You are on page 1of 13

Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan

mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Didalam kaitannya dengan
perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau
pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi.

Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.
Secara jelas dapat dilihat di bawah ini:

a. Perawatan terencana

Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwal,


dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan
evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: perawatan terencana yang
bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.

1. Perawatan preventif

Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan, adalah sistem


perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan laboratorium

2. Perawatan korektif

Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan
peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan
peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.

b. Perawatan tidak terencana

Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan
yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan tidak
dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat.
Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.

c. Perawatan yang sesuai dengan bahan dasar pembuatan alat

Mengetahui bahan dasar gelas beker, tahan terhadap pemanasan atau tidak. Alat yang terbuat
dari logam atau besi segera dibersihkan atau dilakukan perawatan sesudah dipakai agar tidak
timbul karat, misalnya memberikan minyak ringan.

d. Peralatan yang sesuai dengan berat

Alat–alat yang berat harus disimpan dibagian paling bawah, sedangkan peralatan yang ringan
dapat diletakkan pada bagian atasnya.

e. Perawatan yang sesuai degan kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.


Seperti pada alat- alat optik, lensa,cermin, dan teropong diletakkan pada ruangan yang tidak
lembab atau diberi lampu neon sehingga suhu lembab tersebut diserap panas dari lampu.

f. Perawatan Alat terhadap pengaruh Bahan Kimia

Laboratorium fisika harus dilengkapi dengan almari asam walaupun tidak mengharuskan
karena sesuai dengan sandar operasi pengelolaan.

g. Perawatan alat dalam bentuk set

Peralatan yang berbentuk set disusun kembali ke tempat semula, sesuai ruang dalam kit
(menurut petunjuk gambar susunan kit) jangan menempatkan salah satu peralatan kit diluar
kotak kit.

Perawatan alat-alat laboratorium juga yang dapat dilakukan oleh seorang praktikan, tidak
hanya seorang tenaga perawat laboratorium. Berikut beberapa perawatan yang dapat
dilakukan oleh praktikan:

a. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.


Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat
menimbulkan bibit-bibit penyakit.

b. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia


kembalikan pada lemari yang telah tersedia.

c. Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap
steril dan bebas dari kuman penyakit.

d. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet,
kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali.

e. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan
perbaikan.

f. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.

g. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan
alat tersebut.

h. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut
tidak di gunakan kembali.

3. Tujuan perawatan laboratorium

Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:

a. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal

b. Memperpanjang umur pemakaian


c. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran

d. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai

e. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan

f. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak

g. Menghindari terjadinya kerusakan fatal

4. Sistem Perawatan Laboratorium

Dalam perawatan Laboratorium,sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya


perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:

a. Obyek laboratorium yang akan dirawat.

b. Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan.

c. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.

5. Pengelola Perawatan Laboratorium

Pengelolaan atau sering disebut manajemen adalah proses mengelola sumber daya untuk
mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Sumber daya yang dikelola meliputi 6 M,
yakni: man, money, materials, machines, methods, dan minute (manusia, uang, bahan, mesin
atau peralatan, metode atau cara, dan waktu). Sedangkan fungsi manajemen meliputi empat
kegiatan, yakni: planning, organizing, actuating, dan controlling (perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan). Dengan demikian manajemen dapat
diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan
sumber daya manusia, biaya, bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara, dan waktu untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

Efektifitas merupakan landasan untuk mencapai sukses. Jadi efektifitas berkenaan dengan
derajat pencapaian tujuan baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana
dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan tercapai.Sedangkan efisiensi merupakan sumber
daya minimal yang digunakan untuk mencapai kesuksesan itu. Jadi efisien berarti optimasi
penggunaan sumber daya, yaitu yang termudah cara mengerjakannya, termurah biayanya,
tersingkat waktunya, teringan bebannya, terpendek langkahnya

1. Obyek perawatan laboratorium

Sebagai obyek laboratorium yang perlu dilakukan perawatan diantaranya adalah:

a. Ruang laboratorium, termasuk kebersihan lantai, kelembaban, ventilasi, penerangan

b. Perabot atau meubeler laboratorium, seperti almari, meja percobaan, meja kerja,rak,
kursi.
c. Peralatan administrasi dan dokumentasi laboratorium, seperti komputer, danfilenya,
buku-buku manual.

d. Sumber jaringan listrik, stop kontak, sekring, lampu.

e. Training obyek dan perlatan dan mesin-mesin pelatihan.

f. Aparatur dan perlengkapan percobaan.

g. Instrumen dan alat-alat ukur.

h. Spesimen dan bahan-bahan untuk praktikum.

