You are on page 1of 35

Keberlakuan Daftar Negatiflnvestasi

Kasus: Investasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

1
R.A. Velentina dan Lidia Hayaty

Improving legal certainty to attract foreign investment is very significant

because it is one o
f very important consideration which involved in the

decision to choose where to invest. In relation to legal certainty, an issue

that has being discussed intensively is the investment conducted by Qatar

Telecom, a big company from Middle East and a shareholder o


f PT Indosat

Tbk. The legal issue which arise is, Qtel would like to buy Indosat shares

and increase its shares in PT lndosat Tbk to be more than 50% . However

under Presidential Regulation No. I II!2007, the maximum o


fforeign capital

ownership limit in the business sector o


f tellecommunication was 49%. Then, ·

Ministry o
f Economic Coordinator concluded for any company that had

been invested before the enactment o


f Presidential Regulation No. JI 1!2007

was governed by existing Negative List o


f Investment at the time the company

established. This article analyzes the enforcement o


f Negative List o
f

Investment regulated in Presidential Regulation No.Ill/2007 to the

investment in the capital market.

Keywords : DN/, Penanaman Modal, Investor asing, Penanaman Modal Langsung,

Penanaman Modal Tidak Langsung,

L Pendaholuan

Penanaman modal asing atau investasi asing merupakan upaya yang


2
dilakukan banyak Negara sebagai salah satu sumber dana pembangunan.

ManfaatPMA dalam proses pembangunan tidak hanyadirasakan oleh Negara


3
berkembang, namun juga dirasakan oleh Negara maju. PMA memiliki
- .-

I
Rouli Anita Velentina mendapatkan gelar SI (SH) dari Fakultas Hukum UniversilaS Indonesia

tahu2001, gelar S2 (LL.M in Master of Commercial Law) dari University of Melbourne Australia

(2002). Menjadi Asisten Dasen di Fakultas Hukum Universiias Indonesia (Agustus 2004). Saa,

ini tel ah menjadi pengajar aktif untuk mata kuliah Hukum Investas (Februari 2008). Lidia Hayati.,

memperoleh gelar SI (SH) dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2008). Saat ini aktif

sebagai peneliti di Lembaga Kajian Islam dan Hukum Islam FakullaS Hukum Universitas Indonesia
2
Ahmad Yulianto, "Peranan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) dalam

Kegiatan Investasi", Jumal Hukum Bisnis, Vol 22, No.5, Tahun 2003, him. 39.

'Richard J. Hunter, Jr., Robert E. Shapiro, dan Leo V. Ryan, C.S.V, "Legal Consideration in

Foreign Direct Investment", Oklahoma City Universi!J:. Law Review, Summer-Fall (2003), him.

872.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 375


Ju.rnal Hukum Internasional

kontribusi sangat besar kepada proses pembangunan ekonomi, yakni

meningkatkan a1iran dana, khususnya kepada negara-negara yang memiliki


4
keterbatassn sumberfinansial domestik. PentingnyamenarikPMA pun berlaku

bagi Negara Indonesia mengingat keterbatasan sumberdana domestik yang

dimiliki Negara lndonesiadalam mewujudkan pembangunan guna mencapai

kesejahteraan hidup Bangsa Indonesia

Upaya menarik PMA marak dilakukan oleh banyak Negara dikarenakan


5
PMA merupakan altematif yang lebih baik dibandingkan dengan pinjaman.

PMA mengbasilkan banyak manfaar, antara lain le!ciptanya lapangan peketjaan;

perusahaan lokal dapat belajar banyak hal sebagai hasil kerjasama dengan

perusahaanasing; peningkataneksporyang, kemudian, meningkatkan cadangan


6
devisa negara; serta menciptakan alih teknologi.

PMA telah memainkan peranan yang sangat penting dalam menunjang

pembangunan di Indonesia Peranan tersebut masih akan terns berlangsung

dimasa-masa mendatang. Untuk itu, diperlukan upaya serius dalam mengatur


7
ketentuan PMA. Untuk menarik arus modal asing dalam suatu negara, faktor

iklim investasi yang kondusif dan prospek pengembangan sebagai negara

penerimamodalsangatbe!pengaruh. Ildim investasiyangdimaksudadalahsemua

kebijakan baikyang sedang berlangsungmaupun yang diharapkan tetjadi dimasa


8
mendatang.

Kepastian bukumdalam PMA di Jndonesiamemegang peranan yang sangat

penting. Hal ini dikarenakan bahwa kepastian bukum menjadi pertimbangan

• Richard J.Hunter, Jr., et, al., op. cu, him. 851.


5
Yulianto Syahyu, "Pertumbuhao lnvestasi Asing di Kepulauan Batam: aotara Dualisme

Kepemimpinan dan Ketidakpastian Hukum", Jumal Hukum Bisnis, Vol. 22, No. 5, Tahun 2003,

hbn.46. .
6
Deborah L. Swenson, ..'Why do Developing Countries Sign Bits?" U.C. Davis Journal of.-- · '

International Law aod Policy, Vol. 12 (2005), him. 135. Menurut Prof. Erman Rajagukguk, alasan

utama suatu negara meagundang modal asing adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

(economic growth) dan memperluas lapangan kerja. Setelah modal asing masuk, maka keinginan

mengembangkan industri substitusi impor untuk mengbemat devisa. meodorong ekspor non­

migas untuk menghasilkan devisa, alib teknologi, membangun sarana dan prasarana, dan

mengernbanglam daerah tertinggal dapat terwujud. Lihat Erman Rajagukguk, Hukum lnvestasi di

Indonesia, (Jakarta: Falrultas Hukum Universitas Indonesia, 2006), him. 19. Lihat Richard J.

Hunter, Jr., Robert E. Shapiro, dan Leo V. Ryan, C.S.V, op. cit., him. 862.

'" Aspek Hukum dalam Peningkatan Penanarnan Modal Asing (PMA) melalui Pengemhangan
r
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhao Bebas," <bttp:l/www.bphn.go.id/puslitbangl

index.php? actio�ownload&file=paper_pratomo_bkpm.doc>, diakses tanggal 30 Oktober 2008.


8
Camelia Malik, "Jaminan Kepastian Hukum dalam Kegiatao Penanaman Modal di

Indonesia," Jumal Hukum Bisnis Vol. 26, No. 4, Tahun 2007, him. 18.

376 f International Law


Indonesia Journal o
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

9
- penting bagi investor dalam melakukan investasi. Terlebih lagi, Negara Indo­

nesia tergolong dalam negara-negara yang tidak melaksanakan dengan baik

10
"rule of law".

Sehubungan dengan kepastian hukum berkenaan dengan PMA,

permasalahan yang ramai dibicarakan adalah permasalahan investasi Qatar

11
Telecom ("Qte1") di Indonesia Qtel yang merupak.an perseroan yang didirikan

di Qatar adalah suatu perusahaan publik penyelenggara jasa telekomunikasi

terbesar di Qatar. Qtel telah membeli saham PT lndosat Tok ("Indosat") dari

Singapore Technologies Telemedia Ltd. (" SIT') s ebesar 40,81 %. Kemudian,


12
Qtel bemiat membeli gi
la sah am Indosat me lalui pasar m odal. Pemerintah

Indonesia, pada awalnya, me nyatakan bahwa pembelian s aham Indosat oleh

Qtel, seb agai penanam m odal asing, di Pasar Modal tidak boleh mel ebihi 49%

13,
karena ber dasarkan pengaturan dalam Daftar Negatif Investasi ("DNI")

9
Sentosa Sembiring, "Hukum Investasi: Pembahasan Dilengkapi dengan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 teotang Penaoaman Modal," {Jakarta: Nuansa Mulia, 2007), him. 32-33.
10
Tamara Lothian dan Katharina Pistor, "Local Institutions. Foreign Investment and

Alternative Strategies of Development: Some Views from Practice". CoJumbia Journal of

Transnational Law, (2003), him. 106.

"Qtel merupakao sebuah perseroan yang didirikao di Qatar, berkedudukan di Qtel Building,

I 00 West Bay Center The Cornice, PO Box 217 Doha, Qatar. Qtel merupakao sebuah perusahaan

publik yang sahamnya terdaftar di Pasar Modal Doha {Doha Securities Market), Pasar Modal

Abu Dhabi (Abu Dhabi Securities Market), Bursa Saham Bahrain (Bahrain Stock Exchange) dan

Bursa Sahara London {London Stock Exchange). Qtel adalah penyelenggara jasa telekomunikasi

terbesar (telah beroperasi di 16 negara) dan salah satu perusahaan publik yangjuga terbesar di

Qatar. Qtel juga meraib Economic Award karena keberhasilan perusahaannya. Qtel menyediakan

berbagai macam produk telekomunikasi. antara jasa seJuler. GSM. internet, cl.an televisi kabel

nasional dan internasional. Lihat "Qatar Te]ecom-Company Profile Snapshot," <http:!{

wrigbtreports.ecnext.com/coms2/reportdesc_COMPANY_ C634RLEOIJ>, diakses tanggal 16

Desember 2008.

""Pengamat: Qtel 1idak Lakukan Investasi Langsung" <http:llwww.antara.eo.id/arcnD08/

. 9111 pengarnat--qtel-tidak-lakukan-investasi-langsung/>, diakses tanggal 28 Oktober 2008.


13
Berbicara mengenai penanaman modal asing tidak terlepas dari Daftar Negatif lnvestasi

("DNI") dahulu disebut Daftar Skala Prioritas {DSP). Pemerintah telah melakukan perubahan dan

menyederhanakan DNI dari tahun ke tahun dengan mengatur bidang-bidang usaha yang tertutup

bagi penanarnan modal dalam rangka penanaman modal asing. DNI berlaku selarna 3 (tiga) tahun

dan setiap tahun dilakukan peninjauan dan evaJuasi guna menyesuaikannya dengan perkembangan.

Libat "Penanaman Modal Asing Ditinjau dari Segi Hukum/'<http:ffwww.perpuslakaan­

onliue.blogspoL com/2008/06/penanarnan-modal-asmg-ditinjau-<lari.html>, diakses tanggal 06

November 2008. Pengembangan DNI baru-baru ini mempengaruhl sedikitnya 338 sektor usaha.

Jumlah tersebut meningkat tajam dari sebelumnya yang hanya mempengamhi 83 sektor usaha.

Perpres ini akao berlaku selarna 3 tahun bila tidak dibutuhkan revisi lebib lanjut oleh Tim Nasional

Peningkatan Ekspor dan Peningkatan lnvestasi (PEPI) yang berkewajiban mengevaJuasi daftar

terse but secara berka1a. Lihat "Position Paper tentang Daftar Negatif Investasi Indonesia 2007:

Dikeluarkan Januari 2008," <bttp:llwww.ipmg-online.com>. diakses tanggal 30 Oktober 2007.

Volume 6 Nomor 3 April 2009


377
Jumal Hukum lntemasional

batasan maksimal kepemilikan asiog di sektor telekornunikasi hanya sebesar


14•
4?% Kemudian, Pemeriotahlndooesia, melalui Departernen Kornunikasi dan

Inforrnatika, rnernutuskan Qt.el boleh rnerniliki saham Indosat pada bisnis


1 16
seluler 5nyarnaksimalsebanyak65%. Setelahitu,Pemeriotahlndonesiarnelalui

Meoteri Koordioator Perekonomian rnernberi kesimpulan bahwa Perpres

No. I I I Tahun 2007 rnengandung asas Grandfather Clause, sehiogga, bagi

perusahaan yang telah-beriovestasi sebelum keberlakuan Perpres No. I I I Tahun

2007 berlaku ketentuan DNI yang lama. Mengiogat Indosat berdiri sebelum

Perpres No. I I I Tahun 2007 berlaku, rnaka DNI yang berlaku atas Indosat
17
adalah DNI yang lama

Munculpertanyaan, bagaimanakeberlakuanDNidalamPeraturanPresiden

Nornor 1 1 1 Tahun 2007 teotang Perubahan atas Peraturan Presiden Nornor

77 Tahun 2007 teotang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha

yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal ("Perpres

No.111 Tuhun 2007'') terhadap iovestasi di Pasar Modal? Apakah Qtel boleh

rnernbeli saham Indosat lagi rnelebihi batasan rnaksimal kepernilikan asing di

sektortelekornunikasiyangdibatasihanyasebanyak49%ataubahkanrnaksimal

sebanyak 65%?

