Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
TAHUN 2012
PENYUSUNAN
MATERI APLIKASI PEMODELAN HIDROLOGI GIS AVSWAT 2000
BIDANG SIPIL PENGAIRAN DAN PERTANIAN
Bambang Pari Purwanto, 083834676462, goparipung@yahoo.com
Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan hanya kepada Allah SWT, dan terimakasih saya ucapkan kepada
kedua orang tua tercinta, Universitas Brawijaya sebagai tempat mengenyam pendidikan dan
ilmu pengetahuan yang sudah saya dapatkan, dan guru guru semua yang mendidik saya mulai
kanak kanak hingga mendapat kesempatan mengenyam dunia pendidikan hingga jenjang S2.
Berdasar pengalaman yang saya dapatkan dalam menempuh proses pendidikan selama ini,
saya merasa begitu cepat dan hebat perkembangan teknologi di seluruh dunia, demikian juga
perkembangan di dunia pendidikan khususnya perkuliahan. Salah satu pengalaman yang
pernah saya geluti dimasa kuliah S1 dan S2, adalah mengenyam bidang Pemodelan Hidrologi
berbasis GIS yaitu AVSWAT 2000.
Sejalan perkembangan tersebut, sangat disadari untuk mengikutinya dibutuhkan sarana dan
media seperti media internet, Pustaka Buku, Perpustakaan, dan lain-lain. Dimana berdasarkan
pengalaman saya bahwa untuk mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan
penelitian penelitian yang ada pada seluruh institusi pendidikan di seluruh dunia ini,
dibutuhkan ketelitian dan kesabaran untuk menelusurinya, khususnya pemakaian layanan
media internet. Pada kesempatan penyusunan penulisan ini adalah mewujudkan keinginan
saya untuk ikut berperan dalam berbagi pengetahuan kepada seluruh masyarakat Indonesia
khususnya mahasiswa Indonesia. Ide dan materi penulisan ini memang diperuntukkan secara
khusus bagi saudara-saudara mahasiswa sarjana muda.
Secara diskriptif penulisan ini memberikan gambaran tentang berbagai terapan studi yang
dapat dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Pemodelan Hidrologi berbasis ilmu Sistem
Informasi Geografis (GIS). Sehingga secara diskriptif penulisan ini memiliki ide tujuan untuk
memberikan wacana kepada mahasiswa tentang keragaman judul studi yang dapat digunakan
untuk penelitian dan penulisan Studi Akhir. Disamping memuat uraian secara diskriptif,
penulisan ini juga dimasudkan sebagai pedoman rangkaian penggunaan Aplikasi dasar
Pemodelan Hidrologi AVSWAT 2000, dimana dalam penulisan ini hanya memaparkan tentang
penerapan hasil AVSWAT 2000 terhadap berbagai macam judul dan tujuan jenis studi, dan juga
memaparkan data-data input yang dibutuhkan AVSWAT 2000 untuk analisa pemodelannya,
dengan harapan lain bahwa dikemudian hari terwujud penyediaan data data yang lebih bagus
dan akurat yang dikembangkan oleh civita akademis Indonesia yang berkembang lebih lanjut
kepada Intitusi Pemerintah dan Swasta di Indonesia.
Semoga penyusunan penulisan ini bermanfaat bagi semua akademisi khususnya sadara-
saudara mahasiswa sarjana muda, terimakasih atas saran saran yang saya terima dan mohon
maaf atas kekurangan yang saya sadari dalam penyusunanan tulisan ini.
Penyusun
Malang, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Penulisan ini ditujukan khususnya kepada saudara-saudara mahasiswa sarjana muda, yakni
mewujudkan keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan informasi teknologi
di bidang studi perkuliahan. Salah satu pengalaman yang pernah saya geluti dimasa kuliah
S1 dan S2, adalah mengenyam bidang Pemodelan Hidrologi berbasis GIS yaitu AVSWAT
2000. Saya merasa begitu berharga pengalaman tersebut, dikarenakan selama belajar saya
mendapatkan banyak sahabat-sahabat yang membantu saya termasuk juga guru guru yang
mensuport saya untuk belajar lebih dalam.
