You are on page 1of 17

PENDAHULUAN

Gagal tumbuh adalah suatu keadaan status nutrisi yang rendah sebagai akibat tidak
adekuatnya asupan dan absorbsi kalori atau pengeluaran kalori yang berlebihan.
Gagal tumbuh sering ditentukan dengan BB/U dibawah persentil 5 pada beberapa
pengukuran atau kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan semestinya
berdasarkan grafik pertumbuhan dan memiliki nilai dibawah nilai yang ditentukan.
Evaluasi yang penting digunakan yaitu kebiasaan pola makan anak dan asupan kalori.
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu direkomendasikan untuk mencari
penyebabnya. Pendekatan penatalaksanaan multidisiplin, termasuk perawatan di
rumah dan konseling nutrisi telah dibuktikan dapat meningkatkan berat badan,
keeratan hubungan orangtua dan anak serta peningkatan kognigtif. Efek jangka
panjang dari gagal tumbuh terhadap perkembangan kognigtif dan perkembangan
akademik belum diketahui secara pasti.(1,3)
Gagal tumbuh merupakan istilah untuk menjelaskan pertumbuhan yang
inadekuat atau tidak dapat mempertahankan pertumbuhan yang semestinya, biasanya
pada awal masa kanak-kanak. Hal ini merupakan tanda dari nutrisi yang rendah,
namun karena banyaknya proses biologis, psikososial dan lingkungan yang dapat
menyebabkan kekurangan nutrisi sehingga gagal tumbuh tidak dapat dijadikan
sebagai diagnosis hanya dari kekurangan nutrisi. Gagal tumbuh bukanlah suatu
diagnosis melainkan gejala yang harus dicari penyebabnya.(1,2)
Gagal tumbuh sering dijumpai dalam masalah pediatrik sehari-hari,
mempengaruhi 5-10% anak-anak di bawah lima tahun di negara maju dengan insiden
lebih tinggi di negara berkembang. Hal utama yang menyebabkan gagal tumbuh
adalah kombinasi antara nutrisi dan lingkungan sebagai akibat dari kemiskinan dan
atau pengabaian. Kunci untuk mendiagnosis gagal tumbuh secarah akurat yaitu
dengan menggukur dan memasukkan hasil pengukuran berat badan, tinggi badan dan
lingkar kepala secara berulang dengan membandingkan hasilnya dengan grafik
pertumbuhnan anak.(1,3,4)

1
Istilah “kegagalan tumbuh kembang” (failure to thrive) pertama kali digunukan
untuk menggambarkan keadaan malnutrisi pada bayi-bayi yang dirawat pada awal
tahun 1990-an. Istilah ini lebih bersifat deskriptif daripada diagnostik, yang
diterapkan untuk anak yang berat badan atau kecepatan pertambahan beratnya secara
bermakna lebih rendah daripada anak lain dengan usia dan jenis kelamin yang sama.
Kegagalan pertumbuhan pada masa bayi dan anak dapat disebabkan oleh beragam
faktor, termasuk penyakit medis serius, disfungsi, interaksi anak-pengasuh,
kemiskinan, kesalahan informasi kepada orang tua dan penganiayaan anak.(4)

Definisi

Gagal tumbuh adalah istilah yang digunakan untuk bayi dan anak yang mengalami

malnutrisi dan gagal mencapai pertumbuhan sesuai standar. Istiliah gagal tumbuh

sering digunakan untuk menggambarkan keadaan malnutrisi yang disebabkan oleh

faktor lingkungan atau psikososial, meskipun terdapat penyebab lain yaitu

pertumbuhan yang tidak memadai, penyebab organik dan lingkungan. Sangat penting

untuk menilai adanya peran serta medis, nutrisi perkembangan, psikososial dan

lingkungan terhadap kejadian gagal tumbuh.(5)

Gagal tumbuh adalah suatu keadaan dimana berdasarkan pengukuran antropometri

didapatkan BMI/U kurang dari persentil 5, atau PB/U kurang dari persentil 5, atau

perlambatan perkembangan berat badan antara dua garis utama persentil, atau BB/U

kurang dari persentil 5, atau berat badan kurang dari 75% median BB/U atau berat

badan kurang dari 75% median BB/PB, atau pertumbuhan berat badan kurang dari

persentil 5 yang didapatkan pada beberapa kali pengukuran. Kombinasi dari beberapa

kriteria antropometri harus digunakan untuk keakuratan dalam menentukan anak yang

