You are on page 1of 7

178 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm.

94-100

ANALISIS KESALAHAN KONSEP


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN PADA MAHASISWA KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG DAN ELIMINASINYA
MENGGUNAKAN MEDIA VISUALISASI STATIK

Sukma Hadi Anugerah, Effendy, & Suharti


Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145
e-mail: anugrah_sc@yahoo.com

Abstract: Analysis of Students’ Misconceptions about Colligative Properties and Their Elimination
using the Media of Static Visualization in State University of Malang. The purposes of this research
are to find out students’ misconception, effectiveness of static visualization media in eliminating miscon-
ception, and persistence of students’ misconception in Colligative Properties topic. A diagnostic test con-
sists of 20 multiple choice items and interview were used to identify students' misconception. The test was
administered to 33 chemistry students of State University of Malang. Fourteen misconceptions were iden-
tified. Three main misconceptions identified are as follows. Chemical force presents in the solution is only
between solute and solvent particles (75,8%). In a closed system water has vapor pressure immediately af-
ter it evaporates (75,8%). Boiling point elevation occurs in a solution containing volatile solute (21,2%).
Static visualization media is effective in eliminating students' misconception. The persistence of miscon-
ceptions after elimination occurs in 11.0% of students.

Keywords: misconception, colligative properties, static visualization media

Abstrak: Analisis Kesalahan Konsep Sifat Koligatif Larutan Pada Mahasiswa Kimia Universitas
Negeri Malang dan Eliminasinya Menggunakan Media Visualisasi Statik. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan kesalahan konsep, keefektifan penggunaan media visualisasi statik dalam mengeliminasi
kesalahan konsep, dan persistensi kesalahan konsep pada materi Sifat Koligatif Larutan. Tes diagnostik
yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi adanya kesalah-
an konsep mahasiswa. Tes dilakukan terhadap 33 mahasiswa jurusan kimia Universitas Negeri Malang.
Empat belas kesalahan konsep teridentifikasi. Tiga kesalahan konsep utama adalah sebagai berikut. Gaya
antarpartikel yang ada dalam larutan hanya antara partikel zat terlarut dan pelarut (75,8%). Air dalam sis-
tem tertutup memiliki tekanan uap seketika setelah menguap (75,8%). Kenaikan titik didih larutan terjadi
dalam larutan yang mengandung zat terlarut volatil (21,2%). Media visualisasi statik adalah efektif untuk
mengeliminasi kesalahan konsep. Persistensi kesalahan konsep setelah dilakukan eliminasi terjadi pada
11,0% mahasiswa.

Kata kunci: kesalahan konsep, sifat koligatif larutan, media visualisasi statik

Menurut teori konstruktivistik, belajar adalah suatu sep yang sudah dibangun oleh siswa. Dengan kata
proses membangun pengetahuan yang dipengaruhi lain, pengetahuan awal yang dimiliki sebelumnya
oleh pengetahuan awal, pandangan, dan keyakinan akan digunakan oleh siswa untuk membangun pe-
peserta didik serta pengaruh pendidik (Hewson, mahaman yang baru. Implikasinya adalah apabila
1992:6). Teori konstruktivistik memandang bahwa pengetahuan awal siswa salah, maka pengetahuan
pengetahuan diterima bukan secara pasif oleh siswa baru yang mereka bangun cenderung salah. Jika
tetapi dibangun melalui suatu proses berpikir (Gla- kesalahan ini berlangsung secara konsisten maka ter-
sersfeld, 1995:18). Konstruktivistik juga menyata- jadi kesalahan konsep.
kan bahwa dalam proses pembelajaran terjadi inter- Kesalahan konsep adalah gagasan yang ber-
aksi antara konsep yang sedang dipelajari dengan kon- beda dengan pandangan ilmiah yang telah diterima

