INDUSTRI TAPIOKA
PROSES
Tapioka adalah pati yang terdapat dalam umbi ubi kayu, biasa disebut singkong.
UmbtI tanpa kulit mempunyai komposisi rata-rata sebagai berikut:
Air: 65%
Pati: 32%
Protein: 1%
Lemak: 0,4%
Serat: 0,8%
Abu: 0,4%
Selain pati, umbi singkong mengandung gula dan sedikit asam sianida dalam
kadar rendah. Asam sianida ini sebagian ada dalam bentuk asam bebas dan
sebagian lagi dalam bentuk senyawa kimia yang akan terbebaskan oleh asam
enzim apabila selnya dipecah.
Diagram alir proses tapioka dapat dilihat pada Gambar 13. Proses ekstraksi
pati dari umbi berawal dari pencucian dan pengupasan umbi. Karena struktur
akar yang khas pada tanaman singkong, pengupasannya dapat dengan mudah
dilaksanakan oleh tenaga wanita, dan ini dilakukan pada pabrik-pabrik kecil, Untuk
pabrik-pabrik skala besar, kegiatan pencucian dan pengupasan dipadukan dalam
satu operasi dengan alat pencuci mekanik. Alat ini terdiri dari tangki silinder
berperforasi yang terendam dalam air. Sebuah ulir spiral dalam bentuk sikat
akan memutar-balik umbi yang sedang ditangani, dan disikat dengan keras agar
kulit dan semua kotoran dapat terlepas. Sebuah pompa dipasang pada salah
satu ujung alat pencuci yang dihubungkan dengan sederetan pancar air yang
disusun sepanjang ulir. Pancar air yang keras ini akan membuang kulit yang
terkelupas dan kotoran yang melekat. Air pencuci mengalir dalam arah berlawanan
dengan aliran umbi dan, dengan demikian, dapat mengadakan pencucian secara
efisien,
Tahap selanjutnya adalah pembuatan bubur dari umbi tersebut dengan proses
pemarutan. Banyak jenis alat yang dapat digunakan untuk proses ini. Jenis
yang biasa digunakan adalah drum pemarut beralur yang digerakkan dengan
kecepatan tinggi oleh motor. Umbi didorong ke arah segi alur pemarut yang
berputar dan hasil parutan akan keluar melalui pelat penyaring. Konstruksi ini
menjamin produk yang dihasilkan akan berbentuk bubur halus, karena butiran
umbi yang masih terlalu besar di parut lagi dan dikeluarkan melalui pelat penyaring
itu.
Bubur halus yang diperoleh diumpankan kepada saringan goyang atau saringan
putar dan dicuci dengan air. Suspensi pati akan terbawa oleh air pencuci ini,
sedangkan buburya diparut untuk kedua kali, Tahap penyaringan juga diulang
dan suspensi pati dalam air pencuci kedua dicampur dengan suspensi pati yang
pertama. Campuran ini disaring melalui saringan sutra halus atau logam halus.SINGKONG
‘ir —-*| pencucIAN |--——> Ginbah Gai
Seng ef
Digabung
Air PENGUPASAN | ——+ Umbah Cai)
_—J
yore Pes —> Kult Singkong
Limbah Padat
+—> Tanah
PEMARUTAN
BUBUR:
KASAR, —* Air Cucian
L_____]
BUBUR HALUS:
Tinbah
—+ DITEKAN |
SARING
J
[Limbah Cair)
y DIKERINGKAN
SARING
Pati ONGGOK
SARINGAN +
HALUS MAKANAN TERNAK
ATAU KE PRODUKS!
ASAM SITRAT
—»—____
SENTRIFUGASI
a
Limbah Cai PENIRISAN
x
PENGERINGAN
TEPUNG
TAPIOKA
KERING
PENGEPAKAN
Keterangan:
‘Bahn Dak
[Limbah Padal
Cinbah Cain
Gambar 13, Proses Produksi Tapioka.Suspensi pati dimurnikan dengan cara pencucian dan pemekatan dalam sentrifus
yang kontinu.
Tahap terakhir proses ini adalah penirisan (pemisahan air) dilanjutkan dengan
pengeringan dalam alat pengering pneumatik yang menggunakan udara panas,
sehingga diperoleh tepung tapioka yang kering dan halus. Ampas penyaringan
kedua, yang masih berbentuk bubur ditiriskan atau dipisahkan airnya, biasanya
dapat dilakukan dengan menggunakan alat peras ulir ("screw press"), kemudian
dikeringkan di bawah sinar matahari. Produknya, yang disebut “onggok", dijual
untuk digunakan sebagai makanan ternak.
SUMBER LIMBAH CAIR
Dari uraian proses tersebut di atas dapat diketahui bahwa limbah cair dikeluarkan
dari tahap-tahap pencucian dan penirisan.
Kegiatan pencucian dan pengupasan merupakan kegiatan yang terbanyak dalam
menggunakan air dan juga merupakan penghasil limbah dengan kandungan padatan
tersuspensi, kasar dan halus terbanyak. Padatannya terutama terdiri dari kulit
singkong, potongan singkong dan tanah.
Pemekatan suspensi dan pencucian pati dengan sentrifus menghasilkan limbah
cukup banyak dengan kandungan padatan tersuspensi halus yang cukup tinggi.
