You are on page 1of 7

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KARYAWAN

TERHADAP KINERJA KARYAWAN


(STUDI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. SURYA ASBES CEMENT GROUP MALANG)

Ratih Dwi Kartikasari


Bambang Swasto
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
ratihdk17@gmail.com

ABSTRACT

PT. Surya Asbestos Cement Group is a prayer One of asbestos cement producer, its located in Malang. The
author chose the company because the Singer Company is a Company That checklists Verify Program (K3)
Occupational Health and Safety BECAUSE PT. Surya Asbestos Cement Group thinks that employees are
entitled to get has been used K3 When WORK. Workforce should be protected from Danger and Disease
resulting from the work environment so that employees feel safe hearts complete the job. Employee
productivity is affected by health, WITH thus expected productivity of employees can be INCREASED to
review support the success of the Company's Business and achieve its business objectives. Objective singer
for a review conducted several reviews MORE ABOUT Profound influence of Safety (X1) and Health (X2)
Operating simultaneous and partial IN PERFORMANCE Employees (Y) PT. Surya Asbestos Cement Group.
The research method used is quantitative research and techniques using multiple linear regression analysis.
Acquisition analysis is applied to prove the contribution of the two model of managerial program Health
and Safety (K3), by 20.2% to form employee performance. It shows that the company has given a guarantee
for employees in order to work safely and reduce the risk of accidents and increased employee comfort
while working so that employees feel protected

Keywords : Occupational Health and Safety (K3), Employee Performance


.

ABSTRAK

PT. Surya Asbes Cement Group adalah salah satu produsen asbes semen yang berlokasi di Kota Malang.
Penulis memilih perusahaan ini sebab perusahaan merupakan perusahaan yangmenerapkan program (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja karena PT. Surya Asbes Cement Group berfikir bahwa karyawan berhak
mendapatkan fasilitasK3 saat bekerja. Tenaga kerja perlu dilindungi dari bahaya dan penyakit yang
diakibatkan dari lingkungan kerja sehingga karyawan merasa aman dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Produktivitas karyawan dipengaruhi oleh kesehatannya, dengan demikian diharapkan produktivitas kerja
karyawan dapat meningkat untuk mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dan mencapai tujuan
usahanya.Tujuan penelitian ini untuk melakukan telaah lebih mendalam tentang pengaruh Keselamatan
Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) karyawan dg cara simultan dan parsial kepada Kinerja Karyawan (Y)
PT. Surya Asbes Cement Group. Hanya penelitian kuantitatif yg bisa digunakan pada metode ini dan teknik
analisis regresi linier berganda. Perolehan analisis yang dterapkan mbuktikan kontribusi ke-2 model
program manajerial keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sebesar 20,2% untuk membentuk kinerja
karyawan. Hal ini memberitahukan bahwa perusahaan telah memberikan jaminan bagi karyawan supaya
bekerja dengan aman serta dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja dan meningkatnya kenyamanan
karyawan saat bekerja sehingga karyawan merasa dilindungi.

Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Kinerja Karyawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1 Maret 2017| 89


