You are on page 1of 12

LAPORAN PENGENDALIAN PROSES

DINAMIKA SISTEM LEVEL


Dosen Pembimbing: Heriyanto, Ir,. M.T.

Kelas : 2C / D3-Teknik Kimia


Kelompok : 3C
Nama & NIM : Bayu Ravik Nugraha [NIM 161411069]
Brigita Graceria M.K [NIM 161411070]

Tanggal Praktikum : 19 Maret 2018


Tanggal Pengumpulan : 26 Maret 2018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
DINAMIKA TANGKI GRAVITASI

I. TUJUAN PRAKTIKUM
- Melakukan uji step
- Mempelajari perilaku dinamika tangki gravitasi sebagai model sistem FOPDT (First
Order Plus Dead Time)
- Mempelajari perilaku nonlinier pada proses.

II. DATA PENGAMATAN


2.1 Karakteristik Statik
a. Hubungan Antara PV dan MV Pada Operasi Beban Normal

Karakteristik Statik Beban Normal


120,000

100,000

80,000

60,000
PV

40,000
y = 43.596x - 7813.6
R² = 0.9335
20,000

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
-20,000
MV

Bentuk dari kurva karakteristik statiK adalah kurva linier, dapat terlihat jelas dari
grafik, juga dapat dibuktikan dengan persamaan dengan nilai R2 nya yang besar
yaitu 0,9335 (mendekati angka 1).
b. Hubungan Antara PV dan MV Pada Operasi Beban Maksimum

KARAKTERISTIK STATIK BEBAN


MAKSIMUM
60,000

50,000

40,000

30,000
PV

y = 50.446x + 2045.3
20,000 R² = 0.9128
10,000

0
0 200 400 600 800 1000 1200
-10,000
MV

Bentuk dari kurva karakteristik static adalah kurva linier, dapat terlihat jelas dari
grafik, juga dapat dibuktikan dengan persamaan dengan nilai R2 nya yang besar
yaitu mendekati 1.

2.2 Karakteristik Dinamik


a. Pada Titik Operasi 50%

Karakteristik Dinamik Titik Operasi (50%)


120000

100000
PV, SP, MV, Beban (%)

80000
PV
60000
SP
40000
MV
20000 Beban

0
0 50 100 150 200 250 300
-20000
Waktu (detik)

Bentuk dari kurva karakteristik dinamik titik operasi 50% adalah kurva non-
linier
t1 : 42 s
t2 : 50 s
Konstanta waktu proses = 1,5 (t2-t1)
= 1,5 (50 s-42 s)
= 12 s
Dead time process = t2 – konstanta waktu proses
= 50 s – 12 s
= 38 s
∆𝑦
Kp = ∆𝑥
50
= 50

= 1%/s

b. Pada Titik Operasi 30%

Karakteristik Dinamik Titik Operasi 30%


120000

100000
PV, SP, MV, Beban

80000
PV
60000
SP
40000
MV
20000 Beban

0
0 50 100 150 200 250
-20000
Waktu (detik)

Bentuk dari kurva karakteristik dinamik titik operasi 30% adalah kurva non-
linier
t1 : 15 s
t2 : 20 s
Konstanta waktu proses = 1,5 (t2-t1)
= 1,5 (20 s-15 s)
= 7,5 s
Dead time process = t2 – konstanta waktu proses
= 20 s – 7,5 s
= 12,5 s
∆𝑦
Kp = ∆𝑥
10
= 60

= 0,167 %/s

c. Pada Titik Operasi 70%

Karakteristik Dinamik Titik Operasi 70%


120000

100000
PV, SP, MV, Beban

80000
PV
60000
SP
40000
MV
20000 Beban

0
0 50 100 150 200 250 300
-20000
Waktu (detik)

Bentuk dari kurva karakteristik dinamik titik operasi 70% adalah kurva non-
linier
t1 : 13 s
t2 : 35 s
Konstanta waktu proses = 1,5 (t2-t1)
= 1,5 (35 s-13 s)
= 22 s
Dead time process = t2 – konstanta waktu proses
= 35 s – 22 s
= 13 s
∆𝑦
Kp = ∆𝑥
70−50
= 100−70

= 0,67 %/s
III. PEMBAHASAN
3.1 Oleh BAYU RAVIK NUGRAHA [ NIM 161411069 ]

Pada praktikum kali ini yaitu dinamika sistem level bertujuan untuk melakukan
uji step, mempelajari perilaku dinamika tangki gravitasi sebagai model sistem FOPDT
(First Order Plus Dead Time) dan mempelajari perilaku nonlinier pada proses.
Praktikum dilakukan dengan menggunakan simulator dari aplikasi karena pada saat
praktikum berlangsung alat dalam kondisi yang kurang baik (adanya kendala pada alat),
dengan penentuan karakteristik statik dilakukan dengan variasi operasi beban normal
dan operasi beban maksimum. Sementara itu penentuan karakteristik dinamik dilakukan
dengan variasi pada satu titik operasi dan dua titik operasi.

