari. Untuk melihat kinerja daya tahan
beton aspal campuran menggunakan beberapa Indeks indikator yaitu Index of Retained
Stability (IRS), First Durability Index(IDP), dan The second Durability Index (IDK). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa efek kerusakan perendaman secara terus menerus lebih cepat
dibandingkan perendaman biasa. Merendam campuran aspal Hot Rolled Sheet-Wearing Course
(HRS-WC) baik secara kontinyu atau berkala di dalam air pasang memiliki pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan penggunaan air laboratorium. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai daya tahan(durabilitas) campuran aspal pada rendaman dengan air pasang lebih kecil
dibandingkan campuran aspal yang direndam dengan air standar laboratorium .
Pendahuluan
Banjir rob yang kerap terjadi di kawasan jalan perkerasan lentur di daerah genangan rob
pesisir pantai Indonesia menyebabkan banyak mengalami kerusakan, baik tergolong
genangan air di jalan raya. Akibatnya kondisi dalam rusak ringan maupun rusak berat, hal ini
Nahyo, Sudarno, Setiadji / Durabilitas Campuran HRS-WC / JTS, VoL. 13, No. 2, April 2015, hlm 34-47
disebabkan karena air rob menjadikan daya terhadap rendaman air rob, dilakukan
lekat aspal terhadap agregat menjadi lemah pengujian dengan menggunakan alat Marshall.
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan Pada akhirnya akan didapatkan seberapa besar
bentuk atau deformasi pada perkerasan jalan pengaruh air rob terhadap durabilitas
tersebut saat dilewati beban lalu lintas di campuran beraspal setelah direndam dalam air
atasnya. Di samping itu air rob berasal dari rob dengan variasi waktu perendaman. Metode
laut yang memiliki kandungan tingkat perendaman yang dilakukan yaitu perendaman
keasaman, kadar klorida (Cl-), kadar sulfat menerus (continuous) dan berkala
(SO42-), dan tingkat alkalinitas yang tinggi (intermittent). Penelitian ini memiliki tujuan
sehingga dapat melemahkan kemampuan untuk mengetahui durabilitas campuran
lekatan aspal dalam mempertahankan ikatan beraspal panas Hot Rolled Sheet-Wearing
antar agregat baik kohesi maupun adhesi Course (HRS-WC) yang terendam dalam air
(Prabowo, 2003). Berdasarkan penelitian yang yang berasal dari air banjir rob dan
dilakukan oleh Riyadi (2011), diketahui bahwa membandingkannya dengan yang terendam
jalan aspal dapat mengalami kerusakan akibat dalam air standar laboratorium. Selain itu
rendaman banjir rob. Hal ini dibuktikan penelitian ini juga memiliki tujuan untuk
dengan penurunan nilai nilai, Void Filled with mengetahui sejauh mana pengaruh
Asphalt (VFA), stabilitas, dan Marshall perendaman menerus (continuous) dan berkala
Quotient (MQ) pada campuran aspal yang (intermittent) dengan air yang berasal dari air
telah direndam dengan air yang diambil dari banjir rob dan membandingkannya dengan
banjir rob. Hasil lain yang didapatkan adalah yang terendam dalam air standar laboratorium
naiknya nilai void in mix (VIM), void in terhadap durabilitas campuran beraspal panas
mineral aggregate (VMA) dan naiknya nilai Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC).
kelelehan, hal ini membuktikan bahwa Hasil yang diharapkan dari penelitian ini
campuran aspal mengalami penurunan adalah sebagai bahan referensi atau
durabilitas atau keawetan. pertimbangan bagi pihak terkait dalam
masalah penanganan jalan terutama pada
Perkerasan jalan di Indonesia umumnya kondisi jalan yang sering terendam oleh banjir
mengalami kerusakan sebelum mencapai umur rob.