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN kerja yang dihadapi pekerja perusahaan PT. Surya
Sumberdaya manusia digambarkan sebagai Asbes Cement Group. Memperhatikan hal itu,
tenagagakerja tidak terlepas dari masalahyang maka peraturan K3 dalam perusahaan ini perlu
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan dibahas lebih jauh sebab penerapan K3 bisa
sewaktu bekerja. Hal tersebut dijelaskan lebih berdampak untuk meningkatkan produktivitas
jauh berdasarkan riset yang dilakukan Organisasi kerja pada pekerja/karyawan sehingga tujuan
Buruh Sedunia International Labour Oragnization perusahaan lebih mudah dicapai.
(ILO) yang menunjukkan bahwa mean 6000
karyawan atau buruh meninggal setiap hari dalam KAJIAN PUSTAKA
kecelakaan kerja saat di lingkungan kerja. Jumlah Keselamatan Kerja
tersebut sama dengan seorangmeninggal setiap 15 Keselamatan kerja diartikan sebagai
detik atau dengan kata lain 2,2 juta pekerja per keselamatan kerja yang berkaitan dengan alat
tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan kerja,mesin, proses pengelolahan tempat kerja,
dengan pekerjaan. Jumlah pekerja atau buruhpria lingkungannya serta system melakukan pekerjaan
yang meninggal dua kali lebih banyak (Sama’mur, 1986:1).
dibandingkan pekerja atau buruh perempuan, Megginson dalam Mangkunegara
karena pria lebih mungkin melakukan pekerjaan (2004:61) keselamatan kerja dijelaskan sebagai
berbahaya atau beresiko, (Suardi, 2005). berikut “Keselamatan kerja diilustrasikan sebagai
PT. Surya Asbes Cement Group merupkan suatu kondisi yang aaman dari kesengsaraan,
salah satu produsen asbes semen yang berlokasi di kerusakan di tempat kerja dan kerugian”.
Kota Malang. Penulis memilih perusahaan ini Berdasarkan uraian di atas dapatdi Tarik
karena perusahaan tersebut menerapkan program sebuah kesimpulanbahwa keselamatan kerja
K3 karena PT. Surya Asbes Cement Group mikir adalah situasi dmn pekerja merasa aaman dan
seumpama setiap pekerja/karyawan mendapatkan nyamaan dengan lingkungan kerja dan
haknya berupa fasilitas keselamatan dan kesehatan berpengaruh kepada produktivitas dan kualitas
kerja. Snantiasa melindungi pekerja dari bahaya bekerja. Rasa nyaman muncul dalam diri buruh
dan penyakit akibat dari pekerjaan dan lingkungan atau karyawan, apakah buruh merasa nyaman
saat kerja sangat dibutuhkan oleh pekerja agar dengan alat pelindung diri untuk keselamatan
merka merasa aman saat bekerja. Kesehatan kerja, alat-alat yang digunakan,tata letak ruang
pekerja akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan bebaan kerja yang diperoleh saat
kerjanya, hal tersebutdiharapkan produktivitas bekerja.
kerja karyawan dapat meningkat agar keberhasilan
sebuah bisnis perusahaan untuk membangun dan Kesehatan Kerja
menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Program (K3) Keselamatan dan Kesehatan Menurut Moenir (1983:207) yang
Kerja sangat penting untuk dilaksanakan di dimaksud dengan kesehatan kerja merupakan
perusahaan mengingat karakteristik bahan asbes “Sebuah usaha dan keadaan yang seorang individu
yang bersifat destruktif dan sangat berbahaya bagi mempertahankan kondisi kesehatannya saat dalam
kesehatan pekerja. Asbes adalah bentuk serat aktivitas bekerja”.
mineral silika yg termasuk dalam kelompok Menurut Soepomo (1985:75) “Kesehatan
amphibole dan serpentine dari mineral-mineral kerja digambarkan sebagai bentuk usaha-usaha
pembentuk batuan, termasuk: amosite,actinolite danaturan-aturan untuk menjaga tenaga
(asbes coklat, grunnerite, cummingtonite), kerja/karyawan dari kejadiaan atau keadaan
