Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada kamus besar bahasa Indonesia secara terminologi bahwa inspeksi adalah
pemeriksaan dengan saksama; pemeriksaan secara langsung tentang pelaksanaan
peraturan, tugas. Inspeksi dimanfaatkan disegala bidang ilmu termasuk K3 untuk
memastikan upaya dan program keselamatan berjalan secara berkesinambungan.
Inspeksi K3 sangat berperan dalam mengidentifikasi dan mengontrol bahaya
ditempat kerja maupun dirumah sebelum menimbulkan masalah kesehatan dan
keselamatan
1
Selain untuk membantu mengidentifikasi potensi bahaya, inspeksi terlebih penting
untuk menunjukkan keseriusan setiap anggota organisasi dalam mengambil
tanggungjawab sebagai perwakilan atau duta keselamatan di tempat kerja. (Health &
Safety Inspection, A TUC Guide). Perlu diingat bahwa penyelesaian bahaya adalah
fokus utama dalam inspeksi K3 dibandingkan mendongkrak citra personal pelaku
inspeksi (inspektor).
Inpeksi adalah pengecekan paling populer dalam masyarakat, salah satu contoh Sidak
(jenis inspeksi mendadak / surprise inspection) yang biasanya dilakukan oleh
petinggi pemerintahan untuk menemukan ketidaksesuaian dan menimbulkan efek
psikososial yang efektif.
Dalam peraturan pemerintah inspeksi tempat kerja diatur dalam Permenaker nomor
05 Tahun 1996 tentang SMK3 pada lampiran I: Pedoman Penerapan Sistem
Manajemen K3. Dijelaskan bahwa perusahaan harus menetapkan dan memelihara
prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan
sasaran keselamatan dan kesehatan kerja, frekuensi inspeksi dan pengujian harus
sesuai dengan obyeknya.
Perlu diingat bahwa inspeksi memiliki perbedaan secara konsep dengan audit.
Inspeksi lebih cenderung menangkap gap/temuan bersifat lokal atau sesaat berupa
kondisi tidak aman maupun perilaku tidak aman. Sedangkan audit yang berasal dari
kata audi (mendengarkan) menyelesaikan temuan secara sistemik mulai dari
kebijakan/policy, standar operasional hingga pada penerapan.
B. TUJUAN
2
2. Untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan sebagau tindak lanjut
dari hasil temuan inspeksi tersebut.
C. RUMUSAN MASALAH
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INSPEKSI K3
Inspeksi merupakan salah satu alat kontrol manajemen yang bersifat klasik,
tetapi masih sangat relevan dan secara luas sudah banyak diterapkan dalam upaya
menemukan masalah yang dihadapi dilapangan, termasuk untuk memperkirakan
besarnya resiko. Kegiatan inspeksi merupakan salah satu uapaya yang bersifat
“proactive” bertujuan untuk memastikan apakah fasilitas kerja yang ada dilapangan
telah dikelola dengan baik (well-managed). Dengan inspeksi, kita akan memperoleh
umpan-balik yang sangat berharga bagi manajemen dalam merencakan tindakan
perbaikan.
B. TUJUAN INSPEKSI K3
Menjamin tercapainya efisiensi dalam produksi
Menentukan kebijaksanaan terhadap peralatan yang digunakan
sehingga utilitas mesin dapat meningkat
Menentukan kemungkinan-kemungkinan kapan peralatan akan di
reparasi atau di overhaul.
Mengurangi tingkat kerusakan mesin atau peralatan.
Identifikasi kondisi tidak aman
Identifikasi tindakan tidak aman
Menentukan penyebab dasar
Melakukan perbaikan
4
C. MANFAAT INSPEKSI
D. JENIS INSPEKSI
Inspeksi Informal/Tak Terencana
5
Infeksi informal dapat meliputi kondisi-kondisi peralatan atau lingkungan kerja
dibawah standar. Pegawai lapangan dapat melapor langsung secara lisan kepada
pengawasnya, kemudian pengawas dapat menegaskan kembali dalam bentuk tertulis.
Dalam beberapa hal, pengawas dapat langsung mengevaluasi serta mengambil
tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. Inspeksi ini didukung oleh suatu sistim
dokumentasi yang baik tentang hasil temuan dan koreksi yang dilakukan oleh
pengawas. Dokumen semacam ini akan mencerminkan tingkat kepedulian perusahaan
terhadap aspek keselamatan, dan sekaligus mendorong inisiatif, kreativitas serta
untuk menampung umpan balik yang datang dari karyawan lapangan.Dilain pihak,
inspeksi informal juga sering dianggap sebagai metode yang tidak sistematis,
Inspeksi yang dilakukan hanya sambil lalu, sehingga umumnya bersifatdangkal dan
tidak sistematis, diantaranya sebagai berikut :
a. Umumnya hanya memeriksa kondisi yang tidak aman.
b. Kondisi tidak aman yang memerlukan perhatian besar sering terlewati.
c. Perhatian cenderung lebih besar pada kepentingan produksi.
d. Tidak tercatat.
e. Tindakan pembetulan dan pencegahan tidak sampai mendasar.
