Professional Documents
Culture Documents
Potensi - Kolaborasi - TN - Papua - OK - PDF
Potensi - Kolaborasi - TN - Papua - OK - PDF
1
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4 Po Box 5 Ciamis 46201; Telp. (0265) 771352
awinara1@gmail.com atau mzr_04@yahoo.co.id
2
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp. 0251-8633234, 7520067;
Fax 0251-8638111 Bogor
*)Diterima: 20 September 2010; Disetujui: 28 Oktober 2011
ABSTRACT
Cenderawasih Bay National Park area has unique ecological characteristics, but unfortunately it has got a
serious social problem, e.g. conflict of interest among different stakeholders who were interested on
management of natural resources. Collaborative management approaches were needed to minimize conflict
of interest. This research aimed to know potency of collaborative management implementation in
Cenderawasih Bay National Park. Data were collected by conducting interview with several respondents
from different stakeholders. The results showed that several stakeholders, e.g. government institution both
central and regional, non government institution, private sector and local community institution, were
related with the management of Cendrawasih Bay National Park .. The direct primary stakeholders were the
National Park Agency, local government at district level, Non Government Organizations and local
communities. Stakeholders have similar goals of conservation, benefit, and support on management. They
provide positive contribution on management, yet there was look of synergy, so that collaborative system is
potential to be implementation on Cendrawasih Bay National Park management.
Keywords : Stakeholders, Collaborative, Cenderawasih Bay National Park, Papua
ABSTRAK
Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih memiliki keunikan dan kekhasan karakteristik ekologi,
namun mengalami permasalahan sosial. Banyaknya pemangku kepentingan terhadap sumberdaya alam yang
terdapat di dalam kawasan mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan dalam pengelolaannya. Manajemen
kolaborasi sangat diperlukan dalam mereduksi konflik kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi implementasi sistem kolaborasi dalam pengelolaan TN Teluk Cenderawasih. Metode
penelitian yang digunakan adalah wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangku kepentingan
terhadap Taman Nasional (TN) Teluk Cenderawasih adalah (1) kelompok pemerintah, baik pusat maupun
daerah, (2) Lembaga Swadaya Masyarakat, (3) pihak swasta dan (4) masyarakat lokal. Pemangku
kepentingan utama terhadap pengelolaan taman nasional adalah Balai TN Teluk Cenderawasih, Pemerintah
Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat adat. Para pemangku kepentingan memiliki
kesamaan kepentingan terhadap taman nasional yaitu untuk tujuan konservasi, mengambil manfaat dan
aktivitas lain yang mendukung pengelolaan. Terdapat peran positif para pemangku kepentingan terhadap
pengelolaan taman nasional namun belum membentuk sinergi, sehingga sistem kolaborasi potensial untuk
diterapkan dalam pengelolaan TN Teluk Cenderawasih.
Kata kunci : Pemangku kepentingan, kolaborasi, Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Papua
217
Vol. 8 No. 3 : 217-226, 2011
berdaya ini dapat memenuhi kebutuhan pleksnya sub sistem ekologis, budaya,
umat manusia sekarang dan di masa yang ekonomi dan politik dengan keterkaitan
akan datang. berbagai isu dan keterlibatan banyak ke-
Konsep pelestarian yang modern lompok kepentingan dalam masing-ma-
adalah pelestarian dan pemanfaatan sum- sing subsistemnya, sehingga hubungan
berdaya bumi secara bijaksana, bukan kolaboratif menjadi penting ketika tidak
hanya sekedar melindungi yang menutup adanya kesepakatan yang dapat dibangun
peluang pemanfaatan (MacKinnon et al., secara sederhana dan universal untuk
1990). Konsep kawasan konservasi di mendapatkan solusi terbaik dari konflik
Indonesia saat ini mengacu pada UU No. yang terjadi (Natural Resources Mana-
5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sum- gement, 2001).
berdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Transformasi peran kelembagaan pe-
yang membagi kawasan konservasi men- ngelolaan taman nasional di Papua dari
jadi dua yaitu Kawasan Suaka Alam government based management menjadi
(KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam collaborative management telah berjalan
(KPA). Taman Nasional termasuk ke da- terutama setelah dikeluarkannya per-
lam KPA yang diharapkan dapat membe- undangan tentang sistem pengelolaan ko-
rikan jalan tengah dalam pengelolaan laborasi yaitu Peraturan Menteri Kehu-
kawasan konservasi antara tujuan perlin- tanan (Permenhut) no. P.19/ Menhut-II/
dungan dan pemanfaatan. Sementara itu 2004 tentang kolaborasi dalam pengelola-
TN Teluk Cenderawasih merupakan sa- an kawasan suaka alam dan kawasan pe-
lah satu taman nasional di Papua yang lestarian alam. Penerapan sebuah sistem
memiliki keunikan dan kekhasan ekolo- pengelolaan yang baru dan melibatkan
gis serta permasalahan sosial berupa kon- banyak pihak dengan berbagai kepenting-
flik kepentingan. an menjadi tantangan tersendiri, sehingga
Tekanan dan ancaman pengelolaan kajian penerapan sistem kolaborasi ber-
taman nasional di Pulau Papua sebagian basis potensi pemangku kepentingan da-
besar disebabkan faktor sosial antara lain lam pengelolaan taman nasional di Papua
berupa penangkapan ikan tidak ramah sangat penting sebagai pembelajaran dan
lingkungan, penangkapan ikan secara ile- perbaikan pengelolaan kawasan taman
gal, tuntutan hak ulayat atas kawasan, nasional ke depan.
pembalakan liar, perambahan hutan, pe- Penelitian ini bertujuan untuk me-
manfaatan hasil hutan nir kayu tidak ra- ngetahui potensi penerapan manajemen
mah lingkungan, perburuan satwa liar ti- kolaborasi dalam pengelolaan TN Teluk
dak terkendali, pemukiman liar, dan per- Cenderawasih di Papua.
dagangan tanah dalam kawasan (Setio
dan Mukhtar, 2005).
Muara dari persoalan kerusakan hu- II. BAHAN DAN METODE
tan adalah rendahnya kepedulian masya-
rakat terhadap lingkungan hidup yang di- A. Waktu dan Lokasi Penelitian
sebabkan oleh pergeseran basis ekonomi Penelitian dilaksanakan pada bulan
kebutuhan (needs economic) menuju eko- Juli dan Agustus 2005. Lokasi penelitian
nomi pendapatan (incomes economic) adalah kawasan TN Teluk Cenderawasih
hingga ekonomi keserakahan (greeds meliputi wilayah administrasi Distrik
economic), sementara itu sebagian besar Rumberpon, Roon dan Wasior yang
masyarakat sekitar hutan masih ada pada terletak di Kabupaten Teluk Wondama
kondisi jurang kemiskinan (Marzuki, Provinsi Papua Barat serta Distrik Nabire
2008). Bergotong-royong mengelola ka- yang terletak di Kabupaten Nabire
wasan konservasi di Indonesia memang Provinsi Papua.
diperlukan, karena menyangkut kom-
218
Potensi Kolaborasi dalam Pengelolaan…(A. Winara; A.S. Mukhtar)
Tabel (Table) 1. Para pemangku kepentingan terhadap pengelolaan TN Teluk Cenderawasih (Stakeholders
of Cenderawasih Bay National Park mangement)
Kelompok pemangku Lembaga (Institution)
No kepentingan TN Teluk Cenderawasih
(Stakeholders group) (Cenderawasih Bay National Park)
1 Pemerintah Pusat a. Balai TN Teluk Cenderawasih
b. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Papua dan Papua Barat
c. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari
d. Balai Latihan Kehutanan Manokwari
2 Pemerintah Daerah a. BAPPEDA Kabupaten Teluk Wondama dan Nabire
b. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten
Teluk Wondama dan Nabire
c. Dinas Tingkat II terkait
d. Distrik dan kelurahan/kampung
3 Lembaga Pendidikan a. Universitas Cendrawasih
b. Universitas Negeri Papua
4 LSM (Lembaga Swadaya a. WWF Marine Indonesia
Masyarakat) b. Yayasan YALHIMO