chrysotile (asbes putih), anthophyllite, tremolite, yangbersifat merugikan kesehatan saat
crocidolite (asbes biru), atau campuran yang buruh/karyawan tersebut melakukan pekerjaan
sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari dalam suatu hubungan kerja”.
mineral-mineral tersebut. Menurut pengetahuan Jadi berdasarkan pengertian diatas dapat
dari International Labour Organization (ILO), disimpulkan bahwa kesehatan kerja merupakan
debu asbes yang terhisap dalam sistem pernafasan suatu usaha yang diterapkan sebuah aturan-aturan
akan menjadikan luka dan bengkaknya paru-paru, untuk menjaga kondisi karyawan/tenaga kerja dari
cancer paru-paru, cancer batang tenggorokan, kejadian atau keadaan yang dapat merugikan
cancer bagian saluran pernapasan seperti kanker kesehatan buruh/karyawan, baik keadaan yang
peritoneumatau pleura. sehat,fiisik ataupun sosiial sehingga akan didapat
Berbagai ancaman paparan debu asbes kemungkinan bekerja lebih optimal dan produktif.
tersebut memberikan gambaran tentang resiko
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1 Maret 2017| 90
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengertian Kinerja dapat dilakukan 1 jam oleh /pekerja yang
terpercaya dan bekerja sesuai dengan SOP.
Kinerja merupakan pelaksanaan tugas Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh
pekerkerjaan yang dikerjakan seseorang atau berbagai faktor seperti dilihat dari tekat kerja
sekelompok pekerja dalam kurunwaktu tertentu yang besar, skill kerja yang sesuai dengan tugas
dan dapat diiukur hasilnya. Hal itu bisa berkaitan kerja, budaya dan lingkungan kerja yang nyaman
dengan jumlah kuantitas dan kualitas pekerjaan dan aman, gaji yg sanggup memenuhi kebutuhan
yang bisa diselesaikan seseorang atau individu hidup, hubungan kerja yang harmonisantar
dalam waktu tertentu. Beberapa pendapat yang pekerja dan jaminan sosial yang diperoleh
membahas tentang pengukuran kinerja seperti di (Sinungan, 2005).
bawah ini menjadi dasar penentuan variabel
kinerja. ada beberapa cara untuk mengukur Hipotesis
kinerja, Menurut Swasto (2003:26) yaitu:
Hal-hal yang bisa mempengaruhi kinerja
a) Kuantitas/jumlah pekerja karyawan pada dasarnya berbeda-beda disetiap
b) Kualitas kerja pekerja karyawan, karena hal tsb bisa timbul dari dalam
c) Pengetahuan tentang pekerjaan karyawan dan luar karyawan seperti K3, lingkungan kerja.
d) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan Usaha meningkatkan kinerja pegawai menjadi
e) Keputusan yang diambil peran dalam pembentukaan yg lebiih besar
f) Perencanaan kerja karyawan/buruh melalui pendkatan yg memberikan arti terhadap
g) Daerah organisasi kerja K3 yang efektif dan adanya lingkungan keerja.
Faktor (K3) Keselamatan dan Kesehatan
Dengan demikian dapat disimpulkan Kerja bisa memicu pekerja agar bersikap
bahwa hasil kerja berkenaan dengan hasil danberperilaaku berbuat dan bekerja lebih
pekerjaan yang dicapai/didapat oleh maksimal lagi demi mencapai tujuan perusahaani,
pegawai/karyawan dalam suatu periodewaktu. akan tetapi karyawan akan bekerja seoptimal
Dalam hal ini kinerja berkaitan dengan kuantitas mungkin bila perusahaan memperhatikannya.
maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan. PT. Surya Asbes Cement Group adalah
perusahaan yang bergerak di bidang produksi
Produktivitas berbagai jenis asbes semen. Perusahaan ini
menggunakan bahan baku yang dikategorikan
Menurut Umar (2003) produktivitas yang sebagai bahan kimia industri yang berbahaya bagi
digambarkan sebagai bentuk sikap mental yang kesehatan karyawan. Kondisi tersebut
selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan memunculkan risiko terkait dengan tingkat
