You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik
transportasi demi keamaan dan keselamatan dalam
berkendara. Pada dasarnya remmempunyai fungsi untuk memperlambat dan men
gatur gerakan suatu putaran. Adapun rem yangdigunakan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut (dapat bekerja dengan baik dan cepat, dapat dipercaya
dan mempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan disetel)

Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat
umumyang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem
tersebut. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk
memperkenalkan fungsi, cara kerja, danjenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan
adanya makalah ini diharapkan kita bisa lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-
jenis rem serta bisa menambah dan memperluas wawasan kita terutama mengenai
sistem rem.

B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah
1. Apa itu fungsi rem?
2. Apa saja jenis rem dan bagaimana mekanisme kerja rem?
3. Apa saja bahan pembuat pada komponen rem?
4. Apa saja permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui fungsi dari rem.
2. Mengetahui jenis dari rem dan mekanisme kerja rem.

1
3. Mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk komponen pada rem.
4. Mengetahui permasalahan yang sering terjadi pada rem.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI REM
2.1 Pengertian Rem
Rem adalah suatau bagian Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam sistem
mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain
itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini
diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem
blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada
seal piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan
rem harus sangat diperhatikan.

2.2 Fungsi Rem


Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat
yang menurun.

2.3 Prinsip Rem


Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak
Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak
hingga berhenti.Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak)
untuk menggerakkan kendaraan.Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali
menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar.
Efek pengereman (breaking effect)diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua obyek.

3
B. JENIS-JENIS DAN FUNGSI REM
A. Rem cakram
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti
seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap
penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu sistem
pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil,
terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram
adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui
caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke
cakram. 1. Kelebihan rem cakram Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu,
sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai
andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada
kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.Kemudian
rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga
pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga
dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga
pendinginan rem lebih maksimal digunakan.Kegunaan rem cakram banyak
dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada
bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga
membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah
banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.

2. Kekurangan rem cakram


Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama
kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai
merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh
sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.

4
B. Rem tromol
ungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari
tromol yang berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan.
Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing
yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan
tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan
karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada
roda – roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.

1. Kelebihan rem tromol


Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam
pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan
sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy
duty) dengan bekerja secara maksimal.

2. Kekurangan rem tromol


Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem
ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan
membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu
atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air
akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang
banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju
sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu
rem dapat digunakan kembali.

5
2.5 Nama-nama bagian rem
A . Rem Cakram
a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f) Pegas penahan pad
g) Pegas anti berisik
h) Shim anti cicit
i) Silinder rem
j) Karet pelindung utama
k) Perapat piston
l) Piston
m) Karet pelindung silinder
n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot

1.1 Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram


1. Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3. Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
5. Pad rem
Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran

6
6. Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7. Pegas anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
9. Silinder rem
Sebagai wadah dari pad rem 5

B. Rem tromol
A Plat penahan
b Silinder roda
c Pegas pembalik
d Sepatu rem
e Pen pegas
f Tromol rem
g Tuas sepatu h Tuas penyetel.

1.2 Fungsi-fungsi bagian Rem Tromol


1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan
sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master
silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk
membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.

7
1.3 TIPE REM TRMOL
1. Tipe Rem Tromol
a. Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong
bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.

b. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston.
Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading
shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur
kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

c. Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2
buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju
maupun mundur.

d. Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat kendaraan
maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik.
Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga
daya pengereman kurang baik.
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel
cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan
kendaraan.

8
2.6 Sistem Rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun.
Peralatan ini sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti
ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan
aman.

2.7 Prinsip Rem


Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan)
dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus
dapat di kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti.
Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk
menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem
gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek pengereman (breaking
effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

2.8 Type Rem


Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi
beberapa type tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan,
Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu
sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan, untuk ituengine break tidak diterangkan

9
1. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:
1. Rem hidraulis (hydraulic break)
2. Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga
konstruksinya yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya
keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk
ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara,
udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe
sistem rem ini banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan
menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya
pengereman.

2.Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem
parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake Kendaraan
penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga
menggunakan tipe center brake.

3.Rem Tambahan
fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti
kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap
meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih
berputar, tapi adanya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan
mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).

10
2.9 Mekanisme kerja
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga
master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe
tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan
tpe tunggal.

B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk
segerah menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan
pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat
juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya
perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam
intake manifold mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan
untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan
sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi
kendaran dapat direm normal tanpa bantuan boster.Untuk kendaran yang digerakkan
oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman
yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang
(ruang tekan variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan
piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup
vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem
melalui batang penggerak katup (valve operating road).

11
C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan
ini akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang
mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian
belakangnya, bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan
(bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena adanya beban yang
besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka
roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini
disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang
gesekan akan menurun, dan roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan
kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut
disebut katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini
bekerja secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang
dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan
berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and
proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda
belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan
tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system
rem dapat tidak berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV)
yang membedakan tekanan awal split pointsesuai dengan,deselerasi selama
pengereman dan perlengkapan lainnya.