14
Penye1enggaraan Jaringan Telekomunikasi: penyelenggaraanjaringan tetap lokal berbasis

kabel, dengan teknologi circuit switched atau packet switched; berbasis radio, dengan teknologi

circuit switched atau packet switched maksima1 49%. (Peraturao Presiden Nomor 1 1 1 Tahuo

2007 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang

Usaba yang Tertutup dan Bi dang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman

Modal Lampiran Il poin c kepemilikan modal No. 44).

" "Bapepam Tegaskan Qtel Harus Tender Offer," <http://mediaindonesia.com>, diakses

tanggal 25 November 2008. ,


16
"Kepemilikan Qtel di Indosat Ml!ksimal 65%,"-<http:l/www.antara.eo.id/arc/2008/IOI

27/ kepemilikan-qtel-di-indosat-maksimal-65-persenl>, diakses tang gal IO November 2008.


17
"Qtel Setuju Harga Penawaran Tender Rp.7.388," <http://www.web.bisnis.com/edisi­

cetak/edisi-barian>, diakses tanggal 30 Desernber 2008.

"Privatisasi meropakan kebijakan publik yang mengarahkan bahwa tidak ada altematif lain

selain pasar yang dapat mengendalikan ekonomi secara efisien, serta menyadari bahwa sebagian

besar kegiatan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini seharusuya diserahkan kepada

swasta. Asumsi penyerahan pengelolaan pelayanan publik ke sektor swasta adalah peningkatan

efisiensi penggnnaan sumber day a yang dapat dicapai. Lihat Indra Bastian, Privatisasi di Indonesia:

Teori dan Implementasi, Jakarta: Salemba Ernpat, 2002, him. 17. Privatisasi adalah proses

perubahan bentu)<. diikoti dengan pengalihan bak-hak dari suatu perusahaan milik negara menjadi

perosahaan swasta; penyerahan pengelolaan sektor-sektorekonomi tertentu kepada pibak swasta.

Libatjuga Kamus Hukum Ekonomi Elips, Edisi Penama, Jakarta; Proyek Elips, 1997, him. 133.

378 Indonesia Journal o


f international Law
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvescasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

II. Peralihan Saham lndosat dari STT ke Qtel

18
19
· Privatisasi yang paling mendapat sorotan di sektortelekomunikasi tentu

saja kasus Indosat. Pada tahun 2002, Indosat dijual kepada investor asing,

sebuah anak perusahaan Temasek-Singapura yaitu Singapore Technologies

TelemediaLtd(STT),sebesar41,94%.KepemilikanSTTtersebutmerupakan

saham mayoritas, sehingga dapat berpengaruh terhadap pengendalian

20
perusahaan. Tomasek Holding" merupakan salah satu bagian tubuh investasi

dari Pemerintah Singapura yang dipegang oleh Departemen Keuangan

Singapura. PadaJuli 2002, SIT yang seluruh saharnriya dimiliki oleh Temasek

menguasai pasardi bidangtelekomunikasi.

Indosat a dalah se buah perusahaan terbuka" berkedudukan di Jakarta, dan

di dirikan secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia. Dengan

kepemilikan saham pada tanggal 31 Maret 2008, modal ditempatkan dan disetor

penuh ter bagi atas Saham Se ri Adan 5.433.933.499 Saham Seri B, dengan

nilai no minal masing-masing saham se besar Rp. I 00 (seratus rupiah). Saham­

saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek. Indosat bergerak dibidang lndustri

T elekomunikasi sebagai penyelenggara jasajaringan telekomunikasi terintegrasi


23
di Indo nesia.

Beragam pendapat mun cul sebagai reaksi terhadap proses peralihan saharn
Indosat sampai ke pemilikannya oleh S IT. Ada p endapat yang me nyatakan

19
Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap

informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem

kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya. (llndang-Undang Nomor 36 Tahun 1999

tentangTelekomunikasi, Pasal I angka 1).


20
"Studi Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sektor Telekomunikasi di Indonesia,"

<http:l/pihilawyers.com/blogl?p=25>, diakses tanggal 03 November 2008. Mengenai pengaruh

terhadap pengendalian perusahaan bukan diatur dalam UU Penanaman Modal ..

"Temasek Holding (bersama anak perusahaannya), Anak perusahaan Temasek: Singapore.

Technologies Telemedia Pte. Ptd. (100% saham Tomasek), SIT Communications Ltd. (100%

saham Temasek), Asia Mobile Holdings Company Pie. Ltd. (100% saham Temasek), Asia Mobile

Holdings Pie. Ltd. (75% saham Temasek), Indonesia Communication Limited (100% saham

Temasek). Indonesia Communication Pte. Ltd. {100% saham Temasek), Singapore

Telecommunications Pie. Ltd. (54,15% saham Temasek), dan Singapore Telecom Mobile Pie.

Ltd.-Singtel (100% saham Tomasek), Singtel merniliki saham sebesar 35% di PTTelkomsel (anak

perusahaan PT Telkom Tbk). Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nomor 071

KPPU-U2007, pada hari Senin, tanggal 19 November 2007, him. 8. Lihat juga <http:11

www.antara.co.id>, diakses tanggal 14 November 2008.

"Perusahaan atau Perseroan Terbuka adalalt Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan

penawaran umum sabam, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di·bidang pasar

modal. (Pasal I angka 7 Undang-Undang Nomor40Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas).

Volume 6 Nomor 3 April 2009


379
Jurnal Hukum Internasional

bahwa penjualan tersebutakan membahayakan kepentingan nasional niengingat

Indosat merupakan perusahaan operator satelit dan komunikasi yang dipandang

sebagai hajathidup orang banyak yang sesuai konstitusi seharusnya dikuasai

oleh negara, Sementara pandangan yang setuju menyatakan bahwa privatisasi

tersebut akan menguntungkan perekonomian karena akan menciptakan

persaingan bagi industri telekomunikasi di dalarn negeri. Selain itu, dalarn jangka

pendek, akan memberikan tarnbahan setoran ke APBN yang defisit,"

Pada dasamya, telekomunikasi telah dikuasai asing sejak zarnan kolonial,

yakni saat dirnana Telkom baru berdiri. Indosat pun sejak awal lahimya, pada

tahun 1967, tak luput dari peran pemodal asing. Baru pada tahun 1980,

Pernerintah Indonesia mengarnbil alih seluruh saharn Indosat, sehingga rnenjadi

BUMN.Kernudian,asingkernbalilagimenanarnkanmodalnyapadatahun 1993.

Saat itu, kebijakan Pemerintah Indonesia rnenempatkan Telkom dan Indosat

sebagai dua penyelenggara telekomunikasi lokal yang melakukan praktek


25
monopoii.

Karena keterbatasan dana yang dirniliki Pemerintah Indonesia maupun

operator telekomunikasi pada masa itu, maka pembangunan infrastruktur

telekomunikasi, khususnyajaringan telekornunikasi tetap (fixed wireless) lokal,

dilakukan dengan mengikutsertakan modal asing. Pada masa berlakunya

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi (kini menjadi

UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi), Peraturan Pernerintah

Nornor8 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, dan Kepumsan

Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor 39 Tahun 1993 tentang

Kerja SarnaPenyelenggaraanJasa Telekomunikasi Dasar dirnungkinkan kerja

sarna antara perusahaan lokal Indonesia seperti Indosat atau Telkom dengan
26
perusahaan lain dalarn penyelenggaraan jasa telekomunikasi dasar. Regulasi

.. , tersebut menetapkan bahwakew"ajiban kerja sarnaantara badan penyelenggara

23
"Modal Ditempatkan dan Disetor Penah lndosat," <http://www.indosaLcom>, diakses

tanggal 22 Desember 2008. "Qtel Hanya Boleh Membeli 22.4 Persen Saham Indos at Lagi,"

<http://www. republika co.id/berita/10257.btml>, diakses tanggal 10 November 2008.

"''Daya Saing Indonesia dalam Menarik lnvestasiAsing," <http:1/209.85.175.104/sean:b?q=

·cache:nVqW28bvoEwJ:www.kadin-indonesia.or.idfenm{1IDages/dokumen/KADIN-98-2495-

00JZm!.plfilrubunganH)afl-lNtga!if��.

diakses tanggal 04 November 2008.

"Ida Bagus Rahmadi Supancana, Kerangka Hukum dan Kebijakan lnvestasi _Langsung di

Indonesia, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2006), him. 53-68.


26
•• Studi mengenai Faktor-faktoryang Mempengaruhi SektorTelekomunikasi di Indonesia,"

<http:l/pihilawyers.comlblog/?p=25>, diakses tanggal 03 November 2008.

380 Indonesia Journal o


f International Law
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

dan badan lain dalam penyelenggaraan telekomunikasi dasar dapat berbentuk

usaha patungan (joint venture), kerja sama operasi (KSO) atau kontrak

manajemen (KM). Seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomoc20

Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam

Rangka Penanaman Modal Asing, penanaman modal bidang usaha

telekomunikasi dapat dilakukan oleh penanam modal asing dengan cara


71
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Kembali ke permasalahan mengenai STiyang merupakan anak perusahaan


28
Temasek, Temasek dinyatakan telah melakukan praktek monopoli karena

memiliki saham dengan kepemilikan silang antara Indosat dan Telkomsel."

Menurut KPPU, Temasek melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat Pasal 27 huruf a yang berbunyi: "sanrpelaku usaha atau satu kelompok

pelaku usaha menguasai lebih dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau

jasa tertentu". so Indonesia,

Undang-Undang tentang Larangan PraktekMonopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, LN Tahun 1999 Nomor 33

TLN RI Nomor 38 1 7 .

Pasal 27 selengkapnya berbunyi:

"Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa

perusahaan sejenis yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama

pada pasar bersangkutan yang sama, atau mendirikan beberapa perusahaan

yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang sama,

apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan:


.

"Indonesia, Peraturan Pemerintah tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Yang Didirikan

Dalam Raogka P.enaoaman Modal Asing, Peraturan Pemeriatah Nomor 20 Tahun 1994 Pasal 6.

"Anak perusahaan Temasek: STT memililti saham lndosat sebesar 41,94%, Singtel memililti •

sabarn sebesar 35% di Telkomsel (anak perusahaari PT Telkom Tbk). Putusan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU) Nomor 07/KPPU-U2007, pada hari Senin, tanggal 19 November

2007, him. 15.


29
'7emasek Lcbih dari Sekadar lnvestasi,"' <hnp://wawasandigital.com-temasek_lebih_ dari

sekadarjnvestasi.htmb-, diakses tanggal 1 1 November 2008.

"'b.dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% paogsa

pasar satu jenis barang atau jasa tertenm."

Volume 6 Nomor 3 April 2009 381


Jurnal Hukum [ntemasional

a. satu pelaku usaha atau satu kelornpok pelaku usaha rnenguasai lebih dari

50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu;

Akibat tindakan Temasek yang rnernonopoli sektor telekornunikasi Indo­

nesia rnenyebabkan harga layanan telekomunikasi tetap rnahal karena tidak

ada persaingan yang sehat antaroperator.Apabiladikaitkan dengan UU Nomor

36 Tahun 1999 tentang Telekornunikasi yang menegaskan sektortelekornunikasi

di Indonesia harus berkornpetisi dengan sehat, Temasek juga telah melanggar


31
ketentuan tersebut. Untuk itu, KPPU mernutuskan bahwa Ternasek harus

menjual salah satu bagian sahamnya di lndosat atau Telkomsel kepada pihak

lain,"

Kernudian, akibat putusan KPPU tei:sebut,filiperusahaan telekomunikasi

Singapura rnenjual 40,81 % sahamnya di lndosat ke � rnelalui akuisisi" Asia

Mobile Holdings Pte. Ltd. (AMH) yang merupakan anak perusahaan SIT.