2
berisiko gagal tumbuh. BB/PB merupakan indikator yang lebih baik digunakan pada

keadaan akut kekurangan gizi dan membantu mengidentifikasi anak-anak yang

membutuhkan perbaikan nutrisi secepatnya.(1)

Epidemiologi

Diperkirakan 80% dari anak yang mengalami gagal tumbuh terjadi sebelum usia

18 bulan. Di Amerika Serikat, gagal tumbuh ditemukan 5 dari 10% anak-anak di

perawatan dasar dan 3 dari 5% dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit.(1)

Nutrisi yang rendah adalah penyebab utama yang paling sering menyebabkan

gagal tumbuh yang disebabkan oleh kemiskinan, dan terjadi pada 95% kasus dari

gagal tumbuh. Puncak dari kejadian gagal tumbuh pada anak berada pada usia

diantara 9-24 bulan, yang tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Gagal tumbuh jarang

terjadi pada anak diatas umur 5 tahun. Menurut Weston, 66% dari ibu yang memiliki

anak yang mengalami gagal tumbuh merupakan korban kekerasan pada anak

sebelumnya.(3)

Etiologi

Penyakit dari setiap organ dapat menyebabkan malnutrisi. Tatalaksana gagal

tumbuh dimulai dengan pencarian etiologi karena kemungkinan etologi sangat

beragam dan multifaktorial. Penyebab utama gagal tumbuh berbeda berdasarkan usia

yang harus tercermin pada evaluasi.(5)

3
Dahulu, penyebab gagal tumbuh dibagi atas organik (medis) dan nonorganik

(sosial atau lingkungan). Akan tetapi terjadi pengembangan penyebab dari gagal

tumbuh pada sebagian besar anak yang disebabkan oleh banhyak faktor termasuk

biologi, fisiologi dan lingkungan. Secara praktis, klasifikasi berdasarkan kalori yaitu,

asupan dan pengeluaran kalori yang berlebihan.(1)

Penyebab gagal tumbuh non organik, terjadi apabila didapatkan tidak ada kondisi

medis yang menyebabkan terjadinya gagal tumbuh. Hal ini biasanya disebabkan oleh

kemiskinan, masalah psikososial di dalam keluarga, perampasan hak asuh,

kekurangan pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan nutrisi kepada anak.

Gagal tumbuh non organik terjadi pada 70% dari seluruh kasus gagal tumbuh.

Berdasarkan hal ini, didapatkan sepertiga dari kasus gagal tumbuh disebabkan oleh

perwatan anak yang tidak tepat, seperti teknik memberi makanan pada anak yang

tidak tepat sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak.(3)

Penyebab gagal tumbuh organik, terjadi apabila didapatkan penyebab medis yang

mendasari. Hal yang paling sering menyebabkan gagal tumbuh yaitu infeksi (seperti

HIV, tuberkulosis dan parasit di saluran cerna), gangguan gastrointestinal (seperti

diare kronik, gastroesofageal reflux, stenosis pilori) atau gangguan neurologis (seperti

sereberal palsy, retardasi mental). Penyebab organik terjadi kurang dari 20% kasus

gagal tumbuh secara keseluruhan.(3,6)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suk Dong Yoo, dkk, 65% dari sampel

disebabkan oleh nonorganik dan 35% disebabkan oleh faktor organik. Penyebab

organik yang paling sering yaitu gangguan gastroenterologi (11,4%), penyakit

4
jantung (6,5%), bayi prematur/IUGR (5,7%), gangguan perkembangan saraf (4,1%),

penyakit metabolik (2,5%) dan kelainan genetik (1,6%).(6)

Tabel 1. Etiologi gagal tumbuh(1,2)