Inspeksi Terencana
Adalah inspeksi pada suatu daerah kerja yang dilengkapi dengan daftar
periksa agar segala kemungkinan terjadinya kerugian dapat terdeteksi. Menurut
DNV Loss Contro Managemen Training, 1996, inspeksi terencana untuk
keselamatan, secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut :
6
Inspektur atau pemeriksa memperhatikan segala sesuatu untuk menentukan
kondisi-kondisi tidak aman ditempat kerja.
2. Housekeeping Inspection
Adalah bbagian yang penting dari inspeksi umum terencana, inspeksi jenis
ini berhubungan dengan kebersihan dan kerapihan yang meliputi : mesin dan
peralatan, material, alat-alat, lantai gedung dan lain-lain.
Sasaran utama dari inspeksi ini adalah untuk melihat apakah bagian
bagian kritis dari suatu peralatan, mesin-mesin, bahan-bahan atau struktur,
mengalami kerusakan, aus, dipasang secara tidak benar, atau disalah gunakan.
Adalah jenis inspeksi yang dilakukan untuk memelihara dan menjaga agar
mesin atau peralatan tetap beroperasi sebagaimana mestinya terutama untuk
mesin-mesin vital seperti turbin. Alat angkat Crane. Dan lain-lain. Inspeksi ini
dilakukan secara periodik diman sifatnya adalah pencegahan. Sehingga tidak
mengganggu jalannya proses, atau menghindari adanya potensi kecelakaan.
7
5. Inspeksi Peralatan Sebelum Digunakan (Pre-use Equipment Inspection)
E. LANGKAH-LANGKAH INSPEKSI
Guna tercapainya hasil inspeksi secara optimal, diperlukan beberapa tahap yang harus
diikuti, sebagai berikut :
1. Persiapan
8
2. Inspeksi
9
bertanggung jawab melakukan tindakan koreksi dan tetapkan targer waktu
penyelesaianya.
5. Pelaporan Inspeksi
10
keputusan yang lebih baik pada peralatan, material, dan orang-orang yang
dibutuhkan dalam semua unsur-unsur program, seperti pengendalian
pembelian, pelatihan, peralatan pelindung dan disain tempat kerja. Salinan
laporan yang dibagi-bagikan, atau informasi yang diambil dari mereka, dapat
bersama membantu mengidentifikasi permasalah serupa di lain area.
Menurut DNV Modern Safety Management 1996, terdapat beberapa point yang perlu
diinspeksi dan diperhatikan saat dilakuakn pemeriksaan yaitu :
11
Bahan yang mudah terbakar
Perkakas tangan
2. Peralatan pencegahan dan pengendalian kebakaran
Sistem sprikler
Evakuasi kebakaran
Hydrant
12
G. Tanggung Jawab Inspeksi
1. Ekstern Perusahaan
Inspeksi keselamatan kerja yang dilaksanakan oleh pengawas dari instansi
pemerintah atau pihak ketiga.
2. Intern Perusahaan
Inspeksi yang dilakukan oleh orang yang berkepentingan seperti supervisor
dan manager lini dan juga mempunyai spesialisasi dibidangnya seperti safety
advisor dan teknisi atau ahli yang terbaik setiap unsur karyawan dari level
terendah sampai tingkat tinggi (top management).
Inspeksi keselamatan kerja dilakukan melalui :
a) Tahap Persiapan Inspeksi dalam perusahaan
13
b) Pelaksanaan inspeksi
1) Pendahuluan
Yaitu menghubungi penanggung jawab bagian yang akan dikunjungi
untuk menjelaskan bahwa akan diadakan inspeksi diarea kerja.
2) Peta Inspeksi
Usahakan mengikuti peta inspeksi seperti yang telah direncanakan
3) Pengamatan
Mengamati semua kegiatan proses produksi untuk memastikan ada atau
tidaknya pelanggaran terhadap peraturan keselamatan kerja.
4) Observasi
Observasi tindakan-tindakan perorangan untuk mencocokan dengan
syarat-syarat keselamatan kerja.
5) Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan atau juga cross-check data.
6) Koreksi
Koreksi sementara dengan segera apabila dalam melaksanakan inspeksi
atau tindakan berbahaya atau membahayakan.
7) Catat
Buat catatan ringkas tentang ketidak sesuaian dan kesesuaian peralatan,
tindakan dan kondisi terhadap standart kemudian periksa pedoman
identifikasi bahaya
Seorang inspektor harus menunjukan tempat dan penjelasan setiap bahaya
yang ditemukan dalam pemeriksaan, dan juga harus membuat catatan
yang mendetail untuk menjawab kemungkinan-kemungkinan pertanyaan
yang akan timbul. Potensi kerugiannya supaya diperkirakan agar dapat
membuat klasifikasi dalam laporan.