2. Sumber daya sistem perawatan laboratorium

Tenaga laboran atau teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang
dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran atau teknisi adalah melaksanakan perawatan
laboratorium yang meliputi pekerjaan menjaga, menyimpan, membersihkan, memelihara,
memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan
penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak.

a. Tenaga perawat (man)

Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah parah, dan perbaikannya juga
memerlukan kemampuan profesional yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi
ahli dari luar. Misalnya untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang
konstruksinya sangat rumit. Untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat
melibatkan siswa praktikan. Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik,
menjaga kebersihan peralatan, membantu dalam penyimpanan peralatan. Untuk keperluan
pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus sebagai
upaya pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat peraturan dan tata tertip penggunaan
peralatan di laboratorium

b. Biaya perawatan (money)

Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk


pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara
lain:

1) Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol, kain lap perekat,
cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.

2) Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse
komputer, dan sebagainya.

3) Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas, solder, tang
obeng, gunting, dan sebagainya.
4) Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan terpaksa
harus mengundang pihak luar, misalnya ahli computer

Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga
tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara rutin.

c. Bahan Perawatan (Materials)

Bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk pekerjaan perawatan ini harus tersedia
dengan jumlah yang memadai, karena bahan ini merupakan salah satu sumber daya yang
sangat urgen untuk merawat semua peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan perawatan peralatan laboratorium, antara lain

1) Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti:sabun, carbol, kain lap, thinner, bahan
pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan bahan pembersih
lainnya.

2) Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan pelapis, bahan
pelindung, pembungkus, pupuk tanaman dan makanan hewan pada laboratorium Biologi,
pembasmi serangga, dan sebagainya

3) Suku cadang, seperti: seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan
sebagainya.

d. Peralatan Perawatan ( Machines )

Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan
perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program perawatan peralatan
laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas
yang dirawat serta jenis kegiatan perawatannya. Peralatan perawatan laboratorium antara lain
meliputi peralatan untuk:

1). Peralatan penyimpanan, misalnya almari, rak,

2). Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis,

3). Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran,

4). Peralatan penyetelan kembali,

5). Peralatan perbaikan.

Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki oleh setiap laboratorium.
Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang dapat
dilakukan antara lain dengan cara:

1) Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau


tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium/bengkel, memberi bahan pengawet.

2) Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan.

3) Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak,
misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.

4) Memelihara, misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi makan hewan


percobaan.
5) Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala
kerusakan.
6) Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi
normal atau standar.

7) Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan laboratorium pada
batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap
dipakai untuk praktikum mahasiswa.

8) Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang sudah rusak.

e. Waktu Perawatan ( Minutes )

Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau
waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan kesempatan
tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek
yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium dapat ditetapkan.

Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama peroleh
pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan seminimal
mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi
laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan peralatan
laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal
perawatan.

Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium.
Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum dan pemakainya
banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar
tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi
frekuensinya. Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan

Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium.


Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik dilengkapi dengan buku manual
yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi
tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.
4. Mengelola pekerjaan perawatan laboratorium

Dengan mengacu pada pengertian pengelolaan dan gambaran tentang sumber daya yang
dibutuhkan dalam sistem perawatan laboratorium, maka untuk mengelola pekerjaan
perawatan laboratorium mencakup kegiatan:

· Merencanakan program perawatan dengan menetapkan obyek apa yang dirawat, jenis
pekerjaan perawatan yang dikerjakan, kapan jadwal pelaksanannya, siapa pelaksana, apa
bahan dan alat yang digunakan untuk merawat, dan jika perlu berapa biaya yang dibutuhkan.

· Mengorganisir sistem perawatan, menentukan deskripsi pekerjaan perawatan dan


mekanisme kerjanya.

· Melaksanakan (actuating) program perawatan

· Mengevaluasi dan melaporkan kinerja perawatan

Pemeliharaan peralatan laboratorium

Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam


menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium. Pemeliharaan alat-alat
laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih dini.