Asupan kalori yang tidak Absorbsi kalori yang tidak Pengeluaran kalori yang
adekuat adekuat berlebihan
Bayi dan batita
- Masalah ASI - Alergi makanan - Penyakit tiroid
- Susu formula yang tidak - Malabsorbsi - Infeksi kronik atau
sesuai - Stenosis pyloric immunodefisiensi
- Gastroesofageal reflux - Gastrointestinal atresia - Penyakit paru kronis
- Perawatan yang tidak baik atau malformasi - Penyakit jantung bawaan
- kekurangan makanan yang - Gangguan bayi baru lahir
tersedia atau metabolism
- Celah pada mulut atau
palatum
Anak-anak atau remaja
- Gangguan mood - Alergi makanan - Keganasan
- Gangguan nafsu makan - Celiac disease - Penyakit tiroid
- Gastroesofageal reflux - Malabsorbsi - Infeksi kronik atau
- Irritable bowel syndrome - Inflammatory bowel immunodefisiensi
disease - Penyakit paru kronis
- Gangguan bayi baru lahir - Penyakit jantung bawaan
atau metabolism atau gagal jantung
- keganasan

5
Faktor Risiko

Faktor risiko prenatal

Yang termasuk dalam prenatal yaitu prematuritas, terpapar terhadap agent toxic di

dalam uterus, infeksi (rubella, cytomegalovirus-CMV, HIV), penghambatan

pertumbuhan intrauterine oleh berbagai sebab, abnormalitas kromosom (sindrom

down, sindrom turner) dan sindrom dismorphic.(3)

Faktor risiko postnatal

- asupan kalori yang tidak adekuat

dapat disebabkan oleh pemberian makanan yang tidak cukup, penyajian

makanan yang tidak tepat, kebiasan anak yang mempengaruhi pola makan,

kebiasan makan yang tidak tepat, kemiskinan, kekerasan terhadap anak,

kelainan kongenital yang mempengaruhi cara makan dan sesak napas yang

berlangsung lama.

- absorbsi yang tidak adekuat

sindroma malabsorbsi, defisiensi vitamin dan mineral, gangguan pada

hepatobiliary, necrotizing enterocolitis, sindrom short gut.

- peningkatan kebutuhan kalori

hipertiroid, infeksi kronik/berulang serta anemia kronik.

- penggunaan kalori yang tidak tepat

gangguan metabolisme pada bayi baru lahir, diabetes insipidus, renal tubular

asidosis serta hypoxemia kronik.(3)

6
Gejala Klinis

Pada umumnya orang tua sering mengeluhkan anak yang tidak tumbuh dengan

baik atau kehilangan berat badan, tidak memiliki nafsu makan yang baik, tidak seperti

saudaranya atau teman sebayanya. Gagal tumbuh sering didiagnosis dengan

menggunakan berat badan lahir dan data antropometri dari anak tersebut. Anak

biasanya terlihat lebih kecil daripada yang seharusnya sesuai umur anak, kehilangan

lemak subkutan, kehilanggan massa otot, ekstremitas yang kurus, wajah yang tirus,

tulang dada menonjol serta atrofi otot pantat.(3)

Penegakkan Diagnosis

Anamnesis

Pada anamnesis dapat ditanyakan secara akurat hal-hal mengenai pola makan

anak, jumlah kalori yang diabsorbsi, ikatan antara ibu dan anak harus diperoleh

sebagai kunci untuk menentukan penyebab dari gagal tumbuh. Mengobservasi pola

makan batita dapat membantu untuk mengevaluasi pemilih makanan atau tidak mau

makan. Tanyakan pada anak bersamaan dengan orang tua untuk menentukan

makanan yang dikonsumsi selama tiga hari terakhir untuk menentukan jumlah kalori

yang diperoleh.(1)

Tabel 2. Anamnesis pada anak dengan gagal tumbuh(3)

Prenatal - riwayat kehamilan


- riwayat abortus
- apakah kehamilan direncanakan?

7
- Penggunaan obat-obatan atau merokok
Kehamilan dan persalinan - Neonatal asphyxia
- Prematuritas
- Kecil masa kehamilan
- Berat dan panjang badan lahir
- Kongenital malformasi atau infeksi
- Ikatan ibu dan anak
- Masa perawatan di rumah sakit
- ASI
- Kesulitan makan selama periode
neonatus
Riwayat kesehatan anak - Perawatan bayi regular
- Imunisasi
- Perkembangan anak
- Riwayat penyakit dan tindakan
pembedahan
- Infeksi berulang
Riwayat pertumbuhan - hasil pengukuran sebelumnya
Riwayat asupan nutrisi - kebiasan makan dan lingkungan
- alergi makanan
- kuantitas dari asupan makanan
Riwayat sosial - usia dan status orang tua
- siapa yang meberi makan pada anak
- masalah dalam kehidupan
- kehidupan sosial dan ekonomi
- persepsi gagal tumbuh sebagai suatu
masalah
- riwayat kekerasan dari perawatan anak