Dengan rnengakuisisi 40,81 % saharn itu, Qtel menjadi pernegang saharn

pengendali (rnayoritas) di Indosat." Jika saharn yang dibeli adalah saharn

perusahaan terbuka, maka pernbelian sejumlah tertentu saham haruslah dengan

prosedur khusus yang disebut dengan tender offer, yakni suatu prosedur yang

menawarkan jugakepada pihak pernegang saharn lainjika ada yang mau juga
35
menjual saham-sahamnya dengan syarat dan kondisi yang sama,

Kronologi singkat terkait kepernilikan saharn lndosat dari STT ke Qtel

dapat dilihat sebagai berikut;"

31
Indonesia, Undang-Undang tentang Telekomunikasi. Undang-Undang Nomor 36 Tahun

1999 tentang Telekomunikasi, LN Tahon 1999 Norn or 154 TLN RI Norn or 3881.Pasal JO ayat I:

"Dalam penyeJenggaraan telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaba tidak. sehat di antara penyelenggara

telekomunikasi.Lihat juga: ••Temasek Diduga Melanggar Prinsip Cross Ownership," <http:1/

www.bukumonline.com/detail.asp?i�l6787&cl=Berita>, diakses tanggal 11 November 2003.


32
Ibid. _,,,.,.

33
Akuisisi atau Pengambilaalihan adaJah perbuatan hokum yang dilakukan oleb Badan Hukum

atau orang perseorangan untuk mengambil alih saharn Perseroan yang mengakibatkan beralihnya

pengemlalian atas Perseroan tersebut (Pasal I angka 1 1 jo Pasal 125-127 Undang-Undang Nomor

40Tahun 2007 lentang Perseroan Terbatas). Akuisisi atau ''Take Over" merupakan pcngambilaliban

suatu kepentingan pengendalian perusahaan oleh suatu perusahaan lain (one compaoy taking over

controlling interest in another company) (Friedman, Jack P., 1987: IO). Secara lebih gamblang

yang dimaksud dengan akuisisi (take over) adalah pengambilaliban perusahaan oleb perusahaan

lain (Pass, Christopher, 1999: 578), Lihat Munir Fuady, Hukum tentang Akuisisi, Take Over dan

LBO, (Bandung: Cilia Aditya Bakti, 2004. hlm. 3).

""BKPM Akan Muluskan Langkah Qtel," <http://www.korantempo.com/korantempo I

koran/2008/09108/Ekonomi_dan_Bisnislkm.20080908.141796.id.hunl>, diakses tanggal 28

November 2008.
35
Fuady, op. cit., him. 9.

382 Indonesia Journal o


f International Law
Keberlakuan Daftar Negatif Investasi Kasus: Investasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

a. Pada Tanggal 6 Juni 2008:

Qtel menandatangani perjanjian jual beli sahara Indosat dengan S'IT Com­

munications Ltd, anak perusahaan Singapore Technologies TelemediaPte. Ltd.

(ST Telemedia), sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum

Singapura, sehubungan dengan rencana Qtel, melalui anak perusabaannya, Qatar

SouthAsia Holding SPC, untuk mengakuisisi 100% sahara Indonesia Commu­

nications Limited, sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum

Mauritius, (ICLM) dan Indonesia Communications Pte. Ltd., sebuah perusahaan

yang didirikan berdasarkan hukumSingapura(lCLS). Seluruh dari sahara ICLM

danlCLSyangditerbitkandimilikiolehAsiaMobileHoldingsPte.Ltd.(AMH),

yang75%saharnnyadimilikisecaratidaklangsungolehS'ITdan25%dimiliki

secara tidak langsung oleh Qtel. ICLM maupun ICLS secara bersama-sama

memiliki2.217590.000sabarayangmewakili40.81%daritotalSaharaSeriB

yang diterbitkan oleh Indosat

b. Pada Thnggal 9 Juni 2008:

BursaEfeklndonesiamenghentikan sementara pei:dagangan saharalndosat

terkait dengan pembelian sahara Indosat oleh Qtel diminta melakukan penawaran

tender.

c. Pada Tanggal 22 Juni 2008:

Qtel menyelesaikan transaksi pembelian 40,81 % sahara Indosat dari SIT.

Qtel secara tidak langsung telah mengarabil alih 2.217.590.000 sahara Seri B

(mewakili 40,81 % sahara total Indosat yang sudah dikelaarkan dan yang masih

tersisa) dan menjadi pemegang sahara pengendali tidak langsung barn di Indosat

Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.H.l, dalam lampiran

Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor Kep.259/BU2008 tanggal 30 Juni

2008 tentangAkuisisi Perusabaan Terbuka (Peraturan BAPEPAM-LK IX.H. I)

dan akibat perarnpungan pengambilalihan sebagaimana diuraikan dalam ·

perjanjian yang dilakukan, Qtel diwajibkan untuk melaksanakanPenawaran

Tender sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.El Lampiran

Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor Kep-04/PM/2002 tanggal 3 April

2002 tentang Penawaran Tender (Peraturan BAPEPAM-LK IX.El).

d. Pada Thnggal 27 Agustus 2008:

Qtel menyampaikan keinginannya untukmenambahkepemilikansahamnya

di Indosat hingga lebih dari 50%. ..

" ••Qatar Telecom-Company Profile Snapshot," <http:(fwrightrepnrts.ecnexLcom/coms2/

reportdesc_COMPANY_C634RLEOO>, diakses tanggal 16 Desember 2008.

Volume 6 Nomor 3 April 2009


383
Jumal Hukum lntemasional

ID. Rencana Qtei Membeli Saham di Pasar Modal

Dalam catatan Bapepam-LK, dari 100% saham lndosat, sebanyak 40,81 %

dimiliki oleh Qtel yang dibeli dari STI, sehingga ada 59,2% saham Indosat

. yang dimiliki oleh pihak lain. Dari 59,2% saham tersebut, sebanyak 14,2%

saham seriA (saham dwi warna) lndosat dimiliki oleh Pemerintah Indonesia

yang dianggap pemegang saham pengendali dan sisanya sekitar 44,9%


37
merupakan saham yang dimiliki oleh publik,

Berkenaan dengan rencana Penawaran Tender sebagaimana telah

disebutkan di atas, Qtel berkeinginan untuk memiliki saham Indosat lebih dari

49% (jumlah dari direct investment dan portfolio investment). Seperti telah

disebutkan pula, Qtel telah memiliki 40,81 % saham di lndosat yang dibeli dari

STI. Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Komunikasi dan Informalika,

memutuskan Qtel boleh memiliki saham Indosat pada bisnis seluler=nya


39
maksimal sebanyak65%.

Batas kepemilikan sebanyak 65% tersebut disimpulkan oleh Pemerintah

IndonesiadenganmempertimbangkanPeraturanPresidenNo.lll Tahun2007."'

Pemetintahlndonesiamengeluarkan Peraturan Presiden Nomor77 Tahun 2007

tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka

dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal ("Perpres No. 77 Tuhun

200T'). Masih ditahun yang sama, Perpres No.77 Tahun 2007 kemudian
42
dmbah" dengan Perpres No.11 l Tahun 2007. Bagian C tentang kepemilikan

modal No.44 dalam Perpres No. l l l Tahun 2007 mengatur mengenai batasan

kepemilikan asing di penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap maksimal

49%; sedangkan, batasan kepemilikan asing dalam penyelenggaraanjaringan

bergerak seperti seluler maksimal 65%. Untuk dapat memiliki sampai 65%

saham, maka Qtel harus menguasai 24,2% lagi saham yang ada di masyarakat
43
(24;2% sahamdari 5,4 miliar lembar sahamj,

37
"Qtel banya boleb Membeli 22,4 Persen Sabam lndosat Lagi," <http:llwww. repablika.

co.idlberita/10257.htmi>,diaksestanggal IO November 2008.

""Bapepam Tegaskan Qtel Harus Tender Offer," <http:lfmediaindonesia.com>, diakses

tanggaJ 25 November 2008.


39
"Kepemilikan Qtel di Indosat Maksimal 65%," <http://www.antara.eo.id/an:/2001!/10 I

27/kepemilikan-qtel-di-indosat-maksimal-65-perseni>, diakses tanggal IO November 2008.

'°"Kepemilikan Qtel di lndosat Maksimal 65%," <http://www.antara.eo.id/an:/2008/10/271

kepemilikan-qtel-di-indosat-maksimal-65-persen/>, diakses tanggal 10 November 2008.

384 f International Law


Indonesia Journal o
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: Investasi Qatar Telecom (Qlel) di Indonesia

IV. Penanaman Modal Langsung dan Penanaman Modal Tidak

Lang.wng

Guna menjawab apakah ketentuan DNI berlaku bagi investasi asing di

pasar modal, perlu di.ketahui terlebih dahulu pembatasan definisi penanaman

modal langsung dan penanaman modal tidak langsung. Tidak ada ketentuan

peraturan perundang-undangan yang mendefinisikan secara tegas dan dengan

jelas pengertian penanaman modal langsung maupun penanaman modal tidak

langsung. Sebenarnya, ketentuan mengenai DNI yang lama, yakni Keputusan

PresidenNomor96Tahun2000tentangBidangUsahayangTertutupdanBidang

Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan Tertentu bagi Penanaman Modal

("Keppres No.96 Tuhun 2000") dalam Pasal 2 mengatur secara tegas bahwa

penanamanmodal tidaklangsungdilakukandengan membeli saham melalui pasar

modal. Namun, dengan berlaku Perpres N o . 1 1 1 Tahun 2007, Keppres No.96

Tahun 2000 tidak berlaku lagi. Meskipun demi.kian, UU Penanaman Modal

membedakan secara tegas penanaman modal langsung dan penanaman modal

tidak langsung atau investasi portofolio.

Dalam Pasal 2 UU Penanaman Modal dengan tegas menyatakan ketentuan

dalam UU Penanaman Modal berlaku bagi penanaman modal di semua sektor

di wilayah Negara Republi.k Indonesia. Kemudian Penjelasan Pasal 2 UU

Penanaman Modal menyatakan bahwa ''Yang dimaksud dengan 'penanaman

modal di semuasektordi wilayah negaraRepubliklndonesia' adalah penanaman

"'diubah' berarti tidak lebihdari50% isi peraturanatau undang-undangberubahdari peraturan

yang lama, hal ini berbeda dengao 'digaoti' yang berani I 00% berubah dari peraturan yang lama.

(wawaocara dilakukan Penulis dengan Prof Maria Farida pada hari Rabu tanggal 24 Oesemberdi

Gedung Mahkamah Konstitusi Laotai 13, Jakarta). Libatjuga Lampiran Undang-Undang Nomor

IO Tahon 2004 tentang'Pernbentukaa Peraturan Perundang-undaogan, Sistematika Teknik

Peoyusunan Peraturan Perundang-undaogan dalam Bab n Hal-hal K.husus hnruf D mengeni

Perubahan Peraturan Perundaog-undangan. 192.Perubahao Peraturan Pcrundang-undangan

clilakukan dcngan:a. menyisipkan atau menambah materi ke dalam Peraturan Perundang-undangan;

atau b. mcnghapus atau mengganti sebagian materi Peraruran Perundang·undangan. 193.Perubahan

Peraturan Perundang-undangan dapat diiakukan terhadap: a. seluruh atau sebagian buku, bab,

bagian, paragraf, pasal, dan/atau ayatdsL b. kata, istilah, kalsnat, angka, dan/atau tanda baca.
42
'"Daftar Negatif lnvestasi terns Disempurnakan,'" <http://www.detikfinance.com/re.a.d/

2008/09/ 22/191623/1010557/4/daftar-negatif-investasi-lcrus-disempumakan>, diakses tanggal

14 November 2008.

""Babak Baru lndustri Telekomunikasi," <http:l/cetak.kOl"Rpas.comlread/xmV2008110 /31/

01581354/babak_baru.industri.telekomunikasi>, diakses tanggal IO November 2008.


44
Indonesia, Undang-Undang tentang Penanaman Modal, op. cit.. Penjelasan Pasal 2.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 385


Jurnal Hukum /ntemasion.al

modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau
44
portofolio. " Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketentuan ketentuan

dalam UU Penanaman Modal berlaku bagi penanaman modal langsung dan

tidak tennasuk penanaman modal tidak langsung atau investasi portofolio.