rencana. Beberapa faktor yang dapat Tinjauan Pustaka
mempengaruhi kerusakan jalan lebih awal
(kerusakan dini) antara lain akibat pengaruh Hot Rolled Sheet (HRS) merupakan jenis
beban lalu lintas kendaraan yang berlebihan perkerasan konstruksi perkerasan lentur
(over loading), temperatur (cuaca), air, dan (flexible pavement) yang menggunakan aspal
konstruksi perkerasan yang kurang memenuhi sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan
persyaratan teknis. Salah satu aspek terpenting perkerasannya bersifat memikul dan
dalam perencanaan jalan raya adalah upaya menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
melindungi jalan dari air (Suripin, 2004). Hot Rolled Sheet (HRS) adalah salah satu
Nurhuduyah, at al (2009), menyatakan bahwa campuran aspal dengan agregat seperti halnya
jenis kerusakan jalan aspal yang di akibatkan campuran aspal beton pada umumnya, namun
oleh genangan air yaitu antara lain berlubang, mempunyai kelebihan khusus yaitu sifat
retak-retak, terlepasnya lapis permukaan elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan
(scaling), pelepasan butir (raveling), serta dengan campuran aspal lainnya. Dalam
kerusakan tepi perkerasan jalan. campuran aspal beton (AC), kekuatan atau
Berangkat dari permasalahan kerusakan jalan stabilitasnya tergantung pada saling kunci
aspal akibat rendaman banjir rob tersebut, antara susunan agregat (interlocking), namun
maka perlu dilakukan penelitian dengan uji pada campuran HRS, stabilitasnya tergantung
laboratorium tentang pengaruh genangan air pada kekuatan campuran mortar yang ada,
rob terhadap durabilitas campuran beraspal. yaitu merupakan campuran antara agregat
Desain campuran yang digunakan dalam sedang/ halus, filler dan aspal. HRS
penelitian ini adalah desain untuk jenis merupakan suatu campuran yang lebih banyak
campuran Lataston Lapis Aus atau dikenal mengandung material halus, dimana akan
dengan istilah Hot Rolled Sheet-Wearing diperlukan suatu kadar aspal yang lebih tinggi
Course (HRS-WC).Untuk mendapatkan dibandingkan dengan campuran aspal lain
karakteristik campuran aspal dan pengaruhnya (Huriyanto, 2008).
Volume 13, No. 1, Oktober 2014: 25– 31
�
= . ….........................…....…..(3)
dengan:
indeks Durabilitas pertama R = Nilai absolut ekuivalen kehilangan
kekuatan (kPa) pada Indeks Durabilitas
Indeks pertama didefinisikan sebagai jumlah Pertama
kelandaian yang berurutan dari kurva R = Nilai penurunan kekuatan (%) pada
keawetan. Berdasarkan Gambar 1, indeks (r) Indeks Durabilitas Pertama
dinyatakan seperti pada Persamaan 2: S0 = Nilai absolut dari kekuatan awal (kPa)
n 1
S i S i 1
r i 0 t i 1 t i
................ (2) Indeks Durabilitas Kedua
Perlu dicatat bahwa wilayah luasan ai merendam benda uji dalam air rob dengan
ditentukan dan terbagi secara horizontal, variasi waktu 6 jam; 12 jam; 24 jam; 48 jam;
karena tiap-tiap luasan menunjukkan dan 72 jam. Sedangkan perendaman berkala
kontribusi relatif dari kenaikan periode dilakukan dengan merendam benda uji selama
perendaman terhadap total kehilangan 12 jam, kemudian diangkat selama 12 jam
kekuatan. Indeks durabilitas/ keawetan kedua berikutnya, dan begitu seterusnya selama
juga menunjukkan kehilangan kekuatan yang siklus 3 hari. Penentuan metode dan waktu
setara dengan satu hari. Nilai positif dari (a) perendaman ini didasarkan pada pengalaman
menunjukkan kehilangan kekuatan, sedangkan di lapangan atau lokasi banjir rob dimana
nilai negatif menunjukkan peningkatan banjir rob dapat menggenangi suatu kawasan
kekuatan (menurut definisinya a < 100). secara menerus selama berhari-hari karena
Karena itu, memungkinkan untuk menyatakan cuaca buruk atau kondisi lain, dan ada juga
persentase kekuatan sisa dalam satu hari (Sa) yang hanya tergenang pada saat-saat tertentu
seperti pada Persamaan 5 berikut: atau terputus-putus (berkala), misalnya pada
� = – � ................................... .(5) tengah malam hingga pagi hari tergenang
dengan: banjir rob, kemudian pada siang hari telah
Sa = Persen kuat tahan yang tersisa dari surut, namun pada malam harinya kembali
Indeks Durabilitas Kedua (%) tergenang air rob.
