Professional Documents
Culture Documents
Albedo
Flavedo
Kulit jeruk bali dibagi menjadi dua bagian yaitu albedo (bagian dalam atau mesocarp)
dan flavedo (bagian luar atau epicarp). Albedo, jaringan selulosa yang putih dan seperti spons
(spongy) adalah komponen utama kulit jeruk dan sumber serat potensial karena kandungan
seratnya yang tinggi. Selain itu, juga memiliki kapasitas untuk menahan air dan minyak yang
baik (sebaik fermentabilitas kolon) dan kadar kalorinya rendah.
Selulosa adalah rantai polimer panjang dengan unit ulang D-glukosa yang disebut
pyranoses dimana bergabung dengan atom oksigen tunggal (acetal hubungan) antara C-1 dari
satu cincin pyranose dan C-4 dari cincin yang berikutnya, disebut ß-1-4 linkages. Setiap β-1-
4-glukopiranosa mengandung tiga gugus hidroksil dan mampu membentuk ikatan intra dan
intermolekul hidrogen yang memainkan peran penting dalam menentukan sifat fisik selulosa.
Selulosa juga dapat digunakan sebagai bahan awal produksi nanocellulose melalui hidrolisis
asam kuat. Metode ini menggunakan muatan negatif dari zat asam ke struktur selulosa asal dan
menghidrolisis bagian amorf menjadi serat berukuran nano.
Citrus grandis atau pomelo atau jeruk bali disebut sebagai jenis buah jeruk terbesar di
Asia termasuk Indonesia. Kulit jeruk bali berkontribusi 30% dari berat buah dan konsumsi buah
ini menghasilkan limbah kulit buah dalam jumlah besar. Bagian albedo dari jeruk bali sangat
tebal. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa pomelo albedo adalah sumber yang baik untuk
ekstraksi selulosa dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya dilihat dari segi ukuran dan
ketebalan albedo. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi potensi
pemanfaatan limbah jeruk bali dengan mengisolasi selulosa dan nanoselulosa berbasis jeruk
dari albedo-nya. Kualitas bahan yang dihasilkan kemudian diselidiki untuk menentukan sifat
fisikokimia dan strukturnya,
A. Preparasi Selulosa & Nanoselulosa dari Pomelo Albedo
Chemical Treatment
Buah jeruk bali dikupas kemudian albedonya dipisahkan dan dipotong
kecil-kecil lalu dikeringkan dalam oven pada 50ºC selama 48 jam.
Sampel kering kemudian digiling dengan menggunakan blender lalu
bubuk diayak hingga ukuran yang diinginkan.
Ekstraksi selulosa dilakukan dengan menggunakan perlakuan basa
(alkaline treatment) diikuti dengan bleaching.
Sebanyak 50 g serbuk albedo kering ditimbang dan dipindahkan ke
dalam gelas labu. Larutan alkali (4% berat NaOH) ditambahkan dan
treatment dilakukan pada kondisi refluks di 100-120 º C selama 2 jam.
Campuran tersebut kemudian disaring dan dicuci dengan air suling
beberapa kali untuk menghilangkan lignin dan hemiselulosa yang larut
dalam larutan. Serat yang dihasilkan dikeringkan sebelum digunakan
untuk bleaching treatment.
Bleaching treatment dilakukan pada kondisi refluks di 110- 130ºC
selama 4 jam setelah menambahkan 60 g serat ke dalam 400 ml setiap
larutan dari 1,7% NaClO2, buffer asetat dan air suling. Campuran itu
kemudian dibiarkan dingin sebelum disaring dan dicuci dengan air
suling hingga diperoleh selulosa putih. Selulosa yang diperoleh
dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer pada -39ºC selama 24
jam.
Nanokristal selulosa dibuat menggunakan hidrolisis asam sulfat. 65%
berat H2SO4 disiapkan sebelum sekitar 5% serat selulosa ditambahkan
ke larutan. Waktu dan suhu diatur pada 45 °C selama 45 menit untuk
mencapai hasil yang optimal. Sampel selulosa yang telah dihidrolisis
dicuci lima kali dengan sentrifugasi (10.000 rpm, 10 menit, dan 10ºC)
untuk menghilangkan asam sulfat berlebih. Suspensi tersebut kemudian
didialisis dengan air suling sampai pH konstan tercapai. Suspensi
nanokristal selulosa yang dihasilkan adalah disimpan pada 4 ± ºC hingga
digunakan untuk keperluan lebih lanjut.
B. Karakterisasi
WHC dari ekstrak selulosa dan nanoselulosa dapat dilihat pada Tabel 3. WHC
sangat tergantung pada beberapa faktor seperti pemrosesan serat, struktur kimia
inherent & fisik serat dan kandungan serat makanan yang larut.
C. Kesimpulan
Selulosa dan nanoselulosa telah berhasil diekstrak pomelo albedo. Data
karakterisasi fisikokimia ini bahan selulosa menunjukkan tingkat kemurnian yang baik,
kristalinitas tinggi dan kemampuan menahan air yang baik. Temuan ini membuktikan
bahwa pamelo albedo dapat digunakan untuk menghasilkan bahan-bahan berguna
seperti selulosa dan nanoselulosa yang dapat digunakan dalam sebagai bahan tambahan
makanan dan aplikasi industri seperti filler dalam kertas & komposit, penyerap air
(water absorbents), atau sebagai bahan baku untuk turunan selulosa.