You are on page 1of 6

Jurnal ILMU DASAR, Vol.17 No.

2, Juli 2016:73-78 73

Sintesis Senyawa Asetil Vanilat sebagai Komponen Senyawa Analgesik

Synthesis of Compounds Acetyl Vanilat as Analgesic Compound Components


Damayanti Iskandar*), Susy Yunita Prabawati
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
*)
Email: Damay.iskandar@gmail.com

ABSTRACT

Acetyl vanillate was synthesized to become an analgesic compound was conducted in two stages.
The first stage is oxidation vanillin using Tollens reagent. The result of the oxidation was
characterized by melting point and FTIR. The second stage, vanillic acid was acetylated using
acetic acid anhydrous under two conditions, that are acid and base using H2SO4 and NaOH 10%,
respectively. Two difference products from those processes were characterized using FTIR and
1
H-NMR. The result of the melting point vanillic acid test showed 204°C and the standard is
210°C. Vanilline was successfully oxidized, based on comparison FTIR spectra between vanilline
and its precursor that showed no functional group of C-H aldehyde at 2,700-2,800 cm-1. The
characteristics FTIR spectra under base conditions showed no absorption of functional group ‒OH
that substituted by an acetyl group. So that, the base catalyst indicated no product of the expected
compound. The product under acidic compounds have the characteristic yellow crystals with a
melting point of 130°C. Characteristics of FTIR showed no width absorption at wave number 3400
cm-1 and evidenced by 1H-NMR spectra. Shift peak at 2.342 ppm was an absorption acetyl
compounds. It was concluded that acetylation of acetyl vanillate compounds under acidic
conditions to produce the expected product.
Keywords: vanilin, vanilic acid, acetylation

PENDAHULUAN menyebabkan pendarahan, maka mulai


dilakukan sintesis senyawa turunan salisilat
Masyarakat diseluruh belahan dunia tidak lepas yang relatif kurang toksik dan lebih aman
dari rasa sakit seperti nyeri dan peradangan. digunakan (Asetya, 2010). Mukhrizal et al
Nyeri merupakan perasaan sensorik tidak (2013) juga telah melakukan sintesis senyawa
menyenangkan yang diakibatkan oleh metil 2-asetoksibenzoat dari minyak gandapura
kerusakan jaringan yang terjadi dalam tubuh. dan uji aktivitasnya sebagai senyawa analgesik.
Persentase penanganan nyeri di Indonesia Pada penelitian tersebut, bahan dasar yang
menggunakan obat-obatan konvensional adalah digunakan adalah minyak gandapura dan
52,1%. Sedangkan persentase penanganan anhidrida asetat (2:1) dengan katalis yang
nyeri dengan obat tradisional adalah 74% digunakan adalah NaOH. Metode yang
(Breivik et al. 2006). Secara umum digunakan dalam sintesis senyawa metil 2-
penanganan rasa nyeri telah dilakukan dengan asetoksi benzoat dalah metode refluks
memberi obat analgetik, berbagai obat rendemen yang diperoleh mencapai 80,928%.
analgetik konvensional telah banyak Senyawa produk berupa obat analgesik yang
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia seperti diperoleh diujikan terhadap mencit jantan galur
aspirin, paracetamol, amoxilin dan sebagainya. sebagai hewan uji.
Dewasa ini, penelitian di bidang Pada penelitian ini, dilakukan sintesis
farmakologi mulai mengembangkan obat- senyawa turunan asam asetil salisilat dengan
obatan sintesis dari bahan alam yang juga bahan dasar vanilin yang merupakan senyawa
memiliki fungsi sebagai obat analgesik. Asam yang banyak terdapat dalam tumbuhan vanilla.
asetil salisilat (aspirin) merupakan salah satu Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan.
obat konvensional yang sering digunakan untuk Tahap pertama yaitu oksidasi vanilin sehingga
meredakan rasa nyeri. Akan tetapi, asam asetil diperoleh senyawa asam vanilat, kemudian
salisilat memiliki efek yang merugikan antara tahap kedua yaitu asetilasi asam vanilat
lain menimbulkan iritasi lambung dan sehingga diperoleh senyawa asetil vanilat.