Kesulitan kendala yang saya hadapi itulah yang menjadi ide berfikir saya untuk memulai
menyusun penulisan ini. Kesulitan, kendala yang sering adalah mahasiswa saat ini sangat
mampu untuk mengoperasikan program pemodelan, namun yang banyak menjadi kendala
dan kebingungannya adalah untuk apa dan dibawa kemana hasil dari menjalankan simulasi
pemodelan tersebut, tentunya yang saya kutip disini adalah tentang simulasi pemodelan
GIS Hidrologi salah satunya AVSWAT 2000. Berikut ini sebagai pembuka tulisan ini adalah
pengenalan tentang AVSWAT 20000.
Paket pemodelan sofware AVSWAT 2000 adalah merupakan pengembangan ekstensi
model program Arcview yang digabungkan dengan model program SWAT (Soil And Water
Assessment Tool) sebagai model simulasinya (Arnold et all.,1998). SWAT dibuat untuk
tujuan mensimulasikan / memprediksi keterkaitan proses hidrologi dan dampak
manajemen penggunaan lahan yang diantaranya Air, Sedimen, Unsur Kimia Lahan
Pertanian dalam jumlah besar, permasalahan yang terdapat dalam manajemen DPS
(Daerah Pengaliran Sungai) dengan adanya bermacam-macam jenis tanah, tataguna lahan,
dan kondisi-kondisi lainnya selama periode waktu yang cukup lama.
Model AVSWAT 2000 ini, telah benyak digunakan untuk berbagai studi pengelolaan DPS
yaitu diantaranya :
a) TMDL Sungai Bosque Propinsi Erath Texas, yaitu analisa tentang prediksi jumlah
sedimen, nitrogen, dan unsur phospor yang akan tertampung di Waduk Waco dari
berbagai sumber : pembuangan limbah dari perusahaan industri susu, limbah hasil
pengolahan pertanian, daerah pemukiman/perkotaan, dengan metode
perhitungannya menggunakan metode simulasi dan analisa.
b) TMDL Sungai Poteau Oklahoma Arkansas. Studi ini berisikan pekerjaan meliputi
menentukan jumlah sedimen, nitrogen, phospor yang akan tertampung di Waduk
Wister dan kandungan oksigen, temperatur, alga, dan CBOD pada aliran sungai.
Dalam skenario perhitungannya juga meliputi besarnya hasil limbah peternakan
unggas.
c) Nilai DDT di wilayah DPS Sungai Yakima, Whosington. SWAT digunakan untuk
mensimulasikan kondisi eksisting dan kedepan tentang besar konsentrasi sedimen
yang terkontaminasi oleh DDT di Sungai Yakima tersebut.
d) Kantor EPA urusan pestisida telah mengevaluasi dengan menggunakan model
AVSWAT untuk menganalisa tingkat pemakaian Peptisida.
Model program SWAT ini dalam simulasi perhitungan tentang kejadian hidrologi maupun
hidrolik pada suatu daerah atau sering disebut dengan Dearah Pengaliran Sungai (DPS),
menggunakan konsep dasar kesetimbangan / Water ballance. Untuk tingkat keakuratan
hasil : penyebaran pestisida, sedimen atau nutrient, siklus hidrologi, simulasi dari model
haruslah memiliki kesesuaian dengan kondisi yang terjadi dilapangan.
Simulasi hidrologi pada suatau areal Daerah Pengaliran Sungai, secara umum dapat dibagi
menjadi 2 pokok bahasan, yaitu :
a) Siklus hidrologi pada fase/tahap terjadi di satu luasan lahan, sebagai kontrol jumlah
air, sedimen, nutrisi dan pestisida yang akan masuk ke sistim jaringan sungai.
b) Siklus hidrologi pada fase/tahap pada Aliran Sungai yang dapat didefinisikan sebagai
pergerakan air, sedimen, nutrisi dan pestisida melalui aliran sungai menuju ke outlet
masing-masing Sub DPS.
c) Siklus hidrologi pada fase/tahap pada waduk, danau, tampungan, situ dan lain-lain,
yang dapat didefinisikan sebagai proses pergerakan air, sedimen, nutrisi dan pestisida
di waduk atau bentuk tampungan yang lain.
Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu bumi yang mebicarakan tentang air yang ada di bumi ini, yaitu
tmengenai tentang kajadian, perputaran, dan pembagiannya, sifat-saifat fisik dan
kimianya, serta reaksi terhadap lingkungannya termasuk hubungannya dengan kehidupan.
Hidrologi teknik adalah mencangkup bagia-bagian dari bidang tersebut yang berhubungan
langsung dengan perencanaan dan peaksanaan proyek-proyek teknik bagi pengaturan dan
pemanfaatan air (Ir.Yandi Hermawan; Hidrologi Untuk Insinyur, 1986). Ilmu hidrologi
sangat erat hubungannya dengan bidang-bidang lain seperti geologi, klimatologi,
meteorology, dan oceanografi. Sedangkan isi dari buku ini adalah membahas tentang
aplikasi pemodelan ilmu hidrologi.
Sejarah Hidrologi
Para ahli filosofi kuno telah memusatkan perhatiannya terhadap kasus kasus yang ada
pada proses alam, yang meliputi produksi limpasan permukaan dan fenomena yang
berkaitan dengan asal usul dan kejadian air dalam berbagai variasi ukurannya pada siklus
air yang terjadi secara terus menerus yang di mulai dari laut bergerak ke atsmosfer menuju
permukaan bumi dan kembali lagi ke laut. Pada awalnya terdapat pemikiran yang salah
tentang ini, seperti Hommer, yakni ia percaya bahwa terdapat tampungan air yang sangat
besar di bawah tanah yang mensuplai sungai, laut, mata air, sumur sumur dalam. Hal ini
sangat menarik untuk di catat bahwa Hommer pada saat itu memahami tentang aliran air
pada pipa atau saluran air tergantung oleh cross section dan kecepatan. Ilmu pengetahuan
ini hilang pada jaman paulus mengirim surat pada orang rum dan ketepatan hubungan
antara luas, kecepatan, dan besarnya aliran tidak diketahui hingga munculnya penemuan
tentang ini kembali oleh Leonardo dan da Vinci selama kebangkitan bangsa Itali.
Selama abad pertama sebelum masehi Marcus Vitruvius, dalam volume 8 di risalatnya De
Architectura L’ibri Decem (Buku Pegangan Ahli Teknik semasa Pertengahan Abad) untuk
selanjutnya teori ini dipertimbangkan menjadi teori pendahulu dari gagasan moderen
tentang siklus hidrologi. Dia telah menduga bahwa hujan dan salju jatuh di permukaan dan
terinfiltrasi ke permukaan bumi dan muncul di daerah rendah sebagai sungai dan mata air.
Meskipun usulan teori ini dianggap tidak akurat pada jaman itu, teori ini satu satunya yang
cocok untuk ditetapkan karena penerapan praktisnya untuk berbagai macam prinsip
hidrologi telah membawa keberhasilan. Contohnya : sekitar 4000 sebelum masehi
pembangunan bendungan di sungai Nile untuk tujuan reklamasi yang sebelumnya daerah
tersebut merupkan daerah tandus untuk kegiatan produksi pertanian. Beberapa ribu tahun
kemudian canal dibangun untuk menyalurkan air bersih dari Cairo menuju Suez. Di Negara
cina irigasi dan pekerjaan pengendalian banjir menjadi begitu penting.
Pada akhir abad ke 15 telah diterapkan pendekatan ilmiah hidrologi melalui kegiatan
observasi fenomena hidrologi. Leonardo da vinci dan Bernad Palissy memberi pendekatan
yang akurat tentang pengertian dari siklus air. Mereka menjelaskan tentang dasar teorinya
yakni lebih memperbanyak observasi kemudian pemahaman filosofi sesungguhnya.
Namun demikian sejak abad ke tujuh belas hal ini kelihatan lebih jelas bahwa sedikit usaha
diarahkan untuk mendapatkan variable hidrologi secara quantitas.