178
Anugerah, dkk., Analisis Kesalahan Konsep… 179

kebenarannya (Helm dan Novak, 1983). Secara tion yang merupakan sederetan gambar statik yang
umum, kesalahan konsep bersifat sangat sulit untuk disusun secara berurutan dari suatu proses kimia
diubah, menetap sampai bertahun-tahun, dan sering- (Kabapinar, 2009). Oleh karena itu, strategi yang di-
kali tidak terpengaruh melalui pembelajaran di kelas perkirakan efektif untuk mengeliminasi kesalahan
(Pinarbasi et al., 2009:273). Kesalahan konsep se- konsep pada materi Sifat Koligatif Larutan adalah
ringkali terjadi pada materi-materi kimia yang sarat dengan menggunakan media visualisasi statik.
dengan konsep-konsep abstrak, salah satunya adalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tu-
Sifat Koligatif Larutan. Konsep-konsep abstrak pada juan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
materi ini meliputi gaya antarpartikel, perubahan fa- kesalahan konsep, mengetahui keefektifan penggu-
se, dan syarat dimilikinya tekanan uap oleh suatu zat naan media visualisasi statik dalam mengeliminasi
cair. Kesalahan konsep pada materi ini telah banyak kesalahan konsep, dan mengetahui persistensi kesa-
dilaporkan, di antaranya oleh Pinarbasi et al. (2009), lahan konsep mahasiswa pada materi Sifat Koligatif
Talanquer (2010), dan Luoga et al. (2013). Meskipun Larutan.
demikian, ketiga penelitian ini masih terbatas dalam
identifikasi kesalahan-kesalahan konsep pada materi METODE PENELITIAN
Sifat Koligatif Larutan, belum sampai pada usha un-
tuk eliminasi kesalahan konsep yang ditemukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuali-
Untuk mengeliminasi kesalahan konsep, strate- tatif untuk mengidentifikasi terjadinya kesalahan
gi yang digunakan harus disesuaikan dengan karak- konsep dan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui
teristik materi karena tidak ada strategi tunggal yang keefektifan media visualisasi statik dalam mengeli-
dapat memperbaiki semua kesalahan konsep (Yang masi kesalahan konsep tersebut. Penelitian ini di-
dan Senocak, 2013:4). Konsep-konsep abstrak yang awali dengan proses sampling terhadap mahasiswa
seringkali sulit dipahami oleh siswa dapat dibuat lebih kimia Universitas Negeri Malang tahun ajaran
konkret melalui visualisasi (Whitworth dan Chiu, 2013/2014 yang terdiri dari tiga offering. Berdasar-
2013:16). Teknik yang dapat memvisualisasikan kan hasil uji homogenitas dapat diketahui bahwa
gambaran pada tingkat partikulat antara lain model mahasiswa pada ketiga kelas tersebut adalah homo-
fisik/konkret, role-playing (bermain peran), model gen. Semua mahasiswa ini telah menerima materi
komputer tetap, model komputer dinamik (animasi), Sifat Koligatif Larutan di semester 2 dan menerima
gambar/animasi yang dibuat siswa, dan model kom- materi gaya antarmolekul di awal semester 3. Dengan
puter interaktif (Pienta et al., 2009:71). Kemampuan menggunakan teknik availability sampling diperoleh
dalam penggunaan model (pemodelan) ini akan me- mahasiswa offering H yang terdiri dari 33 mahasis-
ningkat melalui proses pembelajaran dan latihan. Se- wa sebagai sampel penelitian.
cara umum, seiring dengan meningkatnya kemam- Instrumen penelitian adalah tes objektif dan
puan pemodelan, meningkat pula pemahaman siswa wawancara. Tes objektif tersebut terdiri dari 20 item
terhadap konsep kimia yang relevan (Chittleborough tes pilihan ganda dengan validitas isi sebesar 95,0%
dan Treagust, 2007:274). Dengan demikian, kesalah- dan koefisien reliabilitas tes, dihitung dengan rumus
an konsep yang terjadi pada siswa diharapkan dapat KR-20, sebesar 0,73. Mahasiswa dianggap menga-
dieliminasi. lami kesalahan konsep jika ada konsistensi jawaban
Dalam mempelajari materi Sifat Koligatif La- salah pada tes objektif dan wawancara. Kesalahan
rutan, terdapat beberapa konsep dasar yang membu- konsep yang teridentifikasi dihitung frekuensinya
tuhkan visualisasi, antara lain adalah konsep gaya dan ditentukan persentasenya. Persentase mahasiswa
antarpartikel dan perubahan fase. Konsep gaya antar- yang mengalami kesalahan konsep untuk setiap butir
partikel sulit divisualisasi menggunakan model kon- soal dihitung dengan rumus berikut:
kret karena melibatkan banyak molekul. Konsep ini
juga kurang tepat divisualisasi menggunakan anima- %KK = x 100%
si karena animasi hanya sesuai untuk memfasilitasi Keterangan:
pembelajaran yang merepresentasikan suatu proses %KK : persentase mahasiswa yang mengalami kesalahan
atau sistem (Vavra et al., 2011:26). Dengan demiki- konsep
an, konsep gaya antarpartikel lebih tepat divisualisasi KK : jumlah mahasiswa yang mengalami kesalahan
dengan media visualisasi statik. Begitu pula dengan konsep
konsep perubahan fase yang meliputi peristiwa pe- JM : jumlah total mahasiswa
nguapan, pengembunan, pendidihan, dan pembekuan. Untuk menginterpretasikan tingkat kesalahan
Fenomena ini juga dapat direpresentasikan dalam konsep yang terjadi digunakan pedoman yang ditetap-
media visualisasi statik berupa multi-frame illustra- kan oleh Berg (1991) seperti disajikan pada Tabel 1.
180 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 178-184