8
Sistemik/penyakit oraganik - anorexia
- perubahan status mental
- disfagia
- pola buang air besar dan
konsistensinya
- muntah atau gastroesofageal reflux
- demam berulang
- disuria dan frekuensi berkemih
- aktivitas

Pemeriksaan Fisik

Hal pertama yang dilakukan untuk memeriksa pasien dengan suspek gagal tumbuh

yaitu melakukan pengukuran yang akurat tinggi (panjang) badan, berat badan dan

lingkar kepala, harus diukur dengan tepat dan di masukkan dalam bagan pertumbuhan

yang sesuai dari waktu ke waktu. Dalam menegakkan diagnosis gagal tumbuh,

biasanya digunakan kriteria antropometrik. Beberapa kriteria yang telah ditentukan,

diukur beberapa kali dan hasilnya dinilai berdasarkan bagan pertumbuhan anak.(1)

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting dan harus diukur

pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.

Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada

tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lain. Pada saat ini berat

badan dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan

tumbuh kembang anak karena berat badan sensitif terhadap perubahan walaupun

sedikit. Sedangkan, tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang

9
terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa, pada masa pertumbuhan, ukuran tinggi

badan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai, dan berhenti pada umur 8-20

tahun.(7)

Evaluasi seorang anak secara berkala dapat menunjukkan pola pertumbuhannya

normal atau tidak normal. Evaluasi pola pertumbuhan ini seharusnya dilengkapi

dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang detail. Tinggi badan orangtua berguna

untuk menentukan apakah pertumbuhan perlu diobservasi atau perlu segera

dievaluasi. Untuk perempuan, tinggi mid parental dihitung dengan cara :

Tinggi ayah (cm) + tinggi ibu (cm) – 6,4 cm


2
Sedangkan untuk laki-laki, tinggi mid parental dihitung dengan cara(8) :

Tinggi ayah (cm) + tinggi ibu (cm) + 6,4 cm


2

Dalam pemeriksaan fisik yang harus diperhatikan yaitu kelainan genetik yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan, mendeteksi penyakit yang mendasari, melihat

tanda-tanda kekerasan pada anak dan mengobati efek dari malnutrisi tersebut.(3)

Selain itu, anak yang mengalami gagal tumbuh biasanya memiliki gejala seperti kulit

yang kusam, kering dan pecah-pecah, pertumbuhan rambut yang jarang-jarang,

perkembangan otot yang jelek, lemak subkutaneus yang sedikit, perut yang

membuncit disertai malabsorbsi, serta gejala klinis lainnya dari defisiensi vitamin

seperti pada riketsia. (10)

10
Tabel 3. Kriteria antropometrik untuk mendiagnosis gagal tumbuh (1,9)
BB <75% berat badan rata-rata sesuai usia
BB <80% berat badan rata-rata sesuai BB/PB
BMI/U kurang dari persentil 5
PB/U kurang dari persentil 5
Penurunan berat badan melewati dua garis persentil utama
Kecepatan pertambahan berat badan kurang dari 5%

Tabel 4. Derajat gagal tumbuh(3)


Paramaeter Derajat gagal tumbuh
Ringan Sedang Berat
Berat badan 75-90% 60-74% <60%
Panjang badan 90-95% 85-89% <85%
BB/PB 81-90% 70-80% <70%

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk menentukan penyebab dari dari

gagal tumbuh pada sebagian kecil anak-anak, namun secara umum tidak

direkomendasikan. Seperti pemeriksaan terhadap HIV antibodi, tes tuberkulin, atau

menentukan level immunoglobin.(1) Selain itu, pemeriksaan laboratorium juga dapat

digunakan untuk menilai anemia, defisiensi zat besi dan B12, kadar elektrolit,

albumin serta kadar IGF dan IGFbP-3 yang rendah yang sering terjadi pada anak

dengan gagal tumbuh.(2,10)

11
Diferensial Diagnosis

- Familial short stature

- Constitutional growth delay

- Pertumbuhan terlambat onset dini

- Populasi bayi yang spesifik

- Sindrom diencefal

- Psikososial dwarfism (3)

