You are on page 1of 13

OPTIMASI FORMULASI PEMBUATAN ABON EBI GALENDO

DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM LINIER

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Strata- I


Di Program Studi Teknologi Pangan

Oleh:
Yossy Aryanti
12.302.0327

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
OPTIMASI FORMULASI PEMBUATAN ABON EBI GALENDO
DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM LINIER

Yossy Aryanti *)
Dra. Hj. Ela Turmala Sutrisno, M.Sc **) Dr. Ir. Dede Zainal Arief, M.Sc **)

*)Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**)Program Studi Teknologi Pangan

ABSTRACT
The purpose of this research is how to produce the ebi shredded which has a
standard nutrition and has affordable price. This research is using linier program to
determine formulations of the shredded. The method used in this research is consist of
two step, there are preliminary research and main research. Preliminary research
isconductedto analyze food materials that will be used. Main research is conductedto
determine the optimal formuation of ebi shredded from galendo using linier program.
Responsesin this research are protein analysis, fat analysis, moisture content analysis,
ash analysis, and organoleptic test. This research shows that the formulation III of ebi
shredded is the chosen formula and the price of ebi shredded is Rp. 16.619/100 grams.
The formulation III consist of 47,8713% protein, 9,2701% fat, 6,4405% water, 5,0756%
ash. The result of organoleptic test using hedonic test show that the formulation III is
preferred by the panelists in the teste, aroma and color.

Keywords: shredded, ebi, galendo and linier programing.

I PENDAHULUAN Ebi merupakan hasil olahan dari


udang yang diolah secara kering yang
1.1. Latar Belakang akan diolah kembali menjadi bumbu
Sumber protein hewani sangat masak. Salah satu cara untuk
beragam di kalangan masyarakat memperpanjang umur simpan adalah
khususnya di Indonesia merupakan pengolahan. Pengolahan juga dapat
negara dengan luas perairan yang sangat memperpanjang suatu mutu dari bahan
luas, sehingga sumber protein hewani pangan. Menggunakan proses
yang paling melimpah di Indonesia yaitu pengolahan yang baik tentunya akan
Ikan. Pada tahn 2011, produksi Ikan di menghasilkan produk yang baik pula.
Provinsi Jawa Barat mencapai Namun dari sekian banyak jenis
702.225,36 ton. (BPS, 2012). pengolahan, perlu diketahui pengolahan
Banyak sekali komoditi pangan yang paling tepat untuk menghasilkan
yang dihasilkan dari perairan antara lain suatu produk sehingga dapat
ikan, udang, kerang, kepiting, tripang, meminimalisir tingkat kehilangan atau
cumi-cumi, rumput laut dan lain kandungan gizi yang dikandung oleh
sebagainya sebagai bahan pangan ikan setelah diolah, sehigga nutrisi yang
kedudukannya menjadi sangat penting didapat pada bahan tersebut dapat
karena mengandung protein cukup dipertahankan. (Mustar, 2013).
tinggi sehingga sering digolongkan Galendo adalah salah satu limbah
sebagai sumber protein. (Muchtadi, yang dihasilkan dari proses pembuatan
2013). VCO selain sabut, tempurung, kulit ari,
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