Tabel 1. Kategori Tingkat Kesalahan Konsep HASIL DAN PEMBAHASAN


Mahasiswa
Hasil penelitian yang diperoleh meliputi temuan
Persentase Kategori Kesalahan Konsep Mahasiswa kesalahan konsep mahasiswa, keefektifan pengguna-
0 – 20 Kecil sekali an media visualisasi statik dalam mengeliminasi
21 – 40 Sebagian kecil kesalahan konsep, dan persistensi kesalahan konsep
41 – 60 Cukup besar mahasiswa pada materi Sifat Koligatif Larutan.
61 – 80 Sebagian besar Terdapat 14 kesalahan konsep yang teridentifi-
81 – 100 Mahasiswa pada umumnya kasi dalam penelitian ini. Kesalahan konsep tersebut
diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu
Keefektifan penggunaan media visualisasi sta- kesalahan konsep yang terkait dengan jenis-jenis ga-
tik dalam mengeliminasi kesalahan konsep ditetap- ya antarpartikel, penurunan tekanan uap larutan, ke-
kan berdasarkan pengurangan jumlah mahasiswa naikan titik didih larutan, dan penurunan titik beku
yang mengalami kesalahan konsep sebelum dan se- larutan seperti diberikan pada Tabel 3.
telah eliminasi. Persistensi kesalahan konsep dianali-
sis berdasarkan jumlah mahasiswa yang telah meng-
Kesalahan Konsep yang Terkait dengan Jenis-
alami perbaikan kesalahan konsep tetapi kembali sa-
jenis Gaya Antarpartikel
lah konsep tiga minggu setelah eliminasi. Kategori
tingkat pengurangan jumlah mahasiswa yang meng- Empat kesalahan konsep berkaitan dengan
alami kesalahan konsep ditetapkan berdasarkan ba- jenis-jenis gaya antarpartikel berhasil diidentifikasi.
rometer Hattie seperti disajikan pada Tabel 2. Kesalahan konsep pertama, yang merupakan kesala-
han konsep paling dominan, adalah "Gaya antar-
Tabel 2. Kategori Tingkat Pengurangan partikel yang ada dalam larutan hanya antara
Kesalahan Konsep Mahasiswa partikel zat terlarut dan pelarut". Kesalahan konsep
ini terjadi pada 75,8% mahasiswa. Kutipan wa-
Kategori Pengurangan wancara berikut merepresentasikan kesalahan kon-
Persentase
Kesalahan Konsep Mahasiswa
sep tersebut.
> 71 Tinggi
41 – 70 Sedang P: Sebutkan gaya antarmolekul pada air murni?
10 – 40 Rendah J: Ikatan hidrogen dan gaya London di antara
<0 Negatif molekul air