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


74 Sintesis Senyawa Asetil Vanilat… (Iskandar dan Prabawati)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (1:1) kemudian didinginkan pada suhu ruangan dan
oleh Mukhrizal (2013), asetilasi terhadap gugus dikeringkan menggunakan gas N2.
karboksilat dapat dilakukan dengan Sintesis senyawa asetil vanilat dilakukan dalam
menggunakan katalis basa, sedangkan reaksi suasana asam. 1,5 g asam vanilat dilarutkan dalam
10 mL anhidrida asetat dalam erlenmeyer 125 mL
sintesis aspirin dalam skala laboratorium yang masukkan magnetic stirer kemudian tambahkan satu
pernah dipraktekkan dilakukan menggunakan tetes asam sulfat 4,5 M ke dalam campuran reaksi,
katalis asam. Berdasarkan hal tersebut, proses erlenmeyer ditutup dan diaduk selama satu jam.
asetilasi asam vanilat pada penelitian ini Pada akhir reaksi, erlenmeyer didinginkan di dalam
dilakukan dengan menggunakan dua jenis wadah yang berisi air dingin selama 3-4 menit.
katalis yaitu asam dan basa, kemudian dapat Tambahkan campuran (air dingin 20 mL dan 15 g
dilihat perbandingan senyawa yang diperoleh es) kedalam erlenmeyer. Erlenmeyer ditutup dan
dari dua katalis tersebut. diaduk kuat. Proses pengadukan dan pendinginan
Berdasarkan strukturnya, aspirin dan asetil dilanjutkan untuk menyebabkan kristalisasi. Produk
disaring dengan vacum filter dan padatan dicuci
vanilat merupakan senyawa yang memiliki dengan 35 mL air dingin. Rekristalisasi padatan
gugus fungsi yang serupa. Mekanisme kerja dengan 95% etanol, kemudian dikeringkan
aspirin dalam proses menekan rasa nyeri adalah menggunakan gas N2.
dengan mengasetilasi gugus aktif serin dari
enzim prostaglandin (Wilmana, 1995),
sehingga pada penelitian ini, dilakukan reaksi HASIL DAN PEMBAHASAN
antara anhidrida asam dengan asam vanilat
untuk memperoleh gugus aktif asetil dalam Hasil Reaksi Oksidasi Vanilin
senyawa asam vanilat. Penambahan gugus aktif Sintesis senyawa turunan aspirin dengan bahan
tersebut memungkinkan asetil vanilat memiliki dasar vanilin diawali dengan reaksi oksidasi
peranan yang sama seperti aspirin. gugus aldehid menggunakan reagen Tollens
(AgNO3) (Sarker&Nahar, 2009). Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
METODE
2AgNO3+NaOHAg2O+H2O+2Na++2NO3- (1)
Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian adalah
larutan AgNO3, larutan NaOH, akuades, vanilin,
Endapan Ag2O yang dihasilkan berwarna
asam sulfat pekat, kloroform (E-Merck), etanol (pa), coklat kehitaman kemudian dicuci dengan
anhidrida asetat (pa). aquades, selanjutya direaksikan dengan vanilin
dan NaOH berlebih unuk menghasilkan asam
Oksidasi Vanilin vanilat. Pembentukan asam vanilat terlihat
Larutan 3,377 g AgNO3 (20 mmol) dicampurkan ketika larutan yang awalnya berwarna coklat
dengan larutan 0,9254 g NaOH (23 mmol), diaduk kehitaman berubah menjadi krem dan terbentuk
selama 5 menit. Endapan Ag2O yang terbentuk endapan cermin di dinding gelas reaksi yang
disaring lalu dicuci akuades. Ag2O yang telah merupakan endapan Ag sebagai produk
disaring, ditambahkan 30 mL aquades. 3,9282 g (97
mmol) pellet NaOH dalam 10 mL akuades sambil
samping dari reaksi oksidasi. Analisis titik
diaduk kuat kemudian temperatur dinaikkan leleh asam vanilat yang diperoleh dibandingkan
mencapai 58-650C, 3,044 g vanilin (20 mmol) dengan senyawa prekursornya yaitu vanilin,
dimasukkan dan diaduk kuat selama lebih kurang 10 diperoleh titik leleh asam vanilat adalah 204°C
menit. Campuran didinginkan sesaat dan disaring, dan vanilin adalah 80°C. Hasil FTIR produk
filtratnya diasamkan dengan asam sulfat pekat dibandingkan dengan reaktan yang digunakan
sampai terbentuk kristal asam vanilat yang tidak yaitu vanilin. perbandingan spektrum terlihat
larut lagi. Kristal asam vanilat yang terbentuk pada Gambar 2:
difiltrasi dan diekstraksi menggunakan etilasetat.

