Professional Documents
Culture Documents
Jembatan Suramadu merupakan salah satu proyek pemerintah kota Madura yang bertujuan untuk
untuk meningkatkan pengembangan meliputi infrastruktur dan perekonomian Pulau Madura.
Jembatan Suramadu menggunakan sumber pembiayaan yang konvensional dimana APBN dan
APBD Propinsi Jawa Timur serta APBD Kota Surabaya dan 4 kota di Madura. Pembiayaan
jembatan suramadu berupa pinjaman sebesar 45% dengan China dan sisanya 55% akan
ditanggung oleh pemerintah. Pada saat tahap operasional pembangunan jembatan suramadu
berjalan sangat lancar, namun pada tahap pasca operasional jembatan suramadu memiliki
mesalah terkait dengan pembiayaan pembangunan. Masalah tersebut berupa belum dilakukanya
pelunasan pembiayaan pekerjaan Consortium of Indonesia Contractors (CIC) meliputi PT. Adhi
Karya, PT. Hutama Karya, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya. Hal tersebut membuat
pemerintah melakukan peminjaman pada bank, peminjaman tersebut dilakukan dua kali sehingga
dapat dikatakan bahwasanya bukan mengurangi beban pemerintah tetapi menambah beban
pemerintah dalam melakukan pelunasan hutang.
Secara teori pembiayaan pembangunan infrastruktur yang efektif menggunakan sumber non
konvensional melalui KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta). Keuntungan yang diperoleh
menggunakan KPS dengan investor Indonesia ialah dapat mengurangi hutang luar negri,
negoisasi akan lebih mudah untuk dilakukan. Tetapi, KPS tidak serta merta dapat berjalan lancar
untuk pembiayaan pembangunan. Adapun hambatan dalam KPS yaitu ketidakpercayaan investor
saat investasi awal dan kekecewaan investor pada tahap operasional seperti tumpang tindih
mengambil keputusan. Karena hal tersebut, maka sebelum melakukan KPS terlebih dahulu
dilakukan studi kelayakan proyek dengan menganalisis aspek finansial. Studi kelayakan tersebut
yang nantinya akan digunakan sebagai modal kepercayaan swasta untuk melakukan investasi
pada proyek tersebut.