You are on page 1of 14

DIETETIKA LANJUT

“Diabees Melitus Tipe I dan Diabetes Melitus Malnutrisi”

Disusun Oleh :

Cory Serta Damayanti

Karina Aulia Hasmi

Nenli Kurniwijayanti

Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II
Jakarta Selatan
2015
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah sebuah gangguan metabolik yang dialami oleh seseorang yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh gangguan kerja
insulin atau gangguan sekresi dari insulin tersebut, atau keduanya. Ada 4 tipe DM
(FKUI,2000)
a. DM tipe 1 atau IDDM (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus) atau DMTI (Diabetes
Mellites Tergantung Insulin) adalah gangguan autoimun maupun idiopatik dimana terjadi
penghancuran sel β pankreas penghasil insulin yang menyebabkan sedikitnya sekresi
hormon insulin atau bahkan tidak ada.

b. DM tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin-Dependent Diabetes Mellitus) atau DMTTI


(Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin) dimana tidak terjadi defisiensi insulin
secara absolute melainkan relative karena gangguan resistensi insulin.
c. Diabetes pada kehamilan (gestasional diabetes), yang timbul hanya pada saat hamil.
d. Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi (DMTM) atau MRDM (Malnutrition related DM)
adalah diabetes karena kekurangan gizi (malnutrisi) sehingga pankreas rusak MRDM
dapat terjadi selama kehamilan, selama masa anak-anak, dan pada masa dewasa.
a. Pengertian
Diabetes Mellitus tipe I

Diabetes Mellitus tipe I adalah gangguan autoimun maupun idiopatik dimana terjadi
penghancuran sel β pankreas penghasil insulin yang menyebabkan sedikitnya sekresi hormon
insulin atau bahkan tidak ada.

b. Patofisiologi

Diabetes Mellitus Tipe I

Jalannya penyakit diabetes tipe I melalui lima tahap berikut,

1. Penderita memiliki kerentanan genetik terhadap penyakit ini


2. Keadaan lingkungan biasanya memulai proses terjadinya penyakit pada individu
dengan kerentanan genetik. Infeksi virus diyakini sebagai satu mekanisme pemicu
tetapi agen non-infeksi bisa terlibat
3. Rangkaian proses peradangan pankreas atau insulitis. Monosit atau makrofag dan
limfosit T teraktivasi menginfiltrasi sel beta pankreas
4. Perubahan sel beta pankreas sehingga tidak dikenali sendiri oleh sistem imun
5. Perkembangan respon imunitas. Hasil berupa perusakan sel beta dan penampakan
diabetes

Diabetes tipe I (IDDM) biasanya ditemukan pada penderita yang mulai mengalami diabetes
sejak anak-anak atau remaja, para dokter menyebutnya diabetes anak muda atau disebut
diabetes juvenilis, dan menurut Setiono (2005) faktor keturunan paling berperan dalam
diabetes tipe I. Penderita IDDM harus mendapat suntikan insulin karena pankreas tidak dapat
memproduksi insulin atau dapat memproduksinya tapi sangat sedikit.

Umumnya diabetes tipe I tidak dapat diobati dengan obat-obat diabetes yang biasa
digunakan. IDDM dapat diderita oleh berbagai usia, hanya mayoritas penderitanya berusia
30 tahun ke bawah. Separuh penderita diabetes tipe I mengidap setelah usia dewasa, tetapi
tidak berbadan gemuk seperti umumnya penderita diabetes tipe II, sehingga disebut diabetes
tipe I yang tergantung pada insulin dan peneliti menyebutnya diabetes tipe 1,5 atau LADA
(Latent Autoimmune Diabetes in Adults) karena sistem imun menyerang sel-sel beta
pankreas secara perlahan-lahan sehingga berhenti memproduksi insulin.