Perbedaan keduanya terletak pada pengaruh terhadap pengelolaan

perusahaan. Pada penanaman modal langsung, penanam modal memiliki

kewenangan terhadap pengelolaan dan/atau pengendalian perusahaan,

sedangkan pada penanaman modal tidak langsung, penanam modal tidak


45
memiliki kewenangan atas pengelolaan dan/atau pengendalian perusahaan.

Pengertian yang agak iuas dariforeign direct investment terdapat pada Ency­

clopedia o
f Public International Law yang merumuskanforeign direct in­

vestment sebagai berikut:

"A transfer of funds or materials from one country (called capital exporting

country) to another country (called host country) in return for a direct participa­

tion in the earnings of that enterprise.?"

Hal yang dapat disimpulkan dari pengertian di atas berkenaan dengan

penanaman modal langsung adalah bahwa pada penanaman modal langsung,

terjadi partisipasi langsung dalam pendapatan perusahaan. Partisipasi secara

langsung atas perusahaan pada penanaman modal langsung juga dapat

disimpulkan dari batasan mengenai penanaman modal langsung yang diberikan

_ oleh International Monetary Fund (IMF) Balance of Payment Manual:

"Investment that is made to acquire a lasting interest in an enterprise

operating in an economy other than that o


f an investor; the investor's

purpose being to have an effective choice in the management of the enter­

prise. "41

Dari definisi yang diberikan oleh IMF Balance o


f Payment Manual,

partisipasi secara langsung adalah memiliki pengendalian atas manajemen

perusahaan.

Investasi langsung berarti investor secara langsung menjalankan perusahaan

yang bersangkutan di Indonesia." Penanaman modal langsung dapat terjadi

4
sSujud Margono, Hukum Investasi Asiog di Indonesia. (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri,

2008), him. 17.


46
Sembiring, op. cir., him. 74.

"Ibid, him. 3.

386 f ltuernational Law


Indonesia Journal o
Keberlakuan Daftar Negatif Investasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel} di Indonesia

dengan pembelian "the physical assets or a significant amount o


f the own-

ership (stock) ofa company to gain a measure o


f management comrolrw, "\

Penanamanmodal secaralangsung biasanyamenggunakandana-dana investasi

langsung untuk menjalankan kegiatan bisnis atau mengadakan alat-alat atau

fasilitas produksi, seperti membeli laban, membuka pabrik-pabrik,

mendatangkan mesin-mesin, membeli bahan baku, dan sebagainya50Menurut

Munir Fuady, di Indonesia, penanaman modal langsung dilakukan dengan

membelilangsung(tanpalewatpasarmodal)sahamperusabaanataumendirikan

perusahaan baru, baik lewat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)


51
atau lewat departemen lain.

Untuk penanaman modal tidak langsung atau yang biasa dikenal dengan

istilab penanaman modal dalam bentukportfolio, menurut BAPEPAM-LK,

merupakanpenanaman modal atau investasi yang dilakukan melalui pembelian

obligasi-obligasi, surat-suratkertas perbendaharaan negara, emisi-emisi lainnya

(saham-saham) yang dikeluarkan oleh perusahaan, serta deposito yang

kesemuanya tennasuk dalam portofolio yang disebut juga dengan investasi


52
portofolio atau portfolio investment. Investasi portofolio atau investasi tidak

langsung terjadi ketika dana-dana investasi tidak secara langsung digunakan

untuk kegiatan bisnis, namun dipakai untuk membeli saham, obligasi, dan surat
53
berharga lainnya Padajenis investasi secara tidak langsung, investomya tidak

perlu hadir secara fisik, sebab pada umumnya (mungkin untuk kasus-kasus

tertentu investormau memiliki perusahaan secarapennanen dengan perbitungan

bisnis yangcukupmenjanjikan pendapatan)tujuan utamadari investorbukanlah

menclirikan perusahaan, melainkan banyamembeli saham dengan tujuan untuk


54
dijual kembali.

'"Margono, op. cit, him. 17.

"Jol;m Wild et, al., International Business 194 (Jeff Shelstad et, al., eds., 2nd ed 2U03)

dikutip dari Richard J.Hunter, op. cit., him 853.

"Rasyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Malang: Bayumedia ·

Publishing, 2004), him. 18.

"Munir Fuady, Peogantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modero di Era Global, (Bandung:

PT Citra Aditya Bakti, 2008), him. 67.

"BAPEPAM-LK. berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Paulus Suwaroo,

Kepala Sub. Bag. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan (PKP) Sektor Jasa, di Gedung BAPEPAM­

LK Lantai 8, n. Dr. Wahidin Jakarta, pada bari Senin tanggal 15 Desember 2008.

"Rasyidah Rakbmawati, Hulcum Penanarnan Modal di Indonesia, (Malaog: Ba yumedia

Publishing, 2 004), him. 18.

"Sembiring, op. cit., him. 71.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 387


Jurnal Hukum lnternasional

Menurut Munir Fuady, penanaman modal tidak langsung merupakan

penanaman modal yang dilakukan dengan jalan membeli saham-sabam

perusabaan oleh pihaklewatPasar Modal (capital market), yakni melalui bursa­


55
bursa sabam. Investasi tidak langsung yaitu investasi yang dilakukan melalui
56 57
pembelian efek Iewat Lembaga Pasar Modal {Capital Market). Dalam

kegiatan di Pasar Modal, investasi tidak langsung atau penanaman modal tidak

langsung (portfolio investment) tidak didefinisikan karena investasi tidak

langsung hanyamerupakan istilab umum di dalam investasi saja, babwa investasi

tidak langsung hanya membeli sabam namun uang tidak langsung masuk ke

dalam perusabaan. Pengertian invetasi tidak langsung tersebut tidak diatur di

Pasar Modal karena hanya berupa pengertian umum dalam dunia investasi.

Investasi portofolio atau penanaman modal tidak langsung tidakdapat dilepaskan


58
dari Pasar Modal karena keduanya berkaitan erat,

Secara etimologis, Pasar Modal terdiri atas dua kata, yaitu "pasar" dan

"modal". Untukkata pasar digunakan beberapa istilab, seperti bursa, exchange,

market {dalam babasainggris). Sedangkan untuk kata modal digunakan istilab,

seperti efek, securities, dan stock (dalam babasa Inggris). Istilah Pasar Modal
59
yang digunakan di Indonesia adalab bursa efek. Dalam ketentuan Pasal I

butir 4 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal'", dirumuskan babwa

yang dimaksud dengan BursaEfek adalab pihak yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaranjual

danbeliefekpihak-pihaklaindengantujuanmemperdagangkanefekdiantara

mereka. Sementara itu, yang dimaksud dengan efek adalab surat berharga

sebagaimana ditentukan dalam Pasal I butir 5 yang selengkapnya

mengemukakan babwaefekadalabsurat berharga, yaitu surat pengakuan utang,

surat berharga komersial, sabam, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan

55
Fuady, op. cit., him. 68.

"Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, sahara.,

obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka alas

efek, dan setiap detivatif dari efek. (Lihat Pasal I angka 5 Undang-Undang Nomoc 8 Tahon 1995

tentang Pasar Modal).

"Sembiring, op. ciL, blm. 55.

"BAPEPAM-LK, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Paulus Suwamo,

Kepala Sub. Bag. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan (PKP) Sektor Jasa, di Cleduog BAPEPAM­

LK Lantai 8, n. Dr. Wahidin Jakarta, pada hari Senin tanggal 15 Desember 2008.

"Abdul R. Saliman, Hermansyah, danAhmadJalis, Hokum Bisnis Untuk Perusabaan: Teori

dan Cootoh Kasus, CeL Ke-3, (Jakarta.: Prenada Media Group, 2007), hlm. 245.

388 Indonesia Journal o


f lntemational Law
Keberlokuan Daftar Negatif ln"vestasi Kasus: /nvestasi Qatar Telecom (Qtel} di Indonesia

kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif
61
(turunannya) atas efek.

Investasi tidak langsung pada umwnnya merupakan penanaman modal

jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar

uang. Penanaman modal ini disebut sebagai penanaman modal jangka pendek

karena pada umwnnya mereka melakukanjual beli sabam dan atan mata uang

dalam jangka waktu yang relatif singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai saham
62
dan atau mata uang yang hendak mereka perjualbelikan.

Perbedaan investasi tidak langsung (indirect investment) atau portfolio

investment dengan investasi langsung (direct investment) dapat dijabarkan


63
sebagai berikut:

a. Pada investasi tidaklangsung pemegangsaham tidakmemiliki kontrol pada

pengelolaan perseroan sehari-hari.

b. Pada investasi tidak langsung, biasanya risiko ditanggung sendiri oleh

pemegangsahamsebinggapadadasamyatidakdapatmenggugatperusahaan

yang menjalankan kegiatannya

c. Kerugian pada investasi tidak langsung, pada umumnya tidak dilindungi


64
oleh hukum kebiasaan internasional (international customary law).

Investasi langsung menurut Gunarto Suhardi lebih baikjika dibandingkan

dengan investasi lidak langsung atau investasi portofolio. Selain memiliki jangka

waktuyang lebih lama, investasi langsungjugamemberikan kesempatan kerja

bagi penduduk; mempunyai kekuatan penggandaandalamekonomi lokal; trans­


65
fer teknologi; dan sebagainya

Pasal 2 UU Penanaman Modaljo PenjelasanPasal 2 UU PenanamanModal

"'Setelah Indonesia merdeka, undang-undang yang mengatur tentang Pasar Moda].adalah

Undang-Undang Nomor 15 Tahun- l952 tentang l'enetapan Undang-Undang Darurat tentang

Bursa (Lembaran Negara 1951 No. 79) sebagai Uodaog-Uodang (Lembaran Negara 1952 No. 67).

Salah satu Peraturao Pelaksanaan dari Uudang-Undang tersebut adalah Keputusan Presiden No.

60 Tahon 1988 tentang Pasar Modal. Dengan berlalrunya Undang-Uodang Nomnr 8 Tahun 1995

teotang Pasar Modal sejak tanggal 10 November 1995, maka Undang-Uodaog Nomot 15 Tahon

1952 tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Peraturan Pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tersebot antara lain adalah Peraturan Pemerintah Nomor 45

Tahon 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, dan Peraruran Pelaksanaan

lainnya Lihat Sa!imanet. al., op. cit .• him. 247.

"Saliman. et. al., op. cit., him. 247.


62
Sopancana, op. cit., him. 3-4.

"Supaneana. op. cit., him. 4.

"Ibid.

Volume 6 Nomor 3 April 20()9 389


Jurnal Hukum lntemasional

menegaskan bahwa UU Penanaman Modal hanya berlaku bagi penanaman

modal langsung (direct investment). Prof. Erman Rajagukguk memberikan

penjelasan bahwa dalam rapat pembahasan RUU Penanaman Modal antara

Pemerintah Indonesiadengan DPR RI tampak bahwa pengertian penanaman

modal tidak langsung adalah penanaman modal di pasar modal/"

Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwaUUPeoanamanModalberlaku

bagi penanaman modal yang melakukan investasi langsung, dan tidak berlaku

bagi investasi tidak langsung atau portfolio investment yang tunduk pada

ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal, yakni UU Nomor 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksananya .

V. Hubungan Daftar Negatif lnvestasi (DNI) dengan Portfolio

Investment

Pasal 12 ayat (4) UU Penanaman Modal mengatur bahwa Pemerintah

mengatur mengenai kriteria dan persyaratan serta daftar bidang usaha yang

tertutup dan daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan melalui

Peraturan Presiden," Sehubungan dengan ketentuan berkenaan dengan bidang

usaha bagi para penanam modal, Pemerintah Indonesia menerbilkan Perpres

No. l 11 Tahun 20fI7 yang mengubah Peramran Presiden Nomor77 Tahun 20fI7

tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka

dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal ("Perpres No.77 Tahun

200T') yang selanjutnya disebut dengan Daftar Negatif Investasi (DNI).