setiap harinya harus lebih baik. Secara umum kesehatan karyawan yang pada akhirnya akan
produktivitas dapat didefinisikan sebagai hasil menimbulkan dampak turunnya produktivitas
sebuah perbandingan antara sebuah hasil dengan kerja sehingga secara umum kinerja karyawan
sesuatu yang dicapai (output) berdasarkan akan rendah.
keseluruhan keseluruhan sumberdaya yang
digunakan (input). Keselamatan kerja (x1) H2
Produktivitas kerja sangat menarik untuk
dibahas sebab mengukur hasil kerja manusia Kinerja karyawan (y)
H1
dengan segala permasalahan yang ada
Keselamatan kerja (x2) H3
didalamnya. Pengukuran atau cara identifikasi
produktivitas kerja jika dilihat sistem pemasukan
fisik barang atau waktu dalam satuan waktu kerja Gamber 1. Kerangka hipotesis penelitian
diterima secara luas, namun jikadiawasidari setiap Berdasarkan kerangka hipotesis pada
harinya, pengukuran tsb pd umumnya kurang gambar 2, maka dapat ditetapkan hipotesis
maksimal, dikarenakan adanya variaan jmlh yang penelitian sebagai berikut:
dibutuhkan utk menciptakan 1 unit produk yang
beda. Oleh sebab itu dpt memakai metode yang H1 Diduga kinerja karyawan sebagai variabel (Y)
tepat untuk mengukur waktu tenaga kerja seperti dipengaruhi yang signifikan secara simultan (K3)
dengan berjam, hari,bulan bahkan tahun Keselamatan kerja sebagai variabel (X1) dan
pengeluaran dirubah kedalam bagian-bagian kesehatan kerja sebagai varibel (X2).
pekerja yg diartikan sbagai jumlah kerja yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1 Maret 2017| 91
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
H2 Diduga ada pengaruh yg signifikan variabel Kinerja karyawan (Y) signifikan atau tidak.
Keselamatan kerja (X1) thadap kinerja karyawan Rumus yang dipakai untuk penelitian ini yaitu :
(Y).
b
thitung =
H3 Diduga ada pengaruh yg signifikan variabel se
Kesehatan keerja (X2) thadap kinerja karyawa(Y).
Tebel 1. Pengukuran skor menggunakan skala
METODEPENELITIAN Likert
Pendekatan dalam penelitian ini merupkan No Jawaban Responden Skor
penelitian kuantitatif yang menggunakan analisis 1 Sangat Setuju 5
linear berganda untuk mengiji hipotesis. Analiisis 2 Setuju 4
regresi linier berganda dpt dgunakan apabila 3 Netral 3
trdapat jumlah variabel independennya minimal 2 4 Tidak Setuju 2
atau lebih. Analisiis regresi linier brganda 5 Sangat Tidak Setuju 1
brtujuan untuk menguji pngaruh antaara variabel Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2011:20)
independentterhadap variabel dependent baik
scara parsial maupun bersama-sama atau simultan. Dari penskoran skala Likert di atas, dapat
Analisis regresi linier berganda juga berguna
untuk mengetahui variabel independent manakah ditentukan besarnya kelas (panjang interval)
yang paling berpengaruh terhadap variabel dengan rumus (Supranto, 2000:64) :
dependent dengan menggunakan atau menghitung
persamaan regresi linier berganda dirumuskan c = Xn – X1
sebagai berikut:
k
Y = a + b1X1 + b2X2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan : Deskripsi Variabel Penelitian
Y = Variabel dependent (Terikat) (Kinerja Analisis deskripsi terhadap variabel
Karyawan) penelitian merupakan pendekatan perhitungan
a = Konstanta statistik dengan mentabulasi dan menghitung data
X1 = Variabel bebas (independent) hasil penelitian sehingga menghasilkan output
(Keselamatan Kerja) untuk menarik kesimpulan. Sifat-sifat data dapat
X2 = Variabel bebas (independent) diketahui dengan cara menghitung nilai central
(Kesehatan Kerja) tendency (ukuran nilai central) yaitu nilai mean
b1, b2 = Koefisien regresi dan median.