Asetilasi Asam Vanilat


Sintesis senyawa asetil vanilat dalam suasana basa,
1,5 g asam vanilat dilarutkan dalam 25 mL NaOH
10%, setelah larut ditambahkan 30 g es batu yang
telah dihancurkan dilanjutkan dengan penambahan 4
mL anhidrida asetat kemudian di aduk kuat selama
lebih kurang 20 menit. Hasilyang terbentuk di
rekristalisasi menggunakan etanol dan air hangat

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


Jurnal ILMU DASAR, Vol.17 No.2, Juli 2016:73-78 75

Gambar 2. Perbandingan spektrum FTIR Gambar 3. Spektrum FTIR senyawa produk


senyawa produk dengan reaktannya, dalam suasana basa.
a. Spektrum FTIR dari senyawa
reaktan, b. Spektrum FTIR dari Berdasarkan hasil FTIR, terjadi serapan
senyawa produk kuat dan lebar pada bilangan gelombang
3417.86cm-1 memperlihatkan bahwa masih
Berdasarkan Gambar 2, terlihat perbedaan terdapat gugus hidroksi yang tidak tersubtitusi
gugus fungsi antara vanilin dan asam vanilat oleh senyawa asetil. Hal ini membuktikan
pada bilangan gelombang 2738.92; 2669.48 bahwa anhidrida asetat yang ditambahkan ke
cm-1 merupakan vibrasi C-H dari gugus aldehid dalam campuran garam vanilat tidak
senyawa vanilin yang tidak terlihat pada menyerang gugus hidroksi. Reaksi asam vanilat
spektrum senyawa asam vanilat, hal tersebut dan anhidrida asetat dalam suasana basa tidak
menandakan bahwa aldehid dari vanilin telah membuktikan terbentuknya senyawa produk
teroksidasi. Selain itu, vibrasi C=O dari gugus yang diharapkan. Spektrum asetilasi dalam
aldehid senyawa vanilin berada pada bilangan suasana asam dibandingkan dengan spektrum
gelombang 1666.50 cm-1 sedangkan vibrasi dari senyawa reaktan. Perbandingan spektrum
C=O dari gugus asam karboksilat senyawa terlihat pada Gambar 4:
asam vanilat bergeser ke bilangan gelombang
yang lebih besar yaitu 1681.93 cm-1.
Pergeseran bilangan gelombang tersebut
disebabkan karena adanya efek induksi negatif
gugus oksigen dari asam karboksilat, yang
mengakibatkan elektron-elektron dari gugus
karbonil seolah tertarik ke gugus oksigen
sehingga frekuensi serapan senyawa C=O
menjadi lebih tinggi dan berada pada bilangan
gelombang yang lebih tinggi.

Hasil Sintesis Senyawa Asetil Vanilat Gambar 4. Spektra FTIR dari senyawa asam
Sintesis senyawa asetil vanilat dilakukan vanilat dan senyawa produk.[(a)
menggunakan katalis asam dan basa senyawa produk sintesis. (b)
diharapkan dapat membantu esterifikasi gugus senyawa asam vanilat].
hidroksi dari asam vanilat dengan anhidrida
asetat. Produk yang diperoleh dari kedua Berdasarkan spektrum yang terdapat pada
katalis tersebut cairan berwarna coklat sebagai Gambar 4, Pada senyawa asetil vanilat,
hasil asetilasi menggunakan katalis basa dan terdapat serapan kecil pada bilangan
serbuk berwarna kuning sebagai produk gelombang 3425.58 cm-1. sedangkan pada
asetilasi menggunakan katalis asam. Produk senyawa asam vanilat terdapat serapan tajam
yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan pada bilangan gelombang 3479.58 cm-1 yang
FTIR, spektrum karakterisasi senyawa produk merupakan bilangan gelombang dari -OH.
dalam suasana basa disajikan pada Gambar 3: Perbedaan tersebut mengindikasikan bahwa
gugus hidroksi dari asam vanilat telah
mengalami reaksi asetilasi dengan anhidrida
asetat, hal tersebut membuktikan bahwa produk
sintesis menghasilkan senyawa asetil vanilat.
identifikasi dilanjutkan dengan menggunakan

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


76 Sintesis Senyawa Asetil Vanilat… (Iskandar dan Prabawati)

spektroskopi H1 NMR, spektrum yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