Ketentuan tersebutmenjadi pedoman bagi penanam modal baik asing maupun

domestik dalam menanamkan modalnya di Indonesia berkaitan dengan bidang

usahayangtertutup,bidangusahaterbukadanbidangusahayangterbukadengan

persyaratagbagi penanam modal.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Harian


Tim Nasional Peningkatan Ekspordan Peningkatan Investasi (Tunnas PEPI),

Boediono, perubahan ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas

pemahaman tetbadap ketentuan yangtermuatdalamPerpresNo.77Tahun 20fI7,

"Sembiring, op. ciL, him. 74.

"Prof. Erman Rajagukguk, salah seorang tim perumus RUU Penanaman Modal dari pihak

Pemerintah. Wawancara dilakukan di Fakultas Hokum Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,

pada hari Rabu., 01 April 2009.


61
Indonesia, Undang-Undang ten tang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, LN Tahon 2007 Nomor 67 TLN RI Nomor 4724.

390 Indonesia Journal o


f International Law
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qrel) di Indonesia

guna memberi kepastian berusaha bagi pelaku usaha di Indonesia. Boediono,

Iebih lanjut menjelaskan bahwa Perubahan Perpres No.77 Tahun 2007

merupakan basil pembahasan antar instansi Pemerintah Indonesia dan dialog

dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) menyangkut dua Pasal

(Pasal 2Adan Pasal 5) dan Lampiran I dan II dalam Perpres N o . 1 1 1 Tahun


68
2007.

Pasal 12 ayat (4) Perpres No. l l l Tahun 2007 menyebutkan bahwa:

"Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka

dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka

dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden. ''69

Dalam penjelasan Pasal 12 ayat (l) UUPM mengatakan bahwa Peraturan

Presiden mengenai kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan

yang terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan

yang terbuka dengan persyaratan disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan

standar klasifikasi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indo­

nesia, yaitu klasifikasi berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indone­

sia (KBLI) dan/atau International Standard for Industrial Classification


70
(ISIC). Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tersebut

merupakan ketentuan yang mendasari terbentuknya daftar bidang usaha yang

tertutupmaupunterbukaagarbidangusahayangterciptadapatmemenuhikriteria

sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku clengan demikian dapat mencegah


1
timbulnya permasalahan dikemudian hari.7

International Standardfor Industrial Classification (ISIC) merupakan

ketentuan yang tidak bisa dilepaskan dalam kaitan dengan terbentuknya bidang

usaha yang tertutup maupun terbuka karena merupakan stander internasional

"Tim Nasional Peningkatan Eltspor dan Peningkatan Investasi, "Siaran Pers: Peaerbitan

Perpres Nomor 1 1 1 Tabon 2007 tentang Perubahan alas Perpres No. 77 Tahun 2007 Meroberikan

Kepastian Berusaha" <http:/fwww.postel.go.id/updatefJd/bacajnfo.asp?id_iofo =912>, diakses

tanggal 10November2008.

"Indooesia, Undang-Undang tentang Penaoamao Modal, op. cit., Pasal 12 ayat (4).

"'Indonesia, Peajelasao Undang-Undaog tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 teotang Penaoamao Modal, LN Tabun 2007 Nomor 67 TLN RI Nomor 4724,

Penjelasao Pasal 12 ayat (I).


11
lbid.

"Ibid.

"Salim H. S. dao Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGraf"mdo

Persada, 2008), him. 39.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 391


Jurnal Huku� lntemasional

mengenai klasifikasi industri. Mengingatperkernbangan globalisasi sernakin lama

secara tidak langsung memaksa setiap negara memperhatikan ketentuan­

ketentuan intemasional. Itu sebabnya dalarn penyusunan kriteria bi dang usaha


72
jugamemperhatikan standar tersebut

Apabila kita mengkaji dan menganalisis ketentuan yang ten:anturn dalarn

Perpres No.77 dan Perpres No.77 Tahun 2007, maka bidang usaha untuk
73
penanarnan modal asing atau investasi digolongkan menjadi tiga macam. Ketiga

macarn bidang usaha itu, meliputi: (I) bidang usaha terbuka; (2) bidang usaha
74
yang dinyatakan tertutup; dan (3) bidang usaha terbuka dengan persyaratan.

Pasal 3 Perpres Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan

Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka

dengan Persyaratan di Bidang Penanarnan Modal ("Perpres No.76 Tahun

2007'') mengatur bahwa penentuan kriteria dan persyaratan penyusunan bidang

usahayangtertutupdanbidangusahayangterbukadenganpersyaratanbertujuan

untuk1s:

I meletakkan landasan hukurn yang pasti bagi penyusunan peraturan yang

terkait deogan penanarnan modal;

2. menjarnin transparansi dalarn proses penyusunan daftar bidang usaha yang

tertutupdan bidang usaha yang terbukadeogan persyaratan;

3. memberikan pedoman dalarn menyusun dan menetapkan bidang usaha

tertutup dan bidang usaha yang terbuka deogan persyaratan;

4. memberikan pedoman dalarnmelakukan pengkajian ulang atas daftar bidang

usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan;

5. memberikan pedoman apabila terjadi perbedaan penafsiran atas daftar

bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan

persyaratan. •�

Semeotara itu, bilfang usahayang terbuka dengan persyaratan didasarkan

pada kriteria kepentingan nasional yaitu surnber day a alarn, perlindungan atau

pengembangan usaha rnikro, kecil, menengah dan koperasi, pengawasan

produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalarn

74
Ibid.
7

... sindonesia, Peraturan Presiden, Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria

dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka

dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.


76
Adang, AbdoUah, ••Tinjaoan Hokum Atas UV Penanaman Modal Nomor 25 Tahon 2007:

Seboab Catalan," Jomal Hokum Bisnis Vol. 26, No. 4. Tahun 2007, him. 7.

392 f International Law


Indonesia Journal o
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah lndo-
- nesia," -

Daftar bidang usaha yang tertutup mutlak untuk penanaman modal

merupakan daftar bidang usaha atau kegiatan yang tidak diperkenankan sama

sekali untuk investasi, baik PMA maupun PMDN karena daftar bidang usaha

itu ada yang bertentangan dengan undang-undang dan hanyaPemerintah Indo­


77
nesia saja yang melakukan kegiatan tersebut

Perubahan atas Perpres No. 77 Tahun 2007 sebagaimana diatur dalam


8
Perpres No.111 Tahun 2007 pada dasamya ada beberapa hal.7

Perubahan yang terjadi dalam Perpres No.111 Tahun 2007 pada dasarnya

ada beberapa hal, dalam Perpres No.I 1 1 Tahun 2007 disebutkan:

I. Di antara Pas al 2 dan Pasal 3 disisipkan 1 (satu) Pasal baru, yakni Pas al

2A, yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal2A:

(1) Penanaman modal padabidangusaha yangterbukadengan persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hams rnemenuhi persyaratan

lokasi sebagaimanadiaturdalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku di bidang tataruang dan lingkungan hidup.

(2) Dalam hal izin penanaman modal sebagaimana dirnaksud pada ayat

(1) telah ditetapkan lokasi usahanya dan penanam modal bermaksud

memperluas usaha dengan melakukan kegiatan usaha yang sama di

luar lokasi yang sudah ditetapkan dalam izin penanarnan modal tersebut,

penanam modal hams memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (I).

(3) Untukmemenuhi persyaratan lokasi sebagaimanadirnaksud padaayat (2),

.,, Salim H.S. dan Budi Sutrisno, op. cit., _him. 46.Keteutuan Pasal 5 Perpres No. 77 Tahun

2007 berbunyi:"Dengan ditetapkannya Peraturan l'residen ini, maka:l.Ketentuan-ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Presiden ini tidak berlaku bagi penanaman modal

yang telah disetujui sebelum Peraturan Presiden ini berlaku. Penanaman modal sebagaimana

dimaksud d3.lam ayat (I) ini wajib dibukt.ikau dengan S1ttat pen;etujuan penanaman modal dan

perubabannya (bila ada) yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.2.Ketentuan Peraturan

Presiden ini berlaku sepenuhnya bagi setiap perubaban atas penanaman modal yang telah disetujui

dalam surat persetujuan penanaman modal dan perubabannya (kecuali perubahan komposisi

pemegang sabam dalam batasan prosentase maksimum kepemilikan saham asing dan domestik

yang telab disetujui) yang dilakukan oleh penanam modal yang dimaksud dalam ayal (I) tersebat

di atas alau perusahaan penanaman modal yang telab ada pada atau sebelum betlakunya Peraturan

Presiden mi,"

Volume 6 Nomor 3 April 2009 393


Jumal Hukum lnternasional

penanam modal tidak diwajibkan untuk mendirikan badan usaha barn atau
78
mendapatkan izin usaha barn.

2. Ketentuan Pasal 5 diubah, sebingga menjadi berbunyi sebagai berikut

Pasal5:

"Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal l dan Pasal 2 Peraturan

" Perubahan yang lerjadi dalam Perpres No. I I I Tahun 2007 pada dasamya ada beberapa

hal, dalam Perpres No. I I I Tahun 2007 disebulkan:

I. Di antara Pasal 2 dan Pasal 3 disisipkan I (satu) Pasal barn, yakni Pasal 2A, yang berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 2A:

(I) Penanaman modal pada bidang usaha yang terbuka dengan persyararan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 barns memenubi persyaralan lokasi sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang tata ruang dan lingkungan bidup.

(2) Dalam bal izin penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tel ab ditetapkan

lokasi usabanya dan penanam modal bermaksud memperluas usaha dengan melakuk.an

kegiatan usaha yang sama di Juar Jokasi yang sudah ditetapkan dalam izin penanaman

modal tersebut, penanam modal harus memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana

dimaksud pada ayal (I).

(3) Untuk memenuru persyaralan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penanam

modal tidak diwajibkan untuk mendirikan badan usaba barn atau mendapatkan izin
2
usaha baru.

2. Ketentuan Pasal 5 diubah, sebingga menjadi berbunyi sebagai berikut:

Pasal S:

"Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal I dan Pasal 2 Peraturan Presiden ini tidak

berlaku bagi penanaman modal yang telah disetujui pada bidang usaha tertentu sebelum

Peraturan Presiden ini ditetapkan, sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan, dan

perubahannya apabila ada."

Perubahan padaPasal 5 merupakan perliodangan bagi penanaman modal yang sudah dilakukan

sebelum Perpres yang barn terbit, deogan maksud untuk melindungi kepentingan para pihak.

Namun pada dasarnya pengaturan dalam Pasal 5 Perpres sebelumnya tidak jauh berbeda

dengan Perpres yang baru. Hanya saja mengenai pengecualian perubahan komposisi

kepemilikao saham atau pemegang saham dalam batasan persentase maksimum kepemilikan

saham asing dan sabarn dalam. negeri tidak lagi muncul dalam Perpres yang barn.

Kelentuan Pasal ·:; Perpres No.77 Tahun 2007 berbunyi:


..
"Dengan ditetapkannya Peraturan Presideo ini, maka:

I. Ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Presiden ini

tidak berlaku bagi penanaman modal yang telab disetujui sebelum Peraturan Presiden .

ini berlaku. Penanaman modal sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) ini wajili

dibuktikan dengan swat persetujuan penanaman modal dan perubahannya (bila ada)

yang diterbitkan cleh inslansi yang berwenang. ·

2. Ketentuan Peraturan Presiden ini berlaku sepenuhnya bagi setiap perubahan atas

penanaman modal yang telah disetujui dalam surat persetujuan penanaman modal

dan perubabannya (kecuali perubahan komposisi pemegang saham dalam batasan

prosentase maksimnm kepemilikan sahara asing dan domestik yang telah disetujui)

yang dilakukan oleh penanam modal yang dimaksud dalam ayal (I) tersebut di atas

atau perusahaan penanaman modal yang telah ada pada atau sebelum berlakanya

Peraturan Presideo Ini,"

394 Indonesia Journal o


f International Law
Keberlalcuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

Presiden ini tidak berlaku bagi penanaman modal yang telah disetujui pada

bidang usaha tertentu sebelum Peraturan Presiden ini dit.etapkan, sebagaimana

yang tercantum dalam surat persetujuan, dan perubahannya apabila ada,"

Perebahan pada Pasal 5 merupakan perlindungan bagi penanaman modal

yang sudah dilakukansebelumPerpres yang baru terbit, denganmaksud untuk

melindungi kepentingan para pihak. Namun pada dasamya pengaturan dalam

Pasal 5 Perpres sebeiumnya tidak jauh berbeda dengan Perpres yang baru.