5 Lembaga bisnis swasta a. Perusahaan kontraktor
dan BUMD (Badan Usaha b. Pedagang pengumpul di setiap kampung dalam kawasan
Milik Daerah) c. Perusahaan perikanan
d. Perusahaan jasa perjalanan wisata/travel
6 TNI/POLRI a. KODIM/KORAMIL Manokwari-Nabire
b. POLRES Manokwari-Nabire
c. TNI AL Manokwari
7 Masyarakat adat/ LMA a. LMA Teluk Wondama, LMA Nabire
b. Semua kampung di dalam kawasan
8 Lembaga keagamaan a. Dewan Gereja
b. Majelis Ulama Indonesia Kab. Teluk Wondama dan Nabire
220
Potensi Kolaborasi dalam Pengelolaan…(A. Winara; A.S. Mukhtar)
Tabel (Table) 2. Kepentingan dan peran para pemangku kepentingan dalam pengelolaan TN Teluk
Cenderawasih (Interest and role of stakeholders on Cenderawasih Bay National Park)
Pemangku
Kepentingan Peran
No kepentingan
(Interest) (Role)
(Stakeholder)
1. Balai Taman a. Tanggung jawab pengelolaan a. Program dan kegiatan pengelolaan
Nasional kawasan b. Penempatan SDM untuk melakukan
b. Kelestarian fungsi kawasan pengelolaan kawasan
c. Kesejahteraan masyarakat sekitar c. Pengalokasian anggaran pengelolaan
kawasan
2. Pemerintah a. Kelestarian sistem penyangga a. Pemberdayaan masyarakat
Daerah kehidupan b. Memberikan bantuan sarana produksi
Kabupaten b. Kesejahteraan masyarakat kehutanan, pertanian dan perikanan
c. Pembangunan infrastruktur c. Program rehabilitasi hutan dan lahan
pemerintahan d. Pembangunan sarana dan prasarana
d. Pembangunan wilayah umum serta perumahan sosial
e. Pencitraan internasional e. Memberikan dukungan kebijakan
3. LSM a. Kelestarian kawasan a. Menghantarkan proses terbentuknya
b. Pemberdayaan masyarakat taman nasional
c. Penguatan kelembagaan b. Memfasilitasi komunikasi antar pihak
yang berkepentingan
c. Pemberdayaan masyarakat
4. Masyarakat adat a. Sumber mata pencaharian a. Mendukung penetapan kawasan
dalam kawasan b. Ikatan budaya b. Menjaga kawasan secara partisipatif
c. Pembinaan budaya masyarakat
5. Pihak swasta a. Pasokan komoditas hasil laut Menjadi sentra perekonomian masyarakat
b. Keberlanjutan usaha
6. TNI dan POLRI a. Eksistensi lembaga a. Pengamanan gabungan
b. Stabilitas wilayah b. Pembinaan masyarakat
7. Lembaga ilmi- a. Ilmu pengetahuan dan teknologi a. Menyediakan data dasar potensi
ah, pemetaan dan b. Peningkatan kualitas SDM. kawasan
diklat b. Survey dan pemetaan tata batas
c. Pendidikan dan pelatihan keahlian
8. Lembaga agama Eksistensi umat Pembinaan keagamaan
Keterangan (Remarks) :
1. Balai TN 5. Swasta Lingkup kepentingan pengelolaan taman
Kepentingan
2. Pemda Kepentingan nasional (The scope of national park
perlindungan management interest)
(Protection 3. LSM ekonomi
4. Masyarakat (Economic Pemangku kepentingan bertujuan
interest) perlindungan kawasan (Stakeholder aim to
adat interest)
protection of area)
Pemangku kepentingan bertujuan ekonomi
(Stakeholder for economic purpose)
Pemangku kepentingan bertujuan untuk
6. TNI/POLRI; 7. Lembaga ilmiah,
kepentingan lainnya (Stakeholder aim to have
perpetaan, dan diklat; 8. Lembaga interest other)
agama
Kepentingan lain
(Other interest)
Gambar (Figure) 2. Peran pemangku kepentingan terhadap pengelolaan TN Teluk Cenderawasih (Role of
stakeholder on Cenderawasih Bay National Park management)
222
Potensi Kolaborasi dalam Pengelolaan…(A. Winara; A.S. Mukhtar)
dan Masyarakat Adat. Hal ini senada de- memiliki derajat potensi yang berbeda
ngan pendapat Meyers (2001) bahwa para untuk disumbangkan atau derajat kepen-
pemangku kepentingan memiliki derajat tingan yang berbeda untuk mencapai tu-
kekuatan yang sangat berbeda-beda untuk juan tertentu. Dengan demikian pende-
mengontrol keputusan yang berpengaruh katan yang harus dilakukan pada setiap
pada kebijakan dan lembaga, dan mereka pemangku kepentingan akan berbeda.