Pengendali bertugas untuk membawa nilai variabel proses ke nilai setpoint


melalui perubahan nilai variabel pengendali atau manipulated variable (MV). Bila
terjadi gangguan, perubahan beban, atau perubahan setpoint, nilai variabel proses
diharapkan mencapai sepoint dengan cepat (dalam waktu sesingkat-singkatnya), tepat
(tidak ada perbedaan dengan setpoint), stabil (tidak ada fluktuasi).

Percobaan dilakukan dengan mengubah nilai steady state ke nilai steady state
yang lain (yang baru) yang bertujuan untuk mengetahui uji respons step dari pengendali.
Dari grafik yang telah dibuat dapat ditentukan sifat linear suatu proses. Pada kurva
karakteristik statik, hubungan antara PV dan MV membentuk kurva yang linear. Dari
grafik yang kami peroleh pada karakteristik statik pada hubungan antara PV dan MV
pada operasi beban normal, respon pengendali lebih cepat mencapai set point, hal ini
terjadi karena beban atau gangguan yang terjadi pada sistem dalam kondisi normal
(tidak berpengaruh besar terhadap sistem), sedangkan dari grafik karakteristik statik
pada hubungan antara PV dan MV pada operasi beban maksimum menunjukan waktu
untuk mencapai set point lebih lambat dibandingkan dengan operasi beban normal hal
ini menunjukan bahwa pada kondisi beban atau gangguan maksimum mengakibatkan
respons alat pengendali akan lebih lambat mencapai set point, hal ini dapat dibuktikan
dari R2 pada operasi beban normal lebih besar (R2 = 0.9335) dari pada R2 pada operasi
beban maksimum (R2 = 0,9128 ) (semakin mendekati 1).
Parameter sistem proses dapat disederhanakan menjadi 3 jenis yaitu steady-state
gain (Kp) yang menentukan sensitivitas respon; time constant (τp) yang menentukan
kecepatan respons; dead time, yang menentukan besar tundaan respons. Model sistem
proses dengan tiga parameter ini dikenal dengan mode FOPDT (First Order Plus Dead
Time). Dari data yang diperoleh selama praktikum dapat ditentukan ketiga nilai tersebut.

Karakteristik dinamik pada titik operasi 30% memiliki :

 nilai p = 7,5 s
 nilai p = 12,5 s
 nilai Kp = 0,167
Karakteristik dinamik pada titik operasi 50% memiliki :

 nilai p = 12 s
 nilai p = 38 s
 nilai Kp = 1
Karakteristik dinamik pada titik operasi 70% memiliki :

 nilai p = 22 s
 nilai p = 13 s
 nilai Kp = 0,67
Bila ditinjau dari ketiga hasil parameter di atas dianggap tidak sama dengan perbedaan
lebih dari 5%. Pada kurva karakteristik dinamik pun dapat dilihat bahwa hubungan PV,
MV, SP, dan beban adalah non-linear terhadap waktu. Dari hasil uji simulasi diperoleh
bahwa besarnya nilai amplitudo akan berpengaruh terhadap konstanta waktu dan static
gain (Kp). Dimana semakin besar nilai amplitudo yang diberikan maka akan semakin
besar pula nilai static gainnya (Kp), namun nilai konstanta waktunya berbeda-beda
dengan tidak berbeda jauh. Sedangkan untuk nilai death time sendiri pada percobaan
titik oprasi 30% dan 70 % memiliki nilai yang hampir sama yaitu sebesar 12,5s dan 13s,
hal ini menandakan bahwa pada pengendalian level ini respon dari pengendali sangat
peka (cepat).
3.2 Oleh BRIGITA GRACERIA MEDI KUSUMA [ NIM 161411070 ]
Sistem level dalam percobaan ini berperilaku sebagai tangki gravitasi dengan laju
aliran keluar sebanding dengan akar dari tinggi cairan. Sistem ini bersifat self-
regulating,
yang berarti mampu mencapai kemantapan sendiri jika terjadi perubahan aliran masuk
atau keluar. Dalam mengoperasikan peralatan proses, pertama-tama perlu mengetahui
perilaku dinamika sistem proses yang ditunjukkan oleh respons variabel proses
terhadap
perubahan sinyal kendali.
Pengendalian Proses pada dasarnya adalah usaha menjaga nilai variabel proses
terkendali (PV) agar sedekat mungkin dengan nilai setpoint (SP) meskipun terjadi
gangguan, perubahan beban, atau perubahan setpoint. Pengendali bertugas untuk
membawa nilai variabel proses ke nilai setpoint melalui perubahan nilai variabel
pengendali atau manipulated variable (MV). Bila terjadi gangguan, perubahan beban,
atau perubahan setpoint, nilai variabel proses diharapkan mencapai sepoint dengan
kriteria:
 Cepat (dalam waktu sesingkat-singkatnya),
 Tepat (tidak ada perbedaan dengan setpoint).
 Stabil (tidak ada fluktuasi)
Praktikum dinamika sistem level kali ini bertujuan untuk melakukan uji step,
mempelajari perilaku dinamika sistem level sebagai model sistem FOPDT (First Order
Plus Dead Time), dan mempelajari perilaku nonlinier pada proses. Praktikum dilakukan
dengan menggunakan simulator dari aplikasi, dengan penentuan karakteristik statik
dilakukan dengan variasi operasi beban normal dan operasi beban maksimum.
Sementara itu penentuan karakteristik dinamik dilakukan dengan variasi pada satu titik
operasi dan dua titik operasi. Sistem level dalam percobaan ini berperilaku sebagai
tangki gravitasi dengan laju aliran keluar sebanding dengan tinggi cairan.

