You are on page 1of 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Terapi Relaksasi Otot Progresif


Pokok Bahasan : Terapi Relaksasi Otot Progresif
Sasaran : Pasien Rawat Jalan Dewasa RSJ. Provinsi Jawa Barat
Hari/Tanggal : Kamis, 12 April 2018
Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang Tunggu Rawat Jalan Dewasa RSJ Provinsi Jawa Barat

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini kesehatan jiwa menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

memprihatinkan. Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang

signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut Rosdahi (Kusumawati dan Hartono,

2010) Kesehatan jiwa adalah kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan

mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stres yang serius.

Indikator sehat jiwa meliputi sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang,

memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan

kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Stuart & Laraia, 1998).

Dibutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk kesehatan jiwa diantaranya adalah

perawat. Perawat harus memiliki kemampuan dalam mendukung tercapainya indicator sehat

jiwa. Perawat perlu melakukan terapi untuk mengatasi gangguan jiwa, salah satunya adalah

teknik relaksasi progresif. Dalam jurnal pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila

Ramdhani dan Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan salah satu teknik

pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan parasimpatetis
ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti efektif mengurangi

ketegangan dan kecemasan, membantu orang yang mengalami insomnia, dan asma.

Efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di

muka umum, selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang. Terapi

relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan pikiran dan otot - otot

akibat stres karena ketegangan dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh. Bila ketegangan

terjadi maka tubuh akan menjadi lemah dan akibatnya tubuh tidak dapat melakukan

fungsinya secara optimal. Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa

memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihan

kesehatan seseorang.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan klien dan atau keluarga dapat

mengetahui tentang terapi rekasasi otot progresif

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan atau keluarga mampu

mengetahui tentang :

- Apa yang dimaksiud dengan terapi relaksasi otot progresif ?

- Apa tujuan relaksasi progresif ?

- Apa indikasi pelaksanaan terapi relaksasi otot prograsif ?

- Bagaimana melakukan terapi pelaksanaan rerapi otot progresif ?


C. RENCANA KEGIATAN

1. Metode

Ceramah, diskusi, demonstrasi dan Tanya jawab

2. Media dan alat bantu

Leaflet

3. Tempat untuk waktu

a. Tempat : Ruang tunggu Rawat Jalan Dewasa RSJ Provinsi Jawa Barat

b. Waktu : Kamis 12 April 2018/ pukul 10.00- 10.30wib

4. Pemateri

Anggota kelompok 1 Mahasiswa Program Profesi Ners UNSRAT Manado

D. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan

Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 1. Ceramah

( 5 menit) 2. Memperkenalkan diri salam 2. Tanya jawab

3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Mendengarkan

penyuluhan keterangan

4. Menggali pengetahuan peserta penyaji

tentang materi yang akan 3. Menyampaikan

disampaikan pengetahuan

tentang materi
yang

disampaikan

Penyajian dan 1. Menggali pengetahuan peserta - Memperhatikan 1. Ceramah

diskusi tentang relaksasi progresif - Mendengarkan 2. Demonstrasi

( 20 menit) 2. Menjelaskan pengertian keterangan 3. Tanya jawab

relaksasi progresif penyaji 4. Leaflet

3. Menjelaskan tujuan relaksasi - Mengikuti dan

progresif menirukan

4. Menjelaskan indikasi demonstrasi

pelaksanaan relaksasi progresif

5. Menjelaskan dan

mendemonstrasikan cara

melakukan relaksasi progresif

Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab

(5 menit) kembali materi yang telah pertanyaan,

disampaikan pada peserta memperhatikan dan

2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam


yang telah disampaikan

3. Memberikan motivasi kepada

keluarga agar selalu optimis

dalam merawat anggota

keluarganya yang sedang sakit

4. Memotivasi untuk

pengaplikasian

5. Memberi salam penutup

E. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi terstruktur

a. Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia penyelenggara

selama acara penyuluhan berlangsung.

b. Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam penyiapan

kursi, absensi dan leaflet.

c. Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak Puskesmas

Gribig Malang

2. Evaluasi proses

a. Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan

b. Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.

c. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..

3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar

melalui pertanyaan lisan (75%).

Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud dengan terapi otot progresif ?

2. Apa tujuan dilakukan terapi otot progresif ?

3. Demonstrasikan salah satu gerakan terapi otot progresif !


MATERI PENYULUHAN

A. DEFINISI

Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan

kecemasan. Relaksasi progresif merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada

pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi. Teknik ini dapat

digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk

mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah.

Dalam buku Student manual for theory and practice of counseling and psychotherapy,

oleh Gerald Corey pada tahun 2005, istilah relaksasi sering digunakan untuk menjelaskan

aktifitas yang menyenangkan.Rekreasi, olahraga, pijat, dan menonton bioskop.Semua bentuk

kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak

diaggap sebagai relaksasi.