Kejelasan dari itu semua dapat di istilahkan saat itu sebagai ilmu pengetahuan moderen
hidrologi yang biasanya di pertimbangkan untuk memulainya penyelidikan atau sebagai
pioneers study, seperti yang di lakukan oleh Perrault, Mariotte dan Halley pada abad ke
tujuh belas. Perrault melakukan pengukuran hujan di daerah aliran Sungai Seine yang
berakhir selama tiga tahun. Dengan hasil pengukuran itu dan mengukur besar limpasan ,
dan mengetahui luasan drainage area nya, Perrault menunjukkan bahwa hujan dalam
jumlah yang cukup dapat untuk menghitung besar aliran sungai. Kemudian dia
mengadakan pengukuran evaporasi dan capillarity. Alat ukur yang dipakai Mariote untuk
mengukur kecepatan aliran di Sungai Seine, mencatat kecepatan yang di konversikan
dalam satuan debit dengan memasukkan pengukuran cross section sungai. Halley
Astronom English mengukur nilai evaporasi laut mediterania dan menyimpulkan bahwa
jumlah air yang terevaporasi cukup untuk menghitung keluaran debit anak anak sungai
menuju laut. Pengukuran semacam ini, meskipun di nilai sangat kasar, tapi masih dapat di
percaya untuk penyimpulan penggambaran berkenaan dengan penggambaran fenomena
hidrologi menjadi suatu studi.
Abad ke delapan belas dan selanjutnya telah dimulainya teori hidrologi dan instrumennya.
Bernoulli pisometer, pipa pitot, teori Bernoulli dan beberapa contoh-contoh dari formula
Chezy. Kemajuan yang sangat penting dimana
Selama abad ke sembilan belas eksperimen hidrologi berlanjut dengan baik. Kemajuan
siknifikan dilakaukan dengan membuat groundwater hidrologi dan pengukuran air
permukaan. Seperti yang telah dilakukan oleh Hagen Poiseuille dengan persamaan aliaran
capilernya, Hukum Darcy tentang aliran porous, dan Dupuit Thiem forlmula telah
dikembangkan dengan baik, kemudian hingga menjadi awal mula penyelidikan tentang
persungaian. Meskipun dasar untuk moderen hidrologi ini telah terbukti dengan baik di
abad sembilan belas tersebut, banyak usaha-usaha penggalian data empiris tentang alam.
Fundamental fisik hidrologi belum dapat dikatakan bagus untuk dibuktikan secara luas.
Pada tahun tahun awal di abad ke dua puluh ketidak cukupan dari berbagai formula
empiris alam yang untuk diketahui. Sebagai hasil, ketertarikan dari agensi pemerintahan
membentuk lembaga penelitian hidrologi. Sekitar tahun 1930 sampai 1950, analisa
dilakukan untuk memperbaiki formula empiris yang telah ada. Unit hidrograf Sherman,
Teori infiltrasi Horton, dan pendekatan ketidakseimbangan hidroulik, menjadi terkemuka.
Sejak tahun 1950 pendekatan teori problem hidrologi telah memperbaruhi teori teori
lama. Kemajuan keilmuan tentang hubungan fisik hidrologi telah dipahami, kemunculan
dan perkembangan digital computer menjadikan mungkin dalam pengembangan
pengembangan keilmuan.
Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah proses kesinambungan dimana transport air dari laut menuju
atsmosfer jatuh kepermukaan lahan dan kembali lagi menuju laut. Sehingga proses ini
dimualai dari penguapan air dari lautan. Uap yang di hasilkan diangkut oleh udara yang
bergerak. Dalam kondisi yang memungkinan, uap tersebut dipadatkan membentuk awan
awan yang pada gilirannya kembali sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh ke
bumi menyebar dengan arah yang berbeda beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari
air tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya
dikembalikan lagi ke atsmosfir oleh penguapan (evaporation) dan transpirasi (
Transpiration ) oleh tanaman. Dan sebagian air mencari jalannya sendiri melalui
permukaan dan bagian atas tanah menuju aliran sungai, dan sementara lainnya mendesak
masuk kedalam tanah dan menjadi bagian dari air tanah (Groundwater). Di pengaruhi oleh
gaya grafitasi, maka aliran air permukaan (surface stream flow) dan Air tanah
(Groundwater) menuju daerah yang lebih rendah yang pada akhirnya mengalir menuju
laut. Namun ke dua model aliran air tersebut tidak seluruhnya masuk kelautan sebagian
juga telah terangkut ke atsmosfir oleh proses evaporasi dan transpirasi.