Pada penderita IDDM, dokter tidak menemukan tanda-tanda dari faktor resiko yang biasa
digunakan dokter untuk mendeteksi pasien diabetes. Penderita IDDM sangat peka terhadap
komplikasi jangka pendek, seperti hipoglikemia , hiperglikemia, dan keracunan keton yang
sangat berbahaya sebagai hasil metabolisme tubuh yang menumpuk (ketoasidosis) yang
dapat menyebabkan koma diabetic.

c. Gejala

Diabetes Mellitus Tipe I

Gejala yang umum dikeluhkan adalah Poliuria, polidipsia, dan polifagia, penurunan berat
badan dengan cepat, cepat merasa lelah, iritabilitas, dan pruritus (gatal pada kulit), sesak
nafas, nyeri perut, dan kadang tidak sadarkan diri.

d. Macam-macam pemeriksaan glukosa darah


1. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut.
( Depkes RI, 1999 )
2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah
pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan
adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.
(Depkes RI, 1999 )
Diagnosis DM yang dianjurkan ADA (American Diabetes Association) jika hasil
pemeriksaan gula darah :

1. Kadar gula sewaktu, lebih atau sama dengan 200 mg/dl


2. Kadar gula puasa, lebih atau sama dengan 126 mg/dl
3. Kadar gula darah, lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam setelah makan
e.Terapi

A. Pengaturan Diet

DIET PENYAKIT DIABETES MELITUS

Tujuan diet :

Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga untuk mendapatkan control metabolik yang lebih dengan cara :

1. Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan menyeimbangkan


asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun glukosan oral dan aktivitas fisik.
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
3. Memberi cukup energy untuk emmpertahankan atau mencapai berat badan normal.
4. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti
hipoglikemia, komplikasi jangka pendek dan jangka lama serta masalah yang
berhubungan dengan latihan jasmani.
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

Menurut Waspadji (2007) mengutip pendapat Joslin (1952) dari Medical Centre Institute,
dalam penatalaksanaan diet diabetes mellitus ada 3 (tiga) J yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh penderita DM diabetes mellitus, yaitu jumlah makanan, jenis makanan dan
jadwal makanan. Berikut ini uraian mengenai ketiga hal tersebut:

a. Jumlah makanan
Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita DM, bukan
berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah kalori yang disarankan berkisar antara
1100-2900 Kkal. Menurut Moehyi (1996) ketentuan mengenai pengaturan jumlah zat
makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita DM diabetes mellitus adalah sebagai
berikut :
 Karbohidrat
Sampai saat ini sebagian orang berpendapat bahwa pasien diabetes mellitus harus
mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat. Namun belakangan banyak dilakukan
penelitian dan ditemukan bahwa justru diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak lebih
unggul daripada diet rendah karbohidrat. Didapatkan pula bahwa diet tinggi
karbohidrat menimbulkan perbaikan glukosa terutama pada pasien diabetes mellitus
yang tidak terlalu berat, apalagi pada pasien yang gemuk. Tetapi harus diingat,
walaupun pasien dianjurkan diet tinggi karbohidrat, pasien tersebut harus menghindari
karbohidrat yang mudah diserap tubuh seperti sirup, gula, sari buah dan makanan lain
yang manis atau mengandung gula. Selain itu penderita DM harus mengetahui bahwa
jumlah karbohidrat dalam makanan untuk setiap kali makan harus diatur sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hidrat arang sepanjang hari.
 Protein
Protein merupakan bahan dasar untuk zat pembangun, pertumbuhan, hormon dan
antibodi. Pada penderita diabetes mellitus, kebutuhan protein akan meningkat akibat
digunakannya protein sebagai energi. Sedangkan karbohidrat sendiri tidak dapat
diserap oleh tubuh sehingga penderita merasa lemas. Berdasarkan hal tersebut, maka
seorang penderita DM diabetes mellitus memerlukan protein sebanyak 10-15% untuk
memenuhi kebutuhan tubuhnya.
 Lemak
Pada penderita diabetes mellitus penggunaan lemak dibatasi, terutama lemak jenuh
yang secara tidak langsung dengan mekanisme tertentu dapat mempengaruhi kenaikan
kadar gula darah. Makanan yang mengandung lemak jenuh antara lain minyak kelapa,
margarin, santan, keju dan lemak hewan. Sedangkan lemak tidak jenuh efeknya jauh
lebih kecil terhadap kadar gula darah daripada lemak jenuh.
 Kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan hiperkolesterolemia
yang berkaitan dengan terjadinya aterosklerosis. Pada penderita diabetes mellitus,
kadar kolesterol yang tinggi dapat memperberat penyakitnya. Oleh karena itu
konsumsi makanan yang berkolesterol harus dibatasi, dengan perkiraan jumlah yang
dibutuhkan <300 mg per hari.
 Serat
Serat yang dikonsumsi sebanyak 25 gram per hari akan mempercepat pergerakan
makanan di saluran pencernaan dan pembentuk massa sehingga absorbsi glukosa dan
lemak di usus akan berkurang.
 Garam
Penggunaan garam yang tinggi dalam makanan dapat meningkatkan kerja jantung.
Oleh karena itu pada penderita diabetes mellitus dengan hipertensi, pemakaian garam
dibatasi.
 Pemanis
Selama ini pemanis yang ada di pasaran adalah sukrosa, fruktosa, sorbitol, manitol,
xylol, sakkarin, siklamat dan aspartam. Pemanis yang mengandung kalori adalah
sukrosa dan fruktosa.

