You are on page 1of 7

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah diproduksi dan biasanya
berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Pangan lokal yang beraneka
ragam dalam jumlah yang banyak dapat berpotensi pada kemandirian nasional.
Kurangnya inovasi teknologi menyebabkan belum berkembangnya produk pangan
lokal yang penggunaannya masih banyak dengan tepung terigu dan beras. Padahal
penggunaan tepung terigu di negara ini sudah terlalu banyak. Kemenperin
menyatakan bahwa konsumsi tepung terigu nasional pada tahun 2012 mencapai
1,22 juta ton setahun.

Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku lokal, teknologi lokal,
dan pengetahuan lokal pula. Pangan lokal biasanya dikembangkan sesuai dengan
preferensi konsumen lokal pula. Pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya
lokal setempat yang berasal dari dalam negeri, contohnya seperti lempog pisang.
Lempog pisang ini sendiri berasal dari daerah Banyuwangi. Sesuai dengan
namanya lempog pisang maka bahan dasar pembuatannya yaitu pisang, yang kaya
akan gizi dan nutrisi. Sebuah pisang besar kira-kira seukuran 22 sentimeter,
mengandung 602 mg potassium dan hanya mengandung 140 kalori. Pisang
dengan ukuran yang sama bahkan mempunyai 2 gram protein dan 4 gram serat.
Pisang juga mengandung vitamin dan mineral yang berlimpah, pisang ukuran
besar menyediakan 123 U.I. vitamin A. Kandungan multi vitamin B-nya sangat
lengkap, dengan .07 mg thiamin, .15 riboflafin, .82 mg niacin, .88mg vitamin B6,
dan 29 mcg asam folat. Bahkan di dalamnya terkandung13.8 mg vitamin C.
Dalam skala mineral terdapat 9.2 mg magnesium 44.1 mg, ditemukan juga
sejumlah zat besi dan seng. Terkumpulnya semua jenis nutrisi di atas
menunjukkan dengan jelas bahwa pisang merupakan salah satu buah yang paling
menyehatkan. Pisang raja, ketika dimasak, mengandung tingkat nutrisi yang
sedikit lebih tinggi pada skala vitamin dan mineralnya tapi sama kandungan
protein dan seratnya dibanding pisang biasa.
1.2 Tujuan
Mengetahui tingkat daya terima lempog berbahan dasar pisang kepada
masyarakat Jember

1.3 Manfaat

Memberikan informasi mengenai makanan khas banyuwangi dan sebagai


pelestarian pangan lokal lempog pisang yang kaya akan kandungan gizi dan
nutrisi.

BAB 2. REVIEW LITERATUR

2.1 Pisang

Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari


buah, batang, daun, kulit, hingga bonggolnya. Tanaman pisang merupakan
tanaman yang besar dan memanjang. Tanaman ini hidup didaerah tropis di dataran
rendah seperti Indonesia. Pisang dapat berbuah sepanjang tahun pada daerah
dengan hujan merata sepanjang tahun.
Buah pisang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk dan warnanya.
Banyak sekali macam-macam pisang yang dapat ditanami di Indonesia, salah
satunya pisang kepok (Musa acuminate L). Pisang kepok merupakan produk yang
cukup baik dalam pengembangan sumber pangan lokal karena pisang tumbuh di
semua tempat sehingga produksi buahnya selalu tersedia (Suhartono, 2011).
Berikut adalah klasifikasi dari buah pisang kepok :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub.divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotylae

Bangsa : Musales

Suku : Musaceae

Marga : Musa

Jenis : Musa paradisiacal

Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni


meliputi daerah tropik dan subtropik, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur
melalui Lautan Teduh sampai ke Hawai. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke
barat melalui Samudra Atlantik, Kepulauan Kenari, sampai Benua Amerika.
Pisang yang dikenal sampai saat ini merupakan keturunan dari spesies pisang liar
yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana. Pisang kepok memiliki tinggi 370 cm
dengan umur berbunga 13 bulan. Batangnya berdiameter 31 cm dengan panjang
daun 258 cm dan lebar daun 90 cm, sedangkan warna daun serta tulang daun hijau
tua. Bentuk jantung spherical atau lanset. Bentuk buah lurus dengan panjang buah
14 cm dan diameter buah 3,46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning
tua. (Firmansyah, 2012).