diperoleh disajikan pada Gambar 5: Vane dan Botting (2003), disimpulkan bahwa
aspirin mampu menghambat rasa sakit dengan
cara mengasetilasi gugus aktif dari enzim
siklooksigenase sehingga pembentukan
prostaglandin sebagai raseptor rasa nyeri dapat
terhambat. Pada penelitian ini, vanilin memilki
gugus aktif berupa gugus aldehid yang dapat
mengalami reaksi oksidasi sehingga diperoleh
senyawa asam karboksilat sebagai salah satu
gugus aktif dari senyawa aspirin. Selain itu
juga terdapat gugus hidroksi yang dapat
mengalami reaksi asetilasi dengan senyawa
anhidrida asam membentuk senyawa asetil
Gambar 5. Spektrum 1H NMR dari senyawa vanilat. Gugus asetil yang disubtitusikan ke
hasil sintesis dalam senyawa asam vanilat merupakan gugus
aktif dari senyawa asetil vanilat dan dapat
Tabel 1. Identifikasi jumlah proton pada mengasetilasi gugus aktif dari enzim
spektra 1H NMR siklooksigenase sehingga produksi hormon
Integrasi
Puncak
Pergeseran
luas
Kenampakan Identifikasi prostaglandin sebagai reseptor rasa nyeri dapat
kimia spektra jumlah proton terhambat. Sintesis senyawa asetil vanilat
puncak
3 proton (CH3) diharapkan memiliki kemampuan yang sama
A 2,342 28,36 Singlet
dari asetil
3 proton dari dengan aspirin sebagai obat penghilang rasa
B 3,906 24,85 Singlet
metoksi nyeri.
2 proton dari
7,766-7.703 7,92 dan 8,16 Doublet
benzen
C
1proton
7,258 5,60 Singlet
benzen KESIMPULAN

Berdasarkan hasil identifikasi 1HNMR, Sintesis senyawa asetil vanilat sebagai


terlihat bahwa puncak ke 4 dari gugus komponen senyawa analgesik dapat dilakukan
karboksilat tidak terlihat pada spektrum, hal dalam suasana asam dan dapat diprediksikan
tersebut disebabkan oleh lingkungan proton mekanisme reaksi yang terjadi adalah SN2
dari asam karboksilat menyebabkan peak yang (Substitusi Nukleufilik 2).
muncul dari senyawatersebut menjadi sangat
lebar dan menunjukkan intensitas yang sangat Ucapan Terima Kasih
lemah. Lebar peak yang terbentuk Pada kesempatan ini kami mengucapkan
mengakibatkan peak dari karboksilat hampir terimakasih kepada Fakultas Sains dan
tidak terlihat pada pergeseran spektrum 1H Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
NMR (Pavia et al, 2009), sehingga identifikasi yang telah membantu memberikan sarana dan
senyawa karboksilat cukup dilakukan dengan prasarana pada penelitian ini.
spektroskopi FTIR. Mekanisme reaksi yang
terjadi diprediksi sebagai reaksi SN2 dan DAFTAR PUSTAKA
disajikan pada Gambar 6:
Asetya.D.M. 2010. Sintesis Asam 2-(2’-
klorobenzoiloksi)Benzoat dan Uji Aktivitas
Analgesik pada Mencit (Mus musculus).
Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga.Surabaya.halaman.3.
Breifik.H., Cohen. Collet,B., Ventafrida,V.
Cohen,R., Gallacher.2006.Survey of
Chronic Pain in Europe: Prevalence,
Impact on Daily Life and Treatment.
Gambar 6. Mekanisme reaksi asetilasi asam Europian Journal of Pain.Vol.10.No.4.
vanilat dalam suasana asam. halaman:1.
Mukhrizal. Matsjeh.S., Wijianto.B., 2013.
Sintesis Metil 2-Asetoksibenzoat dari

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


Jurnal ILMU DASAR, Vol.17 No.2, Juli 2016:73-78 77

Minyak Gandapura dan Uji Aktivitasnya


sebagai Senyawa Analgesik. Naskah
Publikasi. Universitas Tanjung Pura.
Pontianak.
Pavia.D.L., Lampman.G.M., Kriz.G.S.,
Vyvyan.J.R. 2009. Introduction to
Spectroscopy. Fourth Edition. USA. Pre
Press PMG.158.
Sarker.S.D and Nahar.L. 2009. Kimia Untuk
Mahasiswa Farmasi bahan kimia organik,
alam dan umum. Diterjemahkan oleh:
Abdul Rohman, M.Si.,Apt. Celeban
Timur,Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm:
137-138.
Vane.J.r. and Botting.R.M. 2003. The
Mecanism of Action of Aspirin. Thrombosis
Research Journal. 110.255-258.
Wilmana.P.F. 1995.Analgesik-Antipiretik
Analgesik Anti-Inflamasi Non Steroid dan
Obat Pirai. Sulistiana
G.Ganiswara.Farmakologi dan Terapi.
Edisi keempat. Jakarta: GayaBaru.207-209.

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


78 Sintesis Senyawa Asetil Vanilat… (Iskandar dan Prabawati)

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

You might also like