Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
MASLIANI 16.IK.481
Setiap ginjal memiliki ujung atasdan bawah yang membulat (ujung superior
dan inferior), margo lateral yang membulat konveks, dan pada margo medialis
terdapat cekungan yang disebut hilum. Arteria dan vena, prembuluh limfe, nervus
renalis, dan ujung atas ureter bergabung dengan ginjal pada hilum.
B. DEFINISI
Sindrome nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan
glomerulus karena ada peningkatan permebilitas glomerulus terhadap protein plasma
menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, hyperlipidemia, dan edema (Betz &
Sowden, 2009).
Sindrome nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, hyperlipidemia, dan hiperkolesterolemia. Kadang – kadang terdapat
hematuna, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Nurarif & Kusuma, 2013).
Sindrome nefrotik merupakan gejala klinis yang meliputi , proteinuria pasif,
hipoalbuminemia, hyperlipidemia, dan edama (Wong, 2008).
C. ETIOLOGI
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), penyebab sindrome nefrotik yang pasti belum
diketahui. Akhir – akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu
raaksi antigen antibody. Umumnya etiologi dibagi menjadi :
1. Sindrome nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai bawaan resesif autosom atau karena reaksi meternofetal.
Resisten terhadap suatu pengobatan. Gejala edema pada masa neonates. Pernah
dicoba pencangkokan ginjal pada neonates tapi tidak berhasil. Prognosis buruk dan
biasa pasien meninggal pada blan-bulan pertama kehidupannya.
2. Sindrome nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
a. Malaria quartana atau parasite lainnya
b. Penyakit kolagen seperti SLE, purpura anafilaktoid
c. Glomerulonephritis akut atau glomerulonephritis kronis, thrombosis vena
renalis.
d. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan
lebah, racun otak, air raksa.
e. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinermia, nefritis membraneproliferatif
hipokomplementemik.
3. Sindrome nefrotik idiopatik
Adalah Sindrome nefrotik yang tidak diketahui penyebabnya atau juga disebut
Sindrome nefrotik primer. Berdasarkan histopatologis yang tampak padabiopsy
ginjal dengan pemeriksaan mikroskopi biasa dan mikroskopi electron.
E. PATOFISIOLOGI
Menurut Betz & Sawden (2009), Sindrome nefrotik adalah keadaan klinis
yang disebabkan oleh kerusakan glomerulus. Peningkatan permeabilitas glomerulus
terhadap protein plasma menimbulkan protein, hipoalbumin, hyperlipidemia dan
edema. Hilangnya protein dari rongga vaskuler menyebabkan penurunan tekanan
osmotic plasma dan peningkatan tekanan hidrostatik, yang menyebabkan terjadinya
akumulasi cairan dalam rongga interstisial dan rongga abdomen. Penurunan volume
cairan vaskuler menstimulasi sistem reninangiostensin yang mengakibatkan
deskresinya hormone antidiuretic dan aldosterone. Reabsorsi tubular terhadap
natrium (Na) dan air mengalami peningkatan dan akhirnya menambah volume
intravascular. Retensi cairan ini mengarah pada peningkatan edema. Koagulasi dan
thrombosis vena dapat terjadi karena penurunan volume vaskuler yang
mengakibatkan hemokonsentrasi dan hilangkan urine dari koagulasi protein.
Kehilangan immunoglobulin pada urinea dapat mengarah pada peningkatan pada
peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
F. PATHWAY
Kerusakan glomerulus
Protein terfiltrasi
I. KOMPLIKASI
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji Urine
a. Urinalisis
b. Uji dipstick urine
c. Berat jenis urine
d. Osmolalias urine
2. Uji Darah
a. Kadar albumin serum
b. Kadar kolestrol
c. Kadar trigliserid
d. Kadar hemoglobin dan hemotokrit
e. Kadar elektrolit
3. Uji diagnostik
Biopsy ginjal (tidak dilakukan secara rutin)
K. PENATALAKSANAAN
Betz & Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri, edisi 5. Jakarta : EGC
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Jakarta : EGC.