2.2 Jajanan Tradisional Lempog


Lempog merupakan makanan yang terbuat dari ketela pohon yang biasa
dijumpai di Banyuwangi. Jajanan tradisional ini memiliki rasa yang sama dengan
gethuk, tetapi dari segi bahan dan tekstur berbeda. Cara pembuatannya sangat
mudah. Bahan-bahan yang dibutuhkan juga mudah ditemui di kehidupan sehari-
hari. Adapun bahan-bahan yang perlukan pada saat pembuatan lempog antara lain
: ketela pohon, kelapa, garam dan gula jawa secukupnya. Sedangkan cara
pembuatannya yaitu langkah pertama menyiapkan alat dan bahan yang berupa
tumbukan, kukusan, dan juga wadah seperti baskom dan sebagainya. Langkah
kedua yaitu ketela pohon dan dicuci hingga bersih. Langkah ketiga pengukusan
ketela sampai matang. Langkah keempat mengangkat dan meniriskan ketela
pohon ke dalam wadah. Setelah itu langkah kelima menambahkan gula jawa dan
garam secukupnya dan haluskan campuran adonan tersebut hingga halus. Setelah
semuanya tercampur sempurna lempog siap disajikan.

2.3 jajanan Tradisional Lempog Pisang

Lempog pisang merupakan jajanan tradisional yang sama dengan lempog


kebanyakan. Namun perbedaan yang mencolok yaitu menggunakan bahan dasar
pisang. Penggunaan bahan dasar pisang bertujuan untuk memperkenalkan pada
masyarakat bahwa pisang dapat di olah menjadi jajanan yang sangat begitu lezat.
Lempog pisang memiliki kelebihan tersendiri yaitu kandungan serat yang tinggi,
anti oksidan, mineral juga vitamin.
BAB 3. METODOLOGI SOSIALISASI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2018 pukul
09.00 WIB dan bertempat di TK. Dharma Indria 2 Jember yang beralamat di Jalan
Permadi 62 Sumbersari Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121. Kegiatan ini
dihadiri sebanyak 20 wali murid TK. Dharma Indria 2.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat–alat yang digunakan dalam sosialisasi adalah laptop, pamflet,


proyektor, nampan, meja, kursi, kotak kue, presensi, kuisioner.
3.2.2 Bahan
Bahan–bahan yang digunakan dalam sosialisasi adalah lempog pisang,
AMDK.

3.3 Metode Sosialisasi

Metode sosialisasi yang dilakukan dengan tema “Komoditas Pisang


Sebagai Diversifikasi Pangan Lokal Menuju Kemandirian Pangan
Indonesia” yaitu pembukaan, penyampaian materi ,permainan 1, permainan 2,
penutupan. Berikut ini uraian tingkat mengenai metode sosialisasi yang dilakukan:

3.1.1 Pembukaan
Sosialisasi ini diawali dengan pembukaan untuk menjelaskan maksud dan
tujuan dilaksanakannya sosialisasi mengenai pangan lokal dan pentingnya sebagai
masyarakat Indonesia untuk memahami pangan lokal. Pada pembukaan ini pula
semua anggota kelompok memperkenalkan diri.

3.1.2 Penyampaian Materi


Penyampaian materi meliputi pemahaman akan kayanya sumber daya alam
yang ada di Indonesia, pengenalan mengenai pangan lokal, upaya diversifikasi
pangan dan hubungan antara diversifikasi menuju kemandirian pangan di
Indonesia.

3.1.3 Permainan 1
Pada permainan 1 peserta diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi
atau sesi tanya jawab mengenai materi sosialisasi yang telah disampaikan. Bagi
audience yang bertanya akan diberikan doorprize oleh panitia. Sesi tanya jawab
dibatasi untuk 3 penanya saja.

3.1.4 Permainan 2
Pada permainan ke 2 disajikan 2 sampel olahan pisang yang berbeda.
peserta diminta untuk membedakan sampel mana yang merupakan olahan lempog
dan sampel mana yang merupakan olahan pisang yang lainnya. Bagi audience
yang mampu menjawab dengan benar, akan mendapatkan hadiah doorprize dari
panitia.

3.1.5 Penutupan
Diskusi atau sesi tanya jawab ini merupakan acara akhir dari kegiatan
sosialisasi ini dan dilanjutkan dengan penutupan. Penutupan dilakukan oleh
perwakilan kelompok untuk mengakhiri kegiatan sosialisasi dan ucapan
terimakasih kepada audience yang berkenan menghadiri kegiatan sosialisasi
pangan lokal ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Suhartono. 2011. Studi Pembuatan Roti Dengan Subtitusi Tepung Pisang


Kepok (Musa Paradisica Formatypica). Skripsi. Makassar: Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin.12

Firmansyah, I.2012. Penentuan Ukuran dan Teknik Penyimpanan Benih Pisang


Kepok (Musa sp.Abb group) dari Bonggol. Bogor:Institut Pertanian.

You might also like