Oleh karena itu efek yang dihasilkan adalah perasaan senang, relaksasi mulai digunakan

untuk mengurangi ketegangan psikis yang berkaitan dengan permasalahan

kehidupan.Terdapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa dilakukan. Terdapat empat

macam tipe relaksasi, yaitu:

1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)

2. Pernafasan (diaphragmatic breathing)

3. Meditasi (attention-focussing exercises)

4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)

5. Dalam relaksasi otot (progresive muscle relaxation) sendiri, individu akan diberikan

kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan sekelompok otot


tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat merasakan keduanya,

klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam keadaan tegang dan rileks.

Relaksasi progrsif adalah suatu cara dari teknik relaksasi yang mengkombinasi latihan

nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi otot. Relaksasi progresif yaitu teknik

merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh tertentu atau seluruhnya melalui teknik

program terapi ketegangan otot.Teknik relaksasi otot dalam merupakan teknik relaksasi yang

tidak membutuhkan imajinasi atau sugesti.

B. TUJUAN

Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan

Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:

1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah

tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.

2. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.

3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokus

perhatian seperti relaks.

4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.

5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.

6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap

ringan, dan
7. Membangun emosi positif dari emosi negatif

C. INDIKASI

Teknik relaksasi mambantu pasien berkoping dari cemas, panik gejala fisik lain (Mc

Cann, 2003). Indikasi lain untuk nyeri otot, cemas, depresi ringandan insomnia. Kontra

indikasi terapi ini adalah pada pasien marah.

D. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI RELAKSASI PROGRESIF

Persiapan Alat-alat:

tempat dan 1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami

alat 2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang

untuk kaki dan bahu.

Persiapan 1. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan kegitan

relaksasi progresif.

2. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan dengan

cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan otak kanan

yang bersifat menerima).

3. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang efektif (10-20

menit).

4. Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas kaki,

mememosisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling

bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang

ada disekitar.
Proses a. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan lembut dan

relaksasi perlahan-lahan.

progresif b. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan menghembuskan

napas dengan panjang.

c. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam:

1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.

a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.

b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi

ketegangan yang terjadi.

c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10

detik.

d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga

dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan

keadaan relaks yang dialami.

e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian

belakang.

a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan

sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah

menegang.

b. Jari-jari menghadap ke langit-langit.


Gambar gerakan 1 dan 2

3. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot

Besar pada bagian pangkal lengan)

a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.

b. Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga

otot biseps akan menjadi tegang.

Gambar gerakan 3

4. Gerakan 4 : Ditunjukan Unutk melatih otot bahun

supaya mengendur
a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan

hingga menyentuh kedua telinga.

b. Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan

yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.

Gambar 4

5. Gerakan 5 dan 6 : Ditunjukan unutk melemaskan otot-otot

wajah (dahi, mata, rahang, dan mulut)

a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis

sampai otot terasa kulitnya keriput.

b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan

ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang

mengendalikan gerakan mata.

6. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang

dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan

menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot

rahang.

7. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di


sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga

akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gambar 5, 6, 7 dan 8

8. Gerakan 9: Ditujukan unutk merilekskan otot leher baagian

depan maupun belakang

a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru

kemudian otot leher bagian depan.

b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian

rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian

belakang leher dan punggung atas.

9. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan

a. Gerakan membawa kepala ke muka.

b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan

ketegangan di daerah leher bagian muka.

10. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung


a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.

b. Punggung dilengkungkan

c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,

kemudian relaks.

d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil

membiarkan otot menjadi lurus.

11. Gerakan 12 : Ditujuka untuk melemaskan otot dada

a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan

udara sebanyak-banyaknya.

b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan

ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut,

kemudian dilepas.

c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.

d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan

antara kondisi tegang dan relaks.


Gambar 9, 10, 11, 12

12. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut

a. Tarik dengan kuat perut ke dalam.

b. Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10

detik, lalu dilepaskan bebas.

c. Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.


Gambar 13,14

13. Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti

paha dan betis)

a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa

tegang.

b. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa

sehingga ketegangan pindah ke otot betis.

c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.

d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Terminasi 1. Mengeksplorasi perasaaan pasien

2. Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien

3. Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk kegiatan

selanjutnya / terminasi jangka panjang.


DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik.Jakarta :

Salemba Medika

Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin.(2005). Fundamental Keperawatan buku I edisi

7.Jakarta : Salemba Medika

Ramdhani, N., & Putra, A., A. 2006. Pengembangan Multimedia Relaksasi.

(http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/ relaksasi-otot.pdf).

Diakses pada 11 april 2018

You might also like