Penatalaksanaan

Jika diagnosis dari gagal tumbuh telah dibuat dan tidak diketemukan kondisi medis

lainnya pada pemeriksaan, maka harus diberikan secara tepat anjuran untuk mengejar

pertumbuhan harus dilakukan. Konseling nutrisi yang sesuai dengan usia anak harus

diberikan terhadap orang tua. Untuk orang tua dengan bayi yang menyusui,

disarankan untuk menyusui dengan lebih sering, pastikan dukungan terhadap

menyusui ASI atau diskusikan mengenai susu formula sampai perkembangan

pertumbuhan diperoleh.(1)

Deteksi dini dan penatalaksanaan awal gagal tumbuh sangat penting karena

apabila tidak ditangani dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan secara fisik,

gangguan perkembangan kognigtif dan perilaku, serta penatalaksanaan yang tepat

dapat mencegah komplikasi jangka panjang. Dari beberapa literatur dikatakan bahwa

pemberian kalori yang tepat adalah hal yang palling penting dalam penatalaksanaan

gagal tumbuh.(6)

12
Diet dan pola makan

Penanganan utama untuk anak dengan gagal tumbuh berdasarkan etiologinya yaitu

intervensi asupan nutrisi dan modifikasi kebiasaan makan. Untuk bayi menyusui,

interval setiap pemberian makan tidak boleh melebihi 4 jam dan maksimal waktu

untuk mengisap ASI yaitu 20 menit. Selain itu, modifikasi kebiasan juga diperlukan

seperti menjauhi pemberian sari buah yang berlebihan dan mengeliminasi aktivitas

selama makan. Untuk mendapatkan perbaikan pertumbuhan, anak dengan gagal

tumbuh harus memperoleh kalori 1,5-2 kali kalori yang dibutuhkan sesuai usia.

Untuk menghitung kalori yang dibutuhkan dapat menggunakan formola seperti di

bawah ini.(1,2)

Kcal atau protein (g) sesuai usia X berat badan ideal


Berat badan saat ini
Tabel 5. Rata-rata karbohidrat dan protein yang dibutuhkan untuk mengejar
pertumbuhan(3)
Usia Kcal/kg Protein(g)/Kg
0-6 bulan 115 2.2
6-12 bulan 105 2.0
1-3 tahun 100 1.8
4-6 tahun 85 1.5

Makanan yang diberikan harus dimulai dengan jumlah yang sedikit kemudian

dinaikan secara bertahap. Keberhasilan dari terapi dapat dimonitor dengan

penambahan berat badan sebagai respon dari kalori dalam jumlah yang adekuat.(3)

13
Tabel 6. Penambahan berat badan sesuai usia (3)

Usia (bulan) Penambahan berat


badan(g/hari)
Lahir - < 3 bulan 20 – 30
3 - < 6 bulan 15 – 22
6 - < 9 bulan 15 – 20
9 - < 12 bulan 6 – 11
12 - < 18 bulan 5–8
18 – 24 bulan 3–7

Stimulasi perkembangan anak

Dalam beberapa waktu membantu perkembangan anak di rumah untuk

mengeliminasi kondisi lingkungan yang merugikan. Hal ini dapat dilakukan oleh

orang tua, sukarelawan atau tenaga sosial yang ada. Dari beberapa penelitian

didapatkan stimulasi psikososial yang tepat penting untuk perkembangan kognigtif di

awal dan akhir kehidupan.(3)

Perkembangan perawatan anak

Orang tua harus diberi informasi mengenai interaksi anggota keluarga yang dapat

mengganggu seorang anak. Makanan yang disediakan harus dibuat sedemikian rupa

sehingga anak tidak mengalami kesulitan untuk mengunyah makanan tersebut. Untuk

bayi, harus di posisikan setengah duduk saat diberi makan.(3)

14
Perawatan gagal tumbuh

Ibu harus diajarkan untuk memasak makanan lokal daerah setempat yang tersedia

sehingga lebih mudah dijangkau, dimanana makanan tersebut dikombinasikan

sehingga kebutuhan kalori tercukupi. Orang tua juga harus diberikan informasi

mengenai kebutuhan nutrisi dan psikologis bagi anak dengan gagal tumbuh.(3)