ampas dan air. Galendo pada proses mengoptimalkan penggunaan bahan


pembuatan minyak goreng baku ebi dan galendo.
dimanfaatkan, misalnya dicampurkan Tujuan dari penelitian ini adalah
dalam sambal yang disebut sambal untuk menghasilkan abon ebi galendo
kethak, dodol kethak atau campuran dengan kandungan gizi memenuhi
bumbu gudeg Jogja. (Haerani, 2010). standar serta harga yang ekonomis dan
Kandungan gizi dan mutu abon terjangkau dengan menggunakan
dipengaruhi oleh formulasi yang program linier dalam mnentukan
digunakan dalam pembuatannya. formulasi abon ebi galendo.
Formulasi adalah paduan atau campuran
dari dua bahan atau lebih. Ketersediaan 1.4. Manfaat Penelitian
bahan baku yang cukup memadai, Manfaat dari penelitian ini yaitu :
sangat dimungkinkan membuat abon 1. Mengetahui formulasi optimal pada
yang diinginkan baik dari segi pembuatan abon ebi galendo.
kandungan gizi seperti batasan nutrisi 2. Untuk penganekaragaman bentuk
maksimal atau minimal dalam produk olahan komoditas ebi, dan
akhir dengan meminimalkan harga jual mengurangi penggunaan daging yang
produk yang ditentukan menggunka harganya relatif mahal.
program linier. Program linier adalah 3. Meningkatkan nilai ekonomis ebi dan
perencanaan aktivitas-aktivitas untuk galendo yang masih kurang
memperoleh suatu hasil optimum, yaitu pemanfaatannya sebagai bahan baku
hasil yang mencapai tujuan terbaik pangan yang belum banyak
diantara seluruh alternative yang fisibel. digunakan pada pembuatan abon ebi
(Dimyati, 2004). galendo.
Pengolahan model linier dengan 4. Memberikan informasi formulasi
program linier menggunakan aplikasi yang tepat dalam peningkatan nilai
komputer, dapat menghasilkan output gizi abon ebi galendo dengan harga
program komputer berupa formula dan yang minimum.
analisis sensitivitas formula yang
berguna untuk melihat sejuah mana 1.5. Kerangka Pemikiran
bahan baku dapat digunakan secara Abon adalah suatu jenis makanan
optimal dalam bahan dengan kandungan kering berbentuk khas, dibuat dari
gizi dan harga yang berlaku. (Adrizal, daging, direbus, disayat-sayat,
2002). dibumbui, digoreng dan dipres, abon
sebenarnya merupakan produk daging
1.2. Identifikasi Masalah awet yang sudah lama dikenal
Masalah yang dapat masyarakat. (SNI 01-3707-1995).
diidentifikasikan berdasarkan latar Abon umumnya memiliki
belakang penelitian diatas adalah apakah komposisi gizi yang cukup baik dan
penggunaan aplikasi program linier dikonsumsi sebagai makanan ringan
dapat menentukan dan menetapkan dan sebagai lauk pauk. Pembuatan abon
formula yang optimal terhadap biaya dapat dijadikan sebagai alternatif
pembuatan abon ebi galendo ? pengolahan bahan pangan sehingga
umur simpan bahan pangan tersebut
1.3. Maksud dan Tujuan dapat lebih lama, disamping itu cara
Penelitian pembuatan abon juga cukup mudah
Maksud dari penelitian ini adalah sehingga dapat dikembangkan sebagai
untuk mengetahui dan menentukan suatu unit usaha. (Lawrie, 2003).
formulasi abon ebi galendo dengan cara Salah satu produk olahan yang
sudah dikenal oleh orang banyak adalah

2
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

abon. Pembuatan abon ikan merupakan galendo sebagai subtitusi margarin


salah satu alternatif pengolahan dari diperlukan bahan pangan lain yang
jenis perikanan. Pengolahan abon ini dapat meningkatkan nilai gizi dari
hanya merupakan pengeringan bahan biskuit. (Aini, 2014).
baku yang telah ditambahkan bumbu- Protein kelapa berupa galendo
bumbu untuk meningkatkan cita rasa merupakan ampas atau residu produksi
dan memperpanjang masa simpan. minyak kelapa melalui proses ekstraksi
(Tjipto Laksono, 2011). dari kopra maupun fermentasi santan.
Galendo merupakan hasil Galendo ini pada umumnya digunakan
samping minyak kelapa yang memiliki sebagai pakan ternak atau dijadikan
kandungan protein yang relatif tinggi, bahan pengisi dari beberapa jenis
namum galendo komersial mengandung makanan. Kandungan protein galendo
minyak yang relatif tinggi sehingga sekitar 20% dari bahan kering.
menyebabkan galendo bersifat lengket (Purwadaria, 2004).
dan cepat bau tengik. Pengurangan Dalam penelitiannya yang
kandungan minyak dalam galendo akan berjudul Formulasi Biskuit
menghasilkan galendo yang tidak cepat Blondo/galendo dan Tepung Ikan Gabus
berbau tengik serta memiliki sifat (Channa Striara) yang Berpotensi
kurang lengket sehingga akan Mengatasi Gizi Buruk pada Balita
memudahkan proses lanjutan untuk didapatkan hasil dari penelitian lima
dijadikan berbagai jenis makanan lain. formula biskuit dengan penambahan
(Nadia Hamama, 2008). galendo yaitu 0%, 30%, 40%, 50% dan
Galendo dari VCO yang 60% b/b dari margarin. Berdasarkan
diperoleh dengan metode fisik hasil uji organoleptik biskuit dengan
mengandung protein (24,22%), lemak subtitusi blondo/galendo sebanyak 50%
(21,27%), serat (0,96%), dan air terpilih sebagai formula biskuit terbaik.
(37,76%). Tingginya kandungan protein Pada tahap selanjutnya, dihasilkan lima
pada galendo VCO memungkinkan formula biskuit dengan penambahan
untuk dimanfaatkan sebagai sumber blondo/galendo dan tepung ikan gabus
protein. (Suzana, 2006). yaitu 50% blondo/galendo dan tepung
Pangan tinggi protein sangat ikan gabus sebanyak 5%, 10%, 15%,
banyak dan beragam, salah satunya 20% dan 25% b/b dari tepung terigu.
adalah hasil sampingan dari pembuatan Berdasarkan analisis kandungan gizi,
minyak kelapa yaitu galendo, galendo substitusi blondo/galendo terhadap
diperoleh dari tahap pemanasan krim margarin dan substitusi tepung ikan
santan dengan perkiraan bahwa galendo gabus (Channa Striara) pada adonan
minyak kelapa murni mengandung 10- biskuit dapat meningkatkan protein pada
15% minyak. Galendo juga memiliki biskuit. Dengan demikian biskuit
nilai ekonomis yang cukup rendah dengan substitusi blondo/galendo dan
sehingga dapat terjangkau oleh tepung ikan gabus sangat berpengaruh
masyarakat mengengah kebawah. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi balita
itu, galendo juga memiliki tekstur yang gizi buruk. (Aini, 2004).
menyerupai margarin. (Rindengan dan Dalam penelitiannya yang
Novarianto, 2004). berjudul Perbaikan Status Gizi Anak
Pemanfaatan galendo sebagai Bangsa dengan Intervensi Biskuit
pengganti margarin dalam pembuatan Berbasis Galendo, Ikan gabus (Channa
biskuit merupakan langkah yang solutif Striara), dan beras merah (Oryza
mengingat sampai saat ini galendo Nivara) didapatkan hasil pemberian
belum termanfaatkan secara maksimal, biskuit berbasis glondo/galendo, tepung
bahkan dianggap sebagai limbah. Selain ikan gabus, dan tepung beras merah