b. Jenis makanan
Penderita diabetes mellitus harus mengetahui dan memahami jenis makanan apa yang
boleh dimakan secara bebas, makanan yang mana harus dibatasi danmakanan apa yang
harus dibatasi secara ketat. Makanan yang mengandung karbohidrat mudah diserap
seperti sirup, gula, sari buah harus dihindari. Sayuran dengan kandungan karbohidrat
tinggi seperti buncis, kacang panjang, wortel, kacang kapri, daun singkong, bit dan bayam
harus dibatasi. Buah-buahan berkalori tinggi seperti pisang, pepaya, mangga, sawo,
rambutan, apel, duku, durian, jeruk dan nanas juga dibatasi. Sayuran yang boleh
dikonsumsi adalah sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti oyong, ketimun, kol,
labu air, labu siam, lobak, sawi, rebung, selada, toge, terong dan tomat (Waspadji, 2007).
c. Jadwal makan
Penderita diabetes mellitus harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Penderita diabetes mellitus makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makan
utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam. Ini dimaksudkan agar terjadi
perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan
perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat kadar glukosa darah akan tetap
stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi. Jadwal makan
standar yang digunakan oleh penderita diabetes mellitus (Waspadji, 2007) disajikan
dalam tabel berikut:

Tabel 2.11. Jadwal Makan Penderita DM

Waktu Jadwal Total kalori


Pukul 7.00 Makan pagi 20%
Pukul 10.00 Selingan 10%
Pukul 13.00 Makan siang 30%
Pukul 16.00 Selingan 10%
Pukul 19.00 Makan malam 20%
Pukul 21.00 Selingan 10%
Sumber : Suyono, 1996

Syarat diet :

1. Kebutuhan energi 25-30 kkal/kgBB. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan
pagi 20%, makan siang 30%, dan makan malam 25%, serta 2-3 porsi kecil untuk
makanan selingan masing-masing 10-15%.
2. Kebutuhan protein normal yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total.
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total, dalam bentuk <10%
dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda,
sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan dibatasi,
yaitu ≤300mg per hari.
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energy total, yaitu 60-70%.
5. Penggunaan gula murni tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
Bila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengonsumsi gula murni
sampai 5% dari kebutuhan energy total.
6. Asupan serat dianjurkan 25gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di
dalam sayur dan buah.
7. Cukup vitamin dan mineral.
Jumlah bahan makanan sehari menurut Standar Diet Diabetes Melitus

