You are on page 1of 3

Materi Inisiasi Tuton ke : 7

Topik Materi Inisiasi : Manajemen Resiko

Herry Novrianda, SE. MM


Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
Sumber: BMP Ekonomi Manajerial 4312

Keuntungan besar selalu diikuti dengan risiko besar (ingat prinsip there is no
such a free lunch). Pelaku ekonomi diklasifikasikan menurut kesukaannya terhadap
risiko menjadi 3, yaitu risk averse, risk netral, dan risk lover. risk averse adalah orang
yang tidak suka risiko. risk neutral adalah orang yang indiferen terhadap payoff dengan
return nya dalam mengambil keputusannya. risk lover adalah orang yang suka risiko.

RISK TOLERANCE
Jika B hanya berani mengambil permainan lempar koin (-100, +100). A berani
mengambil permainan lempar koin (-1.000, +1.000). A lebih berani menerima
kekalahan yang lebih besar dibanding B. Dikatakan bahwa A mempunyai toleransi
terhadap risiko (risk tolerance) atau kesukaan terhadap risiko (preference towards
risk) yang lebih besar.

1. Fungsi Utility
Fungsi utility (utility/kepuasan) menggambarkan hubungan antara kekayaan
seseorang dengan tingkat utility-nya. Semakin besar kekayaan seseorang, semakin
besar utility-nya. Namun, kenaikan utility seseorang terhadap peningkatan kekayaan
adalah menurun. Jadi ada law of diminishing utility dalam kepemilikan kekayaan, lihat
Gambar 8.2.

Gambar 8.2.
Fungsi Utility

Gambar 8.2 di atas menunjukkan bahwa tambahan 100 pertama, kedua dan ketiga
masing-masing memberikan tambahan utility 7, 2, dan 1.
Fungsi utility ini bisa menunjukkan tingkat toleransi risiko seseorang. Orang
pemberani seperti pengusaha besar bisa menerima risiko yang relatif besar. Dia bisa
menerima kerugian Rp 1 miliar dalam sehari tanpa penurunan utility yang amat besar,
misalnya tanpa mengalami stress yang berarti. Pedagang kecil yang menderita
kerugian Rp 1 juta sehari bisa pusing.
1. Expected Utility Theory
Teori expected utility mengatakan bahwa dalam mengambil keputusan berisiko,
orang mengevaluasi nilai harapan utility (expected utility)-nya, bukan mengevaluasi nilai
harapan hadiah uangnya. Kata expected berarti rata-rata (nilai harapan).
Misalkan, untuk kasus di atas. Utility awal A adalah 10. Setelah mengambil
permainan lempar koin, utility A bisa turun menjadi 8 dengan peluang 0,5 atau utility A
bisa naik menjadi 11 dengan peluang 0,5. Expected utility A setelah mengambil
permainan lempar koin adalah:

E (U )  0,5  8  0,5  (11)  9,5

Apabila mengambil permainan lempar koin, nilai harapan utility A turun menjadi 9,5.
Oleh karena itu, A memilih tidak mengambil permainan lempar koin.
Perhatikan bahwa apabila A tidak mengambil permainan lempar koin adalah 10,
pasti. Peluang utility A sama dengan 10 adalah satu. Expected value dari 10 adalah 10.
Jadi, expected utility A apabila tidak mengambil permainan adalah 10. Utility A tidak
berubah.

SPEKULASI NILAI TUKAR


Investor (spekulan) A memegang $100. Nilai tukar sekarang adalah 10.000 rupiah/$.
Dalam hal ini, A mengharapkan (menebak) nilai tukar rupiah/$ akan naik, misalnya
menjadi 12.000 rupiah/$. A akan rugi apabila nilai tukar turun setahun kemudian. A
yakin bahwa nilai tukar akan naik. Oleh karena itu, expected value A terhadap spekulasi
ini positif. Perhatikan bahwa dalam spekulasi nilai tukar tidak ada bandarnya. Bahkan
permainan ini, bagi A mempunyai expected value yang positif.

Certainty Equivalent
Certainty equivalent sebuah pilihan berisiko adalah nilai pasti yang memberikan
utility yang sama dengan suatu pilihan berisiko tersebut. Misalnya, A, seorang pegawai
baru, mendapatkan sebuah tawaran gaji berisiko. A bisa mendapat gaji 200 dengan
peluang 0,5. A juga bisa mendapat gaji 0 dengan peluang 0,5. Berapa gaji tetap yang
ekuivalen (certainty equivalent) dengan gaji berisiko tersebut. Gambar 8.4
menggambarkan gaji berisiko dan certainty equivalent-nya.

Gambar 8.4.
Certainty equivalent dari gaji berisiko

Gaji berisiko tersebut memberikan expected utility sebesar 5,5 (0,5  0  0,5 11) . Gaji
pasti sebesar 40 adalah 5,5. Nilai ini sama dengan expected value 5,5. Jadi, certainty
equivalent dari gaji berisiko tersebut adalah 40.
Perhatikan bahwa untuk pilihan berisiko tersebut, apabila B mempunyai toleransi
risiko yang lebih rendah, certainty equivalent B untuk gaji berisiko tersebut lebih kecil
dari 40. Artinya, B bersedia menerima gaji tetap (pasti) yang lebih kecil dari 40 untuk
mengganti gaji berisiko 0 atau 200 dengan peluang masing-masing 0,5 dan 0,5.
Sebaliknya, bagi C yang mempunyai toleransi penerimaan risiko besar akan
mempunyai certainty equivalent yang lebih besar dari 40. Ingat bahwa A, B, dan C
mempunyai bentuk kurva utility yang berbeda.

MANAJEMEN RESIKO

Munculnya kejadian yang tak diharapkan dapat mengakibatkan kerugian.


Investor yang memegang saham khawatir harga saham turun. Bank khawatir apabila
debitornya menyatakan gagal bayar (default). Besarnya ukuran risiko dan frekuensi
kemunculan kejadian yang tak diinginkan menuntut manajemen risiko. Perusahaan
perlu mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dihadapi, mengukur besarnya risiko, dan
memanajemeni risiko tersebut.
Prosedur manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, dan
memanajemeni risiko. Alat ukur risiko yang mampu mengomunikasikan risiko adalah
value at risk (V AR), sedangkan best practice manajemen risiko adalah penyediaan
cadangan sebesar V AR tersebut.

Apabila seseorang menghadapi risiko besar, dia perlu penyediaan cadangan yang
besar juga. Pelaku ekonomi dapat mengurangi risiko awal mereka dengan melakukan
hedging. Hedging adalah menutupi kerugian aset awal dengan keuntungan. Untuk
pilihan berisiko berupa instrumen investasi, investor dapat memberikan peringkat
berdasarkan Sharpe ratio. Sharpe ratio mengukur excess return per satuan risikonya.

You might also like