3
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

selama 90 hari mampu meningkatkan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian


status gizi berat badan terhadap umur, Penelitian ini dilakukan di
berat badan terhadap tinggi badan, dan Laboratorium Penelitian, Program Studi
kadar serum albumin pada anak gizi Teknologi Pangan, Universitas
kurang. Biskuit berbasis Pasundan yang bertempat di Jl.
blondo/galendo, tepung ikan gabus, dan Setiabudhi No. 193 Bandung dan
beras merah dapat dijadikan program dilaksanakan sejak bulan Agustus 2016
pemberian makanan sumber protein sampai dengan November 2016.
dalam mengatasi anak gizi kurang atau
dijadikan pangan siap saji dalam kondisi II BAHAN, ALAT DAN METODE
darurat seperti pada saat menghadapi PENELITIAN
bencana alam dan keadaan kelaparan
khususnya untuk anak balita. (Widodo, 2.1 Bahan dan Alat
2015). 2.1.1 Bahan
Metode least cost dalam Bahan utama yang digunakan
program linier sangat membantu untuk dalam penelitian ini adalah ebi yang
mendapatkan formula yang baik dan diperoleh dari tempat penjualan ikan dan
memenuhi kebutuhan nutrisi dengan udang kota Bandung. Pada pembuatan
biaya terendah. (Andre, 2014 dalam abon bahan baku penunjang yang
penelitian Hasya, 2008). digunakan meliputi kelapa untuk
Aplikasi program linier dalam pembuatan galendo bawang merah,
optimalisasi formulasi es krim dengan bawang putih, garam dapur, gula pasir,
menggunakan minyak kelapa sawit lengkuas atau laos, ketumbar, dan
sebagai pengganti lemak mentega yaitu minyak goreng yang diperoleh dari
untuk mempelajari penggunaan minyak pasar Gegerkalong Tengah, Setiabudhi
kelapa sawit sebagai bahan untuk Bandung.
mensubtitusi lemak susu dan Bahan-bahan yang digunakan
mempelajari formulasi es krim yang untuk penelitian analisis kimia yaitu
optimal, yaitu dengan cara asam oxalat, indikator phenopthalien,
meminimumkan penggunaan bahan asam sulfat pekat, katalisator HgO/
baku tanpa mengurangi mutu es krim Na2SO4, larutan NaOH 30%, larutan
yang dihasilkan dengan harga yang Natrium Tiosulfat, granula seng, larutan
ekonomis. (Hubies et.al, 1994 dalam NaOH 0,1 N dan larutan baku HCL 0,1
penelitian Hasya, 2008). N.
Pengolahan model linier dengan
program linier menggunakan aplikasi 2.1.2 Alat
komputer, dapat menghasilkan output Alat yang digunakan dalam
program komputer berupa formula proses penelitian yaitu pisau, talenan,
dengan analisis sensitivitas formula penggorengan, timbangan digital, mutu,
yang berguna untuk melihat sejauh spatula dan alat pengepresan.
mana bahan baku dapat digunakan Alat yang digunakan untuk
secara optimal dengan kandung gizi dan analisis kimia yaitu oven, cawan
harga yang berlaku. (Adrizal, 2002). persolen, eksikator, timbangan digital,
erlenmeyer, tanur pengabuan, pipet,
1.6. Hipotesis Penelitian gelas kimia, corong, labu takar 100 ml,
Berdasarkan perumusan labu kjedahl, klem dan statif dan
kerangka pemikiran, diperoleh hipotesis phenetrometer.
diduga program linier dapat menentukan
dan menetapkan formula optimal abon
ebi galendo berdasarkan harga.