Uraian tersebut merupakan uraian yang telah disederhanakan. Sebagai contoh : air dari
beberapa aliran permukaan mungkin merembes ke dalam tanah, sedang dalam kejadian
yang lain air tanah merupakan sumber pengaliran (discharge). Air hujan (prestipitasi) yang
jatuh dapat tinggal di atas tanah sebagai salju untuk beberapa bulan, sebelum mencair dan
lepas menuju saluran atau meresap ke tanah, atu tinggal di daerah cekungan cekungan
tampungan air seperti danau, rawa.
Siklus hidrologi menjadi satu satunya peraga terbaik untuk menggambarkan lingkup
hidrologi, yang dapat memisahkan antara bagian hujan pada daratan dan kembalinya air
ke atsmosfir atau lautan. Sehingga kita dapat membagi fase fase yang terjadi yaitu hujan,
penguapan, transpirasi, pengaliran air permukaan dan air tanah. Pokok pokok inilah yang
nantinya di pakai dalam pemodelan yang ada pada SWAT 2000 nantinya.
SWAT 2000 mencoba melakukan pendekatan pendekatan empiris numeric untuk
menghasilkan pengertian kualitatif dan jumlah air dalam perjalanan air dan kuantitatif
hubungan timbal balik antara faktor faktor hidrologi yang ada pada alam ini termasuk
pengaruh dari kegiatan kegiatan manusia.
ds/dt
Q
Wadah
ds
I–Q= yang artinya adalah I = inflow per
dt
satuan waktu, Q = outflow persatuan waktu
ds
dan adalah segala kejadian yang ada
dt
pada tampungan per satuan waktu.
Jika wahana wadah tersebut kita gantikan
dengan alam maka rumasan keseimbangan
tersebut dapat kita rumuskan menjadi :
Berikut dipaparkan suatu korelasi hubungan bidang Ilmu Hidrologi terhadap Model AVSWAT
2000 pada sub bab berikut di bawah ini :
Avswat 2000 Dan Pemodelan Hidrologi
AVSWAT 2000 merupakan program pemodelan yang dirancang untuk melakukan simulasi
pemodelan hidrologi, dengan pendekatan pendekatan data-data empiris stokastik dan data-
data nilai konstanta. Untuk memudahkan memahami pola kerja AVSWAT 2000 ini yakni
dengan cara membandingkan dan memahami antara pola data yang di butuhkan oleh SWAT
dengan siklus hidrologi di alam ini.
SIKLUS HIDROLOGI POLA DATA SWAT
1. Kejadian Hujan 1. Data Hujan dan Lokasi Stasiun Hujan
2. Hujan jatuh Kepermukaan Bumi, sebagai 2. Peta Topografi : Olahan data peta ini
aliran permukaan yang mengalir di atas akan menghasilkan nilai nilai slope
permukaan dengan jenis lahan yang lahan/kelerengan. Dengan nilai tersebut
berbeda-beda yaitu tataguna maka dapat ditentukan arah dan besar
lahannya/land cover/land use, dan jenis aliran yang akan mengalir di atasnya.
tanahnya. Dimana pergerakan tersebut (ingat : besaran aliran air dipengaruhi oleh
mengalir dan menggerus material kemiringan/slope)
material yang dilewatinya.
3. Pada proses aliran permukaan juga 3. Peta Tataguna Lahan : Olahan data peta
terdapat proses lainnya yang terjadi ini akan menghasilkan nilai nilai konstanta
secara bersamaan yaitu sering disebut penutup lahan, dimana nilai tersebut
dengan proses infiltrasi yaitu meresapnya menjadi factor parameter hambatan
air kedalam tanah, dan mengisi kapasitas aliran atau sering disebut sebagai angka
tampung tanah hingga akhirnya kapasitas kekasaran dapat berupa nilai n manning
tanah tersebut mencapai tingkat jenuh, atau koefisien lahan lainnya seperti
sehingga terjadi limpasan di permukaan CN/Curve Number pada methode SCS.