Tabel 3. Temuan Kesalahan Konsep Mahasiswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan
No Kesalahan Konsep yang Terkait dengan %
1 Jenis-jenis Gaya Antarpartikel
a Gaya London tidak terjadi antara molekul-molekul polar. 42.4
b Senyawa yang mengandung atom H dan O selalu dapat membentuk ikatan hidrogen antarmolekul. 18.2
c Gaya antarpartikel yang ada dalam larutan hanya antara partikel zat terlarut dan pelarut. 75,8
d Gaya antara zat terlarut nonvolatil dan molekul pelarut lebih lemah dibandingkan gaya antarmolekul dalam 42,4
pelarut murni.
2 Penurunan Tekanan Uap Larutan
a Air dalam wadah terbuka memiliki tekanan uap. 54.5
b Air dalam wadah tertutup menguap dan uap air yang terbentuk tidak ada yang mengembun. 39.4
c Air memiliki tekanan uap ketika saat air menguap. 75.8
d Semakin sulit zat cair menguap, semakin besar tekanan uapnya. 24,2
e Molekul-molekul air di dalam larutan sulit menguap karena partikel-partikel zat terlarut mencegah terjadinya 33,3
penguapan.
f Penurunan tekanan uap larutan dapat terjadi dalam larutan yang mengandung zat terlarut volatil. 30,3
3 Kenaikan Titik Didih Larutan
a Kenaikan titik didih dapat terjadi dalam larutan yang mengandung zat terlarut volatil. 21,2
b Air murni selalu mendidih pada temperatur 100oC. 36,4
4 Penurunan Titik Beku Larutan
a Penurunan temperatur zat cair memperlemah gaya antarmolekulnya. 18,2
b Penambahan zat terlarut ke dalam air menurunkan jarak rata-rata antara molekul-molekul air. 42,4
Anugerah, dkk., Analisis Kesalahan Konsep… 181

P: Apabila ke dalam air murni ini dilarutkan sedi- gen adalah atom H yang terikat pada atom yang
kit gula pasir, gaya antarmolekul apa saja memiliki keelektronegatifan tinggi saja seperti atom
yang sekarang ada dalam larutan gula? N, O, dan F. Atom H yang terikat pada atom C tidak
J: Ikatan hidrogen, gaya London, dan gaya dipol- dapat membentuk ikatan hidrogen.
dipol antara molekul air dan gula
O
Kutipan wawancara di atas menunjukkan bah-
wa mahasiswa dapat dengan tepat mengidentifikasi
C
gaya antarmolekul dalam air murni tetapi mengalami
kesalahan dalam mengidentifikasi gaya antarmole- CH2 CH3
kul dalam larutan gula. Mereka berpikir bahwa gaya H
antarmolekul yang terjadi dalam larutan gula adalah O
antara molekul air dan gula saja tanpa adanya gaya
antarmolekul di antara molekul-molekul air. Alasan C
terjadinya kesalahan konsep ini mungkin karena le- H3C CH3
mahnya pemahaman mahasiswa tentang visualisai
mikroskopik dari larutan gula. Mereka mungkin meng- Gambar 1. Visualisasi pemahaman salah ten-
anggap bahwa dalam larutan gula sudah tidak ada tang dapatnya aseton membentuk
lagi molekul-molekul air yang saling berdekatan dan ikatan hidrogen.
mengadakan interaksi.
Kesalahan konsep kedua adalah "Gaya London
tidak terjadi antara molekul-molekul polar". Kesa- Kesalahan Konsep yang Terkait dengan