a = Nilai penurunan kekuatan (%) pada Hasil Penelitian
Indeks Durabilitas Kedua
Indeks Durabilitas kedua juga Sesuai dengan bagan alir, dilakukan penelitian
memungkinkan untuk menentukan Nilai pada pengujian material sehingga didapatkan
absolut ekuivalen kehilangan kekuatan (A, hasil pengujian aspal, agregat (kasar, halus,
kPa) dan Nilai absolut ekuivalen kuat tahan filler), serta kualitas air laut pasang (rob), dan
sisa (SA, kPa) seperti pada Persamaan 6 dan juga pengujian Marshall sehingga didapatkan
Persamaan 7 berikut: nilai parameter Marshall. Hasil penelitian yang
� diperoleh berupa tabel sebagai berikut.
�= . ……….........................….. (6)
Pengujian dari sifat-sifat fisik atau
Sa = S0 – A ……………............….(7) karakteristik baik agregat kasar, agregat
medium maupun agregat halus seperti terlihat
dengan: pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3
A = Nilai absolut ekuivalen kehilangan menunjukkan bahwa agregat yang digunakan
kekuatan (kPa) pada Indeks Durabilitas telah memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010
Kedua sehingga dapat digunakan dalam perencanaan
a = Nilai penurunan kekuatan (%) pada campuran aspal. Hasil pemeriksaan kualitas air
Indeks Durabilitas Kedua yang diambil dari 2 (dua) lokasi berbeda,
S0 = Nilai absolut dari kekuatan tarik yaitu: sampel air Laboratorium Transportasi
awal(kPa) UNDIP (sebagai pembanding) dan sampel air
Sa = Nilai absolut ekuivalen kuat tahan sisa rob dari tepatnya di Jalan Ronggowarsito
(kPa) pada Indeks Durabilitas Kedua Semarang. Dari hasil pemeriksaan kandungan
air dapat dilihat bahwa air rob memiliki pH
Metode Penelitian yang lebih basa dengan kandungan pH 8,67,
sementara kandungan pH air standar
Metode penelitian yang digunakan adalah
laboratorium adalah 7,38.
metode eksperimental yang dilaksanakan di
laboratorium. Agar tujuan dan sasaran Hasil pemeriksaan kualitas air laut pasang
penelitian dapat dicapai sesuai yang (rob) menunjukkan bahwa konsentrasi
diharapkan perlu ditentukan alur/ program kandungan klorida (Cl-) air rob tinggi yaitu
kerja penelitian yang akan dilaksanakan. Alur/ 17.800,99 mg/l. Sangat jauh jika dibandingkan
program kerja penelitian dapat dilihat pada kandungan klorida (Cl-) air standar lab hanya
Gambar 2. Sementara Metode perendaman 14,99 mg/l. Begitu juga dengankandungan
yang dilakukan yaitu perendaman menerus Sulfat (SO4-) air rob adalah 6.206,34 mg/l,
(continuous) dan berkala (intermittent). sedangkan air standar lab hanya 0,17mg/l.