(run off), pergerakan air tersebut juga (ingat formula manning V= 1/n R2/3S1/2
akan mengisi cekungan cekungan dimana kecepatan aliran di pengaruhi
permukaan alam yang di lewatinya. angka n manning)
4. Peta Jenis Tanah : Olahan data peta ini
akan menghasilkan nilai nilai konstanta
untuk perhitungan kemampuan
resapan/infiltarsi dan nilai nilai konstanta
erodibilitas tanah/ kemampuan tahan
terhadap erosi nilai K, nilai nilai
kandungan tanahnya seperti sifat kimia
tanah dan tekstur fisik tanah.
4. Pergerakan air tersebut akan berakhir 5. Peta Jaringan Sungai dan Dimensi
pada suatu tampungan yaitu laut dengan Sungai
diawali mengalir pada jaringan jaringan 6. Data Ground Water/Air Tanah
sungai.
5. Sumber inflow daripada aliran yang ada
di sungai adalah hujan, limpasan
permukaan dan simpanan air tanah.
6. Semua proses pergerakan air baik itu di 7. Data Klimatologi (suhu, penyinaran
permukaan maupun di dalam tanah akan matahari, angin) dan Lokasi Stasiun
mengalami proses yang di namakan Klimatologi
evapotranspirasi / penguapan yaitu
proses terangkatnya air dari daratan
maupun tampungan ke udara. Dan pada
akhirnya kembali proses hujan akibat
proses kondensasi
Data Tambahan
a. Data Manajemen Lahan/PPT
b. Data Statistik Pembangkitan Data
Hidroklimatologi
Gambar 1.2 Siklus Hidrologi, Data Dan Hasil Pemodelan Swat
BAB II
A. Keahlian Hidrologi
Berikut ini tentang pemaparan ide dan materi tentang studi Hidrologi yang dapat
dikembangkan menggunakan Pemodelan AVSWAT 2000
1. Judul Studi : Evaluasi dan Koreksi Kebenaran methode sebaran hujan pada
AVSWAT 2000
Latar Belakang Studi: Seperti telah kita pelajari bersama, bahwa sebaran hujan
adalah jatuh tidak merata di wilayah permukaan lahan. Terdapat banyak
methode untuk mengetahui sebaran hujan rerata daerah, seperti : Polygon
Thiesson, Isohayet, Reduksi jarak, dan rerata aljabar.
Dimana pada pengaplikasian AVSWAT 2000 dirasa perlu untuk dievaluasi
tentang methode perhitungan nilai hujan wilayah DAS-sub DAS, dikarenakan
beberapa faktor yaitu :
a. Jumlah Stasiun Hujan di beberapa wilayah Indonesia, belum dapat dikatakan
memenuhi standard jumlah stasiun pengukuran data hujan. Sehingga
dengan metode yang saat ini digunakan AVSWAT 2000 perlu diadakan
penyesuaian
b. Penentuan nilai hujan yang jatuh di tiap wilayah DAS-Sub Das dalam
simulasinya menggunakan nilai yang sama untuk setiap sebaran pembagian
luasan pengaruh stasiun hujan, tanpa memperhitungkan jarak/luas wilayah
yang dihitung terhadap lokasi stasiun hujan yang berpengaruh.
c. Dengan pertimbangan tersebut, maka berdasarkan pengalaman ditemukan
ketidak logisan nilai hujan yang jatuh pada wilayah pemodelan dengan
karakter kondisi wilayah pemodelan : cakupan wilayah besar namun jumlah
stasiun sedikit dan tersebar tidak merata.
Tujuan Penelitian : Evaluasi kebenaran method perhitungan hujan pada AVSWAT
2000
2. Judul Studi : Evaluasi potensi limpasan permukaan lahan wilayah studi terpilih
Latar belakang Studi : bahwa seiring dengan perkembangan wilayah, diperlukan
untuk dilakukan evaluasi beban banjir yang diterima oleh lahan, untuk menjadi
masukan informasi teknis desain struktur selanjutnya.