lahan konsep ini terjadi pada 42,4% mahasiswa. Ke- Penurunan Tekanan Uap Larutan
salahan konsep ini cenderung terjadi bila mahasiswa
Enam kesalahan konsep teridentifikasi berkait-
memahami bahwa gaya London hanya terjadi antara
an dengan tekanan uap larutan. Kesalahan konsep
molekul-molekul nonpolar, sama atau berbeda. Fak-
pertama, yang merupakan kesalahan konsep paling
ta eksperimen menunjukkan bahwa gaya London
dominan, adalah "Air memiliki tekanan uap seketika
tidak hanya terjadi antara molekul-molekul nonpolar
saat air menguap". Kesalahan ini terjadi pada 75,8%
saja, melainkan juga terjadi antara molekul-molekul
mahasiswa. Kutipan wawancara berkaitan kesalahan
polar dengan molekul polar dan antara molekul po-
lar dengan molekul nonpolar (Effendy, 2006:222). konsep tersebut adalah sebagai berikut.
Kesalahan konsep ketiga adalah "Gaya antara P: Kapankah air dalam botol tertutup ini akan
zat terlarut nonvolatil dan molekul pelarut lebih le- memiliki tekanan uap?
mah dibandingkan gaya antarmolekul dalam pelarut J: Saat air itu menguap maka air tersebut juga
murni". Kesalahan konsep ini terjadi pada 42,4% ma- sudah punya tekanan uap
hasiswa. Kesalahan konsep ini cenderung terjadi aki- P: Apakah tidak harus menunggu sampai kondisi
bat tidak pahamnya mahasiswa bahwa gaya antara tertentu untuk memiliki tekanan uap?
zat terlarut nonvolatil dengan molekul pelarut cen- J: Setahu saya tidak. Akan tetapi, tekanan terse-
derung lebih kuat dibandingkan gaya antarmolekul but memang akan semakin besar dengan se-
pelarut. makin bertambahnya waktu, apalagi jika
Kesalahan konsep keempat adalah “Senyawa dipanaskan.
yang mengandung atom H dan O selalu dapat mem-
bentuk ikatan hidrogen antarmolekul”. Sebanyak Kutipan wawancara di atas menunjukkan bah-
18,2% mahasiswa teridentifikasi mengalami kesalah- wa mahasiswa tidak memahami syarat dimilikinya
an konsep ini. Kesalahan konsep ini cenderung terja- tekanan uap oleh cairan yang terdapat dalam sistem
di karena penanaman konsep tentang ikatan hidrogen tertutup. Suatu cairan dikatakan memiliki tekanan uap
hanya sebatas pendefinisian tanpa diberikan visuali- pada waktu laju penguapan sama dengan laju pe-
sasi. Pada Gambar 1 berikut ditunjukkan contoh te- ngembunan (Silberberg, 2007:407) dan zat cair me-
muan kesalahan konsep yang menganggap terdapat miliki tekanan uap jika berada pada wadah tertutup
ikatan hidrogen pada aseton. (McMurry dan Fay, 2003:396). Kesalahan konsep
Berdasarkan gambar 1, dapat diketahui bahwa ini mungkin terjadi karena pembelajaran tekanan uap
atom H (yang dilingkari) berikatan dengan atom O cairan cenderung hanya ditekankan pada aspek algo-
dari molekul aseton yang lain. Pemahaman ini salah ritmik, yaitu penghitungan tekanan uap larutan meng-
karena atom H yang dapat membentuk ikatan hidro- gunakan Hukum Roult.
182 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 178-184