Standar Diet
Golongan bahan
1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
makanan
kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal
Nasi atau penukar 2½ 3 4 5 5½ 6 7 7½
Ikan atau penukar 2 2 2 2 2 2 2 2
Daging atau
1 1 1 1 1 1 1 1
penukar
Tempe atau
2 2 2½ 2½ 3 3 3 5
penukar
Sayuran / penukar
S S S S S S S S
A
Sayuran / penukar
2 2 2 2 2 2 2 2
B
Buah atau penukar 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu atau penukar - - - - - - 1 1
Minyak atau
3 4 4 4 6 7 7 7
penukar

Bahan makanan yang dianjurkan :

1. Sumber KH kompleks, seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, sagu.
2. Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu,
kacang-kacangan.
3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan :

1. Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirop, jam, jelly, buah-
buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan dan es
krim. Kue-kue manis, dodol, cake, dan tarcis.
2. Mengandung banyak lemak, seperti: cake, makan siap saji, goreng-gorengan.
3. Mengandung banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.

B. Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan
sangat baik pengaruhnya bagi kesehatan. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan
meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan
glukosa.
C. Terapi Obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga) belum berhasil
mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya
berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi
insulin, atau kombinasi keduanya.

Diabetes Malnutrisi

Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) atau Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi
(DMTM) yaitu diabetes karena kekurangan gizi (malnutrisi) sehingga pankreas rusak MRDM
dapat terjadi selama kehamilan, selama masa anak-anak, dan pada masa dewasa.

Menurut Setiono (2005), malnutrisi pada janin tidak hanya disebabkan ibunya kekurangan
gizi selama kehamilan, tetapi bisa diakibatkan ibu yang merokok atau minum alkohol.
Penyebab lainnya adalah faktor keturunan dari keluarga yang mengidap diabetes.
KASUS

Data umum pasien :

Nama : An. MB

Umur : 13 tahun 9 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Cikaret, Kel. Harapan Jaya. Kab. Bogor

Ruang perawatan : Seruni Bawah/111

Tanggal masuk : 18 Maret 2014

Tanggal pengamatan : 18 Maret 2014

No. rekam medic : 10865760

Diagnosis Penyakit : DM Tipe I (IDDM)

Diit : DM 2600 kkal, makanan lunak.

A. ASSESSMENT
1. Antropometri
BB : 31 kg
TB : 155 cm
BBI : 49.5 kg
IMT : 12.9
Z score IMT/U : nilai individu – nilai median
Nilai 1 SD dr populasi rujukan
: 12.9 – 18.8 = -2.95 (status gizi kurus)
18.8 – 16.8
2. Biokimia
Hb rendah, GDS tinggi, adanya glukosa pad urin (glukosuria) dan adanya keton dalam
urin (ketonuria), pH darah (7.340) rendah karena terjadi asidosis.
3. Data klinis
a. Kesadaran umum : Compos Mentis
b. Klinis
- Os datang dalam keadaan lemas
- Os datang dalam keadaan pucat
- 2 minggu SMRS os merasakan sering buang air kecil setiap malam dan dalam
jumlah yang banyak
- Os merasakan cepat lelah selama 2 minggu SMRS
c. Vital sign : tekanan darah rendah
4. Dietary History
a. Kebiasaan makan
Os biasa makan teratur 3x sehari, os mengonsumsi telur 4x seminggu, ayam 2x
seminggu, daging 1x seminggu, os kurang suka mengonsumsi tahu/tempe 1ptg
sehari. Os juga kurang suka mengonsumsi saur dan buah. Os selalu makan nasi
uduk setiap hari di sekolah saat jam istirahat. Os suka jajan gorengan 2bh dan
jajan donat setiap hari di sekolah, os kurang suka makan ikan karena tidak
terbiasa, os tidak punya alergi makanan.
b. Riwayat makan SMRS
Pagi : bubur ayam 1 porsi + teh manis
Selingan : bakwan 1ptg + tahu 1 ptg
Siang : nasi 1ctg + ayam goreng 1ptg + tahu 1ptg+ sayur bayam ½ P
+ jeruk1bh
Malam : nasi 1ctg + telur 1btr + sayur bayam ½ P
BM Porsi E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Hidrat arang 6P 1050 24 - 240
P. hewani 2¼P 168.75 15.75 11.25 -
P. nabati 1P 75 5 3 7
Sayur 1P 25 1 - 5
Buah 1P 50 - - 12
Minyak 6P 300 - 30 -
Susu - - - - -
Gula 1P 50 - - 12
TOTAL 1718.75 kkal 45.75 g 44.25 g 276 g
Kuantitatif SMRS :