12
C. KOMPONEN REM
1. Pedal rem
2. Boster rem
3. Master silinder
4. Katup P
5. Flexible hose
6. Tuas rem parkir/rem tangan
7. Rem cakram
8. Rem tromol
1. Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh
pengemudi untuk melakukan pengereman.
 Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem.
Tinggi pedal harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi,
diperlukan waktu yang lebih banyak bagi pengemudi untuk menggerakkan
dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan pengereman akan terlambat.
Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak cadangan
yang kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup.
 Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak
bebas ini, piston master silinder akan selalu terdorong keluar dimana
mengakibatkan rem akan bekerja terus dikarenakan adanya tekanan hidrolis
yang terjadi pada sistem rem.
 Disamping itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu
pedal rem ditekan; kalau tidak akan terdapat
2. Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan
menjadi satu dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi
untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam pengereman.
 Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol.
 Komponen – komponen boster rem :
1. Piston;
2. Diaphragm spring;

13
3. Push rod;
4. Diaphragm;
5. Air cleaner element;
6. Vacuum.
3. Master Silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan
hidrolis. Master silinder terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem,
demikian juga piston dan siliner yang membangkitkan tekanan hidrolis.
 Master silinder ada 2 type yaitu :
1. Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan tipe portles;
2. Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double konvensional.
4. Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem

depan membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar dari rem � rem

belakang sehubungan dengan pemindahan berat kendaraan yang terjadi pada


waktu melakukan pengereman yang kuat.
5. Flexible hose/slang flesible menghubungkan pipa rem dan rem roda
untuk mengimbangi gerakan suspensi.

 Pipa � pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master

silinder ke ke rem.
6. Tuas rem parkir/rem tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk

mengerem roda � roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung

dan kabel � kabel. Juga untuk parkir kendaraan pada jalan turun / mendaki.

7. Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada

roda � roda depan.

 Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah
bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang
berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan
yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.

14
 Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran
udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air
dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin
walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self servo
effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan
rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk
membantu gaya pedal.

 Bagian � bagian rem piringan :

1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan
memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi
perapat untuk mencegah masuknya debu dan air;
2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston
pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya
pengereman;
3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam
saluran udara;
5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad
terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;

6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama � sama denga pen

utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak


mundur maju melalui bushing;
7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder
yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.

8. Rem Tromol memberikan tenaga pada roda � roda belakang baik secara

hidrolis maupun mekanis.


 Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian

dalam dari tromol yang berputar bersama � sama dengan roda, untuk

15
menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu
rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan
penumpang dan kendaraan komersial.
 Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara
sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan
rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol

hanya dipakai pada roda � roda belakang yang tidak begitu banyak

memerlukan tenaga pengereman.

 Bagian � bagian rem tromol :

1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder


roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis
master silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk
membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;

6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama � sama roda;

7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;


8. Tuas penyetel.

D. TROUBLE SHOOTING
Rem adalah suatu komponen keselamatan (safety) utama dalam berkendara. Piranti
ini sangat mungkin sekali terjadi kerusakan, terutama bila jarang dilakukan
pengecekan atau perawatan berkala. Suatu komponen yang berperan penting didalam
sistem rem adalah kampas rem, kampas rem merupakan bahan yang terbuat dari
campuran keramik dan asbes yang akan mencengkeram atau menghentikan
perputaran piringan cakram pada saat sistem pengereman bekerja. Kerusakan pada

16
sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala berikut :
1. Bergetar.
Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh permukaan
disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan
membubut cakram atau tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan dengan pemapasan
mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm masih dianggap aman. Namun, bila kondisi piringan
sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam, lebih baik mengganti
komponennya.

2. Mengeluarkan Bunyi Dan Terasa Berat Saat Direm.


Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi
mendesis. Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk
memperingan injakan pedal. kalau berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.
3. Kurang Mencengkeram.
Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa
meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan
asbesnya sudah berkurang. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem
dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus.
4. Lari Kiri Atau Kanan.
Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah. Hal ini
disebabkan karena piston pada master rem salah satu roda macet. penanganannya
adalah dengan mengganti seal dan piston pada master rem.
5. Rem Dalam.
Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah
tipis. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang sesuai
jenisnya.
6. Rem Harus Dikocok/Dipompa.
Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada yang
bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. penanganannya adalah
dengan mengecek kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah atau

17
kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah membuang angin (bleeding) untuk
mengeluarkan angin.

E. PERAWATAN SISTEM REM


Kendaraan yang melaju tentunya perlu suatu sistem yang berguna untuk
menghentikan atau mengontrol kecepatannya, itu adalah definisi sistem rem dan juga
alasan mengapa sistem rem dibuat. pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem
depan sekarang sudah menggunakan sistem rem hidrolik yang artinya menggunakan
fluida ( minyak ) untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem tetap
bekerja secara optimal demi menjamin keselamatan anda dalam berkendara :

1. Minyak rem
Warna : Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah
berwarna gelap menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring
pemakaian fluida rem akan panas terkena induksi dari kerja sepatu rem yang dapat
menimbulkan udara yang bisa menyebabkan sistem rem mengalami kerusakan seperti
karat dan kebocoran pada master rem dan komponen lainnya.

Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap keruh dan kotor sebaiknya dilakukan
penggantian master rem set karena pasti sudah terjadi kerusakan dalam master rem
karena karat dan komponen karet-karet di dalamnya sudah lemah.
Ketinggian : Usahakan agar minyak rem berada di indikator MAX di dalam
reservoir minyak rem.
Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada kebocoran dalam sistem
rem atau ketebalan sepatu rem sudah menipis. Disarankan untuk segera lakukan
pengecekan sistem rem ke bengkel resmi agar kualitas tetap terjamin dan dapat
dipertanggung jawabkan.

18
Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan terjadi kebocoran pada
sistem rem. Segeralah periksakan ke bengkel.
2. Slang - slang persambungan sistem rem
Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari kebocoran. Ciri-
ciri terdapat kebocoran adalah :
-Slang-slang berdebu lembab
Periksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun sebaiknya ganti lah
slang-slang persambungan rem tersebut karena sistem rem memiliki tekanan dalam
fluidanya yang memungkinkan keretakan akan lebih besar lagi.
3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit
Ceklah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli karena bila
menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan rem yang akan
habis / rusak. Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2 mm dari indikator
ketebalan rem" nya. Bukan dari ketebalan remnya. Sehingga anda mempunyai waktu
untuk membawanya ke bengkel untuk melakukan penggantian sepatu rem.
4. Piringan rem ( rotor )
Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan permukaannya, karena
sangatlah penting demi menghasilkan proses pengereman yang sempurna. Permukaan
yang tidak rata dapat mengakibatkan getar pada pedal rem saat di lakukan
pengereman.

5. Caliper rem ( Cakram )


Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-pinya dan juga
piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan blokir ( kendaraan
cenderung berbelok ke satu arah saat dilakukan pengereman ). Pemeriksaan
mudahnya adalah dengan cara mengangkat kendaraan dan putarlah ban dengan
tangan dan lihatlah kelancaran perputarannya dan lebih baik lagi bandingkan antara
roda kiri dan kanannya.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan serta untuk memungkinkan parker pada tempat
yang menurun. Peralatan ini sangat penting sebagai alat keselamatan dan
menjamin untuk pengendara yang aman. Menurut para ahli permobilan rem
merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga
dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat
berfungsi dengan baik dan aman.
2. Tipe Rem
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi
beberapa tipe tergantung penggunaannya :
a. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di gunakan untuk mengontrol kecepatan mobil dan
menghentikan kendaraan.
b. Rem parker
Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir
kendaraan.
c. Rem tambahan
Rem tambahan (auxiliary break) digunakan pada kombinasi rem biasa
(kaki) yang digunakan pada truk diesel atau kendaraan berat.
3. Pinsip kerja rem ketika kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila
mesin dibebaskan (tidak di hubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan
cenderung tetep bergerak. Kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud
untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin
mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk
menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali

20
menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem
bekerja di sebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem
gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
4. Bahan-bahan pembuat pada komponen rem yaitu :
a. Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle
housing atau axle carier bagian belakang.
b. Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya
kanvas(lining) terbuat dari campuran fiber metallic, brass, lead, plastik, dan
sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.
c. Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram.
Besi kasar kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja.
Bahan tambahan yang dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat
dan mempertinggi titik cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka
harus ditambahkan nikel atau krom ketika proses peleburan.
d. Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahas pembuat
pad rem.
5. Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem rem
a. Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
b. Gejala: Semua rem seret(bhs Jawa)
c. Gejala: Rem membanting kesatu arah
d. Gejala: Injakan pedal rem terlalu kasar
e. Gejala: Roda terkunci
f. Gejala: Rem selip

21
B. SARAN
a. Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem,
jenis-jenis rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
b. Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya mengetahui fungsi dari
setiap jenis rem, dan permasalahan yang sering terjadi pada rem.
c. Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.

Sucahyo, Bagyo, Dkk. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta : Tiga Serangkai

Darmawan, Iwan. 2003. Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta : Puspa
Swara

Widy Anata. Sistem Rem pada Kendaraan. Available from: w w w . d u n i a -


otomotif-mobil.blogspot.com.
Accesed Desember 10th 2014. At 04.56 PM.

Anonim. Cara Kerja Rem ABS. Available from: w w w . r e n t a l m o b i l b a l i . n e t


Accesed Desember 11th 2014. At 04.56 AM.

Anonim. Sistem dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:


www.rentalmobilbali.net
Accesed Desember 12th 2014. At 05.00 AM.

I. Solihin. Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga,
SMK. Tingkat 2, Bandung, CV. ARMICO.

23

You might also like