You are on page 1of 2

Analisis SWOT

Kegiatan penyuluhan diare merupakan upaya untuk meningkatkan cakupan


penemuan kasus diare yang minim biaya, hanya membutuhkan alat-alat unt
melakukan penyuluhan dan untuk konsumsi peserta.
Sarana yang sederhana berupa lembar balik.
Dapat dilakukan dengan waktu yang disesuaikan mengikuti jadwal Posyandu atau
jadwal pelayananan umum di Puskesmas.
Dampak terhadap masyarakat cukup baik, terutama bagi masyarakat yang terbuka
memiliki rasa ingin tahu terhadap imunisasi.
Terdapat dukungan lintas program dan lintas sektoral.
Respons masyarakat cukup baik terhadap penyuluhan imunisasi.

S Kegiatan pembentukan pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral) merupakan kegiatan


dalam mendukung sarana Puskesmas
Dalam kegiatan tersebut dapat dilakukan edukasi tentag diare, edukasi tentang
pembuatan oralit dan cara meminumnya, serta edukasi tentang cara pencegahan
diare, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, sikap ibu terhadap diare, serta
menigkatkan erilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya pencegahan diare.
Sarana yang sederhana berupa meja, kursi, teko, gelas, standing banner, oralit dan
zinc.
Terdapat dukungan dari Puskesmas dalam pembuatan Pojok URO.
Dampak terhadap pasien cukup baik, terutama bagi pasien yang memiliki rasa ingin
tahu terhadap diare.
Respons pasien cukup baik terhadap pojok URO.
Keterlibatan masyarakat belum dikembangkan secara optimal.
Sangat dipengaruhi faktor pendidikan, pengetahuan, sikap, adat dan budaya serta

W pekerjaan masyarakat.
Waktu pelaksanaan kegiatan menyesuaikan dengan kader dan masyarakat.
Diperlukan keahlian komunikasi yang baik dan kesiapan dari petugas penyuluhan.
Pasien enggan berlama-lama dalam pemberian edukasi diare, dikarenakan waktu
kesibuan pasien.
Kurangnya koordinasi lintas program.
Meningkatnya kesadaran masyarakat merupakan peluang meningkatnya sikap dan
perilaku hidup bersih yang baik untuk pencegahan diare.
Adanya budaya masyarakat yang mendukung kegiatan pembangunan kesehatan serta
menerima perubahandan perbaikan mutu hidup.
Kehidupan masyarakat yang agamis merupakan peluang dilakukannya pendekatan
keagmaan dalam pembangunan kesehatan.
Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan berupa posyandu.

O
Adanya kerjasama dan kemitraan di lintas sektoral di tingkat kecamatan.
Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan.
Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholder serta tokoh masyarakat terhadap
program puskesmas.
Adanya perttemuan rutin di desa seperti arisan ibu-ibu untuk dilakukannya
penyuluhan.
Adanya kader kesehatan.
Adanya dukungan dari puskesmas sehingga dapat dibentuknya Pojok URO.
Adanya ruangan yang tersedia sehingga dapat dibentuknya Pojok URO.
Adanya dukungan dari Programer sehingga dapat dibentuknya Pojok URO.
Berkembangnya mitos yang salah di masyarakat.
Jumlah tenaga kesehatan masih minim.
Tingkat social ekonomi masih rendah sehingga bayak ibu bekerja sampingan untuk
membantu perekonomian sehingga menunda untuk datang ke posyandu.

T Banyak keluarga yang belum mengerti tentang diare, banyak dari mereka untu
menolak membawa anaknya ketika diare ke YanKes.
Berkembangnya isu yang tidak bertanggung jawab tentang diare.
Banyak dari mereka tidak mempunya asuransi kesehatan seperti BPJS sehingga
tidak mau membawa anak mereka ke YanKes karena takut harus dirawat.
Kegiatan Pojok URO di Puskesmas berjalan tidak konsisten karena keterbatasana
tenaga kesehatan di Puskesmas.

You might also like