You are on page 1of 21

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi

campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang

tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan,

sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis

masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu

spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam

habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan

yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.

Penggunaan jamur ( kapang dan khamir) dalam kehidupan kita sehari-

hari bukanlah hal yang baru, apakah itu menyangkut proses fermentasi

sederhana, atau proses fermentasi yang berkembang sampai ke skala

industri. Beribu-ribu tahun lalu, tanpa sadar, manusia sudah memanfaatkan

kapang dan khamir untuk menghasilkan makanan tertentu dan juga untuk

mengawetkan aneka bahan pangan. Contohnya adalah yoghurt, anggur, kefir,

aneka tempe, oncom, keju khusus, dan lain sebagainya. Rasa dan aroma

bahan pangan yang ditumbuhi kapang atau khamir disukai oleh banyak

bangsa karena rasanya yang enak dan aromanya yang khas. Adapun yang

melatarbelakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk

mengetahui dan mengamati morfologi dari kapang dan khamir secara

makroskopik dan mikroskopik.

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 2

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

morfologi kapang dan khamir secara makroskopik, mikroskopik langsung

dan mikroskopik tidak langsung.

C. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa apat mengeahui dan

memahami morfologi kapang dan khamir secara makroskopik, mikroskopik

langsung dan mikroskopik tidak langsung.

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari dunia kehidupan yaitu

morfologi, fisiologi, reproduksi, penyebaran dan lain-lain dari

mikoorganisme atau jasad renik. Jasad renik (mikroorganisme) merupakan

organisme berukuran kecil atau mikroskopis sebagai uniseluler atau

multiseluler (Harti, 2015).

Mikroba adalah makhluk hidup yang berukuran kecil dan yang

termasuk di dalamnya adalah bakteri, virus, khamir dan protozoa. Mikroba

dapat merugukan dan menguntungkan. Mikroba memainkan peranan

penting dalam bioteknologi (Herlanti dkk., 2012).

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau

sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi

seksual dan aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom

tersendiri, karena cara mendapatkan makannya berbeda dari

mikroorganisme eukariotik lainnya, yaitu melalui absorbsi (Gandjar dkk.,

2000).

Fungi berperan penting dalam kehidupan manusia seperti dibidang

pertanian dan dibidang farmasi. Dibidang farmasi jamur endofit yang umum

digunakan dalam menghasilkan antibiotik penisilin yaitu jenis jamur

Penicillium. Dibidang pertanian jamur endofit Gibberella fujikuroi yang

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 4

berasosiasi dengan tanaman padi sebagai penghasil giberelin menyebabkan

ukuran tumbuhan padi menjadi lebih tinggi dari tumbuhan normal (Hafsari

dan Isma, 2013).

Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang

termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di lingkungan terutama di

perairan dapat bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam

merombak senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana yang

sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya (Noverita, 2009).

Kapang dapat ditemukan di udara dan dapat menghasilkan

mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan. kapang udara dapat

menyebabkan beberapa penyakit dengan gejala seperti kelelahan, sakit

kepala, kehilangan konsentrasi, infeksi tenggorokan, iritasi mata dan

penyakit kulit yang biasa disebut gejala Sick Building Syndrome. kapang dapat

terbawa oleh udara melalui hembusan angin karena memiliki spora yang

ringan (Islamiati, 2017).

Kapang endofit merupakan fungi yang hidup didalam jaringan

tanaman tanpa menimbulkan kerugian pada tanaman inangnya. Upaya yang

dilakukan untuk mencari potensi kapang endofit sebagai agen hayati, yaitu

dengan melakukan penelitian awal untuk mengisolasi dan mengidentifikasi

kapang endofit dari bagian tanaman unggul atau memiliki resistensi terhadap

suatu penyakit (Nuryadi dkk., 2016).

