2016

PLC – Professional Learning Center 2017

CBWT
Certified Basic Wound Therapy
 Promotes wound healing
 Promotes comfort : pain,
odour
 Prevent hemorrhage
 Contain drainage /
exudates
 Protect surrounding skin
 Immobilize wound
 Prevent & manage
infection

2
 Untuk pertamakalinya
balutan yang
mempertahankan
kelembaban
digunakan pada tahun
1970’s

 Saat ini lebih dari 3500

jenis balutan ada di
dunia

3
 To Create conducive
environment for
wound healing
 There is no dressing
suitable for every
wound or every
person
 MOISTURE BALANCE
 Cost effective

4
 Laporan Kasus

Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.,MHS., ETN., Sukmawati, S.Kep.,

Sulaiman,S.Kep., Awaluddin, S.Kep.

RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO, MAKASSAR 5

8 September s.d. 14 Oktober 2011

Saldy Yusuf., Sukmawati., Yusuf HM., et al (2012), effectiveness of cutisorb ultra as super absorbent
dressing in pressure ulcer category IV. World Union of Wound Healing Society Congress. Yokohama-
Japan
 STATUS AWAL LUKA

SUPER ABSORBENT KASA

DESIGN SCORE = 41 DESIGN SCORE = 41

6
 PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PROSES
PENYEMBUHAN LUKA ANTARA SUPERABSORBENT
DAN KONVENSIONAL DRESSING
45
DESIGN TOOL SCORE

40

35

30

25

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

FREKUENSI PERAWATAN
CUTISORB ULTRA KONVENSIONAL DRESSING
7
SUPER ABSORBENT KONVENSIONAL DRESSING

DESIGN SCORE = 21 DESIGN SCORE = 34

8
 PERBANDINGAN EFEKTIFITAS BIAYA SATU
KALI PERAWATAN ANTARA SUPER ABSORBENT
DAN KONVENSIONAL DRESSING
Rp300,000
Rp243,704
Rp250,000
Rp195,555
Rp200,000
Rp150,000
Rp100,000
Rp50,000
Rp-
CUTISORB ULTRA KONVENSIONAL DRESSING

9
 PERBANDINGAN EFEKTIFITAS TOTAL BIAYA
PERAWATAN ANTARA SUPER ABSORBENT DAN
KONVENSIONAL DRESSING
Rp5,000,000 Rp4,497,768
Rp4,000,000
Rp2,924,448
Rp3,000,000
Rp2,000,000
Rp1,000,000
Rp-
CUTISORB ULTRA KONVENSIONAL DRESSING

10
 PERBANDINGAN INTERVAL PERGANTIAN
BALUTAN (HARI) ANTARA SUPERABSORBENT
DAN KONVENSIONAL DRESSING
3.0
2.5 HARI
INTERVAL PERGANTIAN

2.5

2.0

1.4 HARI
(HARI)

1.5

1.0

0.5

0.0

CUTISORB ULTRA KONVENSIONAL DRESSING

11
 EFEKTIFITAS ABSORBSI BALUTAN ANTARA SUPER
ABSORBENT DAN KONVENSIONAL DRESSING

90.0
79.3 gr
80.0

70.0
BERAT BALUTAN (gram)

60.0

50.0
40.3 gr
40.0

30.0

20.0

10.0

0.0

CUTISORB ULTRA KONVENSIONAL DRESSING

12
BEFORE AFTER

13
 KASA

KASA

14
CARA MEMBALUT YANG
TEPAT :

15
 Primary dressing  Secondary dressing

16
 Terutama untuk luka kronis
 WEI adalah metode pemilihan balutan luka
kronis sejak tahun 2008 berdasarkan :
(Arisanty IP, 2012)
 W: Warna dasar luka serta (R-Y-B)
 E: Jumlah eksudat (tidak ada, minimal,
sedang, banyak, sangat banyak)
 I: Ada atau tidaknya infeksi bau dan
inflamasi. (ada / tidak ada)
17
W: Warna dasar luka serta
 Salep herbal tea tree oil / TRIBEE- Zinc Cream –
Hydrogel – Hydrocolloid
E: Jumlah eksudat
 Transparent Film – Absorbent – Calcium Alginate –
Hydrocellulosa - Polyurethane Foam
I: Ada atau tidaknya infeksi bau dan inflamasi.

 Serum Tea Tree Oil -– DACC –– Cadoxemer

iodine- Metronidazole-Silver Ionized

18
 Balutan yang masuk kelompok “W” memiliki fungsi
utama:
 Autolisis debridemang
 Merangsang granulasi

 Konsep: memberikan hidrasi pada luka / menciptakan

suasana lembab bahkan hingga sangat lembab
 Jenis balutannya:
 Salep tribee
 Hydrogel
 Hydrocolloid pasta (nekrosis tebal) hydrocolloid lembaran
(nekrosis tipis)

 Alami: madu , lidah buaya, bromelain, enzim papain, dll

 Syaratnya: ganti balutan 1 – 2 x sehari
19
WOUND BED (AUTOLYSIS DEBRIDEMENT
& MOITURE BALANCE)

