Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Bahwa sesuai amanat konstitusi Negara Republik Indonesia pasal 28 H UUD 1945 ayat
(1) menyebutkan “ Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir bathin, bertempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan
kesehatan” Hak tersebut adalah Hak Warga Negara dan menjadi kewajiban Pemerintah
untuk memenuhinya. Oleh karena itu, amanat konstitusi tersebut merupakan tujuan akhir
pencapaiaan Pembangunan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
Adapun dasar hukum pembangunan infrastruktur bidang PLP adalah sebagai berikut :
Aturan Pemerintah yang terkait dengan aspek teknis bidang PLP antaranya merupakan
peraturan dan perundangan berikut :
Pasal 163(3) menyebutkan: lingkungan yang sehat bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain adalah limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan pemerintah, zat kimia yang berbahaya, air yang tercemar, udara yang
tercemar.
Pasal 50 ayat (1) huruf d menyebutkan pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
sebagai bagian dari upaya perlindungan dan pelestarian sumber air; Pasal 54
secara lebih rinci menjelaskan lagi cara pengaturan prasarana dan sarana
sanitasi.
a) Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah, baik sistem on-site
maupun off-site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan
masyarakat;
b) Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman;
c) Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman;
Pembangunan bidang PLP secara teknis harus merujuk kepada aturan UU yang
berlaku, disisi lain urusan pemerintahan sebagai mana termuat dalam perundang –
undangan tersebut diatas, diurus secara bersama atau konkuren oleh Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota ( UU 32/2014 , pasal 14. Ayat (1d) PP 38/2007).
Berdasarkan mandat peraturan yang berlaku, Kementerian Pekerjaan Umum Cq
Direktorat Jendral Cipta Karya memdapat tugas untuk melaksanakan pembinaan teknis
kepala daerah dalam penyelenggaraan PLP (Sub Bidang Drainase, Sub Bidang
Persampahan, Sub Bidang Air Limbah) secara baik.
Kondisi empirik ini kontra produktif dengan tujuan nasional dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui program percepatan pembangunan sanitasi
pemukiman sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMN 2010 – 2015 sebagai berikut :
a) Maksud :
b) Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah Memberikan informasi dan rekomendasi dalam
rangka Optimalisasi Pemanfaatan Sarana Prasarana Bidang PLP.
a) Ruang lingkup :
Kegiatan evaluasi infrastruktur bidang PLP yang meliputi : Drainase,
Persampahan dan Air Limbah meliputi Aspek Kelembagaan, Pemberdayaan,
Teknik lingkungan dan Teknik Sipil.
b) Output :
Kegiatan Evaluasi ini akan menghasilkan Laporan Akhir dan Buku Profil
Kelembagaan.
Sasaran kegiatan ini adalah meliputi ketiga infrastruktur bidang PLP yang tersebar pada
1 kota dan 4 Kabupaten yaitu Kota Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Manggarai
Barat, Kabupten Sika dan Kabupaten Sumba Timur. Adapun dasar pertimbangan
pemilihan 5 daerah tersebut menjadi sasaran kegiatan evaluasi karena kelima daerah
tersebut memiliki jumlah infrastruktur bidang PLP yang lebih banyak dibandingkan
dengan daerah lainnya sehingga dianggap representatif terhadap 22 Kabupaten/Kota di
NTT.
1.5. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi ini adalah 10 bulan atau 300 hari kalender,
terhitung mulai sejak penandatanganan Surat Kontrak Kerja (SPK). Detail waktu
pelaksanaan kegiatan evaluasi ini adalah sebagai berikut:
Tanggal mulai pelaksanaan kegiatan evaluasi : 02 Maret 2018
Tanggal selesai pelaksanaan kegiatan evaluasi : 31 Desember 2018
I. Perspektif kelembagaan
a. Keberfungsian infrastruktur bidang PLP dari perspektif kelembagaan
1. Pengertian kelembagaan
Kelembagaan pada umumnya bermakna organisasi atau institusi
yang dibentuk untuk mencapai tujuan dengan kata lain organisasi
bukanlah tujuan tetapi alat yang dibentuk untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian sebuah lembaga yang
didalamnya terdapat kewenangan tugas dan fungsi SDM, sarana
dan prasarana berperan vital dan strategis dalam mencapai tujuan
organisasi.