Perendaman menerus dilakukan dengan
Nahyo, Sudarno, Setiadji / Durabilitas Campuran HRS-WC / JTS, VoL. 13, No. 2, April 2015, hlm 34-47
MULAI
Studi Pustaka
Tidak Tidak
Memenuhi Syarat
Spesifikasi
Ya
Uji Marshall
Berkala Menerus
SELESAI
Kandungan Alkalinitas H CO3- air standar lab perbedaan kualitas air rob dan air laut.
sebesar 137,25 mg/l sedikit lebih tinggi jika Komposisi kimia air rob dapat dipengaruhi
dibandingkan air rob yaitu 109,80 mg/l. Dari oleh adanya perubahan bahan organik, bahan
hasil pemeriksaan kualitas air, terlihat bahwa organik maupun anorganik yang masuk ke
kualitas air rob dan air laboratorium dalam air rob akan terlarut di air dan
berbeda.Hal tersebut dikarenakan air rob yang mengalami proses penguraian membentuk
berasal dari percampuran air laut dan air yang larutan padat dan gas. Komposisi kimia di air
berada di sekitar daerah genangan rob rob sangat kompleks bahkan saling
memiliki sifat yang hampir sama dengan air berinteraksi, sehingga untuk melakukan
laut, hanya saja kualitas perairan di sekitar determinasi bahan kimia dari alam yang
genangan air rob mempengaruhi air laut yang terlarut sangat sulit dilakukan (Rompas, at al
menggenangi suatu kawasan sehingga terjadi 2009).
110 2.00
1.446 1.549
r (%)
105 Air 1.349 1.148 1.286
1.00 1.019 1.071
IRS (%)
15 105
(a %)
(a %)
10 10.585 100 100.000
98.592
98.460
6.781 8.537 9.309 95 96.937
96.183
94.829
5 6.553 93.219 93.447
3.817 5.171
3.063 90 91.463 89.415
90.691
0 1.540
1.408
0.000 85
0 12 24 36 48 60 72 0 20 40 60 80
Lama Perendaman (Jam) Lama Perendaman (Jam)
Gambar 3. Hubungan Nilai IRS, IDP, dan IDK dan Waktu Perendaman dengan Pola Menerus
110 1
0.811
r (%)
10 105
Sa (%)
a (%)
Gambar 4. Hubungan Nilai IRS, IDP, dan IDK dan Waktu Perendaman dengan Pola Berkala
Nahyo, Sudarno, Setiadji / Durabilitas Campuran HRS-WC / JTS, VoL. 13, No. 2, April 2015, hlm 34-47
Dari Tabel 5 dan Tabel 6, serta Gambar 3 dan menerus dengan air standar laboratorium nilai
Gambar 5 di atas dapat dilihat bahwa nilai- IRS yang telah melampaui batas minimal yang
nilai parameter Marshall setelah mengalami disyaratkan pada saat umur perendaman 72
perendaman baik itu menggunakan air standar jam dengan nilai IRS 87,017%. Hal tersebut
laboratorium maupun air rob mengalami sedikit berbeda dengan hasil penelitian Surya
penurunan pada stabilitas, nilai Indeks Perdana (2012), yang menyatakan bahwa
Stabilitas Sisa (IRS), dan persen kuat tahan konstruksi lapis perkerasan jenis Laston lapis
yang tersisa dari Indeks Durabilitas Kedua permukaan (AC-WC) dengan Aspal Polimer
(Sa). Sementara nilai penurunan kekuatan pada Starbit E-55 tidak boleh terendam oleh air laut
Indeks Durabilitas Pertama (r) dan nilai pasang (rob) selama 5 hari terus menerus. Hal
penurunan kekuatan pada Indeks Durabilitas ini dapat diketahui karena pada periode waktu
Kedua (a) mengalami peningkatan. Penurunan tersebut adalah waktu limit/ kritis dimana nilai
dan peningkatan tersebut terjadi pada kedua kekuatan sisa dibawah 80% atau tidak
metode perendaman (menerus dan berkala). memenuhi Persyaratan nilai TSR minimum
80% (The Asphalt Institute,1996). Perbedaan
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui hasil tersebut dikarenakan jenis lapisan
bahwa semakin lama campuran aspal terendam perkerasan yang digunakan berbeda, jenis
air standar dan air rob nilai stabilitasnya aspal yang digunakan juga berbeda, dan
cenderung menurun. Penurunan tersebut persyaratan minimum yang digunakan juga
terjadi pada kedua metode perendaman berbeda.