 Hak Merek: FAST Health

 Salep herbal TTO (Tribee®)
 TTO = Tea Tree Oil
 Kandungan: Meleauca alternifolia
(Tea Tree Oil) 5%, Virgin Coconut
Oil, D Alpha Tocopherol 400 iu,
Madu, campuran lainnya
 Manfaat: antifungal, antimikrobial,
antiviral, anti MRSA,
mempercepat proses inflamasi
 Fungsi lainnya: melindungi kulit
sekitar luka,
20
 3 hari kemudian
LUKA KERING AUTOLISIS DEBRIDEMANG
DENGAN KELEMBABAN
menggunakan tribee salep

21
 CMC polymer yang sudah
dimodifikasi, dengan campuran
utama air (banyaknya bervariasi
pada masing-masing produk
 Menciptakan suasana lembab
(rehidrasi)
 Untuk luka bakar derajat 1 atau 2,
memberi efek dingin
 Bentuk: tube, spray,
impregmented
 Contoh: Intrasite, Curafil,
Cutimed gel, dll
22
 Hydrocolloid mengandung
Sodium
carboxylmethilcellulosa
(NaCMC) dan gelatin
 Sifat: waterproof, adhesive,
Occlusive
 Bentuk: lembaran, powder,
pasta
 Kemampuan menyerap sedikit
hingga sedang exudate
 Contoh: Comfeel, Ultec Pro,
Duoderm, dll
23
BEFORE AFTER 1 WEEK

24
 Transparent film:
 Polyurethane adhesive film
 Waterproof dan gas
permeable
 Support autolysis
debridement
 Mengurangi nyeri
 Non absorbent
 Contoh: tegaderm, fixomul
transparent, opsite, dll
 Dengan padding (island
dressing)
 Absorbent
25
 Kassa antimicrobial
 Gammgee: cotton
woll
 Steril : single
 Secondary
dressing
 Low adherent (LA)
: cotton & serat
polyester

26
 Serat Polisakarida : rumput
laut
 Agen hemostatic : pengikat
calcium ion (Ca2+) pd
koagulasi
 Menyerap sedang hingga
banyak exudate
 Berikatan dg exudate menjadi
gel
 Bentuk: lembaran, rope
 Contoh: Curasorb, Seasorb,
Kaltostat, Calci care, Sorbsan,
dll
27
 Selulosa daya serap
amat tinggi melebihi
calcium alginate
 exudate sedang hingga
banyak.
 Keuntungannya adalah
tidak mudah
koyak/larut, mudah
dalam melepasnnya
dan dapat mengikat
bakteri.
 Saat ini baru satu yang
ada dipasaran Aquacel.

28
 Semipermeable,
waterproof, ada yang
adhesive.
 Eksudatif sedang –
sangat banyak
(stadium III / IV)
 Bentuk: lembaran,
mengisi rongga
 Contoh: Allevyn,
Biatian cavity, dll
29
 Silver mengandung
bakterisidal
 Proses antimicrobial
terjadi saat ada
reaksi / kontak
 Bentuk dan
modifikasi silver
seperti SSD,
acticoat, aquacel Ag,
silver nitrat dll.

30
 FUNGSI:
 Luka kronis untuk mengatasi
infeksi
 Merangsang granulasi
 Mengatasi gatal dan
penyakit kulit
 Mengatasi keloid
 Mengatasi infeksi jerawat

31
 Antimicrobial –
Hydrofobic (water-
resistant) : lembaran,
tupfer, rope
 DACC (Dialcylcarbamoyl
chloride)
 Non absorben, non
adhesif
 Untuk luka bereksudat
banyak
 Contoh: Cutisorb

32
 Kandungan: iodine
dangan ikatan
cadoxemer
 Iodine dilepas jika
ada kuman dan
cairan berlebihan
 Tidak korosif
 Contoh: Iodosorb

33
 2. PENGKAJIAN
W: 50% HITAM, 50% KUNING
1. CUCI DAN KERINGKAN E: SEDANG
I: TIDAK ADA

34
3. TUJUAN: AUTOLISIS 4. PILIHAN BALUTAN:
DEBRIDEMANG TRIBEE + KASA + PLESTER

35
36
DRESSING TEHNIK
 Salep TRIBEE – kasa dan
plester
atau
 Tulle grass non antibiotik –
kasa dan plester
atau
 Calsium alginate -
Hydrocolloid lembaran
atau
 Calsium alginate - kasa
37
EXPOSED OCCLUSIVE

38
39
 Arisanty IP. Panduan Praktis Pemilihan Balutan Luka Kronis.
2012. Mitra Wacana Medika. Bekasi: Indonesia.
 Arisanty IP. Konsep Dasar Manajemen Perawatan Luka. 2013.
EGC. Jakarta: Indonesia.
 Carville K. Wound Care Manual. 2010. Silver Chain Foundation.
Australia.
 Bryan AR. Acute and Chronic Wound Management. Mosby.
Australia. 2006.

40
41
42
43
44
45
46
47
48
KAPAN DIGANTI? EVALUASI

 “Rembes” = “strike  Ukur luka

through”, tapi  Jumlah eksudat /
jangan sampai cairan yang keluar
bocor  Tanda infeksi
 Tidak nyaman  Bau / malodour
 Infeksi dan berbau  Dasar luka
 Sekitar luka

49
ANY QUESTIONS? 50