2. Syarat Kelembagaan yang baik
Memiliki visi dan misi
Adanya tujuan yang jelas
Terdapat struktur organisasi yang terarah
Adanya pembagian kerja yang jelas
Dapat melaksanakan peran yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya
3. Kelembagaan Pengelola Infrastruktur Bidang PLP
Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, bidang PLP yang adalah sub bidang dari
urusan pemerintahan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang merupakan urusan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintahan Kabupaten/Kota karena berkaitan dengan
pelayanan dasar (basic service). Pengaturan lebih lanjut tentang
hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Pada tingkatan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota sub bidang
persampahan, air, limbah, dan drainase untuk sub-sub bidang
Pengaturan, Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki kewenangan
sebagai berikut :
Sub Bidang Persampahan : Penetapan Lembaga Tingkat
Kabupaten Kota penyelenggara pengelolaan persampahan di
Wilayah Kabupaten/Kota
Sub Bidang Air Limbah : Pembentukan Lembaga Tingkat
Kabupaten/Kota sebagai penyelenggara prasarana air limbah di
Wilayah Kabupaten/Kota
4. Permasalahan dan kondisi ideal kelembagaan pengelola bidang
infrastruktur bidang PLP
a. Permasalahan kelembagaan
Sebagian institusi pengelola adalah berbentuk dinas,
bidang, seksi, sub seksi, dimana belum ada pemisahan
antara operator dan regulator
Struktur organisasi yang ada belum ditunjang dengan
kapasitas (jumlah dan mutu SDM yang memadai sesuai
dengan kewenangannya)
Tata laksana kerja belum jelas antara bagian administrasi
dan pelaksanaan teknis lapangan termasuk kewenangan
penarikan retribusi serta pengalokasian anggaran untuk
pendanaan investasi
Kurangnya koordinasi dan kerjasama antara instansi terkait
di lapangan
b. Postur kelembagaan bidang PLP ideal
Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelayanan public,
pengelolaan infrastruktur pengelola bidang PLP perlu ada
pemisahan antara institusi pengambil kebijakan (regulator)
dengan unit pelaksana teknis operasinal (operator) dengan
membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Kelembagaan harus memiliki SDM yang memadai dari
aspek jumlah dan mutu (quantity dan quality) dalam arti
besaran beban kerja berbanding lurus dengan besaran
jumlah dan mutu SDM.
Kelembagaan harus memilki kemampuan tata kelola yang
mumpuni dalam rangka terlaksananya tugas dan fungsi
pengelolaan infrastruktur bidang PLP secara efektif
Memiliki standard operating procedure
Memiliki perangkat kerja yang memadai
Adanya dukungan sumber pendanaan yang memadai
c. Tahapan pembentukan UPTD
Pembentukan UPTD dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan menteri dalam negeri no 12 tahun 2017 tentang
pedoman pembentukan dan klasifikasi cabang dinas dan UPTD
mengacu pada aturan tersebut pembentukan UPTD dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut
1. Penyusunana kajian akademis tentang perlunya
pembentukan UPTD
2. Melakukan analisis rasio belanja pegawai
3. Melakukan analisis beban kerja untuk menentukan
klasifikasi UPTD dengan syarat sebagai berikut :
a) Kelas A : mewadahi beban kerja yang besar, lingkup
tugas dan fungsinya meliputi 2 fungsi atau lebih pada
dinas/badan atau wilayah kerja lebih dari 1 kecamatan,
jumlah beban kerja 10 ribu atau lebih jam kerja efektif
per tahun.
b) Kelas B : mewadahi beban kerja yang kecil, lingkup
tugas dan fungsinya hanya 1 fungsi pada dinas/badan
atau wilayah kerjanya hanya 1 kecamatan dan jumlah
beban kerja antara 5 ribu sampai dengan kurang dari
10 ribu jam kerja efektif per tahun.
c) Hasil analisa beban kerja tersebut dituangkan dalam
dokumen kajian pembentukan UPTD
4. Penyusunan rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang
pembentukan UPTD
5. Konsultasi tertulis kepada Gubernur
6. Penatapan Keputusan Bupati tentang pembentukan UPTD
P engum pulan
D ata
Desk
Study
Pembahasan
Penyusunan Profil
Kelembagaan
Pelaporan
Selesai