4
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

Metodologi Penelitian Tabel 2. Pembatas Kandungan


2.2.1 Penelitian Pendahuluan Gizi Produk Akhir Abon Ebi Galendo
Pembuatan abon ebi galendo Kandungan Gizi Persyaratan Satuan
dilakukan analisis kadar protein, kadar Protein b1 Min. 15 %
lemak dan kadar air pada ebi, galendo, Lemak b2 Mak. 30 %
bawang merah, bawang putih, gula Air b3 Mak. 7 %
pasir, garam dapur, laos dan ketumbar.
Hasil analisis bahan baku ini kemudian Fungsi Pembatas Komponen
dijadikan sebagai Variabel keputusan Kimia :
(variabel berubah) dan variabel perubah 1. Fungsi Pembatas Protein b1 :
keputusan (Variabel tetap) dalam a11X1 + a12X2 + a13X3 + a14X4 + a15X5 +
pemodelan program linier sehingga
diperoleh formulasi abon ebi galendo a16X6 + a17X7 + a18X8 ≥ b1
yang optimal/ feasible berdasarkan (X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8)
perhitungan program linier.
2. Fungsi Pembatas Lemak b2 :
2.2.2 Penelitian Utama A21X1 + a22X2 + a23X3 + a24X4 + a25X5 +
Penelitian utama yang dilakukan a26X6 + a27X7 + a18X8 ≤ b2
adalah penentuan formulasi feasibel
berdasarkan perhitungan program linier (X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8)
yang digunakan dengan acuan biaya 3. Fungsi Pembatas Air b3 :
terendah dalam pembuatan abon ebi A31X1 + a32X2 + a33X3 + a34X4 + a35X5 +
galendo dengan bahan pengisis galendo.
Formula abon ebi galendo yang a36X6 + a37X7 + a38X8 ≤ b3
digunakan adalah formula yang feasible (X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8)
berdasarkan program linier. Jika
formulasi yang dihasilkan tidak feasible 2.2.3. Analisis Produk
maka akan digunakan formulasi lain 2.2.3.1. Analisis Kimia Produk Abon
hingga diperoleh produk abon ebi Ebi Galendo
galendo dengan formulasi yang Formulasi feasibel hasil
feasible. pemrograman linier kemudian dianalisis
Tabel 1. Model variabel komposisi kimianya meliputi analisis
komposisi kimia bahan baku abon ebi kadar protein metode Kjedahl, analisis
galendo kadar lemak metode Soxhlet, analisis
Bahan Kandungan Gizi Biaya kadar air metode Gravimetri dan analisi
Baku Protein Lemak Air (Cn) kadar abu total metode Gravimetri.
(Xn) (a1) (a2) (a3) (Rp/g)
Ebi (X1) a11 a21 a31 c1 2.2.3.2. Uji Organoleptik Produk Abon
Galendo a12 a22 a32 c2
(X2)
Ebi Galendo
Bawang a13 a23 a33 c3 Dilakukan pengujian
merah organoleptik dengan uji hedonik
(X3) terhadap formulasi abon ebi galendo
Bawang a14 a24 a34 c4 feasibel berdasarkan pemrograman
Putih
(X4)
linier. Pengujian ini dilakukan terhadap
Gula a15 a25 a35 c5 30 panelis. Atribut mutu yang dipilih
pasir (X5) dalam penilaian uji hedonik adalah rasa,
Garam a16 a26 a36 c6 aroma, warna, kenampakan. Contoh
dapur kriteria penilaian untuk uji hedonik
(X6)
Ketumbar a17 a27 a37 c7
dapat dilihat pada tabel 3.
(X7)
Loas (X8) a18 a28 a38 c8
5
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