- Energi : 66% (kurang)


- Protein : 46.9% (kurang)
- Lemak : 61% (kurang)
- KH : 70% (kurang)
5. Riwayat Personal
Os seorang anak usia 13 tahun. Anak kedua dari tiga bersaudara. Bapak os bekerja
sebagai buruh, ibu os adl ibu rumah tangga. Os tinggal bersama orangtua dan nenek
kakeknya. 2 minggu SMRS os merasa lemas dan sering buan air kecil setiap malam
hari dan banyak. Os sering merasa cepat lapar dan haus. Os sebelumnya pernah
berobat ke klinik tetapi belum terdiagnosis DM tipe I. riwayat penyakit keluarga tidak
ditemukan karena keluarga tidak pernah cek gula darah. Dahulu os pernah menderita
DBD. Sekarang pasien didiagnosis menderita DM tipe I (IDDM).
6. Terapi Medis
- Infuse RL 8 tpm
- Injection APIDRA 3x7 unit/hari (30 menit sebelum makan)
- Cefriaxone 1x1
B. DIAGNOSIS GIZI
1. Domain asupan
P : asupan zat gizi tidak adekuat (NI 1.4)
E : peningkatkan kebutuhan
S : persentase pencapaian asupan energi sebesar 66%, protein 46.9%, lemak
61%,KH 70%
2. Domain klinis
- P : perubahan nilai lab terkait gizi (NC 2.2)
E : gangguan metabolism glukosa
S : GDS 840 mg/dl
- P : penurunan BB yang tidak direncanakan (NC 3.2)
E : penyakit yang diderita os
S : z score IMT/U -2.59
3. Domain perilaku
P : kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi (NB 1.1)
E : pemilihan makanan yang salah
S : suka mengonsumsi jajanan gorengan dan kurang konsumsi sayur dan buah
C. INTERVENSI GIZI
1. Tujuan intervensi
- Meningkatkan asupan energi dan zat gizi makro sesuai kebutuhan
- Membantu menurunkan kadar glukosa darah mendekati normal
- Memberikan edukasi mengenai diet gizi seimbang untuk pasien DM tipe I
- Mencapai status gizi normal
2. Tujuan diet
- Mengontrol kadar gula darah kearah/mendekati normal untuk menghilangkan
gejala dan meminimalkan gejala dan meminimalkan tanda-tanda DM yang tidak
terkontrol
- Menjaga tumbuh kembang anak secara normal
- Mencegah dan menangani komplikasi diabetes seperti ketoasidosis diabetic dan
hipoglikemik berat serta komplikasi penyakit degeneratif seperti obesitas,
dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan nefropati
- Pola pemberian makan diatur sesuai dengan pemberian insulin baik dari waktu,
jumlah dan jenisnya
- Memberikan pendidikan agar mampu mengelola diabetes secara mandiri dan
pencegahan hipoglikemia, penyakit akut dan pemeriksaan gula darah
3. Syarat diet
- Energi 2600 kkal, diberikan secara bertahap 2100 kkal-2300 kkal-2600 kkal
- Protein 15% dr total E = 97.5 gr
- Lemak 25% dr total E = 72.2 gr
- Kh 60% dr total E = 390 gr
- Serat 31 gr/hari
- Vitamin, mineral dan antioksidan yang cukup
- Jadwal makan tepat waktu yaitu 30 menit setelah suntik insulin
- Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu
DAFTAR PUSTAKA

Kumala Dewi, Rifka. 2014. Diabetes Bukan untuk Ditakuti. Jakarta : Fmedia

http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/Mengenal_Kasus-kasus_Endokrin_Anak.pdf

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes


Mellitus Tipe I. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2005. Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

You might also like