Hanya saja mengenai pengecualian perubahan komposisi kepemilikan saham

atau pemegang sahamdalam batasan persentasemaksimumkepemilikan saham

asing dan sahamdalam negeri tidak Iagi muncul dalamPerpres yang baru.

Perobahan-perubahan tersebut akan senantiasa dievaluasi dan dikaji ulang

guna mengikuti perkembangan serta tetap memperhatikan kepentingan semua

pihak baik itu pemerintah, penanam modal dan masyarakat Bila dirasa perlu
79
Perpres tersebut dapat dirubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Hal penting yang harus diperhatikan sebubungan dengan Perpres No.111

Tahun 2007 yang merubah beberapa ketentuan Perpres No. 77 Tahun 2007

adalah amanat UU Penanaman Modal dalam Pasal 37 ayat (2) dan (4). Pasal

37 ayat (2) UU Penanaman Modal mengatur:

"Persetujuan penanaman modal dan izin pelaksanaan yang telah di


berikan

oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor I Tahun 1967 tentang

Penanaman ModalAsing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 1 1 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan lJndang-Undang

Nomor 1 Tahun 1967 tentangPenanaman ModalAsing dan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana

telah diubah dengan lindang-UndangNomor 12 Tahun 1970tentangPerubahan

dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman

Mo_� Dalam Neg,eri dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya


--·

3. Lampiran I mengenai Daftar Bidang Usaha yang Tertutup untuk penanaman modal

diubah, sebmgga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan

Presiden ini.

4. Lampiran II Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan diubah. sebingga seluruh

Lampiran II tersebut berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan

Presiden ini.

""Perpres DNI dan Pasar Modem Sudah Diberlakukan," <http://www.detikfinance.com/

index. pbp/detik.read/lahuo/2008/bulan/Ol/tgl/09/time/110503/idnews/876835/idkanal/4>, diakses

tanggal 100ktober2008.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 395


Jurnal Hukum Internasional

30
persetujuan penanaman modal dan izin pelaksanaan tersebut, "

Kemudian ayat (4) UU Penanaman Modal berbunyi:

"Perusahaan penanaman modal yang telah diberi izin usaha oleh Pemerintah

berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Asing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 1 Tahun

1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun I %7

tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun I %8

tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam

Negeri dan, apabila izin usaha tetapnya telah berakhir, dapat diperpanjang
81
berdasarkan Undang-Undang ini."

Perpres No. l l l Tahun 2007 memiliki makna bahwa apa yang tidak

tercantum dalam DNI, bidang tersebut terbuka bagi penanaman modal dalam

negeri maupun penanam modal asing. Perpres No. I I I Tahun 2007 memuat

daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan
82
persyaratan di bidang penanaman modal mencakup berbagai bidang usaha.

Pada Lampiran II mengenai Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan

Persyaratan pada poin c mengenai Kepemilikan Modal padaNo. 44 tentang


83
Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, yaitu:

a. Penyelenggaraan Jaringan 'Ietap":

i Lokal berbasis kabel, dengan teknologi circuit switched atau packet

switched

ii. Berbasis radio, dengan teknologi circuit switched atau packet

switched

'°Indonesia, Undang-Undang tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, LN Tahun 2007 Nomor 67 TLN RI Nomor 4724.
81
Ibid.

"''DaftarNegatiflnvestasi" <http:l/jumalnasional.oom/?med=Blog&sec=Halaman%20Muka

&rbrk=Yustisia&id=5978l&detail=Halaman%20Muka>, diakses tanggal 28 Oktober 2008.

&3 Indonesia, Peraturao Presiden, Peraturan Presiden Nomor 1 1 I Tahun 2007 teotang

· Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang

Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Mndal.
84
Penyeienggaraan jaringan tetap adalah kegiatan Penyeleaggaraanjaringan telekomunikasi

untuk layanan telekomunilcasi tetap. Pasal I angka 10 jo Pasal 19-26 Keputusan Menteri

Perhobongan Nomor KM. 20 Tahon 2001 jo KM. 30 Tahon 2004 teotang Penyelenggaraan

Jaringan Te1ekomunikasi.

396 Indonesia Journal o


f lntemational Law
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

85
b. PenyelenggaraanJaringan 'Ietap Tertutup

6
c. Penyelenggaraan Jaringan Bergerak"

L Seluler

ii. Satelit

Kepemilikan modal di sektor komunikasi dan informatikadalam Perpres

tersebutmensyaratkan bahwa penyelenggaraanjaringan telekomunikasi yang

tetap, kepemilikan modal asing maksimal 49%. Begitu juga penyelenggaraan

jaringan telekomunikasi berbasis radio, dengan teknologi circuit switched atau

packet switched,kepemilikanmodal asingmaksimal 49%. Hal ini berarti bahwa

dibidang usaha tersebut, penanaman modal asing dapat dilaknkan sampai dengan

49%.87

DNI merupakan aturan yang pasti akan terns berkembang. Dikemudian

hari, akan terns dilakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan

Perpres tersebut. Apabila memang memerlukan perubahan, maka akan

dievaluasi kembali dan dapatdirubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

clan perkembangan perekonomian," Penentnan bidangusaha untuk penanaman

modal asing bersifat dinamis karena dapat berubah yang disebabkan kondisi

bangsadan negara. Untukmengkaji dan menganalisis perkembangan bidang


89
usaha di atas, kita hams mengkaji dari berbagai peraturan yang ada.

Dalam Pasal 17 ayat(l) dan (2) Perpres No.76 Tahun 2007 disebutkan:

(1) Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan

persyaratan dievaluasi dan disempurnakan secara berkala sesuai dengan

"Penyelenggaraan jaringan tetap tertutup adalah penyelenggaraan jaringan yang menyediakan

jaringan untuk disewakan. Pasal I angka 13 jo Pasal 33 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

KM. 20 Tahun 2001 jo KM. 30 Tahun 2004.

,. Penyelenggaraan jaringan bergerak adalah kegi'!!•• penyelenggaraan jaringan .untuk

telekomunikasi bergerak. Pasal I angka 11 jo Pasai 46-59 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

KM. 20 Tahun 2001 jo KM. 30 Tahun 2004.

&1 Indonesia, Peraturan Presiden, Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 tentaog

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tohun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang

Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbnka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Lampiran ll mengenai Daftar Bidang Usaba yang Terbuka deogan Persyaratan, poin c mengeoai

Kepemilikan Modal, No. 4042.

""Pe,pres DNI dan Pasar Modem Sudah Diberlakukan," <http:llwww.detikfinance.com/

index. php/detik.read/tabun/2008/bulan/OlltgY09ftimell 10503/idnews/876835/idkanail4>, diakses

tanggal 10 Oktober 2008. ·

"Salim H.S. dan Budi Sutrisno, op. cit., him. 177.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 397


Jurnal Hukum lnternasional

perkembangan ekonomi dan kepentingan nasional berdasar kajian temuan

dan usulan penanaman modal.

(2) Penyusunan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka

dengan persyaratan dikoordinasikan oleh Kernent.erian Koordinator Bidang

Perekonomian yang kemudian ditetapkan dalam Peraturan Presiden."?

Dalam Perpres No. 76 Tahun 2007 juga disebutkan bahwa Menteri atau

Pimpinan instansi terkait dapat mengusulkan bidang usaha yang tertutup dan

bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan beserta alasan pendukung

kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan menggunakan


91
kriteria dan pertimbangan berdasarkan Peraturan Presiden tersebut,

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membentuk tirn untuk

menilai, menyusun, mengevaluasi dan menyempurnakan daftar bidang usaha

yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan. Hal ini

dibutuhkankarenaperkembangan perekonomian yangsemakinlarna sudah tentu

selalu berubah, dengan perubahanillllahmaka bidangusaha punakan mengalami


92
perubahan dari waktu ke waktu. Meskipun demikian, bukan berarti setiap

tahun DNI akan diubah at.audiganti karenaDNI tersebut merupakan pegangan

investor yang tidak bisa diubah setiap saat Perubahan Peraturan Presiden dapat

dilakukan apabila benar-benar dibutuhkan dengan tetap memperhatikan

kepentingan semua pihak.

DNI sebagai peraturan pelaksana UU Penanaman Modal secara tegas

dinyatakan dalam bagian 'menimbang' dan 'mengingat' pada Perpres No.111

Tahun2007. Padabagian awalPerpresNo.111 Tahun2007 mengatakan bahwa

Perpres N o . 1 1 1 Tahun 2007 menimbang kepada Perpres No.77 Tahun 2007

dan UU Penanaman Modal, kemudian UU Penanaman Modal disebutkan

kembali dalam bagian 'mengingat'. Makna dari kata "menimbang' dari suatu

peraturan pelaksanamel!_un.Jf.Prof. MariaFaridalndrati adalah bahwa peraturan


-··
pelaksana merujuk kepada UU yang disebutkan dalam bagian 'menimbang'

atau dengan lain perkataan bahwa berdasarkan UU Penanaman Modal itulah

maka peramran pelaksana atau Perpres No.111 Tahun 2007 itu dikeluarkan."

Terkaitdengan UU Penanaman Modal, sebagaimana telah dibahas di atas,

90
Indonesia, Pera.tu.ran Presiden, Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 ten tang Kriteria

dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Turturup dan Bidang Usaha yang Terbuka

· dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.


91
Ibid Pasal 17 ayat (3).

"Ibid. Pasal 17 ayat (4).

398 Indonesia Journal o


f International Law
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

Pasal 2 UU Penanaman Modal dengan tegas menyatakan ketentuan dalam

undang-undang ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor di wilayah

NegaraRepublik Indonesia Kemudian, penjelasan Pasal 2 rnenyatakan, bahwa

yangdimaksud "penanarnanmodaldi semuasektordi wilayahNegaraRepublik

Indonesia" adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman


94
modal tidak langsung atau investasi portofolio (portfolio investment).

Pembahasan Pasal 2 ini di Dewan Perwakilan Rakyat adalah bahwa pengertian

penanaman modal tidak langsung atau portfolio investment adalah investasi

rnelalui Pasar Modal. UU Penanaman Modal banyamengaturpenanaman modal


5
langsung (direct investment).9 DNI yang merupakan peraturan pelaksana UU

Penanaman Modal pun banya berlaku untuk penanaman modal langsung.

Apabiladikaitkandengan kepernilikan sabam di Pasar Modal, tidak dapat

ditentukan secara jelas dan pasti mana pernilik sabarn asing dan mana pernilik

sabarn lokal karena di Pasar Modal tidak ada pembedaan antara pernilik sabarn

asing dan pemiliksaham lokal sebingga sudab tentu tidak ada batasan kepernilikan

saham di Pasar Modal. Beberapa contoh ketidakberlakuan Daftar Negatif

lnvestasi mengenai pernbatasan modal asing di perosabaan publik yang berlaku


96
di Pasar Modal, antara lain:

a. PrAstra International Tok, sebuab perusahaan yang bergerak dibidang

penjualan otornotif, yang berdasarkan laporan kepemilikan saham perseroan

yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, per tanggal 30 Juni 2008,

merniliki sekitar90, 774% modal asing dalarn sabam perseroan. Sernentara

itu, ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dibidang penjualan

otomotif pada prakteknya tidak mengijinkan adanya penanaman modal

asing sama sekali dibidang tersebut

b. Pr Excelcomindo Pratarna Tbk, sebuah perusabaan penyedia jasa

telekomunikasi bergerak yang berdasarkan laporan kepemilikan sabam

· perseroan yang disarnpailcan ke Bursa Efek Indonesia, per tanggal 30 Juni

"Prof Maria lndrali S, Hakim Konstitusi dan Guru Besar llmu Perundang-undangan Falrulias

Hukwn Universkas Indonesia. wawancara dilakukan di Gedung Mabkamah Koostitusi Lantai 13,

n. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat, pada hari Rabu, 24 Desember 2008.