Begitu juga dengan kebersihan laboratorium. Biasanya, laboratorium merupakan tempat


bertemunya cairan-cairan tubuh manusia yang mengandung beberapa jenis penyakit dari
spesimen tersebut, dan tujuan menjaga kebersihan laboratorium ini adalah untuk mencegah
bibit-bibit penyakit yang terdapat pada jenis spesimen yang di teliti tertular kepada para
pekerja. Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:

1) Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.


Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat
menimbulkan bibit-bibit penyakit.

2) Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia


kembalikan pada lemari yang telah tersedia

3) Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut
tetap steril dan bebas dari kuman penyakit

4) Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet,
kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali.

5) Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan
perbaikan.

6) Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi
buruk.
7) Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga
kestabilan alat tersebut.

8) Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut
tidak di gunakan kembali.

Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat praktikum.
Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu Perhatikan
dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat Pahami fungsi atau
peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut hanya untuk aktivitas yang
sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau
peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan
praktikan

• Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut
sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan
jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan
praktikan

• Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam, api/
panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut

• Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang digunakan

perawatan dan pemeliharaan peralatan laboratorium

1. Pengertian perawatan
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mem¬pertahankan, dan
mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Dalam kaitannya dengan
perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau
pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi.
Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel atau memperbaiki
kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap
digunakan untuk kegiatan praktikum para siswa.

2. Jenis perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.
Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini.

a. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwal,
dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan
evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: perawatan terencana yang
bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.

1. Perawatan preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan, adalah sistem
perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan laboratorium.
2. Perawatan korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan
peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan
peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.
b. Perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan
yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan tidak
dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat.
Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.

3. Tujuan perawatan laboratorium


Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
a. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal
b. Memperpanjang umur pemakaian
c. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
d. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
e. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
f. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
g. Menghindari terjadinya kerusakan fatal

4. Sistem Perawatan Laboratorium


Dalam perawatan Laboratorium,sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya
perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:

a. Obyek laboratorium yang akan dirawat.


b. Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan.
c. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.

5.Pengelola Perawatan Laboratorium


A. Pengertian pengelolaan
Pengelolaan atau sering disebut manajemen adalah proses mengelola sumber daya untuk
mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Sumber daya yang dikelola meliputi 6 M,
yakni: man, money, materials, machines, methods, dan minute (manusia, uang, bahan, mesin
atau peralatan, metode atau cara, dan waktu). Sedangkan fungsi manajemen meliputi empat
kegiatan, yakni: planning, organizing, actuating, dan controlling (perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan). Dengan demikian manajemen dapat
diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan
sumber daya manusia, biaya, bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara, dan waktu untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
Efektifitas merupakan landasan untuk mencapai sukses. Jadi efektifitas berkenaan dengan
derajat pencapaian tujuan baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana
dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan tercapai.Sedangkan efisiensi merupakan sumber
daya minimal yang digunakan untuk mencapai kesuksesan itu. Jadi efisien berarti optimasi
penggunaan sumber daya, yaitu yang termudah cara mengerjakannya, termurah biayanya,
tersingkat waktunya, teringan bebannya, terpendek langkahnya.
2. Obyek perawatan laboratorium
Sebagai obyek laboratorium yang perlu dilakukan perawatan diantaranya adalah:
a. Ruang laboratorium, termasuk kebersihan lantai, kelembaban, ventilasi, penerangan.
b. Perabot atau meubeler laboratorium, seperti almari, meja percobaan, meja
kerja,rak, kursi.
c. Peralatan administrasi dan dokumentasi laboratorium, seperti komputer, dan
filenya, buku-buku manual.
d. Sumber jaringan listrik, stop kontak, sekring, lampu.
e. Training obyek dan perlatan dan mesin-mesin pelatihan.
f. Aparatur dan perlengkapan percobaan.
g. Instrumen dan alat-alat ukur
h. Spesimen dan bahan-bahan untuk praktikum

3. Sumber daya sistem perawatan laboratorium


a. Tenaga perawat ( man )
Tenaga laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang
dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah melaksanakan perawatan
laboratorium yang meliputi pekerjaan menjaga, menyimpan, membersihkan, memelihara,
memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan
penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak.
Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah parah, dan perbaikannya juga
memerlukan kemampuan profesional yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi
ahli dari luar. Misalnya untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang
konstruksinya sangat rumit.
Untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat melibatkan siswa praktikan.
Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik, menjaga kebersihan peralatan,
membantu dalam penyimpanan peralatan. Untuk keperluan pencegahan terhadap
kemungkinan kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus sebagai upaya pembinaan
tanggungjawab mahasiswa, dapat peraturan dan tata tertip penggunaan peralatan di
laboratorium

b. Biaya perawatan ( money )


Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk
pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara
lain:
1) Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol, kain lap,
perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.
2) Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse
komputer, dan sebagainya.
3) Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas, solder, tang,
obeng, gunting, dan sebagainya.
4) Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan terpaksa harus
mengundang pihak luar, misalnya ahli komputer.
Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga
tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara rutin.
c. Bahan perawatan ( materials )
Yang dimaksud dengan bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk pekerjaan
perawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, karena bahan ini merupakan salah
satu sumber daya yang sangat urgen untuk merawat semua peralatan laboratorium. Bahan
yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan peralatan laboratorium, antara lain:
1) Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti:sabun, carbol, kain lap, thinner, bahan
pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan bahan
pembersih lainnya.
2) Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan pelapis, bahan
pelindung, pembungkus, pupuk tanaman dan makanan hewan pada laboratorium Biologi,
pembasmi serangga, dan sebagainya.
3) Suku cadang, seperti: seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan
sebagainya.
d. Peralatan perawatan ( machines )
Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan
perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program perawatan peralatan
laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas
yang dirawat serta jenis kegiatan perawatannya.
Peralatan perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk:
1). Peralatan penyimpanan, misalnya almari, rak
2). Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis
3). Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
4). Peralatan penyetelan kembali
5). Peralatan perbaikan
Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki oleh setiap laboratorium.

e. Cara perawatan ( methodes)


Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang dapat
dilakukan antara lain dengan cara:
1) Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau
tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium/bengkel, memberi bahan pengawet.
2) Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari
kerusakan.
3) Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat
merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
4) Memelihara, misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi makan hewan
percobaan.
5) Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya
gejala kerusakan.
6) Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi
normal atau standar.
7) Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan laboratorium pada
batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap
dipakai untuk praktikum mahasiswa.
8) Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang sudah rusak.
f. Waktu perawatan ( minutes )
Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau
waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan kesempatan
tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek
yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium dapat ditetapkan
berdasarkan pada:
1)Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama
peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan
seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat
tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan
peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun
jadwal perawatan.
2)Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium.
Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum dan pemakainya
banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar
tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi
frekuensinya. Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan.
3)Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium.
Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik dilengkapi dengan buku manual
yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi
tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.

4. Mengelola pekerjaan perawatan laboratorium


Dengan mengacu pada pengertian pengelolaan dan gambaran tentang sumber daya yang
dibutuhkan dalam sistem perawatan laboratorium, maka untuk mengelola pekerjaan
perawatan laboratorium mencakup kegiatan:
a Merencanakan program perawatan dengan menetapkan obyek apa yang dirawat, jenis
pekerjaan perawatan yang dikerjakan, kapan jadwal pelaksanannya, siapa pelaksana, apa
bahan dan alat yang digunakan untuk merawat, dan jika perlu berapa biaya yang dibutuhkan.
b Mengorganisir sistem perawatan, menentukan deskripsi pekerjaan perawatan dan
mekanisme kerjanya.
c Melaksanakan ( actuating ) program perawatan
d Mengevaluasi dan melaporkan kinerja perawatan

5.Pemeliharaan peralatan laboratorium


Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam
menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium. Pemeliharaan alat-alat
laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih dini.
Begitu juga dengan kebersihan laboratorium. Biasanya, laboratorium merupakan tempat
bertemunya cairan-cairan tubuh manusia yang mengandung beberapa jenis penyakit dari
spesimen tersebut, dan tujuan menjaga kebersihan laboratorium ini adalah untuk mencegah
bibit-bibit penyakit yang terdapat pada jenis spesimen yang di teliti tertular kepada para
pekerja.

Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:


1.Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.
Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat
menimbulkan bibit-bibit penyakit.
2.Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia kembalikan
pada lemari yang telah tersedia.
3.Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap
steril dan bebas dari kuman penyakit.
4.Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet, kaca
preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali.
5.Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan
perbaikan.
6.Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.
7.Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan
alat tersebut.
8.Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak
di gunakan kembali.

Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat praktikum:

• Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.


• Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
• Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut hanya
untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar
fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya
keselamatan praktikan
• Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut
sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan
jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan
praktikan
• Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam, api/
panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut
• Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang digunakan

You might also like