14
H. TAHAP PELAPORAN
Setiap inspeksi harus ditindak lanjuti dengan laporan tertulis tanpa laporan
tertulis inspeksi tidak mempunyai arti dan hanya seperti single seeing tour saja. Tipe
laporan inspeksi ada 3 yaitu
Laporan harus menyebutkan nama departemen dan area yang di inspeksi, nama
serta jabatan yang mengadakan inspeksi, tanggal laporan dibuat dan nama untuk siapa
laporan dibuat. Adapun statistik membuat laporan yang ada dianjurkan agar mudah
dipahami dan ditindak lanjuti yaitu :
1). Catat item temuan yang belum ditindak lanjuti dan beri tanda pengukang
kembali.
2). Tiap item harus diberi nomor urut.
3). Tiap item supaya diberi klasifikasi bahaya.
4). Sedapat mungkin sebutkan akan tindak lanjuti dan oleh siapa dari item yang
ditulis ulang.
5). Laporan inspeksi supaya dialamatkan kepada departemen yang diinspeksi
15
dengan tembusan kepada atasan.
6). Usaha perbaikan sebagai tindak lanjut.
7). Untuk mengetahui kondisi dari setiap keadaandan upaya yang dilakukan
dalam manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), maka sangat perlu
adanya langkah evaluasi tersebut maka kita dapat menentukan tindak lanjut
yang akan dilakukan untuk pengembangan.
Inspeksi adalah tindakan preventif dari adanya potensi bahaya sebelum
potensi bahaya tersebut menjadikan kecelakaan. Rekomendasi dari laporan dapat
dijadikan dasar untuk membuat rencana kerja yang menyusun prioritas dalam rencana
kerja. Untuk penindak lanjutan, rekomendasi dapat dikelompokan menurut :
1). Daerah bahaya ditemukan.
2). Penanggung jawab perbaikan.
Kemudian rekomendasi tersebut perlu dikirim kepada yang berwenang untuk
persetujuan pelaksanaan perbaikan. untuk pelaksanaannya dibuat form, penerima
form rekomendasi harus memberi jawaban tentang tindak lanjutnya dalam waktu
yang ditentukan dalam prosedur, apabila menyetujui rekomendasi diminta memberi
kepastiannya kapan tindak lanjutnya telah dilaksanakan, apabila menolaknya supaya
menjelaskan apa alasannya. Untuk memudahkan administrasi dan penindaklanjutan,
form dibuat dalam beberapa salinan.
Ada 4 tahap yang perlu diikuti oleh inspektor dalam membuat rekomendasi yaitu :
1. Sedapat mungkin seorang inspektor memperbaiki sebab dari deviasi
(penyimpangan) yang ditemukan. Jangan hanya memperbaiki hasil terakhir
dan membiarkan permasalahannya.
2. Perbaiki apa saja yang mungkin diperbaiki secara langsung.
3. Laporkan kondisi yang ada dikuar wewenang anda dan usulkan solusinya.
4. Ambil tindakan sementara bila perlu.
Pada waktu tertentu supervisor harus melaporkan perkembangan dari
pelaksanaan rekomendasi kepada P2K3 pusat. Sebaliknya P2K3 pusat harus
16
memeriksa secara berkala perkembangan pelaksanaannya sudah memenuhi
syarat yang dimaksut. Keadaan berbahaya yang tidak diperbaiki memberi
indikasi adanya komunikasi yang tidak baik antara departemen dalam
pelaksanaan program.
I. FREKUENSI INSPEKSI
17
POIN-POIN PENTING DALAM KEGIATAN INSPEKSI
1. Buat Standart Prosedur Inspeksi ( SPI) secara jelas sebelum melulai inspeksi
2. Siapkan Checklist sesuai dengan kebutuhan Inspeksi
3. Pada waktu membuat checklist, TK perlu diajak diskusi sehingga kita tahu
isu-isu K3 yang sedang dihadapi.
4. Bila memungkinkan, beri saran praktis dan petunjuk keselamatan kepada
tenaga kerja terhadap metode atau cara kerja yang benar & aman dari
permasalahan K3.
5. Jika pada waktu inspeksi ditemukan kondisi-kondisi yang tidak selamat atau
tidak sehat, secepatnya hal tersebut dilaporkan kepada senior manajer.
6. Buatlah laporan inspeksi dan laporkan kepada manajemen yang menangani
bidang K3 untuk segera dilakukan tindakan korektif.
7. Segera lakukan tindakan korektif berdasarkan skala prioritas tingkat resiko
8. Arsipkan laporan sebagai dokumentasi K3 dan juga bisa di share / di
publikasikan dengan informasi yang relevan lainnya.
18
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Inspeksi K3 adalah suatu proses untuk menemukan potensi bahaya yang ada
ditempat kerja untuk mencegah terjadinya kerugian maupun kecelakaan ditempat
kerja dalam penerapan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja..
B. SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah
ini bagi para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
19