Yeast atau khamir merupakan mikroorganisme golongan fungi yang

berbentuk uniseluler yag memiiki daya tahan yang tinggi oleh adanya

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 5

antibiotik, memiliki sifat antimikroba serta memiliki ketahanan terhadap

garam, asam dan gula. Beberapa jenis yeast telah ditemukan pada susu dan

susu fermentasi. Yeast adalah sel yang paling sederhana daripada mold,

tetapi struktur selnya tampaknya lebih kompleks daripada bakteri. Senyawa

antimikrobial yeast yang telah diketahui adalah berupa asam-asam organik

(heksanoat, oktanoat dan dekanoat) dan protein (Putranto, 2010).

Khamir dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan sifat

metabolismenya (fermentatif dan oksidatif). Khamir yang bersifat

fermentatif dapat melakukan fermentasi ethanol yaitu memecah gula

menjadi ethanol dan gas. Penggunaan khamir pada produk pangan telah

banyak dilakukan dan salah satu satunya adalah sebagai agen fermentasi.

Begitupula penelitian tentang penggunaan khamir sebagai agen pemecah

gula (glukosa) menjadi ethanol telah banyak dikaji, namun demikian potensi

khamir lokal masih perlu dilakukan penelitian mendalam (Pratama dkk.,

2017).

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 6

B. Uraian Bahan

1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa

musilago pada lidah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam

air mendidih.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Aquadest (Ditjen POM, 1979: 96)

Nama resmi : Aqua Destillata

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Rumus struktur :H–O-H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa.

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan

pelarut medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. Alkohol (Ditjen POM, 1979 :65).

Nama resmi : Aethanolum

RM : C2H6O

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 7

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas.

Mudah terbakar dengan memberikan nyala

biru yang tidak berasap.

Kelarutan : sangat mudag larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan : Antiseptikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari

nyala api.

4. Gliserol (Ditjen POM, 1979 :271).

Nama resmi : Glycerolum

RM/BM : C3H8O3 / 92,10

Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna,

tidak berbau, manis diikuti rasa hangat,

higroskopik.

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol

(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform

P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Asam tartrat (Dirjen POM, 1995: 53 )

Nama resmi : Tartrat acid

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 8

Sinonim : Asam tartrat

RM : C4H6O6

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih ,

tidak berbau, rasa sangat asam

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut

dalam etanol (95%) P,sukar larut dalam

eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam

6. Metilen Blue (Ditjen POM, 1995: 554).

Nama resmi : Metylen blue

RM / BM : C37H27N3Na2O9S3 / 799,80

Pemerian : Serbuk biru gelap

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pewarna

7. Kentang ( Solanum tuberosum )

a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub Class : Sympetalae

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 9

Ordo : Solanales

Familia : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum tuberosum

Kegunaan : Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient

mikroba.

b. Morfologi (Tjitrosoepomo, 2007)

Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah

tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas

ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku

(internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya

disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang

berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk

berproduksi. Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat

akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang

panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat

pada kedalaman 20 cm.

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 10

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

a. Autoklaf

b. Bunsen

c. Botol semprot

d. Cawan petri

e. Gelas kimia

f. Gelas ukur

g. Hot plate

h. Kulkas

i. Labu erlenmeyer

j. LAF (Laminar Air Flow)

k. Ose bulat

l. Ose lurus

m. Pinset

n. Pipet tetes

o. Pisau bedah

p. Spoit 5 ml

q. Tabung reaksi

r. Rak tabung

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 11

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

a. Alkohol 70%

b. Aluminium foil

c. Aquadest

d. Air tuak

e. Air tape singkong

f. Batang kecombrang

g. Bayclin

h. Daun sirih

i. Daun tapak dara

j. Medium PDA

k. Plastic wrap

l. Ragi roti

m. Tissue

n. Yogurt

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 12

B. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Bahan Praktikum

a. Disiapkan semua alat yang digunakan

b. Dibungkus cawan petri dengan kertas

c. Dimasukkan ke dalam inkubator untuk disterilkan

2. Pembuatan Medium PDA

a. Ditimbang hasil perhitungan yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

b. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml.

c. Dan dipanaskan menggunakan elektromantel.