Tabel (Table) 3. Nilai penting dan pengaruh antara pemangku kepentingan dan pengelolaan TN Teluk Cen-
derawasih (Important value and influence between stakeholders and Cenderawasih Bay
National Park management)
Nilai penting pengaruh pemang-
Nilai penting taman nasional bagi ku kepentingan bagi pengelolaan
Pemangku pemangku kepentingan taman nasional
No kepentingan (Important value of national park for (Important value of stakeholders
(Stakeholders) stakeholder) influence for national park
(A) management)
(B)
1. Balai Taman Tinggi. Menentukan keberhasilan Tinggi. Memiliki kewenangan
Nasional kinerja organisasi pengelolaan
2. Pemerintah Daerah Tinggi. Pencapaian tujuan pembangunan Tinggi. Memiliki daya dukung
dan pencitraan daerah di tingkat inter- program, SDM dan dana.
nasional
3. Masyarakat Adat Tinggi. Kelestarian fungsi budaya dan Tinggi. Legitimasi dan penga-
daya dukung ekonomi wasan serta pengelolaan kawasan
4. Lembaga Swadaya Tinggi. Meningkatkan kapasitas kelem- Tinggi. Motivator dan pengawal
Masyarakat bagaan kebijakan
5. Lembaga Bisnis Tinggi. Keberlanjutan pasokan produksi Sedang. Kontrol pemanfaatan
dan peningkatan derajat ekonomi
masyarakat
6. TNI/POLRI Rendah. Mengurangi faktor tekanan dan Tinggi. Membantu monitoring
ancaman supremasi hukum
7. Lembaga Penelitian Rendah. Meningkatkan kapasitas Tinggi. Memberikan daya du-
dan pemetaan kelembagaan kung database potensi kawasan
dan sosialiasi kawasan
8. Lembaga keagamaan Rendah. Peningkatan kapasitas Tinggi. Pembinaan kualitas spiri-
kelembagaan tual yang melawan pengrusakan
sumberdaya alam
collaborative building)
5. Pihak Swasta
interest)
interest)
223
Vol. 8 No. 3 : 217-226, 2011
Tabel (Table) 4. Potensi peran pemangku kepentingan sesuai Permenhut No.P.19/Menhut-II/2004 (Potential
function of stakeholders based on Permenhut No.P.19/Menhut-II/2004)
Pemangku kepentingan potensial di luar Balai TN
Program yang dapat dikolaborasikan
No. (Stakeholders potential behind National Park
(Activity of management can be collaborate)
Agency)
1. Penataan kawasan Balai Pemantapan Kawasan Hutan
2. Penyusunan rencana pengelolaan kawasan Semua Pihak
3. Pembinaan daya dukung kawasan a. Pemerintah Daerah
b. LSM
4. Pemanfaatan kawasan, penelitian dan a. Pemerintah Daerah
pengembangan b. Pihak Swasta
c. Masyarakat Adat
d. lembaga Penelitian
e. Perguruan Tinggi
5. Perlindungan dan pengamanan potensi kawasan a. TNI/POLRI
b. Masyarakat Adat
6. Pengembangan sumberdaya manusia a. Balai Diklat
b. LSM
c. Lembaga keagamaan
7. Pembangunan sarana dan prasaran a. Pemerintah Daerah
b. Balai TN Teluk Cenderawasih
8. Partisipasi masyarakat a. LSM
b. Masyarakat Adat
tidak cepat. Sebagaimana menurut Rami- lam setiap proses, fokus dalam mengatasi
rez (2001) bahwa membangun kolaborasi masalah dengan cara baru dan berbeda,
harus mengakomodasi berbagai kepen- peningkatan kepekaan dan tanggung-
tingan yang terkait dengan hak, tanggung jawab, terbangunnya hubungan antar in-
jawab, aturan dan pendapatan. Meskipun dividu bukan hanya organisasi, terbentuk-
demikian, menurut Suporahardjo (2005), nya jiwa mengabdi dan proaktif, serta
walaupun kolaborasi memiliki kesulitan adanya pengakuan terhadap bantuan pi-
dalam pelaksanaannya, meningkatnya ke- hak lain.
suksesan dan manfaat kolaborasi dalam Membangun kolaborasi dalam penge-
menyelesaikan permasalahan telah mem- lolaan TN Teluk Cenderawasih dapat di-
buat pendekatan ini semakin populer. lakukan melalui beberapa langkah antara
Membangun kolaborasi pada tahap lain : (1) Membangun kesamaan pan-
awal adalah membangun kesepahaman dangan berkolaborasi dari para pemangku
antar pemangku kepentingan. Sebagaima- kepentingan, (2) Membangun kelembaga-
na menurut Marzuki (2008) bahwa kepe- an kolaborasi yang kuat termasuk nota
dulian lingkungan harus disadarkan pada kesepahaman dan kesepakatan kerja ko-
setiap individu masyarakat, namun tan- laborasi dari semua pihak yang terlibat,
tangan terbesar adalah bagaimana memo- (3) Membangun iklim kolaborasi yang
bilisasi kesadaran individu menjadi aksi kondusif, (4) Menghadirkan pihak yang
kolektif dan kolaborasi parapihak dapat mampu menjadi inisiator dalam menga-
menjadi gerbang awal sinergi ekonomi wal proses kolaborasi.