Kesalahan konsep kedua adalah "Air dalam Kesalahan Konsep Berkaitan dengan Kenaikan
wadah terbuka memiliki tekanan uap". Kesalahan Titik Didih Larutan
konsep ini terjadi pada 54,5% mahasiswa. Kesalah-
Dua kesalahan konsep teridentifikasi berkaitan
an konsep ini cenderung terjadi akibat mahasiswa
dengan kenaikan titik didih larutan. Kesalahan kon-
tidak memahami syarat yang harus dipenuhi untuk
sep pertama adalah "Air murni selalu mendidih pada
dapatnya suatu cairan memiliki tekanan uap.
temperatur 100 oC". Kesalahan konsep ini terjadi pa-
Kesalahan konsep ketiga adalah "Air dalam da 36,4% mahasiswa. Kesalahan konsep kedua ada-
wadah tertutup menguap dan uap air yang terbentuk lah "Kenaikan titik didih dapat terjadi dalam larutan
tidak mengembun". Kesalahan konsep ini terjadi pa- yang mengandung zat terlarut volatil". Kesalahan
da 39,4% mahasiswa. Dalam suatu wadah tertutup, konsep ini terjadi pada 21,2% mahasiswa. Dua kesa-
semakin banyak jumlah molekul zat cair yang meng- lahan konsep ini teridentifikasi dalam petikan wa-
uap, semakin meningkat kesempatan molekul-mole- wancara berikut.
kul dalam uap untuk mengalami pengembunan (Mc-
Murry dan Fay, 2003:397). Kesalahan konsep ini cen- P: Bagaimana syarat zat terlarut yang bisa me-
nyebabkan terjadinya kenaikan titik didih
derung terjadi akibat pembelajaran lebih ditekankan
larutan?
pada pemahaman algoritmik dibandingkan pema-
J: Sama seperti jawaban saya tadi, apapun zat
haman konseptualnya.
terlarutnya,Sifat Koligatif Larutan bisa terjadi,
Kesalahan konsep keempat adalah "Molekul-
termasuk juga kenaikan titik didih larutan.
molekul air di dalam larutan sulit menguap karena P: Mengapa kenaikan titik didih larutan bisa
partikel-partikel zat terlarut mencegah terjadinya terjadi?
penguapan". Sebanyak 33,3% mahasiswa teridentifi- J: Karena kalau dilihat dari perhitungannya,
kasi mengalami kesalahan konsep ini. Kesalahan larutan selalu mendidih lebih dari 100oC.
konsep ini terjadi karena mahasiswa menganggap P: Sekarang pertanyaannya saya balik, apakah
bahwa partikel-partikel zat terlarut dianggap berada kalau air saja akan selalu mendidih pada
di permukaan larutan sehingga menghalangi keluar- 100oC?
nya molekul-molekul pelarut meninggalkan larutan. J: Iya kalau air murni, tapi kalau sudah ditambah
Kesalahan konsep ini sama dengan yang dilaporkan zat terlarut akan lebih dari 100oC.
oleh Luoga et al. (2013) dan terjadi pada 26% dari
Kesalahan konsep yang pertama mungkin su-
105 siswa.
dah terjadi saat siswa di SMP atau di SMA karena
Kesalahan konsep kelima adalah "Penurunan
konsep tersebut adalah konsep dasar yang diajarkan
tekanan uap larutan dapat terjadi dalam larutan yang
pada pelajaran IPA di SMP. Titik didih zat cair ter-
mengandung zat terlarut volatil". Kesalahan konsep
capai pada temperatur tertentu saat tekanan uap zat
ini terjadi pada 30,3% mahasiswa. Kesalahan kon- cair sama dengan tekanan uap atmosfer (Chang, 2005).
sep ini mungkin terjadi karena mahasiswa tidak me- Dengan demikian, air murni tidak selalu mendidih
mahami perbedan antara zat terlarut volatil dan zat pada temperatur 100oC, tetapi bisa lebih besar atau
terlarut nonvolatil. Menurut McMurry dan Fay (2003) lebih kecil dari 100oC, tergantung pada tekanan at-
larutan dengan zat terlarut nonvolatil tekanan uapnya mosfer. Kesalahan konsep kedua cenderung terjadi
lebih rendah dibandingkan tekanan uap pelarut mur- karena mahasiswa tidak memahami bahwa gaya an-
ni, sedangkan larutan dari zat terlarut volatil tekanan tarpartikel yang terjadi pada larutan dengan zat ter-
uapnya lebih tinggi dibandingkan tekanan uap pela- larut volatil adalah lebih lemah dibandingkan gaya
rut murni. antarmolekul dalam pelarut murni. Sebagai akibat-
Kesalahan konsep keenam adalah "Semakin nya molekul-molekul pelarut dalam larutan semakin
sulit zat cair menguap, semakin besar tekanan uap- mudah meninggalkan larutan dan titik didih larutan
nya". Kesalahan konsep ini terjadi pada 24,2% ma- lebih rendah dari titik didih pelarut murni.
hasiswa. Kesalahan konsep ini cenderung terjadi
apabila mahasiswa memiliki pemahaman salah yaitu
Kesalahan Konsep yang Terkait dengan
bila zat cair sulit menguap maka molekul-molekul zat
Penurunan Titik Beku Larutan
cair semakin banyak yang pindah ke fase uap. Fakta
eksperimen menunjukkan bahwa semakin sulit suatu Berkaitan dengan penurunan titik beku larutan,
zat cair menguap, semakin sedikit molekul zat cair teridentifikasi dua kesalahan konsep. Kesalahan kon-
yang berada pada fase gas sehingga semakin rendah sep pertama adalah "Penambahan zat terlarut ke da-
pula tekanan uapnya (Effendy, 2012:68). lam air menurunkan jarak rata-rata antara molekul-
Anugerah, dkk., Analisis Kesalahan Konsep… 183