Pengobatan penyakit yang mendasari

Follow up yang regular dan efektif

Anak yang mengalami gagal tumbuh harus dipantau setiap 4 minggu hingga

pertumbuhan anak dapat diperbaiki.(3)

Konsultasi dan rujuk kepada dokter spesialis anak

Untuk anak yang tidak terjadi perkembangan karena kondisi medis yang tidak

dapat terdiagnosis atau masalah sosial yang tidak dapat diatasi maka diperlukan

pendekatan secara multidisipliner.(3)

Komplikasi

- Siklus infeksi pada malnutrisi

Malnutrisi menyebabkan gangguan pertahanan tubuh. Sebaliknya infeksi

meningkatkan kebutuhan metabolism pasien dan sering menyebabkan

anoreksia. Anak dengan gagal tumbuh dapat mengalami siklus malnutris-

infeksi. Pada kondisi ini infeksi berulang memperburuk keadaan malnutrisi,

dan akhirnya menyebabkan anak lebih rentan mengalami infeksi. Anak yang

15
mengalami gagal tumbuh dan infeksi harus segera dievaluasi dan mendapat

terapi serta dipantau ketat.(5)

- Re-feeding syndrome, yaitu ditandai dengan retensi cairan, hypophosphatemia,

hypomagnesemia dan hypokalemia.

Selama periode kelaparan, tubuh akan memperlambat proses metabolism dan

pertumbuhan untuk meminimalkan kebutuhan nutrisi serta menggunakan

cadangan glikogen, lemak dan protein untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme normal. Serta mempertahankan homeostatis dan kadar elektrolitt

dalam rentang normal. Saat pemberian makan kembali dengan cepat setelah

periode kelaparan, keseimbangan homeostatis serta cairan dan elektrolit dapat

terganggu.(5)

- Nutrisi rendah yang berlangsung lama dan berat dapat mempengaruhi

pertumbuhan otak yang mempengaruhi kognigtif.(3)

Prognosis

Malnutrisi yang berlangsung lama, biasanya terjadi pada negara berkembang dapat

secara negatif mempengaruhi pertumbuhan anak dan kognigtif. BBLR pada bayi yang

cukup bulan yang mengalami gagal tumbuh juga didapatkan perkembangan efek

dalam waktu jangka panjang. Pada usia delapan tahun, anak ini terlihat lebih kecil

dari anak-anak lainnya, kognigtif yang rendah dan secara keseluruhan lebih rendah

16
dibidang akademik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memgalami gagal

tumbuh.(1)

KESIMPULAN
Gagal tumbuh adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan bayi
ataupun balita yang memiliki berat badan atau kenaikan berat badan rata-rata secara
mencolok kurang dari yang seharusnya pada anak-anak di usia , jenis kelamin dan
etnik yang sama. Bisanya terjadi pada anak usia 1-2 tahun, akan tetapi dapat juga
terjadi pada saat kapanpun di masa kanak-kanak.(6)
Walaupun definisi dari gagal tumbuh bervariasi, namun beberapa peneliti
menyetujui bahwa gagal tumbuh dapat dinilai dengan membandingkan secara akurat
panjang badan dan berat badan pada tabel pertumbuhan anak yang dilakukan secara
berulang. Evaluasi laboratorium dapat digunakan untuk menggali riwayat pasien serta
pemeriksaan fisik saja. Penanganan gagal tumbuh dapat dimulai dengan mencari tahu
etiologinya. Intevensi nutrisi dengan menggunakan diet sesuai dengan kalori yang
dibutuhkan merupakan dasar dari penangana gagal tumbuh. Masalah sosial dalam
keluarga dan masalah kesehatan harus diselesaikan. Mencari penyebab dasar dari
gagal tumbuh dengan hati-hati dan berulang dan pemberian suplementasi kalori
secara bertahap dan agresi sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik dari
perawatan anak dengan gagal tumbuh.(3)
Tujuan dari penatalaksanaan gagal tumbuh yaitu jumlah kalori yang adekuat sesui
dengan yang ditentukan, konseling nutrisi terhadapa keluarga, monitoring
pertumbuhan dan status nutrisi, penatalaksanaan yang spesifik terhadap komplikasi
ataupun defisiensi, monitoring dan follow up jangka panjang dan mengedukasi
kepada keluarga serta lingkungan sosial mengenai teknik mengasuh anak.(11)

17

You might also like