Uji Simultan (Uji F) Tabel 2. Nilai rata-rata variabel


No Variabel Rentang Mean
Analisis Uji F digunakan untuk Indikator
mengetahui hubungan yang positif atau negatifnya
dan signifikan antara variabel-variabel 1 Kesehatan kerja 2,83 – 2,91
Keseelamatan kerja(X1) dan Kesehaatan kerja 2 Keselamatan Kerja 2,78 – 3,15
(X2) secara simultan dengan variabel Kiinerja
Karyawan (Y). Analisis uji F dapat dihitung 3 Kinerja karyawan 2,80 – 3,02
dengan menggunakan rumus dari Sugiyono Sumber : data penelitian diolah
(2010:257) :
R2 / k Uji Asumsi Klasik
Fh =
(1  R 2 ) /( N  k  1)
Uji Normalitas
Uji Parsial (Uji t)
Uji Normalitas dgunakan utk menguji
Analisis Uji t digunakan untuk menguji apaakah data tersebar dan mengikuti pola
koefisien regresi secara parsial dan mengetahui distribusi normal, berarti data tersebar tdk jauh
pengaruh variabel-variabel Keselamatan kerja dari nilai mean yang dihasilkan. Pengujian
(X1) dan Keseehatan kerja (X2) thadap variable
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1 Maret 2017| 92
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
normalitas data dilakukan dengan mengamati program SPSS 18 yang hasilnya dapat dilihat pada
sebaran data pada grafik sebagai berikut: ringkasan analisis statistik sebagai berikut:

Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Regresi


Variabel B t hitung Sig
Keselamatan Kerja 3,868 0.000
0,736
(X1)
Kesehatan Kerja 2,325 0.037
0,213
(X2)
Kinerja (Y)

Konstanta = 1,138
R = 0.450
R.Square = 0,202
F hitung = 8,241
Gambar 2 Uji Normalitas F tabel = 3,13
Sig F = 0,001
Grafik di atas menunjukkan bahwa penyebaran t tabel = 1,99
data mengikuti pola garis melintang yang
merupakan garis mean. Dengan demikian Sumber : data penelitian diolah
penyebaran data tidak menjauh dari nilai mean Persamaan regresi yang dihasilkan
dan cenderung mengikuti pergerakannya. Kondisi memberikan makna atau arti sebagai berikut:
tersebut dapat diartikan bahwa data yang ada 1) Konstanta sebesar 1,138 menunjukkan bahwa
dalam penelitian ini tersebar secara normal kinerja karyawan cukup tinggi dalam persepsi
sehingga memenuhi asumsi normalitas data. responden sebelum adanya pengaruh keselamatan
Uji Asumsi non Multikolinieritas, pengujian dan kesehatan kerja (B1,B2 = 0). Hal tersebut
statistik menggunakan bantuan SPSS 13 dalam menunjukkan bahwa pada dasarnya tingkat kinerja
penelitian ini memberikan hasil sebagai berikut: seorang buruh/karyawan berada pada posisi yang
cukup tinggi.
Tabel 3. Hasil Pengujian Asumsi Non 2) Koefisien regresi pada variabel keselamatan
Multikolinearitas kerja sebesar 0,736 menunjukkan bahwa
Variabel Tolerance VIF pelaksanaan program-program keselamatan kerja
Keselamatan Kerja (X1) 0,992 1,084 mampu memberikan dampak pada peningkatan
Kesehatan Kerja (X2) kinerja karyawan . Hal ini dibuktikan oleh nilai
0,992 1,084
Sumber : Data primer diolah koefisien yang bertanda positif. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa program-program
Data tersebut enunjukkan bahwa keselamatan kerja yang dilaksanakan dengan baik
keseluruhan nilai VIF variabel bebas mempunyai dapat digunakan sebagai pendorong peningkatan
nilai VIF < 10 dengan tolerance mendekati 1. kinerja karyawan.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa data penelitian 3) Koefisien regresi paada variabel kesehatan
terbebas dari gejala multikolinearitas. kerja sebesar 0,213 menunjukkan bahwa upaya
perusahaan untuk menjaga kesehatan kerja baik
Analisis Regresi Linier Berganda melalui program-program kesehatan bagi
Analisis regresi digunakan untuk karyawan maupun kesehatan lingkungan kerja
mengetahui pengaruh variabel independent yaitu memberikan dampak pada peningkatan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap karyawan. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisien
veriabel dependentyaitukinerja karyawan. yang tidak bertanda negatif. Hal tersebut memiliki
Estimasi parameter atau koefisien regresi makna atau arti bahwa program-program
digunakan sistem pengolahan data dengan bantuan kesehatan kerja dapat meningkatkan kinerja
karyawan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1 Maret 2017| 93