Tujuan Penelitian : Mengetahui besar beban banjir limpasan permukaan lahan di
wilayah studi yang dipilih.
5. Judul Studi : Studi analisa potensi kekritisan erosi lahan wilayah studi yang dipilih
Latar Belakag Studi : Perkembangan wilayah, pertumbuhan penduduk,
memnyebabkan adanya perubahan fungsi lahan,seperti pembukaan areal hijau
dan tanaman keras untuk kepentingan penambahan wilayah area produksi
pertanian. Hal tersebut menyebabkan daya tahan tanah terhadap erosi menjadi
berkurang, sehingga kekritisan lahan terhadap erosi akan meningkat.
Tujuan Studi : Mematakan dan menghitung besar kekritisan lahan terhadap
erosi pada wilayah studi yang dipilih.
6. Judul Studi : Evaluasi hilangnya sarana prasarana Drainasi Kota
Latar Belakang Studi : Pembangunan dan perkembangan wilayah, terkadang
diikuti oleh dampak hilangnya fungsi sarana dan prasarana kota. Contoh yang
ada yakni di Kota Malang: pembelian area untuk kepentingan perumahan besar,
mengorbankan penutupan Busem area museum ijen, dan juga terjadi pada
daerah taman makan pahlawan sriwedari penutupan busem untuk
pengembangan perkampungan, tertutupnya lubang lubang intake drainase jalan
akibat perkembangan wilayah untuk barang dagang dan jasa, dan lain
sebagainya.
Tujuan Studi : Megetahui dampak yang terjadi akibat hilangnya atau ganguan
sarana dan prasarana drainase.
3. Judul Studi : Perencanaan Penataan Wilayah Kota dalam mengatasi Kerusakan SDA
Latar Belakang : Perencanaan Tata Ruang Kota adalah suatu perencanaan yang
tidak hanya dipertimbangkan oleh pemenuhan permintaan perkembangan kota
namun juga harus diperhatikan dampak terhadap kelestarian lingkungan,
khususnya Kelestarian Sumber Daya Air nya.
Tujuan : Mewujukan perencanaan Kota yang berbasis Konservasi Sumberdaya Air
2. Judul Studi : Evaluasi efisiensi Air Irigasi menggunakan method perhitungan Water
Balance PU Modifikasi menggunakan AVSWAT 2000
Latar Belakang : Berdasarkan hasil evaluasi dinas pertanian Kabupaten Malang
terdapat keborosan penggunaan supply air irigasi, contoh nya irigasi Molek kab
Malang. Hal tersebut perlu untuk dilakukan evaluasi penyebab keborosannya salah
satunya adalah dengan melakukan evaluasi Pola Tata Tanam dimana method yang
digunakan adalah Water Balance PU Modifikasi menggunakan AVSWAT 2000 yang
dibandingkan dengan method Water Balance PU.
Tujuan : Evaluasi Efisiensi Air Irigasi, dan Pola Tata Tanam. Tujuan lainnya adalah
sebagai model test methode modifikasi Water Balance PU AVSWAT 2000.
3. Judul Studi : Analisa Tekstur tanah dan nilai daya tahan terhadap erosi pengaruh
terhadap laju erosi lahan
Latar Belakang : Susunan Tekstur tanah akan mempengaruhi tingkat daya tahan
terhadap erosi, dimana sebaran jenis tanah dan teksturnya berbeda beda untuk
masing-masing wilayah. Untuk kebutuhan pengembagan wilayah produksi
pertanian sangat diperlukan analisa tekstur tanah dan daya tahan terhadap laju
erosi yang akan terjadi, sehingga desain perencanaan pengembangan pertanian
tersebut dapat didesain agar tetap terjaga kelestarian lingkungan dan Sumber Daya
Airnya.
Tujuan studi : peneliataian susunan tekstur tanah dan pengaruhnya teradap daya
tahan terhadap erosi.
C. Konservasi Lahan
PENUTUP