dan konservasi dalam pengelolaan taman
nasional. Sementara itu menurut Wo-
nolleck dan Yaffee (2000) dalam Supo- IV. KESIMPULAN DAN SARAN
rahardjo (2005), kesuksesan kerja kola-
borasi dapat diraih apabila terbangunnya A. Kesimpulan
pandangan yang sama (coomon ground), 1. Potensi pemangku kepentingan da-
kesempatan baru untuk berusaha, meng- lam pengelolaan TN Teluk Cendera-
interaksikan pemangku kepentingan da-
225
Vol. 8 No. 3 : 217-226, 2011
wasih sangat besar sehingga me- Meyers, J. 2001. Analisis kekuatan stake-
mungkinkan untuk dilaksanakannya holder. Hal 161-204. Suporahrdjo
praktek kolaborasi sesuai Permenhut (edt.). 2005. Manajemen Kolabo-
No. P.19/Menhut-II/2004. rasi: Memahami Pluralime Mem-
2. Pemangku kepentingan utama lang- bangun Konsensus. Pustaka Latin.
sung dalam pengelolaan taman na- Bogor.
sional di Papua antara lain Balai Ta- Natural Resources Management Pro-
man Nasional, Pemerintah Daerah, gramme. 2002. Membangun kem-
Masyarakat Adat dan LSM. Sedang- bali upaya mengelola kawasan kon-
kan pemangku kepentingan utama ti- servasi di Indonesia melalui ma-
dak langsung antara lain TNI/ najemen kolaboratif : prinsip, ke-
POLRI, Lembaga Ilmiah, Pemetaan rangka kerja dan panduan imple-
dan Diklat, serta Lembaga Keagama- mentasi. PHKA-Dephut
an. NRM/EPIQ WWF Wallacea TNC.
Jakarta.
B. Saran Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19/
Menhut-II/2004 tentang Pengelola-
1. Membangun kesepahaman dari se- an kolaboratif di kawasan suaka
mua pemangku kepentingan harus alam dan kawasan pelestarian alam.
tuntas dilakukan pada tahap awal De-partemen Kehutanan. Jakarta.
membangun kolaborasi pengelolaan Ramirez, R. 2001. Memahami pende-
TN Teluk Cenderawasih. katan-pendekatan kolaborasi : usaha
2. Membentuk forum kolaborasi penge- mengakomodasi kepentingan multi-
lolaan TN Teluk Cenderawasih yang stakeholder. Hal 37-72. Suporahar-
dapat memberikan dampak positif djo (edt.). 2005. Manajemen Kola-
pada peningkatan ekonomi daerah. borasi: Memahami Pluralime Mem-
bangun Konsensus. Pustaka Latin.
Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Setio, P. dan A.S. Mukhtar. 2005. Pe-
ngelolaan taman nasional di Indo-
Anshari, G.Z. 2007. Dapatkah pengelola-
nesia: Review Hasil-Hasil Penelitian
an kolaboratif menyelamatkan Ta-
Litbang. Departemen Kehutanan.
man Nasional Danau Sentarum.
Bogor.
CIFOR. Bogor. www. Cifor.cgiar.
Supohardjo. 2005. Strategi dan praktek
org. diakses tanggal 02 Nopember
kolaborasi : sebuah tinjauan. Hal 3-
2007.
34. Suporahardjo (edt.). 2005. Mana-
Mackinnon, J., K. Mackinnon, G. Child jemen Kolaborasi: Memahami Plura-
dan J. Thorsell. 1990. Pengelolaan lisme Membangun Konsensus. Pus-
kawasan yang dilindungi di daerah taka Latin. Bogor.
tropika. Gadjah Mada University Tadjudin, D. 2000. Manajemen kolabo-
Press. Yogyakarta. rasi. Pustaka Latin. Bogor.
Marzuki, R. 2008. Kisah sukses kola- Undang-Undang Republik Indonesia No.
borasi konservasi, membangun opti- 05 Tahun 1990 tentang Konservasi
misme kelestarian hutan. www. Ka- Sumberdaya Alam Hayati dan
barindonesia.com. diakses tanggal Ekosistemnya. Departemen Kehu-
22 April 2009. tanan. Jakarta.
226