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pembahasan dan Implikasi Penelitian suatu kewajiban berkaitan dengan hak tenaga
Secara keseluruhan hasil analisis kerja, terjaminnya keselamatan tenaga kerja akan
menunjukan bahwa pengaruh variabel bebas atau berkontribusi positif terhadap kinerja karyawan.
independent seperti keselamatan dan kesehatan Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat
kerja yang mengarah kepada pengartian dan resiko kecelakaan kerja maupun hal-hal lain yang
makna bahwasannya ke2 model program dapat mengganggu kesehatan karyawan di
manajerial SDM tsb, scara paarsial berefek lingkungan kerja, hal tersebut akan berdampak
signifikan trhadap variabel terikat yaitu kinerja pada meningkatnya kinerja karyawan, dan pada
karyawan. Hal tersebut berarti kebijakan gilirannya akan meningkatkan efisiensi dalam
manajemen untuk menjalankan program tersebut proses manajerial perusahaan sendiri. Efisiensi
berdasarkan aturan yang berlaku maupun tersebut berkaitan dengan menurunnya biayayang
kesesuaian dengan harapan karyawan merupakan dikeluarkan perusahaan untuk kesehatan dan
upaya yang sangat tepat untuk menunjang kinerja asuransi, tingkat kompen karyawan dan
karyawan yang akan bedampak pada pembayaran langsuung berhubungan dengan
produktivitas. Faktor ini sejalan dg didukungnya fleksibilitas, kecelakaan/musibah lebih minimal
keseluruhan hipotesa yg ditetapkan dlm dan adaptabilitas yang besar sebagai akibat dari
penelitian. meningkatnya partisipasi dan rasa memiliki.
Berdasarkan hasil penelitian yang Hasil penelitian ini memberikan implikasi
dilakukan kontribusi kedua model program bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk
manajerial tersebut keselamatan dan kesehatan mempertahankan, bahkan meningkatkan kinerja
kerja (K3), yaitu sebesar 20,2% dalam karyawan yang telah berhasil dibangun. Dalam
membentuk kinerja karyawan. Hal tersebut sudut pandang resiko kecelakaan kerja upaya ini
menunjukkan bahwa perusahaan telah dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas
memberikan fasilitas berupa jaminan (K3) program yg terhubung dg keselamatan dan
karyawan agar merasa aman bekerja serta dapat kesehatan kerja ialah dalam penelitian ini maupun
mengurangi resiko kecelakaan kerja serta memperluas dg pengembangan program lain yang
meningkatnya kenyamanan lingkungan bekerja menunjang seperti fasilitas asuransi.
sehingga karyawan merasa dilindungi saat kerja.
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, hasil KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian ini mendukung dengan penelitian Kesimpulan
Berdasarakan analisis data dan
sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan
pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti,
Sulistyarini, (2006); Okky, (2011); danMalinasari, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
(2011) yang menunjukkan bahwa X1 dan X2 1) Variabel indepeenden keseelamatan kerja (X1)
berpengaruh signifikan terhadap Y. dan variabel indepeendenkesehatan kerja (X2)
Persoalan prlindungan tenaga kerja terus secara simultan atau parsial berpengaruh
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya resiko signiifikan yg baik trhadap kinerja karyawan.
kecelakaan kerja, terutama bagi perusahaan yang Kontribusi yg diberikan variabel bebaas
keselamatan kerja dan kesehatan kerja cukup
menggunakan berbagai bahan kimia berbahaya
besar, artinya juga didapati bantuan dan
dalam proses produksinya. Resiko untuk sumbangan dari variabel lain diluar dalam
terjadinya kecelakaan kerja bisa atau dapat penelitian. Hubungan dari keselamatan dan
dikarenakan oleh kondisi lingkungan kerja yang kesehatan kerja dengan kinerja karyawan
kurang aman bisa berbentuk seperti tindakan atau sifatnya searah atau positif yang cukup kuat.
perilaku tenaga kerja yang tidak aman (Dessler, 2) Keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja
1986). Kondisi demikian tentunya menuntut (X2) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan (Y). Pengaruhnya
perusahaan agar perlindungan tenaga kerja dapat sifatnya positif yang berarti bahwa
dipenuhi, paling tidak sesuai dengan standar yang peningkatan program-program keselamatan
ditetapkan oleh pemerintah. Disamping sebagai kerja maupun kesehatan kerja akan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1 Maret 2017| 94