molekul air". Kesalahan konsep ini terjadi pada 42,4% Keefektifan Penggunaan Media Visualisasi Statik
mahasiswa. Kutipan wawancara berkaitan dengan dalam Mengeliminasi Kesalahan Konsep pada
kesalahan konsep tersebut adalah sebagai berikut. Materi Sifat Koligatif Larutan
P: Jika ke dalam air ini dimasukkan sedikit gula Rata-rata pengurangan kesalahan konsep pada
sehingga terbentuk larutan encer, bagaimana materi Sifat Koligatif Larutan setelah eliminasi meng-
dampaknya terhadap jarak rata-rata di antara gunakan media visualisasi statik adalah sebesar 68,7%.
molekul-molekul air? Ringkasan pengurangan kesalahan konsep tersebut
J: Jarak di antara molekul-molekul air akan se-
diberikan pada Tabel 4.
makin dekat.
Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa peng-
P: Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
gunaan media visualisasi statik adalah cukup efektif
J: Karena molekul gula mendesak molekul-
molekul air sehingga jarak di antara molekul- dalam mengeliminasi kesalahan konsep pada materi
molekul air semakin dekat dan akhirnya gaya Sifat Koligatif Larutan. Keberhasilan ini dapat terca-
tarik di antara molekul-molekul air juga akan pai karena penggunaan media visualisasi statik dapat
semakin kuat. membantu mahasiswa dalam memvisualisasi konsep-
konsep abstrak yang mendasari konsep Sifat Koliga-
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat tif Larutan. Penggunaan media visualisasi statik dapat
diketahui bahwa mahasiswa tidak memahami bahwa menimbulkan konflik kognitif pada mahasiswa yang
partikel-partikel zat terlarut berada diantara molekul-
pada awalnya memiliki gambaran yang salah sehing-
molekul air sehingga jarak rata-rata antara molekul-
ga muncul rasa tidak puas (dissatisfaction) terhadap
molekul air bertambah. Kesalahan konsep ini juga
konsep awal yang dipahaminya. Penggunaan media
mungkin terjadi akibat pembelajaran di kelas yang
visualisasi statik yang disusun secara runtut, mulai
belum mengaitkan fenomena di atas dengan repre-
sentasi mikroskopik. dari konsep dasar hingga konsep selanjutnya, tam-
Kesalahan konsep kedua adalah "Penurunan paknya memudahkan mahasiswa melakukan ekuili-
temperatur zat cair memperlemah gaya antarmole- brasi sehingga kesalahan konsepnya dapat dielimi-
kulnya". Kesalahan konsep ini terjadi pada 18,2% nasi.
mahasiswa. Kesalahan konsep ini cenderung terjadi
karena mahasiswa tidak memahami bahwa penurun- Persistensi Kesalahan Konsep Mahasiswa
an temperatur memperkecil volume cairan, jarak rata-
rata antara molekul-molekul penyusun zat cair makin Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
berkurang sehingga gaya antar molekulnya makin persistensi kesalahan konsep pada materi Sifat Ko-
kuat. Menurut Silberberg (2007), penurunan tempera- ligatif Larutan setelah penggunaan media visualisasi
tur akan menurunkan kecepatan gerak molekul dan statik adalah sebesar 11,0% atau tergolong sangat
menurunkan energi kinetik rata-rata molekul sehing- rendah. Ringkasan persistensi kesalahan konsep ter-
ga gaya tarik antarmolekul semakin kuat. sebut disajikan pada Tabel 5.