Tabel 3. Kriteria Penilaian Uji linier. Diharapkan data output yang


Hedonik Abon Ebi Galendo dihasilkan adalah formulasi yang benar-
Skala Hedonik Skala Numerik benar optimal dari segi kandungan
Sangat Tidak Suka 1 protein, kandungan lemak, kandungan
Tidak Suka 2 air dan dari segi harga. Harga yang
Agak Tidak Suka 3 didapatkan harus seminimal mungkin
Agak Suka 4 dengan kandungan yang sesuai Standar
Suka 5 Nasional Indonesia.
Sangat Suka 6
Tabel 4. Hasil Analisis Kadar
Sumber : Soekarto, (1985) Protein
Data Uji organoleptik kemudian Bahan Baku Kadar Protein (%)
dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam Ebi 62,4670
formulir pengisisan dan Galendo 39,9982
ditransformasikan menjadi skala Bawang merah 1,5*
numerik, dengan data numeric tersebut Bawang putih 4,5*
maka dapat dilakukan analisis statistik. Gula pasir 0*
Hasil uji organoleptik ini digunakan Garam dapur 11,5*
sebagai data penunjang untuk Ketumbar 14,1*
mengetahui apakah sampel terbaik Laos 1,5*
berdasarkan hasil analisis kimia sama Keterangan : *Hasil dari Literatur
dengan sampel terbaik hasil pengujian
organoleptik Tabel 5. Hasil Analisis Kadar
Lemak
2.2.3.3. Penentuan Abon Ebi Galendo Bahan Baku Kadar Lemak (%)
Terpilih Ebi 2,5904
Produk terpilih berdasarkan Galendo 3,8175
pemrograman linier, analisis kimia, dan Bawang merah 0,3*
uji organoleptik kemudian dibandingkan
Bawang putih 0,2*
untuk mengetahui apakah hasil dari
Gula pasir 0*
ketiga uji tersebut memiliki persamaan
Garam dapur 6,8*
atau tidak. Apabila masing-masing hasil
uji berbeda, maka produk terpilih Ketumbar 16,1*
ditentukan berdasarkan biaya yang Laos 1*
terendah dalam pembuatan abon ebi Keterangan : *Hasil dari Literatur
galendo dari hasil perhitungan program
linier. Tabel 6. Hasil Analisis Kadar Air
Bahan Baku Kadar Air (%)
III HASIL DAN PEMBAHASAN Ebi 5,4854
Galendo 2,1454
3.1. Hasil Penelitian Pendahuluan Bawang merah 30*
Penelitian pendahuluan dilakukan Bawang putih 25*
untuk menentukan kadar protein, kadar Gula pasir 5,4*
lemak dan kadar air yang terkandung Garam dapur 3*
pada ebi, galendo, bawang merah, Ketumbar 9,2*
bawang putih, gula pasir, garam dapur, Laos 20*
ketumbar, dan laos. Hasil analisis kadar Keterangan : *Hasil dari Literatur
protein, kadar lemak dan kadar air yang
diperloeh digunakan sebagai data input
variabel tetap dalam pemrograman

6
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

3.2. Hasil Penelitian Utama  Formulasi I


3.2.1. Penentuan Formulasi Feasibel Ebi (X1) = 40%, Galendo (X2) = 40%
Berdasarkan Program Linier
3.2.1.1. Pemodelan Program Linier
Penentuan formulasi bahan baku
dalam pembuatan abon ebi galendo
dilakukan dengan menggunakan aplikasi
program linier dengan tiga faktor
pembatas, yaitu pembatas yang
membatasi jumlah penggunaan bahan
baku, sehingga tujuan meminimumkan
harga dapat tercapai dengan kandungan
nutrisi yang sesuai acuan. Fungsi
pembatas meliputi pembatas kadar
protein, kadar lemak dan kadar air.
Masing-masing pembatas tersebut dapat
dijelaskan dalam perhitungan neraca
bahan.
Tabel 7. Kandungan Gizi Bahan
Baku dan Biaya
Kandungan Gizi
Bahan Baku (Xn) Protein (a1) Lemak (a2) Air (a3) Biaya (Cn) (Rp/g)
Ebi (X1) 62,4670 2,5904 5,4854 184
Galendo (X2) 39,9982 3,8175 2,1454 250
Bawang merah (X3) 1,5 0,3 30 45
Bawang putih (X4)
Gula pasir (X5)
4,5
0
0,2
0
25
5,4
40
15
 Formulasi II
Garam dapur (X6)
Ketumbar (X7)
11,5
14,1
6,8
16,1
3
9,2
8
25
Ebi (X1) = 50%, Galendo (X2) = 30%
Laos (X8) 1,5 1 20 35

3.2.1.2. Penentuan Formulasi Abon Ebi


Galendo
Penelitian utama adalah
formulasi feasibel berdasarkan
perhitungan program linier yang
digunakan dengan acuan biaya terendah
dalam pembuatan abon ebi galendo. Jika
formulasi yang dihasilkan tidak feasibel
maka akan digunakan formulasi lain
hingga diperoleh produk abon ebi
galendo dengan formulasi yang feasibel.
Berikut formulasi yang feasibel
berdasarkan perhitungan program linier