(menerus dan berkala). Nilai penurunan
stabilitas setelah campuran aspal direndam Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa
selama tiga hari secara menerus dalam air rob metode perendaman berkala memberikan
adalah sebesar 14,867% dari stabilitas awal pengaruh yang lebih kecil pada campuran
sebesar 1.032,993 kg. Terdapat perbedaan aspal dibandingkan metode perendaman
pada penurunan nilai stabilitas campuran yang menerus. Hal tersebut terbukti dengan masih
direndam air standar lab, yang hanya 12,98% memenuhinya persyaratan minimal nilai IRS
dari nilai stabilitas awal 1.032,993 kg. campuran aspal setelah direndam 36 jam
Penurunan stabilitas atau kegagalan suatu (siklus 3 hari) secara berkala. Hal tersebut
campuran dapat dikaitkan dengan hilangnya terjadi pada perendaman dengan air standar
adhesi atau stripping. Kebanyakan material laboratorium dan air rob.
agregat memiliki daya tarik menarik yang
lebih besar dengan air daripada dengan aspal. Selain Indeks Stabilitas Sisa, Indeks
Proses perendaman tersebutlah yang Penurunan Stabilitas juga dapat digunakan
menyebabkan menurunnya nilai stabilitas untuk mengukur kinerja durabilitas campuran
campuran. Penurunan stabilitas tersebut senada beton aspal. Indeks Penurunan Stabilitas dapat
dengan penelitian yang dilakukan Wibowo digambarkan oleh Indeks Durabilitas Pertama
(2003), Riyadi (2011), dan Fatmawati (2011) dan Indeks Durabilitas Kedua. Kondisi
yang menyatakan bahwa hubungan antara durabilitas suatu campuran dapat digambarkan
waktu perendaman dengan stabilitas campuran dengan pola pengembangan parameter tunggal
aspal adalah berbanding terbalik, yaitu setelah melalui serangkaian periode
semakin lama campuran aspal direndam dalam perendaman tertentu. Dalam metode ini tidak
air rob maka stabilitas campuran aspal tersebut ada batasan jumlah dan lama perendaman.
akan semakin rendah. Parameter ini dinamakan indeks durabilitas
dan terdiri dari dua jenis, yaitu indeks
Penurunan nilai stabilitas campuran aspal yang durabilitas pertama dan indeks durabilitas
direndam dalam air laboratorium dan air rob kedua.
tersebut berimbas pada nilai IRS. Dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa pada umur Dari Tabel 5 dan Tabel 6, serta Gambar 3 dan
perendaman 24 jam, nilai IRS campuran aspal Gambar 4, dapat dilihat bahwa pengaruh
yang direndam air rob secara menerus telah waktu rendaman pada nilai r dan a untuk
melampaui batas minimal yang disyaratkan masing-masing air rob adalah berbeda-beda
oleh Bina Marga 2010 yang mensyaratkan tetapi memiliki pola atau kecenderungan yang
nilai IRS minimal sebesar 90%. Sementara sama, yaitu terjadi persentase penurunan
pada campuran aspal yang direndam secara kekuatan campuran terbesar pada periode
Volume 13, No. 1, Oktober 2014: 25– 31
waktu perendaman antara 0 (nol) sampai ditunjukkan dengan nilai indeks durabilitas
dengan 12 jam, kemudian untuk periode waktu campuran yang direndam air rob lebih kecil
perendaman berikutnya hanya terjadi jika dibandingkan dengan indeks durabilitas
penurunan kekuatan campuran yang relatif campuran yang direndam air standar
kecil. Hal itu disebabkan oleh air yang diserap laboratorium, (2) Metode perendaman menerus
sampel banda uji pada awal-awal waktu dapat mengurangi durabilitas campuran aspal
perendaman mampu merusak ikatan antara yang cepat dibandingkan metode perendaman
aspal dan agregat sehingga mempengaruhi berkala.
kekuatan dari campuran aspal tersebut.