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menyebabkan peningkatan kinerja karyawan. Jaminan kerja terhadap Produktivitas Kerja
Pengaruh dominan diberikan oleh keselamatan Karyawan (Studi PadaPT. PJB UP Brantas
kerja didasarkan pada nilai koefisien regresi Karangkates-Kab.Malang),Jurnal
yang lebih besar dan probabilitas kesalahan
IlmiahUniversitas Brawijaya Indonesia,Vol
(signifikansi) terkecil dibandingkan dengan
variabel lain dalam penelitian ini. 1 No 1.
Okky, A. S. 2011. Pengaruh Kesehatan dan
B. Saran Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas
Saran yang dapat penulis ajukan
Kerja Karyawan Bagian Produksi PT.
berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah
dirumuskan adalah sebagai berikut: Indmira Citra Tani Nusantara di
1) Perusahaan harus mempertahankan kebijakan Yogyakarta. Skripsi di Universitas
pengurangan resiko kecelakaan kerja melalui Pembangunan Veteran Yogyakarta.
berbagai program K3 karena secara empiris
Riduwan & Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan
memberikan kontribusi positif bagi
peningkatan kinerja karyawan yang pada dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur).
akhirnya akan meningkatkan efisiensi Bandung: Alfabeta
produksi serta produktivitas kerja Sama’mur. 1986. Keselamatan Kerja dan
buruh/karyawan pada perusahaan secara
Pencegahan Kecelakaan.Penerbit Gunung
umum.
2) Peneliti berikutnya perlu mengembangkan Agung, Jakarta
berbagai aspek yang terkait dengan penelitian Sinungan, M. 2005. Produktivitas : Apa dan
ini dengan memperluas kajian sehingga lebih
Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta.
luas kesimpulan dan manfaat penelitian
tentang keselamatan dan kesehatan kerja, Soepomo, Iman. 1985. Hukum Perburuan Bidang
mengingat resiko kerja dalam suatu Kesehatan Kerja. Jakarta: Pustaka Sinar
perusahaan produksi tidak pernah dapat Harapan.
dihilangkan, bahkan cenderung meningkat.
Pengembangan penelitian dapat dilakukan Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan
dengan cakupan tentang kesesuaian dengan dan Kesehatan Kerja. Penerbit PPM,
standar pemerintah dan keterlibatan tenaga Jakarta.
kerja/karyawan dalam perencanaan hingga
proses pelaksanaan program-program tersebut. Sulistyarini, W. R. 2006. Pengaruh Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
Produktivitas Karyawan Pada CV Sahabat
DAFTAR PUSTAKA Klaten. Sekolah Tinggi Agama Islam
Dessler, Gerry. 1986. Personal Manajer. Negeri. Diambil pada 20 September 2015
Diterjemahkan oleh Agus dari idb4.wikispaces.com/file/view/rd4005.
Dharma1986.Manajemen Personalia pdf
Teknikdan Konsep Modern.Erlangga.
Jakarta. Umar, Husein. 2003. Riset Sumber Daya Manusia
dalam Organisasi. Jakarta, Gramedia
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2001. Pustaka Utama.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Moenir, A.S. 1983. Pendekatan Manusia dan
Organisasi Terhadap
PembinaanKepegawaian. Cetakan Ke – 1.
Gunung Agung. Jakarta.
Malinasari, N. 2011.Pengaruh Program
Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)dan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1 Maret 2017| 95


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like