7
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

 Formulasi III kandungan gizi yang mendekati standar


Ebi (X1) = 60%, Galendo (X2) = 20% yang telah ditentukan. Hasil optimalisasi
setiap formulasi abon ebi galendo
berdasarkan harga dalam program linier
dapatdilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil Optimalisasi Formulasi


Abon Ebi Galendo

Formulasi I Formulasi II Formlasi II


Bahan Harga/g (Rp) Gram Harga Total (Rp) Gram Harga Total (Rp) Gram Harga Total (Rp)
Ebi 184 40 7.360 50 9.200 60 11.040
Galendo 250 40 10.000 30 7.500 20 5.000
Bawang Merah 45 4,7 211,5 4,7 211,5 4,7 211,5
Bawang Putih 40 3,4 136 3,4 136 3,4 136
Gula Pasir 15 6 90 6 90 6 90
Garam Dapur 8 1,5 12 1,5 12 1,5 12
Ketumbar 25 2,4 60 2,4 60 2,4 60
Laos 35 2 70 2 70 2 70
Harga per 100 gram (Rp) 17.939,5 17.279,5 16.619,50

3.2.1 Analisis Produk


3.2.1.1 Analisis Kimia Produk Abon
Ebi Galendo
Bersadarkan hasil program linier
yang diperoleh, formulasi III merupakan
formulasi yang terpilih dengan biaya
termurah dibandingkan dengan
formulasi I dan II. Analisis kimia perlu
Tabel 8. Formulasi Bahan Pembuatan dilakukan terhadap semua formula untuk
Abon Ebi Galendo (%) mengetahui formulasi terbaik
berdasarkan kandungan gizi. Hasil
Bahan- Formulasi Formulasi Formulasi analisis kimia abon bei galendo dapat di
bahan I II III
lihat pada tabel 10.
Ebi 40% 50% 60%
Galendo 40% 30% 20% Tabel 10. Hasil Analisis Kimia
Bawang 4,7% 4,7% 4,7% Formulasi Abon Ebi Galendo
merah Keterangan Protein Lemak Air Abu
Bawang 3,4% 3,4% 3,4% Formulasi I 42,8431 10,4362 6,0264 4,1294
putih Formulasi II 44,9101 9,9464 6,2082 4,6272
Gula 6% 6% 6% Formulasi III 47,8713 9,2701 6,4405 5,0756
pasir 1. Kadar Protein
Garam 1,5% 1,5% 1,5% Kadar protein berdasarkan hasil
dapur analisis kimia pada tabel 10. Untuk
ketumbar 2,4% 2,4% 2,4% formula I sebesar 42,8431%, formula II
Laos 2% 2% 2% sebesar 44,9101%, formula III sebesar
Keterangan : setiap formulasi dibedakan 47,8713%. Kandungan protein untuk
oleh konsentrasi bahan baku ebi dan seluruh formulasi sesuai dengan standar
galendo dengan basis setiap formulasi untuk abon yaitu minimal 15%. Pada
100 gram. hasil penelitian tersebut sumber protein
Masing-masing formulasi berasal dari bahan utama yaitu ebi dan
memiliki konsentrasi yang berbeda. galendo.
Ketiga formulasi feasibel tersebut akan 2. Kadar Lemak
dipilih satu formulasi yang paling layak Kadar lemak berdasarkan hasil
berdasarkan harga yang diperoleh dari analisis kimia pada tabel 10. Untuk
program linier yang ditunjang dengan formula I sebesar 10,4362%, formula II

