You are on page 1of 5

KIMIA FISIK II

DIAGRAM FASA

Dosen Pembimbing :
Drs. Maya Istiyadji, M.Pd.

Disusun Oleh :
M. Laily Qadry Sukmana
A1C305018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2008
A. Diagram fase cair-cair
T

fase-1

Tuc

fase-2

l’ l”
a’ a a”

A x (nitrobenzen) B

Yang dimaksud dengan :


 Fase 1 adalah campuran heksana dan nitrobenzen yang sudah tidak dapat
dibedakan lagi keduanya (bercampur sempurna).
 Fase 2 adalah fase yang terdiri dari dua campuran heksana dan nitrobenzen
dimana diantara keduanya masih dapat dibedakan satu sama lainnya.
 a’ merupakan fase yang paling banyak mengandung komponen A dan sedikit
dijenuhi oleh komponen B.
 a” merupakan fase yang paling banyak mengandung komponen B dan sedikit
dijenuhi oleh komponen A.
Misalnya :
Pada titik A adalah cairan Heksana dan pada titik B adalah cairaan nitrobenzen,
pada temperatur tertentu cairn heksana mencapai suatu titik (a’) sedangkan cairan
nitrobenzen mencapai titik tertentu (a”) sehingga kedua titik tersebut yaitu a’ dan
a” dapat dihubungkan dengan satu gari hubung yang menghubungkan dua fase
yang berada dalam kesetimbangan satu sama lain.
Garis hubung yang terlihat pada kurva menunjukkkan temperatur kritis atas (T uc)
terjadi suatu tahapan dimana permukaan antara fase 1 dan fase 2 menghilang
(terjadi pemisahan fase).
 Fraksi mol a’ pada kisaran 0 < x < 0,2
 Fraksi mol a” pada kisaran 0,8 < x < 1
B. Diagram fase cair-padat
T
a1

cair a2
Cair + A
3
b3 a
Cair + B
Te
e a4

padat

a5’ a5 a5”

B komposisi A

A = antimon
B = bismut
 Pada titik a1 komponen dalam keadaan cair.
 Cair + A terjadi proses pendinginan pertama yaitu pada titik a2, cairan +
padatan A dan kaya akan komponen B.
 Pada titik a3 masih dalam pendinginan dan terbentuk padatan lebih banyak .
dan jumlah relatif padatan dan cairan (yang berada dalam kesetimbangan), pad
tahap ini padatan dan cairan masing-masing berjumlah sama.
 Fase cair lebih kaya akan B daripada sebelumnya (komposisi dinyatakan
dengan b3) karena komponen A sudah mengendap.
 Cair + B; cairan + padatan B dan kaya akan komponen A.
 Pada titik a4, komposisi cairan lebih sedikit dari pada di a3, membentuk
padatan dan terletak pada temperatur eutektik.
 Tada Te padatan mudah dilelehkan.
 Larutan dengan komposisi disebelah kanan e mengendapkan A ketika larutan
itu mendingin dan larutan disebelah kiri e mengedapkan B.
 Pada titik a5, kedua fase titik a5’ untuk bagian padatan B hampir murni dan
a5” untuk padatan A hampir murni.
C. Contoh lain diagram fase cair-cair
Diagram fase sistemH2O-Et3N
T

fase-2

a’ b’

T1c

fase-1

H2O Et3N

Keterangan :
 Fase 1 adalah fase dimana komponen air dan etilen bercampur sempurna dan
antar komponennya tidak bisa dibedakan lagi.
 Fase 2 adalah fase yang terdiri atas dua campuran dan antar komponennya
masih dapat dibedakan.
 Pada temperatur kritis bawah terjadi penggabungan fase,sehingga beda antara
kedua fase tidak tampak lagi (membentuk satu fase).
 a’ adalah komponen yang mengandung H2O dan sedikit dijenuhi oleh
etilamina pada suhu tertentu.
 b’ adalah komponen yang mengandung banyak Et3N.
 Garis hubung pada gambar menghubungkan dua fase yang berada dalam
kesetimbangan.
D. Contoh lain diagram fase padat-cair
Diagram fase sistem Bi-Cd
0% Cd 20% Cd 40% Cd 100% Cd L
80% Cd
A

B J
G

T D
C

Bi + Liquid
Cd + Liquid
F H
K
E

waktu Bi Persen berat Cd Cd

Keterangan :
 Titik L merupakan titik dimana Cd meleleh.
 Titik J merupakan titik dimana Bi meleleh.
Sehinggapada titik JKL terdiri dari satu fase.
 Pada suhu tertentu terjadi kondisi dimana larutan menghasilkan dua padatan
disebut titik eutektik.
 Untuk komposisi 40% Cd terjadi pertemuan antara lereng kurva pendinginan
Bi dan Cd yang menghasilkan garin mendatar.
 Pada suhu ini Bi dan Cd mengkristal dan keluar dari larutan, menghasilkan
padatan Bi dan Cd yang murni.

You might also like