Masukan sistem diubah dari satu nilai steady state ke nilai steady state yang lain.
Penentuan parameter sistem proses pada praktikum kali ini menggunakan Metode Smith
karena dianggap lebih teliti dalam analisisnya dan dapat diperoleh respons lengkap.
Pada teori metode Smith, diperlukan dua pengukuran nilai waktu, yaitu y mencapai
28,3% dan 63,2% dari rentang perubahan. Waktu t1 dan t2 dihitung sejak masukan
mulai berubah.

Identifikasi sistem proses adalah menentukan parameter proses yang dipakai


untuk menentukan nilai parameter pengendali. Parameter sistem proses dapat
disederhanakan menjadi 3 jenis yaitu steady-state gain (Kp), yang menentukan
sensitivitas respon; time constant (τp), yang menentukan kecepatan respons; dead time,
yang menentukan besar tundaan respons. Model sistem proses dengan tiga parameter ini
dikenal dengan mode FOPDT (First Order Plus Dead Time). Dari data yang diperoleh
selama praktikum dapat ditentukan ketiga nilai tersebut.

Karakteristik dinamik pada titik operasi 30% memiliki :

 nilai p = 7,5 s
 nilai p = 12,5 s
 nilai Kp = 0,167
Karakteristik dinamik pada titik operasi 50% memiliki :

 nilai p = 12 s
 nilai p = 38 s
 nilai Kp = 1
Karakteristik dinamik pada titik operasi 70% memiliki :

 nilai p = 22 s
 nilai p = 13 s
 nilai Kp = 0,67
Dari grafik yang telah dibuat dapat ditentukan sifat linear suatu proses. Pada kurva
karakteristik statik, hubungan antara PV dan MV membentuk kurva yang linear. Pada
operasi beban normal didapat persamaan regresi linier y = 43,59x – 7813 dengan nilai
R2 = 0,933. Pada operasi beban maksimum didapat persamaan regresi linier y = 50,44x
+ 2045 dengan nilai R2 = 0,912. Bila ditinjau dari ketiga hasil parameter di atas
dianggap tidak sama dengan perbedaan lebih dari 5%. Pada kurva karakteristik dinamik
pun dapat dilihat bahwa hubungan PV, MV, SP, dan beban adalah non-linear terhadap
waktu.
IV. KESIMPULAN
1. Uji step pada simulasi dinamika level telah dilakukan.
2. Perilaku dinamik sistem level pada berbagai titik operasi:

Titik Titik Titik

Operasi Operasi Operasi

30% 50% 70%

Konstanta waktu proses (p) 7,5 s 12 s 22 s

Dead time process (p) 12,5 s 38 s 13 s

Static Gain Process (Kp) 1 0,5 0,5

3. Didapatkan perilaku linear di kedua variasi beban pada proses simulasi dinamika level,
pada operasi beban normal didapat nilai R2 = 0,933. Pada operasi beban maksimum
didapat nilai R2 = 0,912. Semakin tinggi sinyal kendali menghasilkan kenaikan variabel
proses. Pada beban maksimum, kurva karakteristik statik akan bergeser ke atas.

V. DAFTAR PUSTAKA

Heriyanto (2010). Pengendalian Proses. Jurusan Teknik Kimia, Bandung: POLBAN

Cooper, D.J. (2004). Practical Procxess Control. Control Station.

Wade, H. L. (2004). Basic and Adavanced Regulatory Control: System Design and

A pplication. Ed. 2, ISA, NC.

You might also like