3. Mikroskopis secara langsung

a. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti tawar.

b. Diletakkan secara perlahan-lahan pada kaca objek.

c. Diberikan 1 tetes metilen blue.

d. Ditutup dengan menggunakan deck gelas.

e. Diamati pada mikroskop berupa miselium, konidia, konidiofor,

spora, kolomela, metula, fialid, vesikel dan rhizoid dimulai dengan

pembesaran terkecil.

f. Digambar hasil pengamatan.

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Identifikasi Khamir

Gambar pada
No Sampel Tampilan Luar
Mikroskop

1 Yogurt

2 Ragi roti

3 Air tuak

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 14

4 Yogurt plain

2. Identifikasi kapang

Gambar pada
No Sampel Tampilan Luar
Mikroskop

1 Daun jati

2 Tapak dara

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 15

3 Daun sirih

Batang
4
kecombrang

Akar

kecombrang

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 16

B. Pembahasan

Kapang merupakan anggota regnum Fungi ("Kerajaan" Jamur) yang

biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu

lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas

Ascomycetes. Sedangkan Khamir adalah fungi ekasel (uniselular) yang

beberapa jenis spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi

minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar.

Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada

juga yang digolongkan dalam Basidiomycota. Sifat dari fungi antara lain

mempunyai inti sel, memproduksi spora dan tidak mempunyai klorofil

sehingga tidak melakukan fotosintesiss serta dinding selnya tersusun atas

selulosa atau kitin atau keduanya.

Fungi terdiri atas 2 golongan yaitu kapang dan khamir, Berikut ini

perbedaan antara kapang dan khamir yaitu, kapang ini bersifat filamen

sedangkan khamir tidak mempunyai filamen, Kapang multiseluler atau bersel

ganda sedangkan khamir biasanya uniseluler atau bersel tunggal.. Kapang

dan khamir merupakan bagian dari fungi. Persamaan kapang dan khamir

yaitu sama-sama mampu menghasilkan suatu enzim tertentu, yang mampu

merubah substrat menjadi produk tertentu, ukurannya dalam mikron

(sangat kecil), dan mempunyai dinding sel.

Perbedaan utama dari keduanya adalah khamir merupakan sel

tunggal (Uniseluler) sedangkan kapang bersel ganda (Multiseluler).

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 17

Perbedaan lainnya yaitu kapang mempunyai filamen yang berbentuk benang

dan merupakan suatu bentuk pertumbuhan, apabila organisme tersebut

merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium lainnya.

Kapang membentuk miselium dan berbagai bentuk spora, kelompok

kapang sering dipilih berdasarkan spora aseksualnya, bentuk filamen dari

kapang adalah panjang yang disebut sebagai hifa, hifa mempunyai dua

struktur yaitu berspekta dan tidak berspekta sedangkan khamir tidak

mempunyai filamen dan merupakan suatu bentuk pertumbuhan apabila

organisme tersebut hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan, dan

bereproduksi melalui pertunasan atau pembelahan sel, bentuk koloni mirip

dengan bakteri.

Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat

fisiologinya dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada

kapang.Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat

metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif

dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi

alkohol dan gas contohnya pada produk roti. Sedangkan oksidatif (respirasi)

maka akan menghasilkan CO2 dan H2 O Keduanya bagi yeast adalah

dipergunakan untuk energi walaupun energi yang dihasilkan melalui

respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi.

Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan secara

mikroskopis. Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan dua cara, yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Pengamatan mikroskopis secara

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 18

langsung dilakukan dengan cara mengamati dibawah mikroskop biakan

jamur yang tumbuh pada sampel yang telah ditetesi metilen blue, sedangkan

pengamatan mikroskopis secara tidak langsung dilakukan dengan cara

sampel jamur yang tumbuh pada masing-masing sampel diambil sedikit

kemudian diletakkan pada Object Glass yang telah disterilkan bersama

dengan cawan petri sebagai wadahnya. Kemudian diteteskan dengan larutan

PDA (potatoes dekstrose agar) yang telah ditambahkan asam tartrat dan

ditutup dengan deck glasss. Penambahan asam tartrat bertujuan untuk

memberikan suasana asam karena fungi mudah tumbuh pada suasana asam.