"Indonesia. Undang-Undang teotang Penanaman Modal, op. cit..

"BKPM, wawaocara dilakokao dengan Bapak Tamba P. Hutapea. Direktur Deregulasi

Penanaman Modal di Cledung B, BKPM Lantai 4, n. Gatot Subroto No. 44 Jakarta Selatan, pada

hari Selasa tanggal 16 Desember2008 (Lembar pcrnyataan wawancara terlampir).

,.BKPM, berdasarkan wawancarayangdilakukan dengao BapakTamba P. Hutapca. Direktur

Deregulasi Penanaman Modal, di Gedung B Badan Koonl.inasi Penanaman Modal (BKPM) Lantai

4, n. Gatot Subroto 44, pada hari Selasa tanggal 16 Desember 2008.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 399



Jumal Hukum Internasional

2008 memiliki sekitar 99,87598% modal asing dalam saham perseroan.

Sementara itn, Daftar Negatiflnvest.asi membatasi penanaman modal asing


97
dibidangtelekomunikasitersebutdenganjmnlahmaksimum65%.

c. Pf Indosiar Karya Media Tok adalah perusahaan yang bergerak dibidang

penyiaranmelaluianakperusahaannya,yakniPflndosiarVI.SUaiMandiri.

Berdasarkan laporan kepemilikan saham perseroan yang disampaikan ke

Bursa Efek Indonesia, per tanggal 30 Juni 2008, sekitar 42,669% saham

perseroan dimiliki oleh pemodal asing. Sedangkan, dalamketentuan dalam

peraturanperundang-undangandi bidangpenyiaran yangmenya1akan bidang ·


98
ini tertutup sama sekali untuk pemodal asing.

d. Indosal adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa

telekomunikasi tetap dan bergerak. Memperhatikan pula setelah

dilakukannyadivestasi saham Pemerintah Indonesia kepada Singtel clan

juga bahwa lebih dari 10% saham Indosat juga dicatatkan di New York

Stock Exchanges serta sebagian besar saham yang dicatatkan di Bursa

Efek Indonesia dimiliki oleh investor asing, rnaka dapat dipastikan bahwa

kepernilikan investor asing atas saham Indosat melebihi ketentuan


99
pembatasan kepemilikan asing yang ditetapkan dalam DNI, yaitu 49%.

e. Pf BUMI Resources Thkmerupakan perusahaan yang bergerakdibidang

pertambangan batubara melalui 2 (dua) anak perusahaannya, yaitu Pf

Kaltim Prima Coal dan Pf Arutmin Indonesia, yang keduanya beroperasi

berdasarkan suatu Perjanjian KaryaPengusahaan Pertambangan Batubara

(PKP2B). Berdasarkan laporan kepemilikan saham perseroan yang

disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, per tanggal 30 Juni 2008, sekitar

67% saham perseroan dimiliki oleh pemodal asing. Sedangkan, ketentuan

"LampiranlIPeraturan PresidenNomor Ill Tahon 2007tentangPerubahanatasPeraturan . �

Presiden Nomor 77 Tahon 2007 tentang Daftar Bidang Useha yang Tertutup dan Bidang Usaha

yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, Daftar Bi dang Usaha yang Terbuka

dengan Persyaratan poin c mengenai Kepemilikan Modal No. 44 huruf c tentang Penyelenggaraan

Jaringan Bergerak, Sektor Komunikasi dan lnformatika Maksimal 65%.


98
Lampiran .J.Peraturan Presiden Nomor 1 1 1 Tahun 2007 tent.ang Perubahan atas Peraturan

Presiden Nomor 77 Tahon 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha

yang Terbukadengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, Daftar Bidang Usaha yang Tertutup

untuk Penanaman Modal, nomor 10 Bidang Usaha Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio dan

Televisi, Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 92131, Sektor Komunikasi dan

lnformatika.

"BAPEPAM-LK. berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Paulus Suwamo,

Kepala Sub. Bag. Biro Penilaian Keuangan Perusabaan (PKP) Sektor Jasa, di Gedung BAPEPAM­

LK Lantai 8, n. Dr. Wahidin Jakarta, pada bari Senin tanggal 15 Desember 2008.

400 f Intemational Law


Indonesia Journal o
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

dalamPKP2B membatasi penanamanmodal asingdi bidangtersebutsampai

jumlahma.ksirmnn 49%.

Jelas maksudnya, bahwa DNI merupakan ketentuan dari peraturan

pela.ksana UU Penanaman Modal, ya.kni ketentuan atas investasi langsung atau

penanaman modal langsung; Hal ini berarti bahwa secara otomatis DNI tidak

berkaitan dengan penanaman modal tidak Iangsung atau investasi portofolio


100
(portfolio investment).

Pada akhimya berkaitan dengan permasalaban Qtel, sesuai dengan peraturan

yang berlaku di Indonesia, Qtel dapat membeli Iagi saham Indosat melalui Pasar

Modal (meskipun Qtel sudah mempunyai persentase saham sebesar 40,81 %

yang dibelinya langsung berdasarlran perjanjian jual beli dengan STI) dan secara

otomatis tidak tunduk pada ketentuan UU Penanaman Modal serta Perpres

No.111 Tabun 2007 (ketentuan tentang DNI) sebagai PeraturanPela.ksanaannya

tetapi tunduk pada peraturan Pasar Modal mengingat investasi yang a.kan

dila.kukan Qtel merupa.kan investasi tidak langsung.

VJ. Kesimpulan

l. Dalam investasi portofolio (portfolio investment) atau investasi tida.k

langsung yang dila.kukan di Pasar Modal, DNI tidak berlaku karena DNI

merupa.kan PeraturanPela.ksanadari UUPenanamanModal yang mengatur

mengenai penanaman modallangsung yang rnanadapatdilihatpada bagian

menimbang Perpres N o . I l l Tahun 2007 yang merujuk pada UU

Penanaman Modal. Dengan demikian,jelas DNI tidak berlaku terhadap

investasi yang dila.kukan rnelalui Pasar Modal atau investasi tidak Iangsung

(portfolio investment).

2. Pernbelian sabam Indosat oleh Qatar Telecom (Qtel) rnelalui Pasar Modal

� bolehmelebihi 49% dan rnenjadi pemegang sahammayoritas Ind�sehab

pembelian saham di Pasar modal bukan merupakan penanaman modal

langsung, sehingga, tidak tunduk pada UUPenanamanModal dan Perpres

No.111 Tahun 2007 sebagai Peraturan Pela.ksanaannya. Pernbelian saham

Indosat yang dila.kukan Qtel rnelalui Pasar Modal tunduk pada UU Nornor

8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pela.ksanaannya.

"" "Daftar Negatif Investasi" <http:1/jumalnasional.coml?med=Blog&sec=Halaman%20

Muka&rbrk=Yustisia&id=59781&detail=Halaman%20Muka>, diakses tanggal 28 Oktober 2008.

Volume 6 Npmor 3 April 2009 401


Jurnal Hukum lnternasional

Daftar Pustaka

A. Buku

Ackley, Gardner. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Yayasan Penerbit Uni­

versitas Indonesia. 1973.

Bastian, Indra. Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi. Jakarta:

SalembaEmpat 2002.

Bohari, H. Pengantar Hukum Pajak. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

2004.

Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008. .

Fuady, Munir. Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO. Bandung:

CitraAditya Bakti. 2004.

__, Munir. Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Motjem di Era

Global. Bandung: Pf CitraAditya Bakti. 2008.

Hunter, Richard J., Jr., Robert E. Shapiro, dan Leo V. Ryan, C.S.V, "Le­

gal Consideration in Foreign Direct Investment", Oklahoma City Univer­

sity Law Review, Summer-Fall, 2003.

Kansil, CST., dan Christine S. T. Kansil. Hukum Perusahaan Indonesia:

Aspek Hukum dalam Ekonomi Bagian I. Jakarta: Pradnya Paramita. 2005.

Mahmud, Peter. Joint Venture. 2000.

Mamudji, Sri dan Hang Raharjo. Teknik Menyusun Karya Tulis llmiah.

Pra Cetak. Jakarta. 2002.

Mamudji, Sri et. al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta:

Badan PenerbitFakultas Hukum Universitas Indonesia 2005.

Margono, Sujud. Hukum InvestasiAsing di Indonesia. Jakarta: Novindo

Pustaka Mandiri. 2008.

__ M�kusumo, Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta:

Liberty. 2003.

Poerwadaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa lndonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 1976.

Rajagukguk, Erman dkk., Hukum Investasi (Bahan Kuliah). Jakarta: Ul

Press. 1995

Rajagukguk, Erman. Hukum Investasi di Indonesia. Jakarta: Fakultas

Hukum Universitas Indonesia 2006.

Rakhmawati, Rasyidah. HukumPerumomonModal di Indonesia. Malang:

BayumediaPublishing. 2004.

402 Indonesia Journal o


f International Law
Keberlakuan Daftar Negatiflnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

S., Salim H, dan Budi Sutrisno. Hukum lnvest�i di Indonesia. Jakarta:

Pf RajaGrafindo Persada. 2008.

Saliman, R. Abdul; Hermansyah, danAhmadJalis. Hukum Bisnis Untuk

Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus, Cet. Ke-3. Jakarta: Prenada Media

Group. 2007.

Sembiring, Sentosa. Hukum lnvestasi: Pembahasan Dilengkapi dengan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Jakarta: Nuansa Mulia. 2007. ·

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Cet.3. Jakarta: UI

Press, 1986.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Peneluian HukumNormatif Ed. I.

Cet.7. Jakarta: Pf RajaGrafindo Persada, 2003.

Sunggono, Bambang. Metodalogi Penelitian Hukum. Jakarta: Pf Raja

Grafindo Persada, 2001.

Supancana, Ida Bagus Rahmadi. Kerangka Hukum dan Kebijakan

lnvestasi Lang sung di Indonesia. Jakarta: Pf Ghalia Indonesia. 2006.

Sornarajah, M. The International Law on Foreign Investment. United

Kingdom: Cambridge University Press, Second Edition. 2004.

Tun Pengajar MetodePenelitian Hukwn. Metode Penelitian Hukum: Buku

B. Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia 2000.

B. Peratman perundang-undangan

Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel).

Diterjemahkan oleh R. Subekti R. Tjitrosudibio. Cet 8. Jakarta: Pradnya

Paramita, 1976.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Bulgerlijk Wetboek).

Diterjemahkan 9leh R.- Subekti R. Tjitrosudibio. Cet 8. Jakarta; Pradnya

Paramita, 1976.

Indonesia. Undang-Undang tentang Penanaman. Modal. Undang­

Undang Nomor25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. LN RITahun 2007

Nomor67, TLNRINomor4724.

__ . Undang-Undang tentang Pasar Modal. Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. LN RI Tahun 1995 Nomor 64, TLN RI

Nomor3608.

__ . Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Volume 6 Nomor 3 April 2009 403


Jumal Hukum lntemasiona.l

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. LN

RI Tahun 1999 Nomor 33, TLN RI Nomor 3817.

__ . Undang-Undang tentang Telekomunikasi. Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. LN RI Tahun 1999 Nomor

154, TLN RI Nomor 3 8 8 1 .

__ . Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara. Undang­

Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, LN RI

Nomor 70, TLN Nomor 4297.

__ . Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang­

undangan. Undang-Undang Nomor IO Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

__ . Undang-Undang tentang Koperasi. Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 tentang Koperasi LN RI Nomor 1 1 6 TLN Nomor 3502.

__ . Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang

Nomor 40Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. LN RI Tahun 2007 Nomor

106, TLN RI Nomor4756.

__.. Peraturan Pemerintah tentang Pemilikan Saham Dalam

Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994. LN RI Tahun 1994 Nomor 28.

__ . Peraturan Presiden, Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007

tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan

Bidang Usaha yangTerbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

__ . Peraturan Presiden, Peraturan Presiden Nomor l l l Tahun 2007

tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang

Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan

Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

__. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1986 tentang Persyaratan

Pemilikan SahamNasional DalamPerusahaan Penaaaman MOElalAsing Untuk

Diberi Perlakuan Yang Sama Seperti Perusahaan Penanaman Modal Dalam

Negeri.

__. Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1986 tentang Jangka Waktu

lzinPerusahaan PenanamanModalAsing. LN RITahun 1986Nomor 32, TLN

RINomor3335.

__ . Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1987 tentang Perubahan

Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1986 tentang Persyaratan Pemilikan

Saham Nasional Dalam Perusahaan Penanaman ModalAsing Untuk Diberi

Perlakuan Yang Sama Seperti Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri.

404 Indonesia Journal o


f Intemotionai Law
Keberlakuan Daftar Negatiflnvestasi Kasus: /rrvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

-�-Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 21 Tahun 2001

tentang Penyelenggaraan Iasa Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 30 Tahun 2004;

__.Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2003 tentang Tun Nasional

Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasijuru:to Keputusan Presiden

Nomor3Tahun20061entangTunNasionalPeningkat.anEkspordanPeningkatan

Investasi.

__ .Keputusan Menteri NegaraPenggerak Danalnvestasi/Ketua Badan

KoordinasiPenanamanModal(BKPM)Nomorl5/SK/1994tentangKetentuan

PelaksanaanPemilikanSahamDalamPerusahaan YangDidirikanDalamRangka

Penanaman ModalAsing.

__ .Peraturan BAPEPAM-LKNomor IX.H.l, Lampiran Keputusan

Ketua BAPEPAM-LK Nomor Kep.259/BU2008 tentangAkuisisi Perusahaan

Terbuka (Peraturan BAPEPAM-LK IX.H.l) dan Peraturan BAPEPAM-LK

Nomor IX.El Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor Kep.04/

PM/2002 tentang Penawaran Tender (Peraturan BAPEPAM-LK IX.F. l ).

C. Internet

"Aspek Hukum dalam Peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA)

Melalui Pengembangan Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas,"

< h t t p : / / w w w . b p h n . g o . i d / p u s l i t b a n g /

index.php?action=download&file=paper pratomo bkpm.doc>. Diakses

tanggal 30 Oktober 2008.

''Babak Baru lndustri Telekomunikasi," <http://cetak.kompas.com/read I

xm1/2008/l0/31/01581354/babak.baru.industri.telekomunikasi>. Diakses

tanggal 1,0 November 2(!08.

"Bapepam Tegaskan Qtel Harus Tender Offer," <http:1/

mediaindrnresiacom>. Diakses tanggal 25 November 2008. .-

''BKPMAkan MuluskanLangkah Qtel," <http://www.korantempo.com I

kor.antempo/koran/2008/09/08/Ekonomi dan Bisnis/

krn.20080908.141796.id.html>. Diakses tanggal 28 November 2008.

"Daftar Negatiflnvestasi" <http://jumalnasional.com/?med=Blog&sec

=Halaman%20Muka&ffirleYustisia&id=5978I&detail=Halarnan%20Muka>.

Diakses tanggal 28 Oktober 2008.

"Daftar Negatif Investasi Terus Disempurnakan," <http:1/

www.detikfinance.com/read/2008/09/22/191623/1010557/4/daftar-negatif­

investasiterusdisempurnakan>. Diakses tanggal 14 November 2008.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 405


lumal Hukum lntemasional

"Daya Saing Indonesia dalam Menarik Investasi Asing," <http:f/

2 0 9 . 8 5 . 1 7 5 . l 04/search?q= cache:n V qW28bvoEwJ :www.kadin­

indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-98-2495-06022008.

pdf+hubungan+Daftar+Negatif+Investasi.+dengan+investasi+

portofolio&hl=id&ct=clnk& cd=58&gl=ilJ>. diakses tanggal 04 November

2008.

"JK: Penjualan Saham ISAT dari STT ke Qtel Sah," <http:(/

www.kontan.co.id fmdex.php/Investasi/news/914(>, Diakses tanggal 28

Oktober 2008.

"Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi,"<ht1;p://organisasi.org/sistem

tata ekonomi kapitalisme sosialisme dan komunisme definisi pengertian

arti penjelasan sejarah teori ilmu ekonomi>, Diakses tanggal 24 November

2008.

"Kepemilikan Qtel di IndosatMaksimal 65%,"<ht1;p:/fwww.antara.co.id/

arc/2008/10/27/ke.pemilikan-qtel-di-indosat-maksimal-65-persen>. Diakses

tanggal l00ktober2008.

"Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Indosat," <http:f/

www.indosat.com>. Diakses tanggal 22 Desember 2008.

"Penanaman Modal Asing " <http:f/www.bappenas.go.id/

index.php?module=Filemanager&func=dowload&pathext=ContentEi,press/

&view=4 l 6/Bab03 I970%20cek.doc>. Diakses tanggal 30 Oktober 2008.

"Penanaman Modal Asing Ditinjau dari Segi Hukum,"<http:ff

www.pqpustakaan-online.blogspot.com/2008/06/penanaman-modal-asing­

ditinjau-dari.html>, Diakses tanggal 06 November 2008.

"Pengamat: Qtel Tidak Lakukan Investasi Langsung" <http:f/

www.antara.co.id /arcf2008/9fl/pengamat-qtel-tidak-lakukan-investasi­

langsung/>. Diakses tanggal 28 Oktober 2008.

�rpres DNI-dan Pasar Modem Sudah Diherlakukan," <http:ffwww.

detikfinance.com!index.pbpfdetik.read/tahun/2008fbulan/Olftgl/09/time/

II 0503/idnews/876835/idkanalf4>. Diakses tanggal IO Oktober 2008.

"Position Papertentang Daftar Negatiflnvesrasi Indonesia 20CJ7: Dikeluarlom

Januari 2008," <http:/fwww.ipmg-online.com>. Diakses tanggal 30 Oktober

2007.

"Qatar Telecom-Company Profile Snapshot," <htl;p://wrightreports.

ecnext.comfcoms'.2®portdescCOMPANY C634RI EOO>. Diakses tanggal 16

Desember 2008.

406 f International Law


Indonesia Journal o
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: lnvestasi Qatar Telecom (Qtel) di Indonesia

"Qtel Hanya-Boleh Membeli 22,4 Persen Saham lndosat Lagi," <bnp;fl

www.rqrublika.eo.id/berita/10257.btml>. Diakses tanggal IO November 2008.

"Qtel Setuju Harga Penawaran Tender Rp. 7.388," <http:/1

www.web.bisnis.com/edisi--cetak/edisi-harian>, diakses tanggal 30 Desember

2008.

"Regulasi. Telekomunikasi,"<http://www.sinartJarnpan.eo.id/berita/0205/24/

eko04 .tml>. Diakses tanggal 13 Oktober 2008.

"Revisi Perpres DNI Tak Banyak Bergeser," <htt_p:ffcms.sip.co.id I

hukumonlinefdetail.asp?id=I8454&cl=Berita>, Diakses tanggal 28 Oktober

2008.

"Sejarah Perkembangan," <htt_p://seq,ong6.batan.go.idlorganisasil

profil.php>. Diakses tanggal 24 November 2008.

"SiaranPera: PenerbitanPerpresNomor I II Tahun 20Cf7 tentang Perubahan

alas Perpres Nomor77 Tahun 20Cf7 Memberikan Kepastian Berusaha," <http:/

!www.postel.go.id/update/idlbaca info.asp?id info=9I2>. Diakses tanggal IO

Oktober 2008.

"Strategi Menarik Peoanaman Modal Asing dalam Pembanguoan

Ekonomi," <http:/fwww.antara.eo.id/arc/2007 /l l/1/telaah­

menggerakkanpenanaman-modal-asing>. Diakses tanggal 30 Oktober 2008.

"Studi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sektor

Telekomunikasi di Indonesia," <htt_p://pihilawyers.comlblogf?p=25>. Diakses

tanggal 03 November 2008

"Temasek Diduga Melanggar Priosip Cross Ownership," <http://

www.hukmnonline.comldetail.as_p?id=l6787&cl=Berita>. Diakses tanggal 1 1

November 2008.

"Temasek Lebih dari Sekadar Investasi," <http://wawasandigital.com­

temasek lebih dari sekad& investasi.html>. Diakses tanggal I I November

2008.

"Tender Offer Indosat Berpotensi Terganjal Perpres Nomor I l l Tahun

_ 2007 ." <http:llsahamku.blogspot.com/2008/tender-

offerindosatber;potensi.htm>. Diakses tanggal l00ktober2008.

TimNasionalPeningkataoEkspordan Peningkatan Iavestasi, "Siaran Pers:

Penerbitan Perpres Nomor I l l Tahun 2007 Tentang Perubahan alas Perpres

Nomor 77 Tahun 2007 Memberikan Kepastian Berusaha" <http://

www.postel.go.id/update/idlbaca iofo.asp?id info=912>. Diakses tanggal IO

November 2008.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 407


Jurnal Hukum lnternasional

. .

"23 Jenis Usaha Tertutup Bagi Penanaman Modal," <ht1p://buletin

bisnis.wordpress.com/2008/01/10/23-jenis-usaha-tertutup-bagipenanaman

modal/>. Diakses tanggal IO Oktober 2008.

D. Pirtusan

Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nomor07/KPPU­

U2007

E. Jumal

Abdullah, Adang. "Tinjauan HukumAtas UU Penanaman Modal Nomor

25 Tahun 2007: Sebuah Catatan," Jumal Hukum Bisnis Vol. 26, No. 4. Tahun

2007.

Lothian, Tamara dan Katharina Pistor, "Local Institutions, Foreign In­

vestment and Alternative Strategies o


f Development: Some Vtews from

Practice", Columbia Journal of Transnational Law. 2003.

Malik, Camelia. "Jaminan Kepastian Hukumdalam Kegiatan Penanaman

Modal di Indonesia," Jumal Hukum Bisnis Vol. 26, No. 4. Tahun 2007.

Swenson, Deborah L. "Why do Developing Countries Sign Bits?" U.C.

Davis Journal of International La.wand Policy, Vol. 12. Tahun 2005.

Syahyu, Yulianto. "Pertumbuhan JnvestasiAsing di Kepu]auan Batam: antara

Dualisme Kepemimpinan dan Ketidakpastian Hukum", Jumal Hukum Bisnis,

Vol. 22, No. 5, Tahun 2003.

Wild, John, et. al. International Business I 94. Jeff Shelstad et. al., eds.,

2•• ed 2003.

Yulianto,Ahmad. "Peranan Multilateral Investment Guarantee Agency

(MIGA) dalam KegiatanJnvestasi",JumalHukumBisnis, Vol 22, No.5, Tahun

2003.

F. Kamus

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

1990.

KamusHukumEkonomiElips, EdisiPertama, Jakarta: ProyekElips, 1997.

Kansil, C.S.T. Kamus Istilah Aneka Hukum: Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 2002.

Oxford Leamer s Pocket Dictionary, New Edition. Oxford University

Press. I 995.

408 Indonesia Journal o


f International Law
Keberlakuan Daftar Negatif lnvestasi Kasus: Investasi Qatar Telecom (Qrel} di Indonesia

G Wawancara

BAPEPAM-LK, berclasarkan wawancara yang dilakukan dengan Kepala

Sub. Bag. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan (PKP) Sektor Jasa, Bapak

Paulus Suwarno, di Gedung BAPEPAM-LK Lantai 8, n. Dr. Wahidin Jakarta,

pada hari Sellin tanggal 15 Desember 2008. .

BKPM, wawancara dilakukan dengan Direktur Deregulasi Penanaman

Modal, Bapak Tamba P. Hutapea, di Gedung B, BKPM Lantai 4, Jl. Gatot

Subroto No. 44 Jakarta Selatan, pada hari Selasa tanggal 16 Desember 2008.

Prof. Erman Rajagukguk, salah seorang tirn perumus RUU Penanaman

Modal dari pihak Pemerintab. Wawancara dilakukan di Fakultas Hukum Uni­

versitas Indonesia, Kampus ill Depok, pada hari Rabu tanggal 01 April 2009.

Prof Maria Indrati S, Hakim Konstitusi. Wawancaradilakukan di Gedung

Mabkamah Konstitusi Lantai 13, Jl, Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta

Pusat, pada hari Rabu tanggal 24 Desember 2008.

Volume 6 Nomor 3 April 2009 409

You might also like