8
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

sebesar 9,9464%, formula III sebesar 2. Aroma


9,2701%. Kandungan lemak untuk Tabel 12. Hasil Penelitian Utama
seluruh formulasi telah memenuhi Uji Hedonik Atribut Aroma
standar abon yaitu maksimum 30%. Sampel Rata-rata Nilai Taraf Nyata 5%
Kesukaan
3. Kadar Air
Formulasi I 3,95 a
Kadar air berdasarkan hasil
Formulasi II 4,07 a
analisis kimia pada tabel 10. Untuk
Formulasi II 4,11 a
formula I sebesar 6,0264%, formula II
6,2082% dan formula III sebesar Tabel 12. Menunjukan bahwa
6,4405%. Kandungan air untuk seluruh formulasi terpilih yang paling disukai
formulasi telah memenuhi standar abon oleh panelis terhadap atribut aroma pada
maksimum 7%. penelitian utama adalah formula III
4. Kadar Abu dengan nilai rata-rata 4,11.
Kadar abu berdasarkan hasil 3. Warna
analisis kimia pada tabel 10. Untuk Tabel 13. Hasil Penelitian Utama
formula I sebesar 4,1294%, formula II Uji Hedonik Atribut Warna
Sampel Rata-rata Nilai Taraf Nyata 5%
sebesar 4,6272%, formula III sebesar Kesukaan
5,0756%. Kandungan abu untuk seluruh Formulasi I 3,97 a
formula telah memenuhi standar abon Formulasi II 4,13 b
yaitu maksimum 7%. Formulasi II 4,30 ab
Tabel 13. Menunjukan bahwa
3.2.2.2. Uji Organoleptik Produk Abon formulasi terpilih yang paling disukai
Ebi Galendo oleh panelis terhadap atribut warna pada
Formulasi abon ebi galendo penelitian utama adalah formula III
yang dibuat dar ke-3 formulasi diatas dengan nilai rata-rata 4,30.
merupakan formulasi feasibel 4. Kenampakan
berdasarkan hasil perhitungan program Tabel 14. Hasil Penelitian Utama
linier. Salah satu penentuan formulasi Uji Hedonik Atribut Kenampakan
terpilih ditunjang dengan melihat Sampel Rata-rata Nilai Taraf Nyata 5%
dengan melihat respon organoleptik Kesukaan
menggunakan uji hedonik. Uji hedonik Formulasi I 3,81 ab
dalam penelitian utama dilakukan Formulasi II 4,59 b
terhadap 30 panelis dengan sembilan Formulasi II 3,85 a
kali ulangan. Uji hedonik abon ebi Tabel 14. Menunjukan bahwa
galendo. Dilakukan terhadap atribut formulasi terpilih yang paling disukai
rasa, aroma, warna dan kenampakan. oleh panelis terdapat atribut
1. Rasa kenampakan pada penelitian utama
Tabel 11. Hasil Penelitian Utama adalah formula II dengan nilai rata-rata
Uji Hedonik Atribut Rasa 4,59.
Sampel Rata-rata Nilai Taraf Nyata 5%
Kesukaan
3.2.2.3. Penentuan produk abon ebi
Formulasi I 2,17 b galendo terpilih
Formulasi II 3,91 b Penentuan produk abon ebi galendo
Formulasi II 4,11 a terpilih dilakukan berdasarkan hasil
Tabel 11. Menunjukan bahwa perhitungan program linier dan hasil
formulasi terpilih yang paling disukai analisis kimia kandungan produk abon
oleh panelis terhadap atribut rasa pada ebi galendo yang dihasilkan, yang
penelitian utama adalah formula III ditunjang dengan hasil dari pengujian
dengan rata-rata 4,11. organoleptik.
.

9
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

Berdasarkan perbandingan dari 47,8731%,kadar lemak sebesar


segi harga, kandungan gizi dan 9,2701%, kadar air sebesar 6,4405%
ditunjang dengan hasil pengujian dan kadar abu sebesar 5,0756% yang
organoleptik dipilih formula III abon ebi telah sesuai dengan standar Abon.
galendo sebagai formulasi terpilih. 3. Berdasarkan hasil penelitian utama
Formula III memiliki harga terendah terhadap pengujian organoleptik
atau termurah sebesar Rp.16.619,5,-. yang dilakukan dengan uji hedonik
Formula III memiliki kandungan gizi dapat disimpulkan bahwa abon ebi
yang berimbang, yaitu kandungan galendo formulasi III merupakan
protein sebesar 47,8731%, kadar lemak abon ebi galendo yang lebih disukai
sebesar 9,2701%, kadar air sebesar panelis terhadap atribut rasa, aroma
6,4405% dan kadar abu sebesar dan aroma, meskipun formulasi II
5,0756%. Formula III paling disukai lebih disukai dalam hal kenampakan
dalam hal pengujian organoleptik
berdasarkan atribut rasa, aroma dan 4.2. Saran
warna. Berdasarkan dari hasil . Berdasarkan penelitian yang
perhitungan angka kecukupan gizi telah dilakukan dapat diberikan
(AKG) pada produk terpilih abon ebi beberapa saran sebagai berikut :
galendo yaitu pada formulasi III 1. Perlu dilakukan pengujian umur
mempunyai jumlah sebesar 221,16246 simpan produk abon ebi galendo,
kal, dan jumlah kalori pada nasi putih agar dapat diketahui berapa lama
sebesar 86,95 kal. Jadi apabila abon ebi produk abon ebi galendo dapat
galendo disajikan dengan nasi putih bertahan.
mempunyai jumlah kalori sebesar 2. Perlu dilakukan pengujian asam pada
308,11246 kal. Sehingga produk abon produk galendo untuk mengetahui
ebi galendo dapat dikonsumsi untuk apakah asam tersebut berpengaruh
semua jenis kalangan. atau tidak terhadap produk abon ebi
karena pada proses pembuatan
IV KESIMPULAN DAN SARAN galendo ditambahkan asam untuk
mengendapkan santan sehingga dapat
4.1 Kesimpulan dengan cepat memisahkan antara
Berdasarkan penelitian yang telah krim dan air yang terkandung dalam
dilakukan dapat disimpulkan sebagai santan.
berikut : 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
1. Berdasarkan hasil penelitian lanjut mengenai kombinasi bahan
pendahuluan analisis bahan baku ebi yang ditambahkan dan digunakan
memiliki kadar protein sebesar untuk menghasilkan abon ebi
62,4670%, kadar lemak sebesar galendo yang dapat bersaing dan
2,5904% dan kadar air sebesar disukai oleh banyak orang.
8,4854%. Sedangkan galendo
memiliki kadar protein sebesar
39,9982%, kadar lemak sebesar
3,8175% dan kadar air sebesar
2,4854%.
2. Berdasarkan program linier formulasi
III merupakan yang paling layak
dengan harga abon ebi galendo
paling rendah yaitu Rp.16.619,-/ 100
gram dan memiliki kandungan gizi
dengan kandungan protein sebesar