Tabel 4. Pengurangan Kesalahan Konsep pada Materi Sifat Koligatif Larutan setelah Penggunaan
Media Visualisasi Statik
Konsep-konsep pada Materi % Pengurangan Kategori Pengurangan
Sifat Koligatif Larutan Kesalahan Konsep Kesalahan Konsep
Jenis-jenis Gaya Antarpartikel 59,4 Sedang
Penurunan Tekanan Uap Larutan 73,1 Tinggi
Kenaikan Titik Didih Larutan 75,0 Tinggi
Penurunan Titik Beku Larutan 60,1 Sedang
Rata-rata 68,7 Sedang

Tabel 5. Persistensi Kesalahan Konsep Sifat Koligatif Larutan setelah Penggunaan Media
Visualisasi Statik
Konsep-konsep pada Materi % Persistensi Kategori Persistensi
Sifat Koligatif Larutan Kesalahan Konsep Kesalahan Konsep
Gaya Antarpartikel 36,5 Rendah
Penurunan Tekanan Uap Larutan 0,8 Sangat rendah
Kenaikan Titik Didih Larutan 16,7 Sangat rendah
Penurunan Titik Beku Larutan 13,3 Sangat rendah
Rata-rata 11,0 Sangat rendah
184 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 178-184

Penggunaan media visualisasi statik yang disu- SIMPULAN


sun secara runtut, mulai dari konsep dasar hingga
konsep selanjutnya, cenderung memudahkan maha- Empat belas kesalahan konsep teridentifikasi.
siswa memahami fenomena Sifat Koligatif Larutan Tiga kesalahan konsep utama adalah sebagai berikut.
yang sebagian besar bersifat abstrak. Sirhan (2007) Gaya antarpartikel yang ada dalam larutan hanya an-
menyatakan bahwa jika pemahaman pada tingkat tara partikel zat terlarut dan pelarut (75,8%). Air da-
mikroskopik telah dipahami dengan baik maka pe- lam sistem tertutup memiliki tekanan uap seketika
mahaman konsep kimia secara utuh akan meningkat. setelah menguap (75,8%). Kenaikan titik didih larut-
Tampaknya hal ini yang menyebabkan sangat ren- an terjadi dalam larutan yang mengandung zat terla-
dahnya persentase mahasiswa yang mengalami ke- rut volatil (21,2%). Media visualisasi statik adalah
salahan konsep kembali setelah dilakukan eliminasi. efektif untuk mengeliminasi kesalahan konsep ma-
Adanya mahasiswa yang kembali mengalami kesa- hasiswa pada materi Sifat Koligatif Larutan. Persis-
lahan konsep setelah eliminasi juga menunjukkan tensi kesalahan konsep setelah dilakukan eliminasi
bahwa kesalahan konsep cenderung bersifat konsis- terjadi pada 11,0% mahasiswa.
ten dan seringkali tidak terpengaruh melalui pem-
belajaran di kelas sebagaimana dikemuakan oleh Pi-
narbasi et al. (2009:273).

DAFTAR RUJUKAN

Berg, V.D. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Se- McMurry, J. & Fay, R.C. 2003. Chemistry. Fourth Edi-
buah Pengantar Berdasarkan Lokakarya di Uni- tion. New Jersey: Prentice Hall.
versitas Kristen Satya Wacana Salatiga 7-10 Pienta, N.J., Cooper, M.M., & Greenbowe, T.J. 2009.
Agustus 1990. Salatiga: Universitas Kristen Satya Chemists' Guide to Effective Teaching. New Jer-
Wacana sey: Pearson Prentice-Hall.
Chang, R. 2005. Chemistry, 8th Ed, New York: Mc Graw- Pinarbasi, T., Sozbilir, M., & Canpolat, N. 2009. Prospec-
Hill Companies. tive Chemistry Teachers’ Misconceptions about
Chittleborough, G. & Treagust, D.F. 2007. The Medialing Colligative Properties: Boiling Point Elevation and
Ability of Non-Major Chemistry Students and Freezing Point Depression. Chemistry Education
Their Understanding of the Sub-Microscopic Lev- Research and Practice, 10: 273–280.
el. Chemistry Education Research and Practice, Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran
8(3): 274-292. Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rosda.
Effendy. 2006. Teori VSEPR. Kepolaran dan Gaya Silberberg, M.S. 2007. Principal of General Chemistry.
Antarmolekul, Edisi 2. Malang: Bayumedia Pub- New York: McGraw-Hill.
lishing. Sirhan, G. 2007. Learning Difficulties in Chemistry: An
Effendy. 2012. A-Level Cemistry for Senior High School Overview. Journal of Turkish Science Education,
Students, Volume 3A. Malang: Indonesian Aca- 4(2): 2-20.
demic Publishing. Talanquer, V. 2010. Exploring Dominant Types of Expla-
Helm, H. & Novak, J.D. 1983. Proceeding of the Interna- nations Built by General Chemistry Students. In-
tional Seminar on Misconception in Science and ternational Journal of Science Education, 32(18):
Mathematics. New York: Cornell University 2393–2412.
Press. Vavra, K.L., Janjic-Watrich, V., Loerke, K., Phillips,
Hewson, P.W. 1992. Conceptual Change in Science L.M., Norris, S.P., & Macnab, J. 2011. Visualiza-
Teaching and Teacher Education. Paper dipresen- tion in Science Education. Alberta Science Educa-
tasikan dalam Research and Curriculum Devel- tion Journal, 41(1): 22-30.
opment in Science Teaching. Madrid, Spain. Whitworth, B.A. & Chiu, J.L. 2013. Pre-Service Teach-
Kabapınar, F.M. 2009. Multi-frame illustrations: A mo- ers’ Use of Visualizations in the Science Class-
lecular visual strategy in learning and teaching room: A Case Study. Virginia Journal of Science
chemistry concepts. Australian Journal of Educa- Education, 5(1): 16-33.
tion in Chemistry, 69: 11-16. Yang, D. & Senocak, I. 2013. The Search for Strategies to
Luoga, N.E., Ndunguru, P.A., & Mkoma, S. L. 2013. Prevent Persistent Misconceptions. 120th ASEE
High School Students’ Misconceptions about Col- Annual Conference and Exposition. 23-26 Juni
ligative Properties in Chemistry. Tanzania Journal 2013. American Society for Engineering Educa-
of Natural and Applied Science, 4: 575-581. tion.

You might also like