Diperkirakan bahwa air limbah ini juga mengandung BOD dan COD yang relatif
tinggi.
Pada kegiatan pengeringan tepung tapioka, tidak banyak air limbah yang dipisahkan.
Sebaliknya, penirisan atau pengepresan onggok menghasilkan air limbah dengan
kadar BOD terlarut dan tersuspensi yang sangat tinggi.
PENGENDALIAN DI DALAM PABRIK UNTUK MENGURANGI
PENCEMARAN
Cara yang mudah dilaksanakan untuk mengurangi pencemaran adalah mengurangi
penggunaan air, terutama air pencuci dan pengupas singkong, dan memisah-
misahkan air limbah dari tiap tahap operasi.
Kebutuhan air pada pencucian dan pengupasan memang besar, tetapi limbahnya
(dan pencemarannya) dapat banyak dikurangi apabila dalam kegiatan ini diterapkan
resirkulasi_ air.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Di dalam bak pengendap ,air limbah bekas pencucian dan pengupasan dipisahkan
dari padatannya secara mekanik. Selanjutnya sebagian
atau lebih dari sebagian air tersebut diresirkulasi. Pada pengolahan ini diperlukan
perancangan, operasi dan perawatan bak yang tepat, sehingga kebutuhan akan
air tambah (make up) yang optimum dapat dicapai.Demikian pula, padatan tersuspensi dalam air bekas pencucian pati, yaltu buangan
dari separator sentritugal masih dapat diperoleh dan digunakan kembali dengan
demikian dapat mengurangi pencemaran dari limbah cair.
Kedua jenis air pencuci yang sudah dibersihkan sebagian dari padatan tersuspensi
itu kemudian dapat dicampur dengan air limbah pemerasan onggok dalam sebuah
bak ekualisasi (untuk menyeragamkan kualitas), kemudian diolah dengan cara
biologi. Berbagai cara pengolahan biologi dapat diterapkan, pemilihannya tergantung
pada faktor-faktor seperti luas lahan yang tersedia, tingkat teknologi, dan sebagainya.
Laguna teraerasi dengan waktu tinggal yang memadai merupakan cara yang
mudah dan hanya memerlukan investasi modal yang kecil. Kolam stabilisasi
yang terdiri dari kolam anaerob, kolam fakultatif dan kolam pematangan (maturation)
dengan nutrien yang tepat juga merupakan cara yang dapat diterapkan. Penggunaan
kolam lebih banyak dilakukan karena di sini tidak dibutuhkan mesin atau energi.
PENANGANAN LIMBAH PADAT
Limbah padat utama dari pabrik tapioka adalah: (1) Kulit singkong serta kotoran
Jain yang dikeluarkan dari operasi pencucian dan pengupasan setelah air dipisahkan,
dan (2) Onggok. Limbah yang pertama biasanya dibuang sebagai bahan penimbun
tanah. Kulit dan potongan ubi dipisahkan, dijemur, lalu dibakar.
Limbah padat yang kedua atau onggok merupakan limbah yang masih mempunyai
nilai yang cukup tinggi, yaitu sebagai makanan ternak. Oleh karena itu pemisahan
dan perolehannya kembali merupakan tindakan yang menguntungkan, selain banyak
mengurangi beban pencemaran, Onggok tersebut dikeringkan dengan cara dijemur
atau dengan cara lain, sebelum dibuang atau digunakan kembali sebagai bahan
baku untuk produksi asam sitrat.
PARAMETER UTAMA
Parameter utama pencemaran dari buangan pabrik tapioka adalah BOD, padatan
tersuspensi total dan pH, sedangkan COD dapat dicantumkan sebagai pelengkap.
BAKU MUTU LIMBAH CAIR
Baku mutu limbah cair pada Tabel 13.1 memperlihatkan hasil teknologi pengolahan
terbaik yang sekarang tersedia dan dapat dilaksanakan secara murah di Indonesia.
Baku mutu limbah yang baru pada tabel ini dipergunakan untuk perencanaan
dan perancangan semua industri tapioka yang baru atau yang dikembangkan.
Baku mutu limbah cair pada Tabel 13,2 mencerminkan penerapan teknologi praktis
terbaik untuk pengoperasian industri tapioka di Indonesia pada saat ini, Baku
mutu yang ada saat ini harus dipakai dan dicapai oleh seluruh industri tapioka.
Jika keadaan lingkungan mengharuskan, baku mutu yang lebih ketat harus di-
berlakukan, khususnya yang berkaitan dengan daur-ulang air dan pemanfaatannya.Tabel 13.1, Baku mutu limbah cair industri tapioka, berlaku bagi industri baru
atau yang diperluas dan bagi semua industri mulai tahun 1995.
Parameter Kadar Maksimum (mg/!) Matsimuse ieaneny
BOD 5 100 3,0
cop 250 75
Tss 60 24
Sianida (CN) 0,2 0,006
pH 6,0-9,0
Debit limbah cair maksimum 30 m%ton produk tapioka.
industri yang sudah beroperasi.
Tabel 13.2,Baku mutu limbah cair bag
Parameter Kadar Maksimum (mg/l) Maccimue tranny
BOD 5 200 12,0
cop 400 24,0
TSS 150 9,0
Sianida (CN) 05 0,03
pH 6,0-9,0
Debit limbah cair maksimum 60 m%ton produk tapioka.