10
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

DAFTAR PUSTAKA Lawrie,. RA. 2003. Ilmu Daging.


Terjemah Amininudin
Aini, Qurattu., 2014. Formulasi Parakasi. UI. Press . Jakarta.
Biskuit Blondo Dan Tepung
Ikan Gabus (Channa Muchtadi,, Tien R. 2013. Ilmu
Striata) Yang Berpotensi Pengetahuan Bahan
Mengatasi Gizi Buruk Pada Pangan. Penerbit Alfabeta.
Balita. Departemen Gizi Bandung.
Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia. Institut Pertanian Mustar,. 2013. Study Pembuatan
Bogor, Bogor. Abon Ikan Gabus
(Ophiocephalus Striatus)
Adrizal. 2002. Aplikasi Program sebagai Makanan Suplemen
Linier Untuk Menganalisis (Food Suplement) Study of
Pemanfaatan Salvina Making Shredded. Fakultas
Molesta Sebagai Bahan Pertanian Universitas
Pakan Itik. Makalah Hasanuddin. Makasar.
Pengantar Falsafah Sains,
Program Pasca Sarjana, Nadia,. Hamama. 2008.
Institut Pertanian Bogor, Peningkatan Kualitas
Bogor. Galendo Dengan
Menurunkan Kandungan
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Minyak Dalam Galendo.
Barat. 2012. Jawa Barat Department of Pharmacy.
dalam Angka. BPS Provinsi Institut Teknologi Bandung,
Jawa Barat, Bandung. Bandung.

Badan Standardisasi Nasional. 1995. Purwadaria,. T. 2004. Bungkul


Standar Mutu Abon. SNI Kelapa Fermentasi untuk
01-3707-1995. Jakarta: Badan Pakan Itik [publikasi
Standardisasi Nasional. elektronis]. Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian
Dimyati, T. 2004. Operation Indonesia.
Research : Model-model
Pengambilan Keputusan Rindengan,. B dan Novarianto, H.
Edisi 2. Penenrbit Sinar Baru 2004. Pembuatan dan
Algensindo. Bandung. Pemanfaatan Minyak
Kelapa Murni. Penerbit
Haerani,. 2010. Pemanfaatan Swadaya. Jakarta.
Limbah Virgin Coconut Oil
(Blondo). Jurnal MKMI, Vol Suzana., N. 2006. Sifat Kimia dan
6 No. 4, Oktober 2010, hal Fisika pada Biskuit dari
244-248. Konsentrasi Gizi Blondo Hasil Sampingan
Program Studi Kesmas PPS Pengolahan Minyak Kelapa
Unhas, Makasar. Murni. SKRIPSI. Jurnal
Kimia Fakultas Matematika
11
Yossy Aryanti
Optimasi Formulasi Pembuatan Abon Ebi Galendo Menggunakan Program Linier

dan Ilmu Pengetahuan Alam.


Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Tjipto Leksono dan Syahrul. 2001.


Study Mutu dan Peneriman
Konsumen Terhadap Abon
Ikan. Jurnal Natur Indonesia
III.

Widodo., Slamet, Hadi Riyadi., Ikeu


Tanziha., Made Astawan.
2015. Perbaikan Status Gizi
Anak Balita Dengan
Intervensi Biskuit Berbasis
Galendo, Ikan Gabus
(Channa striata), Dan Beras
Merah (Oryza nivara),
Jurnal Gizi Pangan, Juni
2015. Konsu
.

12

You might also like