Setelah itu disimpan di dalam inkubator selama 3 kali 24 jam lalu diamati

dibawah mikroskop. Pambahan paraffin cair pada kertas saring yaitu untuk

memberikan kelembapan pada cawan petri dimana fungi ditumbuhkan.

Penggunaan kertas saring agar parafin cair yang diberikan dapat tersimpan

pada kertas saring , karena kertas saring dapat menyerap parafin cair

sehingga kelembapan tetap terjaga. Digunakan batang V bertujuan agar deck

dan object glass tidak berhubungan langsung dengan kertas saring yang telah

ditetesi parafin cair agar fungi dapat tumbuh lebih baik.

Setelah dilakukan pengamatan dibawah mikroskop pada pengujian

mikroskopis secara langsung terlihat spora, sporangium dan hifa pasa

sampel, sedangkan pada pengujian mikroskopis secara tidak langsung

dimana diinkubasi selama 3 kali 24 jam lalu diamati dibawah mikroskop.

Terlihat bagian-bagian dari fungi yang lebih spesifik dibandingkan dengan

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 19

pengujian mikroskopis secara langsung. Dari hasil pengamatan terlihat spora,

sporangium, rizoid dan stolon.

Manfaat dari mengetahui morfologi kapang dan khamir dalam bidang

farmasi yaitu agar kita sebagai farmasis dapat mengetahui apa saja yang

termasuk jenis jamur yang ditemui dan dapat memberikan obat yang tepat

dan sesuai dengan jamur yang menginfeksi.

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 20

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini yaitu isolasi mikroorganisme dapat

dilakukan dengan 2 metode, diantaranya metode sebar dan metode tuang.

Sedangkan pada inokulasi teknik yang dapat digunakan adalah medium tegak

dan medium miring.

B. Saran

Saran saya dalam praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih fokus

pada praktikumnya, dan jangan ribut.

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 21

DAFTAR PUSTAKA

Gandjar I., Robert, A.S., Karin, V.D.T.V., Ariyanti, O., dan Iman, S., 2000,
Pengenalan Kapag Tropik Umum, Yayasan Obor Indonesia : Jakarta.

Harti, S.A, 2015, Mikrobiologi Kesehatan, Penerbit Andi : Yogyakarta.

Hafsari, A.R., dan Isma, A., 2013, Isolasi Dan Identifikasi Kapang Endofit Dari
Tanaman Obat Surian (Toona Sinensis), Jurnal Pharmacon, Vol.
VII(2).

Herlanti,Y., Rustaman, N.Y., Rohman, I. dan Fitriani,A., 2012, Kualitas


Argumentasi Pada Diskusi Isu Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui
Weblog, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol 1(2).

Islamiatin, I., Rahmawati1, dan Masnur, T., 2017, Jenis - Jenis Kapang Udara
Ruang Baca Di UPT Perpustakaan Universitas Tanjungpura
Pontianak, Jurnal Protobiont ,Vol. 6(3).

Nuryadi, W.H., Anna, R., dan Istiana, P., 2016, Isolasi Dan Identifikasi Kapang
Endofit Dari Pohon Sengon Provenan Kepulauan Solomon
Berdasarkan Morfologi Dan Molekuler (Analisis Rdna Its (Internal
Transcribed Spacer), Jurnal Biologi, Vol. 5(6)

Pratama, A., Anita, F., Hartati, C., dan Trianining, T., 2017, (Isolasi Dan
Screnning Yeast Isolat Lokal Dari Dendeng Sapi Dan Ayam Yang
Memiliki Potensi Fermentasi Glukosa), Jurnal Ilmu Ternak,
VOL.17(1).

Putranto, W.S., Roostita, L.B., Robin, R., dan Eka, W., 2010, Isolasi Yeasts Dari
Daging Dan Potensinyan Sebagai Agen Biopreserfasi Dan Pewarna
Makanan, Jurnal Ilmu Ternak, Vol. (1).

INKA KRISTINA NIMBAR ARASTI


O1A1 16 094

You might also like