SARAN
Sedangkan kenaikan nilai r dan a yang relatif
kecil pada periode selanjutnya disebabkan oleh Diharapkan agar dicari formula/ rekayasa
karena pada suhu kamar hanya terjadi sedikit campuran aspal panas yang lebih tahan
pengurangan stabilitas pada periode lebih terhadap air rob, sehingga didapatkan standar
lanjut (Syukri, 1999). Hal ini menunjukkan spesifikasi khusus perkerasan lentur di daerah
bahwa kehilangan kekuatan terbesar dari genangan rob.
campuran perkerasan akan terjadi pada periode
awal, dan kemudian akan kehilangan kekuatan
lagi pada periode berikutnya sampai terjadi Daftar Pustaka
keruntuhan (fail). Kehilangan kekuatan pada AASHTO, 1993. Guide for Design of
periode perendaman setelah periode Pavement Structures. Published by the
perendaman pertama relatif kecil. Indeks American Association of State Highway
durabilitas total atau kehilangan kekuatan total and Transportation Officials, Washington
umumnya tergantung pada indeks durabilitas DC.
atau kehilangan kekuatan selama periode Bina Marga, 2010. Spesifikasi Umum Bidang
perendaman pertama (Siswosoebrotho at al., Jalan dan Jembatan. Jakarta: Direktorat
1990). Bina Teknik.
Craus, J. Et al, 1981. Durability of Bituminous
Persen kekuatan yang tersisa (Sa) pada setiap Paving Mixtures as Related to Filler Typa
periode perendaman yang terlihat pada and Properties. Proceedings Association
Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan bahwa of Asphalt Paving Technologists Technical
air rob lebih mampu menurunkan kekuatan Sessions. San Diego, California, February
dari campuran aspal. Hal tersebut ditandai 16, 17 and 18, 1981, Volume 50.
dengan kurva keawetan pada campuran aspal Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Panduan
yang direndam air rob berada dibawah kurva Pemeliharaan Jalan. Jakarta.
keawetan campuran aspal yang direndam air Huriyanto, J., 2008. Pengaruh Dust Proportion
laboratorium. Pada saat periode perendaman 3 Spent Catalyst Rcc (Limbah Pertamina)
hari, nilai Sa campuran aspal yang terendam Terhadap Karakteristik Marshall dan
air rob adalah 89,415% (perendaman menerus) Durabilitas pada Campuran Hot Rolled
dan 93,763% (perendaman berkala). Sheet dengan Kepadatan Mutlak. Tesis.
Sementara nilai Sa pada campuran aspal yang Program Pasca Sarjana Universitas
direndam air laboratorium relatif lebih kecil. Diponegoro.
Nilai persen kekuatan sisa campuran aspal Nurhuduyah, N., Dato, A. K., and Parung, H.,
setelah terendam tiga hari dengan air standar 2009. Studi Genangan Air Terhadap
laboratorium sebesar 90,691% (perendaman Kerusakan Jalan di Kota Gorontalo.
menerus) dan 93,763% (perendaman berkala). Simposium XII FSTPT, Universitas
Kristen Petra Surabaya, 14 November
KESIMPULAN: (1) Air rob yang digunakan 2009.
untuk merendam campuran aspal Lataston Prabowo, A. H., 2003. Pengaruh Rendaman
Lapis Aus atau dikenal dengan istilah Hot Air Laut Pasang (ROB) Terhadap Kinerja
Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) baik Lataston (HRS-WC) Berdasarkan Uji
itu metode menerus maupun berkala, memiliki Marshall dan Uji Durabilitas Modifikasi.
pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan PILAR Vo. 12 Nomor 2, September 2003 :
penggunaan air laboratorium. Hal ini hal. 89 – 98.
Nahyo, Sudarno, Setiadji / Durabilitas Campuran HRS-WC / JTS, VoL. 13, No. 2, April 2015, hlm 34-47